Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT TIRTA GAJAH MUNGKUR
SEMARANG – JAWA TENGAH

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Disusun oleh:

DIAN KARTIKANINGSIH

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
2024
KONDISI PERUSAHAAN

Profil Perusahaan

Gambar 1.1 PT Tirta Gajah Mungkur

a. Nama Perusahaan : PT Gajah Tirta Mungkur


b. Bidang Usaha : Jasa pengoperasian, pemeliharaan,
management rehabilitasi, peningkatan
instalasi/pengolahan air bersih.
c. Alamat : Jalan Karang no 1 Petompon Kecamatan
Gajah Mungkur, Kota Semarang

d. Jumlah Tenaga Kerja : Jumlah pekerja PT Tirta Gajah Mungkur


(diluar subkontraktor) :
• Laki - laki : 41 Jiwa
• Perempuan : 4 Jiwa

e. Waktu Kerja : Jumlah pembagian waktu kerja meliputi :


• Karyawan : 08.00 sd 17.00
• Produksi :
Shift I : 06.00 sd 14.00
Shift II : 14.00 sd 22.00
Shift III : 22.00 sd 06.0
PT Tirta Gajah Mungkur saat ini bekerja sama dengan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang
dalam hal pengelolaan dan rehabilitasi pengolahan air Gajah Mungkur dengan kapasitas normal
(rancangan asli) sebesar 500 liter/detik, ditambah dengan rehabilitasi dan peningkatan kapasitas
menjadi 700 liter/detik (Rehabilitation, Operation & Transfer / ROT). Kerjasama ini telah
ditandatangani pada tanggal 7 Oktober 2004 dengan durasi 17 tahun.
Adapun proses bisnis yang berjalan di PT Tirta Gajah Mungkur sebagai berikut :

Gambar 1.2 Proses Bisnis PT Tirta Gajah Mungkur

Dalam mendukung proses bisnis tersebut PT Tirta Gajah Mungkur membuat suatu struktur
organisasi pekerja guna mempermudah dalam menjalan pekerjaan. Struktur organisasi yang
dimaksud dilampirkan dalam gambar berikut.

Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT Tirta Gajah Mungkur


PT. Tirta Gajah Mungkur dipimpin oleh President Director atau General Manager sebagai
pengarah jalannya perusahaan. Director yang membawahkan Plant Manager memberikan arahan
dengan visi yang telah ditetapkan. Adanya Plant Manager bertugas untuk menganalisis
pencapaian produktifitas plant dan rencana operasional harian. Kemudian dibawah Plant
Manager terdapat Production Head, MTC Head, PGA Head, Purchasing Head, dan QHSE
Engineer yang menentukan standar kontrol kualitas, kontrol keuangan, mengawasi proses
produksi, dan melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi, mengawasi
keselamatan, kesehatan pekerja dalam melakukan pekerjaan.
Terdapat struktur organisasi P2K3 dalam memdukung proses bisnis tersebut agar berjalan
sesuai dengan norma K3 dan mencegah jadinya kerugian akibat kecelakaan kerja terlampir
sebagai berikut.

Tabel 1.1 Struktur P2K3

Ketua : Supriyadi (Plant Manager)


Sekretaris : Nasir Kurniawan (HSE)
Anggota : Andrianto (Produksi)
T. Ardiwiha (Maintenance)
YS. Prayitno(Accountant)
A.Sarto Aji(General Affairs)
N.Setiawan(Shift Leader)

Penerapan Norma K3 Secara Umum

Dalam penerapan norma K3, PT Tirta Gajah Mungkur telah menyediakan fasilitas sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap aspek K3 ditempat kerja seperti fire protection berupa APAR,
hydrant dan alarm, Ruang P3K, kotak P3K, denah evakuasi, tandu, safety shower, safety sign
pada zona merah berbahaya, MSDS pada bahan beracun dan berbahaya, toilet, dan pantry.

Setiap pekerja di PT Tirta Gajah Mungkur dilengkapi dengan APD berupa helmet baju
kerja serta safety shoes. Adapun untuk pekerja khusus dilengkapi dengan SCBA, face protection,
sarung tangan, ear plug / ear muff dan masker yang disesuaikan dengan lokasi pekerja tersebut
bertugas.

Berikut merupakan penerapan norma K3 yang sudah diterapkan PT Tirta Gajah Mungkur :
1. Kebijakan K3
2. Memiliki personel dengan lisensi sebagai berikut:
a. Ahli K3 Umum : 1 personel
b. Ahli K3 Listrik : 1 personel
c. Ahli K3 Kimia : 1 personel
d. Petugas K3 Utama Ruang T erbatas : 2 personel
e. TKBT Tingkat II : 1 personel
f. Operator Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut Kelas 3: 5 personil
g. Petugas P3K : 2 personel
h. Petugas Peran Kebakaran D : 1 personel
i. Regu Penanggulangan Kebakaran C : 1 personel
3. Memiliki struktur P2K3
4. Melakukan analisa risiko dalam HIRADC dan JSA
5. Audit K3
6. Sertifikasi peralatan
7. Inspeksi peralatan
8. Sertifikasi personel
9. Program Pelatihan
10. Simulasi penanganan keadaan darurat
11. Pengendalian Pandemic
12. Pengelolaan Limbah B3
13. Medical Check Up Pekerja

Atas pencapaian program K3 yang dijalankan PT Tirta Gajah Mungkur mendapatkan sertifikasi
penghargaan SMK3 berturut-turut pada tahun 2013, 2017, 2021 dan Penghargaan Kecelakaan Nihil
pada tahun 2022.
MATRIKS ANALISIS
DAN PEMECAHAN MASALAH

I. Temuan Positif di PT Tirta Gajah Mungkur

1.1 Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3

No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum


1 Perusahaan membentuk tim P2K3 sesuai • UU no 1 Tahun 1970 tentang
dengan jumlah tenaga kerja yang lebih dari
Keselamatan Kerja pasal 10 ayat
100 orang (melihat dari laporan manpower
pada statistik indikator) dengan risiko 1
pekerjaan yang tinggi. • Permenaker RI no 04/MEN/1987

Adapun pembentukan struktur P2K3 sesuai tentang P2K3 pasal 5 ayat 1


dengan syarat dimana diketuai oleh pimpinan • PP no 50 tahun 2012 tentang
Terdapat struktur P2K3 yang
proyek dengan sekertaris seorang ahli P2K3.
diketuai oleh Plant Manager SMK3 pasal 1.4
dengan sekretaris Ahli K3 Umum
yang bertindak sebagai HSE
Engineer

2 Jenis-jenis usaha (tempat kerja) yang • UU no 1 Tahun 1970 tentang


diwajibkan melaksanakan syarat K3, tempat
Keselamatan Kerja pasal 2
kerja yang mempunyai sumber bahaya, yg
berkaitan dengan : • Permenaker RI no 02/MEN/1992
• Keadaan mesin,pesawat,alat kerja, tentang Tata Cara Penunjukan
peralatan dan bahan
Kewajiban dan Ahli
• Sifat pekerjaan
• Cara bekerja Keselamatan dann Kesehatan
• lingkungan kerja
Personel dengan lisensi sebagai • Proses produksi
berikut: • PP no 50 tahun 2012 tentang
Perusahaan dalam penerapan K3 telah SMK3
a. Ahli K3 Umum : 1 personel memprogramkan tenaga kerjanya dalam
b. Ahli K3 Listrik : 1 personel sertifikat kompetensi sesuai bidangnya sesuai
c. Ahli K3 Kimia : 1 personel dengan syarat K3.
d. Petugas K3 Utama Ruang T
erbatas : 2 personel
e. TKBT Tingkat II : 1
personel
f. Operator Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut Kelas
3: 5 personil
g. Petugas P3K : 2 personel
h. Petugas Peran Kebakaran D
: 1 personel
i. Regu Penanggulangan
Kebakaran C : 1 personel
No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
3 Perusahaan secara rutin melakukan sertifikasi • PP no 50 tahun 2012 tentang
SMK3 sesuai dengan PP no 50 tahun 2012. SMK3

Bentuk pencapaian program K3


yang dijalankan PT Tirta Gajah
Mungkur mendapatkan sertifikasi
penghargaan SMK3 berturut-turut
pada tahun 2013, 2017, 2021

1.2 Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran


No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1 Rambu-rambu yang ada menjadi dasar • UU no 1 Tahun 1970 tentang
pemberitahuan kepada pekerja yang akan
Keselamatan Kerja
bekerja serta orang lain (tamu) yang
berkunjung. • UU no 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1
Hal ini menjadi dasar perusahaan karena
diwajibkan menerapkan SMK3 yang • PP no 50 tahun 2012 tentang
terintegrasi dengan manajemen perusahaan. SMK3

