Anda di halaman 1dari 38

Studi Kasus

Keselamatan Kerja
PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)
13 - 18 Juli 2020
Kelas C, Kelompok 3
TIM KAJIAN
1. dr. Ramadhan Maulana Hikmat 12. dr. Tiara Pasomba

2. dr. Ramdhana Zaqifah 13. dr. Venia Miftahul Rezki

3. dr. Ramdhani Hartono Saputra 14. dr. Wisesa Nandiwardhana

4. dr. Rhory Defie 15. dr. Yelly Asta Siusiu Imran

5. dr. Risa Kardia F. Sahalessy 16. dr.Yeni Notanubun

6. dr. Rizal Anshari 17. drg. Titik Nurhayati

7. dr. Rizki Giofani

8. dr. Rizkiarina Aulia Rahmah

9. dr. Shaninca Divana Harun

10. dr. Stephanie Evelyn Hartono

11. dr. Syntia Desy Arisandi


LATAR BELAKANG

• Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di


Indonesia sering terabaikan
• Kondisi ini menunjukkan Indonesia kurang siap bersaing
secara Internasional
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
aspek yang penting dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan dan produktifitas karyawan
DASAR HUKUM
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
3. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
4. Perpres No. 7 Tahun 2019 Penyakit Akibat Kerja;
5. Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,
pembayaran Iuran;
6. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri;
7. Peraturan perundang UU no. 1 tahun 1970 (pasal 10 ayat 1,2) Yang mewajibkan perusahaan
untuk membentuk P3K;
8. Permenakertrans RI No. 4/MEN/1980 tentang syarat – syarat pemasangan dan pemeliharan
APAR;
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja jo. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja;
10.Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
tempat kerja;
11.Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009, tentang Pelatihan dan Pemberian Lisensi
Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.
SERTIFIKASI
Bahan dan Proses Kerja
Badan Tabung :
• Material plat baja SG 295
• Diameter plat blangking : ∅365
• Tebal plat : 2.3 mm
• Diameter luar badan tabung : ∅260 mm
Hand Guard :
• Material plat baja : SS 400
• Tebal plat : 2.5 mm
• Diameter : ∅182 mm
Neck Ring :
• Baja karbon S 17 C
• Diameter luar : ∅38 mm
• Tinggi : 16 mm o Ulir/Drat : ½ NGT 14 TPI
ketirusan 1/6
Foot Ring :
Material
• • Material plat baja : SS 400
Badan tabung sesuai dengan SNI 07-3013- 2006
(SG 295) • Diameter luar cicin : ∅190 mm
• Tinggi : 30 mm
• Cincin leher sesuai dengan JIS G 4051 kelas
• Tebal plat : 2.5 mm
S17C-S45C
• Tekanan dalam tabung : 6 Kpa
• Cincin kaki sesuai dengan SNI 07-0722-1989 (SS
• Uji tahan terhadap tekanan air : 31 kg/cm2
400)
• Pegangan tangan sesuai dengan SNI 07-0722-
Diagram Alir Proses
Pressing 200 & Footring &
Flanching
250 Ton Welding

Circumfrencial Handguard
Neckring Welding
Welding Welding

Hidrostatik test Shot Blasting Pasang Valve

Numering Shot Blasting Leak test


Identifikasi Potensi Bahaya
Bahaya Potensial
Bagian Proses
Risiko PAK
Kerja Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial
Pressing (200 Bising, - - Gerakan Target NIHL, Heat
Ton & 250 Ton) panas, repetitive, produksi stress, ISPA, LBP,
Dust posisi janggal stress kerja
Flanching Bising, - - Gerakan Target NIHL, Heat
panas, repetitive, produksi stress, ISPA, LBP,
Dust posisi janggal stress kerja
Footring Bising, - - Gerakan Target NIHL, Heat
Welding panas, dust, repetitive, produksi stress, ISPA,
fume, UV posisi janggal MFF, Katarak,
light LBP, stress kerja
Handguard Bising, - - Gerakan Target NIHL, Heat
Welding panas, dust, repetitive, produksi stress, ISPA,
fume, UV posisi janggal MFF, Katarak,
light LBP, stress kerja
Neckring Bising, - - Gerakan Target NIHL, Heat
Welding panas, dust, repetitive, produksi stress, ISPA,
fume, UV posisi janggal MFF, Katarak,
light LBP, stress kerja
Bahaya Potensial
Bagian
Risiko PAK
Proses Kerja Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial
Cyrcumferen Bising, - - Gerakan Target NIHL, Heat
sial Welding panas, dust, repetitive, produksi stress, ISPA,
fume, UV posisi janggal MFF, Katarak,
light LBP, stress kerja
Hydrostatik Iluminasi Bakteri, - Gerakan Target Eye strain,
Test kurang Virus, repetitive, produksi Dermatitis, LBP,
Protozoa, posisi janggal stress kerja
Jamur
Shotblasting Bising, - - Gerakan - NIHL, Heat
panas, dust repetitive, stress, ISPA, LBP
posisi janggal
Pasang Valve Iluminasi - - Gerakan Target Eye strain, LBP,
kurang repetitive, produksi stress kerja
posisi janggal
Leak Test - Bakteri, - Gerakan Target Dermatitis, LBP,
Virus, repetitive, produksi stress kerja
Protozoa, posisi janggal
Jamur
Numerator Iluminasi - - Gerakan Target Eye strain, LBP,
kurang repetitive, produksi stress kerja
posisi janggal
BAGIAN PROSES KERJA KEMUNGKINAN KECELAKAAN KERJA

Pressing (200 Ton & 250 Ton) tangan terjepit, tersengat listrik, tergores
Flanching tangan terjepit, tersengat listrik, kejatuhan, tergores
Footring Welding Luka bakar, terkena percikan bunga api, terbentur, kejatuhan, tersandung,
tersengat listrik
Handguard Welding Luka bakar, terkena percikan bunga api, terbentur, kejatuhan, tersandung,
tersengat listrik

Neckring Welding Luka bakar, terkena percikan bunga api, terjepit mesin, terbentur, kejatuhan,
tersandung, tersengat listrik
Cyrcumferensial Welding Terjepit mesin, terkena percikan bunga api, tergores, terbentur, tersengat
listrik, kejatuhan tabung, luka bakar
Hydrostatik Test kejatuhan tabung, terpeselet, terbentur, tersengat listrik

Shotblasting kejatuhan tabung, terbentur palu, terbentur tabung, terjepit mesin


Pasang Valve Terjepit, tergencet, kejatuhan tabung, terbentur tabung, tersengat listrik
Leak Test kejatuhan tabung, terpeselet

Numerator kejatuhan tabung, terjepit, tergencet


Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat, & Alat Kerja Keterangan

1 Material bahan tabung ( plat Material dasar pembuatan tabung Gas


Baja)

2 FC Inside Proses pemasukan material plat besi lembaran


3 Mesin Blanking Digunakan untuk proses pemotongan sheet metal tujuan untuk
mendapatkan hasil potongnya atau blank. Sisanya akan dibuang
sebagai sampah (scrap skeleton)

4 Mesin pressing (deep drawing) Digunakan untuk mengepress plat baja untuk memperoleh
kepadatan dan membentuk lembaran/plat menjadi bentuk seperti
mangkuk. Pembentukkannya dengan cara melakukan penekanan
dengan sebuah penekan (punch) ke dalam rongga cetakan (dies).

5 Mesin flanging Digunakan untuk proses pembengkokan dimana bagian ujung


lembaran logam ditekuk dengan sudut 90 derajat, penekukan tepi
atau ujung biasanya untuk membentuk flensa selain itu juga
berfungsi untuk memperkuat lembaran logam ( baja)

6 Mesin Footring welding digunakan untuk proses pengelasan pada bagian kaki tabung
7 Mesin Handguard welding Digunakan untuk proses pengelasan pada bagian handle
8 Mesin neckring welding Digunakan untuk proses pengelasan rumah valve pada pagian upper
9 Mesin crycumferensial welding Digunakan untuk proses pengelasan melingkar antara button dengan
upper
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat, & Alat kerja Keterangan

10 Mesin Batt Welding Digunakan untuk proses pembentukan pengelasan bentuk ring untuk
kaki tabung

11 Mesin Joggling Digunakan Proses pembuatan jog atau tangga pada bottom tube
agar pada proses pengelasan mudah dan lebih kuat

12 Mesin Feeding to HT Digunakan untuk proses pengerasan material

13 X- Ray Untuk mengetahui hasil pengelasan

14 Annealing Mengembalikan kondisi material setelah proses pengelasan


(perlakuan bebas tegangan)

15 Shot Finish Untuk membuat pori-pori sebagai daya rekat powder

16 Alat Hidrostatik Test Digunakan menguji kekuatan dan mengetahui kebocoran padan
/ leak test bagian yang dilas. Pengujian melibatkan pengisian tabung dengan
cairan, biasanya air, yang dicelup untuk membantu dalam deteksi
kebocoran visual, dan tekanan pada bejana dengan tekanan uji yang
ditentukan.

17 Mesin shootblasting Digunakan untuk proses membersihkan permukaan tabung gas


sebelum dilakukan pengujian hidrostatik dan pengecatan agar
pengecatan menjadi sempurna.
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan
No Mesin, Pesawat & Alat Kerja Keterangan

18 Mesin Powder Coating Digunakan sebagai pelapisan awal sebelum pengecatan

19 Mesin Painting Digunakan untuk pengecatan membuat tabung LPG lebih menarik
dan tabung gas menjadi tidak mudah berkarat, dengan cara
melapisinya dengan lapisan anti karat (cat).

20 Valve Assembling Digunakan untuk pemasangan valve

21 Finishing:
•Mesin marking •Digunakan untuk pemberian label
•Numerator •Digunakan untuk proses pemberian nomorseri pada tabung gas
SOP KERJA
Bagian
Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja
Pressing (200 Ton Gangguan pendengaran (NIHL), Penyesuaian time pressing,
& 250 Ton) tangan terjepit mesin, varises penggunaan APD sarung tangan,
penggunaan earplug

Flanching Gangguan pendengaran (NIHL), Penyesuaian time pressing,


tangan terjepit mesin, luka benda penggunaan APD sarung tangan,
tajam penggunaan earplug

Footring Welding Gangguan pendengaran (NIHL), Luka Penggunaan earplug, Penggunaan


bakar, trauma gram pada mata, APD sarung tangan, goggles, masker
trauma inhalasi

Handguard Luka bakar, trauma gram pada mata, Penggunaan APD sarung tangan,
Welding trauma inhalasi, varises goggles, masker, penggunaan
tempat duduk untuk istirahat

Neckring Welding Terjepit mesin, luka bakar, trauma Maintenance mesin berkala,
gram pada mata, trauma inhalasi penggunaan APD sarung tangan,
goggles, masker
SOP KERJA
Bagian
Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya Yang Telah Dilakukan
Proses Kerja

Pemeriksaan mesin berkala,


Cyrcumferensial Terjepit mesin, luka bakar, trauma
penggunaan APD sarung tangan,
Welding gram pada mata, trauma inhalasi goggles, masker

Penggunaan APD sarung tangan,


Hydrostatik Test Tertimpa tabung, jatuh terpeselet sepatu boots

Pemeriksaan mesin berkala,


Shotblasting Terjepit mesin, trauma gram pada penggunaan APD sarung tangan,
mata, keracunan goggles, masker

Pemeriksaan mesin berkala,


Pasang Valve Terjepit mesin penggunaan APD sarung tangan

Leak Test Tertimpa tabung, jatuh terpeselet Penggunaan APD sarung tangan,
sepatu boots

Pemeriksaan mesin berkala,


Numerator Tertimpa tabung, terjepit mesin
penggunaan APD sarung tangan,
Instalasi Listrik
Kemungkinan Kecelakaan
Kegiatan Pekerjaan Kerja Upaya Yang Dilakukan

Aliran kabel listrik Kebakaran, sengatan arus • Pemeriksaan instalasi listrik


listrik secara berkala
• Peletakan arus listrik yang
jauh dari kegiatan pekerjaan
yang bisa memicu
kecelakaan pada arus listrik
(contoh : kegiatan las)

