Kasus 1 A - Lesi wing hidung kanan. B - Cacat bedah. C - Hasil akhir setelah penyembuhan sekunder
Kasus 2
• Seorang wanita berusia 64 tahun menunjukkan lesi nodular dengan
area ulserasi antara dinding lateral hidung dan wing hidung kiri.
Lesi dieksisi dan ditutup dengan jahit primer (Gambar 2)
Kasus 2. A - Lesi antara dinding lateral hidung dan wing hidung kiri. B - Cacat bedah. C - Penutupan primer dengan satu jahitan
Kasus 3
• Seorang pria berusia 70 tahun dengan lesi nodular ulserasi di sisi
kanan hidung. Pasien menjalani eksisi dan rekonstruksi dengan
flap rotasi (Gambar 3 dan 4).
Kasus 3. A - Lesi di sisi kanan hidung dan penandaan flap B - Cacat bedah C - Memposisikan penutup rotasi
Kasus 3. A - Fiksasi flap rotasi. B - Hasil setelah satu minggu prosedur
Kasus 4
• Seorang pria berusia 91 tahun mengalami lesi nodular ulserasi di sisi
kiri hidung. Pasien menjalani eksisi dan cangkok kulit menggunakan
daerah infraklavikula sebagai daerah donor (Gambar 5 dan 6).
Kerugian
• Kurang dimanfaatkan
Penutupan primer
• Defek hingga 1 cm
• Regio hidung yang lebih tinggi, non-sebaceous, lebih cocok untuk
teknik ini karena mobilitas yang lebih besar.
• Tension minimal
• Komplikasi yang lebih sedikit, simpel dan biaya yang lebih rendah.
Kerugian
• Defek 1/3 bawah hidung tidak direkomendasikan untuk penutupan
primer karena kurangnya mobilitas
Flap
• Ada tiga tipe dasar perpindahan jaringan: transposisi, advancement,
dan rotasi. Flap rotasi dapat merekonstruksi cacat 1 cm hingga 2 cm di
dorsum dan ujung hidung.
• Flap rotasi menyajikan hasil terbaik dengan menggunakan kulit
terdekat sebagai flap
Kerugiaan
• Tidak dapat dikerjakan apabila tumor tidak sepenuhnya dieksisi.
• Perdarahan, penyembuhan luka yang buruk
Graft
• Skin graft tidak dianggap sebagai pengganti kulit hidung yang ideal,
terutama untuk kulit tebal dan sebasea di ujung hidung, wing, dinding
samping bawah, atau dorsum.
• Namun, ini adalah solusi yang cepat dan langsung pada pasien dengan
risiko bedah tinggi atau pada lesi dengan kemungkinan kekambuhan
yang tinggi.
• Area donor yang paling banyak digunakan adalah supraklavikula dan
retroaurikular.
Kesimpulan
Pilihan modalitas rekonstruktif defek hidung akan bergantung pada
lokasi, ukuran, dan kedalaman pembedahan, dan pengalaman ahli
bedah.