Anda di halaman 1dari 23

Bab 1 Ruang Lingkup Auditing

Pelayanan assurance. Pelayanan verifikasi adalah suatu bentuk pelayanan atau jasa
pelayanan independen yang dapat menigkatkan kualitas informasi bagi para pembuat
keputusan. Pelayanan assurance ini meliputi audit atas laporan keuangan histois, tinjauan atas
laporan keuangan historis dan jasa-jasa atestasi lainnya.

Audit atas laporan keuangan historis. Audit atas laporan keuangan historis merupakan
bentuk jasa atestasi yang mana seorang auditor menerbitkan laporan tertulis berisi pendapat
atau opininya mengenai apakah laporan keuangan historis tersebut telah di susun berdasarkan
prinsip- prinsip akuntansi yang berterima umum.

Tinjauan atas laporan keuangan historis. Sebagian besar perusahaan non publik ingin
menyediakan informasi yang dapat diandalkan dalam laporan keuangan mereka, tanpa
menyebabkan timbulnya biaya untuk melakukan proses audit.

Jasa-jasa atestesi lainnya. Sebagian besar dari jenis jasa ini merupakan suatu
pengembangan alami dari audit atas laporan keuangan histrotis, akibat dari keinginan para
group pengguna informasi untuk mencari rasa keandalan dari pihak independen tentang
berbagai jenis informasi.

Jasa-jasa assurance lainnya. Dalam prosesnya auditor tidak perlu membuat suatu laporan
tertulis, serta keandalannya yang dapat diberikan tidak selalu atas kepercayaan pasa asersi
tertulis pihak lainnya tentang kepatuhannya akan kriteria-kriteria tertentu. Contoh dari jasa-
jasa assurance :

 Kontrol atas resiko yangberhubungan dengan investasi.


 Mistery shopping
 Penilaian risiko penipuan dan tindakan ilegal
 Penilaian kesesuaian antara kebijakan dan prosedur perdagangan
 Pemenuhan perjanjian atas royalti hiburan
 Sertifikasi ISO 9000
 Audit lingkungan

Jasa non assurance yang disediakan oleh kantor akuntan publik. Firma akuntan publik
menyediakan sejumlah jasa lainnya diluar jasa assurance. Tiga contoh spesifik dari jasa non
assurance yang sering disediakan adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan
jasa konsultasi manajemen.

PANDANGAN UMUM TERHADAP AUDITING.

Pengertian auditing. Menurut ilmuan, Arens dan loebbecke (2011) auditing adalah : suatu
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen
untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan.
Tujuan auditing. Secara umum, tujuan auditing dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

 Kelengkapan
 Ketepatan
 Eksistensi
 Penilaian
 Klasifikasi
 Pisah batas
 Pengungkapan

RELEVANSI AUDITING DAN AKUNTANSI.

Mengapa diperlukan audit? Ada empat kondisi yang menyebabkan diperlukannya penilaian
dari auditro independen yaitu : (1) konflik kepentingan, (2) konsekuensi, (3) kompleksitas,
(4) keterpencilan. Keempat faktor tersebut, secara kolektif akan dapat mempengaruhi
ketepatan, kelengkapan atau bias dari informasi yang disajikan oleh pihak manajemen dalam
laporan keuangan. Oleh karenanya diperlukanlah audit oleh auditor independen untuk
meningkatkan keyakinan pemakai terhadap informasi yang disajikan manajemen serta untuk
mengurangi risiko.

PANDANGAN UMUM TERHADAP AUDITOR.

Pentingnya auditing. Laporan keuangan adalah tanggung jawab para manajemen dan
auditor. Dapat dikatakan bahwa fungsi audit adalah untuk memberikan kredibilitas atas
laporan keuangan.

Keahlian dalam auditing. Keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup
antara lain : merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja
pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan,
menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan.

STANDAR AKUNTANSI DAN AUDITING INTERNASIONAL.

International financial reporting standards (IFRS). Disusun oleh IASB (international


accounting standard board). IFRS diterbitkan sebagai upaya memperkuat arsitektur keuangan
global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi
keuangan.

IAASB auditing standards. The auditing international dan Assurance standards board
(IAASB) adalah sebuah badan penetapan standar independen yang melayani kepentingan
umum dengan menetapkan standar internasional yang berkualitas tinggi untuk audit, jaminan,
standar lain, dan dengan memfasilitasi konvergensi audit internasional dan nasional, dan
standar jaminan. Untuk memperkuat kepercayaan publik dalam audit dan jaminan global
profesi.
International standards on auditing (ISA). Berisi tujuan dan persyaratan bersama dengan
petunjuk terkait dalam bentuk aplikasi dan materi penjelasan lainnya. ISA ditulis dalam
konteks audit laporan keuangan oleh auditor independen.

STANDAR AKUNTANSI DAN AUDITING INDONESIA. Standar profesioanl akuntan


publik (SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan
dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publil Institut Akuntan Publik Indonesia (DSAP IAPI).

Jenis-jenis audit. Audit biasanya diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: audit laporan
keuangan, audit operasional, dan audit kepatuhan. Dua jenis audit yang terakhir seringkali
dinamakan sebagai audit aktivitas.

Jenis-jenis auditor. Ada dua tipe mendasar dari seorang auditor yaitu auditor eksternal dan
auditor internal. Auditor pemerintah mengambil kedua fungsi auditor tersebut.

ASERSI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT. Asersi merupakan pernyataan


manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Prosedur audit
diramcamh untuk memperoleh bukti tentang asersi manajemen yang diwujudkan dalam
laporan keuangan. Tugas seorang auditor adalah menentukan apakah representasi (asersi)
tersebut betul-betul wajar. Ketika auditor telah mnegumpulkan bukti yang cukup untuk
mendukung setiap laporan manajemen dan opini audit. Asersi ini merupakan satu penyajian
dan pengungkapan.

Model proses audit.

 Tahap 1 penerimaan klien


 Tahap 2 perencanaan
 Tahap 3 pengujian dan bukti
 Pengumpulan bukti
 Tahap 4 evaluasi dan pelaporan
 Opini audit

KONSEP PEER REVIEW.

Pengertian peer review. Suatu penelaahan yang dilakukan terhadap Kantor Akuntan Publik
untuk menilai apakah sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) telah mengembangkan secara
memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu sebagaimana yang disyaratkan dalam
pernyataan standar auditing (PSA) No.20 yang ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia). Menurut Arens, Elder, dan Beasly. Peer review adalah penelaahan yang
dilakukan akuntan publik terhadap ketaatan Kap pada sistem pengendalian mutu.

STANDAR PENGENDALIAN MUTU.

Standar pengendalian mutu KAP mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu,
penetapan tanggung jawab, komunikasi, dan pemantauan dibahas seperti dibawah ini
berdasarkan pengelompokan sebagai berikut :
 Independensi
 Penugasan personel
 Konsultasi
 Supervisi
 Pemekerjaan
 Pengembangan profesional
 Promosi
 Penerimaan dan keberlanjutan klien
 Inspeksi

Quality control standards committe telah mengindentifikasikan Lima elemen pengendalian


mutu yang harus dipertimbanganan KAP dalam menetapkan prosedur dan kebijakan mutunya
:

 Independensi integritas dan objektivitas


 Manajemen personalia
 Penerimaan dan keberlanjutan klien dan penugasan
 Kinerja penugasan
 Pemantauan

Bab 2 Profesi Akuntan Publik

Timbul dan berkembangnya Akuntan Publik. Profesi akuntan publik dikenal oleh
masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Mendapat
dorongan dari pemerintah dalam tahun 1979- 1983 dengan dikeluarkannya peraturan
MenKeu No. 108/KMK 07/ 1979 dalam peraturan ini, instansi pajak menetapkan pajak
pendapatan setelah laporan keuangan di audit oleh akuntan publik. Pada awal 1992, kembali
profesi akuntan publik diberi kepercayaan dari pemerintah untuk melakukan verifikasi
pembayaran pajak pertambahan nilai oleh para pengusaha kena pajak.

Kegiatan kantor Akuntan Publik. Pada perkembangan, kantor akuntan publik secara
berkesinambungan terus mengembangkan produk-produk dan jasa-jasa baru termasuk pula
spesialisasi dalam perencanaan keuangan dan penilaian bisnis. Berikut merupakan beberpa
jasa yang ditawarkan ole KAP :

 Jasa Akuntansi dan Pembukuan.


 Jasa Perpajakan.
 Jasa Konsultasi Manajemen.

HIRARKSI ORGANISASI AKUNTAN PUBLIK.

 Auditor junior. Membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit


yang telah dilaksanakan. Sering disebut sebagai asisten auditor.
 Auditor senior. Bertugas melaksanakan auditing, bertanggung jawab untuk
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, mengarahkan
dan mereview pekerjaan auditor junior.
 Manajer. bertugas membuat auditor senior dalam merencanakan program audit
dan waktu audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.
Biasanya melakukan pengawasan dengan auditor senior.
 Partners. Memiliki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawab
atas hubungan dengan klien, menandatangani laporan audit dan management
letter, dan bertanggung jawab atas penagihan fee audit dari klien.

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI). Menentukan serangkaian persyaratan


profesional bagi akuntan publik, melakukan penelitian, dan menerbitkan artikel tentang
berbagai subjek yang berhubungan dengan akuntansi, auditing, jasa assurance, asestasi, jasa
konsultasi manajemen dan perpajakan.

Membangun standar-standar dan aturan. Ada empat macam standar profesional yang
diterbitkan oleh komite sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik yang diklasifikasikan
dan dikumpulkan dalam satu buku Standar Profesional Akuntan Publik :

 Standar auditing
 Standar atestasi
 Standar jasa konsultasi dan review
 Standar jasa konsultasi.

Fungsi- fungsi IAI lainnya. Menerbitkan berbagai jenis bacaan termasuk diantaranya media
akuntansi, juga jurnal akuntansi, panduan audit bagi beberapa industri, perubahan secara
periodik atas kodifikasi pernyataan standar auditing serta kode etika profesional.

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP). Standar auditing yang telah


ditetapkan dan disahkan oleh ikatan akuntan indonesia terdiri dari sepuluh standar yang
dikelompokan menjadi 3 kelompok besar, berikut :

1. Standar umum :
 Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
 Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
 Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar pekerjaan lapangan.
 Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika dignakan asisten harus
di supervise dengan semestinya.
 Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menetukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
 Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuanagan yang diaudit.
3. Standar pelaporan
 Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
 Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode bejalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akutansi tersebut dalam periode
berikutnya.
 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandangan
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
 Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus dinyatakan.