Prasarana Kerja Lain


Kegiatan
Kemungkinan Kecelakaan Kerja Upaya Yang Telah Dilakukan
Pekerjaan
Pengangkut Tabung terjatuh mengenai pekerja, memperhitungkan beban yang akan
Tabung (Forklift) kecelakaan operator forklift diangkut dilakukan pelatihan
pengoperasian forklift untuk
operator
KONSTRUKSI TEMPAT KERJA
Permasalahan Dasar Hukum Saran
• Pada pengamatan yang dilakukan Undang-undang dasar No. 1 • Penting nya untuk
melalui video ditemukan bahwa tidak tahun 1970, dilakukan perbaikan
adanya pembatas besi di sekitar konstruksi pada
penyimpanan tabung gas, hal ini dapat UU No. 2 Tahun 2017 tentang tempat kerja
membahayakan pekerja saat jasa konstruksi
melakukan aktivitas apabila tersenggol
dan jatuh. • Bila diperlukan
perusahaan dapat
bekerja sama dengan
• Tidak terlihat adanya APAR.
jasa kontruksi untuk
• Jalur darurat juga tidak dapat mencegah kecelakaan
ditemukan. kerja.

• Sebaiknya dipasang tanda larangan


merokok, mengingat tabung LPG
mudah terbakar.

• Pada video tersebut tidak terlihat juga


ventilasi dan penerangan yang
mencukupi atau sesuai standar.
Identifikasi Bahaya, Keselamatan Konstruksi Area Kerja
Proses Kecelakaan Tindakan Tidak Kondisi Tidak Aman Upaya Telah Dilakukan
Produksi Aman
Areal pabrik • Menghirup • Pekerja tidak • Aktifitas kendaraan berat • Perusahaan menyediakan
debu menggunakan membuat debu beterbangan asker dan mewajibkan
• Mata masker • Lokasi pabrik panas dan kering pemakaian
kemasukan • Pekerja tidak • Masker tidak layak digunakan • Cara mencegah penyebab
debu terbiasa (masker tidak steril, tali masker kecelakaan ini ialah dengan
menggunakan putus, kondisi masker kotor dan mendisiplinkan pekerja
masker berdebu) memakai alat pelindung
• Tidak mengguna- • Persediaan masker habis diri dan memberi tahu
kan kaca mata • Aktifitas kendaraan berat resiko dan kerugian yang
pelindung membuat debu beterbangan ditimbulkan baik pada
• Operator tidak • Kaca mata tidak layak digunakan dirinya maupun
terbiasa (tali kaca mata putus, kaca bnyak perusahaan.
mengenakan kaca goresan, kaca pecah)
mata pelindung

Koneksi kabel • Tersengat arus • Karyawan kurang • Tersengat arus listrik, kebakaran • Pemeriksaan berkala
listrik listrik hati-hati
• Kebakaran

Pemeriksaan • Menghirup gas • Ada kebocoran gas • Tabung sudah kadaluarsa dan • Perusahaan menyediakan
sambungan berkarat masker dan mewajibkan
pipa • Kebakaran • Ada sumber panas/api pemakaian
• Larangan merokok dan
mengawasi penggunaan
peralatan yang berpotensi
memicu nyala api.
Identifikasi Bahaya, Keselamatan Konstruksi Area Kerja
Proses Kecelakaan Tindakan Tidak Kondisi Tidak Aman Upaya Telah Dilakukan
Produksi Aman
Jalan diantara • Terjatuh • Mengangkat beban • Jarak yang terlalu sempit • Jarak diperlebar dengan
tumpukan • Terpeleset terlalu berat • Terkena tumpahan air, minyak penerangan yang cukup
tabung kosong • Tersandung • Kekuatan fisik • Lantai jarang dibersihkan • Lantai yang terkena
terlalu sempit karyawan tidak tumpahan air atau oli wajib
sesuai dengan segera dibersihkan
pekerjaan • Memakai Alat Pelindung
• Terburu-buru Diri (APD) sepatu bersol
• Karyawan kurang karet.
hati-hati
Display Terluka Karyawan terburu- Lantai yang tidak rata Display disesuaikan dengan
peringatan buru tinggi pekerja dan ukuran
terlalu tinggi diperbesar
dan kecil
Proses Terjepit Tidak hati-hati Kondisi alat yang kurang layak Pekerja lebih hati-hati dalam
Pengisian meletakkan tabung pakai menggunakan alat dan
mengikuti instruksi kerja
yang ada.
Pemindahan, Kejatuhan, • Tidak meletakkan Gudang penyimpanan penuh • Pekerja lebih hati-hati
Penimbangan , tertindih tabung dengan baik dalam mengangkat atau
Penyimpanan tabung dan benar menata tabung
Tabung • Posisi tabung agak • Menyediakan rantai-rantai
miring pengaman untuk menahan
• Lantai tidak rata tabung yang diletakkan
• Sikap kerja yang berjajar di dinding.
salah
SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Kemungkinan Kecelakaan Upaya Yang Dilakukan


