Anda di halaman 1dari 11

TUGAS-2

MANAJEMEN PRODUKSI KELAS-A

PROSES PRODUKSI (CHEST FREEZER SHARP FRV-300)

Oleh:
Kelompok III
BAIQ ALWINDA ASRI JULIANTI (F1C017018)
GILANG ADE PUTRA (F1C017028)
LALU BANU USRON (F1C017049)
M. JAILUL QURANI FARID (F1C017057)
ORDI YOHARI (F1C017079)
RENDI KURNIAWAN (F1C017083)

TEKNIK MESIN
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

Produk ini menggunakan refrigerant (non CFC) R-134A sebagai bahan pendinginnya.
Beban listrik yang digunakan sebesar 135 watt pada 220-240 volt. Kapasitas produk ini adalah
250 liter, sehingga dapat menampung bahan makanan dalam jumlah yang cukup besar. Produk
ini juga dapat menyimpan dan mengawetkan makanan. Sistem kontrol suhu pada produk ini
dapat memudahkan penggunanya dalam menentukan suhu atau temperature yang akan
digunakan. Produk ini memiliki kelebihan dengan fitur fast freezing capacity yaitu, fitur
kapasitas pendinginan yang cepat yang dapat menjadikan makanan tetap segar, awet dan dingin.
Material yang digunakan juga adalah stainless steel anti gores dan anti karat sehingga produk ini
dapat digunakan jangka panjang.

Fungsi dari Chest Freezer Sharp FRV-300 ini adalah untuk menyimpan dan
mengawetkan makanan dengan metode pendinginan dan pembekuan. Metode ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur pada bahan makanan sehingga bahan makanan
menjadi lebih awet dan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
BAB II
ANALISA PRODUK DAN PROSES MANUFAKTUR
2.1. Analisis produk (teori dan hasil analisis produknya)
Analisis produk Chest Freezer Sharp FRV-300 digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
nomor komponen, nama komponen, jumlah komponen per unit produk, dan spesifikasi dari
produk yang akan dibuat.

7
8

2
1

6
10
5

11
3

Keterangan Gambar :

1. Komponen nomor 1 : Breaker Strip

2. Komponen nomor 2 : Compressor

3. Komponen nomor 3 : Compressor Compartment Cover

4. Komponen nomor 4 : Compressor Mountings

5. Komponen nomor 5 : Condensor Coils

6. Komponen nomor 6 : Evaporator Coils

7. Komponen nomor 7 : Gasket


8. Komponen nomor 8 : Hinge

9. Komponen nomor 9 : Power Indicator Light

10. Komponen nomor 10 : Temperature Control

PART LIST

Nama : Chest Freezer

No. Nama komponen Juml Spesifikasi material Keterangan


Part ah
per
unit

1 Breaker Strip 1 Polymer Buat

2 Compressor 1 Besi Tuang Pengecoran

3 Compressor Compartment 1 Besi tuang Pengecoran


Cover

4 Compressor Mountings 1 Low Carbon Steel Pengecoran

5 Condensor Coils 1 Tembaga dan Plat Baja Buat


Karbon Tinggi

6 Evaporator Coils 1 Tembaga dan Plat Baja Buat


Karbon Tinggi

7 Gasket 1 Rubber Buat

8 Hinge 2 Low Carbon Steel Pengecoran


(Stainless steel)

9 Power Indicator Light 1 Polymer Buat

10 Temperature Controller 1 Polymer Buat

11 Terminal Cover 1 Polymer Buat

11. Komponen nomor 11 : Terminal Cover


2.2. Analisis proses (teori dan hasil analisisnya)
2.2.1. Rute produksi (production routeing)
Production Routing
Nama Benda Kerja : Breaker Strip
Jenis Material : Polymer (rubber)
No. Operasi Kerja Mesin Yang Tools, jlgs, dan Waktu standard
Operasi Dipakai fixture (jam/unit)
Kerja
01 Mencetak karet atau Molding Press Chuck 0,015
rubber dengan metode
tekan
Nama Benda Kerja : Comprressor
Jenis Material : Besi Tuang
No. Operasi Kerja Mesin Yang Tools, jlgs, dan Waktu standard
Operasi Dipakai fixture (jam/unit)
Kerja
01 Mencetak Besi tuang Mesin Cetak Chuck 0,025
kedalam cetakan sesuai
pola yang ditentukan
02 Finishing Gerinda Gerinda 0,015
Nama Benda Kerja : Comprressor Compartement Cover
Jenis Material : Besi Tuang
No. Operasi Kerja Mesin Yang Tools, jlgs, dan Waktu standard
Operasi Dipakai fixture (jam/unit)
Kerja
01 Mencetak Besi tuang Mesin Cetak Chuck 0,018
kedalam cetakan sesuai
pola yang ditentukan
02 Finishing Gerinda Gerinda 0,012
Nama Benda Kerja : Comprressor Mountings
Jenis Material : Besi Tuang
No. Operasi Kerja Mesin Yang Tools, jlgs, dan Waktu standard
Operasi Dipakai fixture (jam/unit)
Kerja
01 Mencetak Besi tuang Mesin Cetak Chuck 0,015
kedalam cetakan sesuai
pola yang ditentukan
02 Finishing Gerinda Gerinda 0,010
Nama Benda Kerja : Condensor Coils
Jenis Material : Tembaga dan Baja Karbon Tinggi
No. Operasi Kerja Mesin Yang Tools, jlgs, dan Waktu standard
Operasi Dipakai fixture (jam/unit)
Kerja
01
02 Finishing Gerinda Gerinda 0,010

2.2.2. Peta proses (process chart)


2.2.2.1. Peta proses operasi
2.2.2.2. Peta aliran proses
2.2.2.3. Diagram aliran
Catatan referensi:
1. tata letak pabrik dan pemindahan bahan (bab 4), Sritomo Wignjosoebroto, 1996, edisi 3, guna
widya, Surabaya atau yang terbaru).
2. Buku ajar manajemen produksi, I Made Suartika, 2019, mataram press.
BAB III
LUAS DAN POLA PRODUKSI
(pemilihan mesin, jumlah/kapasitas, dan perancangan stasiun kerja)
3.1. Penetapan kapasitas dan jumlah mesin yang dibutuhkan (teori dan hasil)
3.2. Perancangan stasiun kerja dan luas area yang dibutuhkan (teori dan hasil)
Catatan referensi:
1. tata letak pabrik dan pemindahan bahan (bab 5), Sritomo Wignjosoebroto, 1996, edisi 3, guna
widya, Surabaya atau yang terbaru).
2. Buku ajar manajemen produksi, I Made Suartika, 2019, mataram press.
BAB IV
PENENTUAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI
4.1 Landasan Teori

Tata letak atau layout pabrik merupakan salah satu masalah yang sangat penting karena
tata letak sangat berpengaruh terhadap efisiensi operasi dalam jangka panjang. Tata letak
memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam
hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya dan mutu kehidupan kerja. Sistem tata letak memegang
peranan yang sangat penting dalam perencanaan suatu bangunan. Dari hasil pengamatan, tata
letak bangunan dapat mereduksi biaya pemindahan bahan. Fasilitas Tata Letak memainkan
peranan penting dalam sebuah sistem produksi yang efektif dan efisien.

Menurut Hadiguna dan Setiawan (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan
unsurunsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistim material handling yang
kurang sistimatis menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses
produksi sehingga mempengaruhi sistim secara keseluruhan. . Menurut Wignjosoebroto (2009),
tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat menangani sistim material handling secara
menyeluruh sedangkan Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang dirancang dengan
baik pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi
perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan
perusahaan. Menurut Purnomo (dalam Siska dan Henriadi, 2012) tujuan utama perancangan tata
letak adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh
sistim produksi akan maksimal.

Selain tata letak, setiap usaha dituntut untuk melakukan kegiatan usaha secara efektif dan
efisien. Dalam suatu pabrik, efektif dan efisien dapat dilihat melalui berbagai aspek diantaranya
sistem penyimpanan material. Misalnya gudang bahan baku, ketersediaan bahan baku pada
waktu yang tepat dan jumlah yang tepat dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Oleh
karena itu, dibutuhkan sistem penyimpanan yang baik dalam gudang.
4.2 Rencana Tata Letak Produksi

4.2.1 Hasil

Dalam rancangan tata letak produksi ini tergantung dari ruang yg di butuhkan alat, waktu
setiap tahapan produksi, dan juga alur produksi yang efektif sehingga didapatkan perencanaan
tata letak sebagai berikut

Gudang Storage Product


Molding Assembly
bahan Press area / area
baku perakitan

Mesin Finising 1
Cetak Penghalusan

Checking Packing
Mesin Mesin
Produk
Cetak Cetak

Gambar Tata Letak alur produksi


BAB V
PENGUKURAN KERJA (WORK MEASUREMENT)
Berisi teori dan hasil
Catatan referensi:
1. Ergonomi, studi gerak dan waktu (Teknik analisis untuk peningkatan produktivitas kerja),
Sritomo Wignjosoebroto, 1995, edisi 1, guna widya, Surabaya atau yang terbaru).
2. Buku ajar manajemen produksi, I Made Suartika, 2019, mataram press.

BAB VI
KESIMPULAN
Berisi justifikasi/penjelasan singkat dari hasil tugas yang dibuat.

REFERENSI
Tuliskan Pustaka atau referensi yang di rujuk.

Anda mungkin juga menyukai