PENGENDALIAN KUALITAS. Pengendalian kualitas terdiri dari metode-metode yang


digunakan untuk memastikan bahwa KAP telah memenuhi tanggungjawab profesionalnya
kepada klien maupun kepada pihak lain.

Bab 3 Tanggungjawab Hukum Akuntan Publik

TUNTUTAN HUKUM AKUNTAN PUBLIK. Menurut Arens (2011), audit profesional


memiliki tanggung jawab berdasarkan common law untuk memenuhi kontrak tersirat atau
tersurat dengan klien. Mereka bertanggungjawab kepada klien mereka karena kelalaian
dan/atau pelanggaran kontrak seandainya mereka gagal memberikan layanan atau tidak
melakukan perawatan yang semestinya dalam kinerja mereka. Tanggungjawab hukum
akuntan publik apabila terjadi suatu kelalaian atau akuntan publik tersangkut kecurangan
(fraud). Jenis pelanggaran dapat dibedakan menjadi :

 Ordinary negligence (pelanggaran ringan, tidak sengaja, manusiawi)


 Gross negligence (pelanggaran agak berat, harusnya tidak terjadi)
 Constructive fraud ( pelanggaran berat, akuntan publik terlibat secara langsung
atau tidak langsung membantu dalam fraud yang dilakukan manajemen)
 Fraud (pelanggaran sangat berat, akuntan publik secara sadar terlibat dengan
manajemne melakukan fraud)

BAB 4 LAPORAN AUDIT

LAPORAN AUDIT
1. JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR
Dalam standar profesionalakuntan publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) pendapat auditor dibagi kedalam limakategori yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
2. Pendapat wajar dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with language
disclosure)
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

LAPORAN AUDITOR STANDAR (UNQUALIFIED OPINION). Laporan auditor


standar adalah laporan audit yang diterbitkan oleh auditor dengan memuat pernyataan
pendapat bahwa, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan suatu satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan
audit standar adalah sebagai berikut:

1. Suatu kalimat yang berbunyi “Laporan Auditor Independen”


2. Alamat laporan ditunjukan kepada pihak yang memberi tugas
3. Laporan disusun dalam tiga paragaf yang terdiri dari:
a. Paragraf pengantar
b. Paragraf scope
c. Paragraf opini
4. Tanda tangan auditor , nama dan normor register auditor
5. Tanggal laporan audit

LAPORAN AUDITOR YANG MENYIMPANG DARI LAPORAN STANDAR

1. Pernyataan Pendapat Wajar Dengan Bahasa Penjelasan (Un Qualified Opinion


With Lang-Usage Disclosure)
2. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
3. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
4. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Desclimer Opinion)

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK PENERBITAN


LAPORAN AUDIT. Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun baik dalam
memutuskan laporan audit apa yang tepat untuk diterbitkan pada serangkaian kondisi
tertentu. Pertama-tama, auditor harus memberikan sebuah penilaian mengenai apakah
terdapat kondisi yang telah menyebabkan menerbitkan laporan audit di luar laporan audit
bentuk baku. Jika memang terdapat kondisi tersebut dan cara menentukan jenis laporan audit
yang tepat, kemudian memutuskan jenis lapora audit yang tepat bagi kondisi tertentu.

KETERBATASAN DARI LAPORAN AUDITOR


Laporan auditor yang diterbitkan atas audit yang dilakukan atas laporan keuangan memiliki
bebrapa keterbatasan. Keterbatasan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Laporan audit diterbitkan setelah tanggal neraca.
2. Dalam melaksanakan audit, auditor dibatasi oleh waktu dan biaya, sehingga dalam
pemilihan data yang akan diuji auditor menggunakan sample
3. Dalam melaksanakan pekerjaan auditor menggunakan “professional judgement”
misalnya untuk menetapkan batasan “materiality”
4. Laporan audit yang diterbitkan auditor formatnya sudah diatur didalam standar
professional akuntan publik.

BAB 5 BUKTI AUDIT DAN DOKUMENTASI

PENGERTIAN BUKTI AUDIT


Bukti audit merupakan segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari
data akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi
seorang auditor. Ada empat kata penting dalam standar tersebut yang perlu dijelaskan yaitu:
1. Bukti
2. Cukup
3. Kompeten
4. Sebagai dasar yang layak

SIFAT BUKTI AUDIT. Bukti audit yang mengandung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Jurnal, buku besar dan
buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran
kerja (work sheet) dan spread sheat yang mengandung alokasi biaya, perhitungan, dan
rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mengandung laporan keuangan.

KEPUTUSAN BUKTI AUDIT. Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah
menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat
memberikan suatu keyakinan yag memadai bahwa berbagai komponen dalam
laporankeuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam empat sub
keputusan berikut ini:
1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan (program audit).

KOMPETENSI BUKTI AUDIT


Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan relevan.
Keabsahan disini sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemrolehan bukti
tersebut.

1. BUKTI FISIK
Bukti fisik terdiri dari segala sesuatu yang bias dihitung, di observasi atau di inspeksi, dan
terutama berguna untuk mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan.
2. BUKTI YANG DIPEROLEH MELALUI KONFIRMASI
Bukti yang diperoleh melalui konfirmasi adalah suatu bukti yang diperoleh mengenai
eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar dari klien.

3. BUKTI DOKUMEN
Bukti dokumen terdiri dari berbagai catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen
pendukung transaksi.

4. BUKTI MATEMATIK
Bukti matematik merupakan perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan
auditor.

5. BUKTI ANALITIS
Bukti analitis adalah bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi
keuangan klien.

6. BUKTI ORAL
Bukti oral (hearsay) merupakan bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor.

PROSEDUR BUKTI AUDIT


Dalam banyak hal, auditor independen lebih mengandalkan bukti yag bersifat pengarahan
(persuasive evidence) daripada bukti yang bersifat meyakinkan (convincing evidence). Baik
asersisecara individual dalam laporan keuangan secara keseluruhan menyajikan posisi
keuangan, hasil usaha dan arus kas perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia adalah sedemikian sifatnya, sehingga seorang auditor yang sangat
berpengalaman pun jarang dengan mudah diyakinkan, dalam hubungannya dengan semua
aspek dari laporan keuangan yang diauditnya.

1. BERBAGAI PROSEDUR AUDIT


Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang
harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang disebutkan dalam
standar tersebut meliputi:
a. Inspeksi
b. Pengamatan
c. Konfirmasi
d. Permintaan Keterangan
e. Penelusuran
f. Pemeriksaan Dokumen Pendukung
g. Penghitungan
h. Scanning
i. Pelaksanaan Ulang
j. Computer Assisted Audit Techniques
2. UKURAN SAMPEL
Keputusan mengenai banyak banyak unsur yang harus diuji harus diambil oleh auditor
untuk setiap prosedur audit. Besarnya sampel akan berbeda-beda di antara audit yang satu
dengan yang laindan dari prosedur yang satu ke prosedur audit yang lain.

3. ITEM-ITEM YANG TERPILIH


Jika auditor memutuskan, umpamanya untuk memilih 50 cek yang ditangguhkan dari
populasi sebesar 6.600 cek sebagai item-item yang akan dibandingkan dengan data pada
buku jurnal pengeluaran kas, maka dapat digunakan berbagai metoda yang berbeda untuk
memilih cek-cek manakah yang akan diuji.

4. PEMILIHAN WAKTU YANG TEPAT


Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup periode waktu tertentu seperti tahun,
dan umumnya proses audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode waktu.

5. PROGRAM AUDIT
Program audit adalah selalu mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Di dalamnya
pun seringkali mencakup pula ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu
pelaksanaan pengujian tersebut. Umumnya, untuk setiap komponen audit, akan terdapat
sesuatu program audit yang mengandung sejumlah prosedur audit.

 PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT

Persuasivitas bukti audit adalah kompetensi dan kecukupan yang langsung diambil dari
standar pekerjaan lapangan ketiga. Disebabkan oleh sifat bukti audit serta pertimbangan biaya
untuk melaksanakan suatu audit, maka tidaklah mungkin bagi auditor untuk memperoleh
keyakinan mutlak bahwa auditor yang dipilihnya sudah benar.

1. KOMPETENSI
Kompetensi bukti merujuk pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya
atau diyakini kebenarannya. Jika bukti audit dianggap memiliki sesuatu kompetensi yang
tinggi, maka bantuan bukti tersebut untuk meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan
telah disajikan secara wajar sangatlah besar.

2. KECUKUPAN
Pada umumnya kecukupan bukti diukur dengan ukuran sampel yang dipilih oleh auditor.
Untuk prosedur audit tertentu, bukti yang diperoleh dari sampel sebesar 100 bukti
umumnya akan lebih memadai dari pada pengambilan sampel sebanyak 50 bukti.
Beberapa faktor mempengarui kecukupan ukuran sampel audit. Dua faktor paling penting
adalah ekspektasi auditor atas kemungkinan salah saji dan efektifitas dari pengendalian
intern klien.
3. PERSUASIVITAS DAN BIAYA
Persuasivitas dan biaya dari semua alternatif harus masuk dalam pertimbangan auditor
sebelum ia memilih suatu atau beberapa jenis bukti audit yang cukup kompeten pada
tingkat biaya terendah yang paling mungkin dicapai.

 JENIS-JENIS BUKTI AUDIT


Ketika memutuskan prosedur-prosedur audit manakah yang akan digunakan, auditor dapat
memilihnya dari ketujuh kategori umum bukti audit. Ketujuh jenis-jenis bukti tersebut
adalah:
1. Pengujian fisik
2. Konfirmasi
3. Dokumentasi
4. Prosedur analitis
5. Wawancara kepada klien
6. Hitung uji
7. Obeservasi

BAB 6 ETIKA PROFESIONAL AKUNTAN

 APAKAH ITU KODE ETIK?


1. PENGERTIAN KODE ETIK
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional. Ketaatan tenaga professional ituterhadap kode etik merupakan ketaatan
naruliah yang telah bersatu dengan fikiran, jiwa dan perilaku tenaga professional.

2. FUNGSI KODE ETIK DAN SYARAT KODE ETIK


Ada beberapa syarat agar suatu kode etik dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Syarat-
syarat tersebut adalah (Basuki Sulistyo, 2001)
A. Kode etik disusun dan dibuat oleh profesi sendiri sehingga masing-masing profesi
memiliki kode etik tersendiri.
B. Pelaksanaan kode etik harus di awasi terus menerus.
C. \sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat,sederhana, jelas dan konsisten, masuk
akal, daapat diterima, praktis dan dapat dilaksanakan, komprehensif dan lengkap dan
positif dalam formulasinya.
D. Kode etik dipakai sebagai bimbingan profesi dalam melaksanakan tugasnya.
E. Kode etik bukan merupakan kode yang kaku.

3. PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI


A. Tanggungjawab
B. Kepentingan Public
C. Integritas
D. Obyektivitas dan Independensi
E. Due care
F. Lingkup dan Sifat Jasa
4. PERATURAN ETIKA
Karena bagian tentang peraturan etika ini merupakan satu-satunya bagian kode etik yang
bersifat praktis, maka peraturan etika ini dinyatakan dalam ungkapan yang lebih spesifik
daripada ungkapan yang tercantum dalam bagian prinsip.
5. INTERPRETASI ATAS PERATURAN ETIKA
Rangkaian interpretasi ini secara formal tidak harus dipatui, tetapi penyimpangan dari
rangkaian interpretasi ini akan menimbulkan kesulitan jika tidak mustahil bagi seorang
praktisi untuk menyampaikannya dalam dengan pendapat disipliner.
6. KAIDAH ETIKA
Kaidah adalah rangkaian penjelasan oleh komite eksekutif pada divisi etika professional
tentang situasi spesifik yang nyata. Banyak kaidah etika yang telah pernah dipublikasikan
dimana salah satu contohnya adalah tentang independensi auditor.

 PERANAN ETIKA DALAM PROFESI AKUNTANSI


Etika profesi berfungsi sebagai panduan bagi para professional dalam menjalani kewajiban
mereka memberikan dan mempertahankan jasa kepada masyarakat yang berstandar tinggi.
Dalam kaitannya dengan profesi, etika meliputi norma-norma yang mentransformasikan
nilai-nilai atau cita-cita ke dalam praktik sehari-hari para professional dalam menjalankan
profesi mereka.

 PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTANSI INDONESIA


1. Prinsip Pertama Tanggung Jawab Profesi
2. Prinsip Kedua Kepentingan Publik
3. Prinsip Ketiga Integritas
4. Prinsip Keempat Obyektivitas
5. Prinsip Kelima Kompetensi Dan Kehati-Hatian Profesional
6. Prinsip Keenam Kerahasiaan
7. Prinsip Ketujuh Perilaku Profesional
8. Prinsip Kedelapan Standar Teknis

BAB VII: KERTAS KERJA AUDIT


Pengertian Kertas Kerja Audit
Kertas kerja audit (KKA) merupakan suatu media yang digunakan oelh auditor untuk
mendokumentasikan seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulkan dan simpulan
yang dibuat auditor dalam setiap tahapan audit.
Isi Kerja Kerja Audit
a. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
b. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai
atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
c. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah di
peroleh, prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian telah di laksanakan, yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor.
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.
2. Menguatkan kesimpulan-kesimpulan auditor dan kompetensi auditnya.
3. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.
4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
Teknik Dalam Pembuatan Kertas Kerja
1. Judul
2. Nomor indeks
3. Referensi-silang
4. Tanda pengerjaan (Tick Marks)
5. Tanda tangan dan tanggal
Faktor-Faktor Dalam Pembuatan Kertas Kerja Audit
1. Lengkap
2. Teliti
3. Ringkas
4. Jelas
5. Rapi

BAB VIII: PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS


Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program
audit menyeluruh.
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal
a) Menyelidiki klien baru
b) Melanjutkan klien lama
c) Mengidentifikasi alasan klien untuk di audit
d) Memilih staf untuk penugasan
e) Memperoleh surat penugasan

2. Memahami Bisnis dan Industri Klien


a) Memahami bidang usaha dan industri klien
b) Meninjau pabrik dan kantor
c) Menelaah kebijakan perusahaan
d) Mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa
e) Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar

3. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajian Hukum Klien


a) Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan
b) Notulen rapat
c) Kontrak

4. Menilai Risiko Bisnis Klien


Risiko bisnis klien ialah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya, dan
berhubungan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi
serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah.

5. Pelaksanaan Prosedur Analitis


Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:
1. Memahami bidang usaha klien
2. Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya
3. Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuangan
4. Mengurangi pengujian audit yang terinci
Tahap-tahap dalam prosedur analisis:
1. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
2. Mengembangkan harapan
3. Melaksanakan perhitungan/perbandingan
4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
5. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut.
6. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
BAB IX: Materialitas dan Risiko
Pengertian Materialitas
Materialitas dan risiko merupakan konsep-konsep fundamental yang sifatnya penting
dalam perencanaan audit dan dalam perancangan atas pendekatan audit yang akan
dipergunakan.

Pentingnya Konsep Materialitas


Dalam audit laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi klien
atau pemakai laporan keuangan yang lain bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat.
Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa setiap transaksi yang
terjadi telah dicatat, diringkas, dan digolongkan secara semestinya dalam laporan keuangan
sehingga dalam audit laporan keuangan auditor memberikan keyakinan kepada klien atas
laporan keuangan tersebut. Konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan auditor
meliputi konsep materialitas dan resiko audit. Pertimbangan auditor terhadap materialitas
adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor tentang
kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan.
Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas:
1. Menetapkan pertimbangan awal materialitas.
2. Mengalokasikan pertimbangan awal tingkat materialitas segmen (salah sajii yang
masih dapat ditoleransi).
3. Penetapan materialitas pada tingkat laporan keuangan dan saldo akun.
Risiko Audit
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA
Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit,risiko audit adalah risiko
yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti
auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia
untuk menanggungnya.
Jenis-Jenis Risiko
1. Risiko Bawaan
2. Risiko Pengendalian
3. Risiko Deteksi
BAB 10 PENGENDALIAN INTERNAL DAN RESIKO PENGENDALIAN

