Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya mobilitas para remaja saat ini merupakan salah satu


keberhasilan bagi bangsa kita, di karenakan para remaja yang ada di negara ini
sekarang sudah mempunyai kegiatan-kegiatan yang positif yang mampu
memacu perkembangan pola berfikir para remaja tersebut. Akan tetapi
globalisasi seperti itu akan berdampak negative terhadap kesehatan para
remaja, walaupun secara globalisasi para remaja saat ini memberi keuntungan
bagi bangsa Indonesia.

Perkembangan teknologi khususnya bidang telekomunikasi sangat


mempengaruhi perkembangan para remaja. Remaja semakin giat mengikuti
perkembangan teknologi sehingga berdampak sempitnya ruang dan waktu yang
ada bagi remaja untuk memikirkan kesehatannya. Jadwal dan kegiatan yang
padat mengakibatkan sebagian remaja memilih makanan siap saji tanpa
memikirkan gizi yang dibutuhkan tubuh. Kemudahan-kemudahan di berbagai
bidang serta sempitnya ruang dan waktu mengakibatkan anak dan remaja
menjadi sangat kurang beraktivitas jasmani.

Dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan suatu kegiatan kita


memerlukan adanya energi di dalam tubuh kita. Semakin banyak energi yang
2

ada pada tubuh kita, maka semakin banyak kegiatan yang bisa kita lakukan.
Tetapi dengan keadaan yang saat ini serba instant, serba mudah, maka gizi
yang seimbang sangatlah susah di capai untuk anak dan remaja yang aktif
sehingga kesehatanpun terabaikan.

Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berbeda pada
masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang
berusia 10-19 tahun. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada
masa remaja akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut.
Salah satu area penting dalam kesehatan Reproduksi Remaja. Kesehatan
Reproduksi Remaja (Adolescent Reproductive Health) adalah upaya kesehatan
reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam
mewujudkan kesehatan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan
membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi baik itu berupa gizi lebih maupun gizi kurang.
Berbagai perubahan terjadi pada diri remaja baik itu perubahan fisik
maupun perubahan psikis. Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan
proses kematangan manusia , sehingga terjadi perubahan yang sangat unik dan
berkelanjutan. Pertumbuhan fisik pada remaja terjadi secara bersamaan dengan
proses matangnya organ reproduksi. Masalah gizi pada remaja akan berdampak
negatif pada tingkat kesehatan, misalnya penurunan konsentrasi belajar , resiko
melahirkan bayi dengan BBLR , seta penurunan kesegaran jasmani. Banyak
penelitian telah dilakukan menunjukan kelompok remaja menderita/
mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemia dan
IMT kurang dari batas normal atau kurus. Tanda – tanda anemia sering dikenal
dengan 5 L yaitu lemah, Letih, Lesu, Lelah, dan Lalai. Prevalensi anemia
berkisar antara 40% - 88 %, sedangakan revelensi remaja dengan IMT kurus
berkisar antara 30%-40%.
3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian gizi ?


2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan ilmu gizi ?
3. Bagaimanakah karakteristik makan remaja ?
4. Bagaimanakah kebutuhan zat gizi untuk remaja?
5. Bagaimanakah permasalahan gizi pada remaja?
6. Bagaimanakah pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja ?
7. Bagaimanakah pengembangan pendidikan kesehatan tentang gizi ?
8. Bagaimanakah pedoman umum gizi seibang.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian gizi.


2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan ilmu gizi.
3. Untuk karakteristik makan remaja.
4. Untuk kebutuhan zat gizi untuk remaja.
5. Untuk permasalahan gizi pada remaja.
6. Untuk mengetahui pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja.
7. Untuk pengembangan pendidikan kesehatan tentang gizi .
8. Untuk mengetahui pedoman umum gizi seimbang.
4

BAB II

ISI

A. Pengertian Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi.

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam
makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu
Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal
yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.

Makan makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi


kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun
kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu,
makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila
terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi
5

makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan


sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat
tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan


nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari
hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju.
Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-


buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

B. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Gizi

Hubungan antara makanan dengan kesehatan sudah mualai dikenal


sejak beberapa tahun abad yang lampau. Pada zaman Babilonia di bawah
pemerintahan Raja Nebukadnezar, konon menurut cerita di suatu waktu raja
bermaksud mendidik calon kasatria yang akan dijadikan pengawalnya.
Dipilihlah empat orang pemuda dan mereka setiap hari disuguhi aneka daging
dan anggur kerajaan. Namun karena merasa malu dan segan terhadap para
ksatria lain di lingkungan istana itu, yang mungkin lebih tangkas dari mereka ,
keempat pemudah tersebut bermufakat untuk menolak hidangan daging dan
anggur dari istana. Sebagai gantinya mereka secara teratur memakan makanan
6

