Anda di halaman 1dari 9

METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Definisi Metode Pembelajaran Dalam Proses Pendidikan


Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke
dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Adapun pengertian metode menurut
para ahli yaitu :
A.  Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
B.  M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran
pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Penggunaan Metode Pembelajaran
Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk megimplementasikan
strategi pembelajaran yaitu antara lain adalah:
1.    Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian pelajaran melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
 Adapun kelebihan dari metode ceramah yaitu :
a)    Murah dan mudah untuk dilakukan.
b)   Dapat menyajikan materi pelajran yang luas.
c)    Dapat memberikan pokok-pokok materi yang ditonjolkan.
d)   Guru dapat mengontrol kelas.
e)    Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana

 Adapun kelemahannya yaitu :


a)    Materi yang dikuasai siswa terbatas pada apa yang disampaikan guru.
b)   Mengakibatkan verbalisme.
c)    Membosankan.
d)   Sulit megetahui apakah siswa selurunya telah memahami materi yang disampaikan.

2.    Metode demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi benda tertentu, baik sebenarnya
maupun hanya tiruan.
 Adapun Kelebihan dari metode demonstrasi yaitu :
a)    Dapat menghindari verbalisme.
b)   Pembelajaran menjadi lebih menarik.
c)    Siswa mampu memandingkan teori dan kenyataan

 Adapun kelemahan dari metode ini yaitu :


a)    Memerlukan persiapakn yang lebih matang.
b)    Memerlukan alat, bahan, dan tempat yang memadai.
c)    Memerlukan keterampilan dan keahlian guru secara khusus.

3.    Metode diskusi


Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat
suatu keputusan (Killen, 1998).

 Adapun kelebihan dari metode ini yaitu :


a)    Dapat merangsang ide-ide kreatif siswa.
b)    Dapat melatih dan mebiasakan diri bertukar pikiran dalam menyelasaikan permasalahan.
c)    Melatih siswa mengungkapkan pendapat.

 Adapun kelemahan dari metode ini :


a)    Siswa yang memeliki keterampilan berbicara sering mendominasi diskusi.
b)    Topik yang dibahas meluas sehingga penarikan kesimpulan menjadi kabur.
c)    Memerlukan waktu yang panjang.
d)   Sering terjadi perbedaan pedapat yang bersifat emosional dan tidak terkontrol.

4.    Metode simulasi


Metode simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mengunakan situasi tiruan
untuk memahami konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
 Adapun kelebihan dari metode simulasi ini :
a)    Dapat menjadi bekal siswa dalam menghadapi situasi sesungguhnya.
b)    Dapat mengembangkan kretivitas siswa dan menarik.
c)    Memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d)   Memperkaya pengalaman siswa untuk menghapdapi berbagai situasi sosial yang
sesungguhnya.

 Adapun kelemahan dari metode ini yaitu :


a)    Pengalaman yang diberikan tidak selalu tepat atau sesuai dengan kenyataan.
b)    Terkadang tujuan pembelajran menjadi terabakan.
c)    Faktor psikologis siswa sering mempengaruhi dalam melakukan simulasi.
Definisi Media Pembelajaran Dalam Proses Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga
guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Fleming (1987: 234) menyatakan
media berfungsi untuk mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak yaitu siswa dan isi
pelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si pelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses
komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan
yang disampaikan. Adapun pengertian media pembelajaran menurut para ahli yaitu :
1.    Menurut Latuheru, ( 1988:9 ) Media berasal dari kata medium yang berasal dari bahasa latin
medius yang berarti tengah atau sedang. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang
mengantar / meneruskan informasi ( pesan ) antara sumber ( pemberi pesan ) dan penerima
pesan.
2.    Menurut Mcluhan ( dalam Sihkabuden, 1985:2 ) media merupakan suatu sarana atau channel
sebagai perantara antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
3.    Menurut Blacks dan Horalsen ( dalam Sihkabuden, 19991 :1 ) juga mempunyai pendapat
tentang media adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau
menyampaikan suatu pesan dimana medium itu merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan
berjalan antara komunitor ke komunikan.
4.    Menurut Gagne ( 2006 :14 ) mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Penggunaan media pembelajaran ini, selain dapat memberi rangsangan bagi siswa
untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam
menunjang kualitas proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Yusufhadi Miarso ( 2004 : 458 ).
Menurut Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik dan
kesimpulan yang lain adalah suatu alat atau sarana atau perangkat. Dalam hal ini bias berupa
software atau hardware.
Perangkat lunak ( software ) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya
disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras
( hardware ) sendiri merupakan sarana untu dapat menampilkan pesan yang terkandung.
Definisi pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan pelajar.
Membelajarkan berarti usaha untuk membuat seseorang belajar. Dalam upaya pembelajaran
terjadi komunikasi antara pelajar dengan guru, pelajar atau pengajar. Proses ini merupakan
bagian proses komunikasi antar manusia ( dalam hal ini adalah antar pelajar dan pengajar ).
Dari kedua definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat pelajar yang
menjurus kearah terjadinya proses belajar.
Dari pengalaman, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda,
sebagian lebih cepat belajar melalui audio visual, sebagian lebih cepat belajar melalui audio,
sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lainnya melalui multimedia dan sebagainya
( Sadiman, 2002:9 ).
Berdasarkan kerucut pengalaman ( cone of experience )yang diungkap oleh Edgar Dale
( dalam Latuheru, 1988 :10 ) bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang dengar
75%, melalui indera dengar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Teori Pengembangan Media Pembelajaran
Berkembangnya komunikasi elektronik, membawa perubahan-perubahan besar dalam
dunia pendidikan. Satu hal yang harus dihindari yaitu anggapan bahwa kedudukan guru akan
digantikan oleh alat elektronik. Dengan keberadaan komunikasi elektronik, menambah
pentingnya kehadiran guru. Berubahnya fungsi guru dan peranan guru dikaitkan dengan
upaya untuk memecahkan salah satu masalah pendidikan yaitu :
1.      Dengan membebaskan guru kelas dari kegiatan rutin yang banyak.
2.      Melengkapi guru dengan teknik-teknik keterampilan kualitas yang paling tinggi.
3.      Pengembangan penyajian kelas dengan tekanan pada pelayanan perorangan semaksimal
mungkin dalam setiap mata pelajaran.
4.      Mengembangkan pengajaran yang terpilih didasarkan pada kemampuan individual siswa.

Dari penjelasan diatas tentang peran baru guru dalam dunia pendidikan diharapkan
dapat memperbaiki kualitas pendidikan, sehingga penggunaan berbagai macam media
pembelajaran akan menggantikan berberapa fungsi instruksional dari guru (Sulaeman,
1988:24-25).
Pengembangan media pembelajaran didasarkan pada 3 model pengembangan yaitu :
1.    Model prosedural merupakan model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-
langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk.
2.    Model konseptual yaitu model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen
produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antar komponen.
3.    Model teoritik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.

Berdasarkan hal yang dikemukan diatas, pengembangan media berbantuan komputer


interaktif yang dikembangkan mengikuti model prosedural dari The ASSURE, dimana
langkah yang harus diikuti bersifat deskriptif yang terdiri dari 6 langkah yaitu analisis
karakteristik siswa, penetapan tujuan, pemilihan media dan materi, pemanfaatan materi,
pengikutsertaan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, evaluasi/revisi.
Sedangkan model konseptual dari pengembangan media berbantuan komputer ini
mengikuti teori belajar behavior yang dikemukakan oleh Gagne yaitu belajar yang dilakukan
manusia dapat diatur dan diubah untuk mengembangkan bentuk kelakuan tertentu pada
seseorang, atau mempertinggi kemampuan, atau mengubah kelakuannya (Nasution, 1988:
131), sehingga media pembelajaran yang dikembangkan berdasar pada “Programmed
Instruction”.
Sehubungan dengan penggunaan “Programmed Instruction”sebagai konsep media yang
dikembangkan, maka  teori belajar  yang sesuai dengan karakter dari “Programmed
Instruction” adalah teori belajar asosiasi, menyatakan bahwa  hubungan antara stimulus dan
respon. Hubungan tersebut akan semakin kuat apabila sering diulangi dan respon yang benar
diberi pujian atau cara lain yang memberikan rasa puas dan senang (Nasution, 1988: 132).
Posisi Media Pembelajaran
Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus belajar, seperti:
1.    Enactive (pengalaman langsung).
2.    Iconic (pengalaman piktorial atau gambar)
3.    Symbolic (pengalaman abstrak).

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat
terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah
dialami sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk
memahami apa dan bagaimana mencangkok.
Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman pebelajar
secara langsung mengerjakan atau membuat cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic,
pemahaman tentang mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video.
Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca atau
mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang mencangkok atau
dengan pengalamannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses belajar mengajar sebaiknya diusahakan
agar terjadi variasi aktivitas yang melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak
alat indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran), semakin
besar kemungkinan isi pelajaran tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan
pebelajar. Jadi agar pesan-pesan dalam materi yang disajikan dapat diterima dengan mudah
(atau pembelajaran berhasil dengan baik), maka pengajar harus berupaya menampilkan
stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus dalam
hal ini adalah suatu “perantara” yang menjembatani antara penerima pesan (pebelajar) dan
sumber pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif.
Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar
A.  Fungsi dan manfaat pengggunaan media pembelajaran
Salah satu alasan penggunaan media pembelajaran adalah terkait dengan manfaat media
pembelajaran bagi keberhasilan belajar mengajar di kelas. Salah satu aspek yang menentukan
keberhasilan dalam belajar mengajar adalah pemilihan media pembelajaran yang tepat.
Menurut Hamalik (1986), media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan
motivasi, keinginan minat, dan rangsangan kepada siswa. Sehingga dapat membantu
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
memadatkan informasi.
Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan peran sebagai berkut:
a)    Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
b)   Media pembelajaran sebagai sumber belajar.
c)    Memperjelas pesean agar tidak terlalu verbalistis.
d)   Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
e)    Mengatasi sikap pasif siswa menjadi lebih bersemangat.
f)    Mengkodisikan munculnya persepsi dan pengalaman.

Alasan-alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa


yaitu:
1.    Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu sendiri, antara
lain:
a)    Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
b)   Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan pembelajaran
dengan baik.
c)    Metode pengajaran akan bervariasi
d)   Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain.

2.    Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir abstrak
menuju konkret, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang kompleks. Sebab dengan
adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat
mempertinggi keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

B.  Syarat-syarat memilih media pembelajaran


Di dalam memilih bahan pengajaran itu konsep yang harus diterapkan guru adalah
bahwa tugas guru bukanlah mengajarkan pengetahuan, tugas guru bukanlah mengajarkan isi
buku atau bab dari buku melainkan tugas guru itu sebenarnya adalah untuk mencapai tujuan
pengajaran, ini berarti pemilihan media pengajaran sangatlah penting untuk perumusan tujuan
media pengajaran
Dan untuk mengetahui syarat-syarat pemilihan media pengajaran itu kita lihat dulu
rencana untuk menyampaikan suatu pengajaran yang mana diantaranya :
a)    Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan,
perbedaan individu dan lainnya.
b)   Tujuan yang hendak di capai; jika tujuannya pebinaan daerah kognitif maka metode drill
lunang tepat digunakan.
c)    Metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara guru.
d)   Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan.
e)    Kemampuan .

Sedangkan syarat – syarat pemilihan media pengajaran itu diantaranya:


a)    Suatu proses media harus sesuai dengan apa yang akan disampaikan.
b)   Suatu bahan kajian harus termasuk konsep media .
c)    Pemberian tugas dan resitasi harus sesuai dengan media yang mana akan disampaikan.
d)   Media pengajaran yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan kemampuan para siswa
didik.
e)    Konsep dalam menentukan media harus berdasarkan materi yang disampaikan

C.  Klasifikasi dan macam-macam media pembelajaran


1.    Berdasarkan sifatnya
a)    Media auditif : memiliki unsur suara.
b)   Media audio : hanya dapat dilihat, tanpa suara.
c)    Media audiovisual : memiliki unsur suara dan unsur gambar.
2.    Berdasarkan kemampuan jangkauannya
a)    Media yang jangkauannya luas dan serantak seperti radio dan TV.
b)    Media yang jangkauannya terbatas oleh ruang dan waktu seperti film, video, dan sebagainya.

3.    Berdasarkan cara atau teknik pemakaian


a)    Media yang diproyeksikan seperti film strip, slide, tranparansi.
b)    Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan.

D.  Prinsip-prinsip penggunaan media


Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran,
yakni :
1)   Media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2)   Media yang digunakan harus sesuai dengan meteri pembelajaran.
3)   Media yang dignakan harus seseuai sengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
4)   Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
5)   Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

E.  Sumber belajar


Sumber belajar adalah segala sesuatu yang digunakan oleh siswa dalam mempelajari
bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Beberapa sumber
belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam setting pembelajaran di kelas di antaranya
adalah : manusia, alat dan bahan pengajaran, aktivitas, dan lingkungan.

# menacari bahan materi tentang metode dan media pembelajaran


lalu buat resum materi.

Anda mungkin juga menyukai