Anda di halaman 1dari 2

METODE ALTERNATIF DALAM PENUTUPAN LUKA

1.

Steri-Strips

Pita penutup luka, atau steri-strips, memperkuat penempelan jaringan setelah pembedahan.
Steri-strips digunakan untuk memberikan dukungan pada garis jahitan, dan saat jahitan
subkutikuler kontinu digunakan atau setelah jahitan diremove.
Penutupan luka dengan pita dapat menurunkan penyebaran scar jika disimpan dalam jangka
waktu beberapa minggu setelah jahitan diremove. Pita ini digunakan dengan cara menempelkan
jaringan, karena memiliki kekuatan untuk menutup. Pita ini juga digunakan utamanya pada luka
dengan tekanan rendah dan jarang digunakan untuk penutupan luka primer.
2.

Staples

Staples yang terbuat dari stainless steel biasanya digunakan pada luka dengan tekanan yang
tinggi, termasuk luka pada kulit kepala dan badan. Keutungan penggunaan staples misalnya:
waktu jahitan yang cepat, reaksi jaringan yang minimal, resiko infeksi yang rendah, dan
penutupan luka yang cukup kuat. Kerugiannya adalah kelurusan batas luka kurang tepat dan
biayanya cukup tinggi.
3.

Lem Jaringan

Super lem yang terdiri atas acrilate kemungkinan dibutuhkan untuk luka superfisial dengan
cara memblok titik perdarahan pada kulit dan menutup batas luka dengan tepat. Oleh karena sifat
bakteriostatiknya dan penggunaannya yang mudah, alat ini memiliki popularitas yang tinggi.
Alat ini telah memperlihatkan superioritasnya dalam fungsi kosmetik pada jahitan tradisional
dengan beragam prosedur, termasuk penutupan luka pada pembedahan pediatrik, pemotongan
vena saphena pada bypass arteri koroner, dan blepharoplasty. Lem yang paling banyak digunakan
adalah, 2-octyl cyanoacrylate (dermabond), yang telah digunakan sebagai bolster kulit untuk
jahitan tipis atau kulit yang atrofi. Keuntungan dari lem topikal ini termasuk waktu penutupan
luka yang cepat, prosedurnya tidak nyeri, menurunkan resiko tusukan needle, tidak ada bekas
jahitan, dan tidak diremove. Kerugiannya termasuk harga yang cukup tinggi dan regangan
kekuatan yang rendah (dibandingkan dengan jahitan).
Kegunaan lem jaringan ini pada pembedahan kulit masih dikembangkan. Penelitian
memperlihatkan bahwa viskositas yang tinggi dari 2-octyl cyanoacrylate pada perbaikan garis
luka setelah pembedahan mikrografik Mohs, menghasilkan bentuk kosmetik yang sama
bagusnya dengan jahitan epidermal.
Greenhil dan ORegan telah melakukan penelitian tentang penggunaan N-butyl 2cyanoacrylate (Indermil) untuk penutupan luka parotid dan hubungannya dengan keloid serta
pembentukan hipertrofi scar versus penggunaan jahitan benang. Hasilnya memperlihatkan
sebuah tehnik sederhana dengan hasil yang sama. Pada area yang berhubungan, Tsui dan

Gogolewski juga melaporkan penggunaan membran polyurethane biodegradable mikropous,


bermanfaat untuk menutupi kulit luka, dibandingkan dengan dengan bahan lainnya.
4.

Jahitan Berduri

Jahitan berduri telah dikembangkan dan telah dinilai kemanjurannya pada pembedahan kulit.
Keutungan yang diberikan dari jahitan ini adalah tidak adanya penyimpulan. Secara teoritis,
simpulan pada jahitan ini kemungkinan dilakukan jika terdapat infeksi, dan prosedur
penyimpulan cukup berbahaya karena dapat menyebabkan iskemia pada jaringan, dan
membutuhkan pembedahan lanjutan.
Dari sebuah percobaan random terkontrol yang membandingkan jahitan ini dengan penutupan
konvensional menggunakan benang polydioxanone 3/0, memperlihatkan jahitan berduri memiliki
profil yang aman dan hasil kosmetik yang sama dengan jahitan konvensional ketika digunakan
untuk penutupan luka pembedahan caesar.
Jahitan berduri juga digunakan pada prosedur minimal invasif untuk mengangkat wajah ptotic
dan jaringan leher. Pada penelitian terbaru, rata-rata pasien mendapatkan kepuasan saat 11,5
bulan postoperatif setelah benang dinaikkan menjadi 6,9/10. Setelah 3 bulan postprosedur, kulit
leher dan jawline direlakskan dan hasil akhirnya akan terlihat. Secara keseluruhan, jahitan
berduri ditingkatkan untuk memelihara perkembangan kelemahan wajah. Meskipun demikian,
adanya nyeri diastesia dan perpindahan jaringan jarak jauh pada daerah insersi telah dilaporkan.
Meskipun manfaat jangka panjang jahitan ini belum jelas, alat ini dapat digunakan untuk
prosedur minimal invasif dalam menaikkan otot wajah dengan beberapa efek merugikan.
5.

Penutupan biopsi kuat terbaru

Pelaksanaan jahitan lateral untuk biopsi kuat menyebabkan kerusakan pada pita, yang
menyebabkan penutupan beberapa garis lurus dan meningkatkan hasil kosmetik. Jahitan
interuptus sederhana dilakukan pada jarak 1-3 mm ke arah lateral dari batas luka, jahitan kedua
pada jarak 1-3 mm arah lateral dari batas luka yang berlawanan, dan jahitan akhir dilakukan pada
pusat luka. Ukuran luka yang lebih dari 4 mm membutuhkan jahitan interuptus tambahan.
Kerugian dari tehnik ini adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan dan resiko yang cukup tinggi
untuk meninggalkan bekas luka.

Anda mungkin juga menyukai