Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab 2 ini membahas tentang pengertian penelitian pengembangan yang merupakan

dasar teori dalam penelitian pengembangan media pembelajaran, selanjutnya

menjelaskan konsep media pembelajaran, Kompetensi Inti dan kompetensi dasar serta

Materi Tema 8: Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem,

Pembelajaran 2 dan spesifikasi media Maket Ekosistem meliputi : pengertian media

Maket Ekosistem, desain media Maket Ekosistem, dan manfaat media Maket

Ekosistem.

A. Kajian Teori

1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah

suatu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan antara

penelitian dasar dan penelitian terapan (Arifin, 2014:126). Menurut Setyosari

(2012:214) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan,

analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk

mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses

11
12

atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau

sempurna (Trianto, 2010: 243).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan

pengembangan merupakan metode penelitian yang dilakukan untuk

mengembangkan atau mnyempurnaan dan memvalidasi produk yang telah ada

menjadi lebih baik.

2. Konsep Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti sarana

komunikasi. Secara harfiah, artinya adalah “perantara” atau “pengantar”. Oleh

karenanya, media dipahami sebagai perantara atau pengantar sumber pesan

dengan penerima pesan (Sharon, Deborah, James, 2011:7). Media pembelajaran

bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa sehingga terjadi proses

belajar. Sanjaya (dalam Haryono, 2014: 47) menyatakan bahwa media

pembelajaran meliputi perangakat keras yang dapat mengantarkan pesan dan

perangkat lunak menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perngakat

keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung

pesan.

Media menurut Gegne (dalam Sadiman, 2010:6) menyatakan bahwa

media adalah berbagai jenis komponen daam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki

pengertian yang berbeda media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak


13

maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasakan beberapa pendapat ahli,

dapat disimpulkan bahwa, media belajar yang adalah berbagai alat dan bahan

yang bisa digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi

pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media harus dirancang, disiapkan

dipilih dan disusun secara cermat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Sumiati dan Asra (2009:163) penggunaan media oleh guru

dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan. Namun akan lebih baik jika

digunakan media pembelajaran karena media mempunyai kelebihan-kelebihan

yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Manfaat

media pembelajaran menurut Sudjana (2010:2) antara lain :

(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan


motivasi belajar; (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik; (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika
guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; (4) Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan dan lain
sebagainya
Sedangkan media menurut Syafi’i dalam Sumanto (2010:65)

menyatkan bahwa media bermanfaat untuk berupa hal sebagai berikut:

(1) Membangkitkan perhatian siswa; (2) Memperjelas informasi yang di


sampaikan; (3) Menstimulasi ingatan tentang konsep; (4) Memotivasi
siswa mengikuti materi pembelajaran; (5) Menyajikan bimbingan belajar;
(6) Membangkitkan performansi siswa yang relefan dengan materi; (7)
Memberikan masukan performansi siswa yang benar; (8) Mendorong
ingatan, mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sedang
dipelajari.
14

Adapun selain manfaat, media pembelajaran juga memiliki berbagai

macam fungsi untuk membantu kegiatan belajar mengajar, menurut Haryono

(2014: 49) antara lain sebagai berikut :

(a) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa; (b)
memperoleh gambaran jelas tentang benda yang sulit diamati secara
langsung dikarenakan objek terlalu besar, objek terlalu kecil, objek
bergerak terlalu lambat, objek bergerak terlalu cepat, objek terlalu
kompleks, objek bunyinya terlalu halus, objek terlalu jauh letaknya, objek
berbahaya; (c) memungkinkan adanya intraksi langsung antara siswa
dengan lingkungannya; (d) menghasilkan keseragaman pengamatan; (e)
menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis; (f)
Membangkitkan keinginan dan minat baru; (g) membangkitkan motivasi
dan merangsang anak untuk belajar; (h) memberikan pengalaman yang
menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak; (i) memudahkan
siswa untuk membandingkan, mengamati, mendeskripsikan suatu benda.
Berdasakan uraian tersebut menyatakan bahwa media bermanfaat dan

berfungsi bagi siswa maupun guru untuk membantu terciptanya pembelajaran

yang menarik dan bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

c. Jenis Media Pembelajaran

Leshin dalam (Arsyad, 2013:79) menyampaikan bahwa media

pembelajaran yang tersebut akan mengikuti taksonomi yaitu media berbasis

manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain),

media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja atau latihan dan lembaran

lepas), media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, dan lain-lain), media

berbasis audio-visual (video, film, televisi, slide bersama tape), media berbasis

komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, dan video interktif).


15

Adapun jenis yang diperlukan dan diperhatikan, media pembelajaran

meliputi sebagai berikut : niat, atau tujuan, isi atau substansi yang ingin

disajikan, kemauan, kemampuan, dan ketersediaan media pembelajaran

(Setyosari, dalam Haryono, 2014: 52). Sedangkan berdasarkan klasifikasinya

media pembelajaran di SD dilihat dari bentuk atau ciri fisiknya dapat

dikelompokkan: (1) media dua dimensi, (2) media tiga dimensi, (3) media

pandang diam, (4) media pandang gerak, (5) media audio visual (Sumanto,

2012: 15). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media

memiliki berbagai jenis sesuai dengan kebutuhan siswa dilapangan.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Menentukan dan memilih media yang terbaik dalam proses belajar dan

mengajar merupakan sesuatu yang sangat penting. Namun hal ini terkadang

membingungkan bagi para pendidik, tetapi di sisi lain juga merupakan moment

untuk penilaian kreatifitas mereka. Secara umum pemilihan media

pembelajaran menurut Muliati (2015: 20) dijelaskan dalam tahapan berikut:

(a) Pertama, mencermati materi pembelajaran pada mata pelajaran yang ada
di kelas. Tahap ini berkaitan dengan melihat kesesuaian dengan Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetesi Dasar (KD), dan indikator yang dicapai. (b) Kedua,
memilih pendekatan pembelajaran yang didalamnya akan menerapkan suatu
metode pembelajaran dan teknik-teknik pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik dan kemampuan siswa, waktu yang tersedia, dan
kelayakan digunakannya media tersebut. (c) Ketiga, menentukan jenis dan
bentuk media pembelajaran yang disesuaikan dengan ketarampilan guru
yang menggunakan media tersebut dan fasilitas belajar.
Menurut Arsyad (2013: 74) ada enam kriteria pemilihan media

bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional
16

secara keseluruhan, untuk itu ada beberapa kriteria pemilihan media sebagai

berikut :

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai


Media dipilih berdasarkan tujuan intruksional yang telah ditetapkan yang
secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari tiga ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, atau
generalisasi
Media dipilih harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemampuan mental siswa, agar membantu proses
pembelajaran secara efektif.
3. Praktis, luwes, dan bertahan
Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun
dengan peralatan yng tersedia disekitarnya, serta mudah dipindah dan
dibawa kemana-mana., sehingga mudah diperolah atau mudah dibuat
sendiri oleh guru.
4. Guru terampil dalam menggunakannya
Guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran, media
yang canggih sekalipun tidak mempunyai arti jika guru belum dapat
menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya
mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5. Pengelompokan sasaran
Media yang dipilih harus efektif digunakan untuk kelompok besar,
kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan
6. Mutu teknis
Media yang dipilih dapat memberikan informasi atau pesan yang ingin
disampaikan dengan jelas, tidak boleh terganggu dengan pembahasan
yang lain.
Menurut Munadi (2008:185-188) pemilihan media pembelajaran

didasarkan pada karakteristik siswa, oleh sebab itu guru sebaiknya mendesain

program pembelajaran menggunakan media yang sesuai untuk

mengoptimalkan aspek perkembangan anak. Program pembelajaran

menggunakan media berdasarkan karakteristik siswa SD, sebagai berikut:

a) Konkret
Sebagai stimulasi dalam pembelajaran yang digunakan bersifat kongkret
(nyata) sesuai dengan fase perkembangan kognitif anak. Hal ini akan
mempermudah untuk memperoleh pengelaman-pengalaman baru yang
diperoleh anak pada saat belajar baik di sekolah maupun di rumah.
17

b) Menyenangkan
akan dilalui anak dengan cara bermin dan bereksplorasi tanpa banyak
adanya dari orang lain.
c) Komunikatif
Media yang digunakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
proses berkomunikasi dengan orang lain, sehingga media memiliki fungsi
sebagai perantara atau alat komunikasi pembelajaran.
d) Integratif
Aspek yang dikembangkan dalam proses belajar tidak berfokus pada
salah satu aspek saja. Dalam segala aktifitas yang dilakukan hendaknya
mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan media

pembelajaran harus memperhatikan segala ruang lingkup dalam proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga pencapaian tujuan dalam

pembelajaran menjadi efektif dan efisen.

3. Pembelajaran Tematik di SD

a. Pengertian Pembelajaran Tematik di SD

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa (Abdul 2014: 80). Menurut Trianto (2010:

78) pemebelajaran tematik dikmanai sebagai pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari

berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik mengajarkan siswa untuk tidak berfikir secara

kognitif saja melainkan juga mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik

juga, Depdiknas (2003:1) mengatakan, sebagian besar siswa (SD) tidak mampu

menghubungkan antara pengetahuan yang dipelajari dengan cara menggunakan


18

dan memanfaatkan pengetahuan itu. Oleh karena itu, melalui pembelajaran

tematik diharapkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

pembelajaran di kelas awal SD dapat diatasi dengan baik.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa

akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya

dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Penelitian yang digunakan oleh peneliti mengambil materi dari buku

tematik yakni Tema 8 (Ekosistem), subtema 2 (Hubungan Makhluk Hidup

dalam Ekosistem), untuk pembelajaran 2 kelas V semester 2 Sekolah Dasar

(Kemendikbud, 2013). Ekosistem merupakan lingkungan yang digunakan

untuk makhluk hidup tinggal bersama, pada tema ekosisistem juga terdiri dari

pengintegrasian beberapa mata pelajaran yakni IPA dan Bahasa Indonesia.

Tema ekosistem ini guru juga harus mampu mengarahkan siswa pada kegiatan

yang positif.

b. Pentingnya Pembelajaran Tematik di SD

Pembelajaran tematik menurut Iru dan Arihi (dalam Prastowo,

2013:119) memiliki arti penting dalam membangun kompetensi siswa, antara

lain: Pertama pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa

dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
19

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Kedua pembelajaran tematik lebih

menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu

(learning by doing). Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran yang

menarik dan efektif sesuai dengan pengalaman belajar siswa sehingga

pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna.

Selain itu menurut Trianto (2013: 119) mengatakan bahwa

pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain : (1) Dunia anak adalah

dunia nyata; (2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu

peristiwa lebih teroganisir; (3) Pembelajaran akan lebih bermakna; (4) Memberi

peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri; (5) Memperkuat

kemampuan yang diperoleh; (6) Efesiensi waktu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan melalui pembelajaran tematik

siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah

kekuatan untuk menerima, dan menyimpan materi yang telah diajarkan, serta

menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

c. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan pada pembelajaran tematik mencakup tiga landasan yakni

landasan filosofis, landasan psikologis dan yuridis.

1) Landasan filosofis
Pembelajaran tematik berdasarkan pada filsafat pendidikan antara lain:
20

a) Progresivme, yaitu proses pembelajaran perlu ditekankan pada


pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang
alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
b) Kostruktivisme, yaitu anak mengkontruk pengetahuannya melalui
interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya
secara langsung.
c) Humanisme, yaitu melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya,
potensi, dan motivasi yang dimilikinya, sehingga pada humanisme ini
lebih memikirkan pada kebutuhan siswa.
2) Landasan psikologis
Pembelajaran tematik juga berdasarkan pada perkembangan siswa yang
berlandaskan pada psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
a) Psikologi perkembangan untuk menentukan tingkat keluasan dan
kedalaman isi sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
b) Psikologi belajar untuk menentukan bagaimana isi atau materi
pembelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus
mempelajarinya.
3) Landasan yuridis
Pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar,
landasan yuridis tersebut diantaranya:
a) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menyatakan
bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya.
b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan
bahwa setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya
(Daryanto, 2014 : 3-4)

d. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik memiliki karakteristik-karakteristik, menurut Abdul (2014: 90)

karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut.

1) Berpusat pada siswa


Pembelajaran tematik ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2) Memberikan pengalaman langsung
21

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung dimana


siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar
memahami hal yang abstrak.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Pembelajaran tematik ini fokus pembelajarannya diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran, sehingga siswa mampu memahami
konsep tersebut secara utuh.
5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa sesuai dengan
kebutuhan siswa
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik tidak hanya membahas tentang aspek kognitif saja
akan tetapi pada pembelajaran tematik juga menerapkan aspek afektif dan
psikomotor, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berfikir
saja.

e. Kelebihan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki berbagai keuntungan diantaranya :

1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu


2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama,
pemahaman terhadap materi yang mendalam dan berkesan, kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran
dan pengalaman siswa
3) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna beajar karena materi
yang disajikan dalam konteks tema yang jelas
4) Siswa lebih bersemangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untu mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata
pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain
5) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat
dipersiapkan sekaligus
22

f. Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki keterbatasan, terutama dalam

pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih

banyak menuntut guru melakukan evaluasi proses (Prastowo, 2013: 152).

Maka dapat diidentifikasi bahwa keterbatasan pembelajaran tematik meliputi:

1. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas,


kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang
tinggi. Namun, tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum
dengan konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat
2. Pengembangan kreatifitas ademik, menuntut kemampuan belajar siswa
yang baik dalam aspek intelegensi
3. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang
cukup banyak dan beragam serta berguna untuk mengembangkan
wawasan dan pengetahuan yang diperlukan
4. Memerlukan jenis kurikulum yng terbuka untuk pengembangannya.
5. Pembelajaran tematik memerlukan sistem penilaian dan pengukuran yang
terpadu

4. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

Adapun Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator terdapat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator

No Muatan Mata Kompetensi Dasar Indikator


Pelajaran
1. IPA 3.6 Mengenal jenis hewan dari 3.6.1 Mengidentifikasi
makanannya dan mendeskripsikan komponen rantai
rantai makanan pada ekosistem di makanan dan jaring-
lingkungan sekitar jaring makanan dalam
sebuah ekosistem
berdasarkan bacaan
pada buku
3.6.2 Menjelaskan peran dan
fungsi rantai makanan
dan jaring-jaring
makanan di dalam
sebuah ekosistem.
4.6a Menyajikan hasil pengamatan 4.6.1 Membuat kamus mini
untuk membentuk rantai makanan tentang rantai
23

No Muatan Mata Kompetensi Dasar Indikator


Pelajaran
dan jaringjaring makanan dari makanan dan jaring-
makhluk hidup di lingkungan jaring makanan yang
sekitar yang terdiri dari karnivora, berdasarkan hasil
herbivora, dan omnivore. pengamatan
4.6.2 Menyimpulkan hasil
pengamatan tentang
rantai makanan dan
jaring-jaring makanan
dari mahluk hidup
dalam ekosistem.
2. Bahasa 3.1 Menggali informasi dari teks 3.1.1 Menyebutkan contoh
Indonesia laporan buku tentang makanan rantai makanan dan
dan rantai makanan, kesehatan jaring-jaring makanan
manusia, keseimbangan di dalam ekosistem
ekosistem, serta alam dan berdasarkan informasi
pengaruh kegiatan manusia yang telah diperoleh.
dengan bantuan guru dan teman 3.1.2 Menuliskan informasi
dalam bahasa Indonesia lisan dan dari buku tentang
tulis dengan memilih dan memilah peran dan fungsi
kosakata baku rantai makanan dan
jaring-jaring makanan
di dalam sebuah
ekosistem.
4.1 Mengamati, mengolah, dan 4.1.1 Menuliskan laporan
menyajikan teks laporan buku pengamatan tentang
tentang makanan dan rantai tentang peran dan
makanan, kesehatan manusia, fungsi rantai makanan
keseimbangan ekosistem, serta alam dan jaring-jaring
dan pengaruh kegiatan manusia makanan di dalam
secara mandiri dalam bahasa sebuah ekosistem.
Indonesia lisan dan tulis dengan 4.1.2 Mengemukakan hasil
memilih dan memilah kosakata laporan pengamatan
baku tentang peran dan
fungsi rantai makanan
dan jaring-jaring
makanan.

3. 3.1 Mengenal prinsip seni 3.1.1 Mengidentifikasi


dalam berkarya seni rupa prinsip dalam berkarya
seni rupa
3.1.2 Menyebutkan
prinsip-prinsip seni dalam
berkarya seni rupa

4.1 Menggambar ilustrasi 4.1.1 Menjelaskan makna


dengan menerapkan proporsi gambar ilustrasi.
dan komposisi 4.1.2 Menggambar gambar
ilustrasi ekosistem
24

5. Materi Tema 8 (Ekosistem), Subtema 2 (Hubungan Makhluk Hidup dalam

Ekosistem), Pembelajaran 2

Pokok bahasan yaitu terdapat 2 mata pelajaran yang diintegrasikan yaitu, IPA

dan Bahasa Indonesia, akan tetapi dalam pengembangan media mencakup satu

mata pelajaran yaitu IPA.

a. Materi IPA

1) Materi ekosistem

Makhluk hidup yang hidup bersama dalam lingkungan yang sama beserta

lingkungannya disebut ekosistem (Ibayati, Yayat 2008 : 36), sedangkan

menurut Sulistyanto (2008: 35) makhluk hidup selalu berinteraksi dengan

lingkungan. Interaksi antara makhluk hidup dan tak hidup dalam suatu

tempat tertentu disebut ekosistem.

a) Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang terjadi pada

makhluk hidup. Hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup

dapat berupa hubungan makan dan dimakan. Hubungan ini akan

membentuk rantai makanan.

b) Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan dalam suatu

lingkungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. (Sulistyanto,

2008: 64)
25

b. Materi Bahasa Indonesia

1) Laporan Pengamatan

Laporan itu adalah karangan yang berisikan penjelasan suatu hasil kegiatan.

Laporan dibuat setelah kamu melakukan suatu kegiatan, sedangkan laporan

pengamatan adalah membuat karangan sesuai dengan sesuatu yang diamati.

Adapun untuk membuat laporan pengamatan, dapat memperhatikan

langkah-langkah berikut ini: (a) Tentukanlah apa yang kamu amati; (b)

Siapkan lembar pengamatan; (c) Isilah lembar pengamatan tersebut dengan

bahasa yang baik dan jelas; (d) Laporan pengamatan harus berdasarkan

fakta atau kenyataan. Tulis secara menarik, lengkap, dan enak dibaca

sehingga pembaca akan merasa senang saat membaca laporan yang kamu

buat (Nur’aini, 2008: 6).

c. Materi SBdP

1) Menggambar Ilustrasi

Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan adegan atau


peristiwa. Gambar ilustrasi mempunyai fungsi sebagai berikut (Subekti,
2010: 11).
a) Memperjelas alur atau isi cerita.
b) Memperjelas isi pesan dalam promosi sebuah benda/produk.
c) Menarik perhatian.
d) Menambah nilai artistik/keindahan.
Gambar ilustrasi dalam bentuk seni terapan sering kita temukan dalam

ilustrasi buku cerita, majalah, dan buku pelajaran. Poster dan brosur juga
26

sering disertai gambar ilustrasi agar menarik. Berikut adalah langkah-

langkah menggambar ilustrasi: (1) Menyiapkan bahan dan alat; (2)

Memahami teks atau cerita; (3) Membuat sketsa; (4) Menggambar dan

mewarnai

6. Media Pembelajaran Maket Ekosistem

a. Pengertian Media Pembelajaran Maket Ekosistem

Media Maket Ekosistem merupakan media alat peraga tiga dimensi,

karena secara fisik dibuat dalam bentuk maket. Menurut Prastowo dalam Sari

(2015: 107) maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dan

sebagainya) dalam bentuk tiga dimensi dan skala kecil. Menurut Sudjana dan

Rivai (2010:156) mengungkapkan maket adalah tiruan tiga dimensi dari

beberapa benda nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu

mahal, terlalu jarang, atau terlalu rumit untuk di bawa ke dalam kelas dan

dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Menurut pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa maket merupakan bentuk tiruan tiga dimensi dalam skala

kecil. Media Maket Ekosistem yang dikembangkan oleh peneliti merupakan

media dimana terdapat dua ekosistem yakni ekosistem darat dan ekosistem air,

selain itu pada media Maket Ekosistem yang di kembangkan oleh peneliti juga

terdapat komponen pada ekosistem seperti hewan dan tumbuhan, pada media

Maket Ekosistem juga terdapat proses pembentukan rantai makanan dan jaring-

jaring makanan dimana siswa dapat mencoba secara langsung merangkai


27

komponen-komponen tersebut sehingga membentuk suatu rantai makanan dan

jaring-jaring makanan.

Media Maket Ekosistem ini juga di desain berdasarkan gambar yang

terdapat di buku tematik yang digunakan guru sebagai media pembelajaran,

yang dirancang dalam maket tiga dimensi akan tetapi oleh peniliti

dikembangkan lagi agar menjadi bentuk yang lebih baik. Media Maket

Ekosistem terdiri dari pengintegrasian dua mata pelajaran yaitu IPA, Bahasa

Indonesia, dan SBdP yang sesuai dengan buku Kurikulum 2013 kelas V. Media

ini dapat mengubah cara belajar siswa yang biasanya mempelajari materi

baerdasarkan buku siswa saja beralih pada sebuah media menarik. Kelebihan

media ini adalah anak dapat mengoperasikan secara langsung media tersebut,

dan anak juga dapat mengetahui secara langsung bagaimana keadaaan asli

ekosistem darat dan air melalui media ini.

b. Desain Media Pembelajaran Maket Ekosistem

Media Maket Ekosistem merupakan media maket dan tiga dimensi, secara

fisik dibuat dalam bentuk menyerupai balok yang dapat dibuka dan ditutup.

Media Maket Ekosistem terbuat dari bahan dasar berupa papan kayu atau

triplek yang berukuran panjang 50 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 12 cm serta

terdapat tiang penyangga yang dapat difungsikan untuk menyangga papan saat

dibuka. Media tersebut di dibagi menjadi dua bagian yakni bagian bawah atau

alas dan atas atau penutupnya. Pada bagian bawah terdapat tiruan ekosistem

tiga dimensi, yang terdiri dari ekosistem darat dan ekosistem air. Ekosistem
28

darat pada papan Maket Ekosistem terdiri dari tiruan makhluk hidup seperti

binatang darat, pohon, rumput, dan bunga, sedangkan makhluk tak hidup

seperti batu, dan tanah. Ekosistem air terdiri dari tiruan makhluk hidup seperti

binatang air, dan tumbuhan hidup di air, sedangkan tiruan makhluk tak

hidupnya seperti air, dan batu. Selain itu pada bagian bawah tiruan makhluk

hidup dan makhluk tidak hidup tersebut dilekatkan oleh magnet. Sedangkan

pada bagian tutup atau atasnya terdapat bagan untuk membentuk sebuah rantai

makanan dan jaring-jaring makanan. Pada bagan tersebut juga dilekatkan oleh

magnet sehingga tiruan tiga dimensi pada ekosistem tersebut dapat ditempelkan

pada bagan. Desain media (terlampir)

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Maket Ekosistem

Media Maket Ekosistem dapat digunakan dalam pembelajaran tematik

Kurikulum 2013, yaitu mengubah cara belajar siswa yang biasanya

mempelajari materi rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem

melalui buku saja beralih pada sebuah media yang menarik minat untuk

belajar. Melalui media ini siswa dapat memahami materi dengan mengamati

dan mengoperasikan langsung media dalam proses pembelajaran. Media

Maket Ekosistem juga memiliki kelebihan dan kekurangan, anatara lain

sebagai berikut:

1) Kelebihan Media Maket Ekosistem sebagai berikut, (a) Memberikan

pengalaman secara langsung; (b) Dapat menunjukkan obyek secara utuh


29

baik kontruksi maupun cara kerjanya; (c) Penyajian secara nyata (konkrit);

(d) Siswa berperan aktif media secara langsung

2) Kelemahan Media Maket Ekosistem adalah Penyimpanannya

membutuhkan ruang yang besar

Hal tersebut merupakan kelebihan dan kelemahan media Maket Ekosistem

yang dikembangkan oleh peneliti.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Media Maket Ekosistem merupakan media pembelajaran tematik kelas V

semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam

Ekosistem, Pembelajaran 2. Seperti penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

oleh Sakinah yaitu “Pengembangan Media Panduan (Papan Dunia Hewan) pada

Pembelajaran Tematik Tema Benda Hewan dan Tanaman Disekitar untuk Kelas 1

SD” pokok bahasan hewan dan tumbuhan, jenis penelitian yang dilakukan adalah

jenis penelitian pengembangan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengembangkan media Panduan (Papan Dunia Hewan) pada Pembelajaran

Tematik Tema Benda Hewan dan Tanaman Disekitar untuk Kelas 1 SD, dan untuk

menjelaskan hasil pengembangan media Panduan (Papan Dunia Hewan) pada

Pembelajaran Tematik Tema Benda Hewan dan Tanaman Disekitar untuk Kelas 1

SD. Selain itu media Panduan ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan,

kelebihan media panduan ini diantaranya, (1) memudahkan guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran; (2) siswa mudah memperoleh gambaran

tentang konsep pembelajaran.


30

Penelitian kedua oleh Buana Eka Meylasari yaitu “Pemanfaatan Media

Maket untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di

Sekolah Dasar” pokok bahasan ekosistem, jenis penelitian yang dilakukan oleh

peneliti sebelumnya adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan dari penelitian yaitu

untuk mendiskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa kelas IV

setelah pemanfaatan media maket. Adapun penelitian tersebut menggunakan dua

siklus untuk meningkatkan hasil belajar siswa dimana dua siklus tersebut terdiri

dsri dua kali pertemuan.

Penelitian yang dilakukan oleh peniliti adalah jenis penelitian dan

pengembangan yang berjudul “Pengembangan Media Makiem (Maket Ekosistem)

Tema ekosistem untuk Kelas VI SD”. Penelitian yang dikembangkan oleh peneliti

memiliki perbedaan dengan dua penelitian sebelumnya, karena media Maket

Ekosistem ini menggunakan pembelajaran tematik yakni pada Tema 8 : Ekosistem,

Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2, yang

mengintegrasikan dua mata pelajaran yakni IPA, SBdP, dan Bahasa Indonesia.

Media ini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan media Maket Ekosistem

pada tema ekosistem di kelas V SD. Media Maket Ekosistem ini juga memiliki

perbedaan desain dengan media sebelumnya, media Maket Ekosistem ini

merupakan media tiga dimensi dimana pada media Maket Ekosistem ini tidak

hanya terdapat tiruan ekosistem saja, melainkan juga terdapat bagan yang dapat

digunakan untuk menyusun ekosistem. Kelebihan dari media Maket Ekosistem

sendiri adalah Memberikan pengalaman secara langsung, Penyajian secara nyata

(konkrit), siswa berperan aktif dalam pembelajaran


31

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini adalah berawal dari kondisi dilapangan yang disesuaikan dengan

kondisi ideal yang harus dicapai sesuai dengan Kurikulum 2013, untuk mencapai

kondisi ideal peneliti melakukan pengembangan media pembelajaran. Penelitian

dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode Borg and

Gall yang terdiri dari 10 tahapan, untuk menghasilkan produk yang layak dan sesuai

dengan kriteria yang ingin dicapai. Berikut adalah kerangka pikir penelitian.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Pengembangan

Kondisi di lapangan
Kondisi Ideal
(1) Penggunaan media pembelajaran di
sekolah kurang menarik bagi siswa dan Media pembelajaran digunakan pada
monoton (2) siswa tidak aktif terlibat saat proses pembelajaran di kelas
dalam penggunaan media pada saat untuk memudahkan siswa dalam
pembelajaran pembelajaran

Pengembangan media pembelajaran


Maket Ekosistem Tema Ekosistem di
kelas V SD Yamastho Surabaya

Metode pengembangan

peneliti menggunakan metode


pengembangan R & D Borg and gall: (1)
penelitian dan pengumpulan awal; (2)
Perencanaan (3) Pengembangan format
produk awal; (4) Uji coba awal;
(5)Revisi Produk; (6) Uji coba lapangan;
(7) Revisi Produk; (8) Uji lapangan; (9)
Revisi Produk akhir; (10) Desiminasi
dan Implementasi

Media yang layak dan merespon


siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung

Anda mungkin juga menyukai