yang bersumber dari berbagai jenis kacang dan air. Ternyata pada saat terakhir
latihan keempat pemuda itu jauh lebih tangkas dan perkasa dibanding para
ksatria lainnya. Disini terlihat bahwa meskipun ketekunan berlatih memegang
peran penting, namun menjadi jelas pula bahwa makanan yang baik akan
memberi kekuatan jasmani yang sempurna.
Jauh sebelum itu, Hipokrates, seorang filsuf Yuanani pada tahun 460 SM,
telah berhasil mengobati dan menyembuhkan orang – orang yang menderita
rabun senja dengan memberikan makanan berupa hati binatang buruan. Setelah
ratusan tahun kemudian barulah ditemukan bahwa penyakit rabun senja
merupakan akibat dari kekurangan vitamin A dan bahwa hati hewan banyak
mengandung vitamin A.
Selanjutnya pada zaman pelayaran Vasco de Gama yang berlayar dari
Eropa menuju Hindia pada tahun 1497, awak kapalnya diserang penyakit
skorbut (gejala gusi bengkak, gigi mudah tanggal , serta gangguan
pencernaan). Baru pada awal abad ke – 20 para ahli medis dapat memastikan
bahwa penyebab penyakit yang banyak mematikan awak kapal Vasco de
Gama itu adalah akibat kurang vitamin C. seperti diketahui, para awak kapal
selama berbulan – bulan tidak mengkonsumsi makanan segar.
Pada tahun 1987 seorang dokter berkebangsaan Belanda, Eijkman
(namanya diabadikan pada laboratorium pusat penilitian di Jakarta) yang
bertugas mengawasi kesehatan para napi di Jakarta, mengamati bahwa burung
dara yang diberi makan sisa makanan para pidana tersebut menderit penyakit
radang saraf (polineuritis). Serupa dengan itu, pengalaman dokter Takaki dari
angkatan laut Jepang dalam pelayarannya ke Eropa mengamati bahwa
sejumlah awak kapal yang berlayar bersamanya menunjukan gejala radang
saraf. Namun setelah ransum awak kapal diganti denagn sejenis gandum, gejala
– gejala itu menghilang. Pada tahun 1990, dokter Grijns (juga dari Beland)
dapat mematikan bahwa kedua gejala polineuritis diatas tersebut karena
kekurangn vitamin B1.
Sebagaimana halnya sejumlah ilmu – ilmu lain, ilmu gizi juga
berkembang pesat setelah Perang Dunia (PD) II. Perkembangan itu telah
7

berhasil mengidentifikasi banyak penyakit gangguan gizi seperti xerofthalmi,


serta gangguan gizi lain akibat defesiensi kalori dan protein, zat besi, defesiensi
zodium , beserta cara- cara menanggulangi berbagai gangguan itu.
Dapatkan bahwa perkembangan ilmu gizi di Indonesia baru berkembang
pesat sejak tahun 1975-an. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan
mengikuti anjuran World Health Organization (WHO ) dan dan Persatuan
Bangsa – Bangsa ( PBB) di banyak negara termasuk di Indonesia.
Program perbaikan gizi yang disebut Applied Nutritional Programme
(ANP) diselenggarakn sebagai penerapam konsep WHO dan Food and
Agricultural Organization ( FAO). Sejak Pelita II terdapat kebijakan nasional
tentang hal ini (perkembangna gizi ) yang ditegaskan melalui Intruksi Presiden
( INPRES) No. 14 tahun 1974. Sejak itu program gizi di selenggarakan secara
nasional oleh Departemen Kesehatan (DepKes) yang pada tahun 1975-1976
program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG ) sebagai terjemahan dari
ANP tersebut diatas, dilangsungkan di delapan provinsi di mulai pada 100 desa
binaan yang ditingkatkan menjadi 660 desa binaan. Selanjutnya pada setiap
tahun program UPKG tersebut semakin diperluas. Pada tahun 1976/1977
terdapat pula kebijaksanaan pemerintah (DepKes) yang memulai kampanye
pemberian vitamin A dosis tinggi pada 85 kecamatan di Pulau Jawa. Sejalan
dengan itu pula semakin disadari bahwa perbaikan gizi penduduk memerlukan
kerjasama dan lintas- sektor, sehingga pada 18 Februari 1975 keluar edaran
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang pembentukan Badan Perbaikan Gizi
Daerah (BPGD) di seluruh provinsi. Badan ini akan berfungsi sebagai wadah
lintas sektor yang berkedudukan di daerah dalam rangka peningkatan program
pangan dan gizi. Beberapa perkembangan lainya yang dapat dicatat yakni pada
7-9 September 1976 oleh Depkes RI diselenggarakan lokakarya lintas- sektor
nasional tentang penyuluhan gizi di Ciracan (Bogor), yang merintis
pengembangan pendidikan tenaga gizi.
Kebijakan ini ditindaklanjuti berupa tiga Provinsi di Jawa Tengah
(Jateng), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Sumatra Selatan (Sumsel).
Sejak saat itu semakin banyak dibuka institusi pendidikan tenaga gizi.
8

Berbagai kerjasama lintas- departemen untuk merumuskan pendekatan.


Penyuluhan gizi meliputi Departemen Penerangan , Departemen Pertanian ,
Departemen Kesehatan serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebagai contoh, kebijakan yang diambil oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan berupa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) , mahasiswa perlu
menerapkan penyuluhan gizi dan kebijakan itu mulai berlaku sejak tahun
1976/1977. Selain itu, edaran Mendagri pada bulan Juli 1976 mengintruksikan
seluruh program gubernur dan bupati dalam rangka mendukung Upaya
Kesehatn Sekolah (UKS) yang dikemudian hari dilengkapi pula dengan
Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT –AS).

C. Karakteristik Makan Remaja

Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk
dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis
menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat
mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan makanan dan
frekuensi makan. Remaja merasa takut gemuk sehingga remaja menghindari
sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Hal itu menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan terhambat.
Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja :
1.Kebiasaan malas makan pagi dan malas minum air putih .
2.Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan
penurunan berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola makan.
Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu
pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, peragawati, selebriti yang
cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, semampai.
3.Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan
mineral) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips.
9

4.Kebiasaan makan makanan siap saji ( fast food ) yang komposisi gizinya
tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried
chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengonsumsi minuman bersoda
yang berlebihan.

D. Kebutuhan Gizi untuk Remaja

Terpenuhinya kebutuhan zat gizi adalah hal yang mutlak diperlukan


untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Beberapa alasan yang
mendasari masa remaja membutuhkan banyak zat gizi adalah :
1.Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan
peningkatan berat badan dan tinggi badan.
2.Mulai berfungsi dan berkembangnya organ – organ reproduksi. Jika
kebutuhan gizi tidak diperhatikan maka akan merugikan perkembangan
selanjutnya. Terutama pada perempuan karena akan menyebabkan
menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul tidak
berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil,
serta produksi ASI tidak bagus. Perempuan yang fisiknya tidak pernah
tumbuh sempurna karena kurang zat gizi juga berisiko melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
3.Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia
lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
4.Penentuan zat gizi remaja sacara umum didasarkan pada angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk di Indonesia.

Berikut ini beberapa kebutuhan zat gizi remaja.


1.Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
adalah aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang banyak melakukan
olahraga memerlukan asupan energi yang lebih banyak dibandingkan yang
kurang aktif. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII (WKNPG VII)
10

tahun 2004 menganjurkan angka kecukupan gizi ( AKG ) energi untuk


remaja putri sebesar 2.000 - 2.200 kkal sedangkan untuk pria sebesar 2.800
kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu, dan hasil
olahannya ( makaroni, spaghetty, umbi-umbian, jagung gula dan lain – lain).
Beberapa studi menunjukkan ada hubungan antara pertumbuhan
dengan asupan kalori. Kebutuhan energi pada pria pada umumnya
cenderung meningkat terus menerus dengan cepat 3.470 kkal perhari sampai
mereka mencapai usia 16 sampai 19 tahun kebutuhan tersebut berkurang
hingga 2.900 kkal perhari. Kebutuhan energi pada perempuan memuncak
pada usia 12 tahun hingga 2.550 kkal perhari dan kemudian menurun
menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Kebutuhan energi ini didasarkan
pada tahap – tahap perkembangan fisiologis bukan usia kronologis.

2.Protein
Sumber protein sangat diperlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan badan, pembentukan jaringan – jaringan baru dan
pemeliharaan tubuh. Protein juga berguna untuk menjernihkan pikiran dan
meningkatkan konsentrasi kecerdasan. Sumber protein diperoleh dari
sumber hewani (daging, ayam, ikan dan telur ) dan nabati ( tumbuh –
tumbuhan seperti kacang – kacangan, biji – bijian, tahu dan tempe ).
Kebutuhan protein pria pada akhir masa remaja lebih tinggi
dibanding perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan
protein remaja 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa
muda adalah 48 – 62 gr per hari untuk perempuan dan 55 – 66 per hari
untuk pria. Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan
pola tumbuh, bukan usia kronologis.

3.Lemak
Lemak berguna sabagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E
dan K, pelumas persendian , pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit
11

dan pemberi cita rasa pada makanan. Lemak dapat diperoleh dari minyak
goreng, mentega, susu, daging, dan ikan. Makanan yang berlemak
berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit ayam, susu berlemak, keju
dan mentega tidak di sarankan karena bisa mengganggu kesehatan.
Konsensus terbaru di USA merekomendasikan anak lebih dari 2 tahun untuk
mengonsumsi lemak <30% per hari (33gr/1000 kkal), lemak jenuh <10%
dan kolesterol <300mg guna mencegah penyakit jantung pada masa dewasa.

4.Vitamin
Kebutuhan vitamin pada masa remaja meningkat karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan
energi meningkat maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat.
Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah- buahan. Kandungan vitamin
dan mineral pada buah dan sayuran bermanfaat untuk mengatur pengolahan
bahan makanan serta menjaga keseimbangan cairan tersebut. Biasanya
banyak remaja yang kurang suka makan sayuran dan buah – buahan.
Padahal makanan tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh. Vitamin yang di
butuhkan antara lain vitamin B6, Asam Folat. B12, A, C dan E. Vitamin –
vitamin ini di butuhkan untuk membantu meningkatkan metabolisme
karbohidrat menjadi energi. Untuk sintesis DNA dan RNA diperlukan
vitamin B6, asam folat, dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan
tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Vitamin A,C, dan E diperlukan
untuk pembentukan dan penggantian sel.

