Pelayanan assurance. Pelayanan verifikasi adalah suatu bentuk pelayanan atau jasa
pelayanan independen yang dapat menigkatkan kualitas informasi bagi para pembuat
keputusan. Pelayanan assurance ini meliputi audit atas laporan keuangan histois, tinjauan atas
laporan keuangan historis dan jasa-jasa atestasi lainnya.
Audit atas laporan keuangan historis. Audit atas laporan keuangan historis merupakan
bentuk jasa atestasi yang mana seorang auditor menerbitkan laporan tertulis berisi pendapat
atau opininya mengenai apakah laporan keuangan historis tersebut telah di susun berdasarkan
prinsip- prinsip akuntansi yang berterima umum.
Tinjauan atas laporan keuangan historis. Sebagian besar perusahaan non publik ingin
menyediakan informasi yang dapat diandalkan dalam laporan keuangan mereka, tanpa
menyebabkan timbulnya biaya untuk melakukan proses audit.
Jasa-jasa atestesi lainnya. Sebagian besar dari jenis jasa ini merupakan suatu
pengembangan alami dari audit atas laporan keuangan histrotis, akibat dari keinginan para
group pengguna informasi untuk mencari rasa keandalan dari pihak independen tentang
berbagai jenis informasi.
Jasa-jasa assurance lainnya. Dalam prosesnya auditor tidak perlu membuat suatu laporan
tertulis, serta keandalannya yang dapat diberikan tidak selalu atas kepercayaan pasa asersi
tertulis pihak lainnya tentang kepatuhannya akan kriteria-kriteria tertentu. Contoh dari jasa-
jasa assurance :
Jasa non assurance yang disediakan oleh kantor akuntan publik. Firma akuntan publik
menyediakan sejumlah jasa lainnya diluar jasa assurance. Tiga contoh spesifik dari jasa non
assurance yang sering disediakan adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan
jasa konsultasi manajemen.
Pengertian auditing. Menurut ilmuan, Arens dan loebbecke (2011) auditing adalah : suatu
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen
untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan.
Tujuan auditing. Secara umum, tujuan auditing dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Kelengkapan
Ketepatan
Eksistensi
Penilaian
Klasifikasi
Pisah batas
Pengungkapan
Mengapa diperlukan audit? Ada empat kondisi yang menyebabkan diperlukannya penilaian
dari auditro independen yaitu : (1) konflik kepentingan, (2) konsekuensi, (3) kompleksitas,
(4) keterpencilan. Keempat faktor tersebut, secara kolektif akan dapat mempengaruhi
ketepatan, kelengkapan atau bias dari informasi yang disajikan oleh pihak manajemen dalam
laporan keuangan. Oleh karenanya diperlukanlah audit oleh auditor independen untuk
meningkatkan keyakinan pemakai terhadap informasi yang disajikan manajemen serta untuk
mengurangi risiko.
Pentingnya auditing. Laporan keuangan adalah tanggung jawab para manajemen dan
auditor. Dapat dikatakan bahwa fungsi audit adalah untuk memberikan kredibilitas atas
laporan keuangan.
Keahlian dalam auditing. Keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup
antara lain : merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja
pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan,
menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan.
IAASB auditing standards. The auditing international dan Assurance standards board
(IAASB) adalah sebuah badan penetapan standar independen yang melayani kepentingan
umum dengan menetapkan standar internasional yang berkualitas tinggi untuk audit, jaminan,
standar lain, dan dengan memfasilitasi konvergensi audit internasional dan nasional, dan
standar jaminan. Untuk memperkuat kepercayaan publik dalam audit dan jaminan global
profesi.
International standards on auditing (ISA). Berisi tujuan dan persyaratan bersama dengan
petunjuk terkait dalam bentuk aplikasi dan materi penjelasan lainnya. ISA ditulis dalam
konteks audit laporan keuangan oleh auditor independen.
Jenis-jenis audit. Audit biasanya diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: audit laporan
keuangan, audit operasional, dan audit kepatuhan. Dua jenis audit yang terakhir seringkali
dinamakan sebagai audit aktivitas.
Jenis-jenis auditor. Ada dua tipe mendasar dari seorang auditor yaitu auditor eksternal dan
auditor internal. Auditor pemerintah mengambil kedua fungsi auditor tersebut.
Pengertian peer review. Suatu penelaahan yang dilakukan terhadap Kantor Akuntan Publik
untuk menilai apakah sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) telah mengembangkan secara
memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu sebagaimana yang disyaratkan dalam
pernyataan standar auditing (PSA) No.20 yang ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia). Menurut Arens, Elder, dan Beasly. Peer review adalah penelaahan yang
dilakukan akuntan publik terhadap ketaatan Kap pada sistem pengendalian mutu.
Standar pengendalian mutu KAP mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu,
penetapan tanggung jawab, komunikasi, dan pemantauan dibahas seperti dibawah ini
berdasarkan pengelompokan sebagai berikut :
Independensi
Penugasan personel
Konsultasi
Supervisi
Pemekerjaan
Pengembangan profesional
Promosi
Penerimaan dan keberlanjutan klien
Inspeksi
Timbul dan berkembangnya Akuntan Publik. Profesi akuntan publik dikenal oleh
masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Mendapat
dorongan dari pemerintah dalam tahun 1979- 1983 dengan dikeluarkannya peraturan
MenKeu No. 108/KMK 07/ 1979 dalam peraturan ini, instansi pajak menetapkan pajak
pendapatan setelah laporan keuangan di audit oleh akuntan publik. Pada awal 1992, kembali
profesi akuntan publik diberi kepercayaan dari pemerintah untuk melakukan verifikasi
pembayaran pajak pertambahan nilai oleh para pengusaha kena pajak.
Kegiatan kantor Akuntan Publik. Pada perkembangan, kantor akuntan publik secara
berkesinambungan terus mengembangkan produk-produk dan jasa-jasa baru termasuk pula
spesialisasi dalam perencanaan keuangan dan penilaian bisnis. Berikut merupakan beberpa
jasa yang ditawarkan ole KAP :
Membangun standar-standar dan aturan. Ada empat macam standar profesional yang
diterbitkan oleh komite sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik yang diklasifikasikan
dan dikumpulkan dalam satu buku Standar Profesional Akuntan Publik :
Standar auditing
Standar atestasi
Standar jasa konsultasi dan review
Standar jasa konsultasi.
Fungsi- fungsi IAI lainnya. Menerbitkan berbagai jenis bacaan termasuk diantaranya media
akuntansi, juga jurnal akuntansi, panduan audit bagi beberapa industri, perubahan secara
periodik atas kodifikasi pernyataan standar auditing serta kode etika profesional.
1. Standar umum :
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar pekerjaan lapangan.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika dignakan asisten harus
di supervise dengan semestinya.
Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menetukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuanagan yang diaudit.
3. Standar pelaporan
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode bejalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akutansi tersebut dalam periode
berikutnya.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandangan
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus dinyatakan.
LAPORAN AUDIT
1. JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR
Dalam standar profesionalakuntan publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) pendapat auditor dibagi kedalam limakategori yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
2. Pendapat wajar dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with language
disclosure)
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)
SIFAT BUKTI AUDIT. Bukti audit yang mengandung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Jurnal, buku besar dan
buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran
kerja (work sheet) dan spread sheat yang mengandung alokasi biaya, perhitungan, dan
rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mengandung laporan keuangan.
KEPUTUSAN BUKTI AUDIT. Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah
menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat
memberikan suatu keyakinan yag memadai bahwa berbagai komponen dalam
laporankeuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam empat sub
keputusan berikut ini:
1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan (program audit).
1. BUKTI FISIK
Bukti fisik terdiri dari segala sesuatu yang bias dihitung, di observasi atau di inspeksi, dan
terutama berguna untuk mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan.
2. BUKTI YANG DIPEROLEH MELALUI KONFIRMASI
Bukti yang diperoleh melalui konfirmasi adalah suatu bukti yang diperoleh mengenai
eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar dari klien.
3. BUKTI DOKUMEN
Bukti dokumen terdiri dari berbagai catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen
pendukung transaksi.
4. BUKTI MATEMATIK
Bukti matematik merupakan perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan
auditor.
5. BUKTI ANALITIS
Bukti analitis adalah bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi
keuangan klien.
6. BUKTI ORAL
Bukti oral (hearsay) merupakan bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor.
5. PROGRAM AUDIT
Program audit adalah selalu mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Di dalamnya
pun seringkali mencakup pula ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu
pelaksanaan pengujian tersebut. Umumnya, untuk setiap komponen audit, akan terdapat
sesuatu program audit yang mengandung sejumlah prosedur audit.
Persuasivitas bukti audit adalah kompetensi dan kecukupan yang langsung diambil dari
standar pekerjaan lapangan ketiga. Disebabkan oleh sifat bukti audit serta pertimbangan biaya
untuk melaksanakan suatu audit, maka tidaklah mungkin bagi auditor untuk memperoleh
keyakinan mutlak bahwa auditor yang dipilihnya sudah benar.
1. KOMPETENSI
Kompetensi bukti merujuk pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya
atau diyakini kebenarannya. Jika bukti audit dianggap memiliki sesuatu kompetensi yang
tinggi, maka bantuan bukti tersebut untuk meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan
telah disajikan secara wajar sangatlah besar.
2. KECUKUPAN
Pada umumnya kecukupan bukti diukur dengan ukuran sampel yang dipilih oleh auditor.
Untuk prosedur audit tertentu, bukti yang diperoleh dari sampel sebesar 100 bukti
umumnya akan lebih memadai dari pada pengambilan sampel sebanyak 50 bukti.
Beberapa faktor mempengarui kecukupan ukuran sampel audit. Dua faktor paling penting
adalah ekspektasi auditor atas kemungkinan salah saji dan efektifitas dari pengendalian
intern klien.
3. PERSUASIVITAS DAN BIAYA
Persuasivitas dan biaya dari semua alternatif harus masuk dalam pertimbangan auditor
sebelum ia memilih suatu atau beberapa jenis bukti audit yang cukup kompeten pada
tingkat biaya terendah yang paling mungkin dicapai.
Pengendalian internal adalah “proses”. Penegndalian internal bukan satu peristiwa atau keadaan,
tetapi serangkaian tindakan yang menembus kegiatan suatu entitas. Tindakan ini adalah persuasive
dan melekat dalam pengelolaan cara menjalankan bisnis. Penegndalia internal dipengaruhi oleh
sekelompok orang-orang. Seseorang dewan direksi, menejemen, dan juga personil lainnya dalam
suatu entitas yang mencapainya, dengan apa yang mereka lakukan dan katakana. Orang
menetapkan tujuan entitas dan menempatkan mekanisme control didalamnya. Pengendalian
internal diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan jaminan mutlak atas
menejemen entitas dan dewan dimana tujuan perusahaan dicapai. Kemungkinan prestasi
dipengaruhi oleh keterbatasan dalam sebuah system pengendalian internal. Keterbatasan ini
termasuk realitas bahwa penghakiman manusia bisa rusak, kerusakan mungkin terjadi karena
kegagalan manusia seperti kesalahan kecil, dan ontrol dapat dielakkan dengan kolusi dari dua orang
atau lebih. Akhirnya manajemen memiliki kemampuan untuk mengesampingkan system
pengendalian internal.
Manajemen biasanya memiliki 3 tujuan umum terkait dalam merancang system pengendalian:
1. Lingkungan pengendalian
2. Proses penilaian resiko entitas
3. System informasi dan proses bisnis terkait yang relevan dengan suatu pelaporan
keuangan dan komunikasi
4. Prosedur pengendalian
5. Pemantauan control
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Lingkungan pengendalian berarti keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan direksi dan
manajemen mengenai system pengendalian internal dan pentingnya dalam perusahaan. Lingkungan
penegndalian memiliki pengaruh luas pada kegiatan usaha cara terstruktur, tujuan cara ditetapkan,
dan resiko cara yang di nilai.
ELEMEN-ELEMEN YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEBERHASILAN
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Integritas dan nilai-nilai etika dari orang yang telah menciptakan, mengelola, dan memonitor
pengendalian menentukan efektivitas mereka. Komunikasi dari integritas perusahaan dan
nilai-nilai etika kepada karyawan dan penguatan dalam praktek memengaruhi cara dimana
karyawan melihat pekerjaan mereka. Menetapkan contoh yang baik tidak cukup. Manajen
puncak harus secara lisan mengkomunikasikan nilai-nilai entitas dan standar perilaku untuk
karyawan.
Tiga kategori utama dari tujuan manajemen operasi yang efektif adalah: keuangan, pelaporan, dan
kepatuhan. Tujuan dari keuangan control membutuhkan informasi yang akurat untuk pengambilan
intern karena manajemen memiliki hukum dan tanggung jawab professional untuk memastikan
bahwa informasi yang disiapkan cukup sesuai dengan standart akuntansi.
Alasan untuk mengandalkan suatu system akuntansi dan penegndalian internal perusahaan
adalah dua kali lipat. Pertama ketergantungan pada prosedur akuntansi dan control akan
meningkatkan efisiensi audit eksternal. Jika resiko yang melekat telah diantisipasi oleh
prosedur pengendalian internal yang efektif, pengujian akuntansi dan prosedur pengendalian
internal, auditor mampu menambah nilai ke klien dengan menilai kualitas system
pengendalian internal dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut
Berikut adalah keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap struktur pengendalian intern:
1. Manajemen
2. Dewan komisaris
3. Auditor intern
4. Personel lain entitas
5. Auditor independen
6. Pihak luar lain
PENGUJIAN PENGENDALIAN
1. Perbandingan periodic dalam jumlah yang tercatat dengan system akuntansi dengan
fisik aset.
2. Tanggap terhadap rekomendasi auditor internal dan eksternal pada saran untuk
memperkuat pengendalian internal
3. Sejauh mana seminar pelatihan, sesi perancangan, dan pertemuan lain memberikan
manajemen informasi tentang operasi yang efektif atas control
4. Apakah personil diminta secara berkala untuk menyatakan apakah mereka dapat
memahami dan mematuhi code of conduct entitas dan secara teratur melakukan
kegiatan pengendalian kritis
5. Efektivitas kegiatan audit internal
6. Sejauh mana personil, dalam melaksanakan kegiatan rutin mereka, mendapatkan bukti
untuk apakah system pengendalian intern terus berfungsi.
RESIKO PENGENDALIAN
Resiko pengendalian dapat didefinisikan sebagai resiko salah saji yang bisa terjadi dalam
akun neraca atau kelompok transaksi dan itu bisa menjadi bahan, secara indivinndu atau
ketika agregat dengan salah saji dalam saldo atau kelas-kelas lain, tidak akan dapat dicegah
atau dideteksi dalam koreksi secara tepat waktu oleh akuntansi dan system pengendalian
internal.
PENDEKATAN AUDIT
SISTEM INFORMASI
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang system informasi , termasuk proses bisnis
yang terkait, relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk bidang-bidang berikut:
1. Kelompok transaksi dalam operasi entitas yang signifikan pada laporan keuangan
2. Prosedur
3. Catatan akuntansi terkait
4. Bagaimana system informasi menagkap peristiwa dan kondisi, selain kelas transaksi
yang signifikan terhadap laporan keuangan
5. Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun suatu laporan keuangan
entitas
LINGKUNGAN KOMPUTER
Auditor juga mempertimbangkan jenis utama dari perangkat lunak system termasuk akses
control atau perangkat lunak keamanan. Perubahan program dan control perpustakaan
perangkat lunak keamanan, perubahan program dan control perpustakaan perangkat lunak,
prinsip pemograman bahasa, pengambilan data/bahasa pelaporan, database, komunikasi dan
system operasi.
Menilai resiko pengendalian adalah proses mengevaluasi desain dan efektifitas operasi
pengendalian internal perusahaan bagaimana mencegah atau juga mendeteksi salah saji
material dalam asersi laporan keuangan.
Pengendalian resiko harus dinilai pada tingkat maksimum (resiko terbesar bahwa salah saji
material yang bisa terjadi tidak akan dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
strukturpengendalian internal) untuk beberapa atau semua pernyataan jika:
1. Kebijakan dan prosedur tidak mungkin untuk berhubungan dengan sebuah asersi.
2. Kebijakan dan prosedur tidak mungkin efektif
3. Memperoleh bukti yang cukup atau benar tidak efisien
PROSEDUR SUBTANTIF
Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor dalam hal membuat kesimpulan
berdasarkan opini audit. Bukti audit terdiri dari dokumen sumber dan catatan akuntansi yang
mendasari laporan keuangan dan menguatkan informasi dari sumber lain.
BUKTI HUKUM
Pembuktian standar hukum adalah suatu konsep yang menggambarkan paling banyak kualitas
bukti hukum. Ada empat standar pembuktian:
BUKTI DOKUMENTER
Bukti document dikumpulkan dari penulis, bersumber dari cetakan atau elektronik.bukti
documenter terdiri dari file computer dan catatan akuntansi, kertas , catatan dokumen,dll.
STANDART ASERSI
Auditor telah mengidentifikasi beberapa asersi bahwa manajemen membuat langsung atau
tidak langsung, berkaitan dengan laporan keuangan. Asersi standart yang lengkap, terjadi,
akurat, hak dan kewajiban, penilaian, dan eksitensi.
Pertimbangan auditor untuk apa bukti audit yang cukup dan tepat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti berikut:
PERSUASIF
Bukti persuasive ketika ada konsistensi antara item dari sumber yang berbeda atau dari sifat
yang berbeda. Bukti biasanya lebih persuasive untuk neraca saldo ketika diperoleh lebih
dekat dengan tanggal neraca.
Auditor melakukan prosedur penilaian resiko untuk memberikan dasar bagi penilaian resiko.
Prosedur penilaian resiko sedniri tidak memberikan bukti audit yang cukup dan tapat yang
menjadi dasar dari opini audit. Namun, prosedur penilaian resiko harus dilengkapi dengan
prosedur audit lebih lanjut dalam bentuk tes control substantive.
1. Penyelidikan
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan
4. Perhitungan
5. Referformance
6. Konfirmasi
7. Prosedur anatilis
PEMERIKSAAN (AKTIVA BERWUJUD, CATATAN ATAU DOKUMEN)
Vouching. Vouching adalah proses audit dimana auditor memilih sampel item dari akun yang
berjalan dibelakang melalui system akuntansi untuk menemukan sumber dokumentasi yang
mengandung item yang dipilih.
KONSEP SAMPLING
Permasalaahn utama sampling adalah keterwakilan anggota populasi dalam sampel yang
dipilih. Oleh karena itu, dalam melaksanakan sampling, auditor perlu memahami unsure-
unsur yang memengaruhi sampling. Ada empat hal yang memengaruhi hasil sampling, yaitu :
1. Unit populasi
2. Standart deviasi
3. Tingkat keandalan
4. Kesalahan sampling