Anda di halaman 1dari 12

[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) UNTUK MENINGKATKAN


PENGUASAAN KONSEP, BERPIKIR KRITIS, DAN RETENSI KONSEP SISTEM
REPRODUKSI MANUSIA PADA SISWA SMA

IPIN ARIPIN

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penggunaan multi media interaktif
(MMI) dalam meningkatkan penguasaan konsep, berpikir kritis, dan retensi siswa pada
konsep sistem reproduksi manusia. Desain penelitian yang digunakan, yaitu “pretest-
post-test control group design” dengan melibatkan 82 siswa kelas XI IPA. Data yang
dijaring adalah penguasaan konsep, berpikir kritis, dan retensi siswa pada konsep
sistem reproduksi manusia yang belajar dengan menggunakan MMI dinamis (pada
kelas eksperimen) dan MMI statis (kelas kontrol). Instrumen berupa soal tes objektif,
kuesioner, observasi dan wawancara. Hasil uji Z dan uji Mann-Whitney pada taraf α =
0,05 menunjukkan perbedaan yang signifikan penguasaan konsep siswa dengan N-gain
0,50 pada kelas MMI dinamis dan N-gain 0,34 pada kelas MMI statis. Demikian juga
pada kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dengan N-gain 0,51
pada kelas MMI dinamis dan N-gain 0,21 pada kelas MMI statis. Tidak terdapat
perbedaan signifikan retensi siswa yang belajar dengan MMI dinamis dan MMI statis.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pembelajaran berbantuan MMI disukai siswa dan
membantu siswa dalam belajar. Analisis terhadap observasi kegiatan pembelajaran
pada kelas MMI dinamis lebih aktif dalam bertanya berkaitan dengan materi maupun
meminta penjelasan guru dari animasi yang ditampilkan dalam CD pembelajaran.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran berbantuan komputer antara
lain: keterbatasan jumlah dan kelengkapan komputer seperti headset/speaker,
keterampilan guru dan siswa menggunakan komputer, serta ketahanan software
terhadap ganggung virus, trojan, spam, dan lain-lain.

Keyword: Multimedia Interaktif (MMI), Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis,


Retensi

1. PENDAHULUAN saran, prasarana dan penataan


Proses pembelajaran merupakan lingkungan sehingga proses
sebuah interaksi antara komponen- pembelajaran dapat mencapai tujuan
komponen pendidikan. Menurut Ali yang telah ditentukan.
(2004:4) komponen utama itu Keberhasilan dalam pencapaian
meliputi; 1) siswa; 2) isi/materi tujuan pembelajaran salah satunya
pelajaran; dan 3) guru. Dalam interaksi ditentukan oleh media pembelajaran
antara ketiga komponen ini diperlukan yang digunakan oleh guru. Salah satu
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

tugas guru adalah menyampaikan menunjukkan peranannya dalam


materi pelajaran pada siswa. Meskipun membantu para guru dalam
demikian, menurut Mulyasa menyampaikan pesan pembelajaran
(2007:204) dalam Kurikulum Tingkat agar lebih cepat dan lebih mudah
Satuan Pendidikan (KTSP), tugas guru ditangkap oleh siswa. Media juga
tidak hanya berperan mentransfer memiliki kekuatan-kekuatan yang
pengetahuan (transfer of knowledge) positif dan sinergi yang mampu
akan tetapi lebih dari itu, yaitu merubah sikap dan tingkah laku siswa
membelajarkan anak supaya dapat ke arah perubahan yang kreatif dan
berpikir integral dan komprehensif, dinamis.
untuk membentuk kompetensi dan Biologi adalah subjek visual yang
pencapaian makna tertinggi. Guru yang seringkali melibatkan urutan peristiwa
baik berperan menyediakan, yang kompleks (O’Day, 2007:221).
menunjukkan, membimbing, dan Oleh karena itu, diperlukan media yang
memotivasi siswa agar mereka dapat mampu memvisualisasi, bisa didengar
berinteraksi dengan berbagai sumber serta mampu mendeskripsikan proses
belajar yang ada (Depdiknas, 2007:2). yang rumit menjadi lebih mudah
Keberhasilan guru dalam dipahami, peranan tersebut
penyampaian materi sangat dimungkinkan dengan penggunaan
tergantung pada kelancaran interaksi multimedia. Edgar Dale (dalam Arsyad,
antara guru dengan siswanya. Untuk 2007: 10) memprediksi bahwa
mengatasi ketebatasan dalam interaksi perolehan hasil belajar melalui indera
tersebut diperlukan perantara/media. penglihatan berkisar 75%, indera
Media berbasis komputer atau yang pendengaran sekitar 13% dan indera
dikenal dengan istilah multimedia yang lainnya sekitar 12%.
merupakan jenis media yang Proses pembelajaran yang
menggabungkan antara teks, kesan dilakukan guru di tingkatan Sekolah
bunyi, vocal, musik, animasi dan video Menengah Atas (SMA) masih
dengan software interaktif (Wahidin, didominasi metode ceramah, demikian
2006:203). juga di SMAN I Jatiwangi. Padahal
Hasil penelitian Suhadah (2003) metode ceramah kurang melibatkan
menyimpulkan bahwa media telah siswa secara aktif dalam pembelajaran,
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

