Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN PEMAHAMAN ISI CERITA/BACAAN DENGAN

MEDIA VIDEO PADA PESERTA DIDIK KELAS RENDAH SEKOLAH


DASAR

Astri Dewi Prabandari1, Selamet Santoso2 , Andi Asrafiani Arafah3


123
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka

andiasra@fkip.unmul.ac.id

Abstrak
Kecenderungan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai pemahaman isi cerita/ bacaan
menggunakan pola pengajaran yang identik. Hal ini berakibat pada bosannya peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian ini memiliki tujuan mengupayakan peningkatan hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi memahami isi cerita/ bacaan
dengan menggunakan video bagi peserta didik kelas rendah sekolah dasar serta upaya peningkatan
pemahaman isi cerita/ bacaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi dengan menggunakan
video pada peserta didik kelas rendah sekolah dasar. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus perbaikan pada materi pokok memahami isi cerita/ bacaan. Dalam penelitian ini
didapatkan hasil belajar peserta didik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia naik dari 41, 67 %
siklus pertama menjadi 83, 33% pada siklus kedua. Tingkat pemahaman isi cerita/ bacaan juga
meningkat dari rata-rata nilai 77, 08 pada siklus pertama menjadi 90, 83 pada siklus kedua.
Penggunaan media video dapat mempengaruhi hasil belajar dan pemahaman pada isi cerita/ bacaan
bagi peserta didik kelas rendah sekolah dasar menjadi lebih baik.

Kata Kunci: hasil belajar, pemahaman ceita/ bacaan, ketuntasan belajar, bahasa Indonesia, video

PENDAHULUAN

Kemampuan literasi meliputi penguasaan bahasa, bersastra, dan berpikir. Literasi juga sangat penting
karena digunakan dalam bekerja dan belajar sepanjang hidup. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
salah satu kegiatan pembelajaran literasi yang bertujuan untuk pertukaran informasi pada konteks
sosial budaya Indonesia.
Bahasa Indonesia dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu mulai dari pendidikan Sekolah Dasar
hingga pendidikan Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. Keterampilan yang hendak harus
dikuasai peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia diantaranya memperhatikan baik-baik yang
dibacakan atau dikatakan orang, memahami isi dari apa yang ditulis dan menyaksikan atau menonton,
bercakap dan menyajikan, serta menuangkan ide dalam bentuk tulisan.
Adapun masalah-masalah yang teridentifikasi pada kegiatan perbaikan yang telah dilaksanakan adalah
sebagai berikut: (1) Masih ditemukan peserta didik yang menjawab pertanyaan dari bacaan yang
salah. (2) Kemampuan memahami sebuah cerita/ bacaan masih rendah.
Dari hasil diskusi dengan supervisor 2 terungkap bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasaai
dan memahami materi bahasa Indonesia dalam memahami cerita/ bacaan yang diberikan/ diajarkan di
kelas, dan atau membaca/ mengolah informasi yang mereka baca/ dengar di media adalah Masih ada
siswa yang saat membaca hanya berpusat bagaimana mereka membaca, bukan menyerap apa yang
mereka baca. Banyak siswa kurang berkonsentrasi saat mereka membaca atau mendengarkan
informasi.
Setelah melalui refleksi diri dan konsultasi dengan supervisor, maka hipotesis tindakan perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah sebagai
berikut:

memberikan motivasi belajar, menggunakan media video berisi cerita/informasi yang menarik, dan
meningkatkan kegiatan literasi.
Video adalah salah satu media elektronik yang tayangannya dinamis dan menarik, karena merupakan
gabungan antara teknologi audio dan visual. Video ada dalam bentuk VCD dan DVD agar mudah
dibawa, gampang dipakai, dapat mencapai pemirsa yang banyak dan tayangannya disukai orang
(Yudianto, 2017). Manfaat video yang dipakai untuk media pembelajaran, diantaranya memiliki
manfaat berhubungan dengan perhatian, berhubungan dengan perasaan, berhubungan dengan
pengetahuan dan berhubungan dengan tingkat kepuasan (Arsyad 2003). Menurut Sudjana dan Rivai
(1992) manfaat pemakaian media video yaitu: (1) dapat memotivasi; (2) arti pesan yang ingin
disampaikan akan lebih jelas sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Hal ini memungkinkan
terjadinya maksud dari pesan tersebut dapat tersampai dengan baik.
Berdasar paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian media video bermanfaat dalam
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap isi cerita/ bacaan yang mereka baca/ dengar, dapat
meningkatkan nilai peserta didik dan dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka prioritas pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan
media video berisi cerita/ informasi yang menarik pada siswa kelas rendah sekolah dasar, pemahaman
peserta didik terhadap cerita/ bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat lebih baik.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dinyatakan problem yang ingin diperbaiki dalam
penelitian ini, sebagai berikut: bagaimanakah meningkatkan hasil belajar materi membaca dalam
menentukan hal-hal penting sebuah cerita/ bacaan dengan media video serta bagaimanakah
meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran materi membaca cerita/ bacaan untuk menentukan
hal-hal penting dengan media video.
Tujuan dari penelitian ini yakni menggambarkan peningkatan hasil belajar materi membaca cerita/
bacaan untuk menentukan hal-hal penting dengan media video dan mendeskripsikan peningkatan
minat siswa dalam pembelajaran materi membaca cerita/ bacaan untuk menentukan hal-hal penting
dengan media video. Hasil dari penelitian ini diupayakan dapat memberikan pemahaman peserta didik
dalam menentukan hal-hal penting dalam sebuah cerita/ bacaan dengan media video.
Media merupakan kata tunggal yang berasal dari bahasa Latin dan mempunyai bentuk jamak
medium yang memiliki makna perantara atau pengantar. Gagne (dalam Arief S Sadiman,
2012) menyatakan bahwa media merupakan sejenis komponen dalam lingkungan belajar siswa
yang dapat menstimulus mereka untuk belajar. Sedangkan menurut Bringgs (dalam Arief S
Sadiman, 2012) mengatakan bahwa media merupakan sarana fisik yang dapat menampilkan
informasi serta dapat membangkitkan keingintahuan peserta didik untuk belajar. Kelebihan media
video adalah (a) Tampilannya menarik, (b) Menghemat waktu dan dapat ditayangkan berkali-kali, (c)
Dapat digunakan pada kelompok kecil maupun besar.

Video adalah salah satu media elektronik yang tayangannya dinamis dan menarik, karena merupakan
gabungan antara teknologi audio dan visual. Video dapat berbentuk VCD dan DVD sehingga mudah
dibawa, gampang dipakai, dapat mencapai penonton yang banyak dan tayangannya disukai orang
(Yudianto, 2017). Manfaat video yang dipakai untuk media pembelajaran, diantaranya memiliki
manfaat berhubungan dengan perhatian, berhubungan dengan perasaan, berhubungan dengan
pengetahuan dan berhubungan dengan tingkat kepuasan (Arsyad 2003). Menurut Sudjana dan Rivai
(1992) manfaat pemakaian media video yaitu: (1) dapat memotivasi; (2) arti pesan yang ingin
diteruskan akan lebih bermakna sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Hal ini menjadikan
tujuan dari pesan tersebut dapat tersampai dengan baik.
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Menggunakan Media Video
Tahapan yang harus dilaksanakan dengan metode ini adalah sebagai berikut: (1) peserta didik diajak
berdiskusi mengenai sebuah cerita yang pernah mereka baca atau saksikan, (2) Peserta didik diminta
bercerita dengan bahasa mereka sendiri, (3) Peserta didik diajak menyaksikan tayangan video berisi
sebuah cerita baru, (4) Peserta didik diminta menyaksikan dengan bersungguh-sungguh, (5) Setelah
tayangan selesai, siswa diberi pertanyaan pemantik, seperti apa judul cerita tadi? Siapa saja tokohnya?
Dimana kejadiannya? (5) Peserta didik diberi pertanyaan-pertanyaan mengenai cerita tadi, (6) Salah
satu peserta didik diminta maju untuk menceritakan kembali cerita yang mereka tonton, dengan
menggunakan bahasa mereka sendiri.
Keunggulan media video, menurut Andi Prastowo (2012: 302), antara lain: a. Peserta didik terkesan
setelah menyaksikan, b. Hal yang susah dilihat/terwujud dapat dilihat dengan menyaksikan video, c.
Dapat melihat perubahan dalam periode waktu tertentu, d. Peserta didik untuk mengalami perubahan
perasakan, dan e. Dapat melihat tontonan contoh kehidupan riil yang dapat menimbulkan pertanyaan
bagi peserta didik. Namun media video juga memiliki kelemahan, yakni pemilihan durasi tayangan
juga harus disesuaikan, membutuhkan sumber energi listrik, serta membutuhkan keterampilan saat
menggunakannya.