5.Mineral
Mineral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
selama masa pertumbuhan dan remaja. Berikut ini mineral yang dibutuhkan
oleh remaja.
a) Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena
akselerasi muskular, skeletal dan perkembangan endokrin lebih besar
12

dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan


tinggi badan sekitar 50% masa tulang dewasa dicapai pada masa
remaja.AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600 -
700 mg per hari untuk perempuan dan 500 – 700 mg per hari untuk
pria.
Sumber kalsium paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya adalah kacang – kacangan, sayuran hijau,
makanan, yang difermentasi (tempe, oncom,tauco dan sebagainya)
dan ikan – ikanan (ikan teri, bandeng,dan sebagainya).

b) Besi ( fe )
Kebutuhan zat besi pada masa remaja juga meningkat karena
terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja pria
untuk ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi
hemoglobin. Pada masa ini pria memerlukan 1,0 – 2,5 mg/hari.
Setelah dewasa kebutuhan tinggi akan besi terutama disebabkan
kehilangan zat besi selama masa menstruasi. Hal ini mengakibatkan
wanita lebih rawan terhadap anemia berat daripada pria. Pada wanita
zat besi yang di butuhkan maksimum adalah 1,5 mg/hari, namun
sebenarnya 1,3 mg/hari dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang
hilang pada saat menstruasi.
Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka
dengan kehilangan besi yang meningkat akan mengalami anemi gizi
besi. Defisiensi mungkin merupakan limiting factor untuk
pertumbuhan remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka
akan zat besi. Hal lain yang perlu di ingat adalah bioavailability dari
makanan umumnya sangat rendah yaitu <10%.
Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi
penyerapan besi, remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan
besi akan lebih efisien dibandingkan yang tidak defisiensi besi. Yang
dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber nabati adalah
13

vitamin C serta sumber hewani tertentu (daging dan ikan )


sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain
adalah cafein, tanin, fitat,zinc, dan lain – lain. AKG besi untuk
remaja dan dewasa muda wanita 19-26 mg setiap hari sedangkan
untuk pria 13-23mg perhari. Makanan yang banyak mengandung zat
besi adalah hati, daging, merah ( sapi, kambing, domba), daging
putih (ayam dan ikan ), kacang – kacangan dan sayuran hijau nabati.

c) Seng ( Zn )
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan
seksual remaja terutama untuk remaja pria. Pertumbuhan fisik dan
kematangan seksual pada remaja yang kekurangan seng akan
terhambat. Indonesia Nutrition network (2002) menyebutkan AKG
seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda baik
perempuan maupun pria. Makanan sumber seng bisa diperoleh dari
ikan, kerang – kerangan dan sayur – sayuran. Asupan seng yang
terbatas berpengaruh pada perkembangan karakteristik seks sekunder
misalnya tumbuhnya jerawat yang banyak.
Mineral – mineral lain yang dibutuhkan oleh remaja adalah
magnesium, iodine, fosfor,tembaga, krom, kobalt dan flour.

E. Permasalahan Gizi pada Remaja

Timbulnya masalah gizi pada remaja pada dasarnya dikarenakan


perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan. Bila konsumsi gizi selalu kurang dari
kecukupan maka seorang akan mengalami gizi kurang. Sebaliknya jika
konsumsi melebihi kecukupan akan menderita gizi lebih dan obesitas.
Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang
14

dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi
kurang, baik atau normal maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu gizi dapat
menimbulkan penyakit berupa penyakit defisiensi. Bila kekurang batas
marginal menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya
kemampuan fungsional. Misalnya kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan
badan cepat lelah, kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan
prestasi belajar selain turunnya ketahanan tubuh terdapat penyakit infeksi.
Permasalahan gizi yang timbul pada masa remaja dipicu oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah:
1.Kebiasaan makan yang buruk
Timbulnya kebiasaan makan yang buruk pada remaja biasanya dikarenakan
kebiasaan makan yang juga tidak baik yang tertanam sejak kecil.
2.Pemahaman gizi yang salah
Remaja sering memiliki pemahaman bahwa tubuh yang menjadi idaman
adalah tubuh yang langsing. Sehingga untuk mempertahankan
kelangsingannya remaja melakukan pengaturan makan yang salah.
3.Berlebihan terhadap suatu jenis kesukaan makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan terlebih lagi jika
makanan tersebut minim kandungan gizi akan menyebabkan tidak
terpenuhnya kebutuhan gizi.
4.Promosi yang berlebihan di media massa tentang produk makanan
Usia remaja merupakan usia yang sangat mudah tertarik dengan hal-hal
terbaru, termasuk produk makanan yang diiklankan, padahal makanan
tersebut belum tentu memiliki kandungan gizi yang baik.
5.Maraknya produk makanan impor
Jenis makanan impor siap saji seperti hotdog, hamburger, fried chicken dan
frenchfries semakin banyak dipasaran. Secara nilai gizi makanan tersebut
tidak terlalu bagus karena memiliki kolesterol, lemak jenuh, dan kadar
natrium yang tinggi yang tentunya berakibat buruk bagi kesehatan.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada


15

remaja antara lain adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari batas
normal (KEK) atau sebaliknya, memiliki IMT yang berlebih (obesitas),dan
anemia serta masalah yang berhubungan dengan gangguan perilaku makan
berupa anoreksia nervosa dan bulimia.
1.Kurus
Menurut Susenas 1999-2003, sebesar 35-40% Wanita Usia Subur
(WUS) 15-19 tahun beresiko Kekurangn Energi Kronis (KEK). Salah satu
cara yang dilakukan untuk mendeteksi kekurang energi adalah dengan
menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil analisis terdapat data
SKRT 2010 dan data SUSENAS 2002 menunjukan bahwa prevalensi gizi
kurang pada remaja dengan IMT < 5 persentil, sebesar 17,4%. Prevalensi
IMT kurang atau kurus berkisar antara 30% - 40% (permaisih, 2003)
penelitian yang dilakukan Ani Nurhayati (2006) di SMU I PGRI Bogor
menunjukan bahwa terdapat 59,1% remaja dengan kategori kurus. Jika
dilihat dari resiko kurang energi protein, hasil penelitian yang dilakukan di
SMKN I Tempel menunjukan sebanyak 73% siswi memiliki lingkar
lengan atas kurang dari 23,5cm, yang berarti resiko kurang energi kronis.
Hasil penelitian yang dilakukan Rini Santy (2006) di Bukit Tinggi
menunjukan bahwa rata-rata IMT remaja putri adalah 20,69 kg/m2 + 2,63.
Proporsi siswi yang mempunyai IMT < 18,5kg/m2 sebesar 29,9% dengan
penyebaran 14,1% kekurangang gizi tingkat ringan dan 5,8% kekurang
gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja perempuan.
Seringkali remaja putri memiliki motto bahwa “kurus itu indah” sehingga
mereka sering melakukan diet tanpa pengawasan dari dokter atau ahli gizi
sehingga zat-zat penting tidak dapat dipenuhi. Remaja yang kurus
penampilannya malah cenderung kurang menarik, mudah letih dan resiko
sakit pun tinggi. Selain itu remaja yang kurus akan kurang mampu bekerja
keras.
Jika penyebab kurus itu memang hanya karena kekurangn zat gizi
semata atau karena sedang menderita penyakit tertentu tanpa ada faktor
psikologis seperti anoreksia dan bulimia maka penanganan bisa segera
16

dilakukan dengan terapi gizi atau dengan pengobatan jika menderita sakit
dilanjutkan dengan pemulihan gizi. Namun jika penyebabnya adalah
karena anoreksia dan bulimia maka penanganannya perlu dilakukan
terpadu antara dokter (psikiater) dan ahli gizi. Hal ini akan dibahas lebih
lanjut dalam anoreksia dan bulimia.

2.Obesitas
Obesitas adalah keadaan seseorang jika berat badannya lebih dari
30 standar BBI (Berat Badan Ideal), atau juga keadaan jika seseorang
mempunyai berat badan 120% lebih besar dari berat badan seharusnya
pada usianya. Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena
prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa dan anak baik di negara
maju maupun negara sedang berkembang. Jumlah anak usia sekolah
dengan overweight terbanyak berada di kawasan Asia yaitu 60% atau 10,6
juta jiwa. Penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada remaja dan
eksekutif muda diperkotaan karena konsumsi makanan berlebih serta
kurang aktivitas fisik dan olahraga. Penelitian menunjukan obesitas
sebagai faktor resiko berbagai penyakit seperti Hipertensi,
Hiperkolesterol,penyakit jantung, ginjal dan diabetes militus selain itu
penampilan juga kurang menarik, tidak lincah dan cenderung lamban.
Obesitas remaja biasanya karena remaja tidak dapat mengontrol
makanannya dalam jumlah berlebih hingga berat badan lebih dari normal.
Remaja putri yang melakukan diet untuk mengurangi berat badan beresiko
kegemukan saat dewasa nanti yang akan menimbulkan terjadinya depresi.
Penatalaksanaan : mengembangkan diet yang sehat, olahraga
secara bertahap.

3.Anemia
Masalah gizi lain pada remaja khususnya remaja putri adalah
kurang zat besi atau anemia yang merupakan kelanjutan dampak dari
kurang zat gizi makro ( karbohidrat,protein,lemak) dan kurang zat mikro
17

(vitamin dan mineral). Berdasar survey Nasional tahun 1995 prevalensi


anemia remaja putri sebesar 57,1% penelitian WHO 2001 didapatkan
sekitar 41,4% sampai 66,7% remaja putri Indonesia menderita anemia.
Prevalensi remaja putri lebih beasr dari pada remaja pria, lebih besar
dipedesaaan (27%) dibandingan di perkotaan (22,6%).
Dampak anemia pada remaja putri yaitu pertumbuhan terhambat,
mudah terinfeksi mengakibatkan kebugaran atau kesegaran berkurang,
semangat belajar menurun, saat menjadi calon ibu akan menjadi beresiko
tinggi untuk kehamilan dan melahirkan diantaranya perdarahan pada
waktu melahirkan sehingga menyebabkan kematian. Dapat diatasi dengan
suplementasi iron/zink. Sumber hewani seperti daging, prodak laut dan
sumber nabati seperti kacang-kacangan. Suplementasi/zink diharapkan
menjadi salah satu cara meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja
putri juga diharapkan menjadi cara untuk meningkatakan kesehatan calon
ibu sehingga dapat menurunkan kematian ibu melahirkan akibat
perdarahan dan menurunkan bayi lahir dengan berat badan rendah.

4.Anoreksia dan Bulimia


Anoreksia dan Bulimia merupakan kelainan pola makan yang lebih
sering terjadi pada perempuan. Kelainan ini merupakan gangguan makan
yang menyiksa/bentuk penyiksaan diri sendiri yang dihasilkan ketakutan
tubuh akan menjadi gemuk setelah makan dan ketakutan mental ini
terpancar melalui penyiksaan fisik. Angkanya meningkat selama dekade
terakhir, 1 dari 100 remaja perempuan umur antara 16-18 tahun menderita
anoreksia. Perbandingan dengan remaja laki-laki 10 : 1 (sidiartha,
Soetijinigsih,2009)
Anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan atau
terganggunya pusat nafsu makan disebabkan karena rasa takut yang
berlebihan terhadap kegemukan sehingga melakukan diet sangat ketat
sehingga berat badan turun drastis dalam waktu singkat. Akibatnya fungsi
normal tubuh akan terganggu. Pertumbuhan terhambat, rambut rontok,
18

siklus haid terganggu dan mudah terserang penyakit misalnya anemia,


kekurang vitamin dan penyakit infeksi. Yang paling berbahanya adalah
kelainan jantung serta kekurangan cairan dan elektrolit (natrium, kalium,
klarida) jantung menjadi lemah dan memompa sedikit darah keseluruh
tubuh, pada penderita dehidrasi cenderung mengalami pingsan. Darah
menjadi asam dan kadar kalium darah berkurang. Bisa terjadi kematian
mendadak karena irama jantung yang abnormal. Juga terjadi perubahan
hormonal yaitu berkurangnya kadar hormon estrogen dan tiroid serta
meningkatnya kadar hormon kortisol.
Penderita Bulimia ciri utamanya makan banyak kemudian
dimuntahkan kembali atau mengkonsumsi obat pencahar dan obat diuretik
untuk memuntahkan kembali makanannya, biasanya mengakibatkan
kerusakan email gigi karena terciptanya prodak asam yang berlebih ketika
muntah.
Bulimia dapat diikuti dengan terjadinya anoreksia begitu pula
sebaliknya. Penderita kelainan ini mampu menjaga kekuatan dan kegiatan
sehari-hari mendekati normal. Penyakit ini menyebabkan kematian pada
10% penderitanya.
Penatalaksanaannya umunya terdiri dua tahap yaitu
mengembalikan berat badan normal, serta terapi psikis yang seringkali
dibarengi dengan pemberian obat-obatan. Pengobatan awal biasanya
dirumah sakit penderita didorong untuk makan kadang melalui infus atau
selang Nasogastrik. Jika ditemukan depresi diberi anti obat depresi.

F. Pengembangan Perilaku Makan Sehat Untuk Remaja

Perilaku makan sehat untuk remaja sama penting dengan perubahan


fisik selama masa remaja yang berpengaruh pada gizi yang dibutuhkan remaja.
Remaja biasanya memilih makanan sesuai keinginannya. Cenderung lebih
banyak makan diluar rumah juga terpengaruh oleh peer groupnya lebih suka
19

mengkonsumsi sejenis jungfood (soft drink, fast food, makanan kemasan ).


Remaja biasanya kurang mengkonsumsi serat yang kebutuhan rata-ratanya
perhari sebesar 20-35 grm. Penelitian dilakukan oleh Christine Mulyanty S
pada tahun 2002 di SMU I Bogor menunjukan konsumsi serat remaja sebesar
9,3gram, di SMU Leuwiliang sebesar 8,8gram.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam


menyiapkan makanan untuk remaja:
1.Biarkan remaja untuk menemukan sendiri tentang gizi yang diperlukan
untuk mereka dengan menyediakan majalah atau buku remaja yang memuat
artikel tentang makanan dan mendorong mereka, mendukungnya agar
mereka tertarik dalam kesehatan, masakan atau gizi yang dibutuhkan
mereka.
2.Jika memungkinkan selalu siapkan makanan dirumah
3.Mencoba menu yang “baru” misalnya mencoba menu dari daerah lain
4.Saat ini sudah tersedia snack bergizi. Sesekali sediakan snack ini
5.Hindari menyediakan makanan yang tidak disukai remaja dirumah anda
6.Membuat waktu makan menjadi saat yang menyenangkan untuk berbagi
pengalaman diantara keluarga
7.Mengetahui jadwal kegiatan remaja sehingga waktu makan (bersama)
tidak berbenturan dengan kegiatan (yang menurut mereka sangat penting)
8.Memberikan penekanan tentang manfaat makanan yang baik seperti
perbaikan vitalitas dan peningkatan ketahanan fisik
9.Menyimpan hanya kudapan bergizi dilemari es
10.Melatih tanggung jawab remaja dalam hal perencanaaan makanan,
pembelanjaan, dan pemasakan.
20

G. Pendidikan Kesehatan Tentang Gizi

Konteks pendidikan gizi pada umumnya dapat dipahami melalui


pendekatan melalui pendekatan keluarga. Pentingnya gizi dalam sebagai
kebutuhan pokok dalam keluarga, harus dapat diterapkan secara proporsional.
Khususnya sumber daya keluarga serta aktivitas keluarga. Kedudukan pangan
keluarga sebagai salah satu kebutuhan pokok dalam keluarga jangan sampai
dikalahkan oleh gengsi keluarga, misalnya gizi secara umum biasanya
dipandang telah telah dietahui oleh setiap orang.
Berkaitan dengan hal tersebut, pengetahuan umum tentang gizi
meliputi : fungsi makanan , susunan makanan , kombinasi makanan yang
dapat menghindari pemborosan, cara mengelola dan memilih serta cara
menilai kesehatan yang berhubungan dengan faktor gizi, harus benar – benar
diketahui oleh keluarga.
Penyuluhan mencakup tidak hanya menyampaikan pengetahuan tetapi
juga konseling kepada klien untuk membantu menciptakan perubahan dalam
perilaku makan.beberapa intervensi yang memudahkan penyuluhan kepada
klien dan keluarga adalah :
1.Dengarkan masalah dan ide klien.
2.Dorong keterlibatan keluarga bila tepat.
3.Tekankan pentingnya mendapatkan nutrisi adekuat.
4.Tenangkan klien memilih makanan yang tepat.
5.Bantu klien tentang interaksi obat nutrien.
6.Beritahu klien tentang interaksi obat nutrien.
7.Hindari penggunaan istilah ”diet”.
8.Tekankan hal-hal yang “perlu dilakukan “bukan hal yang“ tidak perlu
dilakukan“.
9.Pertahankan pesan yang sederhana.
10.Tinjau ulang material tertulis bersama klien.
11.Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang tidak dapat ditoleransi.
Tujuan umum pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa
21

adalah wanita remaja dan dewasa memahami tentang kebutuhan gizi


seimbang sesuai usianya. Sedangkan tujuan khususnya adalah wanita
remaja dan dewasa mampu menguraikan tentang pedoman uum gizi
seimbang.

H. Pedoman Umum Gizi Seimbang

Salah satu misi pembangunan kesehatan diindonesia menuju


Indonesia sehat 2010 adalah pemeliharan dan peningkatan kesehatan
individu.dalam program gizi dikenal dengan istilah Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS).
PUGS itu berupa 13 pesan dasar gizi seimbang seperti yang
diuraikan oleh Depkes berikut ini :
1.Makanlah aneka ragam makanan
Tidak satupun makanan yang mengandung zat gizi , yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Makan – makanan yang beraneka ragam sangat berpengaruh bagi
kesehatan, seperti makanan yang mengandung unsur – unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh, baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara populer
disebut Triguna Makanan, yaitu makanan yng mengandung zat kalori, zat
pembangun (protein)dan zat pengatur (vitamin).jadi mengonsumsi
makananyang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
2.Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Di anjurkan memenuhi makanan yang cukup kalori (energi) agar
dapat hidup dan beraktivitas sehari – hari seperti bekerja, belajar,
berolahraga, berekreasi dan kegiatan sosial lain. Bila konsumsi kalori /
energi melebihi kebutuhan akan ditimbun.
Bila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan yang
selanjutnya bisa berakibat gangguan kesehatan, seperti darah tinggi,
22

penyakit jantung, kencing manis, dll. Sebaliknya bila konsumsi energi


kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yakni dalam jaringan otot /
lemak akan dipakai untuk menutupi kekurangan tersebut.
Kuarng energi yang berlangsung lama akan berakibat berat badan
menurun dan pada gilirannya akan mengganggu kesehatan, juga mudah
terkena penyakit.
3.Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Terdapat dua kelompok karbohidrat yaitu yang berbentuk kompleks
dan sederhana. Yang kompleks adalah golongan padi – padian, umbi –
umbian dan tepung – tepungan. Sedangkan gula termasuk bentuk
sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks
berlansung lebih lama dari pada yang sederhana. Hal ini berakibat bila
orang mengonsumsi gula akan cepat merasa lapar lagi, hal ini berbeda jika
mengonsumsi karbohidrat kompleks. Konsumsi gula cukup dibatasi
sampai 3-4 sendok makan perhari, bila berlebih cenderung berakibat
kegemukan. Selain itu gula juga merusak gigi geligi. Konsumsi
karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50 % saja dari kebutuhan energi
agar tubuh dapat memenuhi sumber – sumber zat pembangun dan
pengatur.
4.Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin ( A, D, E dan
K) serta menambah lezatnya hidangan sehingga menimbulkan rasa
kenyang lebih lama. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan
akan mengurangi konsumsi makanan lain yang dapat mengurangi
kebutuhan zat gizi lainnya. Dianjurkan konsumsi lemak dan minyak sehari
– hari ¼ saja dari kebutuhan energi.

5.Gunakan garam beryodium


Sesuai Keppres no.69 tahun 1994, semua garam yang beredar di
23

Indonesia harus mengandung yodium.


6.Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan
sel darah merah.kekurangan zat besi secara berkelanjutan dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai
penyakit kurang darah. Anemia gizi besi (AGB) terutama banyak diderita
oleh wanita hamil,wanita menyusui,dan wanita usia subur karena fungsi
kodrati adalah haid, hamil, melahirkan,dan menyusui yang menyebabkan
kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang yang lainnya.
Kelompok yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan
buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah.
7.Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahan MP-ASI
sesudahnya.
8.Biasakan makan pagi
Bagi remaja dan dewassa makan pagi dapat memelihara ketahanan
fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja danmeningkatkan
produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan
konsentrasi belajar menjadi lebih baik.
9.Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan bebas
dari kuman.untuk mendapatkan air minum yang bersih air harus
dididihkan terlebih dahulu.
10.Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi setiap orang karena dapat
meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan
fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
11.Hindari minum – minuman beralkohol
Seseorang yang minum – minuman beralkohol akan sering buang
air kecil sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan mengatasi rasa
hausnya dengan minum-minuman alkohol lagi. Alkohol hanya
mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain.
24

12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan


Selain harus bergizi dan seimbang makanan harus juga layak di
konsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman yaitu yang
bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya serta tidak bertetangan
dengan keyakinan masyarakat yang dikenal dengan istilah halal. Halal
dalam arti luas selain bebas alkohol dan bukan daging babi adalah
makanan harus diolah secara higienis, sehingga tidak mengandung
cemaran yang dapt membahayakan kesehatan manusia.
13.Bacalah label pada makanan yang dikemas
Keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan – bahan yang
digunakan ,susunan zat gizi, tanggal kadaluarsa, dan keterangan penting
lainnya.

BAB III
25

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan :


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi. Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat
bagi kesehatan,dalam ilmu gizi dikenal dengan triguna makanan yaitu,
makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Sejarah dan perkembangan ilmu gizi di luar negri diantarannya
Hipokrates, seorang filsuf Yuanani pada tahun 460 SM, telah berhasil
mengobati dan menyembuhkan orang – orang yang menderita rabun senja
dengan memberikan makanan berupa hati binatang buruan. Setelah ratusan
tahun kemudian barulah ditemukan bahwa penyakit rabun senja merupakan
akibat dari kekurangan vitamin A dan bahwa hati hewan banyak mengandung
vitamin A. Selanjutnya pada zaman pelayaran Vasco de Gama yang berlayar
dari Eropa menuju Hindia pada tahun 1497, awak kapalnya diserang penyakit
skorbut (gejala gusi bengkak, gigi mudah tanggal , serta gangguan
pencernaan). Baru pada awal abad ke – 20 para ahli medis dapat memastikan
bahwa penyebab penyakit yang banyak mematikan awak kapal Vasco de
Gama itu adalah akibat kurang vitamin C. seperti diketahui, para awak kapal
selama berbulan – bulan tidak mengkonsumsi makanan segar.
26

Di indonesia perkembangan ilmu gizi pesat pada tahun 1975 Program


perbaikan gizi Applied Nutritional Progamme ( ANP ) merupakan konsep dari
WHO dan FAO. Pada tahun 1974 keluar INPRES No 14/74 tentang Program
gizi dijalankansecara nasional oleh departemen kesehatan. Dan 1976-1977
diselenggarakan kampanye vitamin A dosis tinggi.
Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja :
1. Kebiasaan malas makan pagi dan malas minum air putih .
2. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan
penurunan berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola
makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang
mengacu pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, peragawati,
selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, semampai.
3. Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan
mineral ) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips.
4. Kebiasaan makan makanan siap saji ( fast food ) yang komposisi gizinya
tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta,
fried chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengonsumsi minuman
bersoda yang berlebihan.
Alasan yang mendasari masa remaja membutuhkan banyak zat gizi.
1. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan
peningkatan berat badan dan tinggi badan.
2. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ – organ reproduksi.
3. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia
lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
4. Penentuan zat gizi remaja sacara umum didasarkan pada angka kecukupan
gizi yang dianjurkan untuk di Indonesia.
Berikut beberapa kebutuhan remaja yaitu energi,protein,lemak,vitamin dan
mineral ( Zn,Ca,Fe).
Faktor pemicu permasalahan gizi remaja yaitu :Kebiasaan makan yang
buruk, promosi yang berlebihan di media massa tentang produk makanan,
pemahaman gizi yang salah, berlebihan terhadap suatu jenis kesukaan makanan
27

tertentu, dan maraknya produk makanan impor.


Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada
remaja antara lain: kurus,anemia,obesitas,anoreksia dan bulimia.
Pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja diantaranya : selalu
siapkan makanan dirumah,mencoba menu yang “baru” misalnya mencoba
menu dari daerah lain,saat ini sudah tersedia snack bergizi. Sesekali sediakan
snack ini,hindari menyediakan makanan yang tidak disukai remaja dirumah
anda,dan membuat waktu makan menjadi saat yang menyenangkan untuk
berbagi pengalaman diantara keluarga.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) berupa 13 pesan dasar gizi
seimbang seperti yang diuraikan oleh Depkes berikut ini :
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahan MP-ASI
sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
11. Hindari minum – minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

B. Saran
28

Dalam makalah ini, penyusun menyadari bahwa ada begitu banyak hal
yang harus dilengkapi demi perkembangan kemampuan penyusun dan para
pembaca. Oleh karena itu, Segala bentuk masukan atau saran dan usulan yang
sifatnya mendukung penyusunan ini, amat sangat diharapkan bukan semata-
mata demi sempurnanya tulisan ini sendiri melainkan juga demi penghayatan
akan dalam kehidupan sehari.

DAFTAR PUSTAKA
29

Almatsier,Sunita.2007.Penuntun Diet.Jakarta;Gramedia Putaka utama


Lailatul badriah,Dewi.2011.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Bandung;Refika
Aditama
Francin Paath,Erna dkk.2004.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Jakarta;EGC
Mansjoer,Arif dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran jilid 1.Jakarta;Media
Aesculaplus
.2001.Kapita Selekta Kodokteran jilid 2.Jakarta;Media
Aesculaplus
Purwitasari,Desi dkk.2009.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta;Nuha
Medika
Sulistyo,Hariyani.2010.Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta;Graha
Ilmu
Wiwik sartika,Mitayani.2010.Buku Saku Ilmu Gizi.Jakarta;Trans Info Media

LAMPIRAN
30

Lampiran 1 :
Tabel . Kebutuhan kalori menurut berat badan dan aktivitas

Keterangan :
M = berat badan x 46 kalori = kebutuhn kalori laki – laki dewasa pada berat badan
tertentu
F = berat badan x 46 kalori + kebutuhan wanita dewasa pada berat badan tertentu
A = indeks aktivitas : Ringan = 0,9p ; Sedang = 1,0 ; Aktif = 1,17
Tabel.Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk Indonesia agar kesehatan yang baik
dapat dipertahankan.
31
32

Tabel. Angka kecukupan gizi rata –


rata yang dianjurkan (per
orang per hari

Anda mungkin juga menyukai