Kewajiban Lancar
Norhabibah (1901036005)
KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan
dibayar (1) dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus
operasi normal perusahaan (tergantung mana yang lebih
panjang), dan (2) dengan menggunakkan aset lancar yang ada
atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain.
Rp 10.300.000
Perbandingan Wesel Berbunga dengan Wesel Tak
Berbunga
Neraca Neraca
Utang Wesel Rp.10.300.000 Utang Wesel Rp. 10.400.000
Utang Bunga Rp. 300.000 Diskonto Wesel (Rp. 100.000)
Barang dan jasa yang kita beli/kita peroleh sering dikenai pajak atas barang/jasa yang
kita peroleh. Pajak inii disebut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Penjualan.
Contoh:
Tanggal 25 Maret 2002 PT. Kelud menjual barang seharga Rp 10.000,00. Atas penjualan
tersebut PT. Kelud memungut pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%, sehingga jumlah
kas yang diterima dari pembeli menjadi Rp 11.000,00
Jurnal :
2002
Maret 25 Kas…………………………..… Rp 11.000,00
Penjualan …………….. Rp 10.000,00
Utang Pajak………….. Rp 1.000,00
(Untuk mencatat penjualan dan utang PPN)
Pendapatan diterima Dimuka
Perusahaan kadang-kadang menerima pembayaran di Pada tanggal 31 Desember 2002, CV Serayu menyerahkan 100
muka atas baang atau jasa yang penyerahannya akan buah kursi sebagai penyerahan tahap 1. Jurnalnya:
dilakukan di waktu yang akan datang.
Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang/jasa 2002
diserahkan ke pembeli, harus diberlakukan sebagai utang, Des 31 Pendapt Diterima dimuka Rp 1.000.000
karena penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan Penjualan Rp 1.000.000
barang atau jasa diwaktu yang akan datang. Contoh:
Tanggal 1 Desember 2002, CV Serayu menerima pesanan Selain jurnal diatas CV. Serayu juga membuat jurnal untuk
400 buah kursi kuliah dari PT. Merbabu dengan harga Rp mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan :
10.000/buah. Pada tanggal tsb PT. Merbabu membayar
uang muka sebesar Rp 2.500.000. Jurnalnya CV. Serayu: 2002
Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp xxx
2002 Persediaan Rp xxx
Des 1 Kas Rp 2.500.000
Pendapt. Diterima Dimuka Rp 2.500.000
Bagian dari Utang Jangka Panjang yang
Jatuh Tempo pada Tahun Depan
Perusahaan kadang-kadang mempunyai kewajiban jangka panjang yang jatuh
temponya (harus dibayar) dalam waktu tidak lebih dari 1 tahun sejak tanggal neraca.
Contoh:
PT Kerinci pada tanggal 1 Juni 2000 menerima pinjaman jangka panjang dari Bank Nusantara.Pada
tanggal tersebut ditandatangani sebuah promes yang bernilai nominal Rp 25.000.000,00 denga
jangka waktu 5 tahun. Dalam perjanjian ditetapkan bahwa promes tersebut harus diangsur pada
setiap tanggal 1 Januari (mulai angsuran 1 Januari 2000) sebesar Rp 5.000.000,00. Apabila PT.
Kerinci menyusun neraca pada tanggal 31 Desember 2000, maka 1/5 bagian dari utang wesel
tersebut (Rp 5.000.000) dilaporkan sebagai kewajiban jangka pendek.
Pelaporan Kewajiban Lancar
dalam Neraca
PT. Jaya Wijaya
Neraca (Sebagian)
Per, 31 Desember 2000
Kewajiban Lancar
Utang wesel…………………………………………………………………………….. Rp 362.000.000
Utang Dagang……………...................................................................................... Rp
1.498.000.000
Utang Gaji……………………………………………………………………………..... Rp
733.000.000
Utang Pajak……………………………………………………………………………… Rp
356.000.000
Utang jangka panjang jatuh tempo dalam 1 tahun…………………………………... Rp
78.000.000
Utang Bunga………………………………………………………………………...…... Rp
190.000.000
Utang lain-lain………………………………………………………….....................…. Rp
Akuntansi Penggajian (Payroll)
•Kewajiban perusahaan kepada karyawan dalam bentuk upah dan gaji yang
belum dibayar, kadang-kadang cukup besar jumlahnya.
•Lebih-lebih pada perusahaan yang mempunyai tenaga kerja yang cukup
banyak jumlahnya.
•Selain gaji, perusahaan biasanya juga memberikan berbagai kompensasi
berupa tunjangan, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan asuransi, dll.
•Dengan adanya berbagai komponen yang harus dibayarkan kepada
karyawan, maka diperlukan akuntansi penggajian yang tepat, disertai
pengawasan yang memadai.
GAJI DAN UPAH
Potongan karyawan ada yang sifatnya wajib dan •Pegawai, karyawan atau karyawati tetap.
ada pula yang ditetapkan •Pegawai, karyawan atau karyawati lepas
berdasarkan aturan intern dalam perusahaan. •Penerima honorarium
•Penerima upah, baik upah harian, upah borongan,
• Potongan wajib adalah potongan yang harus maupun upah satuan.
dilakukan oleh perusahaan atau penghasilan kotor
para karyawannya yang ditetapkan berdasarkan
Obyek PPh pasal 21 adalah penghasilan. Adapun
undang-undang atau peraturan pemerintah. Contoh:
penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 21:
Pajak penghasilan karyawan, iuran asuransi tenaga
•Penghasilan rutin bulanan, baik penghasilan pokok
kerja, dll.
maupun tunjangan.
•Penghasilan tidak rutin bulanan dan yang biasanya
•Pajak Penghasilan Karyawan (PPh)
diberikan sekali saja atau sekali setahun.
•Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak yang •Upah harian, mingguan, upah borongan
dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah,
•Upah pensiun, uang pesangon, uang tabungan hari
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan
tua, dan pembayaran lain yang sejenis.
nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan atau sebagai imbalan atas jasa. •Honorarium, komisi, atau pembayaran lain sebagai
imbalan atas jasa yang dilakukan.
Penghasilan Bersih Karyawan
Penghasilan kotor …………………………………..Rp 448.000
Dikurangi potongan:
PPh pasal 21…………… Rp 16.426
Iuran Astek………………. Rp 4.480
Iuran Koperasi …………… Rp 1.000
Angsuran pinjaman……… Rp 5.000
Rp 26.906
Penghasilan bersih……………………………Rp 421.094