Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

Tugas Survey Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri


Anugerah Kaca

Oleh :
Elita Prema Oktaviana / 15513121
Tauik Akbari S / 15513138
Iqbal Farid Deva Rizki / 15513164
Diah Retno Wati / 15513181
Taufiqur Rahma P / 15513210

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan industri semakin lama semakin pesat yang diikuti dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang mendukung
penggunaan peralatan atau mesin dan bahan-bahan kimia dalam proses produksi untuk
mengahasilkan produk atau jasa yang bagus agar dapat bersaing di pasaran. Namun,
disisi lain kemajuan dan perkembangan tersebut memicu berbagai masalah keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), seperti bertambahnya sumber bahaya, meningkatnya potensi
bahaya, penyakit akibat kerja di tempat kerja.
Pertambahan penduduk yang sangat cepat juga menyebabkan meningkatnya
kebutuhan peralatan rumah tangga. Penggunaan kaca pada peralatan rumah tangga
sangat banyak digumakan. Kaca juga dipakai untuk bangunan – bangunan modern atau
gedung – gedung. Penggunaan kaca memiliki keuntungan tersendiri karena dengan
pemilihan kaca yang sesuai maka pencahayaan alami pada siang hari dapat
dimanfaatkan sehingga mampu mengurangi konsumsi energi listrik.
Peningkatan permintaan akan produksi kaca tentu juga meningkatnya
produktifitas para pekerja di indutri kaca. Hal tersebut juga harus dilihat dari segi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di industri. Kebijakan keselamatan kerja pada
tempat kerja dan para pekerja telah diatur pemerintah pada UU No 1 Tahun 1970 dan
UU No 13 Tahun 2003.

B. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Mengetahui gambaran umum tempat kerja.
3. Mengetahui berbagai potensi bahaya di industry kaca.
4. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat
Kerja (PAK) di industry kaca.
5. Mengetahui Risiko bahaya yang ditimbulkan pada area proses pembuatan kaca
pengaman (safety glass)?
6. Mengetahui rencana dalam mengurangi potensi bahaya di Industri Anugerah kaca.
1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum tempat kerja?


2. Apa potensi bahaya di bengkel industry kaca?
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK) di industry kaca?
4. Risiko bahaya apa yang ditimbulkan pada area proses pembuatan kaca pengaman
(safety glass)?
5. Bagaimana rencana dalam mengurangi potensi bahaya di Industri Anugerah kaca?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Tempat Kerja


Industri sektor informal yang diteliti yaitu industri kaca. Industri kaca ini
bernama Toko Kaca Anugerah. Toko kaca ini terletak di pinggir jalan raya dan
tempatnya cukup sempit. Industri kaca ini berlokasi di Jalan Besi - Jangkang yang
beralamat di Besi Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Pemiliknya atas nama
Bapak Indra, didirikan pada tahun 2010 dan sudah berlangsung selama 7 tahun. Untuk
saat ini, jumlah tenaga kerja di tempat tersebut adalah 13 orang.

2. Potensi Bahaya di Bengkel Industry Kaca


Setiap industri di Indonesia harus memiliki Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) bagi para pekerjanya dan ditempat kerjanya. Setiap pekerja harus terjaga
keselamatannya selama bekerja. Salah satu indstri yang menjadi survey K3 yaitu di
tempat Home Industry Anugerah Kaca. Industry kaca tersebut membuat berbagai
peralatan rumah tangga yang terbuat dari kaca seperti kaca untuk jendela, aquarium,
rak – rak kaca dll.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau karyawan melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Tujuan umum dari K3
adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Menurut Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda. Factor bahaya lingkungan kerja dikategorikan pada bahaya fisik,
biologi, kimia, psikologi, ergonomic dan elektrik mekanik.
Survey yang dilakukan pada tanggal 29 Mei 2017 di sebuah home indutri
Anugrah kaca tentang K3 yang ada disana. Ada beberapa pekerjaan yang dilakukan
seperti :
a. Mengangkat kaca dari mobil ke gudang penyimpanan kaca
b. Mengangkat kaca ke tempat pemotongan kaca
c. Memotong kaca sesuai ukuran yang diinginkan denga menggunakan pisau kaca
d. Menghaluskan kaca dengan gerinda
e. Mengangkat kaca dari tempat pemotongan ke mobil (untuk diantar ke konsumen)
f. Membersihkan tempat pemotongan kaca dari sisa-sisa pemotongan kaca.