METODE
Subyek penelitian adalah 12 orang peserta didik SD Bina Putra Semarang. Penelitian dilaksanakan di
kelas 3 (tiga) SD Bina Putra, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Penelitian dilaksanakan
tanggal 8 November 2022 (siklus pertama) dan 14 November 2022 (siklus kedua).
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua tahapan (siklus). Tiap tahapan terdiri dari
beberapa kegiatan, yakni (1) perancangan atau perencanaan; (2) penerapan atau pelaksanaan; dan (3)
pengawasan atau pengamatan dan penghimpunan data atau pengumpulan data; dan (4) refleksi.
Data penelitian yang dikumpulkan adalah (1) hasil tes belajar peserta didik, memakai instrumen
berupa pertanyaan yang dibuat guru. Data dari hasil penilian diolah dengan penggambaran/ deskripsi
yang dinyatakan dalam persen dan (2) ketuntasan perorangan atau individual, menggunakan patokan
ketuntasan yang telah ditentukan; (3) ketuntasan bersama-sama/ klasikal, menggunakan rumus
(jumlah peserta didik yang mencapai patokan tuntas dibagi jumlah seluruh peserta didik) x 100%; dan
(4) rerata kelas, menggunakan rumus total nilai seluruh peserta didik dibagi total seluruh peserta
didik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus Pertama
Prestasi Belajar Peserta Didik
Dari hasil pengolahan data berupa hasil tes hasil belajar didapatkan bahwa perolehan hasil terendah
yaitu 55, dan perolehan tertingginya 95, dengan rerata hasil 7, 08. Dari data tersebut prestasi belajar
yang diperoleh peserta didik pada siklus pertama tidak sesuai dengan ukuran yang menjadi dasar
penilaian, yakni hasil rerata kelas 80.
Tabel 1: Hasil Belajar Siswa Siklus Pertama
No Nilai Siklus Pertama Jumlah
1 Dibawah 75 3
2 75-80 4
3 81-90 4
4 91-100 1
Jumlah siswa 12
Rata-rata Kelas 77,08
Ketuntasan 41,67%
Belum tuntas 58,33%
Menurut hasil refleksi beberapa hal yang menyebabkan tidak sesuainya hasil belajar yang ditentukan
salah satunya yakni durasi cerita terlalu panjang, sehingga beberapa peserta didik kurang memahami
cerita tersebut.
Ketuntasan Belajar Peserta Didik
Perolehan tes hasil belajar menunjukkan bahwa dari 12 orang peserta didik, 3(58, 33%) orang
mencapai nilai ≤ 81 dan 5(41, 67%) orang mencapai nilai ≥ 81. Berdasarkan data di atas, maka nilai
ketuntasan peserta didik pada siklus pertama belum sesuai dengan patokan yang ditentukan, yaitu
nilai ketuntasan belajar 80%. Dari hasil tersebut perlu diadakan kegiatan perbaikan melalui tahapan
kedua.
Berdasarkan hasil refleksi beberapa faktor yang menyebabkan belum terwujudnya ketuntasan nilai
yang ditetapkan adalah masih ada beberapa peserta didik tidak fokus menyaksikan tayangan cerita
pada video.
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus Kedua
Prestasi Belajar Peserta Didik
Analisis data tes hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa perolehan terendah yang didapatkan
adalah 80, dan perolehan tertingginya 100, dengan nilai rerata dalam satu kelas yakni mencapai 90,
83. Dengan demikian prestasi belajar yang diperoleh peserta didik pada siklus kedua telah cocok
dengan patokan yang ditetapkan, yaitu perolehan rerata kelas 80.
Tabel 2: Prestasi Belajar Siswa Siklus Kedua
No Nilai Siklus Kedua Jumlah
1 Dibawah 75 0
2 75-80 2
3 81-90 6
4 91-100 4
Jumlah siswa 12
Rata-rata Kelas 90,83
Ketuntasan 83,33%
Belum tuntas 16,67%

Ketuntasan Belajar Peserta Didik


Berdasarkan hasil tes hasil belajar, diketahui bahwa dari 12 orang peserta didik, 2 (16, 67%) orang
memperoleh nilai ≤ 81 dan 10 (83, 33%) orang mendapatkan nilai ≥ 81. Menurut data tersebut, maka
tingkat ketuntasan belajar pada siklus kedua telah sesuai dengan patokan ketuntasan yang telah
ditetapkan, yakni 80% peserta didik mendapatkan nilai tuntas.

Pembahasan
Penggunaan metode video dalam pokok bahasan pemahaman isi cerita/ bacaan pada peserta didik
kelas 3 (tiga) SD Bina Putra menunjukkan kenaikan dilihat dari hasil belajar dan ketuntasan hasil
belajar peserta didik pada penyempurnaan pembelajaran tahap pertama dan tahap kedua. Hal ini
berdampak positif terhadap pemahaman isi cerita/ bacaan pada pelajaran Bahasa Indonesia peserta
didik dalam mencapai ketuntasan secara individu maupun klasikal.
Hasil penyempurnaan pembelajaran menggunakan media video tersebut telah selaras dengan hasil
penelitian Yudianto (2017) yang menyatakan bahwa dengan pemutaran video, murid serasa berada
atau turut serta dalam kondisi yang digambarkan dalam tayangan.
SIMPULAN DAN SARAN
Menurut hasil perbaikan pembelajaran disimpulkan bahwa penggunaan media video pada pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas 3 (tiga) mampu meningkatkan prestasi dan ketuntasan belajar peserta
didik dalam memahami isi cerita/bacaan.
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran disarankan: (1) guru, Untuk meningkatkan penguasaan dan
pemahaman terhadap materi pembelajaran, guru hendaknya dapat mengembangkan media
pembelajaran dan menggunakannya secara maksimal, maka peserta didik antusias dalam mengikuti
pembelajaran di kelas. Selain itu pemilihan cerita/ bacaan hendaknya tidak terlalu panjang, mengingat
peserta didik masih terbatas kemampuannya. (2) Peserta didik, sebaiknya pada saat mengikuti kegiatan
pembelajaran, kedisiplinan tetap harus diutamakan, berani mengungkapkan pendapat, dan percaya diri
dalam menjawab pertanyaan. (3) Sekolah, hendaknya memfasilitasi pemakaian media ataupun alat
pendukung pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.2017.Media Pembelajaran. Rajawali Pers Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta Jakarta.Yaumin
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.
Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2002).Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sadiman, Arief S, dkk. 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Pustekomdikbud dan Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Yaumin, Muhammad. 2017. Media Pembelajaran: Pengertian, Fungsi, Dan Urgensinya Bagi Anak
Milenial, Seminar Nasional tentang Pemanfaatan Media bagi Anak Milenial.
Yudianto, Arif. 2017. Penerapan Video Sebagai Media Pembelajaran, Seminar Nasional Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai