Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING

“Facial Wound Management”

Frank Sabatino, MD*, Joshua B. Moskovitz, MD,MPH


Department of Emergency Medicine, North Shore University Hospital, Hofstra North Shore-LlJ School of Medicine, 300
Community Drive, Manhasset, NY

Disusun oleh:

Riga Medina (1710221212)

Pembimbing Klinik:
dr. Ahmad Fawzy, Sp. BP

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN BEDAH


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
2018
Bahasan
Pendahuluan

Manajemen Luka Awal

Laserasi Scalp

Laserasi Dahi

Laserasi Kelopak Mata

Laserasi Hidung

Laserasi Bibir

Laserasi Telinga

Kesimpulan
Pendahuluan

Artikel ini membahas:

- Anatomi dasar kepala dan wajah


yang berhubungan dengan Teknik yang sesuai sangat
perawatan luka. penting untuk pengobatan luka
- manajemen luka dasar dan teknik yang optimal untuk mendapatkan
peninjauan untuk memperbaiki area hasil kosmetik (estetika) yang
yang berisiko tinggi pada wajah, baik dan mengurangi angka
terutama mata, bibir, dan telinga. terjadinya infeksi.
Manajemen Luka Awal
Perawatan luka awal di
kepala dan wajah =
Perawatan luka pada tubuh.

Teknik Anestesi:
Pemberian secara lokal, Luka harus dibersihkan
blok saraf regional, dan sepenuhnya dan diperiksa
anestesi topikal. secara menyeluruh.

Pilihan anestesi dan metode


pemberiannya bergantung pada:
Semua benda asing, debris,
- lokasi luka dan darah yang telah
- mekanisme cedera mengering harus dibersihkan.
- tingkat kenyamanan dokter
dengan beragam teknik
Jahitan
Penutupan Staples
Luka
Perekat Jaringan

Pilihan Jahitan didasarkan


pada lokasi dan ukuran luka
Teknik Jahitan (Hecting) jahitan ini
harus diposisikan 1 hingga 2 mm dari
tepi kulit dan terpisah sejauh sekitar 3
mm, yang lebih dekat dibandingkan
tempat lain dalam tubuh.

Teknik ini memungkinkan


aproksimasi jaringan yang lebih
baik dan perbaikan outcome
kosmetik.
Staples juga merupakan alternatif yang cepat dan tidak
• Bahan benang : nyeri untuk penutupan luka dibandingkan jahitan.3
nonabsorbable dan
absorbable.
• Pasien pediatri dan
merpasien yang sulit
untuk kembali followup
 benang absorbable Pilihan ini harus dipertimbangkan terutama pada
untuk repair yang anak-anak. Luka yang optimal untuk diperbaiki
adekuat terhadap kulit dengan perekat jaringan adalah laserasi linear
wajah.
yang kecil (< 3 cm).
Perekat jaringan juga memberikan alternatif
yang cepat dan tidak nyeri terhadap jahitan
tradisional, dan dapat mencapai hasil
kosmetik yang dapat diterima.4
Laserasi Scalp

• Karena potensi efek yang signifikan dari repair luka yang buruk, dokter IGD
harus mempertimbangkan melibatkan konsultan dalam perawatan pasien
dengan laserasi kulit kepala.
• Evaluasi luka pada kulit kepala seringkali terbatas karena perdarahan yang
berlebihan. Area ini disuplai oleh jaringan pembuluh darah yang kaya: suplai
arteri berasal dari 3 cabang yang berasal dari arteri karotis eksternal dan 2 cabang
dari arteri karotis interna.
• Manajemen awalnya mencakup memberikan tekanan langsung dan
melakukan klem pada pembuluh darah, sesuai kebutuhan.
• Ketika homeostasis didapatkan, luka dipalpasi untuk memeriksa kedalaman dan
kondisi kulit kepala.
Laserasi Scalp
• Anatomi kulit kepala terdiri atas 5 lapisan
• Irigasi luka pada kulit kepala bergantung pada
mekanisme cedera. Semua luka traumatika
dan terkontaminasi harus diirigasi untuk
mengurangi kadar bakteri yang
membahayakan.
• Luka bukan gigitan dan tak terkontaminasi
pada pasien yang datang dalam waktu 6 jam
 irigasi rutin tidak mempengaruhi angka
kejadian infeksi.
• Dalam persiapan untuk repair laserasi kulit
kepala, mencukur akan meningkatkan
kemungkinan infeksi dan oleh karena itu
tidak direkomendasikan.
Laserasi Scalp

• Repair laserasi kulit kepala harus diarahkan menurut kedalaman cedera.


• Laserasi pada galeal  harus dilakukan dengan benang nilon nonabsorbable 4-
0 atau polipropilene dengan cara matras interrupted atau horizontal.
• Jahitan yang dalam  memberikan kosmetik jaringan ikat akhir dan
meminimalkan pembentukan hematoma galeal.
• Kulit dan otot direpair dengan jahitan tunggal melalui kedua lapisan
• Kulit dapat ditutup dengan staples bedah atau jahitan.
• Jahitan dengan benang bahan nilon 4-0 atau yang menyerap dengan cepat harus
diletakkan dalam cara interrupted (terputus) warna benang berbeda dengan
warna rambut & ditinggalkan lebih panjang  untuk mempermudah saat aff
hecting
• Setelah melakukan repair laserasi yang besar atau dalam, pasien harus
dipulangkan dengan bebat tekan yang dipasang untuk mencegah terbentuknya
hematoma
Laserasi Dahi

• Laserasi yang melibatkan lapisan muskular pada dahi kelainan yang lebih jelas
dan jaringan parut yang terlihat ketika otot ekspresi wajah terlibat  Perawatan
yang ekstrim harus diberikan untuk mendekatkan kembali otot dan untuk
mensejajarakan garis tegangan kulit dan garis rambut secara pasti untuk
meminimalkan efek ini.
• Luka dalam di dahi dengan benang absorbable 5-0 intradermal.
• Jahit kulit dengan benang nonabsorbable 6-0 dalam teknik simple interrupted.
• Lapisan epidermal kulit dapat ditutup dengan perekat kulit selama strukur yang
lebih dalam telah direpair dan terdapat tegangan luka yang minimal.
• Alis mata tidak boleh dicukur atau dipotong, karena ini merupakan penanda yang
penting untuk aproksimasi tepi luka.
• Ketika melakukan repair laserasi yang melibatkan bulu mata hal yang sangat
penting  garis-garis rambut disejajarkan secara hati-hati.
Laserasi Kelopak Mata

• Anatomi kelopak mata terdiri atas 5 lapisan jaringan, dari superfisial hingga dalam:
1. Kulit, 2. Jaringan subkutan, 3. orbicularis oculi, 4. bidang tarsal, dan 5. konjungtiva.
• Repair luka laserasi pada kelopak mata harus dimulai setelah pemeriksaan mata
secara menyeluruh seperti, pemeriksaan ketajaman penglihatan, performa otot
ekstraokular, pemeriksaan kornea untuk abrasi dan/atau benda asing, dan ,
potensi untuk ruptur bola mata.

• Kelopak mata penting secara fungsional maupun kosmetik, dokter IGD harus
mempertimbangkan merujuk pasien ke ahli oftalmologi atau bedah okuloplastik.
Rujukan ini harus diberikan secara otomatis untuk pasien dengan luka yang
melibatkan permukaan dalam kelopak mata, tepi kelopak mata atau duktus
lakrimalis, untuk cedera-cedera yang berkaitan dengan ptosis, dan untuk cedera yang
meluas kedalam bidang tarsal.
Laserasi Kelopak Mata

Cedera pada duktus lakrimalis harus diperhitungkan pada laserasi


kelopak mata full thickness yang terletak dalam jarak 6 hingga 8
mm dari kantus medialis.
Laserasi superfisial kelopak mata dapat direpair dengan
menggunakan benang nilon nonabsorbable atau poliprophylene 6-
0 atau 7-0 yang dijahitkan dalam cara simple interrupted.
Laserasi Hidung
• Tahap yang paling penting dalam Laserasi yang lebih dalam harus
mengevaluasi laserasi nasal adalah ditutup sebagai berikut:
menilai kedalaman dan anatomi yang 1. Jahit dengan benang nonabsorbable
terlibat. 5—0 untuk meluruskan kulit tepi alar
• Pada sebagian kasus, anestesi dapat dan kulit nares, namun biarkan jahitan ini
dicapai dengan memasukkan kapas tidak terikat.
atau kasa yang telah dibasahi 2. Manipulasi jahitan awal dengan
dengan lidokain dan epinefrin tarikan ringan untuk meluruskan lapisan
kedalam rongga nasal dan mukosa dan kartilago
kemudian mengangkatnya sebelum 3. Gunakan benang absorbable 5-0 untuk
repair. Jika ini tidak mencukupi, mengamankan lapisan mukosa
anestesi lokal atau regional dapat 4. Jika dibutuhkan, gunakan benang
digunakan. absorbable 5-0 untuk mendekatkan
• Laserasi superfisial dapat ditutupi lapisan kartilago.
dengan benang nonabrosbable 6-0 5. Ikat jahitan awal
dalam cara interrupted, berhati-hati 6. Evaluasi ulang titik temu antara tepi
untuk menjaga kartilago yang telah alar dan nares untuk memastikan bahwa
mengalami kerusakan. aproksimasi akan memberikan hasil
kosmetik yang terbaik.
Laserasi Hidung

• Trauma pada hidung dapat menyebabkan pembentukan hematoma


septal, yang membutuhkan drainase.
• Memasukkan jarum 18-gauge kedalam hematoma. Sebagai
alternatifnya, suatu insisi dapat dilakukan.
• Tampon nasal harus diinsersi setelah drainase, dan antibiotika
profilaktik harus diresepkan.
Laserasi Bibir
• Anatomi bibir terdiri atas 3 permukaan:
kulit, vermilion, dan mukosa oral.
• Kunci untuk melakukan repair
laserasi bibir yang tepat adalah
kesejajaran tepi vermilion.
• Sensasi pada bibir atas disuplai oleh
nervus infraorbitalis, dan sensasi ke bibir
bawah oleh nervus mentale.
• Anestesi regional nyaman untuk
melakukan repair laserasi bibir dan
memberikan peluang yang baik untuk
outcome kosmetik yang optimal.
• Ketika melakukan repair terhadap tipe
luka ini, pertama-tama jahitan harus
mensejajarkan tepi pinggiran
vermilion secara tepat, Dapat
dibiarkan tidak diikat hingga sisa
laserasi direpair.
Laserasi Bibir

• Laserasi bibir intraoral tidak perlu dijahit, namun membutuhkan evaluasi


penuh terhadap benda asing seperti fragmen gigi dan partikel makanan, dan harus
diirigasi sebelum repair.
• Ketika dibutuhkan penutupan, benang absorbable harus digunakan.
• Laserasi through-and-through harus ditutup lapis demi lapis, dimulai dengan
lapisan mukosa, diikuti dengan lapisan otot dan orbicularis oris.
• Lapisan otot ditutup dengan menggunakan benang absorbable dengan teknik
matras simple interrupted atau horizontal.
• Mukosa eksternal bibir kemudian direpair dalam cara interrupted dengan benang
absorbable 4-0; benang nonabsorbable 6-0 harus digunakan untuk bagian laserasi
manapun yang meluas kedalam kulit.
Laserasi Telinga
• Anatomi telinga terdiri atas kanalis telinga
eksternal, aurikula, dan lobus telinga bawah.
• Nervus aurikularis mayor memberikan inervasi
sensorik, dan suplai darah mengalir dari arteri
temporalis superfisial dan aurikularis posterior.
• Anestesi dicapai dengan melakukan blok
aurikula.
• Luka superfisial pada pinna atau helix dapat
direpair dengan menggunakan benang
nonabsorbable 6-0 yang dijahit dalam cara
interrupted.
• Laserasi through and through yang melibatkan
aurikula dapat direpair dengan mensejajarkan
kartilago dengan benang nonabsorbable 6-0
yang diikat dalam cara interrupted.
• Namun, sebagian besar laserasi tidak
membutuhkan repair kartilago, dan
pensejajaran kulit yang berada disekitarnya
bersifat adekuat.
Laserasi Telinga
• Trauma dorongan tumpul ke telinga dapat menyebabkan ruptur membran
timpani dan pembentukan hematoma.
• Efek samping >> trauma tumpul telinga  hematoma aurikula (cauliflower ear).
• Banyak terjadi pada pegulat, petinju, dan stuntman.

• Terdapat 2 teknik:
• Teknik pertama adalah aspirasi jarum: menggunakan jarum dengan lubang
besar pada titik fluktuansi maksimal, hematoma diaspirasi.
• Teknik kedua menggunakan scalpel untuk insisi dan drainase. Scalpel dengan
blade #15 digunakan untuk membuat insisi yang kecil, kurang dari 5 mm pada
titik fluktuasi maksimal. Hematoma kemudian didrainase, diikuti dengan irigasi.

• YANG HARUS DILAKUKAN:


Bebat tekan diberikan untuk mencegah pembentukan hematoma kedua.
Setelah memasang kassa 4 x 4 pada aspek posterior aurikula, beberapa
lapis kassa halus diletakkan pada aspek anterior aurikula. Elastik verban
diletakkan disekeliling kepala dan diikat hingga tekanan konstan yang kuat
diberikan. Verban harus dibiarkan ditempatnya hingga pasien dinilai
kembali, yang lebih dianjurkan dalam waktu 24 jam.
Kesimpulan
Manajemen luka wajah sangat penting di IGD.
Teknik yang tepat harus digunakan untuk mencapai hasil terbaik, terutama di
daerah berisiko tinggi secara kosmetik.

• Kulit kepala dapat diperbaiki berlapis-lapis  Tepi alis perlu disejajarkan


dengan sempurna.
• Ahli ophtalmologi atau ahli bedah okuloplastik harus segera dilibatkan
untuk luka dikaitkan dengan ptosis; dan jika lukanya meluas ke lempeng
tarsal.
• Tujuan utama perbaikan laserasi bibir adalah untuk memastikan bahwa
perbatasan vermilion selaras persis.
• Meskipun sayatan dan drainase hematoma aurikulus bisa relatif rutin,
pertimbangan khusus harus diberikan kepada teknik yang tepat untuk
menerapkan bebat tekan untuk mencegah akumulasi ulang hematoma.

Hasil suboptimal dari setiap perbaikan luka wajah dapat mengakibatkan


penyembuhan luka yang buruk, infeksi, dan konsekuensi permanen yang
signifikan untuk pasien.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai