Anda di halaman 1dari 26

Untuk yang perlu dicarikan sumber aslinya & dimasukan mendeley

Diparafrase TOTAL (aku capslock biar kakak bener2 revisi pake Bahasa sendiri,

bukan temu copy-paste

NOTES (maaf aku capslock biar inget):

1. Aku mau kakak beneran revisi semua kata2nya jadi bahasa sendiri kaaak

plissss bgt jangan tempel2 aja.

2. Harus ada buku/jurnal aslinya. Jangan ambil dari teori dari skrispi lain. Boleh

ambil dari skripsi lain asal teorinya harus dipertanggung jawabkan dengan

tulis sendiri pake bahasa sendiri, ada sumber utamanya dari buku, jangan

plagiarism.

3. Pokoknya mau teori biasa, mau teori 1, 2, 3, teori prancis (kalo nemu)

SEMUANYA HARUS DIPARAFRASE

4. Stabilo hijau untuk dicari semua sumber utamanya dan dimasukan ke

Mendeley. Stabilo kuning HARUS DIPARAFRASE SEMUA2NYA TANPA

TERKECUALI KARENA SAYA MELIHAT SAMA SEMUA ITU

TINGGAL COPY PASTE. Mohon pengertiannya Kak.

5. Penelitian Relevan harus dijelaskan Kak apa aja fokus penelitian tsb

(dijelaskan), data yang diperoleh apa saja, hasilnya, persamaan, dll (pokoknya

yg diperlukan)

6. Kerangka berpikir HARUS DITAMBAH BAGANNYA


7. Sisanya yg ga ditstabilo udah saya benerin hari ini. Mohon bantuannya

dengan sangat serius Kaaak


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengembangan Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, guru melakukan

komunikasi yang bertujuan untuk mengirimkan informasi dan siswa

bertugas untuk menerima informasi yang telah diberikan.

Komunikasi dikatakan berhasil apabila guru menyampaikan

informasi secara jelas dan siswa berhasil menangkap informasi

dengan baik pula. Dengan begitu, agar kegiatan tersebut mencapai

tujuan komunikasi yang jelas antara guru dan siswa dibutuhkan

media.

Menurut Mahnun (2012: 1) menjelaskan bahwa asal kata media

dari bahasa Latin “medium” yang memiliki makna secara harfiah

“perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media adalah alat untuk

menyampaikan pesan serta informasi terkait materi pembelajaran

yang disampaikan melalui penutur kepada mitra tutur. Di dalam

kelas, penutur dan mitra tutur adalah guru dan siswa. Dengan
kehadiran media akan semakin membantu dalam keberhasilan

belajar mengajar.

Menurut Adam dan (2015: 79) media pembelajaran adalah alat

yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran baik secara

fisik maupun teknis yang mempermudah guru dalam

menyampaikan materi demi tercapainya tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan. Materi pembelajaran yang dibawakan guru harus

sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dengan adanya media

pembelajaran, guru dimudahkan dengan alat bantu seperti buku

maupun film dan siswa akan merasa terbantu dalam meraih materi

pembelajaran.

Arsyad (2011) juga berpendapat bahwa media pembelajaran

berperan penting dalam proses belajar mengajar. Media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar

yang bertujuan untuk merangsang perhatian dan minat siswa dalam

pembelajaran. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di

dalam dunia pendidikan memiliki potensi pembaharuan dalam

hasil-hasil teknologi yang memiliki daya tarik bagi siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diperoleh

kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang


dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan informasi kepada

siswa. Alat yang digunakan untuk merangsang siswa agar aktif

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar

mengajar akan jauh lebih baik. Secara garis besar, media

pembelajaran adalah sesuatu yang membantu guru dalam

menyampaikan materi, membantu siswa dalam memahami materi

dan meningkatkan minat belajarnya.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sanaky (2013) terdapat dua jenis manfaat media

pembelajaran yaitu bagi guru dan siswa. Bagi guru manfaat media

pembelajaran antara lain yaitu:

1) Membantu guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan inovasi

pembelajaran

3) Media pembelajaran menjadikan pembelajaran di kelas

menyenangkan dan tidak tertekan

Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi siswa atau

siswa adalah:

