Anda di halaman 1dari 21

Reconstruction options for the closure of

nasal surgical defects


PENDAHULUAN
Kanker kulit non melanoma adalah kanker
tersering di dunia, dengan kasus terbanyak
Karsinoma sel basal (BCC) (75%),
Karsinoma sel skuamous (SCC) (20%), dan
melanoma (5%)

Regio kepala leher >>> terutama hidung


PENDAHULUAN

Standar emas pengobatan adalah melakukan pembedahan dengan margin


onkologis bebas untuk mengangkat tumor sepenuhnya.

Tujuan sekunder adalah pemeliharaan fungsionalitas dan mendapatkan hasil


estetika yang baik.

Dengan demikian, reseksi dengan margin keamanan dan rekonstruksi merupakan


tantangan yang signifikan, menuntut pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas
dari pihak ahli bedah.
Tujuan

Jurnal ini melaporkan empat kasus cacat hidung akibat eksisi


bedah karsinoma sel basal dengan teknik penutupan yang
berbeda (penutupan primer, flap, cangkok, dan
penyembuhan sekunder), mencapai hasil estetika dan
fungsional yang memuaskan.
Material dan Metode
Kasus 1
• Seorang pria berusia 63 tahun mengalami lesi papular di wing
hidung kanan. Lesi dieksisi dan ditutup dengan intensi sekunder
(Gambar 1)

Kasus 1 A - Lesi wing hidung kanan. B - Cacat bedah. C - Hasil akhir setelah penyembuhan sekunder
Kasus 2
• Seorang wanita berusia 64 tahun menunjukkan lesi nodular dengan
area ulserasi antara dinding lateral hidung dan wing hidung kiri.
Lesi dieksisi dan ditutup dengan jahit primer (Gambar 2)

Kasus 2. A - Lesi antara dinding lateral hidung dan wing hidung kiri. B - Cacat bedah. C - Penutupan primer dengan satu jahitan
Kasus 3
• Seorang pria berusia 70 tahun dengan lesi nodular ulserasi di sisi
kanan hidung. Pasien menjalani eksisi dan rekonstruksi dengan
flap rotasi (Gambar 3 dan 4).

Kasus 3. A - Lesi di sisi kanan hidung dan penandaan flap B - Cacat bedah C - Memposisikan penutup rotasi
Kasus 3. A - Fiksasi flap rotasi. B - Hasil setelah satu minggu prosedur
Kasus 4
• Seorang pria berusia 91 tahun mengalami lesi nodular ulserasi di sisi
kiri hidung. Pasien menjalani eksisi dan cangkok kulit menggunakan
daerah infraklavikula sebagai daerah donor (Gambar 5 dan 6).

Kasus 4. A – Lesi di sisi kiri hidung. B - Cacat bedah. C - Fiksasi cangkok


Kasus 4. A - Perban coklat. B - Hasil setelah satu minggu prosedur.. C - Hasil 14 hari setelah
operasi
Metode

Semua kasus menunjukkan BCC secara klinis.

Lesi dieksisi dengan margin bedah 4 mm yang


dibatasi oleh dermoskopi.
DISKUSI
• BCC adalah neoplasma ganas dari folikel sel germinal, tanpa lesi
prekursor. Faktor risikonya meliputi paparan radiasi ultraviolet,
fototipe kulit terang, riwayat keluarga positif, ephelides masa kanak-
kanak, imunosupresi, paparan arsenik, jaringan parut, dan penyakit
keturunan.
• Kematian akibat BCC kurang dari 0,1% - dengan angka kesembuhan
lebih dari 90% saat dieksisi - dan metastase jarang terjadi.
DISKUSI
• NCCN merekomendasikan eksisi bedah dengan margin 4 mm untuk
lesi yang dianggap memiliki risiko rendah; dan beralih ke operasi
Mohs untuk lesi yang berisiko tinggi.
• Radioterapi muncul sebagai pilihan bagi pasien yang bukan kandidat
untuk operasi.
• Terapi sistemik - Vismodegib dan Sonidegib - diindikasikan untuk
kasus berisiko tinggi, seperti penyakit lanjut secara lokal di mana
radioterapi atau pembedahan kuratif tidak dapat dilakukan.
DISKUSI
• Pilihan rekonstruksi untuk penutupan luka
1. Penyembuhan sekunder
2. Penutupan primer
3. Flap
4. Skin graft
Penyembuhan sekunder
• Penyembuhan lebih baik
• Daerah cekung hidung, lesi lebih dangkal, dan lesi lebih kecil dari 2
cm.
• Pasien yang intoleransi pada prosedur rekonstruksi

Kerugian
• Kurang dimanfaatkan
Penutupan primer
• Defek hingga 1 cm
• Regio hidung yang lebih tinggi, non-sebaceous, lebih cocok untuk
teknik ini karena mobilitas yang lebih besar.
• Tension minimal
• Komplikasi yang lebih sedikit, simpel dan biaya yang lebih rendah.

Kerugian
• Defek 1/3 bawah hidung tidak direkomendasikan untuk penutupan
primer karena kurangnya mobilitas
Flap
• Ada tiga tipe dasar perpindahan jaringan: transposisi, advancement,
dan rotasi. Flap rotasi dapat merekonstruksi cacat 1 cm hingga 2 cm di
dorsum dan ujung hidung.
• Flap rotasi menyajikan hasil terbaik dengan menggunakan kulit
terdekat sebagai flap

Kerugiaan
• Tidak dapat dikerjakan apabila tumor tidak sepenuhnya dieksisi.
• Perdarahan, penyembuhan luka yang buruk
Graft
• Skin graft tidak dianggap sebagai pengganti kulit hidung yang ideal,
terutama untuk kulit tebal dan sebasea di ujung hidung, wing, dinding
samping bawah, atau dorsum.
• Namun, ini adalah solusi yang cepat dan langsung pada pasien dengan
risiko bedah tinggi atau pada lesi dengan kemungkinan kekambuhan
yang tinggi.
• Area donor yang paling banyak digunakan adalah supraklavikula dan
retroaurikular.
Kesimpulan
Pilihan modalitas rekonstruktif defek hidung akan bergantung pada
lokasi, ukuran, dan kedalaman pembedahan, dan pengalaman ahli
bedah.

Studi ini mencakup empat kasus dengan topografi yang sama,


masing-masing dengan teknik penutupan yang berbeda, sesuai
dengan karakteristik kulit pasien dengan hasil fungsional dan
estetika yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai