Anda di halaman 1dari 69

Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

AUDIT INTERNAL
kehandalan laporan keuangan ,dan dipatuhinya hukum dan
peraturan yang ada. Pengendalian internal memberikan
RINGKASAN KOMPREHENSIF jaminan yang wajar,bukan yang absolute, karena
MODERN INTERNAL AUDITING - BRINKS kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan
manajemen atas pengendalian, membuat proses ini
menjadi tidak sempurna.

Pengertian Pengendalian Internal Komponen Pengendalian Internal COSO


Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan Struktur pengendalian internal COSO dikenal sebagai
prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen Kerangka Kerja Pengendalian Internal yang Terintegrasi
kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai (COSO-Internal Control Integrated Framework)yang terdiri
tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur tersebut dari 5 komponen yang saling berhubungan. Komponen ini
sering kali disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif didapat dari cara manajemen menjalankan bisnisnya, an
akan membentuk suatu pengendalian internal terintegrasi dengan proses manajemen. Untuk memberikan
kepastian yang layak bahwa tujuan pengendaliannya akan
Tujuan Pengendalian Internal tercapai.
Manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang
system pengendalian internal yang efektif: Komponen pengendalian COSO meliputi hal-hal berikut ini:
1.Lingkungan pengendalian
1.Reliabilitas pelaporan keuangan 2.Penilaian risiko
Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan 3.Aktivitas pengendalian
bagi para investor, kreditor, dan pemakai lainnya. 4.Infornasi dan komunikasi
5.Pemantauan
2.Efisiensi dan efektifitas operasi
Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong I. Lingkungan Pengendalian
pemakaian sumber daya secara efisien dan efektif untuk Lingkungan pengendalian berfungsi sebagai payung bagi
mengoptimalkan sasaran-sasaran perusahaan. keempat komponen lainnya.Untuk memahami dan menilai
lingkungan pengendalian, auditor harus
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan mempertimbangkan subkomponen pengendalian yang
Section 404 mengharuskan semua perusahaan publik paling penting, yaitu;
mengeluarkan laporan tentang keefektifan pelaksanaan
pengendalian internal atas laporan keuangan. 1. Integritas dan nilai-nilai etis
2. Komitmen kepada kompetensi
Ada dua konsep utama yang melandasi perancangan dan 3. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
implementasi pengendalian internal, yaitu : 4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
5. struktur organisasi
1.Kepastian yang layak 6. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Perusahaan harus mengembangkan pengendalian internal
yang akan memberikan kepastian yang layak, tetapi bukan 2. Penilaian Resiko
absolut, bahwa laporan keuangan telah disajikan secara Penilaian risiko(risk assessment) atas laporan keuangan
wajar. adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang relevan
2.Keterbatasan inheren dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan
Pengendalian internal tidak akan pernah bisa efektif 100% GAAP.
tanpa menghiraukan kecermatan yang diterapkan dalam
perancangan dan implementasinya. 3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian (control activities)adalah kebijakan
COSO (Comitte of Sponsoring Organization) dan prosedur,selain yang sudah termasuk dalam empat
COSO adalah singkatan dari Comitte of Sponsoring komponen lainnya,yang embantu memastikan bahwa
Organization of treadway Commision,yaitu suatu inisiatif tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani
dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Model risiko guna mencapai tujuan entitas.
COSO adalah salah satu model pengendalian internal yang
banyak digunakan oleh para auditor sebagai dasar untuk Aktivitas pengandalian umum dibagi menjadi lima jenis
mengevaluasi,dan mengembangkan pengendalian internal. berikut ini,yang akan dibahas berikutnya:
Pengertian Internal Control Menurut COSO Menurut model 1.Pemisahan tugas yang memadai
COSO,internal control adalah suatu proses, melibatkan 2.Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
seluruh anggota organisasi,dan memiliki tiga tujuan utama, 3.Dokumen dan catatan yang memadai
yaitu efektifitas dan efisiensi operasi,mendorong 4.Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 893
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

5.Pemeriksaan kinerja secara independen d.Monitoring


4. Informasi dan Komunikasi Pengguna Utama COBIT
Tujuan sistem informasi dan omunikasi akuntansi dari COBIT dibuat untuk digunakan oleh 3 pengguna, yaitu:
entitas adalah untuk mencatat, memroses,dan melaporkan 1. Manajemen
transaksi yang dilakukan entitas itu serta mempertahankan 2. User
akuntabilitas aktivitas terkait. 3. Auditor
Untuk memahami perancangan sistem informasi akuntansi, Tujuan pengendalian internal bagi organisasiOperasi yang
auditor akan menentukan; efektif dan efisien Kerahasiaan Integritas Ketersediaan
1.kelas transaksi utama entitas; Informasi Pelaporan Keuangan yang handal Ketaatan pada
2.bagaimana transaksi dicatat; ketentuan hukum dan peraturan
4. Informasi dan Komunikasi
3.catatan akuntansi apa saja yang ada serta sifatnya; Persamaan COSO dan COBIT
4.bagaimana sistem itu menangkap peristiwa-peristiwa lain 1.Seluruh tujuan dari framework CoBIT dan COSO adalah
yang penting bagi laporan keuangan, seperti penurunan pengendalian serta pengawasan atas proses dan
nilai aktiva; lingkungan.
5.sifat serta rincian proses pelaporan keuangan yang diikuti, 2.Pertanggungjawaban ditujukan kepada manajemen.
termasuk prosedur pencatatan transaksi dan penyesuaian 3.Seluruh sistem pelaporan dan prosedur wajib mengikuti
dalam buku besar umum. aturan yang berlaku.
5. Pemantauan THE NATURE OF INTERNAL AUDITING
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu
pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik EVOLUSI AUDIT INTERNAL
oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian • Audit Internal di Abad Permulaan.
itu telah beroperasi seperti yang diharapkan dan telah • Audit Internal di Abad Pertengahan.
dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. • Audit Internal di Masa Revolusi industri.
• Audit Internal di Tahun-Tahun Belakangan Ini.
Pihak yang terlibat dalam COSO • Audit di Amerika Serikat.
Didalam dokumen COSO dikatakan bahwa pihak-pihak yang • Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal.
terlibat dalam Pengendalian Internal adalah dewan
komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang EVOLUSI AUDIT INTERNAL
mendukung pencapaian tujuan organisasi.Serta menyatakan Pada awalnya sebagai “adik” Profesi Eksternal Auditor &
bahwa tanggung jawab atas penetapan, penjagaan, dan fokus pada keakuratan angka-angka keuangan serta
pengawasan sistem Pengendalian Internal adalah tanggung masalah teknis akuntansi. Saat ini menjadi disiplin ilmu
jawab manajemen. tersendiri yang berorientasi memberikan jasa bernilai
tambah bagi manajemen. Jasa Audit Internal Modern
Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi memiliki aspek kerja yang lebih luas mencakup :
Asumsi COSO, bahwa entitas telah menetapkan sendiri pemeriksaan & penilaian atas pengendalian, kinerja, risiko
tujuan dari aktivitas operasinya. Namun COSO dan tata kelola (governance) perusahaan (publik maupun
mengidentifikasikan tiga tujuan utama dari entitas, antara privat). Aspek keuangan merupakan salah satu aspek saja
lain : dalam lingkup kerja Audit Internal.
1. Efektivitas dan efisiensi operasi
2. Keandalan laporan keuangan AUDIT INTERNAL DI ABAD PERMULAAN
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang Tahun 3.500 Sebelum Masehi, telah dimulai ilmu dan
berlaku profesi Audit Internal.
 Peradaban Mesopotamia, terdapat tanda- tanda
COBIT (Control Objectives for Information and Related kecil yang dibuat disamping transaksi keuangan
Technology) sebagai sistem verifikasi (. X V ).
COBIT dalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk  Masyarakat Mesir, Cina, Persia & Yahudi,
IT Governance yang dapat membantu auditor,pengguna menerapkan sistem yang sama.
(user),dan manajemen,untuk menjembatani gap antara  Masyarakat Yunani mementingkan prosedur
risiko bisnis,kebutuhan control dan masalah-masalah teknis otorisasi & verifikasi.
IT. COBIT mendukung tatakelola dengan menyediakan  Kerajaan Romawi Kuno menerapkan “sistem dengar
kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan laporan” merupakan verifikasi secara lisan.
bisnis. Selain itu,kerangka kerja juga memastikan bahwa TI
memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan,resiko Muncul istilah “Audit” berasal dari bahasa Latin “Auditus”
IT dikelola secara tepat,dan sumberdaya TI digunakan berarti “mendengarkan”.
secara bertanggungjawab.
AUDIT INTERNAL DI ABAD PERTENGAHAN
COBIT merupakan panduan yang paling lengkap dari Pada abad ke-13, di Italia lahir sistem pembukuan
praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup berpasangan (double entry), yaitu setiap transaksi dicatat
4 domain: baik sisi Debet maupun Credit. Sistem tsb membantu para
a.Planning and Organization pengusaha mengontrol transaksi dengan para pelanggan
b.Acquisition & Implementation dan pemasok serta membantu mereka mengawasi
c.Delivery & Support pekerjaan para karyawan. Pada saat itu Auditor yang

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 894
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

mewakili Ratu Isabella ikut menemani Columbus menjelajah (GAAP) dan diterapkan secara konsisten dengan
dunia. tahun sebelumnya dan aktiva telah diamankan
dengan semestinya.
AUDIT INTERNAL DI MASA REVOLUSI INDUSTRI
Di mulai saat Revolusi Industri di Inggris. Perusahaan
mempekerjakan Akuntan untuk memeriksa catatan Auditor Internal
keuangannya. Saat itu Auditor bukan hanya sekedar
“mendengarkan’, namun melakukan verifikasi audit 1. Menelaah aktivitas secara terus menerus.
kemudian berkembang menjadi verifikasi tertulis dan 2. Independen terhadap aktivitas yang diaudit,tetapi
perbandingan angka-angka yang tertera pada jurnal dengan siap sedia untuk menggapai kebutuhan dan
bahan bukti dokumennya. keinginan dari semua tingkatan manajemen.
3. Langsung berkaitan dengan pencegahan fraud
AUDIT INTERNAL DI TAHUN-TAHUN BELAKANGAN INI dalam segala bentuknya / perluasan dalam aktivitas
Pada abad 19, orang Inggris menginvestasikan dana yang yang ditelaah.
cukup besar di negara Amerika Serikat. Mereka 4. Fokus pada Kejadian-kejadian di masa depan
memnginginkan verifikasi independen atas investasinya. dengan mengevaluasi pengendalian yang dirancang
Para Auditor Inggris membawa metode dan prosedur audit untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.
yang kemudian diadaptasi untuk kepentingan mereka 5. Melayani kebutuhan organisasi meskipun fungsinya
sendiri. Munculnya Undang-Undang Perusahaan Inggris harus dikelola oleh perusahaan.
menyebabkan pentingnya pertanggungjawaban kepada 6. Merupakan karyawan perusahaan / entitas
investor. independen.
7. Sangat memperhatikan pemborosan & kecurangan
AUDIT DI AMERIKA SERIKAT (AS) darimanapun sumbernya dan sekecil apapun
Setelah Perang Dunia II, perekonomian di AS mengalami jumlahnya.
peningkatan. Umumnya audit lebih ditujukan kepada para
Bankir yang mencurigai pelaporan di Neraca yang terlihat
terlalu optimis, sehingga memerlukan verifikasi yang Auditor Eksternal
independen dan dapat dipercaya. Perkembangan audit
internal, disebabkan meningkatnya kompleksitas operasi 1. Menelaah catatan-catatan yang mendukung
perusahaan dan pemerintahan. Pertumbuhan perusahaan laporan keuangan secara periodik ( biasanya satu
menjadikan fungsi audit internal semakin penting karena tahun sekali).
kemampuan manajer yang terbatas dalam mengawasi 2. Independen terhadap manager dan dewan Direksi,
masalah operasional perusahaan. baik dalam kenyataan maupun mental.
3. Sekali-sekali memperhatikan pencegahan dan
PENCAPAIAN IDENTITAS DIRI AUDITOR INTERNAL pendeteksian fraud secara umum, namun akan
Selama beberapa tahun Auditor Eksternal terus memberika perhatian lebih bila fraud tsb akan
memberikan pengaruh terhadap perkembangan Audit mempengaruhi laporan keuangan secara material
Internal. Audit Internal Modern mulai muncul pada tahun 4. Ketepatan dan kemudahan pemahaman dari
1941 ketika Institute of Internal Auditors (IIA) terbentuk. kejadiankejadian masa lalu yang dinyatakan dalam
Ruang lingkup audit diperluas, yaitu menilai semua aspek laporan keuangan.
yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Sejak saat 5. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi
itu profesi Auditor Internal setara dengan Auditor eksternal. keuangan yang dapat diandalkan.
Harapan para pendiri IIA, yang memimpikan audit internal 6. Merupakan orang independen diluar perusahaan.
sebagai profesi yang menyediakan penelaahan independen 7. Tidak terlalu memperhatikan kecurangan /
atas semua aktivitas perusahaan pemborosan yang tidak memiliki dampak signifikan
/ tidak material terhadap laporan keuangan.
AUDITOR INTERNAL VS AUDITOR EKSTERNAL
Auditor Internal :
 Memberikan informasi yang diperlukan mana dalam
emyakinkan tanggung jawab. MENUJU DEFINISI AUDITOR INTERNAL
 Bertindak sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional perusahaan dengan American Accounting association (AAA) :
mengukur dan mengevaluasi kecukupan Proses sistimatis untuk secara obyektif memperoleh dan
pengendalian serta efisiensi & efektivitas kinerja mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian
perusahaan. ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara
 Pengukuran perusahaan dan risiko terkait dan asersi dan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan
menjalankan usaha. ke pengguna yang berkepentingan.
Auditor Eksternal. Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Standar for The
 Memberikan opini atas laporan keuangan Proffessional Practice of Internal Auditing (SPPIA) :
perusahaan. Fungsi Auditor Internal melakukan penilaian independent
 Menentukan kewajaran penyajian posisi keuangan yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan
perusahaan dan hasil-hasil usaha untuk perusahaan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang
tsb. diberikan kepada manajemen.
 Meyakinkan bahwa laporan keuagan disusun sesuai
dengan General Accepted Accounting principle

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 895
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Auditor Internal Modern : 2. CGAP : Certified government Auditing Proffessional.


sebuah penilaian yang sistimatis dan obyektif yang 3. CFSA : Certified Financial Services Auditor.
dilakukan Auditor Internal terhadap operasi dan kontrak 4. CISA : Certified Information System Auditor.
yang berbedabeda dalam organisasi untuk menentukan 5. CBA : Certified bank Auditor.
apakah :
POSISI AUDIT INTERNAL SEBAGAI TITIK TEMU
1. Informasi keuangan dan operasional telah akurat dan (INTERSECTION)
dapat diandalkan.
2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisasi.
3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal
yang bisa diterima telah diikuti.
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
5. Sumber daya telah digunakan secara efektif dan
ekonomis.
6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua
dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan
manajemen dan membantu anggota organisasi dalam
menjalankan tanggung jawab secara efektif.
PROFESI AUDITOR INTERNAL
Untuk menilai kualitas profesional suatu jabatan, terdapat
beberapa kriteria sebagai berikut : CONTROL (PENGENDALIAN)
1. Pelayanan kepada publik.
2. Pelatihan khusus berjangka panjang. Pentingnya Pengendalian bagi Auditor Internal
3. Menaati kode etik. (Important of control to the Internal Auditor)
4.Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya
pertemuanpertemuan. memahami sistem operasi; dan jika memahami mungkin
5. Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan tidak bisa menilainya secara obyektif, tetapi auditor internal
keahlian praktik. dididik untuk bisa mengevaluasi sistem pengendalian secara
6. Menguji pengetahuan para kandidat auditor bersertifikat. obyektif .
7. Lisensi oleh negara atau sertifikasi oleh dewan.
Standar 2120 (Control) : Kegiatan audit internal haruslah
Kriteria profesi yang melekat pada Auditor Internal : membantu organisasi menerapkan control yang efektif
1. Memiliki dasar ilmu yang jelas. dengan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta
2. Program sertifikasi. mendorong perbaikan yang terus-menerus.
3. Program Pengetahuan Profesional berkelanjutan.
4. Adanya kode etik. Definisi Pengendalian (Control Defined)
5. Pernyataan tanggung jawab. Definisi awal :
6. Seperangkat standar. 1. George E. Bennett (1930) : Sistem pengecekan internal
7. Jurnal profesi. sebagai koordinasi dan sistem akun-akun dan prosedur
8. Jumlah literatur yang semakin meningkat. perkantoran yang berkaitan sehingga seorang karyawan
selain mengerjakan tugasnya sendiri juga secara
CBOK & SPPIA berkelanjutan mengecek pekerjaan karyawan yang lain
CBOK untuk hal-hal tertentu yang rawan kecurangan.
 CBOK IIA diadopsi tahun 1972.
 Pada tahun 1992 telah direvisi 2. AICPA Committee on Auditing procedure (1949) :
 Terdapat 334 jenis kompetensi yang dialokasikan ke Pengendalian internal (internal control) berisi rencana
20 disiplin ilmu yang berbeda. organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan
pengukuran-pengukuran yang diterapkan perusahaan untuk
SPPIA mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan keandalan
 Pada tahun 1978 dalam konferensi internasional di data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan
San Fransisco Amerika Serikat. mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang
 Terdapat 5 standar minimum & 25 stnadar khusus. telah ditetapkan.
 Pada 1 januari 2002, SPPIA masuk dalam bab 31.
Definisi untuk Akuntan Publik (Public Accountant) :
PROGRAM SERTIFIKASI
 Pada Maret 1975 : terdapat 122 lulusan bergelar 1. Statement on Auditing Standard (SAS) No. 1 (1973) :
CIA dari 654 peserta ujian tahap I tahun 1974. pengendalian administratif (Administrative control)
 Pada Juni 2002: terdapat 35.000 peserta ujian dari mencakup, tetapi tidak terbatas pada, rencana organisasi,
seluruh dunia (bergelar CIA). prosedur dan catatan yang berkaitan dengan proses
 Pada oktober 1973 : terdapat 7.900 bergelar CIA pengambilan keputusan yang tercermin dalam otorisasi
dari 8.500 pendaftar. manajemen atas transaksi. Otorisasi tersebut merupakan
fungsi manajemen yang berhubungan langsung dengan
SERTIFIKASI KHUSUS : tanggungjawab pencapaian tujuan organisasi dan
1. CCSA : Certification in Control Self Assesment. merupakan titik awal untuk menetapkan pengendailan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 896
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

akuntansi (accounting control) atas transaksi. Pengendalian c. Otorisasi.


akuntansi terdiri atas rencana organisasi, prosedur dan d. pendokumentasian dll.
catatan yang berkaitan dengan pengamanan aktiva dan
keandalan catatan keuangan, yang memberikan keyakinan Empat komponen yang lain merupakan tambahan terhadap
yang wajar, bahwa : fungsi pengendalian, terutama bila pengendalian dinilai
tidak efektif. Model yang baru mensyaratkan adanya
a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi umum pertimbangan untuk 5 (lima) komponen.
atau khusus dari manajemen.
b. Transaksi dicatat untuk menyiapkan penyusunan laporan Model CoCo di Kanada :
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima Mencakup 4 (empat) komponen yang digunakan untuk
umum atau kriteria lainnya yang berlaku untuk laporan mengklasifikasikan 20 kriteria yang bisa menjadi bagian dari
tersebut dan untuk menjaga akuntabilitas atas aktiva. program audit.
c. Akses terhadap aktiva hanya diberika sesuai otorisasi a. Tujuan.
manajemen. b. Komitmen.
d. Akuntabilitas yang tercatat untuk aktiva dibandingkan c. Kemampuan.
dengan aktiva yang ada pada periode yang wajar dan bila d. Pengawasan dan pembelajaran.
terdapat perbedaan maka akan diambil tindakan yang
tepat. Penggunaan Model Pengendalian di Audit Internal (Using
the Control Model in Internal Auditing)
2. Perluasan atas SAS 78 (revisi oleh AICPA yang berlaku
efektif untuk audit laporan keuangan untuk periode yang Rumus : P X S = V
dimulai setelah tgl 1 Januari 1997): P = Potential Occurrence (Kemungkinan terjadi).
Pengendalian internal : sutu proses yang dipengaruhi oleh S = Significance (Signifikansi).
aktivitas Dewan Komisaris, Manajemen dan pegawai V = Vulnerability (Kerawanan).
lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang
wajar mengenai pencapaian tujuan pada hal berikut ini : Kedua jenis model (COSO & CoCo) memiliki perangkat lunak
( a ) Keandalan pelaporan keuangan. (software) masing-masing. Pengendalian lunak (software
( b ) Efektivitas dan efisiensi operasi. control) lebih berhubungan dengan sikap dan filosofi.
( c ) Ketaatan terhadap hukum d an peraturan yang berlaku. Kedua jenis control tersebut memiliki risiko yang dapat
dijelaskan dan diukur kemungkinan terjadi dan
5 komponen internal control menurut COSO : signifikansinya bila terjadi. Kombinasi kedua hal ini yang
1. Lingkungan pengendalian (Control Environtment). disebut Vulnerability.
2. Penentuan risiko (Risk Assesment).
3. Aktivitas pengendalian (Control Activities). Auditibiltas Sistem & Studi Pengendalian (The System
4. Informasi & Komunikasi (Information & Communication). Auditability and Control Study )
5. Pemantauan (Monitoring). Dipublikasikan oleh IIA tahun 1991, terdiri dari 12 modul.
3. Definisi menurut Auditor Internal (Institute of Internal Modul 2 : Audit & Lingkungan pengendalian ditujukan untuk
Auditors /IIA) : memberikan kerangka kerja (framework) untuk
Control adalah setiap tindakan yang diambil manajemen pembahasan risiko, pengendalian dan pertimbangan audit
untuk Meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan yang terkait dengan teknologi dan sistem informasi.
sasaran yang ditetapkan.
Komponen sistem pengendalian internal mencakup ;
Sifat dari control : 1. Lingkungan pengendalian (Control Environtment),
a. Preventif : untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak mencakup :
diinginkan. a. Struktur organisasi.
b. Detektif : untuk mendetkesi dan memperbaiki hal-hal b. Elemen kerangka pengendalian :
yang tidak diinginkan yang telah terjadi.  pemisahan tugas (seorang karyawan / organisasi
c. Direktif : untuk menyebabkan / mengarahkan terjadinya tidak boleh mengendalikan semua tahap dari
hal yang diinginkan. sebuah proses).
 Kompetensi & integritas orang-orang di sebuah
Konsep sistem pengendalian (control system) merupakan organisasi.
gabungan komponen pengendalian dan aktivitas-aktivitas  Tingkatan otoritas dan tanggung jawab yang sesuai.
yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan  Kemampuan untuk menelusuri setiap transaksi ke
dan sasaran-sasarannya. Pengendalian berguna untuk individu yang bertanggung jawab untuk itu.
membantu manajemen mencapai tujuan utamanya.  Ketersedian sumber daya, waktu dan karyawan ahli
yang memadai.
Model Pengendalian Internal (Internal Control Model)  Pengawasan staf dan pemeriksaan kerja yang
Model COSO (Committee on Sponsoring Organization of the memadai.
teradway Commission ) di Amerika Serikat : c. Kebijakan & prosedur yng didokumentasikan dengan baik.
d. Pengaruh-pengaruh eksternal (persyaratan fiduciary,
Aktivitas audit tradisional yang terkait dengan penentuan hukum dan regulasi, ketentuan kontrak,adat istiadat,
efisiensi & efektivitas berada pada komponen ketiga dari kebiasaan, ketentuan serikat organisasi dan lingkungan yang
COSO, yaitu aktivitas pengendalian : kompetitif.
a. pemisahan tugas.
b. wewenang & pertanggungjawaban.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 897
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Sistem manual dan terotomatisasi (Manual & Automatic  Sumber daya yang dipercayakan kepada
System). manajemen telah digunakan dengan sebaik-
Merupakan pemrosesan, pelaporan, penyimpanan dan baiknya. (Sesuai teori agensi untuk manajemen).
pemindahan informasi.  Tanggung jawab yang dipercayakan kepada
manajemen telah dilaksanakan dengan baik,
Terdiri dari : misalnya pelaksanaan pengendalian melalui laporan
a. Perangkat lunak sistem. dan verifikasi yang obyektif oleh auditor.
b. Sistem aplikasi (sistem utama & sistem operasional).
c. Pengguna akhir & sistem departemen. Sistem Pengendalian (System Of Control )
Elemen-elemen sistem pengendalian :
1. Sarana pengendalian meliputi orang, peraturan,
3. Prosedur-prosedur pengendalian (Control procedures). anggaran, jadwal dan analisis komponen-komponen
lainnya yang bila digabungkan akan membentuk
a. Pengendalian sistem informasi umum. sistem pengendalian.
 Pengendalian operasi komputer. 2. Sistem ini dapat memiliki subsistem-subsistem dan
 Pengendalian pengamanan secara fisik. bisa menjadi bagian dari sistem yang lebih besar.
 Pengendalian perubahan program.
 Pengendalian pemgembangan sistem. Bentuk sistem pengendalian :
 Pengendalian telekomunikasi. Sistem tertutup (Closed system) : tidak berinteraksi dengan
lingkungan, sejak pemakaian komputer secara luas, sistem
b. Pengendalian aplikasi. ini sering digunakan.
Dirancang untuk memastikan pemrosesan transaksi yang
terotorisasi, akurat dan lengkap, mulai dari masukan (input) Sistem terbuka (Open system) : memiliki interaksi dengan
pemrosesan (process) dan keluaran (output) informasi. lingkungan.
Pengendalian ini mencegah, mendeteksi dan memperbaiki
kekeliruan. Auditor internal berhubungan dengan kedua sistem
tersebut.
c. Pengendalian pengganti.
Mengatasi atau mengurangi kelemahanpada aplikasi lainnya Sistem umpan balik : sistem lingkaran tertutup (closed-loop
dan pengendalian umum. system) yang lebih umum, misalnya sistem pemesanan
ulang persediaan.
Pengendalian Preventif, Detektif & Korektif (Preventive,
Detective & Corrective Controls) Semua sistem operasi memiliki bagian dasar yang terdiri
 Pengendalian preventif : pengendalian yang atas :
diterapkan untuk mencegah hasil – hasil yang tidak 1. Masukan (input).
diharapkan sebelum terjadi. 2. Pemrosesan (processing).
 Pengendalian detektif : pengendalian yang 3. Keluaran (output).
dirancang untuk menemukan hasil-hasil yang tidak
diharapkan pada saat terjadi.
 Pengendalian korektif : pengendalian yang
dirancang untuk memastikan bahwatindakan
korektif diambil untuk memperbaiki hal-hal yang
tidak diharapkan atau untuk memastikan bahwa
hal-hal tersebut tidak terulang.
Kontrol preventif lebih efektif dari segi biaya dibandingkan Standar – standar Operasi (Operating Standards )
kontrol detektif. Kontrol detektif biasanya lebih mahal Standar-standar operasi merupakan elemen kunci dalam
dibandingkan kontrol preventif, tetapi tetap saja diperlukan. proses. Standar berperan dalam menentukan tujuan yang
Kontrol korektif dilakukan bila terjadi hal-hal yang tidak akan dicapai dan menjadi dasar pengukuran.
semestinya dan telah dideteksi.
Standar dapat berasal dari berbagai sumber :
Manfaat Pengendalian (Benefit Of Control ) 1. Standar produksi.
Pengendalian dapat membantu manajemen, sesuai filosofi 2. Standar akuntansi biaya.
manajemenen : 3. Standar tugas.
1. Pengendalian sebagai sebuah sarana(tools) untuk 4. Standar industri.
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. 5. Standar historis.
2. Pengendalian dipandang sebagai alat ukur untuk 6. Standar estimasi terbaik.
menentukan apakah standar yang telah ditetapkan
telah tercapai. Standar tersebut bersifat :
1. Wajar.
Pengendalian yang baik, tidak hanya melindungi organisasi 2. Mengandung faktor-faktor toleransi yang layak.
tetapi juga karyawan / manajemen. Pengendalian dapat 3. Mencerminkan kondisi saat ini.
memberikan keyakinan yang memadai kepada pemilik 4. Akan menghasilkan tujuan yang diinginkan.
(stake holder) bahwa :
Standar – standar Pengendalian Internal (Standards of
Internal Control)

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 898
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Standar-standar Umum : berlaku untuk laporan tersebut dan untuk menjaga


1. Keyakinan yang wajar. akuntabilitas aktiva.
2. Perilaku yang mendukung. iii. Akses ke aktiva diperbolehkan hanya bila sesuai dengan
3. Integritas dan kompetensi. otorisasi umum atau khusus manajemen.
4. Tujuan pengendalian. iv. Akuntabilitas tercatat untuk aktiva dibandingkan dengan
5. Pengawasan pengendalian. aktiva yang ada pada jangka waktu yang wajar dan tindakan
yang layak harus diambil untuk setiap perbedaan yang
Standar-standar Rinci : terjadi.
1. Dokumentasi.
2. Pencatatan transaksi dan kejadian dengan layak dan US Securities & Exchange Commission (SEC) mengeluarkan
tepat waktu. Accounting Series Release (ASR) No. 242 pada tanggal 16-2-
3. Otorisasi dan pelaksanaan transaksi dan kejadian. 1978 – Securities Exchange Act Release No. 14478 berjudul :
4. Pembagian tugas. “Notification of Enactment of Foreign Corrupt Practices Act
5. Pengawasan. of 1977” :
6. Akses dan akuntabilitas ke sumber daya / catatan
Karena UU telah diberlakukan, maka menjadi penting bagi
Karakteristik Pengendalian Internal (Caracteristics of emiten yang mematuhi peraturan baru tersebut untuk
Internal Control) memeriksa prosedur akuntansi mereka, sistem
Auditor internal dapatmengevaluasi sistem pengendalian pengendalian akuntansi internal dan praktek-praktek bisnis
dengan menentukan kesesuaiannya dengan kriteria yang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar sesuai
ditetapkan. Sistem yang dapat diterima memiliki ciri / dengan persyaratan yang tercakup dalam UU tsb.
karakterisik :
1. Tepat waktu. Laporan auditor internal tentang pengendalian internal.
2. Ekonomis.  Auditor internal diharapkan ahli dalam aspek
3. Akuntabilitas. pengendalian dan diharapkan memiliki
4. Penerapan. pengetahuan tentang prinsip-prinsip manajemen.
5. Fleksibilitas.  Auditor internal secara periodik akan
6. Menentukan penyebab. mengakumulasikan evaluasi pengendalian dari
7. Kelayakan. berbagai laporan audit internal.
8. Masalah-masalah dengan pengendalian.  Laporan harus merinci tujuan dan lingkup audit da
harus akurat, obyektif, jelas, singkat, konstruktif,
Sarana untuk mencapai Pengendalian lenglap dan tepat waktu.
Beberapa sarana operasional yang digunakan untuk
mengendalikan fungsi di perusahaan : Pendekatan Siklus untuk Pengendalian Akuntansi Internal
1. Organisasi (Organization). (The Cycle approach to Internal Accounting Control )
2. Kebijakan (Policy). Tahun 1979 AICPA mengeluarkan “Laporan Komite
3. Prosedur (Procedure). Pertimbangan Khusus atas pengendalian Akuntansi
4. Personalia (Personel). Internal”, yang menyerankan pendekatan siklus untuk
5. Akuntansi (Accounting). mengevaluasi prosedur dan teknik pengendalian.
6. Penganggaran (Budgeting). Pendekatan tsb terkait dengan siklus transaksi usaha, yaitu
7. Pelaporan (Reporting). transaksitransaksi yang ada pada sistem pengendalian
organisasi. Siklus dapat bervariasi antara satu organisasi
Dampak Regulasi terhadap Pengendalian (The Impact of dengan organisasi yang lain.
Regulation on Control )
Undang-Undang Praktek Korupsi Luar negeri (Foreign Komite menyarankan agar dikelompokkan atas 5 (lima)
Corrupt Practice Act /FCPA) di USA tahun 1977 yang siklus :
diundangkan pada tanggal 19-12- 1977 : 1. Siklus pendapatan.
2. Siklus pengeluaran.
Setiap emiten yang memiliki sekelompok sekuritas yang 3. Siklus produksi atau konversi.
didaftarkan yang mengikuti seksi 12 UU ini ; setiap emiten 4. Siklus pendanaan.
yang harus memberi laporan yang mengikuti seksi 15 (d) UU 5. Siklus pelaporan keuangan eksternal.
ini haruslah :
Dampak Rekayasa Ulang terhadap Pengendalian Internal
(a). Menyelenggarakan dan menjaga pembukuan, catatan (The Impact of Reengineering on Internal Control )
dan akun-akun, yang dalam rincian secara wajar, Audit Internal harus mempertimbangkanadanya perubahan
mencerminkan secara akurat dan wajar transaksi dan besar dalam rekayasa ulang (reengineering) danmenjadi
pelepasan aktiva emiten. bagian dari reengineering serta mengevaluasi adanya
(b). Merancang dan menjaga sistem pengendaian akuntansi peningkatan kerawanan dalam proporsi yang besar.
internal yang memadai untuk memberikan keyakinan yang
memadai, bahwa : Pengurangan pengendalian – organisasi virtual.
Konsep organisasi virtual didasarkan atas asas saling
i. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi umum percaya dan memberikan tanggung jawab dan akuntabilitas
atau khusus dari manajemen. ke organisasi yang paling baik menjalankan fungsinya.
ii. Transaksi dicatat sesuai keperluan : untuk memungkinkan
penyiapan laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip 4 hal yg harus dipertimbangkan menurut Gibbs & Keating :
akuntansi yang berlaku umum atau kriteria lainnya yang

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 899
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Integritas : berkaitan dengan ketidakakuratan / kualitas Manajer


data yang rendah. Sebagai bagian dari proses untuk memastikankesuksesan
2. Pengamanan : berkaitan dengan pengamanan aktiva. suatu entitas. Sebagai alat yang penting dalam merancang
3. Ketersediaan ; mengarah pada interupsi operasi. sistemsistem baru baik manual maupun computerized yang
4. Pemulihan : kesulitan memulia kembali / melanjutkan dibuat untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
kembali setelah diinterupsi.
AUDIT BERBASIS RISIKO (RISK BASED AUDITING)
Audit Pengendalian (The Audit Control ) Konsep RBA awalnya diobservasi dan analisis pengendalian
Tujuan Audit Control, untuk menentukan bahwa : yang berlanjut ke risk assessment yang berkaitan dengan
1. Pengendalian memang sudah diterapkan. operasi dan akhirnya ke penentuan apakah aktivitas ini
2. Pengendalian secara struktural memang wajar. sesuai dengan tujuan organisasi.
3. Pengendalian dirancang untuk mencapai tujuan
manajemen khusus atau untuk mencapai ketaatan dengan Risk management :
persyaratan yang ditentukan atau untuk memastikan 1. Practice advisory 2100-4 : Peran audit internal dalam
akurasi dan kelayakan transaksi. organisasi yang tidak memiliki proses risk management.
4. Pengendalian memang digunakan. 2. Practice advisory 2110-1 : Penilaian kecukupan proses
5. Pengendalian secara efisien untuk mencapai tujuan risk management.
tersebut.
6. Pengendalian bersifat efektif. AUDIT RISK & IS COMPONEN IN FINANCIAL STATEMENT
7. Manajemen menggunakan keluaran (output) yang AUDIT
dihasilkan sitem pengendalian. Untuk Eksternal Audit telah diatur oleh AICPA :
1. SAS No. 47.
Auditing COSO 2. SAS No. 53.
Aspek Audit Control Risk : 3. SAS No. 55.
Risiko pengendalian (Control Risk) : kemingkinan bahwa
pengendalian yang telah ditetapkan tidak bisa mendeteksi Audit risk (AR) : risiko bahwa auditor mungkin secara tidak
adanya penyimpangan. Aldag & Stearns mengidentifikasi 4 sengaja gagal memodifikasi dengan layak pendapatnya atas
reaksi terhadap sistem pengendalian yang mengakibatkan laporan keuangan yang salah saji secara material.
pengendalian tidak berjalan :
1. Dianggap sebagai permainan. Auditor diharapkan untuk merencanakan audit sehinga
2. Diangap obyek sabotase. risiko audit dibatasi pada apa yang dipertimbangkan auditor
3. Informasi yang tidak akurat. sehingga tingkat yang rendah.
4. Ilusi pengendalian.
Standar audit (AU 316) : auditor harus mempertimbangkan
PENENTUAN RISIKO (RISK ASSESMENT) karakteristik manajemen, karakteristik operasi & industri
dan karakteristik penugasan. SAS mengidentifikasi 5 (lima)
FILOSOFI COSO (COSO PHILOSOPHY) asersi umum manajemen : Keberadaan, Kelengkapan, Hak &
Risk assesment merupakan hal penting bagi manajemen kewajiban., Penilaian & alokasi, Penyajian & Pengungkapan.
dan auditor. Auditor internal harus memasukkan hasil risk
assessment ke dalam audit program untuk memastikan AUDIT RISK & IS COMPONEN IN FINANCIAL STATEMENT
bahwa control yang dibutuhkan memang diterapkan untuk AUDIT
mengurangi risiko. Risk assessment merupakan tanggung
jawab integral dan terus menerus dari manajemen. Tujuan Inherent Risk (IR) :
Risk assesmen tadalah membuat karyawan sadar akan kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang
beragam risiko yang ada serta prioritas dan keterbatasan material dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan
dari daftar risiko tersebut. atau prosedur pengendalian internal terkait yang
ditetapkan. Inherent Risk merupakan risiko yang bersifat
SIAPA YANG MEMANFAATKAN PENENTUAN RISIKO (WHO intrinsik terhadap suatu entitas.
USERS RISK ASSESMENT) ?
Control Risk (CR) :
Internal Auditor risiko salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi
Statement on Internal Auditing Standard (SIAS) No. 9 th tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
1991 tentang risk assessment. Standard 2210.A1 : struktur, kebijakan atau prosedur pengendalian intern suatu
1.Practice advisory 2210.A1-1 entitas. Beberapa Control Risk akan tetap ada karena
2.Practice advisory 2010.A1-2 adanya keterbatasan yang melekat pada struktur
Menghubungkan audit plan dengan risk & exposure. pengendalian internal.
Practice advisory berisi metodemetode rinci aktivitas audit,
misalnya daftar isi jadwal pekerjaan audit, pendekatan Detection Risk (DR) :
audit, pelaksanaan audit, pelaporan isi dan evaluasi risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
“pengendalian intern untuk mengurangi risiko”. material yang terdapat pada suatu asersi. Detection Risk
dapat terjadi karena auditormemutuskan tidak memeriksa
Eksternal auditor 100 % saldo atau transaksi atau karena ketidakpastian
SAS no. 55 (AICPA) : Tanggung jawab akuntan untuk lainnya.
mendapatkan pemahaman atas control system.
Akuntan publik juga melakukan risk assesment dalam
merencanakan audit.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 900
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

RISK INVENTORY 1. Risiko yang muncul dari strategi dan aktivitas usaha
Internal Risk diidentifikasi dan diprioritaskan.
 Sumber Daya Manusia (SDM) 2. Manajemen dan Dewan komisaris telah menentukan
 Integritas. tingkat risiko yang dapat diterima oleh organisasi termasuk
 Informasi & teknologi. penentuan risiko yang dapat dirancang untuk mencapai
 Akuntansi 7 pelaporan. rencana strategi organisasi.
 Keuangan. 3. Aktivitas penghindaran risiko dirancang dan
diimplementasikan untuk mengurangi / menghilangkan
Eksternal risk risiko pada tingkat yang ditentukan dapat diterima oleh
 Lingkungan. manajemen dan Dewan Komisaris.
 Bencana. 4. Aktivitas-aktivitas pengawasan berkelanjutan
 Pasar keuangan. dilaksanakan secara periodik, menilai ulang risiko,
 Peringkat. efektivitas pengendalian untuk mengelola risiko.
5. Dewan Komisaris dan manajemen menerima laporan
PERTANYAAN RISIKO (QUESTION ON RISK) periodik mengenai proses risk management.
Organisasi telah mengevaluasi berbagai cara berbeda untuk ANALYTICAL METHOD
menilai risiko. Beberapa organisasi telah membuat daftar
pertanyaan yang akan digunakan auditor dalam 1. Pembuatan bagan alir (flowchart).
merencanakan penugasan. 2. Kuesioner pengendalian intern.
3. Analisis matriks.
Electronic Commerce / e-commerce. 4. Metodologi ekstraktif COSO.
Dampak e-commerce terhadap risiko organisasi, harus 5. Metode Courtney
dapat diidentifikasi oleh auditor untuk mengurangi risiko-
risiko tersebut ke tingkat yang dapat diterima. SURVEY PENDAHULUAN (PRELIMINARY SURVEY)
Studi awal yang dilakukan internal auditor :
ELECTRONIC DATA INTERCHANGE (EDI) RISK 1. Penelaahan atas Kertas Kerja Audit (KKA) tahun
EDI : sebuah sistem komunikasi informasi komputer ke sebelumnya.
komputer yang saling terhubunguntuk dokumen-dokumen 2. Temuan-temuan audit.
bisnis yang terstandarisasi dari batas-batas organisasi. 3. Bagan organisasi.
4. Dokumen lain.
Terdapat 6 (enam) area faktor risiko : Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila audit yang
1. Tercurinya kases informasi. dilakukan oleh internal auditor merupakan penugasan rutin
2. Hilangnya integritas data. / audit berulang (repeat audit) :
3. kuranglengkapnya transaksi.
4. Tidak tersedianya sistem EDI. STUDI AWAL (INITIAL STUDY)
5. Ketidakmampuan untuk mengamankan transaksi.
6. Kurangnya pedoman hukum. Mempelajari dokumen permanen (permanent file) berisi :
a. Salinan / copy laporan audit (audit report) terdahulu
Rumus : beserta jawabannya.
b. Informasi relevan lainnya tentang aktivitas yang diaudit.
CR EDI = CR A * CR P * CR S
Tujuannya untuk mengetahui masalah-masalah yang
CR EDI = Control Risk EDI ditemukan pada audit sebelumnya serta langkah perbaikan
CR A = Control Risk Administrative (tindak lanjut) yang telah diambil. Penelaahan literatur
CR P = Control Risk Phyisic tentang subyek merupakan hal yang penting (penugasan
CR S = Control Risk Software rutin/ penugasan baru) sebagai referensi untuk mengetahui
perkembangan terbaru tentang teori & praktik, misalnya :
RISIKO KECURANGAN MANAJEMEN (RISK OF jurnal profesi, textbook dll). Penelaahan atas bagan
MANAGEMENT FRAUD) organisasi, termasuk pernyataan tanggung jawab dan
Terdapat 3 (tiga) elemen fraud : kewenangan.
1. Kondisi yang memungkinkan terjadiya management
fraud. Beberapa hal penting dalam studi awal :
2. Motivasi yang dapat mendasari terjadinya fraud. 1. Pendokumentasian (documenting).
3. Tingkah laku majamen yang mendorong melakukan Dokumentasi berupa kuesioner penting untuk bahan
fraud. wawancara / diskusi.
BUILDING TIM RISK ASSESMENT PLAN 2. Daftar pengingat (reminder list).
Pengendalian internal, memiliki 3 (tiga) tujuan utama : Catatan atas langkah-langkah awal yang harus dilakukan
1. Efektivitas dan efisiensi opertasi. auditor mulai dari perencanaan, pekerjaan lapangan sampai
2. Keandalan pelapora keuangan. penyelesaian.
3. ketaatan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.
3. Daftar isi (table of contents).
MANAJEMEN RISIKO (RISK MANAGEMENT) Dilakukan sebelum perencanaan audit. Auditor dipaksa
Practice advisory No.2110-1 : penilaian kecukupan proses untuk mendaftar masalah-masalah yang harus ditangani
risk management. sesuai dengan kemajuan penugasan dan membuat acuan
Tujuan : Kertas Kerja Audit .

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 901
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

4. Pengurangan biaya (cost reduction). OBTAINING INFORMATION & ANGGARAN SURVEY


Manajemen mengharapkan penugasan auditinternal dapat (BUDGETING THE SURVEY)
menghasilkan pengurangan biaya dan peningkatan operasi.
OBTAINING INFORMATION
5. Catatan kesan (record of impression). Survey pendahuluan yang dilakukan dengan baik oleh
Kesan yang perlu dicatat antara lain : moral karyawan, internal auditor akan menghasilkan informasi yang
kebiasaan kerja, organisasi & penugasan staf, supervise, bermanfaat.
hubungan dengan organisasi lain & daerah kerja.
ANGGARAN SURVEY (BUDGETING THE SURVEY)
6. Kuesioner (questionaires). Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan.
Kuesioner formal maupun informal. Berdasarkan hasil survey dari praktek, estimasi yang wajar
sekitar 10%-20% dari anggaran untuk audit.
PERTEMUAN (MEETING) DENGAN KLIEN / AUDITEE
 Perlu diatur terlebih dahulu dan dibuatkan jadwal. AUDIT PROGRAM
 Dalam meeting tersebut auditor menyampaikan
tujuan audit secara terbuka dan berterus terang. PENDAHULUAN (INTRODUCTION)
 Internl auditor harus memiliki keahlian dalam teknik Tujuan :
 wawancara dan komunikasi efektif. 1. Untuk mengumpulkan bahan bukti (evidence) audit.
 Kesuksesan atau kegagalan suatu wawancara 2. Sebagai dasar pendapat internal auditor tentang
sangat ditentukan oleh 6 (enam) langkah sbb. : efisiensi, ekonomis & efektivitas (3E) aktivitas yang akan
Persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan, diaudit.
penutupan, dan pencatatan.
 Cara auditor melakukan wawancara juga Program Audit menjadi pedoman bagi internal auditor
berpengaruh terhadap kesuksesan atau kegagalan tentang (4W+1T) sbb :
suatu wawancara. 1. Apa yang akan dilakukan (WHAT).
2. Kapan akan dilakukan (WHEN).
MENGUMPULKAN BAHAN BUKTI / INFORMASI 3. Bagaimana melakukannya (HOW).
(GATHERING INFORMATION) 4. Siapa yang akan melakukanya (WHO).
Informasi penting dapat diklasifikasikan berdasarkan 4 5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan (TIME).
(empat) fungsi dasar manajemen, yaitu :
1. Perencanaan (planning). Manfaat :
2. Pengorganisasian (organizing). 1. Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap
3. Pengarahan (actuating). pekerjaan audit.
4. Pengawasan (controlling). 2. Menjadi dasar penugasan auditor.
3. Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan
PENGAMATAN (OBSERVING) pekerjaan audit.
Manfaat : 4. Memungkinkan supervisor & manager audit
1. Menentukan tujuan, sasaran dan standar. Audit membandingkan antara realisasi dan target yang
berorientasi manajemen yang efektif (effective direncanakan.
management oriented audit). 5. Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman
2. Menilai pengendalian untuk mencapai tujuan. dalam tahap-tahap pelaksanaan audit.
3. Mengevaluasi risiko. 6. Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan.
Practice advisory 2210.A1-1 dan Standar 2210.A.1. 7. Membantu auditor pada audit selanjutnya untuk
4. Menentukan pengendalian untuk memiminimalkan risiko. mengenal lebih dekat jenis-jenis pekerjaan audit yang
5. Membuat penentuan risiko (risk assesment) secara dilakukan dan waktu yang dibutuhkan.
statistik. 8. Mengurangi waktu supervisi langsung yang dibutuhkan.
6. Menilai gaya manajemen (management style) terkait 9. Mejadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal.
aspek perilaku manusia.
KAPAN MENYIAPKAN PROGRAM (WHEN TO PREPARE THE
PENGAMATAN FISIK PROGRAM)
Pengamatan fisik dapat dilakukan melalui berkeliling Program audit disiapkan segera setelah survey
fasilitas perusahaan (termasuk pabrik / plant) untuk pendahuluan. Semua program audit dianggap tentatif
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai lokasi, (sementara) sampai dengan audit diselesaikan. Semua
kondisi dan tata letak (layout). Selain itu berupa perubahan draft program audit memerlukan pengesahan,
penelusuran dan penelaahan beberapa aktivitas dari awal seperti pada program audit awal. Program pro forma biasa
sampai akhir untuk menyiapkan bagan alir (flow chart). digunakan pada audit berulang (repeat audit) atas aktivitas
/ operasi yang sama. Program pro forma perlu dilakukan uji
PEMBUATAN BAGAN ALIR (FLOWCHARTING) coba, sehingga apabila ditemukan kekurangan sejak awal
 Flow chart menjelaskan suatu proses. bisa dilakukan perbaikan sebelum program tersebut
 Flow chart sebaiknya distandarisasi (berupa simbol- digunakan secara lebih luas.
simbol).
 Tidak semua flow chart harus rinci, formal dan TANGGUNG JAWAB AUDIT (AUDIT RESPONSIBILITIES)
ekstensif. Tanggung jawab auditor internal untuk merencanakan
penugasan audit. Perencanaan harus didokumentasikan
 Terdapat program komputer yang tersedia (telah dan mencakup :
dibahas di Sistem Informasi Akuntansi (SIA I & II).

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 902
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Penetapan tujuan audit (audit objective) dan lingkup AMBIGUITAS (AMBIGUITIES)


(scope) pekerjaan. Ambiguitas akan berkurang apabilaaktivitas audit internal
2. perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang menggunakan makna yang seragam untuk berbagai istilah
akan diaudit. yang digunakan dalam program audit, misalnya :
3. penentuan sumber daya yang diperlukan untuk menganalisis, mengecek, melakukan konfirmasi,
melakukan audit. mengevaluasi, memeriksa, menginspeksi, menginvestigasi,
4. komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui menelaah, memeriksa cepat (scanning), membuktikan,
audit yang akan dilakukan. menguji dan memverifikasi.
5. Pelaksanaan,jika layak, survei lapangan untuk mengenal
lebih dekat aktivitas dan kontrol yang akan diaudit. HUBUNGAN PROGRAM DENGAN LAPORAN AUDIT FINAL
6. Penulisan program audit. (RELATIONSHIP TO THE FINAL AUDIT REPORT)
7. penentuan bagaimana,kapan,dan kepada siapa hasil audit Laporan audit final dapat dipikirkan sejak masih tahap
akan dikomunikasikan. penyusunan program audit. Biasanya dibuat laporan audit
8. Perolehan pengesahan rencana kerja audit. yang standar dalam bentuk ringkas. Tujuannya adalah
sebagai arahan / acuanserta untuk menghindarkan
LINGKUP AUDIT (AUDIT SCOPE) pekerjaan audit yang tidak perlu. Auditor internal dapat
Program audit harus menunjukkan lingkup (scope) menyusun bagian-bagian dari laporan audit sesu dengan
pekerjaan audit, yaitu menjelaskan apa yang tercakup kemajuan (progress) pekerjaan sehingga pekerjaan audit
dalam audit dan tidak. Tujuan audit seharusnya dapat menjadi lebih efisien.
menuntun (guidance) lingkup pekerjaan audit.
MEKANISME PROGRAM (PROGRAM MECHANICS)
Tujuan utama dari sistem pengendalian internal (internal Program audit cenderung mengalami evolusi. Dalam
control system) , untuk memastikan : praktek, pelaksanaan pekerjaan audit terus berkembang
1. Keandalan (realibility) dan integritas informasi. sejak program audit awal. setiap terdapat perubahan yang
2. Ketaatan (compliance) dengan kebijakan (policy), signifikan, harus ditulis (didokumentasikan) berikut
rencana, prosedur, hukum dan regulasi. alasannya. Program audit harus mendokumentasikan
3. Pengamanan aktiva (safeguard the asset). kemajuan (progress) pekerjaan audit. Setiap langkah audit
4. Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. yang direncanakan harus memiliki referensi kertas kerja.
5. Pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk
operasi dan program. PENUGASAN STAF UNTUK AUDIT SKALA KECIL (SMALL
AUDIT STAFFS)
MENDEFINISIKAN EKONOMI, EFISIEN & EFEKTIF (DEFINING Untuk audit skala kecil, biasanya cukuop ditugaskan dua
ECONOMY, EFFICIENCY & EFFECTIVENESS) orang tenaga auditor internal, seorang menjadi ketua tim
 Ekonomis : penghematan dan seorang lagi menjadi anggota. Sebuah laporan audit
 Efisiensi : meminimalkan kerugian. biasanya dibuat oleh seorang auditor. Untuk perusahaan /
 Efektivitas : menekankan hasil aktual dari dampak. organisasi yang relatif kecil,auditor eksternal dapat
memnfaatkan hasil audit dari internal auditor, tujuannya
Sesuatu bisa efektif namun tidak efisien dan ekonomis. untuk mengurangi biaya audit eksternal.
Program untuk membuat sistem menjadi lebih efisien atau
ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif. Program audit PEDOMAN PENYIAPAN PROGRAM AUDIT (GUIDELINES
yang disusun oleh auditor internal biasanya melibatkan FOR PREPARING AUDIT PROGRAMS)
ketiga konsep 3 E tsb. Penyiapan program audit sangat berkaitan erat dengan
informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan.
KONSEP 3 E Pedoman penyiapan program perlu mempertimbangkan
1. Economic (Ekonomi) : Perbandingan input dengan input hasil-hasil dari langkahlangkah yang dilakukan selama
value (satuan moneter). Meminimalisir input resources : survey pendahuluan. Setiap pedoman yang dibuat disertai
untuk menghindari pengeluaran yang boros dan tidak denganalasannya.
produktif.
KRITERIA – KRITERIA PROGRAM AUDIT (CRITERIA FOR
2. Efficiency (Efisiensi) : Pencapaian output maksimum AUDIT PROGRAMS)
dengan input tertentu. Perbandingan output / input Program audit sebaiknya mengikuti kriteriatertentu,
dikaitkan dengan standar kinerja / target yang ditetapkan. misalnya ;
1. Program hasrus sesuai dengan penugasan audit.
3. Effectiveness (Efektivitas) ; Tingkat pencapaian hasil 2. Langkah-langkah kerja harus dinyatakandengan instruksi
program dengan target yang ditetapkan. Perbandingan positif.
outcome dengan output. 3. Program audit hendaknya bersifat fleksibel.
4. Informasi yang tidak perlu harus dihindari.
Salah satu fungsi program audit yang disusun auditor 5. Program audit harus dilakukan review danmendapat
internal yang profesional : persetujuan dari supervisor, termasukjika terdapat
1. Untuk menunjukkan bahwa program tsb efektif. perubahan-perubahan.
2. Hanya menekankan pada hal-hal signifikan.
3. Untuk memberikan bukti bahwa risiko dan pengendalian FIELD WORK.
yang signifikan telah diidentifikasi dan dievaluasi.
PROSES & TUJUAN PEKERJAAN LAPANGAN (THE PROCESS &
MENYIAPKAN PROGRAM AUDIT (PREPARING THE AUDIT PURPOSE OF FIELD WORK)
PROGRAM)

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 903
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Field work merupakan proses untuk memperoleh 1. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk monitoring &
keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan asesmen.
bukti (evidence) secara obyektif tentang operasi entitas, 2. Pengembangan key indicator untuk monitoring &
mengevaluasinya dan : asesmen.
1. Melihat apakah operasi tsb memenuhi standar yang 3. Implementasi.
dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah 4. Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART.
ditetapkan.
2. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan PENGUKURAN KINERJA (PERFORMANCE MEASUREMENT)
oleh manajemen. & PENGEMBANGAN STANDAR (DEVELOPING STANDARD)
Standar memiliki arti bagi pengukuran. Untuk melakukan
Tujuan field work memberikan keyakinan dengan audit, maka auditor perlu mencari unit pengkuran yang
melaksanakan prosedur-prosedur audit melalui program sesuai kemudian dapat ditetapkan menjadi standar.
audit sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Beberapa hal yang dapat dijadikan standar ; Instruksi kerja
(Work Instruction), anggaran (budget), spesifikasi produk,
PEMBUATAN STRATEGI UNTUK PEKERJAAN LAPANGAN praktik bisnis yang wajar dll.
(DEVELOPING STRATEGY FOR FIELD WORK)
Bagian dari rencana strategis meliputi : Standar memiliki arti bagi pengukuran. Untuk melakukan
1. Kebutuhan pegawai. audit, maka auditor perlu mencari unit pengkuran yang
2. Kebutuhan sumber daya dari luar. sesuai kemudian dapat ditetapkan menjadi standar.
3. Pengorganisasian staf audit. Beberapa hal yang dapat dijadikan standar ; Instruksi kerja
4. Wewenang & tanggung jawab. (Work Instruction), anggaran (budget), spesifikasi produk,
5. Struktur pekerjaan lapangan. praktik bisnis yang wajar dll. Beberapa standar telah
6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. ditelaah oleh Dewan Keselamatan Nasional (National Safety
7. Metode pekerjaan lapangan. Council) dan apabila telah divalidasi, maka dapat digunakan
8. Metode pendokumentasian. oleh auditor untuk dibandingkan dengan hasil pengukuran.
9. Penyiapan laporan. Metode yang diterapkan adalah bekerjasama dengan klien
10. Rencana kontinjensi. untuk mengembangkan standar pengendalian keselamatan.
Konsep strategi audit ini merupakan bagian integral dari BENCH MARKING & EVALUATION
perencanaan dan berlaku bagi semua jenis organisasi audit. Penggunaan benchmarking ditujukan untuk meningkatkan
semua tingkatan fungsi auditor internal. Benchmarking
TIM AUDIT DENGAN PENGARAHAN MANDIRI (SELF dapat diterapkan pada filosofi dasar hubungan audit
DIRECTED AUDIT TEAM) & AUDIT BERHENTI & BERLANJUT internal dengan organisasi, organisasi dari fungsi audit.,
(STOP & GO AUDITING) proses perencanaan, penentuan risiko, proses evaluasi diri,
Tim tsb membuat keputusan sendiri, kadang-kadang dengan fieldwork, metode audit & evaluasi, proses pelaporan dll.
bantuan ahli bersama pimpinan tim memberikan keahlian Evaluasi secara periodik atas standar yang ditetapkan perlu
keahlian dan bantuan dalam pengambilan keputusan. dilakukan, karena standar yang telah ditetapkan pada masa
Teknik stop & go auditing melewati proses penyaringan lalu, barangkali untuk saat ini sudah tidak relevan lagi, yang
awal. Tujuan teknik tsb untuk memberdayakan auditor antara lain disebabkan terdapat perubahan kondisi.
lapangan untuk menghentikan audit selama survey
pendahuluan atau waktu lainnya apabila tidak PENGUJIAN (TESTING) & TEKNIK PENGUJIAN PROSES
ditemukanpenyimpangan yang potensial atau tidak ada SELEKSI TRANSAKSI (THE TECHNIQUE FOR EXAMINING
indikasi risiko yang substansial. SELECTIONS TRANSACTION PROCESS)
Tujuan khusus proses testing untuk menentukan :
CONTROL SELF ASSESSMENT (CSA) 1. Validitas : kelayakan, keaslian & kewajaran.
CSA merupakan salah satu jenis audit partisipasif. Audit 2. Akurasi : kuantitas, kualitas, klasifikasi.
partisipasi merupakan proses yang menerapkan berbagai 3. Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku
tingkat kemitraanantara auditor dan klien (auditee). Audit dll.
partisipasi dalam mencapai tujuan audit terbukti lebih 4. Kompetensi pengendalian ; tingkat kenetralan risiko.
efektif & efisien
Teknik audit :
BAGIAN DARI PEKERJAAN LAPANGAN (ELEMENT OF FIELD 1. Mengamati.
WORK ) 2. Mengajukan pertanyaan.
Tujuan audit berbeda dengan tujuan operasi dan prosedur 3. Menganalisis.
audit juga berbeda dengan prosedur operasi. Tujuan audit 4. Memverifikasi.
ditetapkan oleh auditor sedangkan tujuan operasi 5. Menginvestigasi.
ditetapkan oleh manajemen. 6. Mengevaluasi.
Prosedur audit : sarana yang digunakan auditor untuk PENERAPAN TEKNIK AUDIT (APPLYING THE AUDIT
memenuhi tujuan audit. TECHNIQUE)
Perbedaan Audit fungsional & audit organisasional :
AUDIT SMART (SELECTIVE MONITORING & ASSESSMENT
OF RISKS & TRENDS) Audit fungsional :
Metode ini menggunakan indikator kunci (key indicator) 1. Audit yang mengikuti proses dari awal hingaa akhir dan
sebagai elemen dasar dari proses audit. Audit SMART melintasi lini organisasi.
meliputi 4 tahap :

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 904
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Cenderung lebih berfokus pada oprasi dan proses 6. Bukti yang menguatkan (cooroborative evidence).
dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada 7. Bukti opini / aturan opini (opinion rule).
dalam organisasi. 8. Bukti kabar angin (hearsay evidence).
3. Memiliki kesulitan khusus karena luasnya cakupan
(scope). Sifat Bukti Audit :
4. Dapat memberikan manfaat khusus bagi manajemen. 1. Bukti fisik (physical evidence).
2. Bukti pengakuan (testimonial evidence).
Audit organisasional : 3. Bukti dokumen (documentary evidence).
1. Tidak hanya memperhatikanaktivitas yang dilakukan 4. Bukti analitis (analytical evidence).
dalam organisasi tetapi juga tentang pengendalian
administratif yang digunakan untuk memastikanbahwa Standar-standar Bukti Audit ;
aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan. 1. Kecukupan.
2. Pendekatan organisasional yang tajam dapat memberikan 2. Kompetensi.
pandangan yang luasatas oparesi, lebih baik dari pada 3. Relevansi.
pengujian transaksi.
3. Auditor internal harus memiliki pengetahuan PENANGANAN BUKTI YANG SENSITIF (THE HANDLING OF
administratif dan pengendalian manajemen dalam suatu SENSITIVE EVIDENCE)
usaha / bisnis. Rencana tsb mencakup metode untuk menjaga integritas
4. Auditor internal juga harus mengetahui prinsip-prinsip dokumen termasukmasalah penyimpanan dokumen yang
perencanaan & pengarahan. aman. Dalam situasi yang sangat sensitif yang akan
berakibat tindakan hukum, perlu konsultasi dengan
KONSULTAN (CONSULTANS) penasihat hukum untuk menjaga bukti dari tindakan yang
Setiap organisasi memerlukan konsultan dari luar untuk mungkin terjadi.
melakukan studi manajemen, membuat evaluasi dan
mengajukan rekomendasi untuk memperbaiki masalah PEKERJA LAPANGAN DALAM LINGKUNGAN TEKNOLOGI
organisasi. Konsultan luar, biasanya mengenakan tarif yang TINGGI (FIELD WORK IN A HIGH TECHNOLOGY
sangat mahal. Auditor internal harus ingat bahwa konsultan ENVIRONMENT)
tsb hanya membantu, tidak mengambil alih evaluasi atau Perkembangan perusahaan yang sangat pesat yang
melindungi tanggung jawab auditor. Pradigma baru auditor menggunakan teknologi tinggi, misalnya ecommerce, EDI, e-
internal adalah dapat berfungsi sebagai internal consultant. procurement dll, mengharuskan perusahaan menerapkan
sistem yang lebih canggih. Beberapa perusahaan telah
OUTSOURCING & COSOURCING menerapkan enterprise wide system atau sistem
Auditor internal dapat minta bantuan jasa dari tenaga ahli perencanaan sumber daya perusahaan. Sering disebut ERP
(spesialis) bidang tertentu dari luar (outsourcing) atau mitra (enterprise resources planning). Software yang digunakan
(cosourcing), misalnya produksi, aktuaris dll. Pimpinan antara lain SAP,PeopleSoft, Baan, J.D Edward dll.
auditor internal bertanggung jawab atas atas kulaitas yang
diberikan oleh pihak luar tsb (tenaga outsoucing). AUDIT FINDINGS
Penggunaan outsoucing maupun cosourcing yang memiliki
keahlian / kompetensi tinggi dapat meningkatkan SIFAT TEMUAN AUDIT (THE NATURE OF AUDIT FINDINGS)
kredibilitas auditor internal. Sifat Temuan Audit :
• Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk & ukuran.
PENELAAHAN ANALITIS (ANALYTICAL REVIEWS) • Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies).
Contoh analaytical review : • Istilah “temuan” cenderung terlalu negatif, sedang
1. Analisis trend. “kondisi” relatif lebih tepat dan tidak menimbulkan sikap
a. Perataan eksponensial. defensif bagi auditee.
b. Rata-rata tertimbang. • Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu baik saat
sekarang (current) atau masa lalu (historis) serta yang
2. Analisis rasio. mungkin terjadi dimasa yang akan datang (future) terdapat
a. Perputaran persediaan (inventory turnover). kesalahan.
b. Perputaran karyawan.
SIFAT TEMUAN AUDIT (THE NATURE OF AUDIT FINDINGS)
3. Analisis regresi. Standar 2310 SPPIA :
Menggunakan alat bantu program komputer, dapat • Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang
memudahkan tugas auditor internal dalam melakukan cukup (sufficient), andal (reliable), relevan (relevance) dan
analisis regresi. berguna (usefulness) untuk mencapai tujuan penugasan.
• Practice advisory 2410-1 dari Standar : “kriteria
komunikasi”. Observasi & rekomendasi harus didasarkan
BUKTI HUKUM (LEGAL EVIDENCE) & BUKTI AUDIT (AUDIT pada atribut : kriteria, kondisi, penyebab & dampak.
EVIDENCE)
Bukti hukum sangat mengandalkan pengakuan lisan. Bukti Kriteria (criteria) : standar, ukuran atau ekspektasi yang
audit mengandalkan bukti dokumen. Jenis-jenis bukti : dipakai untuk evaluasi / verifikasi (apa yang seharusnya ada
1. Bukti terbaik (best evidence). / harapan)
2. Bukti sekunder (secondary evidence).
3. Bukti langsung (direct evidence). Kondisi (condition) : bukti faktual yang ditemukan saat
4. Bukti tidak langsung (circumstantial evidence). pengujian (apa yang ada / kenyataan).
5. Bukti yang meyakinkan (conclusive evidence).

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 905
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Penyebab (Causes) : alasan perbedaan antara harapan ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT (ELEMENTS OF A AUDIT
dengan kondisi aktual (mengapa ada perbedaan). FINDINGS)
• Kriteria (Criteria) : tujuan & sasaran serta kualitas
Dampak (Effect) : Risiko / eksposur yang dihadapi pencapaian.
organisasikarena kondisi tidak sama dengan kriteria (akibat • Kondisi (Condition) : merupakan jantungnya temuan.
perbedaan) • Penyebab (Causes) : memerlukan latihan pemecahan
masalah (problem solving).
Practice advisory 2420-1 dari Standar : “kualitas kriteria • Dampak (Effect) :
komunikasi”a.l : obyektif, jelas, ringkas, konstruktif & tepat 1. Temuan ttg keenomisan & efisiensi :diukur dalam $
waktu. atau Rp.
2. Temuan ttg keefektivan : ketidakmampuan untuk
Saran-saran untuk perbaikan (suggestion for menyelesaikan hasil akhir.
improvement). • Kesimpulan (Conclusion) : harus didukung dengan fakta.
 Temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan. • Rekomendasi (Recommendation) : tindakan yang dapat
 Manajer operasi memiliki hak untuk untuk dipertimbangkan oleh manajemen untuk memperbaiiki
mengimplementasikan saran tersebut atau tidak. kondisi yang salah atau memperkuat sistem pengendalian
intern.
Temuan audit yang dapat dilaporkan.
 Tidak setiap kelemahan dapat dilaporkan. PEMBAHASAN TEMUAN (DISCUSSION OF FINDINGS)
 Temuan audit yang dapat dilaporkan, harus Pencatatan temuan audit : Aktivitas pencatatan temuan
memiliki kriteria : cukup signifikan, didasarkan audit internal (Internal Audit activity Records of Audit
fakta, obyektif, relevan dan cukup meyakinkan. Findings). Dibuat sesuai dengan tujuan.

PENDEKATAN UNTUK KONSTRUKSI TEMUAN (APPROACH Laporan pencatatan Temuan Audit (Record Audit Findings) :
TO FINDING CONTRUCTION) Memberikan acuan untuk bahan pembahasan.
Kemampuan Internal Auditor : Digunakanuntuk mengkomunikasikan temuan dengan
• Sangat dipengaruhi oleh pengalaman (experience). auditee (klien) dan untuk mendapatkan tanggapan tertulis.
• Memerlukan naluri bisnis (business instinc) yang baik
untuk mengembangkan temuan. Keahlian komunikasi sangat penting bagi Auditor Internal,
terutama dalam presentasi hasil audit.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan Internal
Auditor: PENELAHAAN PENGAWASAN (SUPERVISORY REVIEWS)
 Tidak mengganti pertimbangan audit dengan • Seharusnya setiap temuan audit yang dilaporkan telah
pertimbangan manajemen. melalui penelahan pengawasan (supervisory review) yang
 Bertanggungjawab untuk memberikan bukti. ketat.
 Tertarik pada perbaikan kinerja, namun tidak • Tujuannya untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas
mutlak. audit internal.
 Meninjau temuan audit secara kontinyu, sebab • Penyelia (supervisor) audit harus melakukan review secara
dimungkinkan temuan audit tsb sudah tidak dapat rutin / periodik untuk menjaga mutu /kualitas audit.
dipertahankan (tidak relevan) pada saat berjalannya
waktu. PELAPORAN TEMUAN AUDIT (REPORTING DEFICIENCIES OF
AUDIT FINDINGS)
MENAMBAH NILAI (ADDING VALUE) Beberapa organisasi audit menyusun ringkasan
Untuk menambah nilai Auditor Internal : eksekutif (executive summary) atas laporan audit
• Meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang internal.
diberikan memiliki dampak positif bagi organisasi.
• Memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan dan Ringkasan eksekutif :
kesuksesan organisasi. 1. biasanya dibuat dalam satu halaman.
2. menjelaskan lingkup audit.
Auditor Internal seharusnya : 3. menyajikan opini audit secara keseleruhan.
1. Meningkatkan citranya sebagai penambah nilai. 4. menyajikan penilaian auditor atas obyek / operasi
2. Fokus pada aktivitas dan jasa yang bernilai tinggi. yang diaudit.

TINGKAT SIGNIFIKANSI (DEGREES OF SIGNIFICANCE) TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)


1. Temuan-temuan tidak signifikan (insignificant Standar 2500.A.1 : Kepala bagian audit harus menetapkan
findings) : tidak disembunyikan / dilewatkan. proses tindak lanjut untuk memonitor dan memastikan
2. Temuan-temuan kecil (minor findings) : perlu bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan
dilaporkan, bisanya dalam bentuk surat kepada secara efektif atau bahwa manajemen senior telah
manajemen (management letter). menerima risiko untuk tidak mengambil keputusan.
3. Temuan-temuan besar (major findings) : dapat
menghalangi tujuan utama organisasi. Practice advisory 2500.A.1.1 “proses Tindak Lanjut” :
Tanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut harus
Pengklasifikasian tersebut merupakan tanggung jawab didefinisikan dalam piagam tertulis aktivitas audit internal.
auditor internal, bukan manajemen.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 906
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

REPORT
Cara meningkatkan proses penulisan laporan:
APA MAKSUD & TUJUAN PELAPORAN (WHAT THEY ARE & 1. Penentuan standar minimum penerimaan laporan
WHAT THEY DO) melalui manual penulisan.
Auditor internal harus bisa mempresentasikan hasil audit 2. Mengkomunikasikan standar standar tersebut
kepada pihak manajemen termasuk Board of Director. kepada staf melalui pelatihan.
3. Memperkuat standar standar yang telah ditetapkan
Fungsi laporan audit : dengan pengeditan yang independen atau melalui
1. Mengkomunikasikan. evaluasi seluruh laporan terhadap standar tersebut.
2. Menjelaskan. 4. Meyakinkan dimuatnya seluruh unsur dari temuan.
3. Mempengaruhi.
MEMASARKAN LAPORAN AUDIT (MARKETING THE AUDIT
Auditor harus berusaha agara laporan audit yang dibuat REPORT)
tidak membosankan bagi penerima laporan (manajemen). Tujuannya untuk memotivasi para penerima laporan agar
menginginkan laporan tersebut.
FILOSOFI LAPORAN (REPORT PHILOSOPHY)
Laporan audit : Cara efektif memasarkan laporan audit:
1. Mempresentasikan temuan audit dengan jelas & 1. Menjelaskan proses audit sebagai suatu tambahan yang
sederhana. partisipatif bagi manajemen
2. Mendukung kesimpulan dengan bukti yang 2. Menguraikan profesionalisme dari staf audit
persuasif. 3. Mengidentifikasikan anatomi dari sebuah temuan audit
3. Memberikan arah pada pengambilan keputusan secara sederhana
manajemen melalui rekomendasi perbaikan. 4. Menguraikan keuntungan keuntungan yang dihasilkan
dari penggunaan laporan untuk setiap tingkatan
Sasaran laporan audit : manajemen
1. Menginformasikan 5. Menjelaskan bagaimana manajemen dapat memperoleh
2. Mempengaruhi bantuan dari staf audit dalam menyelesaikan permasalahan
3. Memberikan hasil. permasalahan manajemennya secara objektif.
Unsur unsur laporan Audit: KOMUNIKASI (COMMUNICATION)
1. Identifikasi kesulitan dengan jelas & dapat dipahami Salah satu cara komunikasi melalui laporan. Komunikasi
,atau kesempatan untuk perbaikan. tergantung pada penerimanya yang terdiri dari persepsi dan
2. Dukungan persuasif dan nyata untuk kesimpulan ekspektasi. Sasaran prinsip komunikasi bagi auditor
dan bukti atas pentingnya nilai mereka. internal, untuk :
3. Memberikan cara cara yang membangun dan 1. Memberikan informasi yang berguna & tepat waktu
praktis dalam mencapai perubahan yang diinginkan. untuk hal-hal yang signifikan.
2. Mempromosikan peningkatan pengendalian &kinerja
FRIKSI DLM PENULISAN LAPORAN (REPORT WRITING organisasi.
FRICTION)
Beberapa alasan: PROSEDUR PELAPORAN (REPORT PROCEDURE)
 Penulisan ulang supervisi. Tanggung jawab auditor atas pelaporan hasil audit:
 Pelaporan dibawah tekanan.  2400 - Mengkomunikasikan hasil audit
 Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk (Communicating Result)
penulisan  2410 – Kriteria untuk Melakukan Komunikasi
 laporan. (Criteria For Communicating)
 Draf yang buruk.  2420 – Kualitas Komunikasi (Quality of
 Kemampuan menulis yang lemah. Communications)
 Perbedaan opini antara auditor dan supervisor  2421-Kesalahan dan kurang saji (Errors and
mereka. omissions).
 Penulisan laporan dilakukan jauh dari lokasi audit.  2430- Pengungkapan Penugasan atas
 Kurangnya minat klien. Ketidakpatuhan terhadap standar (Engagement
Disclosure of Noncompliance with the Standards
SOLUSI YANG DITAWARKAN (PROPOSED SOLUTION)  2440-Penyebarluasan Hasil (Disseminating Result)
Langkah langkah untuk memperbaiki proses pelaporan:
1. Menyusun sebuah manual penulisan untuk aktivitas LAPORAN LAPORAN INFORMAL (INFORMAL REPORT)
audit. Laporan audit informal :
2. Untuk aktivitas audit internal yang lebih besar, perlu 1. Memiliki panjang yang berbeda beda.
dipikirkan pertimbangan untuk menggunakan 2. Dapat disajikan dalam satu halaman.
seorang editor guna menelaah laporan sebelum 3. Jika lebih dari satu halaman perlu dibuat ringkasan
diserahkan kepada supervisornya. pendek sebagai surat pengantar laporan.
3. Melakukan pelatihan penulisan &pemrosesan
laporan didalam organisasi audit yang jika KOMUNIKASI DENGAN PIHAK DILUAR ORGANISASI
memungkinkan, dilaksanakan oleh auditor itu (COMMUNICATION OUTSIDE THE ORGANIZATION)
sendiri. Laporan lisan : bukan pengganti laporan tertulis.
4. Penggunaan format yang dapat memastikan telah Beberapayang perlu dipertimbangkan
dimuatnya seluruh unsur dari sebuah temuan. 1. Fleksibilitas

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 907
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Singkat 2. Seseorang yang bertindak melampaui batas.


3. Kelengkapan / akurat 3. Sebuah kesalahan yang menggambarkan fakta
4. Keterkinian material, atau pada beberapa kasus yaitu pada
5. Persiapan opini.
6. Penulisan yang baik 4. Kerugian yang dibuat.
7. Kerangka pikiran
8. Ringkasan ELEMENT OF WHITE COLAR CRIME (Elemen dari Kejahatan
9. Rincian Kerah Putih)
10. Laporan laporan terdahulu Berikut elemen dari white-collar crime :
11. Draf pertama 1. Maksud untuk melakukan sebuah tindakan yang
12. Bahasa salah atau untuk mencapai tujuan yang tidak
konsisten dengan hukum atau kebijakan public.
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK FISIK (PHYSICAL 2. Menyembunyikan tujuan dan penyajian yang keliru
CHARACTERISTIC) oleh karyawan untuk melengkapi skema.
1. Penampilan. 3. Kepercayaan yang dilanggar atau diingkari.
2. Panjang. 4. Tindakan sukarela oleh korban untuk membantu
3. Pemeringkatan Kualitas. pelanggaran sebagai sebuah hasil dari praktek
4. Judul. penipuan.
5. Tips untuk Penulisan Laporan Audit. 5. Kejahatan yang disembunyikan.
6. Strategi yang Efektif daloam Penulisan Laporan.
7. Unsur-unsur laporan audit yang baik. FBI mendefinisikan white-collar crime sebagai “tindakan
8. Laporan-laporan pendek. illegal yang berkarakteristik penipuan,
9. Laporan yang lebih cepat. penyembunyian,pelanggaran terhadap kepercayaan dan
10. Keamanan informasi. yang melebihi aplikasi atau melewati kekuatan fisik atau
pelanggaran.Kejahatan yang dilakukan seperti mendapatkan
PENGEDITAN LAPORAN (EDITING REPORTS) uang, property atau pelayanan atau untuk mengamankan
Pengeditan laporan : seseorang atau keutungan bisnis.
Penelaahan :
1. Kelayakbacaan. COMPUTER FRAUD (Kejahatan computer)
2. Kebenaran. Mengingat computer fraud dewasa ini semakin meningkat,
3. Ketepatan. metode dan cara untuk melindungi perusahaan dari
computer fraud masih Sangat terbatas. Computer fraud
Koreksi ejaan : meliputi tindakan ilegal yang mana pengetahuan tentang
1. Perbandingan. teknologi komputer adalah sangat esensial untuk
2. Cek referensi. perpetration, investigation atau prosecution. Dengan
3. Gambaran keseluruhan. menggunakan sebuah komputer seorang fraud perpetrator
4. Gambaran terperinci. dapat mencuri lebih banyak dalam waktu lebih singkat
dengan usaha yang lebih kecil. Pelaku fraud telah
SAMPLE REPORTS menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer
1. Laporan komprehensif. fraud .
2. Laporan singkat / management letter.
3. Laporan audit operasional. Berikut merupakan cara perlindungan yang terbaik untuk
4. Laporan audit khusus / investigatif. melindungi dari computer fraud, yaitu
1. Personnel screening
EMPLOYEE & MANAGEMENT FRAUD 2. Definisi pekerjaan
3. Pemisahan tugas
NATURE OF FRAUD (Hakikat Kecurangan) 4. Etika professional
Fraud dapat berbentuk apa saja, seperti white-collar crime, 5. Lisensi
penggelapan,dsb. Definisi fraud menurut IIA : “susunan dari 6. System design control
tindakan ketidakberesan dan illegal yang disengaja serta 7. Physical access security
curang” White collar crime adalah kegiatan yang salah atau 8. Electronic access security
serangkaian dari tindakan yang dilakukan tanpa tindakan 9. Internal control and edit
secara non-fisik dan rahasia atau tipu muslihat untuk
mendapatkan uang atau property,untuk menghindari COMPUTER FRAUD : Category
pembayaran atau kehilangan uang atau property, atau Pengkategorian Computer fraud melalui penggunaan model
untuk mendapatkan bisnis atau keuntungan pribadi. pemrosesan data (data processing model),dapat dirinci sbb :
Penggelapan adalah konversi dari kegiatan melawan hukum
untuk penggunaan pribadi. Ini tidak termasuk kejahatan 1. Cara yang paling sederhana dan umum untuk
seperti penyuapan, maling, fraud terhadap pemerintah. melaksanakan fraud adalah mengubah computer input.
ELEMENT OF LEGAL FRAUD (Elemen dari Kecurangan 2. Computer fraud dapat dilakukan melalui penggunaan
hukum) sistem (dalam hal ini Processor) oleh yang tidak berhak,
Berikut elemen dari legal fraud: termasuk pencurian waktu dan jasa komputer serta
1. Dibuat dengan kepalsuan pengetahuan atau tanpa penggunaan komputer untuk keperluan diluar job deskripsi
pengetahuan yang cukup pada subyek untuk pegawai.
menjamin sebuah gambaran.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 908
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

3. Computer fraud dapat dicapai dengan mengganggu Partisipasi dari internal auditor, lawyer, investigators,
perangkat lunak (software) yang mengolah data perusahaan security personnel, dan spesialis lainnya dari dalam maupun
atau Computer istruction . Cara ini meliputi mengubah luar perusahaan. Internal auditor harus dapat mengakses
software, membuat copy ilegal atau menggunakannya fakta dari seluruh fraud investigation :
tanpa otorisasi (unauothorized). a) Menjelaskan kebutuhan control yang harus
diimplementasi atau kekuatan
4. Computer fraud dapat dilakukan dengan mengubah atau b) Design audit test untuk membantu pengungkapan
merusak data files organisasi / perusahaan atau membuat adanya fraud dalam masa yang akan datang.
copy, menggunakan atau melakukan pencarian terhadap c) Membantu mempertemukan tanggung jawab internal
data tanpa otorisasi. auditor dalam memelihara pengetahuan dari fraud.
5. Computer fraud dapat dilaksanakan dengan mencuri atau Pelaporan / Reporting of fraud
menggunakan secara tidak benar system output. Report harus dibuat / dikeluarkan dengan kesimpulan dari
fase investigasi & harus termasuk seluruh finding,
INTERNET FRAUD (Kejahatan Internet) kesimpulan, rekomendasi, dan tindakan perbaikan yang
Dewasa ini kejahatan dalam dunia internet /maya (cyber telah diambil.
crime) telah melanda semua sektor, tak terkecuali dunia
usaha. Cyber crime dapat dilakukan oleh individu maupun AUTHORITY (Otoritas)
kelompok via internet, seperti blackmail, hacking, cracking, Tanggung jawab dalam mendeteksi fraud dapat dilakukan
carding, denial of services attach (DOS), pencurian identitas sepanjang otoritas yang diberikan dalam pemeriksaan area
(theft of identity), serta praktek kecurangan (fraud). potesial dari fraud. Internal auditor tidak dapat bekerja jika
terdapat pembatasan.
Cyber crime dapat terjadi kapan saja dan di organisasi mana
saja. Dalam hal ini, Cyber crime sangat sulit untuk dicegah Tanggung jawab management :
karena memerlukan teknologi yang amat canggih untuk 1. Menetapkan iklim moral dalam fungsi diperusahaan.
mendeteksinya. Jika zaman dahulu metode hacking masih 2. Menyediakan organisasi untuk menyempurnakan
berbasis command-line, maka saat ini sudah berganti rencana dan kebijakan yang harus dijalankan.
menjadi Graphical User Interface (GUI), bahkan melalui 3. Menetapkan dan menegelola internal control
Internet Relay Chat (ICT) para hacker dapat saling bertukar 4. Menetapkan dan mengelola jalur komunikasi dan system
informasi menggunakan koneksi jaringan internet yang reporting dalam organisasi dan untuk mengetahui apa yang
terbuka. akan terjadi berikutnya.
RESPONSIBILITY (Tanggung jawab) AUTHORITY (Otoritas)
Jika internal auditor diatur untuk bertanggung jawab dalam
Historical Perspective investigasi dari potensial kesalahan yang terjadi pada
• Pada awalnya perhatian utama auditor langsung seluruh level, maka BOD harus memberikan otoritas,
mendeteksi terjadi error atau fraud. Fungsi internal auditor sebagai berikut :
lebih bersifat protektif dan detective daripada constructive. • Review dan comment pada annual report dari manager
Saat itu belum ada standard yang baku. pada seluruh level dalam otoritas organisasi untuk
pembayaran dana.
• Berdasarkan Statement on Internal Auditing Standards • Audit seluruh konsultasi yang diatur dan dievaluasi baik
(SIAS) No.3 dijelaskan fungsi dan tanggung jawab dari dokumentasi dan dasar pembenarannya.
internal auditor dalam menghadapi fraud. • Analisa prosedur organisasi dan prakteknya untuk
pembukaan dan pemeliharaan account bank. Berikan
INTERNAL AUDITOR RESPONSIBILITY : Prevention & rekomendasi jika dibutuhkan control.
Detection of Fraud • Review approval transaksi pada executive level
• Pencegahan / Prevention of fraud • Memiliki akses dalam menindak BOD
Tanggung jawab utama berada pada manajemen. Tanggung • Review transaksi dengan subsidiary dan organisasi yang
jawab internal auditor terletak pada pemeriksaan dan berhubungan.
evaluasi kelengkapan dan keefektifan tindakan yang • Test dokumentasi dari supporting financial report .
dijalankan management untuk memenuhi kewajibannya • Monitor compliance dengan kebijakan penyimpanan
catatan perusahaan.
• Deteksi / Detection of fraud • Menanyakan kepada manager apakah telah terjadi
Internal auditor harus memeliki pengetahuan terhadap kebijakan illegal yang memiliki kontribusi pada praktek.
fraud untuk dapat mengidentifikasi indikasi fraud. Jika • Monitor konflik organisasi pada interest policy. Seperti
control terhadap kelemahan yang signifikan telah dideteksi, pertanyaan apakah karyawan perusahaan memiliki
sebagai tes tambahan internal auditor harus menambahkan hubungan dengan suppliers, kontraktor, dan pelanggan
test langsung terhadap identifikasi dan indicator fraud. termasuk hubungan keluarga dan kesepakatan diluar bisnis.
Walau audit prosedur serta professional care dari internal
auditor telah dilakukan dengan baik belum tentu dapat DETECTION (Deteksi)
menjamin sepenuhnya fraud dapat dideteksi. • Jika internal auditor ingin sukses dalam mendeteksi fraud,
maka internal auditor harus membangun kesadaran fraud
INTERNAL AUDITOR RESPONSIBILITY : Investigation & terjadi.
Reporting of Fraud • Bagaimana langkah awal yang harus dilakukan oleh
Investigasi Investigation of fraud internal auditor adalah menyediakan waktu lebih untuk
Fraud investigation mungkin telah diarahkan atau telah ada

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 909
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

menjelaskan apakah dan resiko system control computer manager adalah mengambil keuntungan untuk diri mereka
dan bagaimana seharusnye menghadapinya. sendiri dengan berbuat curang di organisasi.
DETECTION OF FRAUD By Internal Auditor • Kecurangan oleh manager dapat terjadi karena mereka
Beberapa hal yang harus dimiliki oleh auditor internal agar memiliki posisi dan kekuasaan dan kepercayaan yang
pendeteksian fraud lebih lancar sbb : diberikan oleh pimpinan.
1. Memiliki keahlian (skill) dan pengetahuan
(knowledge) yang memadai dalam mengidentifikasi • Management fraud dapat terjadi ketika manager memiliki
indikator terjadinya fraud. Dalam hal ini auditor kesempatan dan keinginan untuk “lebih baik”, status, atau
internal harus mengetahui secara mendalam ego mereka untuk berbuat curang. Kesempatan untuk
mengapa seseorang melakukan fraud termasuk berbohong besar ketika mereka memiliki posisi yang empuk
penyebab fraud, jenis-jenis fraud, karakterisitik didalam perusahaan. Biasanya mereka / manager memiliki
fraud, modus operandi (teknik-teknik) fraud yang kekebalan dalam pengecekan dan keseimbangan karena
biasa terjadi. mereka memiliki juga otonomi atas unit / departemen nya.
2. Memiliki sikap kewaspadaan yang tinggi terhadap
kemungkinan kelemahan pengendalian intern REASONS OF MANAGEMENT FRAUD (Alasan dibelakang
dengan melakukan serangkaian pengujian (test) kecurangan fraud)
untuk menemukan indikator terjadinya fraud.  Profit centers dapat mengubah fakta dari
Apabila diperlukan dapat menggunakan alat bantu divestment yang dimiliki.
(tool) berupa ilmu akuntansi forensik (forensic  Sebuah profit center dijalankan dengan keras dan
accounting) untuk memperoleh bukti audit (audit cepat.
evidence) yang kuat & valid.  Corporate management hanya melihat bottom line
3. Memiliki keakuratan & kecermatan (accuracy) saja tanpa mempertimbangkan harga / nilai dari
dalam mengevaluasi indikatorindikator fraud divisi tersebut.
tersebut.  Manager yang tidak memiliki kompetensi dapat
bertahan.
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui : – Manager yang baik dapat menjaga
1. Keluhan dari rekan kerja yang jujur. perubahan, sedangkan manager yang tidak
2. Laporan dari rekan. baik sebaliknya. Pada beberapa contoh,
3. Pemasok yang tidak puas dan menyampaikan komplain consultants menemukan beberapa manager
ke perusahaan. tidak dapat menunjukkan produktifitas yang
baik. Biasanya mereka memake up laporan
Atas sangkaan / dugaan terjadinya kecurangan ini kemudian dan menyembunyikan fakta.
dilakukan analisis terhadap tersangka atau transaksinya.  Performance mungkin mendistorsi jaminan untuk
Pendeteksian atas kecurangan ini dapat dilihat dari mendapatkan bonus yang lebih tinggi.
karakteristik (Red flag) si penerima maupun si pemberi.  Manager dalam banyak organisasi berpartisipasi
dalam rencana insentif management. Performance
Orang-orang yang menerima dana hasil fraud / korupsi yang lebih baik tentunya akan mendapatkan bonus
ataupun penggelapan dana lainnya, pada umumnya yang lebih besar pula.
mempunyai karakteristik (red flag) sbb :
1. The Big Spender Hal ini mendorong para manager untuk berlomba-lomba
2. The Gift taker “menyulap performance menjadi lebih baik” guna
3. The Odd couple mendapatkan bonus.
4. The Rule breaker 1. Keinginan untuk menjadi / menggantikan manager
5. The Complainer dengan cara-cara yang curang.
6. The Genuine need 2. Ambisi orang / karyawan dalam untuk menjadi
/menggantikan manager walaupun menggunakan
HAZARD IN INTEROGATIONS cara-cara yang curang.
• Interogasi tidaklah terlalu sulit, interogasi dapat sangat 3. Manager yang tak mengindahkan moral dapat
berbahaya bagi interrogator dan bagi organisasinya. membuat konflik kepentingan.
Karyawan yang menjadi tersangka dari pencurian dan fraud 4. Profit dapat menggelembungkan untuk
tetap memiliki hak hukum menurut undang-undang. mendapatkan keuntungan pada market places.
5. Financial officers atau executive yang mengelola
• Jika karyawan tersangka tidak salah maka ia dapat saham perusahaan akan membuat celah dipasar,
menuntut interrogator dan organisasinya (dalam hal ini atau mencari untuk mendapatkan credit line yang
department internal audit). tidak digaransi, yang dapat menggelembungkan
nilai profit perusahaannya. Mereka melakukan ini
• Para internal auditor harus menyadari bahaya hukum dari karena memiliki kesempatan dan tidak takut
efek interograsi ini. ketahuan atau dideteksi.
MANAGEMENT FRAUD (kecurangan Manajemen) SYMPTOM OF MANAGEMENT FRAUD (Gejala Kecurangan
• Management fraud meminta pertimbangan yang khusus. Manajemen)
Bentuk fraud management fraud berada dibawah definisi  Report dilaporkan tidak on time :
legal yang terbatas dari penggelapan, fraud, dan pencurian.  Manager secara rutin mengambil alih pekerjaan
anak buahnya
• Bentuk praktek management fraud yang dilakukan oknum

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 910
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

 Tidak ada kepatuhan pada petunjuk perusahaan Amerika). Fungsinya secara umum sama dengan yang ada
dan prosedur dalam GAS.
 Pembayaran piutang dagang ke creditor didukung
dengan copy faktur / invoice bukan dengan aslinya. Diantara fungsi-fungsi tersebut adalah:
 Komisi penjualan tidak dimasukkan dalam system a. Mengerjakan fungsi-fungsi pengumpulan bahan bukti,
sales yang resmi misalnya:
 Negatives debit memo 1. Akses file
2. Membuat atau melakukan re-organisasi file untuk
SYMPTOM OF FRAUD : General keperluan audit
Sebagian besar bukti-bukti kecurangan merupakan bukti- 3. Seleksi data tertentu
bukti tidak sifatnya langsung. Petunjuk adanya kecurangan 4. Penyusunan data statistik
biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala 5. Pembuatan laporan
(symptoms) sbb : 6. Perhitungan-perhitungan tertentu
1. Adanya perubahan gaya hidup atau perilaku seseorang.
2. Dokumentasi yang mencurigakan. b. Mengerjakan fungsi-fungsi bantuan audit, misalnya :
3. Keluhan dari pelanggan (customer) / pemasok (supplier). 1. Mengaudit kwalitas data
4. Kecurigaan dari rekan sekerja. 2. Mengaudit kwalitas sistem, ataupun pengendalian
intern
WARNING SIGNS 3. (internal controls)
Warning sign timbulnya fraud dapat diketahui oleh Auditor 4. Mengidentifikasi data tertentu untuk kepentingan
Internal pada saat melakukan audit kinerja (performance audit
audit), audit keuangan (financial audit) maupun audit 5. Melakukan analisis data maupun sistem (khususnya
operasional (operational audit) berupa red flag atau fraud pengendalian intern)
indicator. Dalam hal perencanaan audit (audit plan) guna
mencari informasi tentang masalah-masalah keuangan yang Program Khusus (Purpose-written Programs)
dihadapi para karyawan atau konflik yang terjadi antara Adalah program komputer yang dirancang untuk
perusahaan dan karyawan sebagai warning sign melaksanakan tugas audit dalam keadaan khusus. Program
ini dapat disiapkan oleh auditor, atau programmer luar yang
Auditor harus waspada apabila memperoleh informasi ditugasi oleh auditor. Dalam beberapa hal, agar dapat lebih
sebagaiberikut : efisien dibandingkan dengan jika program tersebut
1. Terdapat perubahan yang tidak biasa pada perilaku dikembangkan secara independen, maka program satuan
dan pola hidup karyawan yang mengelola aktiva- usaha yang ada dapat digunakan oleh auditor dalam bentuk
aktiva perusahaan yang rentan terhadap aslinya atau dalam bentuk yang sudah dimodifikasi.
penyalahgunaan.
2. Karyawan yang menangani aktiva-aktiva Program Utilitas (Utility Programs)
perusahaan menghadapi kesulitan keuangan. Program utilitas (utility programs) adalah program yang
3. Karyawan yang mengelola aktiva-aktiva perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk melaksanakan fungsi
ternyata tidak disenangi oleh karyawan-karyawan pengolahan umum, seperti: sort, create, split/merge file,
lain. copy fiIes, delete fiIes, restructure file, dump file dan
pencetakan file. Program ini pada umumnya tidak dirancang
SOFTWARE AUDIT DAN PROSEDUR untuk tujuan audit, oleh karena itu mungkin tidak memiliki
kemampuan seperti penghitungan record secara otomatis
Cara Mendapatkan Software Audit (automatic record count) atau total kontrol (control totals).
1. Membuat sendiri program audit.
2. Dibuatkan oleh software house sesuai dengan spesifikasi Perangkat Lunak Audit Umum/Generalized Audit Software
yang telah ditentukan auditor. (GAS)
3. Membeli software audit umum. Perangkat lunak audit umum adalah perangkat lunak yang
dirancang secara khusus untuk mendukung penggunaan
Setiap cara yang dipilih memiliki keunggulan dan kelemahan teknologi informasi dalam auditing.
baik dari segi penggunaan maupun biaya perolehannya.
Secara umum Generalized Audit software (GAS) digunakan
untuk menyelesaikan 6 jenis tugas/task sebagai berikut:
Jenis Software Audit 1.Memilih dan mencetak audit samples. Contohnya ialah:
1. Package Programs  saldo piutang tertentu dan sekaligus mencetak
2. Purpose-written Programs surat konfirmasi
3. Utility Programs  untuk dikirim kepada pelanggan.
4. Generalized Audit Software  Komponen tertentu dari persediaan (inventory
5. Microcomputer Software items)
 Fixed asset tertentu, tambahan/pembelian baru
Program Paket (Package Programs) atau
Software audit yang dirancang untuk entitas bisnis tertentu  penghapusannya.
atau kegiatan divisi tertentu, seperti asuransi, dan bank.  voucher yang dibayar untuk review pengeluaran-
Software ini untuk membantu audit (khususnya pengeluaran.
operasional), yaitu untuk menilai kehandalan suatu sistem  Records tentang pemasok untuk cek utang-utang
aplikasi. Contoh yang ada misalnya: Automator Quality dagang.
Assurarrce (buatan NCC Inggris) dan Navigator (buatan E&Y

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 911
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Memeriksa records berdasarkan kriteria tertentu yang a. Persyaratan peralatan dan software
ditetapkan auditor. Contohnya adalah: Pertama sekali auditor harus memiliki dengan sah satu atau
 Review saldo piutang yang melewati credit limit. beberapa paket software audit yang didukung dengan
 Review persediaan yang jumlah/nilainya negatif peralatan yang memadai untuk menjalankan software
(minus, tidak mungkin) atau saldonya tidak terlalu tersebut. Pemilihan peralatan harus memperhatikan
besar/masuk akal. mengenai jumlah memori, kapasitas harddisk, kecepatan
 Review daftar gaji apakah pegawai yang sudah dan fasilitas penyimpanan data eksternal.
berhenti atau pindah kerja masih dibayar, atau uang
lembur yang diragukan kebenarannya. b. Persyaratan Ketrampilan
 Review deposito atau rekening bank, khususnya Auditor harus sudah akrab dengan lingkungan yang
transaksi penyetoran dan pengambilan yang dikomputerisasi dan cukup menguasai mengenai operating
nilainya relatif besar (terlalu besar). syatem; terampil menggunakan beberapa software,
misalnya MS Word, MS Excel, Visual Foxpro, dan Dbase;
3. Perbandingan antara files. Contoh misalnya: serta sudah menguasai penggunaan software audit yang
 Pembandingan perubahan saldo piutang diantara dimilikinya. Disamping itu auditor juga harus mampu
dua tanggal berbeda dengan rincian sales dan cash mengenal jenis-jenis data, memahami struktur data, dan
receipts pada file transaksi mampu membaca dokumentasi sistem.
 Pembandingan daftar gaji (payroll) dengan file
kepegawaian (personnel). c. Persyaratan auditee
 Pembandingan data persediaan (inventory) saat ini Pihak yang diaudit haruslah sudah menerapkan
dan sebelumnya untuk mereview barang yang rusak komputerisasi dengan lancar dan tertib dengan penyediaan
(obsolete) atau slow-moving items (barang-barang dokumtasi sistem yang memadai. Disini auditor harus dapat
yang mutasinya sangat lambat), atau terlalu cepat. memastikan bahwa software audit yang akan dipakai
mampu mengakses data dari sistem komputer milik
4. Membandingkan data yang diperoleh dari prosedur audit auditee.
yang lain dengan records sistem komputerisasi. Misalnya
adalah: Prosedur Audit Dengan Software Audit
 Membandingkan inventory test counts dengan 1. Survai Pendahuluan
perpetual records Survai pendahuluan dilakukan untuk memahami dan
 Membandingkan creditor statements dengan file mengenal sistem yang sedang berjalan. Informasi yang
utang harus diperoleh mencakup :
 detail mengenai software
5. Resequencing atau summarizing data untuk dianalisis.  detail mengenai hardware
Contoh:  sistem-sistem aplikasi yang sedang diterapkan
 Penjumlahan data transaksi tertentu  prosedur pemrosesan data dan komunikasi data
 Testing umur piutang (accounts receivable aging)  identifikasi input, proses, dan output
 Penyusunan neraca lajur/ neraca percobaan  struktur organisasi dan pembagian tugas bagian
(general ledger, trial balances) EDP
 Penjumlahan statistik inventory turnover untuk  dokumentasi sistem dan pengendalian secara
obsolescence analysis umum
 Resequencing inventory items per lokasi untuk  kemungkinan pengguanan software audit
mendukung observasi fisik persediaan.
2. Pemilihan bidang aplikasi yang akan diaudit dan usaha
6. Tes kalkulasi dan perhitungan-perhitungan (penghitungan mendapatkan ekstraksi data beserta dokumentasinya. Jika
ulang). Misalnya: berdasar hasil survai pendahuluan dimungkinkan bagi
 Recalculating persediaan (inventory items) auditor untuk menggunakan software audit, maka langkah
 Recalculatingpenyusutan (depreciation mounts) berikut adalah memilih bidang aplikasi yang akan diaudit.
 Recalculating kecermatan perhitungan diskon (sales Langkah ini mencakup pula:
 discounts accuracy) • usaha memperoleh ekstraksi data dari komputer auditee
 Recalculating bunga (interest) ke media penyimpanan yang dapat diakses oleh komputer
 Recalculating perhitungan gaji pegawai (employees’ milik auditor,
pay computations). • Usaha memperoleh dokumen yang lengkap dari sistem
aplikasi sistem aplikasi terpilih.
Microcomputer Software
Software ini digunakan untuk membantu auditor pada 3. Mempelajari proses sistem aplikasi terpilih secara
administrasi audit, seperti pengetikan, pembuatan tabel- mendalam
tabel pelaporan, matriks data bukti audit, grafik, surat • mempelajari dengan seksama mengenai proses sistem
konfirmasi, risalah-risalah, atau rencana kerja, maupun aplikasi tersebut, struktur data, hubungan-hubungan antar
penyajian jadwal kegiatan pemeriksaan. Aplikasi MS Word, field, jenis-jenis field dan sebagainya.
Excel, Power Point merupakan contoh dari software jenis • melakukan percobaan untuk membaca data. Jika terdapat
ini. kesulitan dalam pembacaan data yang menurut auditor
disebabkan oleh sifat dari sistem aplikasi yang akan diaudit,
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang auditor maka hal ini bisa dimintakan bantuan dari pihak auditee
untuk dapat menggunakan suatu paket software audit untuk mengatasinya.
secara umum adalah :

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 912
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

4. Analisis dengan menggunakan software audit. 5. Melakukan pembandingan antara hasil analisis dengan
Langkah-langkah analisis dengan menggunakan software dokumen sumber / dokumen yang berkaitan. Setelah
audit : memperoleh hasil analisis yang diyakini telah dilaksanakan
dengan cara yang benar, maka auditor kemudian harus
4.1 Menetapkan tujuan melakukan pembandingan antara hasil analisis dengan
Sebelum melakukan analisis maka auditor harus dokumen sumber/dokumen yang berkaitan untuk dapat
menetapkan suatu tujuan yang ingin dicapai. Bebarapa membuat suatu temuan audit
tujuan analisis yang umum antara lain adalah :
6. Menyusun Temuan Audit (sementara). Setelah
1. Meyakinkan bahwa kualitas/integritas data adalah baik, melakukan pembandingan dan penelaahan dokumen
menyangkut : dengan hasil analisis serta melakukan konfirmasi maka
- kelengkapan data auditor dapat menyusun TEMUAN AUDIT (sementara)
- kewajaran data
- kebenaran data 7. Mengkonunikasikan Temuan Audit (sementara) Temuan
- tidak adanya duplikasi data, Audit (sementara) yang didapat kemudian dikomunikasikan
2. Meyakinkan bahwa perhitungan matematis sudah benar, kepada pihak yang berkepentingan, misalnya kepada
3. Meyakinkan bahwa ketentuan yang berlaku telah ditaati, pimpinan dari auditor, pihak pihak manajemen, atau kepada
4. Menganalisis umur piutang, lembaga yang berkaitan, tergantung kedudukan dari
5. Memilih sampel data dan sebagainya. auditor, untuk dipergunakan bagi berbagai kepentingan.
Prosedur Audit Dengan Software Audit
4.2 Menetapkan langkah-langkah analisis dalam garis besar
Berdasar tujuan yang telah ditetapkan, auditor kemudian TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER
menyusun langkah-langkah analisis dalam garis besar.
Contoh (disesuaikan dengan tujuan yang ditetapkan): Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk
memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan
yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Teknik
audit erat hubungannya dengan prosedur audit, dimana
teknik-teknik audit digunakan dalam suatu prosedur audit
untuk mencapai tujuan audit. Ada beberapa prosedur audit
terhadap pengendalian yang harus dilakukan langsung oleh
auditor (secara manual), dan beberapa prosedur yang dapat
menggunakan dukungan komputer seperti tabel berikut ini:

4.3 Menjalankan langkah-langkah dengan perintah pada


software. Langkah-langkah yang telah disusun kemudian
diterjemahkan ke dalam perintah-perintah yang berlaku
dalam software audit yang ada.
4.4 Membuat Laporan Hasil Analisis . Setelah analisis, maka
auditor harus menyusun laporan hasil analisis yang akan
berguna sebagai dokumen pembanding dalam melakukan
pencocokan dengan dokumen sumber atau dokumen lain
yang berkaitan. Pada umumnya software audit yang ada
telah menyediakan fasilitas untuk menghasilkan suatu
laporan hasil pekerjaan kita. Khusus untuk ACL, hasil
pekerjaan audior bisa selalu dicatat dalam “Dialogue File”
yang dapat disunting dengan memakai fasilitas pengolahan
kata, seperti MS Words, sehingga memudahkan auditor
dalam menyusun laporan hasil analisis.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 913
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

SKEMA TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER  Dengan dummy test data dapat dibuat data yang
lebih sedikit tetapi memenuhi seluruh kriteria yang
diperlukan untuk dapat melakukan test dengan
baik.
 Dengan dummy data akan lebih mudah dibuat
perkiraan keluaran (designeble expected result),
kalau data masukannya sudah direncanakan dengan
matang akan menghasilkan tipe-tipe kesalahan yang
seharusnya dideteksi program.
 Kemungkinan kesalahan yang dapat dibuat pada
dummy data akan lebih kompherensif, memenuhi
semua kemungkinan yang dapat diperkirakan oleh
evaluator.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan data
uji:
 Data uji harus mencakup seluruh kondisi yang
diinginkan oleh auditor, baik data yang sah maupun
tidak sah (error).
 Program yang diuji dengan data uji auditor harus
sama seperti yang dipergunakan untuk operasional
1. Teknik Untuk Menguji Pengendalian Program Aplikasi sepanjang tahun oleh klien (bukan program
Komputer Pada Batch Processing Environment “palsu”).
 Data uji harus segera dihapus dari file klien segera
a. Metode Data Tes (Test Deck) - Auditor’s Data, Client’s setelah tes selesai, dengan maksud agar file sistem
Software tidak terkontaminasi oleh data uji (bukan data
transaksi sebenarnya).
Pengujian yang dilakukan dengan data uji ialah untuk  Pelaksanaan data uji harus menjamin bahwa data
mengetahui apakah program komputer sudah bekerja uji tidak mempengaruhi file data sungguhan, akan
dengan baik. Biasanya data tes dibuat untuk menguji ironis jika suatu prosedur audit yang dirancang
apakah program sudah: untuk mendeteksi kekeliruan justru membawa
1. Perform validity checks kekeliruan. Ini membutuhkan koordinasi antara
2. Perform limit and reasonableness checks auditor dan karyawan komputer.
3. Attempt to process an improperly authorized  Auditor harus menjalankan pengendalian yang
transaction ketat. Dia harus mengamati pemosesan yang
4. Perforrn numeric, alphabetic, and special character dilakukan oleh operator komputer. Jika pengujian
checks. selesai auditor harus segera mendapatkan output
tercetak
Tahapan Pengujian Test Deck
 Auditor membuat data tes berupa elemen-elemen Keuntungan Sistem Data Uji
data simulasi (berupa dummy data). Teknik test data dapat menguji proses yang terjadi di
 Auditor memasukkan data tes tersebut pada model komputer dengan perkiraan output berdasarkan input yang
input atau model proses yang dipilih untuk diuji. dipersiapkan, relatif simple, cepat, serta relatif murah.
 Auditor menetapkan hasil yang seharusnya sesuai Teknik test data hanya memerlukan sedikit keahlian teknis
dengan kaidah pengendalian intern yang baik komputer dari auditor, tetapi sering dapat menghasilkan
 Auditor membandingkan HASIL YANG SEHARUSNYA temuan yang bagus (mengenai kelemahan kontrol dalam
dengan HASIL PENGUJIAN. program), dan dengan sedikit modifikasi, data masih dapat
 Dari hasil perbandingan dapat diketahui keandalan digunakan pada audit yang akan datang.
 pengendalian sistem tersebut.
Kelemahan Sistem Data Uji
Data uji yang dibuat auditor harus mencakup seluruh Limited by the auditor’s imagination, maksudnya,
kemungkinan transaksi yang tidak sah atau salah agar dapat keberhasilan tes tersebut sangat bergantung dari
ditentukan apakah program komputer yang diuji bereaksi kemampuan auditor dalam memahami potensi error yang
dengan tepat terhadap berbagai kesalahan dengan cara mungkin dapat terjadi dan bagaimana ia membuat dummy
memeriksa daftar kesalahan dan perincian keluaran yang data untuk menilai apakah software yang diuji telah
dihasilkan dari data pengujian. Jika ternyata hasil yang dilengkapi validasi (kemampuan mendeteksi). Sulit untuk
diharapkan ternyata tidak terjadi, berarti ada sesuatu yang establish that the program being tested is the one the client
salah pada program aplikasi. Misalnya, kode pelanggan regularly uses, karena bisa saja klien mempunyai software
sengaja dibuat salah, atau sengaja pesanan melewati limit ganda, artinya jika diuji klien memberi software yang benar,
kredit, atau tanggal 31 Februari; jika ternyata komputer tetapi sesungguhnya dalam operasi sehari-hari klien
tidak mendeteksi kesalahan-kesalahan itu, berarti memakai software yang lain (yang salah atau yang
pengendalian aplikasinya masih lemah. menguntungkan perusahaannya).

Tes data buatan (dummy test data) lebih baik dari pada Dalam menggunakan tehnik data uji harus dijaga agar
kalau memakai data (live real data) yang sebenarnya, dummy data yang dibuat tidak “mengotori” data yang
karena: sebenarnya (make sure that the test data doesn’t effect

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 914
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

client’s real data). Data uji bisa sangat mahal, sehingga diperoleh keyakinan akan status sistem
pengembangannya banyak perlu waktu, dan program yang komputerisasi tersebut dengan lebih akurat.
diuji ternyata mungkin diganti/dirubah/bukan yang 5. Auditor dapat memperoleh keyakinan lebih tinggi
sebenarnya, sehingga hasil yang diperoleh cepat usang atau karena dengan sistem simulasi kalau ada hal-hal
tidak tepat sasaran. yang tidak dapat terdeteksi dengan uji coba saja,
maka akan diketahui karena dicoba dengan sistem
Bagi auditor pemula mungkin sulit untuk mendeteksi yang lain.
kecurangan yang dilakukan oleh operator komputer yang 6. Tidak terjadi kontaminasi file klien (does not
ahli menukar program. Teknik tesebut sifatnya statis, contaminate client fiIes)
karena berfokus pada titik waktu tertentu dan tidak 7. Proses dapat dilakukan dengan komputer pihak
memeberikan hasil yang berkesinambungan ketiga independen (can be run at a service bureau
independently of client).
Teknik ini berfokus pada program individual (program 8. Auditor menggunakan data klien sebenarnya (data
tertentu yang diuji saja), dan cenderung tidak menguji real).
secara komprehensif atas keseluruhan rangkaian sistem 9. Memungkinkan auditor bekerja secara terpisah dari
pemrosesan transaksi. Sulit untuk membuat data uji yang personil (teknisi) klien, sehingga pelaksanaan audit
dapat meliputi seluruh kemungkinan. Auditor tidak dapat lebih fleksibel
mengetahui apakah program yang dipakai ujicoba benar-
benar program yang on- production. Kelemahannya adalah:
1. Auditor harus mempunyai keahlian komputer yang
Test data juga masih banyak mengandung kelemahan dalam cukup kompeten untuk dapat menelusuri kembali
arti belum tentu dapat menentukan apakah program betul- perbedaan antara dua hasil (output) program
betul sudah error-free. tersebut.
2. Perlu waktu untuk pengembangan sistem aplikasi
b. Simulasi Paralel (Parallel Simulation) - auditor's untuk paralelnya.
Software, Client's Data 3. Apabila perusahaan mengupdate program pada
Dalam teknik ini pelaksanaan pemeriksaan dilakukan saat diperiksa tidak segera diketahui, dan atau
terhadap data sesungguhnya (data auditee yang di-copy) auditor juga harus segera mengupdate programnya.
dan diproses dengan software atau bahkan komputernya 4. Diperlukan komputer lain untuk pemeriksaan Pada
auditor. Laporan yang dihasilkan dari simulasi dibandingkan parallel simulation, auditor harus membuat sistem
oleh auditor dengan laporan yang dihasilkan oleh simulasinya.
pemrosesan rutin perusahaan Jika terjadi perbedaan, 5. Pengecekan hanya terbatas pada data.
asumsinya perbedaan tersebut menunjukan bahwa
software perusahaan tidak memproses data sesuai dengan 2. Teknik Untuk Menguji Pengendalian Program Aplikasi
spesifikasi yang ada (atau programnya auditor yang salah). Komputer Pada On-line Real Time Envenonment
Software yang dipakai dapat berupa: a. Integrated Test Facilities (lTF)
1. Copy dari Software auditee, tetapi proses copy ITF digunakan untuk menguji sistem aplikasi dengan data
harus diawasi oleh auditor, tes pada saat komputer dioperasikan dalam kegiatan rutin
2. Software audit tertentu yang dibuat auditor, pada perusahaan yang diaudit (auditan/auditee). Pada ITF
3. Generalized audit program. pemeriksaan atau tes sistem komputerisasi dilaksanakan
secara kontinyu dan simultan antara pelaksanaan tes dan
Pada dasarnya sistem Paralel Test Facility (PIF) ini dapat real processing run. Dalam ITF Auditor harus membuat
dibedakan dalam dua cara, yaitu: dummy data dan diproses bersamaan dengan real data yang
mamang saat itu sedang diolah.
a. Parallel simulation
Dalam parallel simulation, auditor akan meminjam Persiapan dan pelaksanaan test harus sedemikian rupa
(mencopy data atau contoh data, misalnya data satu bulan) sehingga operator tidak mengetahui bahwa pada saat ini
dan diproses pada komputer auditor, tetapi dengan sistem sedang dilakukan audit, atau data yang sedang direkamnya
simulasi (sistem yang dibuat sendiri oleh auditor dengan ternyata adalah data dummy. Sistem ITF ini sering dilakukan
spesifikasi yang sama dengan aslinya/ yang ada di auditee). pada bidang aplikasi: order entry, purchasing, payroll,
accounts receivable, dan sebagainya, dalam teknologi on-
b. Parallel processing line dan real-time (OLRT).
Dalam parallel processing, auditor akan meminjam
(mencopy data atau contoh data, misalnya data satu bulan) Auditor membuat entitas simulasi, misalnya suatu transaksi
dan diproses pada komputer auditor dengan sistem aplikasi baru, pelanggan baru, pegawai baru, dan sebagainya.
yang juga di copy dari komputernya auditee. Entitas simulasi ini lalu dimasukkan ke dalam operasi yang
berjalan seolah-olah merupakan entitas yang sah. Hasil dari
Keunggulannya metoda ini adalah: pemrosesan transaksi itu harus dipisahkan dari transaksi
1. Teknik ini memeriksa akurasi pemrosesan dari yang sah. Sistem yang baik akan memberikan respon
program aplikasi. terhadap adanya transaksi/entitas yang tidak sah.
2. Memungkinkan pensahihan output sesungguhnya. Sebagaimana data tes, metode ini sasarannya adalah pada
3. Cocok untuk pengujian substantif maupun untuk pengujian ketaatan (compliance test).
complaince test.
4. Audit dilakukan pada komputernya
auditor/komputer lain/bukanyang sedang diaudit,

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 915
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Integrated Test Facilities (ITF) - (minicompany approach) Dengan teknik snapshot ini komputer klien diprogram untuk
dimonitor kegiatan transaksinya. Transaksi dapat dipilih
bergantung pada kriteria yg ditentukan auditor atau secara
acak. Pada saat transaksi terpilih diproses auditor dapat
melihat bagaimana pemrosesan ransaksi tersebut. Auditor
selanjutnya dapat me-review, analisis dan mengetes
transaksi.
Jadi metoda tagging & tracing ini dilaksanakan dengan
menambahkan kode atau elemen data tertentu pada data
yang ada, kemudian diamati, dianalisa dan ditentukan
apakah mekanisme sistem komputerisasi sudah berjalan
baik. Tagging & tracing sebagai sistem pengujian ketaatan
dan sekaligus juga pengujian substantif. Karena didalam
pengujian ini pada dasarnya langsung mengamati data yang
sebenarnya (secara sampling), dan juga mekanisme
sistemnya.
c. Embedded Audit Modules
Teknik embedded audit modules atau sering juga disebut
dengan istilah audit hooks adalah teknik audit dengan
Keunggulannya: menggunakan modul terprogram yang disisipkan atau
• ITF hanya memerlukan sedikit keahlian teknis komputer “dilekatkan” ke dalam program aplikasi, dengan tujuan
• biayanya relatif rendah, karena bersamaan proses reguler, untuk memantau dan menghimpun data untuk tujuan
• Dapat dilakukan mendadak, sehingga dapat mencegah pemeriksaan. Pada saat transaksi memasuki komputer,
upaya curang transaksi ini diedit dan diproses oleh program aplikasi.
• Auditor dapat memeriksa sistem aplikasi yang sebenarnya
digunakan. Pada saat yang sama transaksi dicek oleh modul audit yang
• Test dilakukan langsung secara operasional bersama real terpasang di dalam program. Jika transaksi itu benar, maka
processing run, sehingga tidak usah memberhentikan transaksi itu dipilih oleh modul bersangkutan dan disalin
proses. pada log audit (sering disebut SCARF/ System Control Audit
• Dapat sekaligus merupakan simulasi yang tidak diketahui Review File). Secara periodik, isi log itu dicetak untuk diteliti
oleh operator oleh auditor.

Kelemahannya adalah: Keunggulan teknik audit Embedded Audit Modules adalah:


• Auditor dan timnya harus sangat hati-hati, karena sistem 1. memungkinkan semua pemrosesan dipantau
dan data yang digunakan adalah live system & actual data. walaupun tidak berkaitan langsung dengan
• Auditing ini dapat menyebabkan errors pada data auditee, transaksi individual,
khususnya jika audit dilakukan juga dalam proses 2. dapat mendeteksi dan mencatat kemungkinan
penghitungan/penjumlahan. penyalahgunaan wewenang mengakses file induk,
• Karena sistem ITF pada dasarnya masih juga untuk memasukan data transaksi yang palsu, atau
menggunakan data test, maka kelemahan-kelemahan yang untuk membatalkan parameter pemosesan
ada pada metoda test data tetap ditemui pada sistem ITF. (misalnya, harga dalam program penagihan).
Hanya saja dalam hal ini kita yakin bahwa sistem yang kita
test memang sistem apliksasi komputer yang dipakai secara Kelemahan teknik Embedded Audit Modules adalah:
operasional (sistem yang sesungguhnya). 1. memerlukan tambahan waktu untuk memproses
transaksi, karena semua instruksi program dalam
b. Process Tracing Software modul harus dilaksanakan untuk setiap transaksi,
Process Tracing Software dapat menjadi suatu cara untuk 2. perancangan dan implementasi modul biasanya
identifikasi program modules fraud yang tidak tertangkap mahal, khususnya jika rnodul tersebut
dengan metoda tes uji data. Tagging Transactions ini juga ditambahkan setelah program aplikasi sudah ada,
dikenal dengan istilah “Snapshot approach”. 3. memerlukan pengamanan yang lebih ketat, karena
modul audit dan log audit harus diamankan
Overview of Snapshot Approach terhadap akses oleh pegawai perusahaan
4. auditor harus menentukan kriteria pemilihan
transaksi secara seksarna. Jika terlalu ketat, maka
jurnlah transaksi yang dipilih mungkin sulit
digunakan.
d. Mapping
Mapping adalah teknik audit berbantuan komputer yang
dilakukan dengan cara seolah-olah membuat pemetaan
terhadap suatu program yang sedang dijalankan sehingga
dapat diketahui bagian-bagian mana yang berfungsi sesuai
dengan spesifikasinya dan bagian mana yang mungkin

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 916
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

merupakan sisipan karena tidak sesuai dengan Software audit mencakup program-program komputer
spesifikasinya. yang memungkinkan komputer digunakan sebagai alat audit
untuk mengumpulkan dan mengolah data audit yang
Keunggulan metoda ini antara lain: signifikan dari sistem informasi perusahaan.
auditor atau evaluator terhadap suatu program dapat
memberikan rekomendasi atau usul perbaikan, yaitu Sebelum meggunakan program untuk tujuan auditnya,
mengurangi bagian-bagian program yang ternyata tidak auditor harus meyakini validitas program yang akan ia
bermanfaat. Dengan demikian jika perbaikan tersebut gunakan. Komputer diprogram untuk dapat membaca,
dapat dilaksanakan dengan baik, maka berarti komputer memilih, mengekstrak, dan memsostir data dari file-file
akan dapat dioperasikan dengan lebih efisien. komputer. Terdapat banyak jenis perangkat lunak audit
yang dapat digunakan dalam berbagai tingkatan (mainframe
Kelemahan metoda ini ialah antara lain: maupun komputer mikro).
Biaya pengadaan software yang relatif mahal dan perlu
waktu pelatihan serta kemahiran tertentu untuk dapat Auditor dapat menggungkan perangkat lunak konvensional
memanfaatkannya. seperti program-program utilitas sistem, program aplikasi
yang didesain untuk audit, paket perangkat lunak audit yang
e. Job Accounting Data Analysis dirancang secara khusus, yang dikenal sebagai perangkat
Pada instalasi komputer induk (mainframe) lazimnya lunak audit umum - Generalized Audit Software (GAS) dan
layanannya digunakan secara patungan (sharing) oleh paket-paket perangkat lunak komputer mikro.
berbagai unit dan berbagai sistem aplikasi yang
diimplementasikan pada organisasi tersebut. Pada instalasi PENGENDALIAN APLIKASI
ini hanya terdapat satu central processing unit tetapi users
atau pemakainya mungkin puluhan, bahkan bisa mencapai Pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memperoleh
ratusan orang (terminal) pada saat yang bersamaan. keyakinan bahwa pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan
Sementara itu pada jenis mesin tersebut computer-time transaksi telah diotorisasikan serta pemutakhiran (updating)
cost relatif tinggi karena harga investasi serta biaya fail induk (master file) dapat menghasilkan keluaran yang
operasional atau konsumsi sumber-daya (khususnya listrik, akurat, lengkap dan tepat waktu. Pengendalian aplikasi ini
infrastruktur) sangat mahal. meliputi pengendalian atas masukan, pemrosesan dan
keluaran
Dalam rangka analisis pembebanan biaya ataupun untuk
kepentingan statistik perusahaan, pada umumnya jenis PENGENDALIAN ATAS MASUKAN
mesin tersebut juga dilengkapi dengan software yang bisa Pengendalian atas masukan (input controls) adalah
membantu manajemen untuk memperoleh data CPU pengendalain untuk menjamin bahwa data yang diterima
utilization, computer-time per user, dan sebagainya. Data untuk diproses tidak mengandung kesalahan, lengkap, ada
itu sangat penting untuk mengevaluasi sistem aplikasi mana otorisasinya; dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin
atau user mana yang pemakaian computer time-nya relatif (machine-readable form); diidentifikasikan; captured
tinggi, atau dalam service terhadap unit pemakai dikenakan (dicatat dalam dokumen dasar); dan diserahkan
charge maka data ini dipakai sebagai dasar billing kepada (transmitted) untuk diproses
pelanggan. oleh karena itu pada jenis mesin mainframe
biasanya juga dilengkapi dengan software yang dapat Pengendalian Otorisasi Masukan
dipakai untuk keperluan tersebut, yang pada umumnya Pengendalian ini digunakan untuk menjamin bahwa hanya
disebut Job Accounting Data Analysis. data yang ada otorisasinya saja yang dapat diproses dalam
sistem komputer. Praktik yang biasa dilakukan untuk
Bagi auditor, tersedianya fasilitas itu sangat bermanfaat otorisasi ini a.l. dalam hal syarat kredit, harga, diskon,
karena dapat dipakai sebagai bukti audit untuk pendukung komisi, jam lembur, dll. Otorisasi dapat dilakukan secara
evaluasi mengenai: manual atau secara on-line. Dalam sistem on-line otorisasi
1. Sebagai metoda pendukung untuk mengevaluasi dilakukan pada waktu data dimasukkan dalam sistem
beberapa jenis pengendalian, misalnya apakah
akses terhadap file-file tertentu atau kewenangan Jenis-jenis pengendalian yang termasuk dalam input
run program memang sudah dilaksanakan orang- authorization control ini adalah sebagai berikut :
orang (users) tertentu sesuai dengan yang
seharusnya. 1. Prosedur persetujuan, yang menjelaskan mengenai
2. Untuk dapat mengevaluasi apakah telah terjadi bagaimana dan oleh siapa data akan dimasukkan dalam
akses dengan remote terminal, yaitu akses dengan dokumen masukan. Prosedur ini meliputi:
menggunakan terminal jarak jauh oleh pihak pihak
3. yang tidak berhak. - Bukti otorisasi seperti tanda tangan atau lainnya harus di-
4. Untuk mengevaluasi apakah pekerjaan-pekerjaan review oleh control group.
sistem aplikasi telah dioperasikan menggunakan - Dalam sistem on-line, otorisasi sering ditunjukkan dengan
sumber daya informasi yang benar. digunakannya password dan Tabel Otorisasi.
- Transaksi-transaksi yang telah dikelompok-kelompokkan
f. Perangkat Lunak Audit (batch) disetujui sebelum diproses
Perangkat lunak audit terdiri dari software (program- - Transaksi pemeliharaan fail disetujui oleh penyelia di
program komputer) yang digunakan oleh auditor sebagai tempat asal mula transaksi tersebut dibuat
bagian atau dukungan teknis pengumpulan bahan bukti - Batasan-batasan mengenai persetujuan terhadap
audit dalam prosedur auditnya. transaksi-transaksi tertentu seperti misalnya jumlah kredit
maksimum kepada pelanggan.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 917
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Formulir yang diberi nomor urut (pra nomor). Urut- - Pengujian kelengkapan data (completeness test) terhadap
urutan formulir tersebut akan diuji selama pemrosesan setiap transaksi guna melakukan verifikasi bahwa semua
berlangsung. Apabila terjadi formulir yang tidak urut data yang dikehendaki telah dimasukkan.
(hilang), maka hal tersebut harus ditelaah oleh pejabat yang
berwenang di departemen asal formulir tersebut dihasilkan Input Validation Control
Pengendalian ini telah terprogram di dalam sistem, dan
3. Penelaahan oleh control group, seperti misalnya transaksi dimaksudkan untuk memperoleh keyakinan bahwa semua
yang diproses dalam bentuk batch harus ditelaah terlebih data masukan adalah akurat, lengkap dan logis. Jenis
dahulu oleh control group. pengendalian ini memilki fungsi untuk : (a) mendeteksi
kehilangan data, (b) menguji perhitungan matematis, dan
4. Sistem pengawasan pencatatan aktivitas (Transaction (c) menjamin adanya pembukuan transaksi secara benar.
log), dimana semua aktivitas dalam terminal tercatat dalam Yang termasuk dalam pengendalian ini antara lain adalah
transaction log. Dari penelaahan atas log ini dapat diketahui sebagai berikut :
frekuensi kesalahan dalam terminal serta adanya kejadian-
kejadian lainnya yang tidak sebagaimana mestinya. 1. Numeric and Alphabetic Check. Pengendalian ini
menetapkan bahwa field tertentu misalnya harus numerik
Pengendalian Konversi sedangkan field lainnya harus alfabetis.
Konversi data adalah proses mengubah data dari sumber
asalnya ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin, baik 2. Logic Check. Pengendalian ini dibuat untuk menilai atau
dalam bentuk punched cards, pita magnetis, disk, atau membandingkan suatu lojik tertentu dengan keadaan data
disket. Teknik-teknik pengendalian dalam konversi data ini yang sebenarnya. Sebagai contoh bila data seorang pegawai
antara lain adalah sebagai berikut : adalah mempunyai anak, maka status perkawinannya
seharusnya “kawin” atau “duda” (perlu diteliti ulang bila
1. Visual verification, dimana departemen pemakai harus isinya “bujangan”).
menelaah atau secara visual melakukan verifikasi terhadap
transaksi pada waktu dikelompokkan (batched). 3. Sign check. Hampir sama dengan logic check, sign check
membandingkan apakah suatu angka dalam filed tertentu
2. Penggunaan check digit guna menguji validitas angka. harus positif (atau harus didebet) dan angka lainnya harus
Apabila angka tersebut tidak sesuai dengan angka asalnya, negatif (atau harus dikredit). Sebagai contoh saldo
maka nomor angka akun yang diproses tersebut akan persediaan, harus positif.
dimunculkan sebagai hal yang salah.
4. Valid field size check. Pengujian ini menyerupai sign
3. Penggunaan batch control total, yang terdiri dari (a) check, hanya saja bukan berisi tanda positif atau negatif,
batch totals (seperti niai total piutang dan sebagainya), (b) melainkan besarnya field tertentu. Sebagai contoh misalnya
hash totals, seperti total nomor-nomor pelanggan, ataupun nomor induk pegawai negeri adalah 9 dijit. Dengan
(c) jumlah transaksi yang diproses. pengendalian ini maka apabila seorang pemakai komputer
memasukkan NIP yang tidak terdiri dari 9 dijit maka hal ini
Pengendalian Transmisi Data akan dinyatakan salah oleh komputer yang bersangkutan.
Pengendalian Transmisi data ini dimaksudkan untuk
mencegah data agar tidak hilang ditambah atau diubah. 5. Limit check. Pengendalian ini menguji apakah suatu field
Pengendalian ini harus diadakan baik di dalam departemen transaksi masukan tertentu berada dalam batasan tertentu
pemakai, control group ataupun departemen EDP. Teknik- yang sebelumnya telah ditetapkan. Sebagai contoh, jumlah
teknik yang digunakan : hari perjalanan dinas seorang pejabat selama satu bulan
tertentu tidak boleh melebihi 25 hari. Sistem ATM dapat
1.Batches logging and tracking. Pengendalian ini mencakup menggunakan metode pengendalian ini apabila ada
penghitungan batch contol totals, penggunaan nomor urut pembatasan pengambilan melalui ATM, misalnya tidak
batch, dan nomor lembar transmisi. boleh melebihi Rp 5.000.000,- pada setiap kali pengambilan.
2.Batch control dan run-to-run total. Pengendalian ini 6. Valid code check. Pengendalian ini menguji apakah suatu
digunakan untuk melakukan verifikasi batch control totals transaksi masukan tertentu memiliki kode yang sama
dan run-to-run total. Pengendalian total run-to-run dengan yang dada di dalam daftar komputer yang
menggunakan jumlah-jumlah (total) dalam pengendalian bersangkutan. Kode ini bisa berupa nomor akun, kata sandi,
keluaran yang berasal dari satu proses sebagai jumlah- nomor pekerjaan, dan sebagainya. Sistem ATM
jumlah (total) pengendalian masukan dalam pemrosesan menggunakan metode ini untuk menentukan apakah
berikutnya. seorang nasabah berhak menggunakan mesin tersebut.
3. Teknik-teknik verifikasi dalam transmisi on-line. Yang 7. Sequence check. Pengendalian ini menguji urut-urutan
termasuk dalam pengendalian ini adalah: suatu filed masukan tertentu. Pengendalian ini dapat
- Echo-check (closed loop verification), yaitu data yang mengurutkan apakah order penjualan berurutan ataukah
diketik di keyboard akan ditampilkan (echo) pada layar ada yang hilang.
terminal sehingga operator dapat mengecek kebenarannya.
- Matching check, dilakukan dengan membandingkan Pengendalian Penanganan Kesalahan
kode/data pada saat dientri dengan kode pada file tertentu Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah pemasukan
(umumnya table look up file). Bila kode tida match berarti data transaksi yang salah. Pengendalian atas transaksi-
kemungkinan kode tersebut salah atau memang tidak ada transaksi yang salah (ditolak) harus mencakup: (a)
dalam master file. identifikasi atas sebab-sebab penolakan, (b) penelaahan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 918
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

terhadap sebab-sebabnya, (c) penelaahan dan persetujuan besarnya, jumlah perincian dengan jumlah yang dirinci, dan
perbaikannya, serta (d) memasukkan kembali (reentry) sejenisnya.
sesegera mungkin ke dalam sistem. Yang termasuk dalam
pengendalian ini antara lain adalah sebagai berikut : Crossfooting check, merupakan pengembangan
pengendalian jumlah (total) yang terpisah untuk filed-field
1. Error log. yang berkaitan, dan disertai penjumlahan ke samping
Contol group membuat pencatatan semua data (crossfooting) pada akhir pemrosesan. Sebagai contoh,
masukan yang ditolak, menyelidiki dan memperbaiki dalam sistem aplikasi pembayaran gaji. Pada akhir
kesalahan tersebut dalam jangka waktu yang tidak terlalu pemrosesan, pembayaran gaji neto harus sama dengan gaji
lama. Error log ini harus ditelaah secara reguler. bruto dikurangi dengan pengurangan-pengurangan.
2. Suspended file. Overflow check, digunakan untuk menentukan apakah
Kesalahan-kesalahan yang dideteksi oleh batch balancing besarnya hasil perhitungan pemrosesan melebihi besarnya
Dan pengujian-pengujian program dicatat di fail-fail yang register yang dialokasikan untuk menyimpannya. Contoh,
ditangguhkan (Suspended file) dalam bentuk bahasa mesin, apabila besarnya register adalah empat posisi dan hasil
beserta dengan jumlahnya. Kesalahan tersebut akan tetap perhitungan suatu perkalian adalah 41975, maka ada
didalam fail yang ditangguhkan ini sampai diperbaiki. Teknik kemungkinan akan disimpan sebagai 1975, dengan 1 angka
ini digunakan untuk meyakinkan bahwa kesalahan telah hilang.
dikoreksi dan dikembalikan ke departemen PDE untuk
pemrosesan lebih lanjut. Sama seperti error log, fail-fail Pengendalian File
yang ditangguhkan ini juga harus ditelaah secara reguler. Pengendalian file (File control) dimaksudkan untuk
mencegah pemrosesan terhadap fail yang tidak sesuai,
3. Laporan kesalahan guna mengidentifikasikan mengenai mendeteksi kesalahan dalam manipulasi fail, dan
record-nya, data yang salah, dan sebab-sebabnya. Laporan menunjukkan kesalahankesalahan yang disebabkan oleh
ini harus dikirimkan kepada departemen pemakai untuk operator. Teknik-teknik yang dapat dilakukan antara lain
diperbaiki dan dikirimkan kembali kepada departemen EDP adalah :
untuk diproses. 1. Menggunakan label eksternal terhadap pita, disk
dan fail-fail kartu. Label-label ini harus diperiksa
PENGENDALIAN ATAS PEMROSESAN oleh operator untuk memastikan bahwa fail yang
Pengendalian atas pemrosesan (processing controls) adalah diproses adalah fail yang benar.
pengendalian yang dilaksanakan setelah data memasuki 2. Dengan menggunakan program aplikasi untuk
sistem dan program-program aplikasi mengolah data menguji header dan trailer label internal.
tersebut, yang bertujuan untuk memperoleh jaminan 3. Teknik lock-out (dalam sistem on-line) untuk
adanya pemrosesan data yang lengkap dan akurat ke dalam mencegah pemutakhiran data secara simultan oleh
sistem serta untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan beberapa pemakai secara sekaligus. Jumlah rekord
sebagai berikut: pada permulaan fail data harus disamakan dengan
1. Kegagalan untuk memproses seluruh transaksi perubahan-perubahan yang dilakukan selama
masukan atau memproses tidak sebagaimana periode yang bersangkutan serta disamakan dengan
mestinya (secara salah) saldo akhirnya. Selain itu juga harus dibuat laporan
2. Memproses dan memutakhirkan fail yang salah yang menunjukkan isi dari fail induk sebelum dan
3. Memproses masukan yang tidak logis atau tidak sesudah dilakukan perubahan. Laporan ini harus
wajar ditelaah oleh pejabat penyelia
4. Kehilangan atau distorsi data selama pemrosesan
PENGENDALIAN ATAS KELUARAN
Memelihara Keakuratan Data Pengendalian atas keluaran (output controls) dimaksudkan
Cara-cara berikut ini dapat digunakan untuk untuk memverifikasi bahwa data yang diproses adalah
mempertahankan keakuratan data. lengkap, akurat dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang
1. Batch control totals, dilakukan untuk mendeteksi sesuai. Yang termasuk dalam pengendalian ini antara lain
adanya data yang hilang atau data yang tidak adalah sebagai berikut :
diproses. Jenis pengendalian ini meliputi batch 1. Rekonsiliasi keluaran dengan pengendalian
totals, hash totals dan record count. masukan dan pengolahan
2. Run-to-run control totals, digunakan untuk 2. Penelaahan dan pengujian hasil-hasil pemrosesan
melakukan verifikasi batch control totals dan run- 3. Distribusi keluaran oleh control group kepada para
to-run total. pemakai
3. Transaction log, digunakan mencatat semua 4. Pengawasan terhadap record
informasi transaksi seperti fungsi, operator, waktu,
identifikasi terminal dan nomor pengendalian Rekonsiliasi Keluaran
transaksi. Dengan melakukan rekonsiliasini dengan masukan dan
4. Restart procedures setelah terjadinya shutdown. pengolahan akan diperoleh jaminan bahwa masukan telah
diproses dengan benar sehingga hasilnya pun benar.
Programmed Limit and Reasonableness Tests Rekonsiliasini harus dilakukan oleh control group dan
Teknik yang dapat digunakan adalah: departemen pemakai, baik dengan menggunakan laporan
rekonsiliasi yang telah terprogram ataupun secara manual
Zero balancing check, digunakan untuk menyamakan saldo dengan membandingkan jumlah-jumlah di dalam keluaran
debet dan kredit, saldo buku tambahan dengan buku dengan jumlah-jumlah pengendalian masukan (input
control totals).

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 919
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Penelaahan dan Pengujian Hasil Pemrosesan


Termasuk dalam kategori pengendalian ini adalah: Jenis audit:
1. Audit laporan keuangan, bertujuan menentukan apakah
1. Penelaahan, penyelidikan dan pengendalian laporan keuangan telah disajikan menurut prinsip-prinsip
terhadap laporan-laporan tentang ketidakberesan akuntansi yang berlaku umum.
yang terjadi yang biasanya dilakukan oleh control 2. Audit operasional, bertujuan untuk menelaah prosedur
group. dan operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi an
2. Membandingkan keluaran dengan dokumen efektifitasnya.
asalnya; 3. Audit ketaatan, bertujuan untuk mempertimbangkan
3. Daftar revisi fail-fail induk harus ditelaah secara apakah auditee telah mengikuti prosedur atau aturan yang
hati-hati, yang biasanya mencakup pencarian telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas.
terhadap pos-pos yang tidak biasa atau tidak
normal. Semua data yang salah harus tetap Jenis auditor:
tersimpan dalam fail sampai diperbaiki. 1. Akuntan publik terdaftar (Certified Public Accountant),
auditor yang mempunyai tanggung jawab atas kinerja audit
Distribusi Keluaran laporan keuangan bagi semua perusahaan publik,
Distribusi keluaran oleh control group kepada para pemakai perusahaan besar, perusahaan kecil, dan perusahaan
yang memperoleh otorisasi secara tepat waktu dan hanya nirlaba.
keluaran yang diperlukan saja yang didistribusikan. Sampul 2. Auditor pemerintah (General Accounting Office Auditors),
keluaran tersebut sebaiknya menyebutkan identifikasi yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab
pemakainya guna menghindari pemakaian oleh pihak-pihak mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dari
yang tidak berkepentingan. Tanggal penerimaan dan nama program/proyek pemerintah. Contoh: BPK, BPKP, Itjen.
penerima hendaknya dicatat secara reguler setiap saat 3. Auditor pajak (Internal Revenue Agents), yaitu auditor
keluaran didistribusikan. yang bertanggung jawab melaksanakan pemeriksaan atas
tercapainya penerimaan negara dari sektor perpajakan dan
Record Retention penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Contoh:
Pengawasan terhadap record (record retention), yaitu KPP dan KARIKPA dari DJP.
menjaga jangka waktu pencatatan tertentu untuk menjaga
keamanan keluaran, menghindari rekonstruksi yangtidak 4. Auditor intern (Internal Auditor), yaitu auditor yang
perlu terhadap fail, mengurangi biaya supplies dan bahan bekerja di suatu perusahaan untuk melaksanakan audit bagi
bagi departemen EDP, serta untuk mengendalikan keluaran- kepentingan manajemen perusahaan. Contoh: unit SPI.
keluaran yang sudah tidak diperlukan lagi (laporan yang
sudah tidak dipakai lagi harus dihancurkan). Mengapa Audit Dibutuhkan?
Untuk mengurangi risiko informasi antara pembuat laporan
(manajemen) dengan pengguna laporan (user). Semakin
kompleksnya kondisi masyarakat memungkinkan pengambil
BAB 1 - ARENS keputusan memperoleh informasi yang tidak dapat
AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK dipercaya dan tidak dapat diandalkan.
Hal-hal yang menyebabkan risiko informasi:
1. hubungan yang tidak dekat antara pemberi dan penerima
informasi.
2. sikap memihak dan motif lain yang melatarbelakangi
pemberian informasi.
AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK 3. data yang berlebihan.
4. transaksi pertukaran yang kompleks.
Pengertian auditing: Hal-hal yang dilakukan untuk menanggulangi risiko
1. proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti informasi:
2. tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu 1. verifikasi informasi oleh pengguna.
entitas ekonomi 2. risiko ditanggung bersama antara pengguna
3. yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen dan pembuat.
4. untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian 3. audit atas laporan keuangan.
informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Syarat Akuntan Publik Terdaftar (Certified Public
ccountant):
Pengertian akuntansi: 1. pesyaratan pendidikan: sarjana ekonomi jurusan
1. proses pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran akuntansi dari universitas negeri yang telah mendapat
2. kejadian-kejadian ekonomi persetujuan dari panitia ahli persamaan ijazah akuntan.
3. dalam bentuk yang teratur dan logis 2. ujian negara akuntansi untuk sarjana swasta atau negeri
4. dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang belum diakui.
5. yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. 3. ujian sertifikasi akuntan publik.
4. pernyataan pengalaman kerja pada KAP atau BPKP
Akuntansi berfungsi menyajikan informasi kuantitatif untuk minimal 3 tahun.
pengambilan keputusan, sedangkan dalam auditing, aturan-
aturan akuntansi menjadi kriteria untuk membandingkan Aktifitas KAP:
kesesuaian informasi.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 920
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. jasa atestasi: KAP mengeluarkan laporan tertulis yang 8. Penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klien
menyatakan kesimpulan atas keandalan peryataan tertulis 9. Inspeksi
yang telah dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh pihak
lain. (audit laporan keuangan historis, penelaahan laporan Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh KAP (menurut
keuangan historis, jasa atestasi lainnya). AICPA dan IAI):
2. jasa perpajakan, perencanaan perpajakan, dan jasa 1. Taat pada standar pengendalian mutu.
perpajakan lainnya. 2. Peer review dari KAP lain.
3. konsultasi manajemen. 3. Pendidikan lanjutan.
4. jasa akuntansi dan pembukuan. 4. Rotasi partner.
5. Review oleh partner lain.
Struktur KAP: 6. Larangan pemberian atas jasa tertentu.
1. rekan/partner 7. Pelaporan ketidaksepakatan.
2. manajer 8. Pelaporan atas jasa konsultasi.
3. penyelia
4. senior Peer Review (review sejawat) atau review mutu
5. asisten merupakan tinjauan yang dilakukan oleh akuntan publik
terhadap sistem pengendalian mutu KAP lain. Tujuannya
Setiap jenjang harus bekerja selama 2-3 tahun sebelum adalah untuk menilai apakah KAP tersebut telah memiliki
mencapai kedudukan sebagai rekan. kebijakan dan prosedur yang layak untuk melaksanakan
sembilan elemen pengendalian mutu dan apakah KAP
Tugas AICPA (American Institute of Certified Public tersebut telah melaksanakannya dengan baik.
Accountant) atau IAI (Ikatan Akuntan Indonesia):
1. Penetapan standar dan aturan (Standar audit, Standar BAB 2 - ARENS
kompilasi dan penelaahan laporan keuangan, Standar LAPORAN AUDIT
atestasi lainnya, Kode etik profesi).
2. Penelitian dan publikasi (menghasilkan jurnal).
3. Pelaksanaan ujian sertifikasi akuntan publik.
4. Pendidikan lanjutan.
Pembuatan laporan merupakan langkah terakhir dari
Standar Auditing yang Berlaku Umum (General Accepted keseluruhan proses audit. Pelaporan harus dilakukan
Auditing Standard) berdasar 4 standar pelaporan dan harus ada keseragaman.
merupakan pedoman bagi auditor dalam melaksanakan Bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan
tanggung jawab profesionalnya. audit standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.Lebih dari 90% laporan audit menggunakan
Standar umum (general standard) bentuk ini.
1. Keahlian dan pelatihan tekis yang memadai.
2. Independensi dalam sikap mental. Kondisi untuk laporan wajar tanpa pengecualian:
3. Kemahiran profesional yang cermat dan seksama. 1. Semua laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, saldo
laba, dan laporan arus kas) sudah tercakup di dalam laporan
Standar Pekerjaan Lapangan (operasional standard) keuangan.
1. Perencanaan dan supervisi audit. 2. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian penugasan.
intern. 3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor
3. Bukti audit yang cukup dan kompeten. tersebut telah melaksanakan penugasan dengan cara yang
memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa ketiga
Standar Pelaporan (reporting standard) standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
1. Peryataan apakah laporan keuangan sesuai dengan 4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip
prinsip akuntansi yang berlaku umum. akuntansi yang berlaku umum.
2. Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan 5. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan laporan.
4. Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Bagian-bagian dari laporan audit:
1. Judul laporan: harus memuat kata independen.
Pengendalian Mutu 2. Alamat yang dituju laporan audit: kepada siapa laporan
adalah prosedur yang digunakan KAP untuk membantu audit ditujukan.
menaati standar secara konsisten dalam setiap kontrak 3. Paragraf pendahuluan: menunjukkan bahwa KAP ybs
kerja yang mengikatnya. telah melaksanakan suatu audit, mencantumkan laporan
Sembilan elemen mutu pengendalian mutu menurut IAI: keuangan yang diaudit termasuk tgl dan periodenya,
1. Independensi menyatakan bahwa laporan keuangan adalah tanggung
2. Penugasan para auditor jawab manajemen sedangkan tanggung jawab auditor
3. Konsultasi adalah menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan
4. Supervisi tersebut berdasarkan audit.
5. Pengangkatan auditor 4. Paragraf lingkup audit: merupakan peryataan faktual
6. Pengembangan profesional mengenai apa yang dilakukan dalam audit dan menyatakan
7. Promosi

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 921
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

bahwa audit dirancang untuk dapat memperoleh keyakinan


bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
5. Paragraf pendapat: merupakan opini auditor terhadap
penyajian laporan keuangan.
6. Tanda tangan dan nama akuntan publik: menunjukkan
nama partner yang akan bertanggung jawab secara hukum
dan jabatan atas mutu audit menurut standar profesional.
7. Tanggal laporan audit: tanggal saat auditor telah
menyelesaikan bagian terpenting dari proses audit di
lapangan.
Kondisi yang menyebabkan pengecualian dari laporan
audit standar:
1. Laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa
pengecualian, disebabkan oleh:
a. Pembatasan lingkup audit.
b. Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
c. Auditor tidak independen.
2. Laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi kata/kalimat.
Jenis-jenis laporan audit dan kesimpulan auditor:
1. Wajar tanpa pengecualian (Unqualified): auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar.
2. Wajar dengan pengecualian (Qualified): auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar, kecuali untuk pos tertentu.
3. Tidak wajar (Adverse): auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar.
4. Tidak memberikan pendapat (Disclaimer): auditor tidak
menyimpulkan apakah laporan keuangan disajikan secara
wajar. Hal-hal yang dipertimbangkan untuk menentukan
materialitas:
Materialitas 1. jumlah rupiah dibandingkan dengan tolak ukur tertentu
Materialitas adalah faktor penting dalam dalam bentuk prosentase.
mempertimbangkan jenis laporan yang tepat untuk 2. daya ukur, ada tidaknya pengaruh dalam pengambilan
diterbitkan dalam keadaan tertentu. Suatu salah saji dalam keputusan.
laporan keuangan dapat dianggap material jika 3. hakikat kesalahan, dapat mempengaruhi laporan
pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keuangan dan pendapat auditor . misal:
keputusan pemakai laporan keuangan yang transaksi melanggar hukum, sesuatu yang menimbulkan
rasional. konsekuensi penting terhadap kewajiban kontrak.

Tiga tingkatan materialitas: BAB 3 -ARENS


1. Jumlahnya tidak material. ETIKA PROFESI
2. Jumlahnya material tetapi tidak mengganggu laporan
keuangan secara keseluruhan.
3. Jumlahnya sangat material atau pengaruhnya sangat
meluas sehingga kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan diragukan. ETIKA PROFESI
Etika adalah perangkat prinsip moral atau nilai. Perangkat
nilai tersebut antara lain: kejujuran, integritas, mematuhi
janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain,
menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggung
jawab, mencapai yang terbaik, ketanggunggugatan.
Perilaku tidak etis: perilaku yang berbeda dari yang harus
dilakukan. Alasannya:
1. standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum.
2. seseorang memilih bertindak semaunya.
Dilema etika: situasi yang dihaapi seseorang di mana
keputusan mengenai perilaku yang layak harus
dibuat. Rasionalisasi yang biasa digunakan dalam perilaku
tidak beretika:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 922
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. semua orang melakukannya. 2. kecakapan profesional.


2. jika itu legal, maka itu beretika. 3. pengungkapan informasi rahasia klien dalam
3. kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya. hubungannya dengan informasi rahasia klien.
4. iklan bagi kantor akuntan publik.
Kerangka formal untuk memecahkan dilema etika: 5. komunikasi antar akuntan publik.
1. mendapatkan fakta-fakta yang relevan. 6. perpindahan staf/partner dari satu kantor akuntan ke
2. menentukan isu-isu etika ari fakta-fakta. kantor akuntan lain.
3. menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok
dipengaruhi oleh dilema. Independensi (peraturan 101)
4. menentukan alternatif yang tersedia bagi orang yang Adalah cara pandang yang tidak memihak dalam
harus memecahkan dilema. pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan,
5. menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap dan penyusunan laporan audit.
alternatif.
6. menetapkan tindakan yang tepat. Macam independensi:
1. independensi dalam kenyataan (independence in fact),
Kebutuhan berperilaku beretika dalam profesi bila dalam kenyataannya auditor mampu
Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang
yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan pelaksanaan auditnya.
kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan 2. independensi dalam penampilan (independence in
profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. appearence), adalah hasil interpretasi pihak
lain mengenai independensi ini.
Cara akuntan publik mewujudkan perilaku profesional
antara lain dengan adanya pernyataan standar auditing Benturan independensi:
yang berlaku umum, pengendalian mutu, peer review, 1. Hubungan keuangan dengan klien: partner atau
BAPEPAM, pembentukan divisi dalam kantor akuntan pemegang saham kontra nonpartner atau nonpemegang
publik, dan pendidikan profesi berkelanjutan, serta Kode saham, kepentingan keuangan langsung dan tidak langsung,
Etik Akuntan Indonesia yang ditetapkan oleh IAI. material dan tidak material.
2. Masalah kepentingan keuangan yang terkait: mantan
Kode Perilaku Akuntan Indonesia praktisi, prosedur peminjaman, kepentingan keuangan pada
Cara untuk mendorong para akuntan publik agar hubungan keluarga, hubungan investor dengan klien, peran
berperilaku benar untuk melaksanakan audit dan jasajasa ganda akuntan publik sekaligus sebagai komisaris, direksi,
yang berkaitan dengan profesinya dengan standar mutu manajemen, atau pegawai perusahaan.
yang tinggi yaitu dengan menetapkan kode perilaku 3. Litigasi antara KAP dengan klien: jika terdapat tuntutan
profesional, yaitu ketentuan umum mengenai perilaku yang hukum atau maksu untuk mengadakan tuntutan hukum
ideal atau peraturan khusus yang menguraikan berbagai antara KAP dengan kliennya, maka kemampuan KAP
tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Menurut AICPA, tersebut dan kliennya untuk tetap obyektif diragukan.
kode perilaku profesional terdiri dari: 4. Jasa pembukuan dan audit unruk klien yang sama.
5. Penugasan dan pembayaran imbal jasa audit oleh
1. Prinsip-prinsip, yaitu standar ideal dari perilaku etis yang manajemen: sebaiknya digunakan auditor pemerintah atau
dapat dicapai dalam terminologi filosofi. Terdiri dari: yang ditunjuk oleh pemerintah.
tanggung jawab, kepentingan masyarakat, integritas,
objektivitas & independensi,keseksamaan, lingkup & sifat Upaya memelihara independensi:
jasa. 1. Kewajiban hukum: hukuman dijatuhkan pengadilan jika
seorang akuntan publik tiak independen dan berat
2. Peraturan perilaku, standar minimum perilaku etis yang akibatnya, termasuk tindakan kriminal.
ditetapkan sebagai peraturan khusus dan merupakan 2. Dinyatakan dalam peraturan (peraturan 101 di US,
keharusan. interpretasi dan ketentuan yang ada membatasi akuntan
publik dalam hal hubungan keuangan dan bisnisnya dengan
3. Interpretasi, bukan merupakan keharusan, namun harus klien.
dipahami. 3. Standar auditing yang berlaku umum (standar umum
kedua).
4. Ketetapan etika, penjelasan dan jawaban yang 4. Standar pengendalian mutu: KAP harus menetapkan
diterbitkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kebijakan dan prosedur guna memberikan jaminan bahwa
peraturan perilaku yang iajukan oleh para praktisi dan semua pegawainya independen.
lainnya yang tertarik pada persyaratan etika. Bukan 5. Pendivisian perusahaan.
merupakan keharusan, namun harus dipahami. 6. Komite audit: yaitu sejumlah anggota dewan komisaris
perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu
Pernyataan Etika Profesi auditor dalam mempertahankan independensinya dari
Komite kode etik IAI telah merumuskan enam pernyataan manjemen.
etika profesi yang disahkan kongres IAI bulan September 7. Komunikasi dengan auditor pendahulu.
1994 berdasarkan kesepakatan komite yang beranggotakan 8. Menjajagi pendapat mengenai penerapan prinsip
unsur-unsur akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan akuntansi.
pemerintah, dan akuntan pendidik. Pernyataan tersebut 9. Pengesahan auditor oleh pemegang saham.
antara lain:
Integritas dan Objektivitas (peraturan 102)
1. integritas, objektivitas, dan independensi.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 923
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Dengan integritas, auditor akan bertindak jujur, tegas, tanpa Anggota dalam praktik publik tidak diperkenankan
pretensi. Dengan objektivitas, auditor akan bertindak adil, merekomendasikan atau mereferensi produk jasa pihak lain
tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu bagi klien demi untuk memperoleh komisi, atau
atau kepentingan pribadi. merekomendasikan produk atau jasa yang disediakan oleh
klien demi memperoleh komisi.
Standar-Standar Teknis
Setiap anggota AICPA harus menaati standar-standar yang Bentuk dan Nama Praktik (peraturan 505)
diatur dalam peraturan 201-203,antara lain: Anggota apat membuka praktik akuntansi publik hanya
1. Standar Umum (peraturan 201), meliputi: kompetensi dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau
profesional, kemahiran profesional, perencanaan dan perseroan profesional yang ciri-cirinya sesuai dengan
pengawasan, data relevan yang mencukupi. ketentuan dewan. Anggota tidak diperkenankan membuka
2. Ketaatan pada standar (peraturan 202), anggota yang praktik akuntan publik dengan nama yang menyesatkan.
melaksanakan audit, review, kompilasi, bantuan Anggota tidak boleh menyebut dirinya sebagai anggota
manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus AICPA kecuali kalau semua partner atau pemegang
taat pada standar yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga sahamnya anggota ari lembaga tersebut.
yang ditetapkan oleh dewan.
3. Prinsip akuntansi (peraturan 203), anggota tiak BAB 4 - ARENS
dibenarkan menyatakan laporan keuangan tidak TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT
menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
atau menyatakan tidak mengetahui modifikasi yang
material terhadap laporan keuangan jika laporan keuangan
tersebut menyimpangdari prinsip akuntansi yang ditetapkan
oleh badan perumus yang ditunjuk oleh dewan untuk TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT
menyusun prinsip yang mempunyai dampak material Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor
terhadap keseluruhan laporan. independen adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
Kerahasiaan (peraturan 301) hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip
Anggota dalam praktik publik tidak dibenarkan akuntansi yang berlaku umum. Langkah-langkah untuk
mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin mengembangkan tujuan audit:
khusus klien, kecuali: 1. Laporan keuangan
1. Kewajiban sehubungan dengan standar teknis: 3 bulan 2. Siklus laporan keuangan
setelah laporan audit wajar tanpa 3. asersi manajemen atas akun-akun
pengecualian dikeluarkan, auditor menemukan bahwa 4. tujuan umum audit untuk golongan transaksi dan saldo
laporan keuangan bersangkutan salah saji secara material. akun
2. Dakwaan pengadilan. 5. tujuan spesifik audit untuk golongan transaksi dan saldo
3. Peer review. akun
4. Tanggapan kepada divisi etik.
Tanggung jawab manajemen: menentukan kebijakan
Imbal Jasa Bersyarat (peraturan 302) akuntansi yang sehat, menjalankan sistem pengendalian
Anggota alam praktik tidak boleh membuat imbal jasa intern yang baik, membuat penyajian yang wajar dalam
bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima laporan keuangan.
ongkos dari klien yang anggota atau perusahaannya juga
melakukan: Tanggung jawab auditor: melakukan verifikasi atas laporan
1. audit atau review laporan keuangan. keuangan, menemukan kekeliruan,ketidakberesan, dan
2. kompilasi laporan keuangan. unsur pelanggaran hukum yang material
3. pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif.
Kekeliruan (errors): salah saji yang tidak disengaja.
Tidakan yang Mendatangkan Aib (peraturan 501) Ketidakberesan (irregularities): salah saji yang disengaja.
Anggota tidak akan melakukan tindakan yang
mendatangkan aib bagi profesinya, seperti: Kecurangan manajemen dapat berupa: penghilangan
1. menahan catatan klien setelah mereka meminta. transaksi atau pengungkapan, penghilangan angka, atau
2. diskriminasi ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, umur, salah saji angka yang dicatat.
ataupun asal kebangsaan.
3. jika melakukan audit atas badan pemerintah yang Kecurangan manajemen sulit diungkapkan karena:
memerlukan prosedur audit yang berbeda dari standar 1. ada kemungkinan bahwa salah satu atau beberapa
auditing yang berlaku umum. anggota manajemen mengabaikan pengendalian intern.
2. adanya usaha manajemen untuk menyembunyikan salah
Periklanan dan Penawaran (peraturan 502) saji tersebut.
Anggota tidak dibenarkan untuk mencari klien dengan
memasang iklan atau mengajukan penawaran lainnya yang Kecurangan pegawai dapat berupa: persekongkolan
bersifat mendustai, menyesatkan, atau menipu. Penawaran beberapa karyawan yang menyangkut pemalsuan dokumen.
yang menggunakan pemaksaan, desakan yang berlebihan,
atau hasutan dilarang oleh etika perilaku. Unsur pelanggaran hukum (PSA 31/SA37):
pelanggaran hukum atau peraturan perundang-undangan
Komisi dan Imbal Jasa Perujukan/Referral Fees (peraturan selain ketidakberesan.
503) Contoh:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 924
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. pelanggaran terhadap undang-undang pajak. Menyangkut masalah apakah komponen-komponen dalam


2. pelanggaran terhaap undang-undang lingkungan hidup. laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan
diungkapkan dengan sepantasnya.
Siklus Laporan Keuangan
Audit dilakukan dengan membagi laporan keuangan Tujuan audit umum berkait-transaksi
menjadi segmen atau komponen yang lebih kecil, untuk Berfungsi sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam
memudahkan pelaksanaan audit dan membantu pembagian mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup
tugas kepada anggota tim audit. Cara lebih umum dalam dibutuhkan oleh standar pekerjaan lapangan ketiga dan
segmentasi audit adalah pendekatan siklus, yaitu memutuskan bahan bukti yang pantas untuk dikumpulkan
menempatkan jenis-jenis transaksi dan saldo akun yang erat sesuai dengan penugasan.
hubungannya satu dengan yang lainnya dalam segmen yang
sama, kemudian mengaitkan siklus-siklus tersebut. Enam tujuan audit umum berkait-transaksi:
1. Eksistensi-transaksi yang tercatat memang eksis.
Menetapkan tujuan audit 2. Kelengkapan-transaksi yang ada telah dicatat semuanya.
Auditor melakukan audit sesuai dengan pendekatan siklus 3. Akurasi-transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang
dengan melaksanakan pengujian audit atas transaksi yang benar.
membentuk saldo akhir dan juga melaksanakan pengujian 4. Klasifikasi-transaksi yang dicantumkan dalam jurnal
audit atas saldo akun itu sendiri. Cara yang paling efisien diklasifikasikan dengan tepat.
untuk melakukan audit adalah mendapatkan keyakinan 5. Saat pencatatan-transaksi dicatat pada tanggal yang
gabungan untuk setiap golongan transaksi dan saldo akhir benar.
dari akun terkait. 6. Posting pengikhtisaran-transaksi yang tercatat secara
tepat dimasukkan dalam berkas induk dan diikhtisarkan
Untuk jenis transaksi tertentu, terdapat beberapa tujuan dengan benar.
audit yang harus dipenuhi sebelum auditor menyimpulkan
bahwa jumlah total telah disajikan secara wajar (tujuan Tujuan audit spesifik berkait-transaksi
audit berkait-transaksi/ transaction-related audit objectives) Yaitu penerapan tujuan audit umum berkait-transaksi ke
Dan terdapat beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi setiap jenis golongan transaksi yang material dalam audit,
untuk setiap saldo akun (tujuan audit berkaitsaldo/ balance- seperti penjualan, penerimaan kas, perolehan barang dan
related audit objectives). jasa, penggajian, dsb.
Asersi Manajemen Tujuan audit umum berkait-saldo
Adalah pernyataan yang tersirat atau yang dinyatakan Tujuan ini mengikuti asersi manajemen dan memberikan
dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis transaksi dan kerangka kerja untuk membantu auditor mengumpulkan
akun terkait dalam laporan keuangan. bahan bukti kompeten yang cukup.
PSA 07 (SA 326) menggolongkan lima kategori asersi: Sembilan tujuan audit umum berkait-saldo:
1. Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian. 1. Eksistensi: angka-angka yang dicantumkan memang eksis.
berkaitan dengan apakah aktiva, kewajiban, dan ekuitas 2. Kelengkapan: angka-angka yang ada telah dimasukkan
yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada seluruhnya.
tanggal neraca serta apakah pendapatan dan beban yang 3. Akurasi: jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang
tercantum dalam laporan laba rugi benar-benar terjadi benar.
selama periode akuntansi. 4. Klasifikasi: angka-angka yang dimasukkan didaftar klien
telah diklasifikasikan dengan tepat.
2. Asersi mengenai kelengkapan. 5. Pisah batas: transaksi-transaksi yang dekat dengan
apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya ada tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat.
dalam laporan keuangan dimasukkan. Asersi kelengkapan 6. Kecocokkan rincian: rincian dalam saldo akun sesuai
berlawanan dengan asersi eksistensi (keberadaan) atau dengan angka-angka buku besar tambahan, dijumlah ke
keterjadian. Asersi kelengkapan berkaitan dengan bawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah
kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan dalam buku besar.
alam laporan keuangan, sedangkan asersi eksistensi atau 7. Nilai realisasi: aktiva dinyatakan pada jumlah yang
keterjadian berkaitan dengan penyebutan angka yang diestimasi dapat direalisasi.
seharusnya tidak dimasukkan. 8. Hak dan kewajiban: aktiva harus dipunyai sebelum dapat
dicantumkan dalam laporan keuangan, dan kewajiban harus
3. Asersi mengenai hak dan kewajiban. sudah menjadi milik entitas.
Berhubungan dengan apakah aktiva memang menjadi hak 9. Penyajian dan pengungkapan: saldo akun dan
perusahaan dan hutang menjadi kewajiban perusahaan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan
pada tanggal tertentu. dengan pantas dalam laporan keuangan.
4. Asersi mengenai penilaian dan alokasi. Tujuan audit spesifik berkait-saldo
Menyangkut masalah apakah aktiva, kewajiban, ekuitas, Setelah tujuan audit umum berkait-saldo dipahami, perlu
pendapatan, atau beban telah dimasukkan ke dalam dikembangkan tujuan audit spesifik berkaitsaldo. Tujuan
laporan keuangan dengan angka-angka yang wajar. audit berkait-saldo Tujuan audit berkait
5. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 925
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Bahan bukti mencakup informasi yang meyakinkan


seperti perhitungan auditor atas efek-efek (marketable
securities)
2. Informasi yang kurang meyakinkan seperti jawaban
pegawai perusahaan atas pertanyaan yang diajukan.
Keputusan Bahan Bukti Audit:
Keputusan utama yang dihadapi auditor adalah penentuan
jenis dan jumlah bahan bukti yang memadai yang harus
dikumpulkan untuk memastikan bahwa komponen laporan
keuangan klien dan keseluruhan laporan telah disajikan
dengan wajar.
Bagaimana Tujuan Audit Dicapai? Keputusan auditor dlm pengumpulan bahan bukti:
Pada saat auditor memutuskan tujuan spesifik audit untuk 1. Prosedur audit yang digunakan.
setiap komponen dalam laporan keuangan,proses 2. Besarnya sampel.
pengumpulan bahan bukti dapat dimulai. 3. Pos/unsur yang dipilih dari populasi.
4. Waktu pelaksanaan prosedur.
Pengertian proses audit:
Adalah metodologi penyelenggaraan audit yang jelas untuk Gambaran rinci atas hasil dari keempat keputusan disebut
membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti program audit, yang berisi daftar dari prosedur audit.
penukung yang kompeten.
Bahan Bukti yang Menyimpulkan memenuhi empat faktor:
Tahapan dalam proses audit: 1. Relevansi, harus berkaitan dengan tujuan audit.
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit. 2. Kompetensi/keandalan, derajat dapat dipercayanya suatu
Yang perlu diperhatikan adalah bahan bukti kompeten yang bahan bukti. Dapat dicapai dengan:independensi penyedia
cukup serta pengendalian biaya.Perencanaan dan data, efektivitas struktur pengendalian intern, pengetahuan
perancangan audit terdiri dari : auditor, kualifikasi penyedia informasi, tingkat obyektifitas.
a. Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien. 3. Kecukupan, besar sampel dan pos yang diuji.
b. Memahami struktur pengendalian intern klien dan 4. Ketepatan waktu, periode audit.
menetapkan risiko pengendalian.
Bahan bukti yang menyimpulkan dapat dievaluasi hanya
setelah mempertimbangkan gabungan dari relevansi,
2. Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi. kompetensi, kecukupan, dan tepat waktu.
a. Pengujian atas pengendalian: pengujian keefektifan
pengendalian untuk membenarkan tingkat risiko lebih Jenis Bahan Bukti Audit:
rendah. 1. pemeriksaan fisik.
b. Pengujian atas transaksi: pemeriksaan atas dokumen- 2. Konfirmasi.
dokumen yang mendukung transaksi. 3. Dokumentasi.
4. Pengamatan.
3. Melaksanakan prosedur anaitis dan pengujian terinci 5. Tanya jawab dengan klien.
atas saldo. 6. Pelaksanaan ulang (reperformance).
a. prosedur analitis: digunakan untuk menetapkan 7. Prosedur analitis.
kelayakan transaksi dan saldo secara
keseluruhan. Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai
b. Pengujian terinci atas saldo: prosedur khusus untuk pengaruh yang besar pada keandalan kebanyakan jenis
menguji kekeliruan moneter dalam saldo-saldo laporan bahan bukti. Jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi
keuangan. sendirian untuk memberikan Istilah yang dipakai dalam
Prosedur Audit:
4. menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.
Menggabungkan seluruh informasi yang didapat untuk 1. Periksa/examine: dokumentasi
memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran 2. Telaah sekilas/scan: prosedur analitis
penyajian laporan keuangan. 3. Baca/read: dokumentasi
4. Hitung/compute: prosedur analitis
BAB 5 - ARENS 5. Hitung ulang/recompute: pelaksanaan ulang
6. Hitung penjumlahan ke bawah/foot: pelaksanaan ulang
BAHAN BUKTI AUDIT
Pengertian Prosedur Analitis (PSA 22/SA 329)
Yaitu evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan
dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan
Pengertian Bahan Bukti: dan non keuangan , meliputi perbandingan jumlah-jumlah
Informasi yang digunakan auditor untuk menentukan yang tercatat dengan ekspektasi auditor.
apakah informasi kuantitatif yang sedang diaudit disajikan
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan Prosedur Analitis:
1. memahami bidang usaha klien.
Cakupan Bahan Bukti:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 926
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga d. Jumlah hari rata-rata penjualan (Average days to sell) =
kelangsungan hidupnya. persediaan rata-rata x 360
3. indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan harga pokok penjualan
keuangan.
4. mengurangi pengujian audit yang terinci. e. Jumlah hari rata-rata untuk mengkonversi persediaan
menjadi uang tunai = Jumlah hari rata-rata penjualan +
Saat Pelaksanaan Prosedur Analitis: Jumlah hari rata-rata penagihan
1. pada tahap perencanaan: membantu auditor
mengidentifikasi hal-hal penting yang membutuhkan 3. Kemampuan Memenuhi Kewajiban Pinjaman Jangka
pertimbangan khusus lebih lanjut dalam penugasan. Panjang dan Dividen Preferen.
2. Selama tahap pengujian: bersama-sama dengan prosedur a. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to equity ratio) =
lainnya. total kewajiban
3. Pada tahap penyelesaian audit: sebagai penelaahan akhir total ekuitas
untuk menemukan salah saji masalah keuangan yang b. Rasio aktiva berwujud bersih terhadap ekuitas =
material dan membantu auditor mengambil pandangan total ekuitas – aktiva tak berwujud
obyektif terakhir atas laporan keuangan yang telah diaudit. total ekuitas
c. Kemampuan membayar bunga (Time interest earned) =
Jenis Prosedur Analitis: laba operasi
1. membandingkan data klien dengan industri (horisontal). beban bunga
2. membandingkan data klien dengan data yang serupa d. Kemampuan menbayar bunga dan dividen preferen (Time
pada periode sebelumnya (vertikal). interest and prefered dividends earned) =
a. Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo laba operasi
tahun lalu. beban bunga + (dividen preferen/1 – tarif pajak)
b. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian
serupa pada tahun sebelumnya. 4. Rasio Operasi dan Kinerja.
c. Membandingkan rasio dan hubungan persentase dengan a. Rasio efisiensi =
tahun sebelumnya. penjualan bersih
3. membandingkan data klien dengan data yang aktiva operasi berwujud
diperkirakan oleh klien. b. Rasio marjin laba =
4. membandingkan data klien dengan data yang laba bersih
diperkirakan oleh auditor. penjualan bersih
5. membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang c. Rasio prifitabilitas =
menggunakan data nonkeuangan. laba operasi
aktiva operasi berwujud
Rasio Keuangan d. Rasio hasil pengembalian atas total aktiva =
Prosedur analitis yang dilakukan oleh auditor seringkali laba sebelum pajak + pajak
mencakup pemanfaatan rasio keuangan yang lazim selama Total aktiva
perencanaan dan penelaahan akhir laporan keuangan yang e. Rasio hasil pengembalian ekuitas biasa (Return on
diaudit. stockholders equity) =
laba sebelum pajak- (dividen preferen/1 – tarif pajak)
1. Kemampuan Melunasi Utang Jangka Pendek. ekuitas biasa
a. Rasio Lancar (current ratio) = f. Rasio pengungkit (dihitung terpisah untuk setiap sumber
aktiva lancar modal selain modal dasar, seperti utang jangka pendek,
kewajiban lancar utang jangka panjang, pajak yang ditangguhkan) =
(RTA x jumlah sumber) – biaya arus sumber
b. Quick ratio = ekuitas biaya
kas + efek-efek + piutang usaha bersih g. Nilai buku per saham biasa =
kewajiban lancar ekuitas biasa
saham biasa
c. Rasio kas =
kas + efek-efek BAB 6 - ARENS
kewajiban lancar PERENCANAAN DAN DOKUMENTASI AUDIT
2. Likuiditas Jangka Pendek.
a. Perputaran piutang usaha rata-rata (Average A/R
turnover) =
penjualan bersih Perencanaan
piutang usaha kotor rata-rata Standar lapangan pertama: “Pekerjaan harus direncanakan
b. Jumlah hari rata-rata penagihan (Average days to sebaik-baiknyadan jika digunakan asisten harus disupervisi
collect)= dengan semestinya”.
piutang usaha kotor rata-rata x 360
penjualan bersih Alasannya:
c. Perputaran persediaan rata-rata (Average inventory 1. untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup.
turnover) = 2. untuk menekan biaya audit.
harga pokok penjualan 3. untuk menghindari salah pengertian dengan klien.
persediaan rata-rata

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 927
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Tujuh bagian utama perencanaan audit:


Kertas kerja harus mencakup kriteria:
1. perencanaan awal. 1. diidentifikasi secara pantas (nama klien, periode yang
a. Menerima klien baru: harus dievaluasi prospek, stabilitas dicakup, deskripsi isi, dll)
keuangan, dan hubungan dengan auditor. Diperlukan 2. diindeks dan diacu silang untuk memudahkan dalam
informasi dari auditor sebelumnya mengenai integritas klien pengorganisasian dan pengarsipan
baru tersebut. 3. dengan jelas menunjukkan pelaksanaan pekerjaan audit
b. Melanjutkan klien lama: perlu dievaluasi integritasnya 4. berisi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan
serta hubungan hukum dengan klien. perancangan
c. Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit. 5. kesimpulan dinyatakan dengan sederhana
d. Menentukan staf untuk penugasan.
e. Memperoleh surat penugasan Kertas kerja merupakan milik auditor dan yang mempunyai
hak untuk memeriksa kertas kerja hanya pengadilan sebagai
2. memperoleh informasi mengenai latar belakang klien. bahan bukti yuridis formal. Auditor harus menjaga
mengetahui bidang usaha dan industri klien untuk kerahasiaan, kecuali dikehendaki oleh hukum atau negara
mengetahui kekhasan aturan akuntansi, mengidentifikasi atau profesinya.
risiko industri, dan risiko bawaan.
BAB 7 - ARENS
3. memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien. MATERIALITAS DAN RESIKO
dokumen dan catatan hukum yang diperlukan adalah akte
pendirian dan anggaran dasar perusahaan, notulen rapat,
dan kontrak.
4. melaksanakan prosedur analitis pendahuluan Pengertian Materialitas
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam
5. menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit penetapan laporan auditor yang layak. FASB No. 2
yang dapat diterima dan risiko bawaan mendefinisikan materialitas sebagai: jumlah atau besarnya
kekeliruan salah saji dalam informasi akuntansi yang
6. memahami struktur pengendalian intern dan mungkin akan membuat pertimbangan pengambilan
menetapkan risiko pengendalian keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau
terpengaruh oleh salah saji tersebut.
7. mengembangkan rencana audit dan program audit Tujuan Penetapan Materialitas
menyeluruh Untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan
bahan bukti yang cukup. Faktor Yang Mempengaruhi
Pengertian Kertas Kerja Pertimbangan Awal Jumlah Materialitas:
Yaitu catatan-catatan yang dibuat atau dikumpulkan dan
disimpan oleh akuntan publik mengenai prosedur 1. Materialitas sebagai konsep yang relatif dan bukan
pemeriksaan yang ditempuhnya, pengujian yang absolut salah saji dalam jumlah: salah saji dalam jumlah
dilakukannya, keterangan yang diperolehnya, dan tertentu dianggap material oleh perusahaan kecil tapi tidak
kesimpulan yang ditariknya sehubungan dengan material bagi perusahaan besar.
pemeriksaannya. 2. Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan
materialitas, misal laba sebelum pajak.
Isi dan pengorganisasian kertas kerja dimulai dari informasi 3. Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materialitas:
umum seperti data perusahaan, an berakhir dengan laporan beberapa salah saji tertentu akan lebih penting daripada
keuangan dan laporan audit. Di antaranya keduanya yang lain, walaupun jumlahnya sama. Misal: salah saji yang
terdapat kertas kerja yang mendukung pengujian. disengaja dalam persediaan akan dianggap lebih penting
dari kekeliruan klerikal walaupun jumlahnya sama.
Tujuan Kertas Kerja
Yaitu untuk membantu auditor memberikan keyakinan Langkah-langkah Penetapan Materialitas
memadai bahwa audit yang layak telah dilakukan sesuai 1. Tentukan pertimbangan awal mengenai materialitas,
dengan standar auditing yang telah ditetapkan IAI. yaitu jumlah maksimum suatu salah saji dalam laporan
keuangan yang dianggap tidak mempengaruhi pengambilan
Tujuan spesifik kertas kerja: keputusan dari pemakai.
1. dasar untuk perencanaan audit 2. alokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas ke
2. catatan bahan bukti yang dikumpulkan dan hasil dalam segmen
pengujian 3. estimasikan total salah saji dalam segmen
3. data untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas 4. estimasikan salah saji gabungan
4. dasar untuk penelaahan oleh penyelia dan partner Isi dan 5. bandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan
Pengorganisasian Kertas Kerja awal mengenai materialitas
1. Berkas permanen: berisi data historis atau
yang bersifat berkelanjutan mengenai klien. Pengertian Risiko
1. Berkas tahun berjalan: mencakup seluruh kertas Adalah suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam
kerja yang berkaitan untuk tahun yang diaudit pelaksanaan audit.
(program audit, informasi umum, neraca saldo,
jurnal koreksi/reklasifikasi, dan daftar-daftar Model Risiko Audit
pendukung).

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 928
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Digunakan terutama untuk tahap perencanaan dalam BAB 8 - ARENS


menentukan berapa besar bahan bukti yang harus STUDI ATAS STRUKTUR PENDENDALIAN INTERN
dikumpulkan dalam tiap siklus. DAN PENERAPAN RESIKO PENGENDALIAN
Rumusnya:
PDR = AAR
IR x CR
Sistem terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-
PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planned prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen
Detection Risk), adalah risiko bahwa bahan bukti yang keyakinan memadai bahwa tujuan dan sasaran yang penting
dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji bagi satuan usaha dapat dicapai. Kebijakan atau prosedur
yang melewati jumlah yang dapat ditoleransi, apabila salah ini sering disebut pengendalian, dan bersama-sama
saji semacam itu timbul. membentuk struktur pengendalian intern suatu satuan
usaha. Sistem pengendalian harus cost beneficial.
AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit
Risk), adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima Dalam perancangan sistem pengendalian, dibutuhkan
bahwa laporan keuangan salah saji secara material kepentingan yang sama antara manajemen dengan auditor.
walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa Kepentingan klien dalam merancang struktur pengendalian
pengecualian telah diberikan. intern yang efektif:
1. Keandalan laporan keuangan.
IR = Risiko bawaan (Inherent Risk), adalah penetapan 2. Mendorong efisiensi dan efektifitas operasional.
auditor akan kemungkinan adanya salah saji alam segmen 3. Ketaatan pada hukum dan peraturan.
audit yang melewati batas toleransi, sebelum
memperhitungkan faktor efektifitas pengendalian intern. Kepentingan auditor:
Risiko bawaan merupakan faktor kerentanan laporan 1. Keandalan laporan keuangan.
keuangan terhadap salah saji yang material, dengan asumsi 2. Penekanan pada pengendalian atas golongan transaksi.
tidak ada pengendalian intern.
Konsep dasar yang mendasari penilaian atas struktur
CR = Risiko pengendalian (Control Risk), adalah ukuran pengendalian intern dan penetapan risiko pengendalian:
penetapan auditor akan kemungkinan adanya kekeliruan 1. Tanggung jawab manajemen: yaitu menetapkan dan
(salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas melakukan pengendalian satuan usaha
toleransi,yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur tersebut, konsisten dengan tanggung jawab manajemen
pengendalian intern klien. dalam menyajikan laporan keuangan sesuai prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Risiko usaha 2. Keyakinan memadai: perusahaan mengembangkan
adalah tingkat risiko bahwa KAP akan menderita kerugian struktur pengendalian intern yang memberikan keyakinan
yang diakibatkan oleh hubungannya dengan klien, memadai, bukan absolut bahwa laporan keuangan disajikan
walaupun laporan keuangan yang diberikan suah pantas. wajar.
3. Keterbatasan bawaan: struktur pengendalian intern tidak
Apabila pemakai memiliki ketergantungan yang besar pada dapat dikatakan sangat efektif, walaupun disertai kehati-
laporan keuangan, risiko audit perlu diperkecil. Faktor yang hatian dalam perancangan dan implementasinya, masih
dapat dijadikan petunjuk tingkat ketergantungan pemakai tergantung pada kompetensi dan ketergantungan orang
pada suatu laporan keuangan: yang menggunakannya.
1. ukuran perusahaan klien
2. distribusi kepemilikan Elemen Struktur Pengendalian:
3. jamlah dan sifat kewajiban perusahaan
1. Lingkungan pengendalian.
Risiko Bawaan Terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang
Adalah perkiraan salah saji sebelum mempertimbangkan mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak,
pengaruh pengendalian intern. Risiko bawaan berbanding direktur dan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha
terbalik dengan risiko penemuan, berbanding lurus dengan terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap satuan
bahan bukti. Faktor-faktor yang harus ditelaah dalam usaha tersebut. Subelemen yang harus dipertimbangkan
menetapkan risiko bawaan: oleh auditor antara lain:
a. Integritas dan nilai-nilai etika.
1. sifat bidang usaha klien b. Komitmen terhadap kompetensi.
2. integritas manajemen c. Falsafah manajemen dan gaya operasi.
3. motivasi klien d. Struktur organisasi.
4. hasil audit sebelumnya e. Dewan komisaris atau komite audit.
5. penugasan pertama atau penugasan ulang f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
6. hubungan istimewa g. Kebijakan dan prosedur kepegawaian.
7. transaksi tidak rutin 2. Penetapan risiko manajemen.
8. pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo 3. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi.
akun dan transaksi secara benar 4. Aktifitas pengendalian.
9. kerentanan terhadap kecurangan 5. Pemantauan.
10. unsur-unsur populasi
Penetapan Risiko oleh Manajemen

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 929
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Adalah identifikasi dan analisis oleh manajemen atas risiko- Perlindungan untuk mengamankan aktiva dan catatan yang
risiko yang relevan terhadap penyiapan laporan keuangan paling utama adalah dengan tindakan pencegahan secara
yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. fisik. Pengendalian berkenaan dengan berkas data PDE:
Manajemen menetapkan risiko sebagai bagian dari a. pengendalian fisik (physical control).
perancangan dan pengoperasian struktur pengendalian b. pengenalian akses (access control).
intern untuk meminimalkan salah sajian c. prosedur cadangan dan pemulihan (backup and recovery
ketidakberesan.Auditor menetapkan risiko untuk procedure).
memutuskan bahan bukti yang dibutuhkan dalam audit. Jika
manajemen secara efektif menilai dan bereaksi terhadap 5. Pengecekkan independen atas pelaksanaan.
risiko, auditor mengumpulkan lebih sedikit bahan bukti Yaitu penelaahan yang hati-hati dan berkesinambungan
dibandingkan jika manajemen tidak dapat mengidentifikasi atas keempat proseur yang lain. Cara yang paling murah
atau bereaksi terhadap risiko yang signifikan. dilakukan dengan pemisahan tugas.
Sistem Akuntansi Pemantauan
Digunakan untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, Pemantauan berkaitan dengan penilaian efektifitas
mengklasifikasikan, menganalisa, mencatat,dan melaporkan rancangan dan operasi struktur pengendalian intern secara
transaksi suatu satuan usaha, dan untuk mengelola periodik dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat
akuntabilitas atas aktiva terkait. apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah
diperbaiki sesuai dengan keadaan.
Prosedur Pengendalian
1. Pemisahan tugas yang cukup. Fungsi audit intern perlu dibuat dalam suatu satuan usaha
Pedoman umum pemisahan tugas untuk mencegah salah untuk memantau efektifitas kebijakan dan prosedur lain
saji: yang berkaitan dengan pengendalian. Sifat struktur
a. Pemisahan pemegang (costody) aktiva dari akuntansi. pengendalian intern dan pengendalian spesifik dipengaruhi
b. Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang secara signifikan oleh ukuran perusahaan. Pemahaman
bersangkutan. Struktur Pengendalian Intern yang Mencukupi Perencanaan
c. Pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung Audit. PSA 23 (SA 319) menghendaki auditor untuk
jawab pembukuan. memperoleh pemahaman terhadap struktur pengendalian
d. Pemisahan tugas dalam PDE antara analis sistem, intern klien dalam setiap audit, untuk merencanakan
programmer, operator komputer, pustakawan, dan pemeriksaan yang memadai.
kelompok pengendali data.
2. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas. 1. Auditability: mendapat informasi yang cukup mengenai
integritas manajemen serta sifat dan luas catatan akuntansi.
Jenis otorisasi: 2. Potensi salah saji yang material: mengidentifikasi jenis-
a. Otorisasi umum: manajemen menyusun kebijakan bagi jenis kekeliruan dan ketidakberesan yang potensial serta
organisasi untuk ditaati. Contoh: penerbitan daftar harga menetapkan risiko.
pasti untuk penjualan barang. 3. Risiko penemuan: menetapkan risiko pengendalian bagi
b. Otorisasi khusus: dilakukan terhadap transaksi inividual. setiap tujuan pengendalian, yang selanjutnya
Contoh: otorisasi tramsaksi oleh manajer penjualan atas mempengaruhi risiko penemuan yang direncanakan.
mobil perusahaan yang telah dipakai. 4. Perancangan pengujian: informasi yang diperoleh
digunakan untuk merancang pengujian terinci atas transaksi
Otorisasi (authorization) adalah keputusan tentang maupun saldo, prosedur analitis, pengujian substantif.
kebijakan baik untuk transaksi yang bersifat umum maupun
khusus. Persetujuan (approval) adalah implementasi dari Untuk memahami elemen struktur pengendalian intern,
keputusan otorisasi umum manajemen. auditor harus mempertimbangkan 2 aspek:
1. Rancangan berbagai kebijakan dan prosedur dalam
3. Dokumen dan catatan yang memadai. masing-masing elemen struktur pengendalian.
Adalah obyek fisik dengan mana transaksi dimasukkan dan 2. Memastikan bahwa elemen-elemen tersebut telah
diikhtisarkan, berfungsi sebagai penghantar informasi ke ditempatkan alam operasi.
seluruh bagian organisasi klien dan antara organisasi yang
berbeda. Contoh: faktur penjualan, permintaan pembelian, Penetapan dan Keputusan
buku tambahan, jurnal penjualan, kartu absen. Setelah memahami struktur pengendalian intern, dilakukan
penetapan khusus:
Prinsip-prinsip relevan dalam membuat rancangan dan 1. Menetapkan apakah laporan keuangan dapat diaudit.
penggunaan dokumen dan catatan yang pantas: 2. Menetapkan tingkat risiko pengendalian yang didukung
a. Berseri dan prenumbered. oleh pemahaman yang diperoleh.
b. Disiapkan pada saat terjadi transaksi, atau segera 3. Menetapkan apakah diharapkan tingkat risiko
sesudahnya. pengendalian yang lebih rendah dapat didukung.
c. Cukup sederhana. 4. Memutuskan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan
d. Dirancang sedapat mungkin untuk multiguna, shg yang pantas untuk digunakan.
meminimalkan bentuk yang berbedabeda.
e. Dirancang dalam bentuk yang mendorong penyajian yang Pengujian atas Pengendalian (Test of Control)
benar. Yaitu prosedur untuk menguji efektifitas yang mendukung
pengurangan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan. Apabila hasil pengujian atas pengendalian mendukung
rancangan kebijakan dan prosedur pengendalian seperti

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 930
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

yang diharapkan, auditor dapat terus menggunakan tingkat 2. Identifikasi pengendalian spesifik: mengidentifikasi
risiko pengendalian yang ditetapkan seperti yang kebijakan dan prosedur yang berperan dalam pencapaian
direncanakan. Bila tidak, tingkat risiko pengendalian masing-masing tujuan.
tersebut harus dipertimbangkan kembali. 3. Identifikasi dan evaluasi kelemahan, dengan cara:
a. Identifikasi pengendalian yang ada.
Prosedur untuk pengujian atas pengendalian: b. Identifikasi ketiadaan pengendalian kunci.
1. Tanya jawab dengan pegawai suatu satuan usaha yang c. Tentukan salah saji yang besar dan potensial yang
tepat. mungkin dihasilkan.
2. Pemeriksaan dokumen, catatan, dan laporan. d. Pertimbangkan kemungkinan pengendalian
3. Pengamatan aktifitas berkenaan dengan pengendalian. pengganti.
4. Pelaksanaan ulang prosedur klien. 4. Matriks risiko pengendalian: untuk membantu
mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan,serta risiko
Luas Penerapan Pengujian Pengendalian pengendalian.
Trgantung pada tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan 5. Menetapkan risiko pengendalian: berdasarkan matriks
yang dikehendaki. Jika tingkat risiko yang ditetapkan risiko pengendalian.
rendah, digunakan lebih banyak pengujian pengendalian 6. Mengkomunikasikan kondisi yang dapat dilaporkan dan
baik jumlah pengendalian yang diuji maupun luas pengujian masalah terkait: ilakukan melalui komunikasi komite audit
atas setiap pengendalian. dan surat kepada manajemen (management letters).
Risiko Penemuan dan Rencana Pengujian atas Saldo Kondisi yang dapat dilaporkan (reportable condition) adalah
Laporan Keuangan informasi yang berkaitan dengan kelemahan atau
Jika tingkat risiko pengendalian di bawah maksimum, akan kekurangan yang besar dalam rancangan atau operasi
didukung oleh pengujian atas pengendalian yang spesifik, struktur pengendalian intern.
kemudian dikaitkan dengan tujuan spesifik audit untuk
akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi utama. BAB 9 - ARENS
RENCANA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman MENYELURUH
1. Mendapatkan pemahaman lingkungan pengendalian,
prosedur penetapan risiko, sistem komunikasi dan informasi
akuntansi, serta metode pemantauan pada tingkat kerincian
yang wajar.
2. Mengidentifikasi pengendalian spesifik yang akan Jenis pengujian dasar yang dipakai dalam menentukan
mengurangi risiko pengendalian dan melakukan penetapan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar:
risiko pengendalian.
3. Menguji efektifitas pengendalian. Tugas auditor dalam 1. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur
perolehan pemahaman struktur pengendalian intern adalah pengendalian intern. Selama tahap ini, auditor harus
untuk menemukan elemen struktur pengenalian intern, memusatkan perhatiannya pada rancangan dan operasi dari
melihat apakah telah itempatkan dalam operasi, aspek-aspek struktur pengendalian intern sampai seluas
mendokumentasikan informasi yang diperoleh dengan cara yang diperlukan untuk dapat merencanakan audit dengan
yang baik. efektif.
Prosedur yang berkaitan dengan perancangan dan 2. Pengujian atas pengendalian intern. Pengujian diarahkan
penempatan dalam operasi: pada efektifitas pengendalian, baik dalam rancangan
1. Pengalaman auditor dalam periode sebelumnya atas maupun operasinya.
satuan usaha tersebut.
2. Tanya jawab dengan pegawai klien. 3. Pengujian substantif atas transaksi. Adalah prosedur yang
3. Kebijakan dan pedoman sistem klien. dirancang untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan
4. Inspeksi dokumen dan catatan. dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi
5. Pengamanan atas aktivitas dan operasi satuan usaha. kebenaran saldo laporan keuangan.
Dokumentasi dari Pemahaman: Jenis pengujian substantif:
1. Deskripsi naratif. a. pengujian atas transaksi.
2. Bagan arus. b. prosedur analitis.
3. Kuesioner pengendalian intern. c. pengujian terinci atas saldo.
Penetapan Risiko Pengendalian 4. Prosedur analitis. Mencakup perbandingan jumlah yang
Setelah auditor mendapatkan informasi deskriptif dan dicatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor.
bahan bukti dalam mendukung rancangan dan operasi
struktur pengendalian intern, maka dibuat penetapan risiko 5. Pengujian terinci atas saldo. Memusatkan pada saldo
pengendalian untuk masing-masing jenis transaksi dalam akhir buku besar baik untuk akun-akun neraca maupun laba
masing-masing siklus transaksi. rugi, tetapi penekanan utama pada kebanyakan pengujian
tirinci atas saldo aalah neraca.
Langkah-langkah Penetapan Risiko Pengendalian:
1. Identifikasi tujuan audit berkait transaksi: penetapan Hubungan antara Pengujian dan Bahan Bukti
tujuan rinci pengendalian intern bagi masing-masing jenis Jenis pengujian dari yang termurah hingga termahal:
transaksi utama suatu satuan usaha.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 931
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Prosedur analitis: relatif muah untuk membuat


perhitungan dan perbandingan.
2. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur
pengendalian intern dan pengujian atas pengendalian:
seringkali pengujian atas pengendalian dapat dilakukan
dalam sejumlah besar pos atau unsur dalam beberapa
menit.
3. Pengujian substantif atas transaksi: seringkali diperlukan
penghitungan kembali dan penelusuran.
4. Pengujian terinci atas saldo: dibutuhkan biaya untuk
mengirim konfirmasi dan menghitung aktiva.
Hubungan antara pengujian atas pengendalian dengan
pengujian substantif
Penyimpangan dalam pengujian atas pengendalian adalah
indikasi kemungkinan kekeliruan atau ketidakberesan yang
mempengaruhi nilai rupiah laporan keuangan. Sedangkan
penyimpangan dalam pengujian substantif adalah salah saji
laporan keuangan.
1. Tahap I: Perencanaan dan perancangan pendekatan
audit.
a. Perencanaan awal.
b. Dapatkan informasi mengenai latar belakang.
c. Dapatkan informasi tentang kewajiban hukum klien.
d. Laksanakan prosedur analitis penahuluan.
e. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang
dapat diterima dan risiko bawaan.
f. Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan
risiko pengendalian.
g. Kembangkan rencana dan program audit menyeluruh.
2. Tahap II: Pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
Merencanakan untuk mengurangi tingkat tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan:
a. Lakukan pengujian atas pengujian.
b. Lakukan pengujian substantif atas transaksi.
c. Tetapkan kemungkinan salah saji dalam laporan
keuangan.
3. Tahap III: Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian
terinci atas saldo.
a. Lakukan prosedur analitis.
b. Lakukan pengujian atas pos-pos kunci.
c. Lakukan pengujian terinci tambahan.
4. Tahap IV: Penyelesaian audit dan penerbitan laporan Bauran Bahan Bukti:
audit.
a. Telaah kewajiban bersyarat.
b. Telaah peristiwa kemudian.
c. Kumpulkan bahan bukti akhir.
d. Evaluasi hasil.
e. Terbitkan laporan audit.
f. Bicarakan dengan komite audit dan manajemen.
Hubungan antara Jenis Pengujian dan Bahan Bukti:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 932
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Perancangan Program Audit


1. Pengujian atas transaksi.
Mencakup bagian penjelasan yang mendokumentasikan
pemahaman yang diperoleh mengenai struktur
pengendalian intern, gambaran prosedur yang dilaksanakan
untuk memahaminya, dan rencana tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan.
2. Prosedur analitis.
Dilakukan dalam tahap perencanaan untuk membantu
auditor menentukan bahan bukti lain yang diperlukan untuk
memenuhi risiko audit yang diinginkan, selama pelaksanaan
audit bersama-sama dengan pengujian atas transaksi an
pengujian terinci atas saldo, mendekati penyelesaian akhir
audit sebagai pengujian kelayakan akhir.
3. Pengujian terinci atas saldo.
Rancangan pengujian ini biasanya merupakan bagian paling
sukar dalam keseluruhan proses perencanaan. Perancangan
prosedur tersebut bersifat subyektif dan memerlukan
pertimbangan profesional.
Langkah-langkah alam melaksanakan pengujian terinci
atas saldo:
a. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang
dapat diterima dan risiko bawaan.
b. Tetapkan risiko pengendalian.
c. Rancang dan perkirakan hasil pengujian atas transaksi dan
prosedur analitis.
d. Rancang pengujian terinci atas saldo untuk memenuhi
tujuan spesifik audit. BAB 10 - ARENS
Hubungan Tujuan Pengendalian Intern dengan Tujuan AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN
KAS : PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN
Audit PENGUJIAN SUBSTANSTIF ATAS TRANSAKSI
Meskipun seluruh tujuan pengendalian intern telah
dipenuhi, auditor akan tetap mengandalkan terutama
kepada tujuan pengendalian substantif untuk memenuhi
tujuan kepemilikan dan pengungkapan, tujuan penilaian
untuk penurunan dalam nilai, dan tujuan klasifikasi untuk
penyajian laporan keuangan.
Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan
Program Audit: dan proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan
atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada
pelanggan.
Fungsi-Fungsi Usaha Dalam Siklus dan Dokumen dan
Catatan Terkait.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 933
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Pemahaman atas fungsi yang ada bermanfaat untuk b. besar sampel.


memahami bagaimana pelaksanaan audit dalam siklus ini. c. pos atau unsur yang dipilih.
Fungsi dalam siklus penjualan dan penerimaan kas:
Metodologi perancangan pengujian atas pengendalian dan
1. Pemrosesan Order Pelanggan pengujian substantif atas transaksi untuk penjualan.
Permintaan barang oleh pelanggan merupakan titik awal 1. Memahami struktur pengendalian intern-penjualan
keseluruhan siklus. Order penjualan adalah permintaan 2. Menaksir risiko pengendalian yang direncanakan
barang dagangan oleh pelanggan. Dokumen yang digunakan penjualan
untuk mencatat deskripsi,
jumlah dan informasi yang terkait adalah Order Penjualan Empat langkah menaksir risiko pengendalian:
(sales order). a. Auditor membutuhkan kerangka acuan untuk menaksir
risiko pengendalian.
2. Persetujuan Penjualan secara Kredit b. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern
Praktik yang lemah dalam persetujuan penjualan secara kunci.
kredit seringkali menyebabkan besarnya piutang tak c. Setelah mengidentifikasikan pengendalian dan
tertagih dan piutang usaha menjadi tak tertagih. kelemahannya, auditor memadukan dengan tujuan.
d. Auditor menaksir risiko pengendalian untuk setiap
3. Pengiriman Barang dengan mengevaluasi kelemahan dan pengendalian untuk
Merupakan titik awal penyerahan aktiva perusahaan dan setiap tujuan.
kebanyakan perusahaan mengakui penjualan pada saat
barang dikirimkan. Dokumen pengiriman adalah dokumen Beberapa pengendalian intern kunci:
yang dibuat untuk mengirimkan barang yang berisi deskripsi a. Pemisahan tugas yang memadai
atas barang dagangan, jumlah yang dikirim, dan data lain b. Otorisasi yang semestinya
yang relevan. c. Dokumen dan catatan yang memadai
d. Dokumen yang prenumbered
4. Penagihan ke Pelanggan dan Pencatatan Penjualan e. Pengiriman rekening bulanan
Penagihan ke pelanggan merupakan alat pemberitahuan ke f. Prosedur verifikasi intern
pelanggan mengenai jumlah yang ditagih atas barang
tersebut, dan penagihan harus dilaksanakan dengan benar 3. Evaluasi untung rugi pengujian atas pengendalian:
dan tepat waktu. Aspek penting dari penagihan adalah memutuskan apakah pengujian substantif akan dikurangi
meyakinkan bahwa semua pengiriman telah tertagih, tidak secukupnya guna mempertimbangkan “cost” untuk
ada pengiriman lebih dari sekali, dan penagihan dengan melakukan pengujian atas pengendalian.
jumlah yang benar.
4. Merancang pengujian atas pengendalian untuk
5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas penjualan: memeriksa berbagai jenis dokumen, seperti
Pertimbangan utama adalah kemungkinan aset dicuri, salinan faktur penjualan, mengamati nomor atau faktur
pencurian dapat terjadi sebelum penerimaan atau yang hilang atau ganda atau diluar urutan normal.
sesudahnya. Nota Pembayaran adalah dokumen yang
menyertai faktur penjualan yang dikirim ke pelanggan dan 5. Merancang pengujian substantif atas transaksi penjualan
dikembalikan ke penjual dengan pembayaran tunai.
a. Penjualan yang dicatat benar-benar ada. Dua
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan kemungkinan salah saji: penjualan tercatat untuk
Harga Penjualan pengiriman yang tidak dilakukan dan pengiriman dilakukan
Nota kredit adalah dokumen yang berisi pengurangan ke pelanggan fiktif.
jumlah yang ditagih dari pelanggan karena ada
pengembalian barang atau pengurangan harga. Jurnal retur b. Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat
dan pengurang harga penjualan: jurnal untuk mencatat (kelengkapan). Titik awal pengujian eksistensi adalah jurnal.
retur dan pengurang harga penjualan. c. Penjualan dicatat secara akurat. Keakuratan pencatatan
7. Penghapusan Piutang tak Tertagih: biasanya terjadi transaksi penjualan berkenaan dengan pengiriman jumlah
setelah pelanggan pailit atau piutan dialihkan ke agen barang yang dipesan, kebenaran penagihan atas jumlah
penagihan. yang dikirim dan kebenaran pencatatan jumlah yang ditagih
dalam catatan akuntansi.
8. Penyisihan Piutang tak Tertagih: menggambarkan nilai
sisa, hasil dari penyesuaian akhir periode oleh manajemen d. Penjualan yang dicatat telah diklasifikasi dengan
atas perhitungan piutang tak tertagih. semestinya. Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk
menentukan memadainya klasifikasi transaksi tertentu.
Metodologi perancangan pengujian atas pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi untuk penjualan. e. Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat.
1. Pahami struktur pengendalian intern.
2. Tetapkan risiko pengendalian yang direncanakan f. Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya dan di
penjualan. berkas induk dan ikhtisarkan dengan benar.
3. Evaluasi biaya manfaat dari menguji pengendalian.
4. Rancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian Tujuan audit berkait transaksi untuk penjualan.
subtantif atas transaksi penjualan untuk  Keberadaan: Penjualan tercatat adalah untuk
memenuhi tujuan audit berkait transaksi. pengiriman aktual yang dilakukan kepada pelanggan
a. prosedur audit. non fiktif

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 934
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

 Kelengkapan: Penjualan yang ada telah dicatat membongkar penerimaan kas yang belum disetor, setoran
 Akurasi: Penjualan yang tercatat adalah untuk yang tidak dicatat.
jumlah barang yang dikirim dan ditagih dan dicatat
 dengan benar. 3. Pengujian untuk menentukan lapping piutang usaha.
 Klasifikasi: Transaksi penjualan diklasifikasi dengan Lapping adalah menangguhkan pencatatan penerimaan
pantas. piutang untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas.Hal
 Tepat Waktu: Penjualan dicatat dalam waktu yang ini dapat dicegah melalui pemisahan tugas.
tepat.
 Posting dan Pengikhtisaran: Transaksi penjualan Pengujian Audit atas Piutang tak Tertagih
dimasukan dengan pantas berkas induk dan Perhatian utama dalam menguji penghapusan piutang tak
diikhtisarkan dengan benar. tertagih adalah kemungkinan klien untuk menutupi
defalkasi dengan menghapus piutang yang telah tertagih.
Tujuan audit berkait transaksi untuk Penerimaan Kas Pengendalian untuk mencegah kekeliruan ini adalah
 Keberadaan: penerimaan kas yang dicatat adalah otorisasi yang pantas atas penghapusan piutang oleh
dana yang secara aktual diterima oleh perusahaan. tingkat manajemen yang telah ditentukan, hanya setelah
 Kelengkapan: kas yang diterima telah dicatat dalam penyelidikan menyuluruh tentang alasan mengapa
jurnal penerimaan kas. pelanggan tidak dapat membayar.
 Akurasi: penerimaan kas yang dicatat telah disetor Pengendalian Intern Tambahan atas Transaksi-Transaksi
dan dicatat pada nilai yang diterima. Neraca
 Klasifikasi: penerimaan kas diklasifikasikan dengan Nilai yang dapat direalisasi (realizable value):
pantas. tujuan audit berkait transaksi untuk piutang dagang yang
 Tepat Waktu: penerimaan kas dicatat dalam waktu penting karena kolektibilitas piutang seringkali merupakan
yang sesuai. pos utama dalam laporan keuangan, dan merupakan
 Posting dan Pengikhtisaran: penerimaan kas permasalahan pada sejumlah kasus tentang tanggungjawab
dimasukan dengan semestinya dalam berkas induk akuntan.
dan diiktisarkan dengan benar.
Pengendalian yang lazim untuk tujuan “realizable value”
Format Rancangan dan Format Pelaksanaan ö Persetujuan kredit oleh orang yang berwenang.
Dalam mengubah dari satu format rencangan menjadi ö Penyiapan neraca saldo piutang usaha menurut umur
format pelaksanaan, prosedur-prosedur tersebut secara periodik untuk direview dan ditindaklanjuti oleh
digabungkan. Ini akan: personel manajemen yang berwenang.
ö Suatu kebijakan penghapusan atas piutang yang tidak
1. Menghilangkan prosedur ganda. tertagih bilaman piutang tidak akan dapat ditagih lagi.
2. Meyakinkan bahwa kalau suatu dokumen diuji, seluruh
prosedur yang berhubungan dengan dokumen tersebut Dampak dari Hasil Pengujian atas Transaksi
dilakukan pada saat yang sama. Bagian audit yang sangat dipengaruhi oleh pengujian atas
3. Memungkinkan auditor untuk menjalankan prosedur transaksi siklus penjualan dan penerimaan kas adalah saldo-
dengan cara yang paling efektif. saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih dan
penyisihan piutang tak tertagih. Dampak paling besar dari
Pengendalian Intern, Pengujian atas Pengendalian dan hasil pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif
Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penerimaan Kas. atas transaksi dalam siklus penjualan dan penerimaan kas
Metodologi dalam merancang pengujian atas transaksi adalah terhadap konfirmasi piutang usaha. Jenis konfirmasi,
penerimaan kas: ukuran sample, dan saat pelaksanaanpengujian dipengaruhi
1. Tujuan audit berkait transaksi ditentukan. baik oleh pengujian atas pengendalian maupun pengujian
2. Pengendalian intern kunci bagi tiap tujuan ditentukan. substantif atas transaksi.
3. Pengujian atas pengendalian dikembangkan untuk
masing-masing tujuan.
4. Dikembangkan pengujian substantif atas transaksi bagi BAB 11 - ARENS
kekeliruan moneter dikaitkan dengan tiap tujuan. SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Bagian penting dari tanggung jawab auditor di dalam audit
penerimaan kas adalah identifikasi kelemahan stuktur
pengendalian intern yang meningkatkan kemungkinan
kecurangan.
1. Mementukan apakah kas yang diterima telah dicatat: Setelah auditor memutuskan prosedur yang dipilih dan
menelusuri dari nota pembayaran yang prenumbered atau kapan harus dilaksanakan, perlu dilakukan penentuan
daftar penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas dan jumlah pos atau unsur yang memadai sebagai sampel dari
buku tambahan piutang sebagai pengujian substantif atas populasi dam unsur mana yang dipilih.
pencatatan kas yang benar-benar diterima.
Sampel yang Representatif
2. Menyiapkan pembuktian atas penerimaan kas: Tujuan auditor memilih sampel suatu populasi aalah untuk
bermanfaat untuk menguji apakah seluruh penerimaan kas mendapatkan sampel yang representatif, yaitu sampel yang
telah disetor ke rekening bank dan menemukan penerimaan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi.
kas yang tidak dicatat ke jurnal atau selang waktu dalam
melakukan setoran, tetapi akan membantu dalam
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 935
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Dalam praktik, auditor tidak dapat mengetahui apakah


suatu sampel representatif, bahkan setelah semua
pengujian telah selesai. Untuk meningkatkan kemungkinan
suatu sampel menjai representatif dengan menggunakan
kecermatan dalam merancang, menyeleksi, dan
mengevaluasinya.
Hal yang dapat mengakibatkan hasil sampel menjadi tidak
representatif:
1. Kekeliruan nonsampling (nonsampling error)
2. Kekeliruan sampling (samplin error)
Risiko terjadinya hal tersebut disebut risiko nonsampling
dan risiko sampling. Metode Seleksi Sampel NonProbabilitas
Adalah metode seleksi sampel dengan tidak didasarkan
1. Risiko nonsampling: terjadi apabila pengujian audit tidak pada probabilitas matematis, melainkan didasarkan pada
mengungkapkan adanya pengecualian dalam sampel akibat pengetahuan dan keterampilan auditor dalam menerapkan
kegagalan auitor untuk mengetahui adanya pengecualian pertimbangan profesional, sehingga representatif tidaknya
dan prosedur audit yang tidak memadai atau tidak efektif. sampel mungkin sulit ditentukan.
2. Risiko sampling: merupakan bagian yang melekat pada
sampling yang disebabkan pengujian yang lebih kecil dari Terdiri dari:
keseluruhan populasi. 1. Seleksi sampel terarah (direct sample direction):
pemilihan sampel berdasarkan kriteria pertimbangan
Cara mengurangi risiko sampling: profesional yang dibuat oleh auditor dengan memilih unsur
1. meningkatkan ukuran sampel. yang akan disampel menurut kriterianya, seperti unsur yang
2. menggunakan metode seleksi pos atau unsur sampel dari paling mungkin mengandung salah saji, unsur yang
populasi yang memadai. mengandung karakteristik populasi terpilih, jumlah rupiah
terbesar yang tercakup.
Sampling Statistik Kontra NonStatistik
Metode sampling audit: 2. Sampling blok : seleksi beberapa unsur secara berurutan.
1. Metode statistik. Penggunaan metode ini dapat diterima hanya jika
2. Metode nonstatistik. digunakan jumlah blok yang cukup.

Persamaannya adalah ada 4 bagian dalam metode statistik 3. Seleksi sembarangan: auditor mengamati suatu populasi
dan nonstatistik: dan memilih unsur untuk sampel tanpa memperhatikan
1. Perencanaan sampel, tujuannya untuk menjamin bahwa ukuran, sumber, atau karakteristik lain yang membedakan,
pengujian audit dilaksanakan dengan cara yang sesuai untuk auitor berupaya untuk menyeleksi tanpa memihak.
memberikan risiko sampling yang diinginkan untuk Kelemahannya adalah kesulitan auditor untuk sama sekali
meminimalkan kekeliruan nonsampling. tidak memihak dalam memilih unsur yang menjadi sampel.
2. Seleksi sampel, meliputi keputusan bagaimana memilih
unsur sampel dari populasi. Metode Seleksi Sampel Probabilitas
3. Pelaksanaan pengujian, adalah pemeriksaan dokumen Langkah yang harus dilakukan:
dan melakukan pengujian audit lainnya. 1. Population of interest harus diterapkan. Populasi harus
4. Evaluasi hasil, mencakup penarikan kesimpulan ditetapkan konsisten dengan tujuan audit dan sampling
berdasarkan pengujian audit. yang mendasari sampel yang diambil.
2. Sampling harus ditetapkan.

Perbedaan metode statistik dan nonstatistik: Metode yang digunakan untuk memperoleh sampel
probabilitas:
1. Seleksi sampel acak sederhana.
Adalah sampel di mana setiap kombinasi yang mungkin dari
unsur-unsur dalam populasi yang memiliki kesempatan
sama untuk menjadi sampel.
2. Seleksi sampel sistematis.
Auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih
unsur sampel secara metodis berdasarkan besarnya
interval.
3. Probabilitas proporsional dengan ukuran.
Pengambilan sampel di mana probabilitas untuk memilih
item populasi tunggal adalah proporsional terhadap jumlah
yang dicatat.
4. Seleksi sampel tersratifikasi

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 936
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Sampling Atribut (Attributes Sampling) Adalah metode 1. Seleksi acak kontra pengukuran statistik: seleksi acak
statistik yang digunakan untuk mengestimasi proporsi merupakan bagian dari sampling statistik.
unsur-unsur dalam satu populasi yang mengandung 2. Dokumentasi yang memadai: untuk mengevaluasi hasil
karakteristik atau atribut yang menjadi kepentingan. gabungan dari seluruh pengujian dan sebagai dasar untuk
Proporsi ini disebut tingkat keterjadian (occurance rate) dan mempertahankan hasil pelaksanaan audit apabila
merupakan rasio dari unsur yang mengandung atribut dibutuhkan.
khusus terhadap jumlah unsur populasi. 3. Kebutuhan akan pertimbangan profesional: evaluasi akhir
atas kecukupan penerapan keseluruhan sampling atribut,
Auditor berkepentingan dengan terjadinya beberapa jenis termasuk kecukupan ukuran sampel, juga harus didasarkan
pengecualian dalam populasi data akuntansi berikut: atas pertimbangan profesional pada tingkat yang tinggi.
1. Deviasi terhadap prosedur pengendalian yang dibuat
klien.
2. Kekeliruan atau penyimpangan moneter dalam populasi BAB 12 - ARENS
data transaksi. MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS
3. Kekeliruan atau penyimpangan moneter alam populasi PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS : PIUTANG
rincian saldo akun. USAHA

Tingkat keterjadian atau pengecualian dalam sampling acak


atau sistematik adalah merupakan ukuran yang tidak bias
atas/dari tingkat pengecualian dalam keseluruhan populasi.
Dalam menggunakan sampling atribut, auditor terutama Tujuan audit terkait dengan saldo piutang usaha
berkepentingan untuk mengetahui tingkat deviasi yang 1. Piutang usaha pada neraca saldo menurut umur cocok
paling mungkin. Jadi, auditor mengarahkan pada upper limit dengan jumlah pada file master dan jumlah total telah
teratas dari estimasi interval. Batas ini disebut computed ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan buku besar
upper exception rate (CUER) atau tingkat deviasi tertinggi (detail tie-in).
yang dihitung dalam pengujian pengendalian dan pengujian 2. Piutang usaha yang dicatat adalah ada (existence).
substantif atas transaksi. 3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya
(completeness).
Distribusi Sampling 4. Piutang usaha secara mekanis adalah akurat (accuracy).
Adalah suatu frekuensi distribusi dari hasil-hasil atas seluruh 5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan tepat
sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu yang (classification).
dapat diperoleh dari populasi yang berisi beberapa 6. Piutang usaha dicatat dalam periode yang sesuai (cut off).
parameter spesifik. Estimasi atribut didasarkan pada 7. Piutang usaha dinilai dengan memadai pada nilai yang
distribusi binomial, yaitu distribusii dari seluruh sampel dapat direalisir (realizable value).
yang mungkin di mana unsur-unsur populasi masing-masing 8. Piutang usaha benar-benar sah dimiliki klien (rights).
memiliki satu atau dua pernyataan yang mungkin. 9. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah
memadai (presentation & disclosure).
Penggunaan Sampling Atribut dalam Audit
Metodologi Perancangan Pengujian Terinci atas Saldo
Langkah-langkah: untuk Piutang Usaha
1. Perencanaan sampel. 1. Tentukan materialitas an tetapkan risiko audit yang dapat
a. Nyatakan tujuan dari pengujian audit: biasanya untuk diterima dan risiko bawaan untuk piutang usaha.
menguji pengendalian dalam satu siklus 2. Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan
tertentu. penerimaan kas.
b. Definisikan atribut dan kondisi deviasi. 3. Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian,
c. Definisikan populasi. pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis
d. Definisikan unit sampling: dibuat konsisten dengan tujuan untuk siklus penjualan dan penerimaan kas.
pengujian audit. 4. Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo
e. Tentukan tingkat deviasi yang dapat ditoleransi. piutang usaha.
f. Tentukan risiko pengendalian lebih yang dapat diterima. 5. Rancang pengujian terinci atas piutang usaha untuk
g. Estimasikan tingkat deviasi populasi. memenuhi tujuan spesifik audit:
h. Tentukan ukuran sampel awal. a. Prosedur audit.
b. Besar sampel.
2. Seleksi sampel dan pelaksanaan pengujian. c. Pus/unsur yang dipilih.
i. Pilih sampel secara acak. d. Saat pelaksanaan.
j. Laksanakan proseur audit.
Pengujian Terinci atas Saldo
3. Evaluasi hasil. Pengujian terinci atas saldo untuk semua siklus langsung
k. Generalisasikan dari sampel untuk populasi. diarahkan pada akun-akun neraca, akun laba rugi tidak
l. Analisa deviasi. diabaikan tetapi akan diverifikasi sebagai hasil sampingan
m. Putuskan akseptabilitas populasi tersebut. dengan pengujian neraca.
Pertimbangan Lain Konfirmasi piutang usaha merupakan pengujian terinci atas
Beberapa pertimbangan penting yang berkaitan dengan piutang usaha yang paling penting. Pengujian terinci atas
pemilihan ukuran sampel yang pantas dan penarikan saldo piutang usaha ditekankan pada tujuan audit saldo
kesimpulan atas hasil-hasilnya: piutang usaha (seperti dijelaskan di atas).

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 937
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

3. Dokumen pengiriman.
Konfirmasi Piutang Usaha 4. Korespondensi dengan klien.
Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan
keabsahanpenilaian, dan cut off. AICPA mensyaratkan Analisis Perbedaan
dilakukannya konfirmasi atas piutang usaha kecuali jika Konfirmasi yang diterima dan terdapat perbedaan perlu
jumlahnya tiak material, konfirmasi yang diterima lambat an ditindaklanjuti. Perbedaan tersebut mungkin timbul karena
diragukan keandalannya, serta bila risiko bawaan an risiko perbedaan waktu antara catatan klien dengan catatan
pengendalian rendah sehingga dapat digunakan prosedur pelanggan, seperti:
alternatif pengumpulan bukti. Konfirmasi yang dikirim klien
harus diawasi oleh auditor dan hasil konfirmasinya langsung 1. Pembayaran telah dilakukan: pelanggan telah membayar
dikirim kepada auditor. sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum
menerimanya untuk dicatat.
Keputusan Konfirmasi 2. Barang belum diterima: klien mencatat penjualan pada
Dalam melaksanakan prosedur konfirmasi, auditor harus tanggal pengiriman sedangkan pelanggan mencatat
memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan, saat pembelian saat barang diterima.
pelaksanaan prosedur, ukuran sampel, dan unsur individual 3. Barang telah dikembalikan: kelalaian klien mencatat nota
yang akan dipilih. kredit, seperti perbedaan waktu atau pencatatan retur dan
pengurangan harga penjualan yang tidak memadai.
1. Jenis konfirmasi: positif (konfirmasi yang dialamatkan 4. Kekeliruan klerikal dan jumlah yang diperselisihkan:
kepada debitur yang meminta konfirmasi darinya secara pelanggan menyatakan bahwa terdapat kekeliruan dalam
langsung apakak saldo yang dinyatakan alam permintaan harga yang dibebankan untuk barang, barang rusak,
konfirmasi adalah benar atau tidak), atau negatif kuantitas barang yang benar belum diterima, dsb.
(konfirmasi dialamatkan kepada debitur tetapi hanya
meminta jawaban apabila dia tiak sepakat dengan jumlah
yang dinyatakan) Konfirmasi negatif dapat diterima hanya BAB 13 - ARENS
jika semua kondisi berikut terpenuhi:\ MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS
a. Piutang usaha terdiri dari sejumlah besar saldo akun yang PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS : PIUTANG
kecil. USAHA
b. Gabungan risiko pengendalian yang ditetapkan dan risiko
bawaan adalah rendah.
c. Tidak ada alasan konfirmasi tersebut tidak akan
diperhatikan.
Dalam pengujian atas transaksi, perhatian utama diberikan
2. Saat pelaksanaan: bahan bukti yang paling andal dari terhadap pengujian efektivitas pengendalian intern dengan
konfirmasi diperoleh apabila dikirimkan sedekat mungkin menggunakan pengujian atas pengendalian. Dalam
dengan tanggal neraca. pengujian terinci atas saldo perhatian utama adalah baik
mengenai efektifitas pengendalian dan ketepatan moneter
3. Ukuran sampel yang akan dikonfirmasi: tergantung pada dalam sistem akuntansi.
salah saji yang ditolerir, risiko bawaan, risiko pengendalian,
risiko deteksi, dan jenis konfirmasi. Sifat dari Permasalahan untuk Pengujian Terinci atas Saldo
Tujuan auditor mengambil sample: untuk menentukan
4. Seleksi unsur untuk pengujian: biasanya dilakukan apakah saldo akun yang diaudit disajikan secara wajar. Tiga
dengan stratifikasi. keputusan utama yang harus dibuat oleh auditor dalam
proses sampling:
Apabila konfirmasi positif tidak ditanggapi, auditor perlu
menguji lagi penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi, 1. Menentukan ukuran sample.
memastikan tidak ada sales invoice ganda, menelusuri Dengan menggunakan model risiko audit (risiko deteksi =
dokumen pengiriman, dan berkorespondensi dengan klien. risiko audit/risiko bawaan x risiko pengendalian), masing-
masing faktor dalam model ditambah materialitas, akan
Tindak Lanjut atas Konfirmasi mempengaruhi ukuran sample yang memadai.
Setelah unsur-unsur yang dikonfirmasi dipilih, auditor harus 2. Seleksi unsur-unsur populasi.
mempertahankan kendali atas konfirmasi sampai konfirmasi Sampling terstratifikasi merupakan suatu metode sampling
tersebut kembali dari pelanggan. Apabila konfirmasi yang dimana seluruh unsur dalam populasi dibagi menjadi dua
dikirim tidak dikembalikan oleh pelanggan, perlu dilakukan atau lebih subpopulasi, sampling dilakukan untuk masing-
tindak lanjut dengan prosedur alternatif. Tujuannya adalah masing strata. Tujuan stratifikasi adalah untuk
untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi, apakah memungkinkan auditor memberikan penekanan lebih
piutang tersebut absah dan disajikan dengan memadai pada terhadap unsur populasi tertentu dan kurang terhadap
tanggal konfirmasi. Untuk setiap konfirmasi positif yang lainnya.
tidak dikembalikan, dokumenasi berikut dapat diperiksa
guna memverifikasi keabsahan dan penilaian transaksi 3. Mengevaluasi hasil sampling.
penjualan individual yang membentuk saldo akhir piutang Sampling statistik: jumlah kemungkinan perbedaan antara
usaha: estimasi titik dan salah saji populasi yang sebenarnya
disebut presisi statistik, dapat diukur secara formal.
1. Penerimaan kas kemudian (penerimaan kas setelah
tanggal konfirmasi). Sampling non statistik: tidak dapat secara formal mengukur
2. Salinan faktur penjualan. presisi estimasi titik dan harus secara subjektif

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 938
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

mempertimbangkan kemungkinan bahwa salah saji populasi yang tinggi atau sedang. Oleh karena itu suatu estimasi
yang sebenarnya melebihi jumlah yang ditolelir. tingkat kekeliruan nol atau 1% adalah biasa jika sampling
mata uang yang digunakan.
Sampling Unit Mata Uang
Sampling unit mata uang juga disebut sampling unit 7. Pilih Sample secara Acak
moneter, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling Untuk memilih rupiah unit sampel adalah terlebih dahulu
dengan probabilitas yang proporsional dengan ukuran. memilih suatu sample acak dari unit mata uang tersebut.
Metode sampling ini digunakan untuk menjelaskan Juga perlu untuk mengidentifikasi unit fisik yang
penentuan ukuran sample, seleksi sample dan evaluasi hasil berhubungan dengan masing-masing unit mata uang. Unit
untuk pengujian terinci atas saldo. mata uang diperlukan untuk menghitung hasil statistik,
sedangkan unit fisik diperlukan untuk melakukan pengujian.
Langkah Sampling Unit Mata Uang
1. Nyatakan tujuan dari pengujian Audit 8. Laksanakan Prosedur Audit
Tujuan sampling unit mata uang adalah untuk menentukan Terlebih dulu auditor memilih sample atas dasar unit rupiah
estimasi kekeliruan di dalam populasi yang diaudit dan dan mengidentifikasikan unit fisik yang berisikan unit
untuk memutuskan apakah populasi dinyatakan secara rupiah. Kemudian auditor menerapkan prosedur audit yang
wajar. Nilai dari estimasi kekeliruan dalam sampling unit tepat untuk menentukan apakah masing-masing unit fisik
mata uang disebut batas kekeliruan. berisi kekeliruan atau tidak.
2. Definisikan Kondisi Kekeliruan 9. Generalisasikan dari Sample ke Populasi
Populasi (sampling unit mata uang) didefinisikan sebagai Empat aspek penting dalam melakukan generalisasi dari
populasi rupiah yang tercatat. Auditor kemudian sample ke populasi dengan menggunakan sampling unit
mengevaluasi apakah populasi tercatat lebih saji atau mata uang:
kurang saji. a. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung
hasil.
3. Definisikan Unit Sampling b. Hasil sampling atribut harus dikonversikan menjadi unit
Ciri penting dari sampling unit mata uang adalah: rupiah.
a. Definisi dari unit sampling sebagai rupiah individual c. Auditor harus membuat suatu asumsi mengenai
dalam suatu saldo akun. persentase kekeliruan untuk masing-masing unsur populasi
b. Penekanan otomatis atas unit-unit fisik dengan nilai saldo yang keliru.
rupiah tercatat yang terbesar. Karena sample acak dipilih d. Hasil-hasil statistik kalau sampling unit mata uang
berdasarkan rupiah individual, suatu akun dengan saldo digunakan disebut batas kekeliruan.
besar memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dipilih
daripada akun dengan saldo kecil. 10. Melakukan generalisasi kalau Ditemukan Kekeliruan
a. Kekeliruan lebih saji dan kuran saji diperlukan secara
4. Tentukan Salah Saji yang Dapat ditoleransi terpisah dan kemudian digabungkan.
Aspek khusus dari sampling unit mata uang adalah dalam b. Satu asumsi kekeliruan yang berbeda dibuat untuk
hal pertimbangan penggunaan pertimbangan awal masing-masing kekeliruan, termasuk kekeliruan nol.
mengenai materialitas. Kebanyakan teknik sampling c. Berdasarkan data salah saji aktual. Asumsi ini
mengharuskan auditor untuk menentukan salah saji yang mengharuskan auditor untuk menghitung rata-rata bahwa
dapat ditoleransi dengan mengalokasikan hasil masing-masing unsur dalam sampel keliru.
pertimbangan awal mengenai materialitas, hal ini tidak d. Auditor harus berhadapan dengan lapisan (layer) dari
diperlukan kalau sampling unit mata uang digunakan. tingkat deviasi tertinggi yang dihitung dari tabel atribut.
Terdapat hubungan terbalik antara ukuran salah saji yang Layer dihitung dengan terlebih dahulu menentukan tingkat
dapat ditoleransi dengan ukuran sample yang diperlukan. deviasi tertinggi yang dihitung dari tabel untuk masing-
masing kekeliruan dan kemudian menghitung masing-
5. Tentukan Risiko Salah Penerimaan yang dapat Diterima masing layer.
Acceptable Risk of Incorrect Acceptance (ARIA) merupakan e. Asumsi kekeliruan harus dihubungkan dengan setiap
risiko yang bersedia diambil oleh auditor untuk menerima layer. Metode yang lazim
suatu saldo adalah benar kalau kekeliruan sesungguhnya digunakan adalah dengan menghubungkan persentase
dalam saldo tersebut sama atau lebih besar dari salah saji kekeliruan rupiah terbesar dengan lapisan layer terbesar.
yang dapat ditoleransi. Terdapat hubungan terbalik antara Penyesuaian kekeliruan yang saling menutupi dilakukan
ARIA dan ukuran sample yang diperlukan. Faktor utama dengan cara:
yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA
adalah risiko pengendalian dalam model risiko audit, yang a. Estimasi titik dari kekeliruan dihitung baik untuk
merupakan tingkat dimana auditor mengandalkan kekeliruan lebih saji maupun kuran saji.
pengendalian intern. Jika pengendalian intern efektif, risiko b. Masing-masing batas dikurangi dengan estimasi titik yang
pengendalian dapat dikurangi, yang memungkinkan auditor berlawanan. Estimasi titik untuk lebih saji dihitung dengan
untuk meningkatkan ARIA, yang pada gilirannya mengurangi mengalikan kekeliruan lebih saji rata-rata dalam unit rupiah
ukuran sample yang diperlukan. yang diaudit dengan nilai tercatat.
6. Estimasikan Tingkat Kekeliruan dalam Populas i Tujuh langkah untuk menghitung batas kekeliruan yang
Sampling unit mata uang secara normal digunakan kalau disesuaikan:
auditor percaya bahwa terdapat kemungkinan tidak ada a. Tentukan kekeliruan untuk masing-masing unsur dengan
kekeliruan yang signifikan dalam populasi. Sampling unit memperlakukan lebih saji dan kurang saji secara terpisah.
mata uang cenderung tidak efisien untuk tingkat kekeliruan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 939
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

b. Hitung kekeliruan per unit rupiah pada setiap unsur


sample. Langkah Sampling Unit Mata Uang Langkah Sampling
c. Layer kekeliruan per unit rupiah dari yang tertinggi Atribut
sampai terendah, termasukpersentase asumsi kekeliruan
untuk unsur-unsur sample yang tidak keliru.
d. Tentukan limit ketepatan atas untuk sampling atribut dan
tentukan persentase batas kekeliruan untuk masing-masing
kekeliruan (layer).
e. Hitung batas atas dan batas bawah kekeliruan awal untuk
masing-masing layer dan total.
f. Hitung estimasi titik untuk lebih saji dan kurang saji.
g. Hitung batas atas dan batas bawah yang disesuaikan.
11. Analisa Kekeliruan
Bagian penting dari analisa kekeliruan adalah dalam
memutuskan apakah setiap modifikasi terhadap model
risiko audit diperlukan.
12. Putuskan Akseptabilitas Populasi
Setiap saat metode statistik digunakan, aturan keputusan
diperlukan untuk menentukan apakah populasi dapat
diterima.
13. Tindakan kalau Populasi Ditolak.
a. Perluas pengujian audit dalam area tertentu.
b. Tingkatkan ukuran sampel.
c. Menyesuaiakan saldo akun.
d. Memintan klien untuk mengkoreksi populasi.
e. Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
14. Menentukan Ukuran Sample
Lima hal yang harus dipahami dan ditentukan dalam
menentukan ukuran sample:
a. Materialitas. Pertimbangan awal mengenai materialitas
merupakan dasar untuk menentukan jumlah salah saji yang
dapat ditoleransi yang digunakan.
b. Asumsi mengenai persentase rata-rata kekeliruan untuk
unsur populasi yang berisikan kekeliruan.
c. Risiko salah penerimaan yang dapat diterima.
d. Nilai populasi tercatat. Nilai rupiah dari populasi diambil
dari buku besar klien dan total lainnya yang akan diaudit.
e. Estimasi tingkat kekeliruan dalam populasi. Biasanya
estimasi tingkat kekeliruan dalam populasi untuk sampling
unit mata uang adalah nol.
15. Penggunaan Audit Sampling Unit Mata Uang
Alasan ketertarikan auditor terhadap audit sampling unit
mata uang adalah:
a. Metode ini secara otomatis meningkatkan kemungkinan
terpilihnya unsur dengan nilai rupiah yang besar dari
populasi yang akan diperiksa.
b. Metode ini dapat mengurangi biaya pengujian audit
sebab beberapa unsur sample diuji sekaligus.
c. Mudah untuk diterapkan.
d. Sampling unit mata uang selalu memberikan kesimpulan
statistik dalam jumlah rupiah.
Kelemahan utama dari sampling unit mata uang:
a. Batas kekeliruan total yang timbul kalau kekeliruan
ditemukan mungkin terlalu tinggi untuk berguna bagi
auditor.
b. Merupakan hal yang tidak praktis untuk memilih sample
unit rupiah dari populasi yang besar tanpa bantuan
komputer.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 940
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Berkaitan dengan seluruh bagian sistem PDE sehingga harus


BAB 14 - ARENS dievaluasi di bagian awal audit. Jika pengendalian umum
AUDITING ATAS SISTEM PEMROSESAN DATA tidak efektif, mungkin ada potensi salah saji yang material
ELEKTRONIK dalam setiap aplikasi akuntansi berdasar komputer.
Pengendalian umum terdiri dari:
a. Rencana organisasi.
b. Prosedur untuk mendokumentasikan, memeriksa
kembali, dan memisahkan sistem dan program komputer.
Pemrosesan Data Elektronik (PDE) c. Pengendalian perangkat keras.
digunakan sebagai alat bantu dalam memproses informasi d. Pengendalian atas akses ke peralatan, program, dan file
akuntansi dan keuangan. Tidak ada perbedaan antara data.
konsep audit yang diterapkan dengan PDE dengan yang
berlaku dalam sistem yang tidak kompleks. Ketika komputer 2. Pengendalian Aplikasi.
dan aspek-aspek lain dari sistem PDE diterapkan, baik Diterapkan pada penggunaan tertentu dari sistem dan harus
standar audit yang berlaku umum dan interpretasinya, kode dievaluasi secara khusus dalam setiap area audit.
etik profesional, kewajiban Pengendalian aplikasi terdiri dari:
hukum, maupun konsep dasar pengumpulan bahan bukti a. Pengendalian masukan: untuk menjamin bahwa informasi
pendukung, semuanya tetap sama. yang diproses oleh komputer adalah sah, lengkap, dan
akurat. Contoh: otorisasi yang memadai atas transaksi,
Namun beberapa metode spesifik yang sesuai untuk dokumen yang mencukupi, verifikasi dan pengecekkan digit.
implementasi konsep auditing dasar berubah ketika sistem b. Pengendalian pemrosesan: untuk menjamin bahwa
bertambah kompleks. masukan data ke dalam sistem telah diproses, diproses
sekali saja, dan diproses secara akurat.
Kompleksitas Sistem PDE c. Pengendalian keluaran: untuk menjamin bahwa data yang
Ciri-ciri sistem yang tidak kompleks: dihasilkan oleh komputer adalah sah, akurat, lengkap, dan
1. Data akuntansi disimpan dalam bentuk master file. didistribusikan hanya kepada orang yang berhak. Contoh:
2. Secara berkala, data dimutakhirkan dengan dasar batch penelaahan kelayakan data oleh orang yang memahami
(beberapa transaksi dibukukan sekaligus). bagaimana keluaran seharusnya.
3. Isi masukan transaksi serta isi master file secara berkala
dicetak pada berbagai laporan. Memahami Struktur Pengendalian Intern
Tujuannya adalah membantu menentukan bahan bukti
Sistem yang tidak kompleks dapat dibuat kompleks dengan: audit yang harus dikumpulkan, berdasarkan kecukupan
1. Pemrosesan on-line: akses langsung ke dalam komputer. pengendalian intern yang ada. Masalah yang sering timbul
2. Sistem komunikasi: menghubungkan komputer secara dalam mengevaluasi sistem PDE yang kompleks: karena
langsung dengan para pemakai di seluruh dunia. pemrosesan transaksi biasanya melibatkan lebih banyak
3. Pemrosesan yang terdistribusi: fungsi komputer disebar tahapan, sehingga hal ini membuka peluang untuk
di antara beberapa CPU yang tersebar secara geografis dan kekeliruan dan ketidakberesan. Untuk itu dibutuhkan
dihubungkan oleh suatu sistem komunikasi. jumlah pengendalian intern yang lebih besar.
4. Manajemen data base: ketika diproses, data diformat ke
dalam struktur file yang diinginkan. Hal umum untuk memulai evaluasi pengendalian intern
5. Sistem operasi yang kompleks: mengelola kegiatan dari suatu sistem PDE adalah dengan mendapatkan informasi
sistem komputer yang memungkinkan berbagai fungsi pendahuluan dari tiga sumber:
dijalankan secara simultan.
6. Luas pemakaian: menambah jumlah siklus transaksi yang 1. Bagan arus: menekankan pada organisasi perusahaan dan
dikomputerisasikan. arus informasi melalui sistem.

Dampak PDE dalam Organisasi 2. Kuesioner PDE.: menekankan pada pengendalian spesifik
1. Perubahan dalam organisasi: perubahan fasilitas, tanpa mengaitkan masing-masing pengendalian satu sama
penyusunan staf, sentralisasi data dan pemisahan tugas, lain.
metode otorisasi.
2. Daya saji informasi: daya saji input dan pemrosesan yang 3. Telaah atas daftar kekeliruan yang dihasilkan oleh sistem
hanya tersedia dan dibaca oleh mesin sehingga jejak tersebut: memperlihatkan kekeliruan dan penyimpangan
transaksi (audit trail) tidak terlihat. sebenarnya yang akan dilaporkan oleh sistem PDE.
3. Potensi kesalahan yang material: akibat berkurangnya Bila auditor mempertimbangkan bahwa pengendalian
keterlibatan manusia, keseragaman pemrosesan, akses yang dalam suatu segmen adalah lemah, maka dia dapat
tidak diotorisasi, kehilangan data. menentukan bahwa pengendalian pada s egmen lain bisa
4. Potensi untuk meningkatkan pengendalian: karena mengimbangi. Saat auditor merasa risiko pengendalian
keseragaman dalam pemrosesan, tingkat administrasi yang tidak dapat dikurangi, dia harus memperluas bagian
efektif, lebih banyak informasi dan analisis, sehingga dapat pengujian substantif.
meningkatkan pengendalian secara keseluruhan.
Bila auditor memutuskan struktur pengendalian internnya
Pengendalian PDE efektif, maka perlu dilanjutkan dengan pemahaman yang
lebih mendalam atas srtuktur pengendalian intern dengan
1. Pengendalian Umum. melaksanakan pengujian pengendalian.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 941
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Audit Sekitar Komputer (Auditing around the computer) d. Entri.


Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman atas struktur e. Pemrosesan.
pengendalian intern, melakukan pengujian atas
pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi dan Auditing dengan Bantuan Komputer Mikro
prosedur verifikasi saldo akun. Perbedaan antara penggunaan komputer mikro sebagai alat
audit dan penggunaan perangkat lunak audit yang
Auditor harus memiliki akses pada dokumen sumber yang digeneralisasi:
cukup dan daftar output yang rinci, yang mungkin apabila 1. Perangkat lunak audit yang digeneralisasi: metode
kondisi berikut terpenuhi: verifikasi data klien yang tercatat dalam bahasa mesin, yang
1. Dokumen sumber tersedia dalam bahasa nonmesin. dapat digunakan pada suatu komputer mikro atau pada
2. Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara mainframe.
yang mudah ditemukan untuk tujuan auditing. 2. Komputer mikro: suatu bentuk perangkat keras yang
3. Output didaftar dalam rincian yang mencukupi agar dapat mengoperasikan berbagai jenis perangkat lunak dan
memudahkan auditor menelusuri setiap transaksi dari dapat memenuhi sejumlah tujuan audit, sama halnya yang
dokumen sumber pada keluaran atau sebaliknya. disediakan oleh perangkat lunak yang digeneralisasi.
Auditing dengan Menggunakan Komputer Jenis-Jenis Perangkat Lunak:
Cara auditor menggunakan komputer untuk melaksanakan 1. Perangkat lunak multi-guna komersial.
prosedur audit: 2. Template.
1. Memproses data pengujian auditor pada sistem 3. Perangkat lunak berguna khusus.
komputer klien sebagai bagian dari pengujian atas 4. Program yang dibuat khusus.
pengendalian.
2. Menguji pencatatan yang diselenggarakan komputer Penggunaan Komputer Mikro:
sebagai sarana untuk melakukan verifikasi atas laporan 1. Penyiapan neraca saldo dan skedul utama.
keuangan klien. 2. Penyiapan kertas kerja.
3. menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas audit 3. Prosedur analitis.
yang terpisah dari catatan klien. 4. Penyiapan program audit.
5. memahami struktur pengendalian intern.
Prosedur ini dijalankan dengan menggunakan: 6. Sampling audit.
7. Pengelolaan penugasan dan penganggaran waktu.
1. Pendekatan data pengujian.
Tujuannya adalah menentukan apakah program komputer Masalah pengendalian mutu yang timbul pada
klien dapat menangani dengan benar transaksi yang sah penggunaan komputer mikro:
ataupun yang tidak sah. Hasil pengujian digunakan untuk 1. Tidak adanya data yang dapat dilihat.
menelaah sistem pemrosesan data klien dan pengendalian 2. Perangkat lunak yang tidak dapat diandalkan.
atas kekeliruan, namun beberapa kesulitan harus diatasi
mencakup: Untuk mengatasinya: auditor harus selalu
mempertimbangkan keperluan untuk menguji perangkat
a. Data pengujian harus mencakup seluruh kondisi relevan lunak dan penggunaannya dengan data pengujian dan
yang diinginkan auditor untuk diuji. membandingkannya dengan hasil-hasil yang ditentukan
b. Program yang diuji oleh data pengujian auditor harus terlebih dahulu.
sama seperti yang digunakan sepanjang tahun oleh klien.
c. Dalam beberapa kasus, data pengujian harus dihapus dari Masa Depan Komputer Mikro dalam Auditing
catatan klien. Karena bertambahnya pengalaman auditor, meningkatnya
kemampuan perangkat keras dan lunak, serta penurunan
2. Pendekatan program komputer auditor. biaya komputer, maka komputer mikro akan makin
Auditor dapat melaksanakan banyak jenis pengujian dan berfungsi sebagai sarana komunikasi data dan informasi,
fungsi lainnya yang berbeda dengan sebuah progarm termasuk dalam audit.
komputer jika data klien berada dalam bentuk yang bisa
dibaca mesin. Pendekatan ini mencakup: Audit Jasa atas Pusat Jasa Komputer
a. Verifikasi atas perkalian dan penjumlahan. Banyak klien memproses datanya pada suatu pusat jasa
b. Memeriksa kualitas, kelengkapan, konsistensi, dan komputer yang independen, dengan menyerahkan data
ketepatan catatan. input yang akan diproses paa pusat jasa dengan bayaran
c. Membandingkan data pada file yang terpisah. tertentu, kemudian dikembalikan kepada klien bersama
d. Mengikhtisarkan atau mengurutkan kembali data dan dengan output yang disepakati. Kesulitan auditor dalam hal
melakukan analisis. ini adalah penentuan kecukupan pengendalian pada pusat
e. Membandingkan data yang diperoleh melalui proseur jasa tersebut.
audit lainnya dengan catatan perusahaan.
f. Memilih sampel audit. Lingkup pemahaman dan pengujian pusat jasa tersebut
g. Mencetak permintaan konfirmasi. menggunakan kriteria yang sama dengan pengujian SPI klien
sendiri. Pemahaman akan bergantung pada kompleksitas
3. Perangkat lunak audit yang digeneralisasi. sistem itu, dan sejauh mana auditor bermaksud untuk
Langkah-langkahnya adalah: mengurangi risiko pengendalian yang ditetapkan untuk
a. Penetapan tujuan. tujuan audit. Tetapi pengujian yang luas biasanya tidak
b. Rancangan aplikasi. dilakukan karena sebagian besar aplikasi pusat jasa bersifat
c. Pembuatan kode. sederhana.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 942
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

BAB 15 - ARENS petugas pengelola waktu dan penyiapan pembayaran gaji


AUDIT ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN atas pegawai baru, otorisasi perubahan awal dan periodik
atas tarif pembayaran, dan tanggal pemutusan hubungan
KEPEGAWAIAN kerja.
Wujud pengendalian intern :pemisahan tugas dan
penyelidikan yang memadai atas kompetensi dan kejujuran
pegawai baru.
Payroll and personnel cycle meliputi penggunaan tenaga
kerja dan pembayaran ke semua pegawai, tanpa 1. Pengelolaan waktu dan penyiapan pembayaran gaji.
memperhatikan klasifikasi metode penentuan kompensasi. Fungsi ini memiliki kepentingan utama dalam audit atas
Siklus ini menjadi penting karena berbagai alasan: penggajian karena langsung mempengaruhi beban gaji
1. Gaji, upah dan pajak penghasilan pegawai, dan beban untuk periode tersebut. Tugas fungsi ini meliputi penyiapan:
pegawai lainnya merupakan komponen utama pada a. Kartu absen: menunjukan jam berapa pegawai mulai dan
kebanyakan perusahaan. selesai kerja.
2. Beban tenaga kerja merupakan pertimbangan penting b. Tiket waktu kerja: menunjukan pekerjaan khusus yang
dalam penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur dilakukan pekerja pabrik untuk waktu tertentu.
dan konstruksi, dimana klasifikasi dan alokasi beban upah c. Laporan ikhtisar penggajian: dokumen yang dihasilkan
yang tidak semestinya dapat menyebabkan salah saji laba oleh komputer yang mengikhtisarkan penggajian untuk satu
bersih secara material. periode..
3. Penggajian merupakan bidang yang menyebabkan d. Jurnal penggajian: digunakan untuk mencatat cek gaji,
pemborosan sejumlah sumber dayaperusahaan karena e. Buku induk penggajian: digunakan untuk mencatat setiap
inefisiensi atau pencurian melalui fraud. transaksi penggajian untuk masing-masing pegawai.
f. Pengendalian intern: pengendalian yang memadai atas
Audit atas siklus penggajian dan kepegawaian meliputi: waktu dalam kartu absen mencakup penggunaan pencatat
1. Perolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern. waktu atau metode lain untuk menjamin bahwa pegawai
2. Penetapan risiko pengendalian. dibayar menurut jam kerja aktual.
3. Pengujian atas pengendalian.
4. Pengujian substantif . 2. Pembayaran Gaji
5. Prosedur analistis dan pengujian terinci atas saldo. Penandatanganan dan distribusi cek aktual harus
ditandatangani semestinya untuk mencegah pencurian.
Perbedaan penting antara siklus penggajian &
kepegawaian dengan siklus lain pada audit yang umum: a. Cek gaji: jumlah cek= gaji kotor-pajak dan potongan lain
1. Hanya ada satu golongan transaksi untuk penggajian. (cancelled check).
2. Transaksi-transaksi lebih signifikan daripada akun-akun
neraca terkait. b. Pengendalian intern: pengendalian atas cek mencakup
3. Pengendalian intern atas penggajian pada kebanyakan pembatasan otorisasi penandatanganan cek oleh pegawai
perusahaan umumnya efektif meskipun pada perusahaan yang berwenang yang tidak mempunyai akses terhadap
kecil. pengelolaan waktu atau penyiapan pembayaran gaji,
distribusi pembayaran gaji oleh seorang yang tidak terlibat
Tujuan Audit atas Transaksi untuk Penggajian dalam fungsi penggajian lainnya, dan penyetoran kembali
1. Keberadaan : pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk gaji yang tidak diambil.
pekerjaan yang secara aktual dilaksanakan oleh pegawai
non fiktif. 3. Penyiapan Surat Pemberitahuan dan Pembayaran Pajak
2. Kelengkapan : transaksi penggajian yang ada telah Penyiapan SPT yang cermat dan tepat waktu diperlukan
dicatat. untuk menghindari sanksi dan tuntutan pidana terhadap
3. Akurasi: transaksi penggajian yang dicatat adalah jumlah perusahaan.
waktu kerja aktual dan tingkat upah yang semestinya, a. SPT: formulir yang dikirim ke KPP untuk melaporkan
pemotongan dihitung dengan semestinya. jumlah PPh pegawai yang telah dipotong selama setahun.
4. Klasifikasi: transaksi penggajian diklasifikasi dengan b. Pengendalian intern: dilakukan melalui seperangkat
memadai. kebijakan yang didefinisikan dengan baik
5. Tepat waktu : transaksi penggajian dicatat pada waktu yang mengindikasikan kapan setiap formulir harus diarsip.
yang tepat. Pengujian Pengendalian dan Pengujian atas Transaksi
6. Posting dan pengikhtisaran : transaksi penggajian Penggajian memiliki risiko salah saji material yang minimum
dimasukkan dalam berkas induk penggajian dengan meskipun penggajian seringkali merupakan bagian yang
semestinya dan diikhtisarkan dengan semestinya. signifikan dari total beban , dengan alasan:
Fungsi-fungsi dalam siklus, dokumen dan catatan terkait, 1. Pegawai akan mengeluh kepada manajemen kalau kurang
dan pengendalian intern. dibayar.
Siklus penggajian dan kepegawaian dimulai denga merekrut 2. Seluruh transaksi penggajian seringkali seragam dan tidak
pegawai dan berakhir dengan pembayaran kepada pegawai komplek.
atas jasa yang diberikan dan kepada pemerintah dan 3. Di AS, transaksi penggajian secara ekstensif diaudit oleh
lembaga lainnya atas pajak penghasilan dan kenikmatan pemerintah untuk pemotongan PPh, jaminan sosial, dan
pegawai yang terhutang. pajak pengangguran.
Pengendalian intern yang paling penting dalam
kepegawaian meliputi metode formal dalam memberitahu
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 943
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Pengendalian Intern, Pengujian atas Pengendalian, dan BAB 16 - ARENS


Pengujian Substantif atas Transaksi. AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN
Penekanan pengujian atas pengendalian adalah karena:
1. Ketiadaan bahan bukti dari pihak ketiga yang PEMBAYARAN
independen.
2. Dalam kebanyakan audit, akun neraca untuk ini bersaldo
kecil dan dapat diverifikasi dengan relatif mudah kalau
auditor yakin bahwa transaksi penggajian dimasukan
dengan benar ke komputer dan SPT disiapkan dengan Siklus perolehan dan pembayaran meliputi golongan
semestinya. transaksi:
1. perolehan barang dan jasa.
Pertimbangan-Pertimbangan mengenai Persediaan dan 1. pengeluaran kas untuk perolehan tersebut.
Penggajian Fiktif 1. retur pembelian dan pengurangan harga (tetapi untuk
Auditor memperluas prosedurnya dalam audit atas kebanyakan perusahaan jumlahnya tidak material).
penggajian dalam kondisi dan situasi sbb:
Siklus Perolehan:
1. Kalau penggajian secara signifikan mempengaruhi a. Akun-akun : Persediaan, properti pabrik dan peralatan,
penilaian persediaan beban dibayar di muka, leasehold improvements, hutang
2. Kalau auditor berkepentingan mengenai kemungkinan usaha, beban manufaktur, beban penjualan, beban
transaksi penggajian yang curang secara material akibat administrasi.
struktur pengendalian intern yang lemah. b. Fungsi usaha : Pemrosesan order pembelian, penerimaan
barang dan jasa, pengakuan kewajiban.
Pertimbangan lain: penyiapan Surat pemberitahuan pajak, c. Dokumen dan catatan : Permintaan pembelian, order
pembayaran potongan pajak dan potomgan lainnya dengan pembelian, laporan penerimaan, jurnal perolehan, laporan
tepat waktu, dan pengisian kembali akun gaji kecil. ikhtisar perolehan, faktur dari pemasok, nota debit, surat
bukti/bon, berkas induk hutang usaha, neraca salo hutang
Prosedur Analitis usaha, rekening pemasok.
Prosedur analitis diperlukan untuk membongkar bidang
yang memerlukan tambahan penyelidikan. Siklus Pengeluaran Kas:
a. Akun-akun : Kas di bank, hutang usaha, potongan
pembelian.
b. Fungsi usaha : Pemrosesan dan pencatatan, pengeluaran
kas.
c. Dokumen dan catatan : Cek, jurnal pengeluaran kas.
Pemrosesan order pembelian:
1. Permintaan pembelian: permintaan akan barang dan jasa
oleh pegawai yang berwenang.
2. Order pembelian: dokumen yang mencatat deskripsi,
jumlah, dan informasi yang berkaitan dengan berang dan
jasa yang hendak dibeli perusahaan, dan berfungsi sebagai
otorisasi untuk mendapatkan barang dan jasa.
3. Pengendalian intern untuk perolehan.
Otorisasi yang memadai merupakan bagian utama sebab
dengan otorisasi:
a. akan menjamin bahwa setiap barang dan jasa yang dibeli
memang sesuai dengan kepentingan perusahaan.
b. akan mencegah pembelian yang berlebihan atau barang
.Pengujian Terinci atas Saldo untuk Akun Kewajiban dan yang tidak diperlukan.
Beban
Dua tujuan utama dalam pengujian kewajiban yang Penerimaan Barang dan Jasa
berkaitan dengan penggajian (beban gaji yang masih Merupakan titik kritis karena pada saat inilah kewajiban
harus dibayar) adalah: sehubungan dengan perolehan tersebut diakui. Bentuk
1. Akrual dalam neraca saldo dinilai dengan memadai dan pengendalian saat penenrimaan barang dan jasa: dilakukan
transaksi dalam siklus penggajian dan kepegawaian dicatat penelitian atas deskripsi, jumlah, saat kedatangan, serta
pada periode yang sesuai. kondisi barang.
2. Untuk menjamin bahwa tidak terjadi kurang saji atau Laporan penerimaan barang (receiving report): dokumen
penghilangan akrual. yang dibuat pada saat barang berwujud diterima yang
menunjukkan deskripsi tentang barang, jumlah yang
diterima, tanggal penerimaan, dan data lain yang relevan.
Pengendalian intern:
a. Biasanya perusahaan mempunyai bagian penerimaan
barang yang bertugas membuat laporan penerimaan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 944
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

sebagai bahan bukti bahwa barang sudah diterima dan c. Adanya pemeriksaan yang cermat atas dokumen
diperiksa. pendukung oleh penanda tangan cek pada saat cek ditanda
b. Rangkapan dokumen dikirim ke bagian gudang dan tangan.
rangkapan lain dikirim ke bagian hutang usaha. d. Cek dibuat prenumbered dan dicetak di atas kertas
c. Untuk mencegah terjadinya pencurian dan khusus.
penyalahgunaan, barang diawasi secara fisik sejak saat
penerimaan sampai penggunaannya. Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
d. Pegawai bagian penerimaan harus independen dari Transaksi
bagian gudang dan bagian akuntansi. 1. Pengujian atas perolehan (test of acquisition):
pemrosesan order pembelian, penerimaan barang dan jasa,
Pengakuan Kewajiban dan pengakuan kewajiban.
Pengakuan dan pencatatan harus dilakukan dengan akurat 2. Pengujian atas pembayaran (test of payment):
dan tepat karena mempunyai dampak yang sangat penting pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.
bagi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual.
Verifikasi Perolehan:
1. Jurnal perolehan (acquisition journal): jurnal untuk a. Perolehan yang dicatat adalah untuk barang dan jasa
mencatat rincian masing-masing transaksi perolehan. yang diterima, sesuai dengan kepentingan terbaik klien
2. laporan ikhtisar perolehan (summary acquisition report): (existence & occurence).
dokumen yang dihasilkan komputer yang mengikhtisarkan b. Setiap perolehan yang terjadi telah dicatat
perolehan untuk satu periode. (completeness).
3. Faktur pemasok (vendor invoice): dokumen yang c. Perolehan yang terjadi dinilai dengan benar (accuracy).
menunjukkan hal-hal seperti deskripsi dan jumlah barang d. Perolehan diklasifikasikan dengan benar (classification).
dan jasa yang diterima, harga termasuk ongkos angkut,
syarat potongan tunai, dan tanggal penerimaan kas. Verifikasi Pengeluaran Kas
4. Nota debet (debet note): dokumen yang menunjukkan a. Pengeluaran kas yang dicatat adalah untuk barang dan
pengurangan jumlah hak pemasok karena pengembalian jasa yang secara aktual diterima (exixtence & occurence).
barang atau pengurangan harga. b. Transaksi pengeluaran kas yang ada telah dicatat
5. Voucher: dokumen yang seringkali digunakan oleh (completeness).
berbagai organisasi sebagai sarana formal pencatatan dan c. Transaksi pengeluaran kas telah dicatat dengan benar
pengendalian perolehan. (accuracy).
6. Berkas induk hutang usaha (account payable master file): d. Transaksi pengeluaran kas diklasifikasikan dengan
berkas untuk mencatat perolehan individual, pengeluaran semestinya (classification).
kas, serta retur an pengurangan harga perolehan untuk e. Transaksi pengeluaran kas dicatat dengan tepat waktu
masing-masing pemasok. (timelines).
7. Neraca saldo hutang usaha (account payable trial f. Transaksi pengeluaran kas dimasukkan dengan
balance): daftar yang menjadi jumlah hak masing-masing semestinya dalam berkas induk hutang usaha dan
pemasok pada saat tertentu. diikhtisarkan dengan semestinya (posting and summarizing).
8. Laporan pemasok (vendor statement): laporan yang
disiapkan setiap bulan oleh pemasok yang menunjukkan Hutang usaha
saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga, Adalah kewajiban yang belum dibayarkan untuk barang dan
pembayaran kepada pemasok, dan saldo akhir. jasa yang diterima dalam kegiatan usaha normal
perusahaan. Akun hutang usaha mencakup kewajiban
Pengendalian intern: karena perolehan bahan baku, peralatan, prasarana,
Bagian hutang usaha memverifikasi kepatutan setiap perbaikan, dan lain-lain jenis barang dan jasa yang telah
perolehan dengan membandingkan rincian dalam order diterima sebelum akhir tahun.
pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur
pemasok. Pengendalian pada bagian hutang usaha dan PDE Tujuan Audit untuk Pengujian Terinci Atas Saldo
adalah pegawai yang mencatat perolehan tidak mempunyai Tujuannya adalah untuk menentukan apakah hutang usaha
akse ke kas, efek-efek, dan aktiva lainnya. disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan memadai.
Pemrosesan dan Pencatatan Kas Metodologi untuk Merancang Pengujian Terinci Atas Saldo
1. Cek (Check): alat pembayaran untuk setiap perolehan Hutang Usaha
saat pembayaran jatuh tempo. 1. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang
Canceled chek: cek yang sudah diuangkan oleh penjual dan dapat diterima serta risiko bawaan untuk hutang usaha.
dikliring oleh bank pihak klien. 2. Tetapkan risiko pengendalian untuk hutang usaha.
3. Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian,
2. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal): pengujian substantif atas transaksi, untuk siklus perolehan
jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas. dan pembayaran.
4. Rancang dan laksanakan proseur analitis untuk siklus
perolehan dan pembayaran.
Pengendalian intern: 5. Rancang pengujian terinci atas saldo akun hutang usaha
a. Penandatanganan setiap setiap cek oleh orang dengan untuk memenuhi tujuan spesifik audit (prosedur audit,
otorisasi memadai. ukuran sampel, pos/unsur yang dipilih, saat pelaksanaan).
b. Pemisahan tanggung jawab antara penanda tangan cek
dengan pelaksanaan fungsi hutang usaha. Prosedur Analitis untuk Siklus Perolehan dan Pembayaran

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 945
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Berguna untuk menemukan area yang memerlukan


penyelidikan lebih lanjut. Salah satu langkahnya yang paling Pemeriksaan Dokumentasi Pendukung
penting adalah membandingkan total beban tahun berjalan Untuk melakukan verifikasi terhadap penambahan tahun
dengan tahun lalu. berjalan, dilakukan:
1. Bandingkan saldo akun beban terkait dengan tahun lalu. a. Pemeriksaan faktur pemasok, laporan penerimaan
2. Telaah daftar hutang usaha untuk hutang yang tidak barang, dan dokumen-dokumen pendukung.
biasa, hutang ke bukan pemasok, dan hutang berbunga. b. Verifikasi terhadap transaksi yang berjumlah besar dan
3. Bandingkan hutang usaha individual dengan tahun lalu. tidak biasa untuk keseluruhan tahun maupun terhadap
4. Hitung rasio seperti pembelian ibagi hutang usaha, dan sampel yang representatif untuk penambahan.
hutang usaha dibagi kewajiban lancar.
Luas verifikasi tergantung pada risiko pengendalian yang
Prosedur Pengujian Kewajiban Sudah Lewat Waktu: ditetapkan auditor untuk perolehan dan pada materialitas
1. Memeriksa dokumentasi yang mendasari setiap dari penambahan.
pengeluaran kas setelah tanggal neraca.
2. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang Verifikasi Terhadap Pelepasan Tahun Berjalan
belum dibayarkan beberapa minggu setelah akhir tahun. Tujuannya adalah memastikan bahwa pelepasan yang
3. Menelusuri laporan penerimaan barang yang dibuat terjadi (existing disposal) telah dicatat dan pelepasan telah
sebelum akhir tahun ke faktur pemasoknya. dicatat dengan akurat. Titik awal untuk melakukan verifikasi
4. menelusuri rekening tagihan pemasok yang menunjukkan terhaap pelepasan adalah skedul pelepasan yang tercatat
saldo terhutang ke neraca saldo. yang dimiliki oleh klien, yang memuat tanggal aktiva
5. Mengirim konfirmasi ke pemasok yang melakukan bisnis dilepaskan, nama orang atau perusahaan yang
dengan klien. membeli/memperoleh aktiva tersebut, harga jual, biaya
perolehan dari aktiva, tanggal perolehan, akumulasi
BAB 17 - ARENS penyusutan aktiva, dan kredit investasi yang diperoleh
SIKLUS PEROLEHAN DNA PEMBAYARAN : kembali jika ada.
VERIFIKASI AKUN TERPILIH Pengendalian internnya:
a. Metode formal untuk memberikan informasi kepada
manajemen mengenai penjualan, pertukaran, pembuangan,
dan pencurian peralatan dan mesin yang tidak tercatat.
b. Ketentuan otorisasi untuk penjualan atau pelepasan lain
Audit atas Peralatan Pabrik untuk melindungi aktiva dari pelepasan yang tidak
Peralatan pabrik biasanya diaudit dengan cara yang berbeda semestinya.
dari akun-akun aktiva lancar karena:
1. Biasanya hanya terdapat sedikit perolehan peralatan Prosedur yang dilakukan:
pabrik pada tahun berjalan. a. Menelaah apakah terdapat aktiva-aktiva baru
2. Jumlah dari perolehan tertentu seringkali material. menggantikan aktiva lama.
3. Peralatan kemungkinan besar akan tercatat an bertahan b. Menganalisa keuntungan akibat pelepasan aktiva dan
dalam catatan-catatan akuntansi untuk beberapa tahun. pendapatan lain-lain dari pelepasan aktiva.
c. Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan pada lini
Penekanan pelaksanaan audit peralatan pabrik diberikan pabrik, pajak-pajak, atau penutupan asuransi akibat
terhadap verifikasi perolehan tahun berjalan daripada penghapusan peralatan.
terhadap saldo akun yang berasal dari tahun sebelumnya. d. Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana
prouduksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva.
Prosedur Analitis untuk Peralatan Pabrik
1. Bandingkan beban penyusutan dibagi dengan biaya (cost) Verifikasi Terhadap Saldo Aktiva
bruto dari peralatan pabrik dengan tahun sebelumnya. Tujuannya aalah memeriksa kecocokan rincian peralatan
2. Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi dengan biaya pabrik yang tercatat dalam berkas induk dengan buku
bruto dari peralatan pabrik dengan tahun sebelumnya. besar. Selain itu untuk memeriksa eksistensi.P
3. Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan bulanan
atau tahunan, beban perlengkapan kantor, beban peralatan engendalian intern: mencakup penggunaan suatu berkas
kecil, dengan akun-akun yang sama pada tahun induk untuk masing-masing aktiva tetap, pengendalian fisik
sebelumnya. yang memadai untuk masing-masing aktiva tetap, untuk
4. Bandingkan biaya bruto pabrik dibagi dengan beberapa aktiva yang dapat dipindahpindahkan dengan mudah,
ukuran produksi tahun sebelumnya. penetapan nomor identifikasi untuk setiap aktiva pabrik,
perhitungan fisik secara periodik, dan rekonsiliasi.
Verifikasi Perolehan Tahun Berjalan.
Tujuan utamanya adalah penilaian dan klasifikasi. Titik awal Pengujian audit: pengujian ditentukan berdasarkan berkas
untuk melakukan verifikasi terhadap perolehan tahun induk karena biasanya auditor tidak memperoleh daftar
berjalan adalah skedul yang diperoleh dari klien untuk yang memuat seluruh aktiva dari klien.
seluruh pembelian yang dicatat pada buku besar sepanjang
tahun. Skedul memuat masing-masing perolehan secara Verifikasi Beban Penyusutan
terpisah dan mencakup tanggal perolehan, pemasok Tujuannya adalah:
(vendor), deskripsi, catatan-catatan mengenai apakah aktiva a. Menentukan apakah klien melaksanakan suatu kebijakan
merupakan aktiva baru atau bekas, umur dari aktiva untuk penyusutan yang konsisten dari satu periode ke periode
tujuan penyusutan, metode penyusutan, biaya, dan kredit lainnya.
investasi, yang diperoleh dari berkas induk properti.
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 946
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

b. Memeriksa apakah perhitungan penyusutan akurat. Merupakan taksiran kewajiban yang belum dibayar untuk
jasa atau manfaat yang telah diterima sebelum tanggal
Pertimbangan dalam konsistensi penyusutan: neraca.
a. Umur manfaat. Contoh: bonus pegawai yang masih harus dibayar, komisi
b. Metode penyusutan. yang masih harus dibayar, bunga yang masih harus dibayar,
c. Taksiran nilai sisa. pajak penghasilan yang masih harus dibayar, dll.
d. Kebijakan penyusutan aktiva dalam tahun perolehan dan
pelepasan. Metode untuk pengujian:
1. Melakukan pengujian akrual dalam hubungannya dengan
Metode pengujian penyusutan: membuat perhitungan atas pembayaran tahun berjalan.
kelayakan secara keseluruhan. 2. Membandingkan akrual tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya.
Verifikasi Akumulasi Penyusutan
Tujuannya adalah memeriksa: Audit Atas Operasi
a. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan dalam berkas Dimaksudkan untuk menentukan apakah akun-akun
induk properti sesuai dengan buku besar: diuji dengan pendapatan dan beban dalam laporan keuangan disajikan
penjumlahan dari akumulasi penyusutan atau berkas induk dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
properti dan menelusuri total ke buku besar. umum.
b. Akumulasi penyusutan dalam berkas induk dihitung Auditor harus yakin bahwa setiap total pendapatan dan
dengan tepat. beban dalam laporan laba rugi maupn laba bersih tidak
disalahsajikan secara material.
Audit Atas Biaya Dibayar di Muka
Tujuannya adalah: Konsep-Konsep Dalam Audit Atas Operasi:
1. completeness & existence. 1. Penandingan pendapatan periodik dan beban merupakan
2. rights and obligations. hal yang penting untuk penentuan yang layak hasil operasi.
3. evaluation, accuracy, detail tie-in. 2. Penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan
4. classification konsiste untuk periode yang berbeda merupakan hal yang
5. cut off penting untuk daya banding (comparability).
6. presentation & disclosure.
Jenis-Jenis Audit yang Penting Terhadap Operasi
Pengendalian intern: Perusahaan:
1. Pengendalian terhadap perolehan dan pencatatan 1. prosedur analitis.
asuransi. 2. pengujian transaksi.
2. Pengendalian terhadap daftar asuransi (insurance 3. analisa saldo-saldo akun.
register). 4. pengujian terinci atas saldo terhadap akun-akun neraca.
3. Pengendalian pembebanan beban asuransi. 5. pengujian alokasi.
Pengujian Audit Prosedur Analitis untuk Audit Atas Operasi:
Satu-satunya verifikasi terhadap saldo akun beban yang 1. Membandingkan beban secara individu dengan tahun
biasanya diperlukan adalah prosedur analitis dan pengujian sebelumnya.
singkat untuk meyakinkan bahwa pembebanan terhadap 2. Membandingkan aktiva secara individu dan kewajiban
beban asuransi muncul akibat kredit terhadap asuransi dengan tahun sebelumnya.
dibayar di muka. 3. Membandingkan beban-beban secara individu dengan
anggaran.
Prosedur analitis terhadap asuransi dibayar di muka: 4. Membandingkan persentase margin bruto dengan tahun
1. Membandingkan total asuransi yang dibayar di muka dan sebelumnya.
beban asuransi dengan total tahun sebelumnya. 5. Membandingkan rasio perputaran persediaan dengan
2. Menghitung rasio asuransi yang dibayar di muka tahun sebelumnya.
terhadap beban asuransi dan membandingkannya dengan 6. Membandingkan beban komisi dibagi dengan penjualan
tahun sebelumnya. dengan tahun sebelumnya.
3. Membandingkan perlindungan dari masing-masing polis 7. Membandingkan beban manufaktur secara individu
asuransi pada skedul yang diperoleh dari klien dengan dibagi dengan total beban manufaktur dengan tahun
skedul tahun lalu untuk pengujian terhadap penghapusan sebelumnya.
polis-polis tertentu atau perubahan dalam perlindungan
asuransi. BAB 18 - ARENS
4. Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang AUDIT ATAS SIKLUS PERSEDIAAN DAN
dihitung untuk tahun berjalan dengan hasil perhitungan
tahun sebelumnya untuk pengujian kesalahan perhitungan. PERGUDANGAN
5. Menelaah perlindungan asuransi yang dimuat pada
skedul asuransi dibayar di muka dengan personel klien yang
tepat atau broker asuransi akan kelayakan dari
perlindungan.
Audit atas persediaan kompleks dan menghabiskan waktu
Audit Atas Kewajiban yang Masih Harus Dibayar dalam audit karena:
1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, seringkali
merupakan akun terbesar melibatkan modal kerja.
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 947
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang


menyulitkan penghitungan dan pengendalian fisik. Bagian-bagian dari Audit Atas Persediaan
3. Bermacam-ragam persediaan menyulitkan auditor.
4. Penilaian persediaan dipersulit oleh faktor keusangan dan 1. Memperoleh dan mencatat bahan baku, biaya buruh,
perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan. dan overhead.
5. Ada beberapa metode penilaian persediaan, namun Terdiri dari pemrosesan order pembelian, penerimaan
harus dipakai secara konsisten. bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Internal control
fungsi ini dipahami dan diuji sebagai pengujian atas
Tujuan audit atas siklus persediaan dan pergudangan: pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam
Untuk menentukan apakah persediaan bahan baku, barang siklus perolehan dan pembayaran, penggajian, dan
dalam proses, dan barang jadi telah disajikan secara wajar kepegawaian.
dalam laporan keuangan.
2. Transfer aktiva dan biaya.
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan paduan dari Mencakup fungsi pemrosesan barang dan penyimpanan
dua sistem yang terpisah namun erat berhubungan: barang jadi. Pengujiannya dilakukan dalam siklus persediaan
1. Arus barang secara fisik. dan pergudangan.
2. Biaya yang terkait.
3. Pengiriman barang serta pencatatan pendapatan dan
Fungsi-Fungsi yang Membentuk Siklus Persediaan dan biaya.
Pergudangan: Mencakup pencatatan pengiriman barang. Pengujiannya
1. Memproses order pembelian. dilakukan dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.
Permintaan pembelian digunakan untuk meminta bagian
pembelian untuk meng-order barang persediaan. 4. Pengamatan fisik persediaan.
Pengendalian atas permintaan pembelian dan order Untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-
pembelian yang terkait harus dievaluasi dan diuji sebagai benar ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar
bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. oleh klien.
2. Menerima bahan baku baru. 5. Menilai harga dan mengkompilasi persediaan.
Barang yang diterima diperiksa kuantitas dan kualitasnya, a. Pengujian harga (price test): untuk menentukan apakah
dibuat laporan penerimaan barang. Barang dikirim ke klien telah menggunakan suatu metode persediaan yang
gudang, dokumen dikirim ke bagian pembelian, guang, dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan
hutang usaha. benar dan dilaksanakan secara konsisten.
3. Menyimpan bahan baku. b. Pengujian kompilasi (compilation test): apakah hasil
Barang disimpan hingga saatnya dibutuhkan, dikeluarkan perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, jumlah
dari gudang apabila ada permintaan yang diotorisasi, persediaan dan harganya dicatat, dan dijumlahkan dengan
perintah kerja, dokumen yang menyebutkan jenis dan benar.
jumlah barang yang diminta.
Audit Atas Akuntansi Biaya
4. Memproses barang.
Jumlah barang yang diproduksi tergantung order pelanggan, Pengendalian Akuntansi Biaya
ramalan penjualan, tingkat persediaanbarang jadi, Adalah hal-hal yang berkaitan dengan persediaan fisik dan
ekonomis tidaknya proses produksi. Bagian produksi biaya yang terkait dari titik di mana bahan baku diminta
membuat laporan produksi dan barang rusak sehingga peng-orderannya sampai titik di mana barang jadi selesai
catatan akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang diproduksi dan dipindahkan ke gudang.
dan biaya produksi yang akurat. Struktur pengendalian
intern akuntansi biaya yang baik penting dalam fungsi Pengendalian akuntansi biaya dibagi dalam dua kategori:
proses barang. 1. Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi.
5. Menyimpan barang jadi.
Setelah barang selesai diproses di bagian produksi, a. penggunaan gudang yang terpisah-pisah dengan akses
penyimpanan dilakukan di gudang menunggu pengiriman. terbatas.
Penyimpanan dipisahkan dalam beberapa area dengan b. penugasan pegawai tertentu yang bertanggung jawab
akses terbatas. secara spesifik pada persediaan.
c. persetujuan melalui dokumen yang prenumbered untuk
6. Mengirim barang jadi. otorisasi pemindahan persediaan.
Pengiriman barang harus didukung dengan dokumen d. berkas induk persediaan perpetual.
pengiriman yang telah diotorisasi.
2. Pengendalian atas biaya yang terkait.
a. catatan atas biaya yang memadai untuk alat bantu
manajemen untuk penentuan harga, pengendalian biaya,
dan costing perusahaan.
Berkas induk persediaan perpetual Pengujian atas Akuntansi Biaya
Yaitu catatan yang memuat informasi mengenai jumlah unit Dalam mengaudit akuntansi biaya, auditor berkepentingan
persediaan yang dibeli, dijual, dan yang tersimpan, atau dengan empat aspek:
informasi mengenai biaya perunit.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 948
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Pengendalian fisik atas persediaan. c. Rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan


Pengujian dibatasi pada pengamatan dan tanya jawab. Jika dengan berkas induk persediaan perpetual.
auditor menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan d. Pengendalian yang cukup atas kartu atau kertas kerja
demikian tidak memadai, auditor harus memperluas hasil penghitungan.
pengamatannya atas pengujian persediaan fisik.
2. Keputusan audit.
2. Dokumen dan pencatatan pemindahan barang. a. Memilih prosedur audit.
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan b. Saat pelaksanaan.
dari satu lokasi ke lokasi lain adalah apakah pemindahan c. Ukuran sampel.
yang dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah d. Pemilihan pos atau unsur yang akan diuji.
dicatat, jumlah, deskripsi, dan tanggal transaksi dicatat
dengan tepat. Langkahnya adalah dengan pemahaman 3. Pengujian pengamatan fisik.
internal control, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap a. Hadir saat penghitungan fisik.
catatan dan dokumen. b. Pemahaman yang memadai mengenai jenis usaha klien.
c. Menelusuri semua bagian di mana persediaan
3. Berkas induk perpetual persediaan. digudangkan.
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual d. Membandingkan persediaan bernilai tinggi ke angka
memungkinkan auditor untuk mengurangi pengujian fisik penghitungan tahun sebelumnya dan ke berkas induk
persediaan atau mengubah saat pelaksanaannya dilakukan persediaan perpetual.
dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen untuk
verifikasi pembelian bahan baku, yang mendukung Audit Atas Penetapan Harga dan Kompilasi
pengurangan persediaan bahan baku untuk produksi dan Penetapan harga mencakup semua pengujian atas biaya
peningkatan persediaan barang jadi, pengurangan perunit apakah sudah tepat. Sedangkan kompilasi
persediaan barang jadi. mencakup seluruh pengujian atas pengikhtisaran
penghitungan fisik, perkalian harga dengan kuantitas,
4. Harga perunit. penjumlahan ikhtisar persediaan, dan penelusuran saldo ke
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus buku besar.
diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan
akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk 1. Pengendalian penetapan harga dan kompilasi.
semua produk. Auditor harus memahami internal control, a. Penggunaan biaya standar.
dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian b. Penelaahan kelayakan biaya perunit oleh orang yang
terhadap perolehan, penjualan, dan penggajian. Auditor independen.
menelusuri unit dan harga perunit bahan baku ke berkas c. Penelaahan dan pelaporan formal persediaan yang rusak,
induk persediaan perpetual, dan total biaya ke catatan usang, perputarannya lambat, atau
akuntansi biaya, menelusuri biaya dari laporan gaji ke lebih saji.
catatan biaya pekerjaan. d. Dokumen dan catatan yang memadai dari penghitungan
fisik.
Prosedur Analitis: e. Verifikasi intern oleh personel yang cakap dan
1. Bandingkan persentase margin bruto dengan tahun lalu. independen.
2. Bandingkan perputaran persediaan dengan tahun lalu. f. Kartu persediaan prenumbered.
3. Bandingkan biaya perunit persediaan dengan tahun lalu.
4. Bandingkan nilai persediaan dengan tahun lalu. 2. Prosedur penetapan harga dan kompilasi.
5. Bandingkan biaya manufaktur tahun berjalan dengan Kerangka acuannya adalah daftar persediaan yang didapat
tahun lalu. dari klien, yang terdiri dari deskripsi jenis persediaan
menurut bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi
Pengujian Terinci untuk Persediaan yang disusun terpisah, di mana jumlahnya harus sama
Dipengaruhi oleh hasil pengujian beberapa siklus lainnya, dengan angka pada buku besar.
yaitu siklus persediaan dan pergudangan, penjualan dan
penerimaan kas, perolehan dan pembayaran, penggajian 3. Penilaian persediaan.
dan kepegawaian. Pengujian terinci dibahas dalam dua Metode penetapan harga harus sesuai dengan prinsip
aspek: akuntansi yang berlaku umum, konsisten dari tahun ke
tahun, dan mempertimbangkan nilai pasar dengan nilai
1. pengamatan fisik. penggantian.
2. penetapan harga dan kompilasi.
Memadukan Pengujian
Pengamatan Fisik Persediaan 1. Pengujian atas siklus perolehan dan pembayaran.
Tanggung jawab auditor adalah mengevaluasi dan Saat verifikasi perolehan, bahan bukti dikumpulkan
mengamati persediaan fisik klien dan mengambil mengenai akurasi pembelian bahan baku, dan semua biaya
kesimpulan mengenai keberadaan persediaan fisik. overhead pabrik, kecuali upah.
Ketentuan pemeriksaan fisik tidak dapat diterapkan kalau
persediaan berada dalam gudang umum. 2. Pengujian atas siklus penggajian dan kepegawaian.
Untuk menguji pencatatan biaya akuntansi untuk upah
1. Pengendalian intern. buruh langsung dan tidak langsung.
a. Petunjuk yang jelas mengenai penghitungan fisik. 3. Pengujian atas siklus penjualan dan penerimaan kas.
b. Verifikasi intern yang independen atas penghitungan.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 949
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Audit untuk penyimpanan barang jadi, pengiriman barang, 2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok
dan pencatatan penjualan. Juga dapat diterapkan untuk pinjaman dan bunga.
pengujian HPP standar. 3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai.
4. Verifikasi independen secara periodik.
4. Pengujian atas akuntansi biaya.
Dimaksukan untuk verifikasi pengendalian yang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
mempengaruhi persediaan tetapi tidak diverifikasi dalam Transaksi
tiga siklus di atas, seperti pengendalian fisik, pemindahan Pengujian terhadap transaksi wesel bayar meliputi
biaya bahan baku ke barang dalam proses, pemindahan penerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok
biaya barang yang selesai ke barang jadi. pinjaman serta bunga. Pengujian transaksi wesel bayar dan
bunganya harus lebih menekankan terhadap empat
5. Persediaan fisik, kompilasi, penetapan harga. pengendalian intern terpenting dan harus ada penekanan
Kekeliruan pada salah satu menyebabkan salah saji terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan
persediaan dan HPP. pembayarannya.

BAB 19 - ARENS Prosedur Analitis


AUDIT ATAS SIKLUS PERSEDIAAN DAN Prosedur analitais merupakan hal yang esensial untuk wesel
PEMBAYARAN KEMBALI MODAL bayar karena pengujian terinci atas beban bunga dan bunga
terhutang seringkali dapat dieliminasi bila hasilnya
menguntungkan.

Akun-akun utama dalam siklus perolehan dan pembayaran


kembali modal: wesel bayar, hutang kontrak, hipotek,
hutang obligasi, beban bunga, bunga yang masih harus
dibayar, kas di bank, modalsaham biasa, modal saham
preferen, modal disetor atas nilai pari, modal donasi, dll.
Empat ciri khas siklus perolehan dan pembayaran kembali
modal sangat mempengaruhi audit terhadap akun-akun di
atas:
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo
akun di atas tetapi setiap transaksi jumlahnya material.
2. Tidak dimasukanya satu transaksi tunggal yang mungkin
material (pengabaian suatu transaksi merupakan masalah
audit yang utama).
3. Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan
pemegang saham, obligasi atau dokumen-dokumen
pemilikan yang serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan
dividen dengan hutang dan modal.
WESEL BAYAR
Wesel bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur Pengujian Rincian atas Saldo
yang mungkin dijamin oleh aktiva atau sama sekali tidak 1. Langkah awal yang umum dilakukan dalam audit wesel
dijamin. bayar adalah penggunaan skedul wesel bayar dan bunga
terhutang yang diperoleh dari klien. Skedul ini memuat
Tujuan pemeriksaan auditor atas wesel bayar adalah untuk keterangan rinci dari semua transaksi yang terjadi selama
menentukan apakah: tahun berjalan secara keseluruhan baik untuk periode
1. Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup pinjaman maupun bunga, salso awal dan saldo akhir wesel
memadai. bayar dan hutang bunga, serta informasi yang jelas dan rinci
2. Transaksi-transaksi yang terkait telah diotorisasi secara mengenai wesel.
memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan
spesifik audit atas transaksi yang telah ditetapkan. 2. Bila selama tahun berjalan terdapat banyak transaksi
3. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang melibatkan wesel bayar, auditor dapat meminta klien
yang masih harus dibayar yang berhubungan, telah untuk mempersiapkan skedul wesel-wesel yang pada akhir
dinyatakan dengan wajar sesuai dengan 8 dari 9 tujuan tahun masih mempunyai saldo belum dilunasi.
spesifik audit atas rincian saldo. (detail tie in, eksistensi,
accuracy, evaluation, classification, cut off, realizable value, Tujuan Spesifik Audit atas Saldo
right and obligation, presentation and disclosure)
Detail tie in
Pengendalian Intern yang penting atas wesel bayar: Wesel bayar dalam skedul wesel bayar cocok dengan berkas
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru induk atau register wesel bayar klien, dan jumlah telah
(tanggungjawab penerbitan ada pada dewan direksi atau ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan bukti besar.
manajemen puncak).

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 950
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Eksistensi 2. Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi


Wesel bayar yang ada dalam skedul benar-benar ada. dan nilainya tepat (keberadaan dan keakuratan).
Keberadaan biasanya diuji dengan memeriksa notulen rapat
Kelengkapan dewan direksi. Ketepatan nilai transaksi saham yang
Seluruh wesel bayar yang ada telah dimasukan dalam dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan meminta
skedul wesel bayar. konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindahan
saham dan menelusuri jumlah transaksi saham yang ada ke
Ketepatan dalam penerimaan uang.
Wesel bayar dan bunga yang masih harus dibayar yang
terdapat dalam skedul telah dihitung dengan tepat. 3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi).
Saldo akhir dalam akun modal diverifikasi, mula-mula
Cut off dengan menentukan jumlah saham yang beredar pada
Wesel bayar telah dicatat pada periode yang tepat. tanggal neraca. Konfirmasi dari agen pemindahan
merupakan cara verifikasi termudah. Jika tidak ada agen
Kewajiban pemindahan maka auditor mengandalkan pada
Perusahaan berkewajiban untuk membayar wesel bayar. pemeriksaan atas catatan saham dan menghitung seluruh
saham yang beredar dalam buku sertifikasi saham, meneliti
Presentation and disclosure sertifikat yang dibatalkan dan menghitung sertifikat kosong.
Wesel bayar, beban bunga, dan bunga masih harus dibayar
telah disajikan dan diungkapkan dengan memadai. 4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara
memadai (presentation and disclosure).
Tiga tujuan terpenting dalam audit atas wesel bayar Sumber informasi yang digunakan mengenai pengungkapan
adalah: yang memadai adalah akte pendirian perusahaan, notulen
1. Completeness, penting karena bila terjadi kesalahan, rapat dewan direksi, dan analisis auditor terhadap transaksi-
maka nilainya material. transaksi modal saham.
2. Accuracy
3. Presentation and disclosure prisip akuntansi yang berlaku Audit Atas Dividen
umum mengharuskan adanya catatan kaki yang memberi Penekanan pada audit atas dividen adalah pada
keterangan tentang jangka waktu wesel yang belum jatuh transaksinya dan bukan saldo akhir, kecuali jika ada hutang
tempo dan aktiva yang dijaminkan. dividen. Keenam tujuan spesifik audit atas transaksi relevan
untuk dividen.
EKUITAS PEMILIK
Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi Tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk
adalah perubahan ekuitas pemilik disebabkan oleh laba yang berkaitan dengan hutang dividen:
atau rugi tahunan serta pembagian dividen. Tujuan dari 1. Dividen yang dicatat benar ada (eksistensi).
pemeriksaan auditor terhadap ekuitas pemilik adalah untuk 2. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan).
menentukan apakah: 3. Dividen telah dicatat dengan benar (accuracy).Dividen
yang dibayar kepada pemegang saham adalah benar ada
1. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan (eksistensi)
dividen yang berkaitan mencukupi. 4. Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan).
2. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai 5. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan).
dengan keenam tujuan spesifik audit.
3. Saldo-saldo ekitas pemilik telah disajikan dan Keberadaan dapat dicek dengan meneliti notulen rapat
diungkapkan sesuai dengan tujuan spesifik audit rincian dewan direksi mengenai jumlah dividen per lembar saham
saldo. dan tanggal pembayaran dividen. Ketepatan penilaiian
suatu pengumuman pembayaran dividen dapat diaudit
Pengendalian Intern yang penting dan diutamakan oleh dengan menghitung kembali jumlahnya berdasarkan
auditor: dividen setiap saham dan jumlah saham beredar.
1. Otorisasi yang memadai untuk transaksi (transaksi
material dan harus disetujui oleh dewan direksi). Pengujian untuk melihat apakah pembayaran dilakukan
2. Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi. kepada pemegang saham yang memiliki saham tersebut
3. Petugas dan agen pemindahan saham yang independen. pada tanggal pencatatan dividen adalah dengan memilih
Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal, suatu sample pembayaran dividen yang dicatat dan
diharuskan menggunakan petugas catat bebas sebagai menelusuri nama penerima uang pada cancelled check pada
suatu alat pengendalian untuk mencegah pengeluaran catatan dividen, untuk meyakinkan bahwa penerima uang
sertifikat saham yang tidak sah. memang berhak.
Empat hal yang penting dalam audit terhadap modal saham Audit Atas Laba Ditahan
dan tambahan modal disetor di atas nilai pari: 1. Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis
terhadap laba ditahan untuk seluruh tahun yang
1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat bersangkutan (meliputi keterangan tentang setiap transaksi
(kelengkapan). yang mempengaruhi laba ditahan).
Tujuan ini dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau 2. Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang
agen pemindahan saham. Auditor dapat meminta berasal dari laba tahun yang bersangkutan dilakukan
konfirmasi mengenai transaksi modal saham dan mengenai dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba
nilai transaksi tersebut. bersih pada penghitungan laba rugi. Prosedur ini dilakukan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 951
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

pada saat-saar terakhir audit seluruh ayat jurnal Dalam pengujian akhir tahun akun kas umum, auditor harus
penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih disesuaikan. Mengumpulkan bahan bukti yang cukup untuk
3. Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapat mengevaluasi apakah kas yang dinyatakan dalam neraca,
diklasifikasikan sebagai transaksi laba ditahan, langkah telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara
berikutnya adalah menentukan apakah nilai transaksi layak.
tersebut benar.
4. Pertimbangan penting lainnya dalam audit laba ditahan Metodologi untuk auditing kas akhir tahun:
adalah menilai apakah ada transaksi yang seharusnya 1. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang
dimasukan tetapi belum dicacat. dapat diterima, dan risiko bawaan untuk kas di bank.
5. Hal penting dalam menentukan apakah laba ditahan 2. Tetapkan risiko pengendalian untuk kas di bank.
diungkapkan dengan benar dalam neraca adalah 3. Rancang dan laksanakan pengujian substantif atas
keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap transaksi, dan prosedur analitis untuk beberapa siklus.
pembayaran dividen. Pembatasan-pembatasan ini harus 4. Rancang dan laksanakan prosedur analitis bagi saldo kas
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. di bank.
5. Rancang pengujian rinci atas persediaan guna memenuhi
BAB 20 - ARENS tujuan spesifik audit (prosedur audit, ukuran sample, pos
AUDIT ATAS SALDO KAS yang dipilih, dan saat pelaksanaan).
Faktor-faktor yang mempengaruhi audit kas akhir tahun:
1. Kas dipengaruhi oleh sebagian besar siklus lainnya, yang
berarti bahwa dalam hal ini banyak peluang terjadinya
JENIS-JENIS AKUN KAS kesalahan.
1. Akun Kas Umum: merupakan hal penting bagi sebagian 2. Meskipun saldo kas itu sendiri tidak besar, jumlah rupiah
besar organisasi karena sebenarnya penerimaan dan debet dan kredit yang mempengaruhi saldo tersebut pada
pengeluaran kas melalui akun ini pada suatu waktu. umumnya lebih besar daripada akun lainnya (materialitas).
3. Kas adalah harta yang paling disukai untuk dicuri (risiko
2. Akun Gaji Impres: akun tersendiri yang dibentuk untuk inheren).
melakukan pembayaran gaji dan upah kepada karyawan
dan dalam akun ini ditentukan suatu jumlah tetap. Pengendalian Intern
Pengendalian intern dibagi menjadi 2 kategori yaitu
3. Akun Bank Cabang: serupa dengan akun kas umum, pengendalian atas siklus transaksi yang mempengaruhi
tetapi pada tingkat cabang, dan dapat digunakan untuk pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dan
menunjang pengendalian atas penerimaan dan rekonsiliasi bank secara independen.
pengeluaran.
Rekonsiliasi penting karena digunakan untuk memastikan
4. Dana kas Kecil Impres: digunakan untuk melakukan bahwa buku mencerminkan saldo kas yang sama dengan
pembelian tunai yang kecil-kecil yang dapat dibayar lebih jumlah kas sebenarnya yang ada di bank setelah
mudah dan lebih cepat dengan kas daripada menggunakan memperhitungkan pos-pos rekonsiliasi.
cek.
Rekonsiliasi independen akan membuka peluang khusus
5. Setara Kas: termasuk dalam laporan keuangan sebagai untuk verifikasi intern atas transaksi penerimaan dan
bagian dari akun kas hanya jika bersifat investasi jangka pengeluaran kas. Jika rekening koran diterima dalam
pendek yang siap dikonversi menjadi kas dalam jangka keadaan tertutup oleh petugas yang merekonsiliasi dan
pendek dan tidak ada risiko perubahan nilai dan perubahan pengendalian fisik diselenggarakan atas laporan tersebut
suku bunga yang signifikan. sampai rekonsiliasi tersebut diselesaikan, cancelled check,
duplikasi slip-slip setoran, dan dokumen-dokumen lain yang
KAS DI BANK DAN SIKLUS-SIKLUS TRANSAKSI tercakup dalam laporan tersebut dapat diuji tanpa adanya
Dalam audit kas, harus dibuat perbedaan antara verifikasi kekhawatiran terhadap kemungkinan pengubahan,
rekonsiliasi klien atas saldo rekening koran dengan saldo penghapusan, atau penambahan.
buku besar dan verifikasi apakah kas yang tercatat di buku Pengendalian lain yang dapat dilakukan adalah dengan
besar telah mencerminkan dengan benar semua transaksi menunjuk dan menetapkan seorang karyawan yang
kas yang dilaksanakan selama tahun tersebut. Kesalahan
berikut akan mengakibatkan kesalahan pembayaran atau bertanggungjawab untuk menelaah rekonsiliasi bulanan
penerimaan kas, dan tidak terungkap sebagai bagian dari segera setelah rekonsiliasi bulanan segera setelah
audit atas rekonsiliasi bank: rekonsiliasi diselesaikan.

1. Kesalahan penagihan ke pelanggan Prosedur Analitis


2. Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah Rekonsiliasi bank akhir tahun dilakukan dengan dasar 100%
daripada yang ditetapkan oleh kebijakan perusahaan. pengujian kelayakan saldo kas. Oleh karenanya kurang
3. Penggelapan kas dengan jalan menahan hasil penerimaan penting jika dibandingkan sebagian besar bidang audit
kas dari pelanggan sebelum dicatat. lainnya.
1. Membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank,
Jika kesalahan tersebut tidak ditemukan dalam setoran dalam perjalanan, cek-cek yang masih beredar, dan
audit,seharusnya dapat ditemukan pada bagian audit atas pos-pos rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
siklus penjualan dan penerimaan kas. sebelumnya.
AUDIT ATAS AKUN KAS UMUM

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 952
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

2. Membandingkan saldo akhir kas dengan bulan


sebelumnya. 2. Pembuktian kas.
Auditor seringkali menyiapkan suatu pembuktian kas, jika
Prosedur-Prosedur Audit atas Saldo Kas Akhir Tahun pengendalian intern atas kas dianggap tidak memadai.
Pembuktian kas mencakup:
1. Penerimaan konfirmasi bank.
Jika bank tidak menanggapi permintaan konfirmasi, auditor a. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku
harus mengirim permintaan kedua atau meminta klien besar periode pembuktian kas.
untuk menelepon bank tersebut. Setelah konfirmasi bank b. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetor dengan buku
diterima, saldo rekening bank ditegaskan oleh bank harus penerimaan kas untuk suatu periode
ditelusuri ke jumlah yang tercantum dalam rekonsiliasi tertentu.
bank. c. Rekonsiliasi cancelled check dengan jurnal pengeluaran
kas untuk periode tertentu.
Demikian pula, semua informasi lainnya pada rekonsiliasi d. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar
harus ditelusuri ke kertas kerja audit yang relevan. Jika pada akhir periode pembuktian kas.
informasi tersebut tidak cocok, harus dilakukan
penyelidikan atas perbedaan itu. Auditor menggunakan pembuktian kas guna menetapkan
apakah:
2. Penerimaan suatu rekening koran bank pada titik pisah a. Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
batas. b. Semua setoran di bank dicatat dalam pembukuan.
Suatu laporan bank pisah batas adalah suatu laporan bank c. Semua pengeluaran kas yang tercatat dibayarkan oleh
untuk periode sebagian dan cancelled check yang bank.
bersangkutan, dupliksi slip setoran, dan dokumen lain yang d. Semua jumlah yang dibayar oleh bank telah dicatat.
termasuk dalam laporan bank, yang dikirim secara langsung
oleh bank ke kantor akuntan publik. Keperluan penyusunan pembuktian kas suatu bulan
tertentu tidak terkait dengan penyesuaian saldo-saldo akun,
Tujuan rekening koran pisah batas adalah untuk tetapi dengan rekonsiliasi jumlah menurut buku dan bank.
memverifikasi pos-pos rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank Jika auditor melaksanakan pembuktian kas, berarti
klien akhir tahun dengan bahan bukti yang tidak dapat dilakukan kombinasi pengujian transaksi dan pengujian
diakses oleh klien. rincian atas saldo.
3. Pengujian atas rekonsiliasi bank. 3. Pengujian untuk Kitting.
Alasan pengujian rekonsiliasi bank adalah untuk verifikasi Kitting adalah penyelewengan kas yang dilakukan dengan
apakah saldo bank klien yang tercatat berjumlah sama mentransfer uang dari satu bank ke bank lain dan mencatat
dengan jumlah kas sebenarnya yang ada di bank kecuali transaksi secara tidak tepat. Pendekatan yang bermanfaat
untuk setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan pos untuk menguji kitting, dan juga kesalahan-kesalahan yang
penyesuaian lain. Prosedur utama pelaksanaan tes tak disengaja dalam pencatatan transfer bank adalah
berdasarkan rekening koran bank pisah batas: dengan mencatat semua transfer bank yang dilakukan
a. Verifikasi perhitungan matematis rekonsiliasi bank oleh beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca dan
klien apakah sudah tepat. menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi untuk
b. Telusuri saldo rekening koran pisah batas menurut bank dicatat dengan semestinya.
pada rekonsiliasi bank, rekonsiliasi tidak terlaksana sebelum
dua jumlah itu sama. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN
c. Telusuri cek-cek yang termasuk dalam laporan bank pisah Pengujian rekonsiliasi bank gaji dan upah dapat
batas terhadap daftar cek-cek yang beredar pada dilaksanakan hanya dalam beberapa menit jika ada rekening
rekonsiliasi bank dan terhadap buku pengeluaran kas. gaji dan upah impres dan rekonsiliasi yang independen atas
d. Selidiki semua cek-cek dengan jumlah signifikan yang akun bank. Pos yang direkonsiliasi adalah cek-cek yang
termasuk dalam cek dalam peredaran yang belum dikliring beredar. Dalam pengujian saldo rekening bank gaji dan
pada laporan pisah batas. upah, perlu diperoleh rekonsiliasi bank, konfirmasi bank,
e. Telusuri setoran dalam perjalanan sampai ke laporan dan suatu laporan bank pisah batas. Prosedur terpenting
berikutnya. untuk verifikasi gaji dan upah adalah pengujian atas
f. Hitung semua pos rekonsiliasi lainnya dalam rekening pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
koran bank dan rekonsiliasi bank.
Kesalahan gaji dan upah yang mungkin terjadi akan
Prosedur Berorientasi Fraud terungkap dengan menggunakan prosedur-prosedur
Prosedur-prosedur pengungkapan kecurangan: tersebut, bukan melalui pengecekan saldo rekening bank
impres.
1. Pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi bank.
Tujuan perluasan ini adalah untuk memverifikasi apakah AUDIT ATAS KAS KECIL
semua transaksi yang dimasukan dalam buku untuk bulan Kas kecil merupakan akun yang unik, karena seringkali
terakhir tahun yang bersangkutan telah dimasukan atau jumlahnya tidak material, tapi selalu diperiksa dalam audit.
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank dan untuk memverifikasi Akun itu diverifikasi terutama karena adanya kemungkinan
apakah semua pos pada rekonsiliasi telah dimasukkan kecurangan dan adanya permintaan klien akan suatu
dengan benar. Auditor juga harus melaksanakan prosedur- penelaahan audit.
prosedur setelah akhir tahun dengan menggunakan laporan
bank pisah batas.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 953
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Pengendalian Intern atas Kas Keci l Kewajiban bersyarat yang merupakan kepentingan utama
Pengendalian intern terpenting adalah: auditor :
a. Penggunaan dana impres yang merupakan 1. Pending litigation atas paten,kewajiban produk,atau
tanggungjawan satu orang. tindakan lain
b. Dana kas kecil tidak boleh dicampur dengan penerimaan 2. Perselisihan mengenai pajak penghasilan
lain, dan dana itu harus dipisahkan dari aktivitas lainnya. 3. Garansi barang
c. Harus ada batasan atas jumlah suatu pengeluaran dari kas 4. Wesel tagih didiskontokan
kecil. 5. Jaminan atas kewajiban pihak lain
d. Jenis pengeluaran yang dapat dilakukan dari transaksi kas 6. Saldo yang belum digunakan dalam letter of credit yang
harus didefinisikan dengan tegas melalui kebijakan outstanding
perusahaan.
Prosedur Audit
2. Pengujian Audit atas Kas Keci l Prosedur audit yang lazim digunakan untuk mencari
Prosedur pengujian kas kecil adalah: kewajiban bersyarat di antaranya :
Menetapkan prosedur-prosedur untuk menangani, dan 1. Tanya jawab dengan manajemen (lisan atau tulisan)
dilakukan dengan membahas struktur pengendalian intern mengenai kemungkinan kewajiban bersyarat yang belum
bersama pengelola kas dan memeriksa dokumentasi dicatat
beberapa transaksi. Pengujian atas pengendalian dan 2. Telaah surat ketetapan pajak untuk melihat penyelesaian
pengujian substantif tergantung pada jumlah dan besar perselisihan atas pajak penghasilan
penggantian kas kecil dan pengendalian serta tingkat risiko 3. Telaah notulen rapat direksi, komisaris, pemegang saham
pengendalian yang dinilai auditor. Pengujian kas kecil atas adanya indikasi tuntutan atau kewajiban lain
dilakukan dengan menghitung saldo kas kecil dan 4. Analisa beban hukum untuk periode yang diaudit dan
melaksanakan pengujian terinci atas satu atau dua transaksi telaah faktur dan pernyataan dari penasehat hukum atas
penggantian. adanya indikasi kewajiban bersyarat khususnya tuntutan
dan penetapan pajak yang ditunda
BAB 21 - ARENS 5. Dapatkan konfirmasi dari seluruh pengacara utama
COMPLETING THE AUDIT mengenai status kewajiban bersyarat
6. Telaah kertas kerja yang ada mengenai informasi yang
menunjukkan potensi hal bersyarat
7. Dapatkan letter of credit dekat tanggal neraca dan
konfirmasi saldo yang digunakan maupun belum
MENELAAH KEWAJIBAN BERSYARAT TANYA JAWAB DENGAN PENASIHAT HUKUM KLIEN
Kewajiban bersyarat adalah kemungkinan potensi
kewajiban di masa mendatang kepada pihak ketiga Prosedur utama untuk mengungkapkan kewajiban bersyarat
untuk jumlah yang tidak diketahui sebagai akibat aktivitas adalah surat konfirmasi dari penasehat hukum klien yang
yang telah terjadi. Kondisi yang menyebabkan adanya memberitahukan auditor atas perkara yang tertunda atau
kewajiban bersyarat : informasi lain yang melibatkan penasehat hukum yang
relevan kepada pengungkapan laporan keuangan. Sifat dari
1. Terdapat kemungkinan pembayaran dimasa datang penolakan pengacara untuk memberitahukan auditor
kepada pihak ketiga akibat kondisi saat ini 45 informasi lengkap mengenai kewajiban hukum dibagi
Resume Auditing menjadi dua kategori :
2. Terdapat ketidakpastian atas jumlah pembayaran di masa 1. Penolakan akibat tidak adanya pengetahuan mengenai
datang hal yang melibatkan kewajiban bersyarat
3. Hasilnya akan ditentukan oleh peristiwa di masa datang 2. Penolakan untuk mengungkapkan informasi karena
Ketidakpastian pembayaran dimasa datang dapat bervariasi. dipertimbangkan sebagai informasi yang rahasia

PSAK 8 menguraikan tiga tingkat kemungkinan : Pengacara menolak menyediakan informasi kepada auditor
1. Tinggi (probable) peristiwa mendatang mungkin terjadi. mengenai tuntutan yang secara material ada (asserted
2. Sedang (reasonably possible) kemungkinan terjadi lebih claims) atau unasserted claims, laporan audit harus
besar dari remote tetapi lebih kecil dari probable. dimodifikasi untuk mencerminkan tidak tersedianya bahan
3. Rendah (remote) kesempatan terjadinya peristiwa di bukti. Surat konfirmasi standar dari pengacara harus
masa datang rendah. mencakup informasi :
1. Daftar perkara tertunda yang material,klaim,atau
Apabila potensi kerugian tinggi dan jumlah kerugian dapat penetapan yang telah melibatkan pengacara
diestimasi, kerugian tersebut diakui dan dimasukkan dalam 2. Daftar klaim material yang belum didaftarkan dan
laporan keuangan. Pengungkapan dalam catatan kaki taksirannya
diperlukan kalau jumlah potensi kerugian tidak dapat 3. Permintaan informasi mengenai perkembangan masing-
diestimasi dengan memadai atau kalau kemungkinan terjadi masing klaim, kemungkinan hasil yang tidak
sedang. menguntungkan dan estimasi jumlah potensi kerugian
4. Permintaan pernyataan bahwa daftar klien telah lengkap
Potensi kerugian rendah tidak perlu akrual maupun 5. Pernyataan tangungjawab pengacara untuk
pengungkapan.Catatan kaki menguraikan sifat kewajiban memberitahukan manajemen apabila dalam pertimbangan
bersyarat tersebut seluas yang diketahui dan pendapat pengacara terdapat masalah hukum yang memerlukan
penasehat hukum atau manajemen atas hasil yang pengungkapan dalam laporan keuangan
diharapkan.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 954
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

Permintaan identifikasi dan menguraikan alasan atas yang harus diakui sebagai peristiwa kemudian, untuk
adanya pembatasan jawaban pengacara. dimasukkan dalam saldo perkiraan tahun berjalan atau
Auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban bersyarat diungkapkan dengan catatan kaki
maka harus mengevaluasi signifikansi dari potensi
kewajiban dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam Auditor menentukan bahwa peristiwa kemudian yang
laporan keuangan. Auditor mempunyai tanggungjawab penting terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai,tetapi
untuk menelaah transaksi dan peristiwa yang terjadi setelah sebelum laporan audit diterbitkan.
tanggal neraca untuk menentukan apakah terjadi sesuatu
yang mempengaruhi penilaian atau pengungkapan atas PENGUMPULAN BAHAN BUKTI AKHIR
laporan keuangan yang diaudit. Tanggungjawab auditor Pengumpulan bahan bukti akhir meliputi :
dibatasi untuk periode yang diawali tanggal neraca dan 1. Prosedur analitis akhir, digunakan sebagai bagian
berakhir pada tanggal laporan audit. perencanaan audit, pelaksanaan dan penyelesaian audit.
2. Evaluasi atas asumsi kelangsungan hidup, auditor
PENELAAHAN PERISTIWA KEMUDIAN mengevaluasi apakah terdapat keraguan mengenai
Prosedur auditing yang diminta oleh PSA 46 untuk kemampuan klien menjaga kelangsungan hidup paling tidak
memverifikasi transaksi dan peristiwa ini lazim disebut satu tahun setelah tanggal neraca
sebagai penelaahan peristiwa kemudian atau penelaahan 3. Surat pernyataan klien, auditor perlu mendapatkan surat
pasca-neraca. Tanggung jawab auditor menelaah peristiwa pernyataan yang mendokumentasikan pernyataan lisan
kemudian dibatasi untuk periode dengan diawali tanggal manajemen terpenting sepanjang audit. Penolakan
neraca dan berakhir pada tanggal laporan audit. menandatangani surat pernyataan menyebabkan
pemberian pendapat dengan pengecualian atau pernyataan
Jenis-jenis peristiwa kemudian antara lain : tidak memberikan pendapat.
1. Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak langsung 4. Informasi lain dalam laporan tahunan. PSA 44, informasi
terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian. lain adalah informasi yang bukan merupakan bagian dari
Peristiwa kemudian yang memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan tetapi diterbitkan bersamanya.
saldo perkiraan dalam laporan keuangan periode berjalan
jika jumlahnya material : Dua tujuan surat pernyataan manajemen :
1. Mengingatkan manajemen akan tanggungjawab
a. Pengumuman pailit pelanggan mengenai asersi dalam laporan keuangan
b. Penyelesaian perkara hukum dengan jumlah yang 2. Mendokumentasikan tanggapan manajemen atas
berbeda dari jumlah yang dicatat dalam buku pertanyaan mengenai berbagai aspek dari audit
c. Pelepasan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi
pada harga dibawah nilai buku saat ini MENGEVALUASI HASIL
d. Penjualan investasi pada harga dibawah harga perolehan Ditekankan pada kesimpulan yang ditarik melalui pengujian
yang dicatat atas transaksi , prosedur analitis , pengujian terinci atas
saldo dari kelima siklus transaksi.
2. Peristiwa yang tidak berdampak langsung terhadap
laporan keuangan tetapi pengungkapannya dianjurkan. Aspek dari evaluasi :
Peristiwa ini cukup diungkapkan dengan menggunakan 1. Kecukupan bahan bukti untuk menentukan apakah
catatan kaki, namun bila signifikan dibuat pelengkap seluruh aspek penting telah secara cukup diuji setelah
laporan keuangan historis berupa laporan yang mempertimbangkan situasi penugasan dengan
memperhitungkan dampak peristiwa tersebut seandainya menggunakan Check list penyelesaian penugasan .
telah terjadi pada tanggal neraca 2. Bahan bukti yang mendukung pendapat auditor mencatat
jejak kekeliruan dan menggabungkannya , biasanya
Transaksi yang terjadi dalam periode berikutnya yang digunakan metode neraca lajur kekeliruan yang tidak
memerlukan pengungkapan dan bukan penyesuaian dalam disesuaikan atau ikhtisar penyesuaian yang mungkin .
laporan keuangan : 3. Pengungkapan laporan keuangan auditor menggunakan
a. Penurunan dalam nilai pasar efek-efek yang disimpan daftar periksa pengungkapan laporan keuangan dan harus
sebagai investasi sementara atau penjualan kembali efek- ditambah dengan pengalaman dalam akuntansi .
efek 4. Menelaah kertas kerja, Tujuannya :
b. Penerbitan obligasi atau efek-efek ekuitas a. Mengevaluasi pelaksanaan staf yang belum
c. Penurunan nilai pasar persediaan sebagai konsekuensi berpengalaman
tindakan pemerintah yang menghalangi penjualan barang b. Meyakinkan bahwa audit memenuhi standar pelaksanaan
d. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kantor akuntan publik.
kebakaran c. Menetralkan kepemihakan yang seringkali masuk
kedalam pertimbangan auditor .
Pengujian Audit 5. Penelaahan Independen, tim audit harus dapat
Prosedur audit untuk menelaah peristiwa kemudian dibagi membenarkan bahan bukti yang dikumpulkan
dua kategori : dan kesimpulan yang ditarik berdasarkan situasi tertentu
1. Prosedur terpadu sebagai bagian dari verifikasi atas saldo dari penugasan .
perkiraan akhir tahun meliputi pengujian pisah batas dan
penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian KOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN
terinci atas saldo. Setelah audit diselesaikan, terdapat beberapa komunikasi
yang potensial dari auditor kepada pegawai klien,
2. Prosedur yang dilaksanakan secara khusus dengan tujuan komunikasi ini lebih diarahkan kepada komite audit dan
menemukan transaksi atau peristiwa manajemen senior.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 955
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Mengkomunikasikan ketidakberesan dan tindakan d. Melaksanakan prosedur analitis.


melawan hukum. Dalam PSA 32 diwajibkan tanpa e. Memperoleh surat pernyataan dari anggota manajemen
memperhatikan materialitas , tujuannya untuk membantu yang mempunyai pengetahuan tentang masalah Keuangan.
komite audit dalam melaksanakan peranan supervisi atas
laporan keuangan yang andal . Review yang dilakukan adalah review dengan
pengungkapan penuh. Laporan yang dihasilkan harus
2. Mengkomunikasikan kondisi Sistem Pengendalian Intern memuat:
(SPI) yang dapat dilaporkan . a. Paragraf pendahuluan
b. Paragraf lingkup
3. Komunikasi lain dengan komite audit. PSA 48 meminta c. Paragraf keyakinan negatif.
untuk semua penugasan dari BAPEPAM dan audit lain
dimann terdapat komite audit atau badan yang sejenis yang Jika klien gagal mengikuti GAAP dalam penugasan review,
unsurnya meliputi : maka dibutuhkan modifikasi laporan. Akuntan tidak wajib
a. Tanggung jawab auditor yang meliputi ; untuk menentukan pengaruh dari penympangan, tapi fakta
mengevaluasi SPI dan konsep keyakinan memadai tersebut harus diungkapkan dalam laporan.
b. Pokok pokok kebijakan akuntansi yang dipilih dan
diterapkan . 2. Kompilasi
c. Penyesuaian laporan keuangan yang signifikan yang PSAR mendefinisikan sebagai penyajian, dalam bentuk
ditemukan sepanjang audit dan implikasi keduanya. laporan Keuangan, informasi yang merupakan pernyataan
d. Ketidaksepakatan dengan manajemen yang meliputi maanjemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan
ruang lingkup,penerapan prinsip akuntansi, kalimat laporan suatu keyakinan apapun terhadap laporan tsb.
e. Kesulitan dalam melaksanakan audit.
Persyaratan untuk kompilasi:
4. Surat kepada manajemen (management letter) untuk a. Mempunyai pengetahuan mengenai GAAP dan praktik
memberikan rekomendasi akuntan publik untuk industri klien.
memperbaiki usaha klien. Rekomendasi memusatkan pada b. Memiliki pengetahuan mengenai klien.
saran untuk dapat beroperasi lebih efisien. c. Melakukan tanya jawab.
d. Membaca laporan keuangan.
PENEMUAN FAKTA KEMUDIAN e. Mengungkapkan setiap pengabaian atau penyimpanga
Auditor sebaiknya meminta klien menerbitkan dengan dari GAAP.
segera laporan keuangan yang direvisi yang berisi
penjelasan mengenai alasan revisi tersebut. Kalau laporan Laporan Kompilasi:
keuangan periode berikutnya telah selesai sebelum laporan a. Kompilasi dengan pengungkapan penuh. Mengahruskan
revisi diterbitkan dapat diungkapkan laporan periode pengungkapan menurut GAAP seperi laporan Keuangan
berikutnya, kalau berhubungan dengan publik harus yang diaudit atau direview. Jika klien gagal memenuhi
memberitahukan BAPEPAM . Jika klien menolak auditor GAAP, maka dipakai laporan dengan modifikasi.
harus memberitahu dewan direksi dan komisaris. b. Kompilasi yang mengabaikan seluruh pengungkapan.
Penemuan fakta kemudian yang memerlukan penerbitan Kompilasi ini diterima jika laporan menunjukkan tidak
kembali bukan berasal dari kejadian yang terjadi setelah adanya pengungkapan dan ketiadaaan pengungkapan,
tanggal laporan auditor. sepanjang pengetahuan akuntan, tidak dilakukan dengan
maksud unutk menyesatkan pemakai.
BAB 22 - ARENS c. Kompilasi tanpa independensi. KAP diperbolehkan untuk
PENUGASAN AUDIT LAIN,JASA ATESTASI,DAN menerbitkan laporan kompilasi meskipun tidak
independent., tapi harus mencantumkan kalimat “Kami
PENUGASAN KOMPILASI tidak independent dalam hubungan dengan PT.X” pada
paragraph terakhir yang terpisah.
Review atas Laporan Keuangan Interim
Review ini dilakukan untuk membantu manajemen
Jasa Review dan Kompilasi perusahaan memenuhi tanggung jawab pelaporan sesuai
Adalah jenis jasa akuntansi yang diberikan dalam peraturan yang dikeluarkan. Di Indonesia, persyaratan
hubungannya dengan laporan keuangan tanpa pelaksanaan unutk melaksanakan review LK Interim diatur dalam PSAT
audit. Standar yang mengatur adalah PSAR. 01. Review ini bertujuan untuk memberikan dasar kepada
akuntan untuk pelaporan kepada pengguna masalah
1. Review penting yang ditemukan melalaui prosedur tanya jawab dan
Suatu penugasan review mewajibkan akuntan untuk prosedur analitis.
melaksanankan tanya jawab dan prosedur analitis yang
memberikan dasar yang layak bagi akuntan untuk Pada intinya, pelaksanaan review LK interim sama dengan
memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak ada ada pelaksanaan review dalam PSAR, yaitu tidak memberikan
perubahan material yang harus dilakukan atas laporan pendapat positif, tidak ada pemhaman atas pengendalian
Keuangan. intern, dan tidak ada pengujian terhadap catatan akuntansi
atau konfirmasi.
Prosedur yang dianjurkan untuk review :
a. Mendapat pemahaman tentang prinsip dan praktik Perbedaaannya:
akuntansi dari industri klien.
b. Mendapat pengetahuan mengenai klian.
c. Melakukan tanya jawab dengan manajemen.
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 956
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

a. Karena audit tahunan juga dilakukan untuk klien dibawah d. Jika penyajiannya tidak sesuai dengan GAAP, diperlukan
PSAT 01, maka diperlukan pemahaman atas internal control paragraf yang membatasi distribusi laporan.
baik unutk LK tahunan maupun interim.
b. Karena klien menurut PSAT 01 diaudit setiap tahun, Modifikasi laporan diperlukan untuk penyimpangan dari
pngetahuan auditor dari hasil prosedur audit tahunan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan paragraf
digunakan dalam pertimbangan ruang lingkup dan hasil tambahan.
tanya jawab serta hasil prosedur analitis mmenururt PSAT
01. 3. Penugasan dengan Prosedur yang telah Disepakati
c. PSAR: auditor bertanya tentang hal-hal yang terjadi dalam Bila auditor dan pemekai laporan menyepakati bahwa audit
rapat dan RUPS, PSAT 01: auditor membaca laporan rapat. akan dibatasi pada prosedur audit khusus tertentu,
penugasan ini disebut penugasan dengan prosedur yang
Laporan bentuk baku menurut PSAT 01: disepakati. Kondisi yang harus dipenuhi:
a. Standar yang disebut dalam paragraf 1 adalah standar a. Pihak yang terlibat memahami dengan jelas prosedur
yang ditetapkan dalam PSAT. yang dilaksanakan.
b. Par. 2 menjelaskan secara rinci mengenai sifat pekerjaan b. Distribusi laporan dibatasi pada piha terkait yang disebut.
yang dilaksanakan.
c. Par. 2 menyatakan bahwa audit tidak dilakukan dan 4. Informasi yang Menyertai LK pokok
pendapat tidak diberikan. Auditor sering diminta untuk memasukkan informasi
d. Par akhir mencakup keyakinan negatif, seperti dalam tambahan dalam kumpulan materi yang disusun untuk
review menurut PSAR. manajemen yang dalam PSA 36 disebut sebagai informasi
yang menyertai LK pokok dalam dokumen-dokumen yang
Setiap halaman dari informasi keuangan interim harus diserahkan kepada auditor. Jenis informasi yang biasanya
diberi tanda “tidak diaudit”. Jika pengungkapan tidak tercakup a.l:
memadai dan terdapat penyimpangan terhadap GAAP, a. Laporan komparatif terinci,
maka diperlukan modifikasi laporan seperti dalam review b. Informasi tambahan yang diharuskan IAI atau BAPEPAM,
menurut PSAR. c. Data statistik dari tahun-tahun sebelumnya dalam bentuk
trend
Penugasan selain Audit atau Penugasan dengan tingkat d. Schedule insurance coverage.
keyakinan terbatas Jasa yang diberikan dengan tingkat
keyakinan tertentu diantara standar auditing tetapi bukan Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab
merupakan audit atas LK yang sesuai dengan GAAP: atas LK pokok dengan tanggung jawab
atas laporan tambahan. Jenis pendapat yang diperbolehkan
1. Dasar Akuntansi Komprehensif Lain selain GAAP, a.l: adalah pendapat positif yang
a. Dasar kas menunjukkan tingkat keyakinan tinngi atau pernyataan
b. Dasar kas modifikasi tidak memberukan pendapat jika tidak ada
c. Dasar pajak penghasilan keyakinan.
Audit ini dilakukan dengan cara yang sama dengan LK yang 5. Surat Ketaatan terhadap persaratan hutang dan laporan
sesuai GAAP. LK yang dihasilkan harus menunjukkan bahwa yang sejenis
LK tersebut disusun berdasarkan prinsip selain PSAK. Isi Adalah review untuk suatu pos yang terkait erat dengan
laporan: laporan Keuangan, laporan ini dibahas
a. Par. pendahuluan, sama seperti laporan unutk LK dalam SA 623. Hal-hal yang harus diperhatikan auditor :
berdasar GAAP. a. Penugasan dan laporan harus dibatasi pada masalah
b. Par. ruang lingkup, sama dengan ruang lingkup laporan ketaatan yang mampu dievaluasi auditor
biasa. b. Auditor hendaknya menyediakan surat ketaatan terhadap
c. Par. tengah yang menjelaskan dasar akuntansi. persyaratan hutang hanya untuk perusahaan di mana ia
d. Par. pendapat, sama dengan laporan biasa. telah melakukan audit terhadap LK secara keseluruhan
e. Par. pembatasan distribusi laporan, jika dilakukan c. Pendapat auditor dalam bentuk keyakinan negative yang
berdasarkan peraturan pemerintah. menyebutkan bahwa tidak ada masalah yang
menyebabakan auditor yakin bahwa terdapat ketidak
2. Unsur, Akun dan Pos Tertentu taatan.
Jenis penugasan biasanya audit, tapi bisa juga penugasan
dengan prosedur yang disepakati. Fungsinya sama dengan 6. Penyajian ketaaatan lainnya.
audit tapi tidak ditetapkan untuk seluruh LK. Perbedaannya: Surat ketaatan hutang hanya merupakan bagian dari
a. Materialitas didefinisikan dalam hubungannya dengan kumpulan laporan khusus yang timbul dari persyaratan
unsure, akun atau pos tertentu, bukan seluruh LK. kontrak, laporan ini juga mencakup :
b. Standar pelaporan pertama tidak dapat diterapkan a. Penyajian LK dalam bentuk yang diharuskan oleh kontrak
karena penyajian unsur, akun atau pos tertentu bukan atau peraturan yang tidak sesuai GAAP
merupakan LK yang disusun berdasarkan GAAP b. Penyajian menurut salah satu dasar akuntansi tersebut
namun tidak lengkap.
Laporan yang dihasilkan harus memenuhi syarat- syarat:
a. Unsur, akun atau pos tersebut harus diidentifikasi. Penugasan Atestasi
b. Dasar yang digunakan unutk penyajiannya harus Standar atestasi adalah PSAT. Jenis – jenis penugasannya
digunakan. meliputi 3 area : laporan Keuangan prospektif, laporan
c. Sumber interpretasi yang penting yang dibuat klien yang struktur pengendalian intern atas pelaporan Keuangan, dan
relevan harus dinyatakan dan dijelaskan. ketaatan terhadap hokum dan peraturan. Tingkat jasa

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 957
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

atestasi meliputi tiga jenis penugasan, yaitu : pemeriksaan Struktur pengendalian Intern atas LK
(examination), Review, dan prosedur yang telah disepakati Auditor yang ditugaskan untuk melaporkan struktur
(Agreed upon prosedures). pengendaian intern maka harus melaporkan semua bagian
struktur yang akan dicakup kecuali yang secara khusus
Pemeriksaan memberikan kesimpulan positif. Praktisi disebutkan dalam perjanjian dan periode waktu. Langkah
membuat pernyataan apakah penyajian dari asersi secara yang harus dilakukan :
keseluruhan sesuai dengan criteria yang diterapkan. 1. Melaksanakan rang lingkup penugasan
Distribusi laporannya tidak terbatas. 2. Memperoleh pemahaman atas rancangan struktur
Dalam review praktisi memberikan kesimpulan dalam pengendalian intern
bentuk keyakinan negatif, dalam laporannya 3. Melaksanakan pengujian atas pengendalian untuk
dinyatakan apakah terdapat informsi yang menunjukkan menentukan kesesuaian dengan prosedur.
bahwa asersi tidak disajikan, dalam hal yang 4. Evaluasi hasil-hasil pemahaman dan pengendalian atas
material sesuai dengan criteria. Distribusi laporan tidak hasil pengujian/
terbatas. 5. Menyiapkan laporan yang tepat.
Proedur yang telah disepakati tingkat keyakinannya
berbeda sesuai dengan prosedur yang disepkati dan Laporannya berisi pendapat positif dari jenis yang
dilaksanakan. Distribusi laporannya hanya kepada pihak- berhubungan dengan pemeriksaan.
pihak yang terlibat.
Atestasi ketaatan
Laporan Keuangan Prospektif Tujuannya adalah menilai dan melaporkan apakah entitas
Adalah LK yang diharapkan atau diramalkan untuk suatu mentaati hokum tertentu, peraturan atau persyaratan
periode di masa dating atau pada tanggal tertentu di masa lainnya perbedaan dengan audit adalah pada audit umum,
datang. Jenis LK prospektif dalam SAT seksi 200 adalah auditor memiliki bebarapa tanggung jawab apakah client
perkiraan dan proyeksi. Prakiraan adalah LK prospektif yang telah mentaati hokum dan peraturan tujuannya untuk
menyajikan posisi Keuangan hasil usaha dan arus kas yang menilai apakah laporan Keuangan telah disajikan dengan
diharapkan perusahaan menurut keyakinan dan wajar, sedangkan pada atestasi para praktisi merencanakan
pengetahuan yang terbaik dari pihak-pihak yang dan melaksanakan penugasan untuk tujuan memberi suatu
bertanggung jawab. laporan ketaatan. Syarat-sarat untuk menerima panugasan
atestasi :
Proyeksi adalah LK yang menyajikan posisi Keuangan hasil 1. Manajmen harus memberikan asersi tertulis terhadap
usaha dan arus kas yang diharapkan perusahaan menurut apa auditor akan memberikan keyakinan.
keyakinan dan pengetahuan yang terbaik dari pihak-pihak 2. Asersi menajemen mempunyai kemampuan evaluasi
yang bertanggung jawab atas dasar satu atau lebih asumsi terhadap criteria yang layak.
hipotesis tertentu. Keduanya pada umumnya dibuat oleh 3. Asersi manajemen punya kemampuan estimasi atau
management maupun auditor. Penggunaanny dapat secara pengukuran yang konsisten dalam
umum atau terbatas. menggunakan kriterisa tertentu.
4. Manajemen menerima tanggung jawab atas ketaatan
Jenis penugasan yang dilaksanakan untuk LK prospektif : perusahaan terhadap sarat-sarat tertentu.
Pemeriksaan kompilasi atau penugasan dengan prosedur
yang disepakati. SAT 200 menjelaskan bahwa praktisi tidak Jenis penugasan adalah pemeriksaan dan prosedur yang
melakukan atestasi atas ketepatan data prospektif, tapi disepakati, untuk pemeriksaan praktisi berhubungan
pemeriksaan pada asumsi yang mendasari penyusunan dan materialitas dan resiko atestasi, resiko bawaaan, resiko
penyajian. pengendalian, dan resiko deteksi. Prosedur yang disepakati
terbatas pada luas yang diinginkan pemakai.
Pemeriksaan LK prospektif mencakup :
1. Evaluasi terhadap penyusunan LK prospektif. BAB 23 - ARENS
2. Evaluasi terhadap hal-hal pendukung yang mendasari AUDITING KEUANGAN INTERN DAN PEMERINTAH
asumsi. DAN AUDITING OPERASIONAL
3. Evaluasi penyajian
4. Menerbitkan laporan pemeriksaan.
Laporan akuntan untuk pemeriksaan LK prospektif harus
mencakup:
1. Identifikasi laporan LK prosepektif Audit Keuangan Intern
2. Pernyataan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Auditor intern bertanggung jawab mengevaluasi apakah
standard dan uraian singkat mengenai sifat struktur pengendalian perusahaan telah dirancang dan
pemeriksaan. berjalan efektif dan apakah LK telah disajikan dengan wajar.
3. Pendapat akuntan bahwa LK prospektif disajikan sesuai Pedoman audit intern tidak ditetapkan seperti audit
dengan pedoman penyajian. ekstern. Auditor intern berdasarkan standard internasional
4. Catatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak AICPA dan IIA. Standard praktek IIA meliputi 5 kategori,
dicapai independensi kemahiran professional, lingkup pekerjaan,
5. Pernyatan bahwa akuntan tidak bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan audit dan manajemen Departemen
untuk memperbarai laporan karena peristiwa dan kondisi audit internal.
tertentu yang terjadi setelah tanggal laporan.
Perbedaan audit intern dan ekstern, auditor ekstern
bertanggung jawab pada pemakai laporan Keuangan yang
mengadalakn auditor untuk memeberikan kredibilitas
M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 958
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

terhadap LK. Auditor intern bertanggung jawab pada 2. Ruang Lingkup: pada audit Keuangan terbatas hal-hal
manajamen. Persamaannya adalah kompeten dan objektif yang mempengaruhi akurasi LK, audit operasional
dalam melaksanakan pekerjaan dan melaporkan hasil audit. mencakup pengendalian yang mempengaruhi efisiensi dan
Auditor ekstern mengandalkan auditor intern dalam ha efektifitas.
penggunaan model risiko audit. PSA 33 juga mengijinkan
auditor ekstern menggunakan auditor intern untuk 3. Jenis-jenis audit operasional :
membantu audit secara langsung. a. Fungsional, merupakan audit yang berhubungan dengan
sebuah fungsi atau lebih dalam organisasi seperti
Audit Keuangan Pemerintah penerimaan kas atau produksi.
Audit Keuangan meliputi audit atas LK unit-unit pemerintah,
kontrak dan bantuan pemerintah, strukutur pengendalian Keunggulannya : memungkinkan adanya spesialisasi, auditor
intern, kecurangan, dan ketidaktaatan terhadap hokum dan dapat mengembangkan keahlian dan dapat lebih efisien.
peraturan. Standar auditnya adalah 10 standar yang Kekuarangan : tidak dievaluasinya fungsi yang saling
diterima umum dengan modifikasi sebagai berikut: berkaitan.
1. Materialitas dan signifikansi
2. Pengendalian mutu b. Organisasional, audit yang menyangkut keseluruhan unit
3. Persyaratan hokum dan peraturan organisasi, untuk mengetahui seberapa efisien dan efektif
4. Kertas kerja fungsi fungsi saling berkaitan.
c. Penugasan khusus, timbul atas permintaan manajemen.
Perbedaan utama dengan standar umum adalah luas
laporannya. Laporan yang diterbitkan tidak melibatkan 4. Pelaksana audit operasional :
syarat tambahan a. Auditor Intern
1. Laporan harus mentepkan bahwa audit dilaksanakan b. Auditor pemerintah
sesuai standard audit umum maupun audit pemerintah. c. Akuntan publik terdaftar
2. Auditor harus menerbitkan laporan hasil pengujian Hal yang harus diperhatikan adalah independensi dan
ketaatan atas undang-undang dan peraturan. kompetensi.
3. Auditor harus menyiapkan laporan tentang pemahaman
atas struktur pengedalian intern dan perkiraan resiko 5. Kriteria mengevaluasi efisiensi dan efektifitas
pengendalian. Laporan ini harus termasuk ruang lingkup Tidak ada kriteria standar untuk audit operasional, sehingga
pekerjaan, pengendalian intern atau struktur pengendalian salah satu cara untuk menyusun kriterianya adalah dengan
yang diperlukan dan pelaporan konidisi. menetapkan tujuan untuk menentukan apakah aspek usaha
dapat dibuat lebih efektif atau efisien dan
Audit Operasional merekomendasikan perbaikan.
Tujuan pengujiannya untuk menentukan efektifitas atau
efisiensi dari tiap bagian organisasi, perbedannya dengan Sumber-sumber kriteria :
audit Keuangan adalah: a. Kinerja historis
b. Kinerja yang dapat diperbandingkan
1. Tujuan audit. Audit keuangan menekankan apakah c. Standar rekayasa
informasi dicatat dengan benar, berorientasi pada masa d. Diskusi dan kesepakatan
lalu, audit opersional menekankan efektifitas dan efisiensi
dan berorientasi pada kinerja oparasi masa datang 6. a.Tahap-tahap audit operasional :
. 1) Perencanaan, perbedaannya, perencanaannya sama
2. Distribusi laporan. Audit Keuangan ditujukan pada banyak dengan audit LK.
pemakai laporan Keuangan, audit operasional ditujukan Perbedannya adalah dalam audit operasional :
untuk manajemen 2) banyaknya karagaman.
3) penentuan staf lebih rumit,
3. Keterlibatan bidang bukan kuangan. Audit operasional 4) sangat penting menggunakan lebih banyak waktu dengan
mencakup banyak aspek efisiensi dan efektifitas sehingga pihak-pihak yang berekepatningan untuk mendapatkan
banyak melibatkan kegiatan yang luas, audit Keuangan kesepakatan maksud penugasan dan criteria untuk evaluasi
dibatasi pada hal-hal yang langsung mempengaruhi
kelayakan penyajian LK. b. Pengumpulan dan evaluasi bahan bukti, jenis bahan bukti
sama dengan audit LK, cara pengumpulannya juga sama.
Efektifitas mengacu pada pencapaian tujuan, sebelum audit
untuk efektifitas dilakukan harus ada kriteriatentang c. Pelaporan dan tindak lanjut, perbedaan utama dengan
efektifitas, sedangkan efisiensi mengacu pada sumber daya laporan audit LK adalah
yang digunakan untuk mencapai tujuan, harus ada kriteria
terntentu sebelum melakukan audit. 1) Laporan dikirim hanya untuk pihak manajemen dan satu
salinan untuk unit yang
Perbedaan evaluasi dan pengujian atas pengendalian intern diperiksa.
untuk audit keuangan dan operasional adalah: 2) Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan
laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup
1. Tujuan: Pada audit Keuangan untuk menentukan luas audit temuan dan rekomendasi.
pengujian audit substantif, pada audit operasional untuk
menevaluasi efisiensi dan efektifitas struktur pengendalian 7. Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam audit
intern dan membuat rekomendasi. operasional jika rekomendasi disampaikan pada
manajamen, tujuannya memastikan apakah perubahan

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 959
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

yang direkomendasikan telah dilaksanakan dan jika tidak, 2. Kewajiban atas tindakan orang lain.
mengapa? Para partner, atau pemegang saham dalam perseroan
profesional secara bersama-sama bertanggung jawab atas
APPENDIX - ARENS tindakan perdata yang ditujukan terhadap salah seorang
KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR anggotanya. Para partner juga bertanggung jawab atas
pekerjaan yang dilakukan orang lain yang mereka percayai
(karyawan, akuntan publik lain yang ditunjuk untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan, dan ahli).

APPENDIX:KEWAJIBAN HUKUM 3. Kurangnya hak komunikasi istimewa.


Empat Sumber Utama Kewajiban Hukum Auditor: Akuntan publik tidak berhak untuk menahan informasi jika
1. Klien-common law: klien menuntut auditor karena tidak diminta oleh pengadilan dengan alasan bahwa informasi itu
menemukan penggelapan selam audit. dirahasiakan.
2. Pihak ketiga-common law: bank menuntut auditor karena
tidak menemukan salah saji yang material dalam laporan Definisi
keuangan.
3. Federal securities act: para pemegang saham menuntut 1. Kelalaian dan Penipuan
auditor karena tidak menemukan salah saji yang material a. Kelalaian biasa (ordinary negligence): ketiadaan dari
dalam laporan keuangan. kesungguhan profesional yang diharapkan ada dalam
4. Kriminal: pemerintah federal menuntut auditor karena keadaan tertentu.
secara sadar menerbitkan laporan audit yang tidak benar. b. Kelalaian kotor (gross negligence): kekurangtelitian dan
perilaku yang mengarah ceroboh yang dilakukan oleh
Faktor-faktor yang mendorong makin meningkatnya jumlah seseorang.
tuntutan hukum maupun besarnya tuntutan, antara lain: c. Penipuan konstruktif (constructive fraud): kelalaian
1. Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan ekstrim luar biasa meskipun tiak ada maksud
akan tanggung jawab akuntan publik. untuk menipu atau merugikan.
2. Meningkatnya perhatian Bapepam sehubungan dengan d. Kesalahan karena kelalaian (tort action for negligence):
tanggung jawab melindungi kepentingan investor. kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kewajiban
3. Bertambahnya kompleksitas masalah auditing dan sehingga merugikan pihak yang dijanjikan.
akuntansi. e. Kecurangan (fraud): salah saji sengaja dibuat dengan
4. Meningkatnya penerimaan masyarakat atas gugatan- maksud menipu.
gugatan oleh pihak yang dirugikan terhadap siapa saja yang 2. Hukum Kontrak
dapat memberikan ganti rugi tanpa memandang siapa yang
bersalah (konsep kewajiban ”deep pocket”). a. Pelanggaran kontrak: kegiatan satu atau dua pihak yang
5. Kesediaan banyak kantor akuntan publik untuk terikat dalam kontrak untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan masalah hukum di luarpengadilan. kontrak.
6. Banyak alternatif prinsip akuntansi yang dapat dipilih oleh b. Kepentingan pihak ketiga: pihak ketiga yang tidak
klien. mempunyai hubungan kontrak tetapi diketahui oleh pihak-
pihak dalam kontrak dan dimasukkan untuk menerima hak-
Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Risiko Audit hak dan manfaat tertentu menurut kontrak.
1. Kegagalan bisnis: perusahaan tidak mampu membayar
kembali utangnya atau tidak mampu memenuhi harapan 3. Common Law an Statutory Law
para investornya, karena kondisi ekonomi atau bisnis. a. Common law: hukum yang berkembang dan berasal dari
2. Kegagalan audit: auditor mengeluarkan pendapat audit keputusan pengadilan dan bukannya dari peraturan
yang salah karena gagal dalam memenuhi persyaratan pemerintah.
standar auditing yang berlaku umum. b. Statutory law: hukum yang telah disahkan oleh kongres
3. Risiko audit: risiko di mana auditor menyimpulkan bahwa AS dan badan pemerintah lain.
laporan keuangan disajikan dengan wajar dan oleh
karenanya dapat dikeluarkan pendapat wajar tanpa 4. Penilaian proporsi dari hutang
pengecualian, sedangkan kenyataannya laporan tersebut a. Joint and several liability: penilaian atas kerugian yang
disajikan salah secara material. dibebankan kepada pihak yang menyebabkan kerugian
tanpa mempertimbangkan tingkat kesalahan yang dilakukan
Konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban: oleh pihak ketiga.
Bidang kewajiban dalam audit digolongkan menjadi: b. Separate and proportionate liability: penilaian atas
kewajiban terhadap klien, kewajiban perdata bagi kerugian yang dibebankan kepada pihak yang menyebabkan
pihak ketiga, kewajiban pidana bagi pihak ketiga, dan kerugian sesuai dengan proporsi kerugian yang
kewajiban kriminal. ditimbulkannya.

Konsep hukum yang dapat diterapkan pada segala macam Kewajiban kepada klien
gugatan terhadap akuntan publik: Tuntutan hukum atas kewajiban kepada klien yang paling
umum antara lain kegagalan untuk melaksanakan tugas
1. Konsep kehati-hatian (prudent person). audit sesuai waktu yang disepakati, pelaksanaan audit yang
Auditor bukan penjamin atau penanggung jawab laporan tidak memadai, gagal menemukan kesalahan, dan
keuangan. Auditor hanya berkewajiban untuk melakukan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik.
audit secara teliti. Meskipun demikian, auditor bukan tanpa
cela. Pembelaan yang diajukan oleh auditor antara lain:

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 960
PE1
Disusun oleh : Muhammad Firman (Akuntansi FE UI 2012)

1. Tidak adanya kewajiban melaksanakan jasa (lack of duty) 6. Pendidikan bagi pemakai laporan.
karena tidak ada kontrak yang tersirat atau yang 7. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang
dinyatakan. tak layak.
2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja 8. Perundingan untuk perubahan hukum.
(nonnegligent performance) karena audit telah
dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku Tanggapan Akuntan Publik terhadap Kewajiban Hukum
umum. untuk Meringankan Kewajibannya:
3. Kelalaian kontribusi (contributory negligence), KAP 1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas.
menjamin jika klien melakukan kewajiban tertentu, maka 2. Memperkayakan staf yang kompeten dan melatih serta
tidak akan terjadi kerugian. mengawasi mereka dengan baik.
4. Ketiadaan hubungan timbal balik (absence of causal 3. Mengikuti standar profesi.
connection), antara pelanggaran auditor terhadap standar 4. Mempertahankan independensi.
kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien. 5. Memahami usaha klien.
6. Melaksanakan audit yang bermutu.
Kewajiban Terhadap Pihak Ketiga Menurut Common Law 7. Mendokumentasikan pekerjaan secara memadai.
Terjadi jika terjadi kerugian pada pihak penggugat karena 8. Mendapatkan surat penugasan dan surat representasi.
mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan. Pihak 9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia.
ketiga: pemegang saham dan calon pemegang saham, 10. Perlunya asuransi yang memadai.
pemasok, bankir, kreditor, karyawan, pelanggan. 11. mencari bantuan hukum.
1. Doktrin ultamares: kewajiban timbul apabila pihak ketiga
adalah orang yang harus diberikan informasi mengenai
audit yang dilakukan.
2. Pemakai yang diketahui lebih dahulu: seseorang yang
dapat diketahui sebelumnya oleh auditor sebagai orang
yang mengandalkan keputusannya pada laporan keuangan.
3. Pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu (foreseeable
users): pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu
mempunyai hak yang sama dengan pemakai laporan
keuangan lainnya yang mempunyai hubungan kontrak.
Kewajiban Perdata Menurut Hukum Sekuritas Federal
1. Securities Act th.1933: persyaratan pelaporan untuk
perusahaan yang mengeluarkan efek-egek baru. Pihak
ketiga boleh menggugat auditor jika pelaporannya
menyesatkan dan tidak mempunyai beban pembuktian hal
tersebut, sementara auditor dapat membela jika audit telah
memadai dan pemakai laoran tidak menderita kerugian.
2. Securuties Act th.1934: persyaratan penyampaian
laporan tahunan setiap perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan di bursa. SEC dapat mencabut izin praktek
dari KAP yang melakukan kesalahan.
3. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act
th.1970: ditujukan untuk kriminalitastetapi auditor sering
dituntut bedasarkan peraturan ini.
4. Foreign Corrupt Practice Act th.1977: larangan pemberian
uang suap kepada pejabat di luar negeri untuk
mendapatkan pengaruh dan mempertahankan hubungan
usaha.
Kewajiban Kriminal
Uniform securities Act, Securities Act 1933 dan 1934,
Federal Mail Fraud Statue dan Federal False Statement
Statue menyebutkan bahwa menipu orang lain dengan
sadar seperti terlihat dalam laporan keuangan yang palsu
adalah perbuatan kriminal.
Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum untuk
Mengurangi Risiko Terkena Sanksi Hukum:
1. Riset dalam audit.
2. Penetapan standar an aturan.
3. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor.
4. Menetapkan persyaratan peer review.
5. Melawan tuntutan hukum.

M a t a k u l i a h l a i n y a n g b e l u m a d a d i P D F i n i a k a n s a y a u p d a t e d i www. a k u n t a n s i d a n b i s n i s . wo rd p re s s . c o m
Contac t me : muhammad.f irman177@gmail.com /@f irmanmhmd (Line) 961
PE1

Anda mungkin juga menyukai