1) Meningkatkan motivasi belajar siswa


2) Memudahkan siswa dalam berpikir dan beranalisis

3) Meningkatkan dan memebrikan inovasi siswa dalam

belajar

4) Media pembelajaran dapat membuat siswa merasa

pembelajaran yang menyenangkan dan tidak

tertekan

c. Jenis – jenis Media Pembelajaran

Menurut Haryono (2015) terdapat jenis media pembelajaran

berdasarkan rancangannya dibagi menjadi dua yaitu:

1) Media yang dirancang (by design)

Media yang dirancang adalah media yang diciptakan

secara khusus sebagai komponen pembelajaran yang

terarah dan bersifat formal

2) Media yang dimanfaatkan (by utilization)

Media yang dimanfaatkan merupakan media yang

digunakan untuk keperluan pembelajaran, tersedia

dimana saja dan tidak dirancang secara khusus,

diterapkan dalam keperluan pembelajaran.


Menurut Haryono (2015) media pembelajaran yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran dibedakan menjadi empat

jenis, antara lain:

1) Media grafis atau media dua dimensi seperti bagan,

foto, poster, grafik, dan lain-lain

2) Media tiga dimensi yaitu media yang memiliki lebih

dari dua sisi, contohnya pop up, mock up, diorama, dan

lain-lain,

3) Media proyeksi, contohnya slide, film, penggunaan

OHP dan lain-lain

4) Lingkungan sekitar dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran.

d. Kriteria Media Pembelajaran

Menurut Falahudin (2014) terdapat beberapa kriteria media

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Tujuan penggunaan

Tujuan penggunaan media ini terletak pada

perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

Tujuan penggunaan media lainnya terletak pada


kompetensi dasar dasar, dan indikator yang ingin

dicapai.

2) Sasaran pengguna media

Sasaran penggunaan media ini adalah siswa. Jadi,

harus mengetahui karakteristik peserta baik dari latar

belakang sosial, bakat, dan minatnya. Media harus

sesuai dengan kondisi siswa.

3) Karakteristik media

Karakteristik media dapat dilihat dari kelemahan dan

kelebihannya. Sebelum memutuskan untuk memilih

media pembelajaran, lebih baik membandingkan

dahulu karakteristik media yang sesuai dengan siswa.

4) Waktu

Waktu diperlukan dalam membuat media

pembelajaran dan perlu diperhitungkan alokasi waktu

yang tersedia pada saat kegiatan pembelajaran. Tidak

ada gunanya jika memilih media yang sesuai dengan

karakteristik, tetapi tidak ada waktu untuk

mengadakannya.

5) Biaya

Faktor biaya perlu diperhatikan karena media yang

baik belum tentu efektif digunakan dalam


pembelajaran dibandingkan dengan media yang murah

dan sederhana.

6) Ketersediaan

Ketersediaan media pada kelas tersebut sudah ada atau

belum media yang dikembangkan, sehingga peneliti

dapat menentukan media tersebut perlu dikembangkan

atau tidak

e. Langkah – Langkah Pemilihan Media

Macam-macam media pembelajaran yang tersedia

mengharuskan para guru perlu memilih media yang akan digunakan.

Hal ini sangat penting karena setiap media memiliki kelemahan dan

kelebihannya masing-masing. Pemilihan media pembelajaran itu

dimaksudkan agar guru dapat menentukan media yang tepat dan sesuai

dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Penggunaan media tidak semata-

mata langsung diterapkan akan tetapi dalam penggunaan media

tersebut terdapat langkah-langkah dalam pemilhannya.

Adapun langkah-langkah dalam pemilihan media pembelajaran

menurut Sadiman (2010) yaitu :

1) Media jadi dan media rancangan


Media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi

dan media rancangan. Media jadi merupakan bentuk

media yang sudah diperjual belikan di pasaran luas

dalam keadaan siap pakai (media by utilization).

Sementara itu, media rancangan adalah media yang

perlu dirancang dan dipersiapkan terlebih dahulu secara

khusus untuk tujuan pembelajaran tertentu (media by

design).

2) Dasar pertimbangan pemilihan media

Adapun beberapa penyebab pertimbangan dasar orang

dalam memilih media antara lain:

a) Bermaksud mendemonstrasikannya

b) Merasa sudah terbiasa dengan penggunaan media

tersebut

c) Ingin memberikan penjelasan yang lebih konkrit

d) Merasa bahwa media dapat mengatasi

permasalahan yang ada

3) Kriteria pemilihan

Kriteria pemilihan harus dikembangkan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai, kondisi serta keterbatasan

yang ada dengan mempertimbangkan karakteristik

media tersebut serta mempertimbangkan faktor-faktor


yang lainnya seperti karakteristik siswa, strategi belajar

mengajar dan alokasi waktu.

4) Model/prosedur pemilihan media

Dilihat dari bentuknya model pemilihan media terdiri

atas tiga macam yakni model flowchart, model matriks,

dan model checklist. Model flowchart adalah model

yang menggunakan sistem pengguguran dalam

pengambilan keputusan pemilihan. Selanjutnya, model

matriks yang menangguhkan proses pengambilan

keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria

pemilihannya diidentifikasikan. Lalu model checklist

yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai

semua kriterianya dipertimbangkan. Adapun model

yang tepat dalam media rancangan yakni menggunakan

model matriks.

2. Media Powerpoint Interaktif

a. Pengertian Media Powerpoint

Menurut Rusman dkk, (2013: 300) salah satu aplikasi yang

terkenal yang dikembangkan oleh perusahaan Microsoft adalah

Microsoft Powerpoint yang berguna untuk presentasi kepada khalayak


ramai. Aplikasi Powerpoint merupakan salah satu perangkat lunak

yang digunakan secara khusus untuk menampilkan program

multimedia menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam

penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku

selain alat untuk penyimpanan data.

Rusman dkk, (2013: 297) juga menambahkan di dalam aplikasi

Microsoft Powerpoint juga memiliki fitur slide untuk menggabungkan

pokok-pokok utama yang hendak disampaikan guru kepada siswa di

dalam kelas. Pengguna dapat menambahkan fitur animasi, maka suatu

slide yang ditampilkan akan lebih menarik. Dalam aplikasi

Powerpoint juga terdapat fitur front picture, sound, dan effect

digunakan untuk mempercantik saat pembuatan slide menjadi bagus

sehingga menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.

Menurut Sukiman (2011: 213) menyatakan bahwa Microsoft

Powerpoint adalah produk unggulan yang saat ini beredar dalam

kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi presentasi yang saat ini paling

banyak digunakan. Aplikasi Powerpoint paling banyak digunakan

karena memiliki kemudahan dalam mengoperasikannya dan bisa

digunakan oleh siswa untuk memaparkan tugas-tugas yang diberikan

oleh gurunya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa Powerpoint adalah sebuah perangkat lunak yang membantu

pengguna dalam memaparkan dalam bentuk presentasi sehari-hari

dengan mudah penggunaannya dan mudah dalam mempercantik

komponen di dalamnya seperti pembelajaran. Hal ini juga menjadi

keuntungan bagi guru karena mempermudah dalam menjelaskan

materi pembelajaran di dalam kelas. Juga, aplikasi ini akan membantu

siswa yang memiliki model pembelajaran melaui tipe visual maupun

audiovisual dengan fitur di dalamnya.

b. Kelebihan dan Kekurangan Media Power Point

Menurut Sanaky (2013: 135-136) aplikasi Powerpoint

memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah :

1) Praktis, mampu digunakan untuk semua jenis kelas.

2) Memungkinkan penggunaan dalam tatap muka dan

mengamati respon dari penerima pesan yaitu siswa.

3) Memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk

mencatat.

4) Memiliki bermacam bentuk teknik penyajian dipadukan

dengan kombinasi warna atau animasi.

5) Mampu digunakan berulang-ulang.


6) Dapat dihentikan penggunannya di setiap sesi belajar

karena kontrol sepenuhnya pada komunikator atau guru.

Sementara itu aplikasi Powerpoint juga memiliki kelemahan

menurut Sanaky (2013: 136) diantaranya yaitu :

1) Perlu adanya bantuan alat lainnya dan tidak semua

sekolah memiliki.

2) Dibutuhkan perangkat keras dalam penggunannya

seperti laptop dan proyektor untuk memproyeksikan

pesan.

3) Diperlukan persiapan yang matang.

4) Ketika menggunakannya dibutuhkan keterampilan agar

mampu menjalankan aplikasinya dengan baik dan

sistematis.

5) Dibutuhkan pesan atau ide yang menarik pada desain

program aplikasi Powerpoint sehingga mudah dicerna

oleh penerima pesan.

6) Apabila pengguna tidak memiliki keterampilan dalam

menggunakannya, diperlukan operator atau pembantu

khusus.

3. Pembelajaran bahasa Prancis di sekolah


Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional material)

secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan (Depdiknas, 2006). Materi

pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan

kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran

dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

Saat ini memiliki kemampuan dalam berbahasa asing sangat

diperlukan oleh masyarakat, hal ini dikarenakan oleh perkembangan

zaman yang dimana hampir tidak adanya batas informasi dari berbagai

belahan dunia. Kemampuan berbahasa sangat diperlukan agar dapat

mengikuti perkembangan. Terdapat banyak bahasa asing yang dapat

dipelajari di SMA dan SMK, seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman,

bahasa Jepang, bahasa Korea, bahasa Mandarin, bahasa Prancis, dan

lain-lain. Tidak hanya berbahasa Inggris, sebaiknya kita mempelajari

bahasa asing lainnya, contohnya bahasa Perancis, adapun istilah FLE

française langue etrangère atau bahasa perancis sebagai bahasa asing.

Berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan merupakan

tujuan umum dari pembelajaran bahasa Perancis sebagai bahasa asing

(FLE), untuk dapat berkomunikasi bahasa Perancis dengan baik maka

pembelajar dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa


yaitu: keterampilan menyimak (compréhension orale), keterampilan

membaca (compréhension écrite), keterampilan berbicara (production

orale) dan keterampilan menulis (production écrite) (Fajrin, 2015).

Tujuan pembelajaran Bahasa Prancis di jenjang SMA atau

SMK adakah agar siswa mampu memahani Bahasa Prancis dengan

baik melalui empat keterampilan berbahasa yang di ajarkan tersebut.

Hal itu juga berguna untuk bekal mereka pada saat memasuki

perguruan tinggi ataupun mencari pekerjaan.

Dikutip dari Oddou dalam artikelnya yang menyatakan

l’enseignement du FLE, il serait utile de proposer des exercices

d’interactions à dif icultés croissantes dans le but, par exemple, de

construire à plusieurs un dialogue. Maksudnya, pengajaran bahasa

Prancis sebagai bahasa asing disarankan untuk melakukan latihan-

latihan yang bisa mengurangi kesulitan-kesulitan dalam proses

pembelajarannya, seperti melakukan dialog.

Menurut Soenardi (dalam Widiyati T, 2012) mengungkapkan

bahwa penerapan konsep dalam pengajaran bahasa Prancis harus

menyiratkan kriteria sebagai berikut :


1) Unsur-unsur kebahasaan bahasa Prancis disajikan dalam

ungkapan yang komunikatif sehingga mempermudah siswa

dalam menerima ilmu.

2) Pembelajaran unsur-unsur kebahasaan ditujukan untuk

mendukung penguasaan dan pengembangan empat

keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

3) Dalam kegiatan belajar mengajar, unsur kebahasaan yang

dianggap sulit untuk siswa, dapat disajikan tersendiri secara

sistematis untuk mempermudah pembelajaran.

4) Dalam proses belajar mengajar, keempat keterampilan

berbahasa pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan.

5) Siswa dilibatkan dalam kegiatan apapun yang berguna

untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi

Kompetensi kebahasaan terbagi menjadi dua macam, yaitu

kompetensi kebahasaan yang bersifat aktif reseptif, dan kompentensi

kebahasaan bersifat aktif produktif (Khundaru, 2014). Dalam hal ini,

kompetensi berbahasa yang bersifat aktif reseptif adalah kemampuan

menerima, proses decoding, kemampuan untuk memahami bahasa

yang dituturkan oleh pihak baik yang dituturkan melalui bunyi

maupun tulisan. Sedangkan untuk kompetensi berbahasa yang bersifat


aktif produktif adalah kemampuan yang menuntut kegiatan encoding,

kegiatan untuk menyampaikan bahasa kepada pihak lain, baik secara

lisan maupun tulisan (Nurgiyantoro, 2010).

4. Ketercapaian menyimak bahasa Prancis

a. Pengertian Keterampilan Menyimak

Keterampilan berbahasa dibedakan menjadi dua, yaitu

keterampilan reseptif dan produktif. Keterampilan reseptif

meliputi menyimak dan membaca, sedangkan keterampilan

produktif meliputi berbicara dan menulis sedangkan menyimak

merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh manusia dalam

proses pemerolehan bahasa. Sebelum seorang manusia bisa

melakukan hal yang lain, dalam artian berbicara, membaca, serta

menulis, hal pertama yang dilakukan adalah menyimak.

Menurut Khundaru (2014) menjelaskan bahwa menyimak

adalah menangkap setiap bunyi-bunyian yang terdengar yang

nantinya akan diolah menjadi sebuah informasi. Selain itu

menurut Yunus (2012) mengatakan bahwa menyimak

merupakan keterampilan berbahasa bersifat reseptif dan

apresiatif. Bersifat reseptif karena seorang pemelajar bahasa

harus mampu memahami apa yang terkandung dalam bahan

simakan, dan bersifat apresiatif, yaitu seorang pemelajar dituntut


untuk tidak hanya mampu memahami pesan yang terkandung

tetapi juga memberikan tanggapan atas bahan simakan tersebut.

Sedangkan menurut Iskandar (2011) keterampilan

menyimak merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa

yang bersifat reseptif, yang berarti bukan sekedar mendengarkan

bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menyimak merupakan keterampilan memahami

lambing maupun bunyi untuk menangkap pesan ataupun

informasi yang disampaikan oleh pengajar maupun orang lain.

Menurut Hermawan (2012:49-54) faktor yang

mempengaruhi kemampuan menyimak dapat dibagi menjadi dua

yaitu faktor internal dan eksternal :

a. Faktor Internal

Faktor internal yang dapat mempengaruhi proses menyimak

adalah masalah pendengaran, kelebihan masukan input, minat

pribadi, dan berpikir terlampau cepat.

b. Faktor Eksternal

Lingkungan tempat kita hidup sering juga menghadirkan

gangguan yang membuat pendengar sulit memberikan perhatian

terhadap orang lain. Gangguan ini merupakan rangsangan-


rangsangan yang bertentangan dengan dan mengalihkan

perhatian dari informasi pokok yang diinginkan. Jika gangguan

ini terlampau berat maka dapat menyimpangkan pesan. Hal-hal

yang tidak menyenangkan dapat mengganggu kemampuan

pendengar untuk menyimak dengan baik. Dalam keadaan seperti

ini, bahkan dengan perhatian yang paling baik pun tidak cukup

menjamin bahwa pendengar akan memahami orang lain dengan

baik.

c. Tujuan Keterampilan Menyimak

Menurut Iskandar (2011) tujuan dari keterampilan

menyimak secara umum adalah sebagai berikut :

1) Mengingat rincian-rincian penting secara tepat mengenai

ilmu pengetahuan khusus.

2) Mengingat ururtan-urutan sederhana atau kata-kata dan

gagasan.

3) Mengikuti pengarahan-pengarahan lisan.

4) Memparafrase suatu pesan lisan sebagai suatu

pemahaman melalui penerjemahan.

5) Mengikuti suatu urutan dalam pengembangan plot,

pengembangan watak/pelaku cerita, dan argumentasi

pembicara.
6) Memahami makna denotatif dan konotatif kata-kata.

d. Indikator Penilaian Menyimak

Menurut Iskandar (2011) menyatakan bahwa tes menyimak

adalah kemampuan menangkap dan memahami atau sekaligus

menanggapi informasi yang disampaikan pihak lain lewat sarana

suara. Adapun beberapa tes yang dapat dilakukan untuk menilai

kemampuan menyimak, antara lain:

1) Melafalkan ulang kata yang diperdengarkan

2) Mengidentifikasi bunyi

3) Membedakan bunyi yang mirip

4) Menentukan makna kata melalui gambar

5) Menentukan makna kalimat melalui gambar

6) Merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak

7) Memahami teks sederhana dalam bentuk dialog

8) Memahami teks sederhana dalam bentuk narasi

(Iskandar, 2011)

Dari beberapa macam tes keterampilan diatas, media

pembelajaran menggunakan power point termasuk dalam point ke 5

yaitu menentukan makna kalimat melalui gambar dan point ke 8 yaitu

memahami teks sederhana dalam bentuk narasi. Untuk mengukur


kemampuan menyimak siswa SMA Angkasa, peneliti menggunakan

instrument berupa kuesioner dan peneliti juga menganalisis kebutuhan

pengembangan media pembelajaran terhadap guru siswa.

B. Penelitian Relevan

1. Azzah Fadhiilah Yuniar 2018, dengan judul skripsi Pengembangan

Media Pembelajran Bahasa Prancis Berbasis Web Dalam

Keterampilan Membaca Pada Siswa SMA Kelas X

2. Gestiana Ragin 2022, dengan judul penelitian Pengembangan

Media Interaktif Berbasis Power Point dalam Pembelajaran Bahasa

Inggris Siswa Sekolah Dasar

3. Yanti Rahmadhani Siregar 2021, dengan judul penelitian

Pengembangan Media Pembelajaran Power Point Interaktif Pada

Materi Teks Fabel Siswa Kelas VII SMP

4. Dewi Rahmawati 2022, dengan judul penelitian Pengembangan

Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Power Point Untuk

Keterampilan Membaca Intensif

C. Kerangka Berpikir

Memasuki abad 21, guru diharapkan dapat mengikuti

perkembangan TIK menggunakan media pembelajaran berbasis

teknologi agar pembelajaran lebih mudah dan sesuai tujuan


pembelajaran. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

membantu pekerjaan, sosialisasi, dan pembelajaran agar lebih mudah

dalam menunjang akivitas manusia. pengunaan media pembelajaran di

dalam kelas juga mampu menumbuhkan sikap positif siswa terhadap

pembelajaran. Pembelajaran di dalam kelas akan menjadi lebih

menarik apabila menggunakan media yang tepat sehingga siswa

memilki rasa motivasi terkait pembelajaran itu sendiri.

Di Indonesia, bahasa Prancis sudah mulai diajarkan di tingkat

sekolah seperti di jenjang SMA/SMK. Certa (2001) mengatakan

bahwa bahasa Prancis merupakan bahasa yang hidup yang

membutuhkan ruang gerak dan tak seorangpun mampu menghentikan

lajunya. Guru harus mempunyai cara yang variatif dalam

pengajarannya. Kompetensi yang dimiliki guru juga berpengaruh

dengan penggunaan media pembelajaran di dalam kelas. Menurut

Rivalina (2014) kompetensi adalah suatu kinerja yang dimiliki

seseorang untuk menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang terkait dengan profesi tertentu.

Menurut Arsyad (2011) powerpoint interaktif adalah media

yang di dalamnya terdapat multimedia yang berfungsi sebagai media

pembelajaran dalam memaparakan materi. Salah satu alasan adanya

media pembelajaran berbasis powerpoint interaktif agar pembelajaran


tidak cepat jenuh dengan komunikasi dua arah yang dikemas dalam

bentuk paparan dan mampu menunjang kebutuhan materi.


Daftar Pustaka

Adam, S. (2015). Pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi bagi

siswa kelas X SMA Ananda Batam. Computer Based Information System

Journal, 3(2).

Arief S Sadiman. (2010). Media pembelajaran.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.

Certa, P. (2001). Le français d’aujourd’hui: une langue qui bouge. Balland/Jacob-

Duvernet.

Fajrin, R. (2015). Analisis media permainan cooking academy 3 les recettes du

succes dalam pembelajaran bahasa Perancis untuk kebutuhan khusus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Iwan Falahudin. (2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar

Widyaiswara, 6(2), 402–416.

Khundaru. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan

Aplikasi : Edisi 2. 1.

Mahnun, N. (2012). Media pembelajaran (kajian terhadap langkah-langkah pemilihan

media dan implementasinya dalam pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam,

37(1).

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. (2006). NOMOR 22 TAHUN 2006


TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH. 122(1995), 25–27.

Rivalina, R. (2014). Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru dalam

Peningkatan Kualitas Pembelajaran. 165–176.

Rusman. (2013). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Rajawali Pers.

Sanaky. (2013). sanaky 2013. Media Pembelajaran.

Sukiman. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran. Pustaka Insan Madani.

Widiyati T. (2012). Korelasi Antara Penguasaan Bahasa Inggris dan Penguasaan

Bahasa Prancis Siswa Kelas Bahasa SMA negeri 7 Purworejo.

Anda mungkin juga menyukai