Kerja
• Berdasarkan Apabila terjadi kebakaran • Pengadaaan APAR serta
pengamatan tidak tidak dapat tertangani pengecekan berkala
tampak adanya APAR dengan baik • Pemasangan alat
• Tidak adanya alat pendeteksi kebakaran
pendeteksi kebakaran
RAMBU PERINGATAN
Guna mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya
dibedakan dalam bentuk warna-warna dasar yang sangat menyolok dan
mudah dikenali. Warna yang dipasang pada setiap rambu berupa warna:
1. Warna Merah         - tanda Larangan (Pemadam Api)
2. Warna kuning        - tanda Peringatan atau Waspada atau
beresiko bahaya
3. Warna Hijau           - tanda Zona Aman atau pertolongan
4. Warna Biru            - tanda Wajib Ditaati atau prasyarat
5. Warna Putih           - tanda Informasi Umum
6. Warna Oranye       - tanda Beracun

Warna-warna tersebut diatas merupakan warna dasar sebagai latar


belakang (background), sedangkan gambar atau logo/simbol diatas
warna dasar tersebut merupakan warna kontras. Menurut standar
yang berlaku secara internasional berupa warna putih atau hitam.
RAMBU PERINGATAN
Rambu yang sering dipasang :
1. Rambu Larangan
2. Rambu Peringatan
3. Rambu Pertolongan
4. Rambu Prasyarat

Keempat rambu tersebut diatas sangatlah penting untuk dipahami dan


disosialisasikan, disamping itu dalam kesehariannya perlu adanya contoh
sebelum peserta memasuki areal tempat kerja.

Pemasangan rambu harus mengikuti etika standar rambu-rambu


keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku, dan dapat dipahami secara
internasional

Untuk memilih rambu yang tepat, kita perlu melihat kegiatan yang
sedang di lakukan dengan memperhitungkan:
1. Mengidentifikasi bahaya;
2. Menentukan kontrol apa yang dibutuhkan; dan
3. Menentukan jenis rambu dan indicator apa yang perlu digunakan.
Rambu Larangan Rambu Peringatan Rambu Pertolongan Rambu Prasyarat

Simbol Keselamatan Organ Tubuh


APD
 Menurut pengamatan, terdapat banyak pekerja yang tidak
memakai APD dengan standar sesuai bidang pekerjaannya.
 Seperti hanya memakai masker, sarung tangan , kacamata
pelindung. Dan menurut UU, setiap perusahaan wajib
menyediakan APD bagi tenaga kerja ditempat kerja dan
diberikan secara cuma-cuma.
 Dalam bidang pekerjaan tertentu ditemukan ada beberapa
pekerja yang tidak menggunakan APD saat bekerja 
meningkatkan risiko kecelakaan kerja serta meningkatkan
penyakit akibat kerja
TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI
Tanggap
No. Darurat & Pengamatan Standar
Evakuasi

Emergency Terdapat lampu emergency


1. Tidak terdapat lampu emergency
lamp di setiap ruangan

2. Fire alarm Tidak terdapat alarm kebakaran Terdapat di semua ruangan

Terdapat rambu-rambu yang


Tidak terdapat rambu-rambu yang menunjukkan jelas untuk
Rambu-rambu
3. menunjukkan lokasi jalur evakuasi para memudahkan pekerja dalam
jalur evakuasi
pekerja jika terjadi keadaan emergency mengevakuasi diri saat
terjadi keadaan emergency
PERSONIL KESELAMATAN KERJA
Personil Syarat

Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan Syarat :


kerja Ditunjuk pimpinan dan telah mendapatkan surat
keputusan penunjukan (SKP) sebagai dokter
pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari Dirjen
Pembinaan, Pengawasan Ketenagakerjaan,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tenaga pelaksana kesehatan kerja yaitu dokter Syarat :


perusahaan dan atau paramedis perusahaan Memiliki sertifikat pelatihan hyperkes dan
keselamatan kerja (atau sertifikat lainnya) sesuai
peraturan perundangan yang berlaku,mematuhi
etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya
sesuai dengan kode etik profesi dan peraturan
perrundangan yang berlaku.Bagi dokter pelaksana
harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter
dan Surat Ijin Praktek (SIP) yang masih berlaku dari
instansi yang berwenang

Petugas administrasi atau pencatatan dan


pelaporan pelayanan kesehatan kerja
Di samping orang-orang tersebut, juga terdapat sejumlah ahli dan spesialis yang berperan
dalam pelaksanaan K3. Mereka antara lain:
a. Spesialis pesawat uap dan bejana tekan (yang terdiri atas para spesialis, teknisi, dan
operator rigger; welding; boiler; steamer bejana tekanan; peralatan lift dan pengangkut;
peralatan lift dan tenaga produksi)
b. Spesialis konstruksi instalasi listrik terhadap pencegahan kebakaran (yang terdiri atas para
spesialis, teknisi, dan operator listrik, scaffold dan konstruksi itu sendiri)
c. Para spesialis bahan-bahan berbahaya (yang terdiri atas para spesialis deteksi gas; bahan-
bahan beracun dan berbahaya; bahan-bahan kimia; ruang terbatas [confined space])
d. Para spesialis ergonomi dan lingkungan kerja (yang terdiri atas para spesialis bangunan
bertingkat tinggi).
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar Hukum Saran

1. Alat • Berdasarkan pengamatan Peraturan menteri • Sebelum memasuki


Pelindung belum semua pekerja tenaga kerja dan area kerja, petugas
Diri memenuhi peraturan transmigrasi RI harus dipastikan
menteri tenaga kerja dan No.PER. menggunakan APD
transmigrasi tentang 08/MEN/VII/2 sesuai bidang
penggunaan APD. 010 tentang kerjanya
• Pekerja bagian footring Alat Pelindung Diri • Melakukan
welding masih belum pengadaan APD
menggunakan APD dengan yang belum
benar, yaitu para pekerja tersedia
tidak menggunakan cover all,
face shield, google, masker,
dan sepatu boot
• Pada setiap ruang produksi
tidak terlihat adanya alat
pelindung pendengaran
seperti earmuff atau earbud
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar Hukum Saran
2. Sarana Ketidaktersediaan APAR serta Permenakertrans RI Perlunya diadakan
penaggula alat pendeteksi kebakaran No.4/MEN/1980 APAR serta pelatihan
ngan tentang syarat – penggunaan APAR
kebakaran syarat pemasangan bagi seluruh karyawan
dan pemeliharan Pernting untuk
APAR menyediakan sarana
deteksi,
alarm pemadam
kebakaran

3. Personil Pada pengamatan tidak tampak Peraturan perundang Pengadaan kotak P3K
keselamat adanya kotak P3K serta petugas UU no. 1 di setiap bagian serta
an kerja keselamatan kerja tahun 1970 (pasal 10 dilakukan pelatihan
ayat 1,2) P3K bagi seluruh
Yang mewajibkan kayawan
perusahaan untuk
membentuk P3K
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar Hukum Saran
4. Konstruksi Tidak adanya pembatas besi di Undang-undang dasar Perlu dilakukan
tempat sekitar penyimpanan tabung gas No. 1 tahun 1970, perbaikan konstruksi
kerja Undang-undang No.10 tempat kerja
Tidak adanya jalur evakuasi tahun 1999 tentang
darurat jasa konstruksi