Terdapat rambu-rambu tanda


bahaya, pengingat pada lokasi
berbahaya, serta dilengkapi dengan
denah evakuasi.
2 Dengan adanya petugas yang berwenang • Permenaker No 12 Tahun
sebagai Ahli K3 Listrik (Dian Andrianto 2015 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Listrik di
dengan jabatan Production Head) maka PT. Tempat Kerja Pasal 1 ayat 13
Tirta Gajah Mungkur dapat melakukan
monitoring dan inspeksi listrik dengan baik,
serta dalam melakukan pelatihan internal
PT. Tirta Gajah Mungkur
memiliki panel dan genset listrik pada tim produksi terkait bahaya Listrik di
sebagai sumber listrik dengan tempat kerja.
adanya petugas yang berwenang
sebagai Ahli K3 Listrik
No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
3 APAR pada PT Tirta Gajah Mungkur • Peraturan Menteri Tenaga Kerja
berjumlah 17 yang tersebar diarea
dan Transmigrasi RI No. Per
perusahaan, dengan pemasangan
menggunakan skala prioritas, jenis APAR 04/MEN/1980 tentang syarat-
yang digunakan jenis powder, pengecekan syarat pemasangan dan
dan pemeliharaan APAR dilakukan satu kali
pemeliharaan alat pemadam api
dalam sebulan dan dicatat pada tag yang
digantungkan pada tabung ringan pasal 4 ayat 5

PT Tirta Gajah Mungkur • Keputusan Menteri Tenaga Kerja


menyediakan APAR sesuai dengan RI No.: KEP-186/MEN/1999
penempatannya.
Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja pasal
1

1.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1 Pada mesin overhead crane sudah Surat Izin Layak Operasi (SILO) dan Surat • Permenaker No. 8 Tahun 2020
memiliki SILO, SIO dan sudah Izin Operator (SIO) yang telah dimiliki oleh tentang Pesawat Angkat dan
dilakukan riksa uji perusahaan menunjukan bahwa overhead Pesawat Angkut :
crane untuk proses kerja telah layak untuk 1. Pasal 1 ayat 18 tentang
digunakan dan dioperasikan oleh operator lisensi K3 Pesawat
yang berkompeten. Riksa uji telah Angkat dan Pesawat,
dilakukan setiap 1 tahun sekali dan telah 2. Pasal 173 ayat 1 tentang
dilakukan maintenance tiap bulan oleh pemeriksaan dan
teknisi K3. pengujian Pesawat
Angkat Angkut.
2 Terdapat Fire Hydran di Fire Hydran di pasang di area lapangan 1. Peraturan Menteri pekerjaan
lingkungan kerja PT. Tirta Gajah kerja dan dapat dijangkau dengan mudah Umum No. 26 /PRT/M/2008
Mungkur serta telah dilakukan reksa uji pada
Tentang Persyaratan Teknis
mesin pompa fre hydran
Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
2. Lampiran I peraturan
pemerintah republik indonesia
nomor 50 tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan
kerja, bagian d tentang
pemantauan dan evaluasi
kinerja K3.
No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
3 Sudah terdapat Name Plate pada Setiap genset yang digunakan dan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Genset dioperasikan sudahmemiliki name plate
Keselamatan Kerja pasal 3
untukmemberikan informasi
2. Permenaker No. 38 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan
kesehatan kerja pesawat tenaga
dan produksi Pasal 15

1.4 Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya


No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1
Telah mematuhi peraturan perundang- Permenaker RI No.5 Tahun 2018
undangan K3 untuk menyediakan
pencahayaan yang memadai di lingkungan tentang Keselamatan Kesehatan Kerja
Kerja PT Tirta Gajah Mungkur

Riksa Uji Pencahayaan Lingkungan


Kerja

2 Perusahaan telah melaksanakan 3 tahapan • UU No. 1 Tahun 1970 tentang


MCU yaitu Pra MCU, MCU rutin, dan MCU • Keselamatan Kerja pasal 8 ayat
Khusus sebagai tindakan pemeriksaan 2
kesehatan kepada seluruh tenaga kerja • Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan
• Transmigrasi Nomor
• PER 02/MEN/1980 Tentang
Pemeriksaan
Terdapat program Medical Check • Kesehatan dan Keselamatan
Up untuk setiap tenaga kerja setiap Tenaga
satu tahun sekali. • Kerja Dalam Penyelenggaraan
• Keselamatan Kerja Pasal 3 Ayat
1
3 Perusahaan telah melaksanakan pelatihan • Undang-undang No. 1 tahun
P3K (first aid training) yang dihadiri oleh
1970 Pasal 9 ayat (3)
pegawai PT. TGM lebih dari 5 orang sesuai
dengan (Undang-undang No. 1 tahun 1970 • PER.15/MEN/VII I/2008
Pasal 9 ayat 3 - Pasal 5 ayat 2
- Pasal 7 ayat 2

Terdapat Pelatihan First Aid (P3K)


II. Temuan Negatif

2.1 Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3


No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 Perusahaan memiliki Kurangnya Perusahaan mengikutsertakan 1. Undang-undang
teknisi kompresor yang pemahaman dapat teknisi kompresor untuk Nomor 1 Tahun 1970
belum memiliki sertifikasi menyebabkan sertifikasi dan mendapatkan tentang Keselamatan
dan lisensi K3 Bejana kesalahan lisensi K3 Bejana Tekan & Kerja
Tekan & Tangki Timbun pengoperasian dan
dapat menimbulkan Tangki Timbun sehingga 2. Peraturan Menteri
potensi bahaya dapat melakukan proses k3 Ketenagakerjaan
kecelakaan yang bejana tekan dan tangki Nomor 37 Tahun 2016
berapada pada bejana timbun dengan benar dan tentang Keselamatan
tekan dan tangki sesuai dengan perundang- dan Kesehatan Kerja
timbun di PT Tirta undangan. Bejana Tekanan dan
Gajah Mungkur Tangki Timbun
2 Perusahaan belum memiliki Dapat Meningkatnya Perusahaan menunjuk 1. Peraturan Pemerintah
operator khusus untuk potensi bahaya dalam operator khusus untuk No 50 tahun 2012
pengoperasian bejana proses pengoperasian pengoperasian bejana dan tentang Pengangkutan
bejana harus memiliki kompetensi bejana tekanan dan
sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku tangki timbun
dilakukan oleh
operator K3
2. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan
Nomor 37 Tahun 2016
pasal 59 tentang
Pemasangan,
pemeliharaan,
perbaikan, dan
modifikasi Bejana
Tekanan dan Tangki
timbun dilakukan oleh
teknisi K3
3 Perusahaan tidak memiliki Hal ini akan Perusahaan harus menetapkan 1. Undang- undang
sistem pertanggung menghambat sistem pertanggung jawaban Republik Indonesia
jawaban yang jelas pengambilan keputusan yang tepat pada saat terjadi No. 13 Tahun 2003
apabila terjadi PAK secara cepat dan tepat PAK dan memastikan tingkat 2. Peraturan Pemerintah
apabila ada kondisi manajemen menjamin
ataupun kejadian perencanaan tersebut dapat Republik Indonesia
berisiko yang dilaksanakan. Nomor 50 Tahun 2012
membutuhkan tentang Penerapan
penanganan sesuai Sistem Manajemen
dengan regulasi yang Keselamatan dan
berlaku. Kesehatan Kerja
(Pasal 2 ayat a,b,c).
3. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2012
pasal 6.2.4 tentang
Pengawas/penyelia
diikutsertakan dalam
melakukanpenyelidika
n dan pembuatan
laporan terhadap
terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat
kerja serta wajib
menyerahkan laporan
dan saran-saran
kepada pengusaha atau
pengurus

2.1 Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran


No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 lingkungan kerja Dapat menimbulkan Menempatkan bahan Peraturan. Menteri
kecelakaan kerja bangunan serta alat2 yang Tenaga Kerja Dan
karena tersandung tidak di gunakan ke tempat Transmigrasi. No.
barang yang tidak semestinya Per.01/Men/1980 tentang
tertata Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan
Pasal 6
2 tidak ada smoke detector Jika muncul asap yang memasang smoke Permenaker No.
dihasilkan dari detector/sensor asap Per.02/MEN/1983
konselting listrik pada tentang Instalasi Alat
ruangan control desk Alarm Kebakaran
bisa menyebabkan Automatik Pasal 3 Ayat 1
sumber nyala api
3 panel listrik pekerja bisa tersengat Menyediakan pembatas atau Peraturan Menteri
paparan listrik yang safety barrier untuk Ketenagakerjaan Nomor
ada pada panel listrik memudahkan pekerja 12 Tahun 2015 tentang
jika pekerja tidak mengetahui batas area kerja Keselamatan dan
mengetahui batas area aman Kesehatan Kerja Listrik
potensi bahaya listrik di Tempat Kerja

2.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 Tidak adanya pagar pengaman Terjadinya unsafe Memasang pagar pengaman pada 1. Peraturan Menteri
pada area compresor action karena tidak area compresor, sehingga dapat Ketenagakerjaan Nomor 5
terdapatnya pagar mengurangi risiko kecelakaan kerja, Tahun 2018, Tentang
pengaman pada area dan dapat membatasi jarak antara Pengukuran dan Pengendalian
compresor.
mesin compresor, baki dengan Lingkungan Kerja Pasal 7
No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
operator itu berlaku sendiri ataupun 2. UU No. 1 Tahun
orang lian 1970 Tentang Syarat-Syarat
Memasang APAR di area office dan Keselamatan Kerja Pasal 3
Lorong kerja sesuai dengan standart Permenaker No. 37 Tahun
maupun regulasi yang. 2016 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Bejana
Tekan dan Tangki Timbun
2 Tidak terdapat operator dan Operator dan teknisi Memberikan pelatihan lisensi • UU No. 1 Tahun
teknisi yang memiliki lisensi di Bejana Tekanan, yaitu K3 1970 tentang
bidang K3 Bejana Air Compressor belum
Keselamatan Kerja
memiliki lisensi.
pasal 3
• Permenaker No 38
Tahun 2016 tentang
Pesawat Tenaga dan
Produks Pasal 110
3 Risiko akan terjadinya Dipasang safety sign pada area- • UU No.1 Tahun 1970
kecelakaan atau area yang terdapat sumber
Pasal 3
kesalahan, cidera pada
pekerja dan bahaya. • Permenaker No.4
mengakibatkan penyakit Tahun 1985 tentang
akibat kerja.
Tanda Bahaya Pasal 6

Tidak terdapat safety sign pada


area sekitar Air Compressor

2.4 Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya


No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 Belum ada perhatian terkait Tenaga kerja dapat Perusahaan dapat melakukan
Permenaker No.5 Tahun
lingkungan kerja bidang mengalami stress pengukuran dengan survei
psikologi (heat stress dan akibat kondisi diagnosis stress kerja dan 2018 tentang K3
fatigue) hasilnya bisa dilakukan Lingkungan Kerja (Pasal
kingkungan
pengendalian melalui 24)
pekerjaannya manajemen stress
2 Perusahaan tidak mendatangkan Tenaga kerja hanya Perusahaan • Undang-Undang No. 6
pemateri ahli di bidang akan mendapatkan memerlukan Tahun 2018
HIV/AIDS saat melangsugkan paparan umum serta koordinasi dengan • Kepmen No 68 Tahun
sosialisasi pencegahan pihak ketiga / ahli 2004 Tentang
tidak mendalami
HIV/AIDS dibidang HIV AIDS Pencegahan Dan
tentang pencegahan
untuk memberikan Penanggulangan
HIV Aids secara Hiv/Aids Di Tempat
menyeluruh edukasi secara
Kerja Pasal 4 Ayat 3
mendalam tentang
pencegahan HIV
AIDS
3 Penyimpanan limbah B3 yang Hal ini harus Perusahaan sebaiknya
Peraturan Pemerintah
dihasilkan dari proses produksi dilakukan untuk mengikuti peraturan
disimpan selama 180 hari perundang-undangan yang Nomor 22 Tahun 2021
mencegah kebocoran
sebelum disalurkan ke vendor ada terkait penyimpanan Pasai 306 ayat 1 huruf
dari tempat
pengelola limbah B3 limbah B3 yaitu tidak (c)Tentang
penyimpanan yang melebihi 90 hari Penyelenggaraan
berpotensi penyimpanan. Cara yang Perlindungan dan
menimbulkan bahaya digunakan yaitu dengan
Pengelolaan Lingkungan
di lingkungan kerja. membuat jadwal
pengangkutan limbah B3 Hidup “Melakukan
oleh pihak ketiga denga Penyimpanan Limbah B3
frekuensi yang lebih paling lama 90 hari sejak
sering. Limbah B3 diserahkan
oleh Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah
B3”
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari observasi di PT. Tirta Gajah
Mungkur adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa PT Tirta Gajah Mungkur telah
memiliki kemauan untuk melaksanakan budaya K3 dilingkungan kerja. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan adanya kebijakan terkait K3 yang ditetapkan dilingkungan perusahaan dan
telah dibentuknya organisasi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja). Secara
keseluruhan di PT Tirta Gajah Mungkur telah menyadari betapa pentingnya keselamatan dan
kesehatan di lingkungan kerja untuk melakukan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PAK).
2. Penerapan norma K3 pada bidang konstruksi dan bangunan PT. Tirta Gajah Mungkur belum
memenuhi pada beberapa aspek yaitu lingkungan kerja kurang diperhatikan. Penerepan
norma K3 pada bidang listrik PT. Tirta Gajah Mungkur telah dilakukan namun terdapat
kekurangan yaitu belum memiliki pembatas pada panel listrik. Penerepan K3 pada bidang
penanggulangan kebakaran PT. Tirta Gajah Mungkur yang berjalan belum memenuhi segala
syarat yang harus diterapkan di tempat kerja yaitu tidak adanya smoke detector pada suatu
ruangan di PT Tirta Gajah Mungkur.
3. Penerapan norma K3 di Konstruksi Bangunan, Penanggulangan Kebakaran dan Listrik di PT
Tirta Gajah Mungkur yang berjalan dengan baik, dibuktikan dengan penerapan norma K3 di
kesehatan kerja, lingkungan kerja dan bahan berbahaya di PT Tirta Gajah Mungkur yang
berjalan dengan baik, dibutikan dengan Kondisi pencahayaan lingkungan yang sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dalam riksa uji pencahayaan lingkungan kerja, program medical chek
up dan terdapat pelatihan tanggap darurat pada bahaya kebocoran bahan kimia berbahaya (gas
clorine). Sedangkan yang perlu perbaikan ialah belum adanya perhatian terkait lingkungan
kerja bidang psikologi (heat stress dan fatigue) yang dimana tenaga kerja dapat mengalami
stress akibat kondisi lingkungan pekerjaannya.
4. Penerapan norma K3 di Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3 di PT. Tirta Gajah
Mungkur telah berjalan dengan baik, dibuktikan dengan adanya struktur organisasi P2K3 di
perusahaan.
5. Dalam hal bahan berbahaya, para pekerja di PT Tirta Gajah Mungkur masih kurang dalam
hal penyimpanan limbah B3 yang dihasilkan dari proses produksi disimpan selama 180 hari,
perusahaan sebaiknya mengikuti perundang-undangan yang adanya penyimpanan limbah B3
tidak melebihi 90 hari yang dimana dalam regulasi peraturan pemerintah no. 22 tahun 2021
pasal 1 huruf (c) tentang penyelenggaraan lindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

6. Dalam hal kesehatan kerja, seluruh pekerja di PT Tirta Gajah Mungkur telah terdaftar sebagai
peserta BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Hanya saja pada perusahaan tersebut
belum mendatangkan pemateri ahli bidang HIV/AIDS saat melaksanakan sosialisasi pada
pecegahan HIV/AIDS yang sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
B. Saran

1. Perusahaan harus menunjuk beberapa pekerjanya untuk mengikuti pelatihan menjadi


seorang operator khusus untuk pengoprasian bejana. Diharapkan perusahaan yang memiliki
pekerja lebih dari 100 dan memilikin potensi bahaya tinggi wajib memiliki sistem
pertanggung jawaban yang jelas apabila terjadi PAK yang dimana dalam regulasi Undang-
undang republik indonesia no.13 tahun 2003 dan permen RI no. 50 tahun 2012 tentang
penerapan SMK3 (pasal 2 ayat a,b,c)
2. Melakukan kegiatan kebersihan secara berkala dan merapikan area produksi. Memberikan
pelatihan kepada tenaga kerja yang bertugas di area genset untuk mengikuti pelatihan
operator genset sehingga dapat memperoleh hasil yang berkompetensi.
3. Pengoperasian pada area compresor dengan cepat untuk memasang pagar pengaman
sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja, dan membatasi jarak antara mesin
compresor dengan regulasi perundang-undangan yang berlaku.
4. PT. Tirta Gajah Mungkur perlu menetapkan kesepakatan bersama antara tenaga kerja dan
manajemen sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
5. PT. Tirta Gajah Mungkur perlu memberikan pelatihan kesehatan kerja secara spesifik dan
berkala, melakukan pemenuhan kelengkapan isi kotak P3K sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, membuat program pencegahan HIV/AIDS di
perusahaan dengan seorang ahli HIV/AIDS sehingga dapat memberikan edukasi secara
mendalam.
2. Perusahaan perlu memperhatikan dalam penyimpanan limbah B3, karena untuk mencegah
kebocoran yang dampaknya sangat besar yaitu keseluruh lingkungan kerja. Maka dari itu
perusahaan sebaiknya mengikuti peraturan yang berlaku pada pengelolaan lingkungan
hidup.

Anda mungkin juga menyukai