DEFINISI PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal adalah “proses”. Penegndalian internal bukan satu peristiwa atau keadaan,
tetapi serangkaian tindakan yang menembus kegiatan suatu entitas. Tindakan ini adalah persuasive
dan melekat dalam pengelolaan cara menjalankan bisnis. Penegndalia internal dipengaruhi oleh
sekelompok orang-orang. Seseorang dewan direksi, menejemen, dan juga personil lainnya dalam
suatu entitas yang mencapainya, dengan apa yang mereka lakukan dan katakana. Orang
menetapkan tujuan entitas dan menempatkan mekanisme control didalamnya. Pengendalian
internal diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan jaminan mutlak atas
menejemen entitas dan dewan dimana tujuan perusahaan dicapai. Kemungkinan prestasi
dipengaruhi oleh keterbatasan dalam sebuah system pengendalian internal. Keterbatasan ini
termasuk realitas bahwa penghakiman manusia bisa rusak, kerusakan mungkin terjadi karena
kegagalan manusia seperti kesalahan kecil, dan ontrol dapat dielakkan dengan kolusi dari dua orang
atau lebih. Akhirnya manajemen memiliki kemampuan untuk mengesampingkan system
pengendalian internal.

TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL

Manajemen biasanya memiliki 3 tujuan umum terkait dalam merancang system pengendalian:

1. Kendala laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab menyusun laporan


keuangan bagi para investor, kreditur dan pengguna lainnya.
2. Efisiensi dan efektivitas kegiatan proposal. Pengendalian dalam suatu perusahaan
akan mendorong penggunaaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif
untuk mengoptimalkan ssaran yang dituju perusahaan.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.

KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Berikut beberapa komponen pengendalian internal menurut COSO :

1. Lingkungan pengendalian
2. Proses penilaian resiko entitas
3. System informasi dan proses bisnis terkait yang relevan dengan suatu pelaporan
keuangan dan komunikasi
4. Prosedur pengendalian
5. Pemantauan control

LINGKUNGAN PENGENDALIAN

Lingkungan pengendalian berarti keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan direksi dan
manajemen mengenai system pengendalian internal dan pentingnya dalam perusahaan. Lingkungan
penegndalian memiliki pengaruh luas pada kegiatan usaha cara terstruktur, tujuan cara ditetapkan,
dan resiko cara yang di nilai.
ELEMEN-ELEMEN YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEBERHASILAN
LINGKUNGAN PENGENDALIAN

1. Komunikasi dan penegakan integritas dan nilai etika


2. Komitmen untuk kompetisi
3. Partisipasi pihakyang bertanggung jawab atas tata kelola kemandirian dan integritas
jajaran direktur
4. Filosofi manajemen dan gaya operasi kepemimpinan melalui suatu control dengan
contoh
5. Struktur organisasi
6. Tugas wewenang dan tanggung jawab
7. Kebijakan dan oraktek SDM

NILAI INTEGRITAS DAN ETIKA

Integritas dan nilai-nilai etika dari orang yang telah menciptakan, mengelola, dan memonitor
pengendalian menentukan efektivitas mereka. Komunikasi dari integritas perusahaan dan
nilai-nilai etika kepada karyawan dan penguatan dalam praktek memengaruhi cara dimana
karyawan melihat pekerjaan mereka. Menetapkan contoh yang baik tidak cukup. Manajen
puncak harus secara lisan mengkomunikasikan nilai-nilai entitas dan standar perilaku untuk
karyawan.

TUJUAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Tiga kategori utama dari tujuan manajemen operasi yang efektif adalah: keuangan, pelaporan, dan
kepatuhan. Tujuan dari keuangan control membutuhkan informasi yang akurat untuk pengambilan
intern karena manajemen memiliki hukum dan tanggung jawab professional untuk memastikan
bahwa informasi yang disiapkan cukup sesuai dengan standart akuntansi.

PENGENDALIAN PELAPORAN KEUANGAN

Alasan untuk mengandalkan suatu system akuntansi dan penegndalian internal perusahaan
adalah dua kali lipat. Pertama ketergantungan pada prosedur akuntansi dan control akan
meningkatkan efisiensi audit eksternal. Jika resiko yang melekat telah diantisipasi oleh
prosedur pengendalian internal yang efektif, pengujian akuntansi dan prosedur pengendalian
internal, auditor mampu menambah nilai ke klien dengan menilai kualitas system
pengendalian internal dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut

KETERBATASAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN SUATU PERUSAHAAN

Berikut adalah keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap struktur pengendalian intern:

1. Kesalahan dalam pertimbangan


2. Gangguan
3. Kolusi
4. Pengabaian manajemen
5. Biaya lawan manfaat
YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN SUATU PERUSAHAAN

1. Manajemen
2. Dewan komisaris
3. Auditor intern
4. Personel lain entitas
5. Auditor independen
6. Pihak luar lain

PENGUJIAN PENGENDALIAN

1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap struktur pengendalian intern


2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap struktur pengendalian intern

DOKUMENTASI INFORMASI TENTANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN YANG BERLAKU

1. Kuesioner pengendalian intern baku


2. Uraian tertulis
3. Bagian alir system

EVALUASI PEMANTAUAN AKTIVITAS

Ketika mengevaluasi monitoring berkelanjutan, isu-isu berikut mungkin perlu untuk


dipertimbangkan:

1. Perbandingan periodic dalam jumlah yang tercatat dengan system akuntansi dengan
fisik aset.
2. Tanggap terhadap rekomendasi auditor internal dan eksternal pada saran untuk
memperkuat pengendalian internal
3. Sejauh mana seminar pelatihan, sesi perancangan, dan pertemuan lain memberikan
manajemen informasi tentang operasi yang efektif atas control
4. Apakah personil diminta secara berkala untuk menyatakan apakah mereka dapat
memahami dan mematuhi code of conduct entitas dan secara teratur melakukan
kegiatan pengendalian kritis
5. Efektivitas kegiatan audit internal
6. Sejauh mana personil, dalam melaksanakan kegiatan rutin mereka, mendapatkan bukti
untuk apakah system pengendalian intern terus berfungsi.

BAB 11 PENGENDALIAN RESIKO, PERENCANAAN AUDIT DAN PENGUJIAN


TERHADAP PENGENDALIAN

RESIKO PENGENDALIAN

Resiko pengendalian dapat didefinisikan sebagai resiko salah saji yang bisa terjadi dalam
akun neraca atau kelompok transaksi dan itu bisa menjadi bahan, secara indivinndu atau
ketika agregat dengan salah saji dalam saldo atau kelas-kelas lain, tidak akan dapat dicegah
atau dideteksi dalam koreksi secara tepat waktu oleh akuntansi dan system pengendalian
internal.

PENDEKATAN AUDIT

Secara umumjika auditor dapat mengandalkan pengendalian internal, ia dapat mengurangi


pengujian substantive. Jika pengendalian internal lemah atau tidak ada, auditor menjadi
tergantung pada pengunjian substantive untuk memberikan bukti audit.

SISTEM INFORMASI

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang system informasi , termasuk proses bisnis
yang terkait, relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk bidang-bidang berikut:

1. Kelompok transaksi dalam operasi entitas yang signifikan pada laporan keuangan
2. Prosedur
3. Catatan akuntansi terkait
4. Bagaimana system informasi menagkap peristiwa dan kondisi, selain kelas transaksi
yang signifikan terhadap laporan keuangan
5. Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun suatu laporan keuangan
entitas

PENGUJIAN TRANSAKSI DAN CATATAN

Seorang audtorakan mengindentifikasi : dokumen sumber, rekeningyang dipengaruhi oleh


transaksi ; sifat dari file computer, dokumen, dan laporan akuntansi relevan yang diproduksi
dan diproses dalam aliran informasi umum kepada buku besar laporan keuangan.

LINGKUNGAN KOMPUTER

Auditor juga mempertimbangkan jenis utama dari perangkat lunak system termasuk akses
control atau perangkat lunak keamanan. Perubahan program dan control perpustakaan
perangkat lunak keamanan, perubahan program dan control perpustakaan perangkat lunak,
prinsip pemograman bahasa, pengambilan data/bahasa pelaporan, database, komunikasi dan
system operasi.

MENILAI RESIKO PENGENDALIAN

Menilai resiko pengendalian adalah proses mengevaluasi desain dan efektifitas operasi
pengendalian internal perusahaan bagaimana mencegah atau juga mendeteksi salah saji
material dalam asersi laporan keuangan.

RESIKO KONTROL DI NILAI PADATINGKAT MAKSIMUM

Pengendalian resiko harus dinilai pada tingkat maksimum (resiko terbesar bahwa salah saji
material yang bisa terjadi tidak akan dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
strukturpengendalian internal) untuk beberapa atau semua pernyataan jika:

1. Kebijakan dan prosedur tidak mungkin untuk berhubungan dengan sebuah asersi.
2. Kebijakan dan prosedur tidak mungkin efektif
3. Memperoleh bukti yang cukup atau benar tidak efisien

PERSIAPAN PERENCANAA MEMORANDUM DAN RENCANA AUDIT

Biasanya sebuah memorandum perencanaan audit akan berisi bagian-bagianberikut:

1. Informasi latar belakang menggambarkan struktur, bisnis organisasi


2. Tujuan aaudit menunjukkan apakah audit untuk para pemegang saham, pengajuan
pemerintah nasional, atau pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
3. Penilaian keterlibatan resiko dan potensi tindak lanjut atas teridentifikasinya
peningkatan keterlibatan resiko
4. Identitas auditor lain atau tenaga ahli yang akan diandalkan dalam audit dan rekap
petunjuk yang diberikan kepada mereka
5. Penilaian materealitas
6. Resiko inheren
7. Kesimpulan mengenai suatu lingkungan pengendalian
8. Klasifikasi CIS lingkungan klien
9. Evaluasi kualias system akuntansi dan pengendalian internal
10. Pendekatan audit
11. Waktu dan penjadwalan pekerjaan audit
12. Anggaran audit

BAB 12 BUKTI DAN PENGUJIAN SUBTANTIVE

PROSEDUR SUBTANTIF

Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor dalam hal membuat kesimpulan
berdasarkan opini audit. Bukti audit terdiri dari dokumen sumber dan catatan akuntansi yang
mendasari laporan keuangan dan menguatkan informasi dari sumber lain.

BUKTI HUKUM

Pembuktian standar hukum adalah suatu konsep yang menggambarkan paling banyak kualitas
bukti hukum. Ada empat standar pembuktian:

1. Alasan yang diragukan


2. Bukti dominan
3. Bukti yang jelas dan meyakinkan
4. Kemungkinan penyebaab

BUKTI DOKUMENTER

Bukti document dikumpulkan dari penulis, bersumber dari cetakan atau elektronik.bukti
documenter terdiri dari file computer dan catatan akuntansi, kertas , catatan dokumen,dll.

ASERSI LAPORAN KEUANGAN


Manajemen bertanggung jawab atas penyajian wajar tanpa laporan keuangan sehingga
mencerminkan sifat dan operasi perusahaan berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (PSAK)

STANDART ASERSI

Auditor telah mengidentifikasi beberapa asersi bahwa manajemen membuat langsung atau
tidak langsung, berkaitan dengan laporan keuangan. Asersi standart yang lengkap, terjadi,
akurat, hak dan kewajiban, penilaian, dan eksitensi.

KECUKUPAN BUKTI AUDIT YANG TEPAT

Pertimbangan auditor untuk apa bukti audit yang cukup dan tepat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti berikut:

1. Pentingnya penyajian potensional dalam asersi dan kemungkinannya memiliki efek


material
2. Efektifivitas tanggapan manajemen dan control untuk mengatasi resiko
3. Pengalaman yang diperoleh selama audit sebelumnya sehubungan dengan salah saji
potensial sama
4. Hasil prosedur audit yang dilakukan
5. Sumber dan keandalan informasi yang tersedia
6. Meyakinkan dari bukti audit
7. Pemahaman tentang entitas dan lingkungannya

PERSUASIF

Bukti persuasive ketika ada konsistensi antara item dari sumber yang berbeda atau dari sifat
yang berbeda. Bukti biasanya lebih persuasive untuk neraca saldo ketika diperoleh lebih
dekat dengan tanggal neraca.

PROSEDUR AUDIT UNTUK MEMPEROLEH BUKTI AUDIT

Auditor melakukan prosedur penilaian resiko untuk memberikan dasar bagi penilaian resiko.
Prosedur penilaian resiko sedniri tidak memberikan bukti audit yang cukup dan tapat yang
menjadi dasar dari opini audit. Namun, prosedur penilaian resiko harus dilengkapi dengan
prosedur audit lebih lanjut dalam bentuk tes control substantive.

TEKNIK PENGUMPUAN BUKTI

1. Penyelidikan
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan
4. Perhitungan
5. Referformance
6. Konfirmasi
7. Prosedur anatilis
PEMERIKSAAN (AKTIVA BERWUJUD, CATATAN ATAU DOKUMEN)

Pemeriksaan Dokumen.Pemeriksaan catatan dokumen memberikan bukti audit dari berbagai


tingkat ke andalan tergantung pada sifat mereka, sumber, dan efektifitas pengendalian
internal atas pengolahan mereka :

1. Sifat dokumen termasuk kuantitas informasi yang terkandung


2. Sumber dokumen mungkin dari dalam atau luar perusahaan
3. Sumber luar perusahaan mungkin atau tidak mungkin independen dari klien
4. Sumber mungkin kompeten atau tidak efektif
5. Control atas proses pencatatan mungkin efektif atau tidak efektif

Vouching. Vouching adalah proses audit dimana auditor memilih sampel item dari akun yang
berjalan dibelakang melalui system akuntansi untuk menemukan sumber dokumentasi yang
mengandung item yang dipilih.

BAB 13 AUDIT SAMPLING DAN PROSEDUR PENGUJIAN LAINNYA

KONSEP SAMPLING

Sampling adalah metode penelitian, yang kesimpulannya terhadap populasi di teliti


didasarkan pada hasil pengujian terhadap sampel. Sampel merupakan sekelompok pos atau
elemen yang diambil dari populasi. Populasi juuga diartikan dengan kumpulan yang lengkap
dari kelompok data yang menjadi objek penelitian. Jadi dapat diartikan bahwa sampling
adalah penelitian kurang dari 100% karena dalam sampling, pengujian tidak dilakukan
terhadap seluruh anggota populasi.

ATTRIBUTE SAMPLING MODELS

Ada tiga model attribute sampling :

1. Fixed-sample-size attribute sampling


2. Stop-or-go sampling
3. Discovery sampling

UNSUR-UNSUR YANG MEMENGARUHI HASIL SAMPLING

Permasalaahn utama sampling adalah keterwakilan anggota populasi dalam sampel yang
dipilih. Oleh karena itu, dalam melaksanakan sampling, auditor perlu memahami unsure-
unsur yang memengaruhi sampling. Ada empat hal yang memengaruhi hasil sampling, yaitu :

1. Unit populasi
2. Standart deviasi
3. Tingkat keandalan
4. Kesalahan sampling

TAHAPAN SAMPLING AUDIT


Langkah-langkah sampling audit diawali dengan penyusunan rencana audit. Pada tahap ini
ditetapkan :

1. Jenis pengujian yang akan dilakukan


2. Tujuan pengujian
3. Populasi yang akan diteliti
4. Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam penelitian

MEMILIH UNIT SAMPEL

Pemilihan unit sampel menyangkut dua aspek sebagai berikut:

1. Cara memilih unit sampel


2. Secara acak
3. Secara non acak
4. Perlakuan terhadap anggota populasi
5. Dengan pengembalian
6. Tanpa pengendalian

Anda mungkin juga menyukai