5 Rambu- Tidak ada larangan merokok, Undang-undang dasar Pemasangan mbu-


rambu mengingat tabung LPG mudah No. 1 tahun 1970, rambu dilarang
peringatan terbakar. Undang-undang No.10 merokok di setiap
tahun 1999 tentang ruangan dan tanda
jasa konstruksi mudah terbakar
Kesimpulan
• Banyak aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang masih belum
terlaksana dengan baik
• Penggunaan APD yang masih belum dipatuhi karyawan
• Lingkungan kerja yang relatif tidak aman dan berpotensi
menyebabkan adanya korban

Saran
• Perlunya dilakukan tahapan manajemen risiko dengan baik
• Pentingnya mengetahui potensi bahaya yang mungkin terjadi di
lingkungan kerja
• Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang baik
Identifikasi
Masalah
Identifikasi Masalah
Proses Kemungkinan Kemungkinan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi
Kerja PAK kecelakaan kerja
Pressing -Bising Gas CO -Bakteri -Gerakan Stress -NIHL Terjepit
(200 & 250 -Iklim kerja -Hewan repetitif -Heat Stress
Ton) panas pengerat memutar -Heat Stroke
pinggang -CTS
-Berdiri -LBP
lama
Flanching -Bising Gas CO -Bakteri Berdiri lama Stress -NIHL Terjepit
-Getaran -Hewan -CTS
mesin pengerat -LBP
-Iklim kerja
panas
Footring -Bising Gas CO -Bakteri Berdiri lama Stress -Katarak imatur -Luka bakar
Welding -Radiasi -Hewan -NIHL -Corpus alienum
-Iklim kerja pengerat -LBP matalaserasi
panas -Heat Stroke
-Getaran -Heat Stress
Handguard -Bising Gas CO -Bakteri Berdiri lama Stress -Katarak imatur -Luka bakar
Welding -Radiasi -Hewan -NIHL -Corpus alienum
-Iklim kerja pengerat -LBP mata laserasi
panas -Heat Stroke
-Getaran -Heat Stress
Identifikasi Masalah
Proses Kemungkinan Kemungkinan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi
Kerja PAK kecelakaan kerja
Neckring -Bising Gas CO -Bakteri Berdiri lama Stress -Katarak imatur -Terjepit
Welding -Radiasi -Hewan -NIHL -Luka bakar
-Iklim kerja pengerat -LBP -Corpus alienum
panas -Heat Stroke matalaserasi
-Getaran -Heat Stress
Cyrcum -Bising Gas CO -Bakteri Berdiri lama Stress -Katarak imatur -Luka bakar
ferensial -Radiasi -Hewan -NIHL -Corpus alienum
Welding -Iklim kerja pengerat -LBP matalaserasi
panas -Heat Stroke
-Getaran -Heat Stress
Hydrostatik -Bising Gas CO -Bakteri -Berdiri lama Stress -LBP Trauma
Test -Suhu -Jamur -Gerakan -CTS tekanan/ledakan
-Hewan repetitif (pada -NIHL
pengerat pinggang ) + -Dermatitis
postur tubuh kontak iritan
membungkuk
-
Pengangkutan
manual
Identifikasi Masalah
Proses Kerja Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan Kemungkinan
PAK kecelakaan kerja
Shotblasting/ Bising Gas CO -Bakteri -Gerakan Stress -LBP -Iritasi kulit
sandblasting -Hewan repetitif -NIHL -Terjepit
pengerat pada wrist -CTS
-
Pengangkut
an manual
Pasang Valve Pencaha Gas CO -Bakteri - Stress -LBP -Iritasi kulit, mata
yaan -Hewan Pengangkut -CTS -Trauma
kurang pengerat an manual -Gangguan visus tekanan/ledakan-
-Berdiri Terjepit
lama
-Pergerakan
wrist
repetitif
Identifikasi Masalah
Proses Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan Kemungkinan
Kerja PAK kecelakaan kerja

Leak Test Bising Gas CO -Bakteri • Pergerakan Stress -NIHL -Iritasi kulit
-Jamur pinggang -LBP
-Hewan repetitif -Varises pada kaki
pengerat • Pengang-
kutan manual
• Duduk lama

Numerato Bising Gas CO -Bakteri • Pergerakan Stress -LBP -Terjepit


r -Hewan pinggang -NIHL
pengerat danwrist -CTS
repetitif -Varises pada kaki
• Pengangkutan
manual
• Duduk lama
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai