KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Pembelajaran
pengethuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan
terprogram yang menciptakan proses interaksi antara sesama peserta didik, Guru
dengan peserta didik dan dengan sumber belajar Pembelajaran menurut Wina
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Sedangkan
oleh Guru yang dilaksanakan dengan metode tertentu, dengan cara menuangkan
perubahan secara terus - menerus dalam perilaku dan pemikiran siswa pada suatu
lingkungan belajar.
terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain
14
2. Komponen Pembelajaran
tujuan, materi, metode dan evaluasi. Dari penjelasan tersebut maka komponen-
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dalam proses belajar mengajar adalah komponen pertama yang harus
pengajaran. Isi tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah hasil belajar yang
diharapkan menurut Nana Sudjana (2014: 30). Menurut Rusman (2011:86) tujuan
Mau dibawa ke mana serta apa yang harus dimiliki oleh peserta didik, semua
15
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
b. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan untuk
(2011: 213) materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan materi harus benar-benar dapat
kegiatan belajar mengajar dikelas agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
c. Metode Pembelajaran
Menurut Muhammad Zaini (2009: 88) Guru harus mampu memilih metode
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi, siswa, dan komponen lain dalam
nyata atau praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode ialah cara yang
interaksi atau hubungan dengan siswa dan Guru pada saat berlangsungnya
pembelajaran.
d. Media Pembelajaran
metode, dan teknik yang digunakan agar lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara Guru dan Siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
merupakan segala suatu berupa alat yang disediakan Guru untuk menunjang
lebih menarik dan tidak monoton. Criticos menyatakan bahwa media merupakan
17
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
(2011: 3) menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius
dapat membuat siswa mau mempelajari sendiri materi yang disediakan dalam
media tersebut. Media pembelajaran interaktif dapat diisi banyak sekali materi
teori, praktik maupun benda asli dalam bentuk text maupun visual yang dapat
pembelajaran adalah alat bantu atau perantara berupa materi yang disediakan
verbalisme.
kemampuan berbahasa.
e) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan
pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang
sehingga memberi pengalaman nyata untuk mengatasi sikap pasif siswa serta
19
2) Fungsi Media Pembelajaran
Levie & Lentz (Azhar Arsyad, 2011: 7) Fungsi media pembelajaran yaitu:
a) Fungsi atensi yaitu dapat menarik perhatian peserta didik sehingga focus
20
e. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi Guru atau
1) Pembelajaran sebagai suatu proses belajar yang dibangun oleh Guru untuk
bersifat timbal balik antara siswa dan Guru, siswa dengan siswa atau siswa
dengan sumber belajar lain pada suatu lingkungan belajar tertentu, untuk
3) Sebagai suatu sistem agar proses pembelajaran bisa berhasil, maka sebagai
proses pengajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2017: 3-4) antara
lain:
a. Media grafis seperti : gambar, foto, grafik, bagan, atau diagram, poster,
kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua
dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
b. Media tiga dimensi yaitu : media dalam bentuk model seperti model padat
(solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, dan
diorama.
c. Media proyeksi seperti : slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-
lain.
d. Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
beberapa jenis media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar antara
lain:
1) Media Grafis
Media grafis adalah media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari
22
atau foto, sketsa, diagram, bagan atau chart, power point, grafik, kartun, poster,
2) Media Audio
beberapa jenis media audio diantaraya radio, alat perekam pita magnetik,
laboratorium bahasa.
Media proyeksi diam adalah media yang dalam penyampaian pesan atau
media proyeksi diam diantaranya film bingkai, film rangkai, media transparansi,
lima yaitu: media berbasis manusia, media berbasis cetak, media berbasis visual,
23
Tabel 1. Identifikasi Pengelompokkan Media Pembelajaran
No Pengelompokkan Contoh Media Identifikasi Media
. Media
1. Media berbasis 1. Guru Media ini menggunakan
manusia 2. Instruktur manusia untuk
3. Tutor menyampaikan informasi
4. Main peran yang berkaitan dengan
pembahasan yang akan
diajarkan.
2. Media berbasis cetak 1. Buku Media ini digunakan untuk
2. Majalah menyampaikan informasi
3. Modul dan pengajaran yang
4. Hand out meliputi bahan-bahan yang
disampaikan berikut kertas
yang berisi gambar atau foto
beserta teks penjelasannya.
3. Media berbasis 1. Chart Media ini dirancang agar
visual 2. Flannel siswa dapat mengamati
board langsung materi
3. Transparan pembelajaran melalui indera
si/OHP penglihatan atau visual.
4. Slide
4. Media audio visual 1. Video Media pengajaran ini
2. Film melalui audio visual adalah
3. Televise produksi dan penggunaan
materi yang penyerapannya
melalui penglihatan dan
pendengaran.
5. Media berbasis 1. Pengajaran Media ini merupakan cara
komputer dengan menyampaikan materi
bantuan dengan menggunakan
komputer sumber yang berbasis micro-
2. Interaktif prosesor. Pesan dari
video informasi yang disiapkan
untuk kebutuhan
kemampuan belajar
seseorang serta agar siswa
dapat berpartisipasi dengan
aktif selama proses
pembelajaran (interaktif)
24
Berdasarkan penjelasan berikut dapat disimpulkan bahwa media
Kata “chart” berasal dari bahasa inggris yang artinya diagram, bagan
maupun tabel yang memuat detail informasi menurut Noto Widodo (2012: 132).
Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 74) macam-macam media Chart antara lain
sebagai berikut:
1) Flip Chart: Chart atau bagan balikan yang menyajikan setiap informasi,
2) Hiden Chart/ bagan tertutup/ strip Chart: yaitu pesan yang akan
pesan tersebut berupa jenis Chart, setiap jenis kemudian ditutup dengan
potongan kertas yang mudah untuk dilepas. Potongan kertas ini akan menari
25
2) Bagan/Chart bergambar (bagan lukisan): bagan yang disampaikan berupa
lukisan.
sesuatu.
6) Bagan/Chart garis waktu (time line Chart): bagan yang melukiskan keadaan
7) Bagan/Chart pohon (tree Chart): ibarat sebuah pohon yang terdiri dari
batang, cabang, dan ranting. Biasanya posisi atau hubungan antara kelas/
keturunan.
dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antar berbagai
9) Stream Chart: merupakan kebalikan dari tree Chart. Jika diagram pohon
dimulai dari suatu hal kemudian memecah menjadi bagian, maka stream
Chart berbagai hal tersebut akhirnya menyimpul/ menuju kesuatu hal yang
sama.
26
10) Wall Chart: media ini berupa denah, bagan, skema, atau gambar-gambar
11) Ritatoon: media ini berupa gambar lepas yang cukup menarik dan
menjelaskan isi gambar Guru tidak perlu membalik atau melihat gambar
dengan bentuk flip chart karena informasi yang disajikan sulit disajikan bila
sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Pesan atau
informasi yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses,
dalam kategori tiga dimensi adalah benda-benda asli, atau wujud kenyataan
cukup berarti, terutama dari pengalaman yang bersifat langsung dan konkret..
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model
dan boneka.
Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2017:156) model adalah tiruan
tiga dimensi dari beberapa obyek nyata untuk dibawa ke dalam kelas dan
dipelajari siswa dalam wujud aslinya sedangkan boneka merupakan jenis model
tiga dimensi, yaitu media visual yang tampilannya dapat di amati dari arah
pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal.
penyajiannya secara visual tiga dimensional. Menurut Ega Rima Wati (2016:5)
media visual merupakan media yang memiliki unsur utama di antaranya garis,
media ini dapat berwujud sebagai benda, baik yang hidup maupun mati dan dapat
membantu untuk mewujudkan realitas yang tidak hanya dapat dilihat, tetapi juga
berikut:
a) Pesan atau materi yang sama dapat disebarkan keseluruh peserta didik
secara serentak,
29
Berdasarkan penjelasan di atas maka media chart tiga dimensi adalah
media yang menampilkan keterkaitan isi materi dan objek nyata yang ingin
disampaikan secara visual, obyek yang dapat dilihat secara utuh baik konstruksi
maupun cara kerjanya dalam pembelajaran praktik pembuatan belahan dua lajur
1) Letakkan rencana suatu chart pada kertas dengan ukuran 21x27 cm atau
lebih.
mengesankan.
3) Buatlah chart yang cukup besar sehingga mudah dilihat. Sebuah chart yang
diperunakan di kelas harus cukup besar, agar bisa terbaca dari segala arh di
ruangan kelas.
4) Buatlah chart itu semenarik mungkin, gunakan warna secara kontras dan
5) Usahakan kontras dengan memakai huruf dan gambar yang gelap, pada latar
belakang terang atau sebaliknya gambar yang terang pada latar belakang
30
6) Gunakan warna jika perlu, walaupun warna yang digunakan enak dilihat
dengan cara menggunakan pensil dan kertas atau dengan cara membuat
tiga dimensi sebagai media pembelajaran karena media chart tiga dimensi ini
dapat dibuat tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual dan dapat
alur suatu proses dengan jelas. Media pembelajaran Chart tiga dimensi yang
dapat dibuat sendiri oleh Guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
itu, hal ini menunjukkan bahawa pemilihan media harus disesuaikan dengan
kebutuhan siswa. Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2017: 4-5)
31
menyatakan agar media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa maka
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu
atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan
b. Praktis , luwes, dan bertahan. Kriteria yang ada, mudah diperoleh, mudah
dibuat sendiri oleh Guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan
32
dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya,
tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
menggunakan ukuran huruf untuk teks, untuk sub judul dan untuk judul
banyak teks dalam satu layar agar dapat terbaca dengan jelas, berisi satu
topik atau sub topik pembahasan, serta memberi judul tiap bagian.
evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui bahan ajar tersebut telah baik
atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. Menurut Depdiknas (2008:28)
dan kegrafikan.
a) Keterbacaan
b) Kejelasan informasi
b) Urutan sajian
e) Kelengkapan informasi
b) Tata letak
d) Desain tampilan
media yang tepat akan sangat berpengaruh dan dapat menciptakan proses
menjadi beberapa aspek kesesuaian materi atau isi, aspek kebahasaan, aspek
7. Kompetensi
untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi
oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
35
Kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus
sekolah sesuai dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja menurut
ketermpilan, nilai dan sikap yang direfleki dalam kebiasaan berfikir dan
tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut yang tercermin
setiap individu.
Lajur).
a. Pengertian Belahan
Menurut Porrie Muliawan (2012: 16) belahan adalah suatu penutup atau
yang ada pada busana. Belahan busana terletak pada tengah muka, tengah
belahan yaitu bagian busana yang digunting atau terbuka dan diselesaikan
dengan teknik menjahit. Belahan busana dapat diletakkan pada lipatan kain,
tengah muka, tengah belakang, sisi badan dan sisi bawah. Belahan busana itu
dapat dibuat dari bahan kain yang sama atau bahan kain yang lain sebagai hiasan
dan penutup.
menutup busana agar mudah dikenakan dan diselesaikan dengan cara menjahit
bagian tersebut.
37
b. Fungsi Belahan
untuk hiasan atau variasi pada busana, karena pada belahan nantinya akan
Belahan memiliki dua fungsi yaitu sebagai dekoratif dan fungsional. Dekoratif
merupakan fungsi belahan sebagai hiasan atau pemanis busana. Belahan sebagai
c. Macam-macam Belahan
Belahan ini biasanya digunkan pada sisi celana main, bebe anak, sisi
petticoat dan lain-lain tempat. Sesuai dengan sebutannya belahan ini hanya
kampuh misalnya pada bagian tengah muka dari garis leher ke bawah.
Belahan dengan lajur tidak sama lebar banyak digunakan pada tempat-
tempat yang ada kampuh tetapi tidak cukup lebar untuk menyelesaikannya.
38
Belahan ini biasa dipakai sebagai penutup belahan sisi gaun (bebe), belahan sisi
belahan, biasa digunakan untuk belahan tengah belakang dari pinggang ke atas
dan kebawah, belahan sisi gaun, belahan sisi gaun dengan rok, belahan sisi
bawah rok, dan belahan tengah belakang dari leher sampai panggul.
Belahan belahan dengan dua lajur sama bentuk dipakai sebagai penutup
pakaian di tengah muka dan mempunyai bentuk lurus runcing pada akhir
belahan, dapat dibuat ditempat yang ada atau tidak adanya kampuh.
Belahan dengan ban veter yaitu belahan yang diselesaikan dengan ban
Menurut Dwijanti (2013:42) belahan dua lajur ini banyak digunakan untuk
belahan blus, kaos laki-laki, ujung lengan kemeja. Belahan dua lajur dibedakan
menjadi belahan dua lajur tidak sama lebar dan belahan dua lajur sama bentuk.
Belahan dua lajur tidak sama lebar diguakan jika lebar kampuh belahan
tidak cukup lebar. Belahan dua lajur tidak sama lebar adalah belahan yang lajur
luar dan dalam tidak sama besar. Lajur luar lebarnya 2 cm dan lajur dalam
39
lebarnya 1 cm, belahan ini dibuat di tengah pola lengan bagian belakang kurang
lebih 8 cm. Belahan dua lajur dapat digunakan pada bagian lengan kemeja, sisi
a. Tahap Persiapan
40
Adapun dalam tahap persiapan ialah menyiapkan alat-alat,bahan dan
komponen yang diperlukan dalam pembuatan fragmen belahan dua lajur tidak
Menurut Mila Amalia (2016: 33-37) Alat yang digunakan dalam proses
a) Meteran
membuat pola.
b) Kertas pola
c) Alat tulis
d) Penggaris siku
e) Gunting Kertas
f) Kapur jahit
Kapur jahit digunakan untuk memberi tanda pada kain, ada dua macam
Jarum pentul digunakan untuk menyematkan pola pada kain sebelum dipotong,
menyatukan kain saat mau dijahit, memberi tanda saat finishing. Jarum pentul
yang digunakan sebaiknya dalam keadaan runcing tidak tumpul, karena jika
h) Gunting Kain
Gunting ini berfungsi untuk memotong bahan berupa kain. Gunting kain
memiliki ciri khas pegangan jari satu kevil (jempol) besar untuk empat jari
i) Jarum mesin
angkanya, maka ukurannya pun semakin besar. Yang harus diperhatikan dalam
memilih ukuran jarum adalah jenis kain yang akan dijahit. Semakin tipis jenis
Spool sebagai tempat benang, benang yang digulung pada spool. Skoci
k) Setrikaan
42
Setrikaan untuk merapikan bagian jahitan yang sudah dijahit agar rapi.
Setrikaan juga berfungsi untuk mengepres bahan pelapis seperti vliselin dan kain
keras M33.
Selain alat yang digunakan, adapun bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan
a) Benang Jahit
b) Kain
belahan dua lajur adalah kain katun polos, kemudian untuk lajur belahan
c) Vliselin
diaplikasikan pada bagian dalam kain bertujuan agar bahan lebih kaku. Vliselin
Kain keras (M33) digunakan sebagai pelapis bagian dalam kain yang
diaplikasikan pada bagian dalam kain dengan tujuan agar bahan lebih rapi dan
e) Kancing Kemeja
43
Kancing ini sering digunakan untuk pakaian laki-laki dan sering juga disebut
tempat memasukkan benang. Ukuran kancing inipun beragam, mulai dari yang
kecil, menengah dan besar. Kancing yang digunakan untuk lengan kemeja adalah
Langkah menyiapkan mesin jahit menurut Mila Amalia (2016: 27) sebagai berikut:
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memasang jarum mesin
jahit. Bagian yang membulat dipasangkan pada penjepit jarum yang ada pada
Bila salah memasangnya jarum mudah patah, benang mudah putus, dan jahitan
melompat-lompat.
jenis benang yaitu benang sekoci dan benang gelondong. Benang sekoci yaitu
benang yang digulungkan pada bagian kumparan (spool). Setelah sekoci terpasang
44
benang dan letakkan pada bagian mesin jahit bagian dalam, tarik benang ke luar di
atas meja mesin jahit. Sedangkan benang gelondong yaitu gelondongan benang
diletakkan di atas mesin jahit, lalu ujung benang dimasukkan ke pengatur benang,
Setikan yang bagus adalah yang tidak terlalu rapat. Karena kain yang digunakan
adalah bahan katun yang jenis kain yang berat ringan, maka menggunakan setikan
12/1 inchi.
c. Menyiapkan Komponen
lengan dengan bahan utama menggunakan kain katun polos. Pola yang dipakai
pada tahapan membuat belahan dua lajur ini adalah pola lengan kemeja bagian
kanan.
untuk belahan menggunakan kain katun motif, ukuran panjang lajur pertama adalah
ditambah 3,5 cm untuk penyelasaian akhir belahan yang berbentuk runcing dan
pada lajur belahan. Menempel bahan pelapis (vliselin) pada lajur kecil dan lajur
lebar menggunakan setrika dengan suhu normal dan tidak boleh terlalu panas.
pola asli manset tanpa ditambah kampuh sebanyak 1 lapis. Kemudian menempel
pengeras M33 pada potongan pola manset (satu lapis pola saja). Jika
menggunakan setrika dengan suhu normal dan tidak boleh terlalu panas.
Memberi tanda komponen bagian lengan belakang pada bagian buruk kain,
dari tepi kanan diukur kurang lebih 6 cm lalu tarik garis lurus keatas kurang lebih
46
8 cm, kemudian gunting sesuai tanda garis, 1 cm sebelum ujung belahan digunting
d. Proses
dua lajur. Langkah-langkah pembuatan belahan dua lajur tidak sama lebar
menurut Ernawati (2008: 126-127) dan langkah menjahit manset menurut Porrie
1) Letakkan lajur kecil dengan posisi bagian baik berhadapan dengan bagian
2) Berilah tanda lajur yang letaknya di dalam, balik lajur ke bagian baik. Sisi yang
masih bertiras diberi lipatan kearah dalam 0,5 cm, kemudian jahitlah kedua
3) Letakkan lajur yang ukuran lebar pada bagian baik berhadapan dengan bagian
buruk lengan, lalu jahit sepanjang belahan dengan kampuh 0,5 cm.
4) Balik lajur ke bagian baik, pada sisi yang masih bertiras dibuat lipat ke arah
5) Penyelesaian pada ujung belahan yang berbentuk runcing disetik terakhir dan
dan ujung lajur kecil turut dijahit. Jahit ujung belahan dua kali dengan posisi
7) Manset sudah disetik dengan pelapisnya, dibalik kemudian siap dipasang pada
lengan.
bagian yang bertiras dilipat ke dalam dan ditindas dari luar. Keliling tepi
manset disetik.
e. Finishing
dan pressing.
hasil jahitan. Proses yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu pembuangan sisa-
dalam menjahit atau ketidakrapian dari hasil jahitan seperti ada bagian yang
berkerut, ada bagian yang tidak terjahit atau bagian yang tidak rapi.
2) Pembersihan (triming), proses yang ada dalam kegiatan ini dilakukan khusus
di bagian quality control yang mana sisa-sisa benang dibuang dan pelengkap
kancing dengan garis vertikal kurang lebih 1,5 cm pada bagian lajur belahan
dengan lebar 2 cm, kemudian memberi tanda lubang kancing dengan garis
horizontal pada manset kurang lebih 1,5 cm. Membuat lubang kancing dengan
telah diberi tanda untuk diberi kancing. Kancing yang digunakan yaitu kancing
kemeja dengan lubang empat ukuran kurang lebih 1 cm. Arah memasang
pakaian serta untuk memberikan hasil akhir pada pakaian setelah proses
pembuatan.
Teknologi busana berasal dari kata Teknos dan Logos, teknos berarti teknik,
teknologi busana adalah suatu ilmu keterampilan yang mempelajari cara atau
49
Mata pelajaran dasar teknologi menjahit merupakan salah satu mata pelajaran
dasar yang diberikan pada siswa kelas X SMK bidang studi keahlian Pariwisata
dengan program studi keahlian tata busana. Mata pelajaran dasar teknologi menjahit
merupakan mata pelajaran yang meliputi teori maupun praktik, dapat diartikan
Penjelasan tentang struktur kurikulum 2013 dapat dilihat dibawah ini sebagai
berikut:
50
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
13 Dasar Teknologi Menjahit 7 7 - - - -
14 Dasar Pola 4 4 - - - -
15 Dasar Desain 3 3 - - - -
16 Simulasi Digital 3 3 - - - -
C3. Kompetensi Kejuruan
Paket Keahlian : Tata Busana
17 Pembuatan hiasan 2 2
18 Desain Busana 3 3 3 3
19 Pembuatan Pola 4 4 4 4
20 Pembuatan Busana(Industri) 13 13 - -
21 Pembuatan Busana(custom-made) - - 15 15
Jumlah Jam Kelompok C 24 24 24 24 24 24
TOTAL 48 48 48 48 48 48
kejuruan (C2) yang diberikan selama dua semester yaitu semester pertama (ganjil)
dan semester kedua (genap). Mata pelajaran dasar Teknologi Menjahit mencakup
a. Pengertian Penelitian
51
pengembangan (development) untuk menghasilkan produk dan mengkaji
keefektifan produk tersebut. Penelitian pengembangan terdiri dari dua kata yaitu
validasi rancangan yang telah dibuat, sehingga menjadi produk yang teruji dan
penelitian dan pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu :1) model
menurut Anik Ghufron (2007:2) penelitian dan pengembangan adalah model yang
yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang diawali dengan riset kebutuhan
b. Prosedur Pengembangan
52
1) Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan data),
5) Main product revision (merevisi hasil uji coba), melakukan revisi produk
6) Main field testing (uji coba lapangan), melakukan uji coba lapangan melibatkan
data kuantitatif.
53
9) Final product revision (penyempurnaan produk akhir), merevisi produk
Borg and Gall dapat disederhanakan menjadi lima langkah utama antara lain :
Puslitjaknov. Alasan memilih prosedur pengembangan Borg and Gall yang telah
sederhana yang dirangkum dalam lima tahapan yaitu melalui tahapan melakukan
ahli dan revisi, uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, uji coba lapangan
1. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti berikut menjadi kajian yang
relevan. Penelitian yang relevan dapat berupa penelitian yang telah dilakukan
penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil validasi ahli materi dan
ahli media, uji coba skala kecil dan uji coba skala besar termasuk kategori
layak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Vina Giri Liani (2009) yang berjudul
bahwa hasil validasi ahli materi dan ahli media diperoleh hasil yaitu 3 ahli
media skor rerata 24 dan hasil 3 ahli materi skor rerata 18,7 sehingga hasil
“Pengembangan media pembelajaran chart dan job sheet proporsi tubuh wanita
55
pada mata diklat menggambar busana di SMK Marsudirini Marganingsih
10 tahapan, hingga menghasilkan produk Media Chart Tiga Dimensi (3D) yang
pada materi pembuatan proporsi tubuh wanita, (b) pengembangan media job
sheet menggunakan kertas kwarto, media job sheet ini terdiri dua bagian
yaitu pembuatan proporsi tubuh dan pembuatan proporsi tubuh dengan gaya,
30% dalam kategori layak, (d) tingkat kelayakan job sheet menurut uji
Dimensi (3D) menjahit celana pada mata pelajaran keterampilan PKK siswa
kelas VIII di SMP N 16 Yogyakarta” disusun oleh Septiati Norita Sari (2008).
metode penelitan, metode pengumpulan data dan teknik analisis data serta hasil
Perbedaan penelitian tersebut adalah dilihat dari mata pelajaran yang dipilih,
agar lebih jelas persamaan dan perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
56
Tabel 3. Tinjauan Perbandingan Penelitian sejenis dengan penelitian yang
dilakukan oleh Peneliti
57
Berdasarkan kajian penelitian yang relevan berikut hal ini dimaksudkan
acuan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang dilakukan terdahulu terbukti
layak dan mampu meningkatkan aktivitas belajar dan kompetensi belajar siswa.
fragmen belahan dua lajur pada mata pelajaran dasar teknologi menjahit siswa kelas
X Busana SMK Diponegoro Depok. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang
peneliti lakukan masih original karena sebelumnya tidak pernah dilakukan di SMK
Diponegoro. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
dua lajur tidak sama lebar pada mata pelajaran dasar teknologi menjahit siswa kelas
C. Kerangka Berpikir
Dasar Teknologi Menjahit merupakan salah satu mata pelajaran praktik yang
ada di SMK Diponegoro Depok khususnya pada program keahlian Tata Busana.
Salah satu pelajaran praktik pada mata pelajaran dasar teknologi menjahit yaitu
pembuatan belahan dua lajur tidak sama lebar dengan indikator pencapaian
58
kompetensi belahan. Pada praktik di sekolah siswa dituntut aktif dan mandiri serta
dapat memahami langkah-langkah pembuatan belahan dua lajur tidak sama lebar,
media yang digunakan dikelas seperti job sheet dan penjelasan dari Guru belum
karena belum tersedianya media dalam bentuk visual yang dapat dilihat dan diraba
secara langsung yang berisi cara pembuatan belahan dua lajur tidak sama lebar.
secar lebih jelas sehingga mudah dimengerti. Media chart tiga dimensi dapat
lebar secara lebih jelas secara langsung dengan melihat dan meraba media. Karena
pembuatan belahan dua lajur tidak sama lebar dalam media chart tiga dimensi.
tiga dimensi cocok diterapkan dalam pembelajaran pembuatan belahan dua lajur
media chart tiga dimensi diyakini dapat mengatasi kesulitan dan mempermudah
tidak sama lebar. Penggunaan media pembelajaran menggunakan media chart tiga
59
dimensi diharapkan dapat membantu dan mempermudah tugas Guru dalam
sebagai solusi permasalahan yang ada. Prosedur penelitian dan pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur Borg and Gall yang disederhanakan
oleh Puslitjaknov menjadi lima langkah utama antara lain: (1) Melakukan analisis
produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) Validasi
ahli dan revisi, (4) Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, (5) Uji coba
60
Masalah pembelajaran pembuatan belahan dua lajur tidak
sama lebar di SMK Diponegoro Depok Yogyakarta
Solusi
Berdasarkan uraian pada deskripsi teori yang ada maka pertanyaan penelitian
pembuatan fragmen belahan dua lajur pada lengan kemeja mata pelajaran dasar
Yogyakarta?
pembuatan fragmen belahan dua lajur pada mata pelajaran dasar teknologi
pembuatan fragmen belahan dua lajur pada mata pelajaran dasar teknologi
pembuatan fragmen belahan dua lajur pada mata pelajaran dasar teknologi
dua lajur layak digunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran
Yogyakarta?
62