Analisis Unsafe Condition :

• Banyak kabel yang berserakan


• Ada banyak pecahan – pecahan kaca
• Tidak ada ventilasi
• Ruangan yang panas Karena terbuat dari asbes
• Banyak sampah yang berserakan

Analisis Unsafe Action :


• Tidak menggunakan APD

Analisis potensi bahaya dan resiko yang terdapat disana sebagai berikut :

Hazard (potensi bahaya) Resiko


Pada lantai terdapat banyak Kaki berdarah akibat terkena pecahan kaca
pecahan kaca yang berserakan
Pekerja tidak menggunakan APD : Tangan tersayat kaca
safety gloves
Pengangkatan kaca secara manual Tertimpa kaca karena dalam proses
pengangkatan dilakukan secara manual tanpa
alat bantu
Pada lantai terdapat banyak kabel - Tersandung kabel yang berserakan dilantai
yang berserakan sehingga dapat menghambat jalannya proses
produksi jika terjadi kecelakaan kerja pada
pekerja
Tidak adanya sirkulasi udara Mengakibatkan ketidaknyamanan pada pekerja
Pada lantai air menggenang Terpeleset genangan air yang licin

Pekerja tidak menggunakan APD : Gangguan kesehatan pendengaran dan salah


- Earphone - Safety shoes - masker dalam menangkap komunikasi - Terpeleset dan
terkena pecahan kaca yang ada pada lantai -
Gangguan pernafasan akibat udara yang banyak
mengandung bahan kimia yang berbahaya
Tatanan kaca terlalu tinggi dan Tertimpa Kaca akibat penataan yang terlalu
tanpa alat pembatas tinggi dan kurangnya perhatian khusus untuk
mengamankan agar kaca tidak roboh

3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Di Industry Kaca

4. Risiko Bahaya yang Ditimbulkan pada Area Proses Pembuatan Kaca Pengaman (Safety
Glass)
a. Resiko tinggi :
 tertimpa kaca akibat tatanan kaca yang terlalu tinggi dan tidak ada
penyangga khusus
 tertimpa kaca karena dalam proses pengangkatan dilakukan secara manual
tanpa alat bantu, - terpeleset genangan air yang licin
 gangguan pernafasan akibat udara terkena bahan kimia yang berbahaya
 terpeleset dan terkena pecahan kaca yang ada pada lantai
 gangguan kesehatan pendengaran dan salah dalam menangkap komunikasi
 gangguan mata dari serpihan kaca
 tangan terkena kaca yang panas.
b. Resiko sedang :
 pendarahan pada kaki akibat terkena pecahan kaca yang berserakan
c. Resiko rendah :
 tersandung kabel yang berserakan dilantai sehingga dapat menghambat
jalannya proses produksi jika terjadi kecelakaan kerja pada pekerja
 udara terlalu panas sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan pada pekerja
 tersandung dengan material yang berserakan di lantai
5. Rencana dalam Mengurangi Potensi Bahaya Di Industri Anugerah Kaca
Perancangan rekomendasi atau usulan perbaikan dilakukan berdasarkan hazard
(potensi bahaya) yang terjadi. Ini bertujuan agar semua permasalahan dari sumber
bahaya yang ada didapatkan solusinya. Dengan adanya usulan perbaikan yang
diberikan nanti industri ini dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan mencegah adanya
kecelakaan yang serupa lagi dengan sebelumnya. Berikut merupakan analisis kejadian
dari sumber bahaya dan usulan perbaikan yang diberikan:
a. Rekomendasi perbaikan sikap pekerja yang tidak memenuhi standard dalam
keselamatan kerja dan prosedur kerja yang baik adalah:
d. Berupa jadwal pelatihan K3 tentang penggunaan APD yang akan
diselenggarakan oleh pihak manajemen.
e. Membuat worksheet dalam penggunaan APD di area kerja supaya para pekerja
dapat langsung membaca apa saja potensi bahaya yang akan mereka alami
apabila tidak menggunakan APD.
f. Membuat visual display seperti poster mengenai penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) pada area kerja yang memiliki potensi-potensi kecelakaan kerja dan
membuat Standard Operating Procedure (SOP) penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD). Visual display ini nantinya dipasang di beberapa tempat untuk
memberikan himbauan kepada para pekerja agar selalu menggunakan APD
dengan baik.
b. Rekomendasi perbaikan kondisi lingkungan kerja.
Banyak material yang menumpuk terlalu tinggi tidak tertata rapi dan
teratur juga tidak ada pembatas keamanan pada tumpukan kaca. Hal ini
disebabkan kurangnya pemantauan dari pihak industri terhadap kondisi
lingkungan kerja. Tidak adanya prosedur yang baik juga mempengaruhi
terjadinya pelanggaran sehingga di lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan
potensi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh material yang tidak teratur dan
baik dalam penataannya. Untuk mengatasi hal ini maka diberikan rekomendasi
perbaikan yaitu pembuatan prosedur penataan dan pengaturan bahan baku
ataupun material lainnya dengan rapi dan bersih sehingga dapat menurangi
risiko potensi kecelakaan yang dapat terjadi. Selain itu, pihak manajemen agar
lebih mempertegas peraturan yang dibuat, sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan baik serta tingkat keselamatan kerja lebih tinggi.
c. Rekomendasi perbaikan panel listrik.
Panel listrik yang sering kali terbuka dan kabel colokan yang berserakan
dilantai produksi menjadi salah satu penyebab risiko bahaya kecelakaan kerja.
Penyebab khusus lolosnya panel listrik yang terbuka adalah kurangnya
perhatian dari operator yang sering kali lupa dan tidak menutup tutup panel
listrik kembali ketika selesai menggunakan panel listrik. Untuk itu perlu adanya
tindakan lanjut dan usulan perbaikan, agar dapat mencegah adanya kecelakaan
kerja yang diakibatkan oleh panel listrik yang terbuka. Tindakan yang perlu
dilakukan salah satunya adalah memasang tanda peringatan pada tutup panel
yang bertuliskan himbauan ketika selesai menggunakan harap tutup panel listrik
ditutup kembali seperti semula. Hal ini agar selalu dibaca oleh para operator
yang sedang melakukan pekerjaan pada panel listrik, sehingga tidak terjadi
kelupaan untuk menutup panel listrik. Kabel colokan yang berserakan dilantai
dipasang pada dinding di area produksi sehingga tidak membahayakan para
pekerja.
d. Rekomendasi perbaikan area pecahan kaca
Karena pada area pemotongan kaca yang banyak terdapat pecahan kaca dan
tidak adanya tempat penampungan pecahan kaca secara khusus maka
rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah dengan memberikan tempat
pembuangan khusus tepat pada area pemotongan kaca.
e. Rekomendasi perbaikan kabel yang berserakan.
Karena pada lingkungan kerja banyak terdapat kabel-kabel yang berserakan
dilantai produksi dan para pekerja yang kurang memperhatian penempatan
kabel-kabel tersebut, maka rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah
dengan memberikan tempat khusus buat kabel. Tempat khusus dibuat dengan
mengklip kabel pada tembok, sehingga tidak menganggu atau berserakan pada
lantai.
f. Rekomendasi perbaikan udara panas.
Karena pada area kerja tertentu kurang pendapatkan perhatian khusus
terhadap panasnya kondisi lingkungan kerja dan kurangnya perhatian pihak
manajemen terhadap kenyamanan pekerja, maka rekomendasi perbaikan yang
diberikan adalah dengan memberikan ventilasi udara terhadap area kerja yang
tidak mendapatkan sirkulasi udara. Dengan demikian, udara yang didapatkan
dapat berganti setiap harinya dan tidak menyebabkan panas dalam ruangan.

Anda mungkin juga menyukai