dan pola pembelajaran dengan metode pembelajaran hendaknya dapat


tersebut masih bersifat teacher- memfasilitasi peserta didik untuk
centered, dengan mengkondisikan mengembangkan pemahaman,
siswa sebagai pihak penerima keterampilan berpikir kritis dan
pelajaran secara pasif. Kecenderungan kreatif, serta problem solving dan
pembelajaran biologi selama ini adalah pengambilan keputusan.
peserta didik hanya mempelajari Berpikir kritis merupakan salah
biologi sebagai produk, menghafalkan satu keterampilan yang dapat
konsep, teori dan hukum. Keadaan ini dikembangkan dalam proses
diperparah oleh pembelajaran yang pembelajaran. Berpikir kritis adalah
beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya keterampilan bernalar dan berpikir
pelajaran biologi sebagai proses, sikap, reflektif yang difokuskan untuk
dan aplikasi tidak tersentuh dalam menentukan apa yang diyakini dan apa
pembelajaran (Puskur, 2007:3). Proses yang harus dilakukan (Ennis, 1985:54).
pembelajaran yang masih berorientasi Menurut Liliasari (2009) berpikir kritis
pada penguasaan teori dan hafalan mendasari tiga pola berpikir tingkat
membatasi pengembangan berpikirnya tinggi yang lain (berpikir kreatif,
(Depdiknas, 2007:3). pemecahan masalah dan pengambilan
Marzano (1988) menyatakan keputusan), artinya berpikir kritis
bahwa tujuan pendidikan adalah perlu dikuasai lebih dahulu sebelum
mengembangkan pemikir-pemikir mencapai ke tiga pola berpikir tingkat
matang yang dapat menggunakan tinggi yang lain.
pengetahuan yang dimilikinya dalam Hasil penelitian (Herlanti, 2006;
kehidupan nyata. Pendidikan Tapilaouw, 2008; Puspita, 2008;
seyogianya menjadi salah satu wahana Sekarwinahyu, 2008; dan Faizin, 2009)
dalam sebuah proses pembentukan menunjukkan bahwa pembelajaran
pemikir yang handal. Salah satu upaya menggunakan multimedia mampu
yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan penguasaan konsep,
mempersiapkan proses pembelajaran keterampilan berpikir generik,
yang dapat melatih peserta didik berpikir kritis, dan retensi siswa.
mengembangkan keterampilan Penelitian O’Day (2007) mengenai
berpikir tingkat tingginya. Strategi penggunaan animasi dalam
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

pembelajaran biologi terhadap retensi proses belajar yang dilakukan lebih


jangka panjang menunjukkan bahwa bermakna dan bertahan lama dalam
penggunaan animasi dapat membantu memori siswa.
siswa menyimpan informasi dalam Beberapa keunggulan multimedia
jangka panjang. di antaranya adalah adanya
Materi pelajaran biologi banyak keterlibatan organ tubuh seperti
mengandung konsep-konsep yang telinga (audio), mata (visual), dan
bersifat abstrak (tidak dapat diamati tangan (kinetik). Keterlibatan berbagai
secara langsung tanpa alat bantu) organ ini membuat informasi lebih
seperti pada konsep-konsep sistem mudah dimengerti (Arsyad,
reproduksi (Puspita, 2010:2). Sebagai 2007:172). Dengan berbagai
contoh proses ovulasi dan fertilisasi di keunggulan multimedia tersebut
dalam organ reproduksi wanita sulit diharapkan dapat membantu
untuk dipelajari secara detil karena efektivitas proses pembelajaran serta
tidak ada obyek langsung yang dapat penyampaian pesan dan isi pelajaran
dipelajari. Kondisi demikian dapat pada saat itu, selain itu juga akan
menyebabkan kesulitan bagi siswa memberikan pengertian konsep yang
untuk menguasai dan memahami sebenarnya secara realistis.
konsep-konsep yang sulit diamati Menurut Merdeka (2010)
tersebut yang pada akhirnya dapat pemanfaatan TIK di sekolah masih
memancing terjadinya miskonsepsi sangat rendah, yaitu hanya berkisar
(Puspita, 2010:2). Oleh karena itu, 20%. Sementara penggunaan
konsep reproduksi manusia dianggap perangkat komputer oleh guru masih
perlu dibantu dengan menggunakan di bawah 50%, guru menggunakan
ilustrasi animasi agar konsep-konsep perangkat komputer Laptop, Netbook,
yang sulit dipelajari secara langsung atau PC untuk aplikasi standar seperti
dapat disimulasikan dalam bentuk mengetik, membuka internet dan
animasi dalam program multimedia. rekreasi (Potyrala, 2006; Suara
Penggunaan animasi dalam program Merdeka, 2010).
multimedia interaktif (MMI) juga Kurangnya pemanfaatan
diharapkan membantu siswa dalam komputer dalam membantu proses
mempertahankan retensinya, sehingga pembelajaran biologi dan rangka
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

implementasi PSB (Pusat Sumber akan diperoleh informasi mengenai


Belajar) berbasis teknologi informasi bagaimana implementasi penggunaan
di SMA Negeri 1 Jatiwangi pada tahun media berbasis komputer dalam
2011 ini, mendorong peneliti meningkatkan pemahaman konsep,
melakukan studi penggunaan berpikir kritis dan retensi pada siswa
multimedia interaktif (MMI) dalam kelas XI IPA.
pembelajaran biologi konsep
reproduksi manusia. Dengan demikian

2. PUSTAKA mudah dimengerti (Arsyad,


Munir (2008) mendefinisikan 2007:172).
multimedia sebagai suatu sistem Penelitian yang berkaitan dengan
komputer yang terdiri dari hardware penggunaan MMI dinamis/animasi dan
dan software yang memberikan MMI statis dalam pembelajaran telah
kemudahan untuk menggabungkan ditelah dilakukan sebelumnya oleh
berbagai komponen seperti gambar, Yarden (2006) dan O’Day (2008).
video, grafik, animasi, teks, dan data Yarden (2006) menyimpulkan dari
yang dikendalikan dengan program hasil penelitiannya bahwa penggunaan
komputer. Sejalan dengan hal tesebut, animasi interaktif (the step by step
Thompson dalam Munir (2008:233) version) lebih efektif dan disukai siswa
mendefinisikan multimedia sebagai daripada animasi statis (the continuous
suatu sistem yang menggabungkan version) dalam mempelajari metode
gambar, video, animasi, dan suara PCR (Polymerase Chain Reaction).
secara interaktif. Sementara dari penelitian O’Day
Beberapa keunggulan multimedia (2008) menyimpulkan pembelajaran
di antaranya adalah adanya pada materi biologi dengan
keterlibatan organ tubuh seperti menggunakan media animasi
telinga (audio), mata (visual), dan membantu siswa menyimpan
tangan (kinetik). Keterlibatan berbagai informasi dalam ingatan jangka
organ ini membuat informasi lebih panjang. Retensi informasi setelah
mengenali animasi tanpa narasi lebih
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

lama daripada mengamati grafik lebih jelek daripada mengamati


dengan atau tanpa paparan. gambar grafik sepintas.
Mengamati animasi sepintas hasilnya

3. METODE PENELITIAN Data penelitian dijaring dengan


Metode yang digunakan dalam menggunakan instrumen yaitu: tes
penelitian ini berbentuk “Quasi berupa tes pemahaman konsep dan
eksperimental design” dengan desain berpikir kritis dalam bentuk tes
“pretest-post-test control group design” objektif, kuesioner, observasi dan
(Fraenkel & Wallen 2006; Sugiyono, wawancara. Data tes dianalisis dengan
2009). menggunakan uji Z dan uji Mann-
Subyek penelitian ini adalah Whitney. Selain itu juga dilakukan
siswa SMA kelas XI IPA, yang terdiri observasi, kuesioner, dan wawancara
dari dua kelas, dengan jumlah masing- yang kemudian dianalisis secara
masing 41 siswa. Dimana kelas XI IPA 1 kualitatif.
sebagai kelas pembanding dan kelas XI
kelas IPA 3 sebagai kelas eksperimen.

4. ANALISIS DATA, TEMUAN DAN test mengalami perbedaan yang


PEMBAHASAN
signifikan dimana kelas eksperimen
4.1 Analisis Data memperoleh rata-rata post-test 64,93
Hasil pre-test dan post-test
dan kelas pembanding 53,92. Ini
kelas yang diajar dengan menggunakan
diperkuat dengan hasil uji Mann-
MMI dinamis (kelas eksperimen)
Whitney dimana diperoleh nilai Z= -
maupun MMI statis (kelas
4.465 dan Asym. Sig. 0.000 artinya
pembanding) dapat dilihat pada
kedua kelas menunjukkan perbedaan
Gambar 1. Pada gambar 1
hasil belajar yang signifikan. Dari uji
memperlihatkan bahwa pemahaman
N-gain diperoleh nilai peningkatan
konsep pada kelas eksperimen
untuk kelas eksperimen 0,50 dan pada
maupun kelas pembanding tidak
kelas pembanding 0,34.
berbeda signifikan. Tetapi pada post-
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

Hasil analisis terhadap dilihat pada Gambar 1 berikut:


peningkatan hasil belajar siswa dapat

64,93
70
53,92
60
Rata-rata Skor Tes Konsep

50

40 29,07 30,39

30

20

10

0
Pre-test Post-test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 1. Diagram Batang skor rata-rata perbandingan


pre-test dan post-test

Untuk mengetahui peningkatan menjawab pertanyaan dengan memilih


kemampuan berpikir kritis dijaring option yang telah disediakan tetapi
dengan menggunakan tes pilihan juga mampu mendeskripsikan jawaban
ganda beralasan, penggunaan alasan yang dipilih.
pada setiap jawaban siswa bertujuan Hasil tes kemampuan bepikir
untuk menunjukkan kemampuan nalar kritis siswa pada materi sistem
siswa dalam berpikir kritis pada reproduksi manusia dapat dilihat pada
materi sistem reproduksi manusia. Gambar 2 sebagai berikut:
Dengan demikian siswa tidak
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

78,05

80
57,77 57,77
70
60
40,4
50
40
30
20
10
0
Pre-test Post-test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 2. Diagram Batang Skor rata-rara Tes Berpikir Kritis

Dari gambar 2 di atas 6,205 dan Asym. Sig 0,000 artinya


memperlihatkan bahwa kemampuan kedua kelas menunjukkan hasil tes
awal siswa pada kelas eksperimen yang berbeda dimana kelas
lebih baik dari kelas pembanding eksperimen memperoleh N-gain (0,51)
berdasarkan pengujian statistik lebih baik dari kelas pembanding
dengan uji Z diperoleh nilai Zhitung ≥ (0,21).
Ztabel (5,56 ≥ 1,96) yang menunjukkan Penggunaan MMI dinamis dan
terjadi perbedaan kemampuan MMI statis tidak memberikan dampak
berpikir kritis pada kelas eksperimen yang signifikan terhadap retensi siswa,
dan kelas pembanding. Data post-test Dari pengujian statistik uji Mann
menunjukkan terjadi peningkatan skor Whitney dengan SPSS 18 diperoleh
keterampilan berpikir kritis siswa nilai z = -0,946 dan Asym. Sig. 0,344,
dengan kelas eksperimen memperoleh artinya tidak terdapat perbedaan yang
skor rata-rata post-test sebesar 78,05 siginifikan retensi siswa yang belajar
dan kelas pembanding memperoleh dengan MMI dinamis maupun MMI
rata-rata skor tes sebesar 57,77. Dari statis.
uji Mann-Whitney diperoleh nilai Z=-
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

4.2 Temuan dan Pembahasan dengan pola tersebut dan “sudah


Pembelajaran dengan merasa nyaman” dengan metode yang
menggunakan MMI dinamis dan MMI digunakan guru selama ini, yaitu
statis disukai siswa hal ini diketahui dengan metode ceramah, hal ini
dari hasil analisis kuesioner yang diketahui dari hasil wawancara dengan
dibagikan kepada siswa kedua kelas, siswa narasumber dari kedua kelas.
secara umum siswa memberikan Hasil uji hipotesis dengan
respon yang positif terhadap menggunakan uji Mann-Whitney pada
pembelajaran berbantuan multimedia. penguasaan konsep siswa diperoleh
Siswa merasa lebih mudah memahami nilai Z= -4.465 dan Asym. Sig. 0.000,
konsep materi melalui animasi, variasi dan kemampuan berpikir kritis dengan
warna, gambar, dan teks yang nilai Z=-6,205 dan Asym. Sig 0,000. Hal
ditampilkan dalam program, selain itu ini menunjukkan bahwa terdapat
pada pembelajaran berbantuan MMI perbedaan yang signifikan penguasaan
komputer yang digunakan sudah konsep antara siswa yang belajar
terkoneksi dengan jaringan internet menggunakan MMI dinamis dan MMI
sehingga siswa dapat mencari statis. Dimana kelas MMI dinamis
informasi tambahan bila ada materi memperoleh nilai N-gain pada
yang belum jelas ditampilkan dalam CD penguasaan konsep 0,50 lebih baik
pembelajaran. dari N-gain kelas MMI statis 0,34 dan
Pembelajaran menggunakan MMI kemampuan berpikir kritis pada kelas
membantu siswa untuk belajar lebih MMI dinamis N-gain 0,51 dan kelas
mandiri, meskipun pada awal MMI statis N-gain 0,21.
pembelajaran siswa merasa canggung Dari hasil penelitian diperoleh
dan terlihat seperti mengalami gambaran bahwa penggunaan MMI
kesulitan bagi siswa yang kurang dinamis lebih efektif dalam
terbiasa dengan belajar mandiri, tetapi meningkatkan pemahaman konsep
pada pertemuan berikutnya sudah maupun berpikir kritis siswa, senada
mulai terbiasa. Beberapa siswa yang dengan pendapat Lowe (2001) dan
mengalami kesulitan dalam Chia (2003) dalam Puspita (2008)
pembelajaran berbantuan MMI menyatakan bahwa penggunaan
beralasan mereka belum terbiasa animasi dan video lebih informatif dan
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

menarik bagi siswa sehingga siswa yaitu faktor internal dan eksternal.
lebih mampu menginterpretasi dan Animasi dengan segala keunggulannya
mengingat materi yang disajikan dalam mampu untuk menarik perhatian dan
CD pembelajaran. memotivasi siswa (Lowe, 2001 dalam
Keistimewaan MMI dinamis, Puspita, 2008:92).
yaitu mampu menjelaskan perubahan- Peningkatan kemampuan
perubahan keadan tiap waktu secara berpikir kritis kelas MMI dinamis ini
lebih eksplisit sangat membantu siswa sesuai dengan pendapat Uhlig (2002).
dalam menjelaskan prosedur urutan Yang menyatakan bahwa berpikir
kejadian (Lowe, 2001 dalam Puspita, kritis yang termasuk kemampuan
2008:91). Pada MMI statis pemahaman berpikir tingkat tinggi memerlukan
konsep, maupun berpikir kritis siswa banyak sumber kognitif. Selain itu juga
kurang begitu berkembang karakteristik animasi juga mampu
kemungkinan ini terjadi karena siswa memperluas cakrawala berpikir kritis
mengalami kesulitan memahami siswa yang penting untuk
materi yang mereka pelajari. Yarden meningkatkan berpikir kritis siswa
(2006) menyimpulkan dari hasil (Bittner dan Tobin, 1998 dalam
penelitiannya bahwa penggunaan Puspita 2008:109).
animasi interaktif (the step by step Tidak terdapat perbedaan yang
version) lebih efektif dan disukai siswa signifikan tingkat retensi siswa yang
daripada animasi statis (the continuous belajar dengan MMI dinamis maupun
version) dalam mempelajari metode MMI statis, hal ini dipengaruhi oleh
PCR (Polymerase Chain Reaction). faktor jenis media yang digunakan
Keunggulan pencapaian konsep dimana kedua kelas sama-sama
dan berpikir kritis kelas eksperiman menggunakan multi media interaktif
juga berkaitan dengan faktor motivasi hanya saja tampilan yang disajikan
belajar seperti yang diungkapkan berbeda meskipun konten materi tetap
Slameto (2003:54-60) bahwa ada dua sama.
faktor yang mempengaruhi belajar,
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.2 Saran


5.1 Kesimpulan Penggunaan MMI dalam
Penggunaan MMI dinamis dan pembelajaran meskipun efektif secara
MMI statis mampu meningkatkan umum tetapi masih perlu sosialiasi
pemahaman dan kemampuan berpikir sebelumnya untuk meminimalisir
kritis siswa pada materi sistem kesulitan yang dihadapi siswa yang
reproduksi manusia. Pada penelitian tidak siap dengan pola belajar mandiri
ini penggunaan MMI dinamis lebih serta memiliki keterbatasan
efektif dari MMI statis baik pada kemampuan dalam mengoperasikan
peningkatan pemahaman konsep komputer. Tidak semua materi biologi
maupun berpikir kritis, tetapi tidak cocok diajarkan dengan menggunakan
berbeda pada retensi siswa. Siswa perangkat komputer, oleh karenanya
lebih termotivasi dan tertantang untuk guru harus mampu mengidentifikasi
belajar mandiri menggunakan MMI. materi-materi yang cocok dengan
pembelajaran berbantuan komputer.

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2007). Pendidikan Sains di


Indonesia Berdasarkan Hasil PISA.
Ali, M. (2004). Guru dalam Proses Tersedia di
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar www.blogwordpress.com
Baru Algesindo. [diakses 7 Februari 2011].

Anderson, and Krathwhol . (2001). A Fraenkel, J.C, and Wallen, N.E. (2006).
Taxonomy for Learning, Teaching How to Design and Evaluate
and Assessing. A Revision of Research in Education. New York:
Bloom’s Taxonomy of Education McGraw-Hill, inc.
Objectives. New York: Longman
Herlanti, K. (2005). Analisis dan
Arsyad, A. (2007). Media Pemahaman Retensi Siswa SMP,
Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Penggunaan Wacana Multimedia
Persada. “Berpetualang Bersama Mendel”.
(Kajian Terhadap Teori Reduksi
Costa, A.L. (1985). Developing Minds: A Didaktif dan Pedagogi Materi
Resource Book fot Teaching Subyek). Tesis SPS UPI Bandung:
Thinking. Alexandria: ASCD Tidak Diterbitkan.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Marzano, R.J. (1988). Dimensions of


Jakarta: Erlangga. Thinking: A Frame work for
Curriculum and Instruction.
Alexandria, Virginia USA:
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2

Assosiation for Supervision and Retention”. CBE-Life Science


Curriculum Development Education. 26, 217-223.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Potyrala, K. (2006). “ICT Tools In


Teknologi Informasi dan Biology Education”. CBE-Life
Komunikasi. Bandung: Alfabeta Science Education

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Puskur, (2007). Pelatihan Kurikulum


Satuan Pendidikan (KTSP). Tingkat Satuan Pendidikan
Bandung: Remaja Rosda Karya. (KTSP). Tersedia di
http:www.puskur.net [diakses 20
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor- Desember 2010]
faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta. Puspita, G.N (2008). Penggunaan
Multimedia Interaktif pada
Suara Merdeka. (2010). Pemanfaatan Pembelajaran Konsep Reproduksi
TIK di Sekolah Sangat Rendah. Hewan untuk Meningkatkan
Tersedia di Penguasaan Konsep,
http://suaramerdeka.com Keterampilan Generik, dan
diakses [04 Juli 2011]. Berpikir Kritis Siswa Kelas IX.
Tesis SPs UPI : Tidak Diterbitkan
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif dan Puspita, G.N. (2010). Penggunaan
R&D. Bandung: Alfabeta. Program Multimedia Interaktif
dalam Pembelajaran Biologi.
Tapilouw. F dan Setiawan, W. (2008). Tersedia
“Meningkatkan Pemahaman dan :www.gitabiology@blogspot.com
Retensi Siswa Melalui [diakses 7 Februari 2011]
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Multimedia Interaktif (Studi Wahidin. (2006). Metode Pendidikan
Empirik pada Konsep Sistem Ilmu Pengetahuan Alam.
Saraf)”. Jurnal Pendidikan Bandung: Sangga Buana.
Teknologi Informasi dan
Komunikasi. 1, (2), 19-26. Yarden, A. (2006). “Supporting
Learning Biotechnological
O’Day, D. H. (2007). “The Value of Methods Using Interactive and
Animations in Biology Teaching: Task Included Animations”. Earli.
A Study of Long-Term Memory (30) 33-35

Anda mungkin juga menyukai