Author: Julian Mackay-Wiggan, MD; Chief Editor: Dirk M. Elston, MD. MEDSCAPE
Translated By Fitria Ningsih, MD
OVERVIEW
Sebagai sebuah metode dalam penutupan luka, tehnik menjahit jaringan telah ada sejak
ribuan tahun yang lalu. Meskipun saat ini, tehnik dan bahan dalam melakukan penjahitan
telah mengalami perubahan, tujuan tindakan ini tetap sama yakni menutup ruang mati,
mendukung dan memperkuat luka sampai terjadi penyembuhan dan meningkatkan kekuatan
kerenggangan luka sampai kira-kira mendapatkan hasil estetika dan fungsional yang
memuaskan, serta meminimalkan resiko perdarahan dan infeksi.
Tehnik menjahit yang sesuai dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam
pembedahan kulit. Hasil postoperasi dengan desain tertutup yang cantik dapat
membahayakan jika tehnik jahitan yang dipilih tidak benar atau jika jahitannya terlalu sedikit.
Sebaliknya, jika jahitannya terlalu banyak juga tidak bisa dibenarkan. Selain itu, insisi yang
kurang baik pada kulit dengan tujuan untuk meregangkan garis tegangan kulit dan
pengangkatan jaringan yang terlalu banyak serta perkiraan batas yang tidak adekuat dapat
membatasi tindakan ahli bedah dalam penutupan luka dan penjahitan. Pegang jaringan secara
hati-hati dan lembut karena dapat mengoptimalkan penyembuhan luka.
Pemilihan tehnik jahitan tergantung pada jenis dan lokasi anatomi luka, ketebalan kulit,
derajat ketegangan, dan hasil kosmetik yang diinginkan. Penempatan jahitan yang baik
membutuhkan perkiraan batas luka yang tepat, yang membantu meminimalkan dan
menyebarkan tegangan kulit. Eversi luka penting dilakukan untuk memaksimalkan perkiraan
bagian epidermal kulit. Eversi ini dilakukan untuk meminimalkan resiko pembentukan scar
sekunder dan kontraksi jaringan selama penyembuhan. Biasanya, inversi tidak dilakukan dan
hal ini tidak menurunkan resiko hipertrofi scar pada pasien yang rentan dengan resiko ini.
Eliminasi ruang mati, pemulihan bentuk anatomi alami, dan meminimalkan bekas jahitan
juga penting dalam mengoptimalkan hasil kosmetik dan fungsional luka.
Pada artikel ini, tehnik menjahit yang dipaparkan merupakan tehnik penjahitan pada
kulit. Selain itu, artikel ini juga menjelaskan mengenai tehnik penempatan jahitan, indikasi
pemilihan satu tehnik yang dibandingkan dengan tehnik lainnya, serta keuntungan dan
kerugian tiap jenis jahitan. Umumnya lebih dari satu jenis jahitan yang digunakan untuk
penutupan luka. Setelah membaca artikel ini, pembaca akan memahami bagaimana dan
mengapa suatu tehnik jahitan dipilih dan pengetahuan metode dasar mengenai penempatan
tiap jahitan.
Needle terdiri atas 3 bagian. Ujungnya berbentuk tajam dan berfungsi untuk penetrasi
1. Needle
jaringan. Bodi merupakan bagian tengah needle. Bagian bawah merupakan bagian 1
Pada pembedahan kulit, terdapat 2 jenis needle yang digunakan, yakni needle pemotong
paling tebal yang merupakan tempat menempelnya benang.
dan needle pemotong terbalik. Kedua jenis needle ini memiliki badan berbentuk
segitiga. Needle pemotong memiliki batas tajam pada bagian dalam lengkungannya
Badan Needle
Bagian Bawah
Needle
Ujung
Needle
Material Benang
Needle holder digunakan untuk menggenggam pada bagian distal badan needle, dengan
2. Penempatan Jahitan
jarak ½ - ¾ dari ujung needle, tergantung pada kenyamanan dokter. Needle holder
ditekan dengan rapat sampai pada ratchet pertama. Needle holder jangan terlalu
dirapatkan terlalu kuat, oleh karena dapat merusak needle dan needle holdernya. Needle
dipegang secara vertikal dan longitudinal tegak lurus terhadap needle holder (lihat
gambar di bawah).
Gambar 2: Needle dipegang secara vertikal dan longitudinal tegak lurus terhadap
needle holder
Gambar 3: Needle holder dipegang dengan menggunakan ibu jari dan jari manis, dan
jari telunjuk diletakkan pada titik istirahat instrumen.
Saat penjahitan dilakukan, jaringan harus distabilisasi. Stabilisasi ini dapat mengunakan 3
beragam alat misalnya klem jaringan baik yang bergigi maupun yang tidak atau skin
hook yang dapat menggenggam jaringan dengan lembut. Pilihan penggunaan ini,
tergantung pada kenyamanan dokter yang melakukan tindakan. Trauma yang besar
harus bisa dihindari untuk mengurangi kemungkinan strangulasi jaringan atau nekrosis.
Saat penetrasi dilakukan, needle di tusuk dengan sudut 90 derajat terhadap kulit,
karena strukturnya yang keras.
dengan meminimalkan ukuran luka dan naikkan eversi pada batas kulit. Needle harus
diinsersi pada titik 1-2 mm dari batas luka, bergantung pada ketebalan kulit. Kedalaman
dan sudut jahitan bergantung pada tehnik jahitan yang digunakan. Secara umum, 2
bagian benang menjadi cermin, dan needle harus dikeluarkan secara tegak lurus dari
permukaan kulit.
Ketika jahitan telah diinsersi, harus dilakukan penyimpulan agar jahitan dapat terjaga.
3. Menyimpul Ikatan
Instrumen benang yang digunakan adalah jenis benang yang sering digunakan pada
tindakan bedah kulit. Penyimpulan dilakukan dengan cara tradisional. Pertama, ujung
needle holder diputar searah jarum jam mengitari benang yang panjang sebanyak 2 kali
putaran. Setelah itu, ujung needle holder digunakan untuk menggenggam bagian akhir
benang yang pendek. Kemudian, bagian tersebut ditarik sepanjang benang yang
panjang dengan melewati tangan, sehingga kedua bagian benang terletak saling
menyilang dari garis jahitan. Selanjutnya, needle holder diputar kembali berlawanan
jarum jam sebanyak satu kali mengitari benang yang panjang tadi, kemudian ujung
needle holder ini menggenggam ujung benang yang pendek untuk dilewatkan pada
Benang diikat secukupnya kira-kira sesuai batas luka tanpa menekan jaringan. Kadang-
lubang dan akhirnya benang tersimpul dengan sempurna.
kadang, meninggalkan sedikit lubang pada jahitan setelah ikatan kedua cukup
membantu. Lubang kecil ini memudahkan jahitan sedikit mengembang dan bermanfaat
dalam mencegah strangulasi jaringan oleh karena tekanan yang digunakan pada jahitan
meningkat pada edema luka. Tergantung pada pilihan dokter, kemungkinan 1-2
Pengikatan jaringan secara berturut-turut sangat penting. Oleh karena itu, setiap jahitan
penyimpulan bisa ditambahkan.
diletakkan secara paralel terhadap jahitan sebelumnya. Prosedur ini penting dalam
menjaga penyimpulan jahitan, yang kecil dan cenderung bersifat lebih lemah
dibandingkan simpulan konvensional. Ketika jumlah penyimpulan telah sesuai, benang
dapat dipotong (jika yang digunakan adalah jahitan interuptus, benang tetap digunakan)
dan jahitan selanjutnya dapat dilakukan. (Lihat gambar di bawah).
Jahitan interuptus mudah dilakukan, memiliki kekuatan tegangan yang lebih baik, dan
1. Jahitan Interuptus Sederhana
memiliki potensial yang rendah dalam menyebabkan edema dan kerusakan sirkulasi
kulit. Jahitan ini juga dapat dimodifikasi oleh dokter sesuai dengan kebutuhan untuk
Kerugian dari jahitan ini adalah waktu yang dibutuhkan cukup panjang untuk insersi
meluruskan batas lukanya secara tepat agar memudahkan tindakan penjahitan.
dan memiliki resiko lebih besar dalam meninggalkan bekas jahitan (membentuk seperti
jalur kereta api). Resiko ini dapat diminimalkan dengan remove jahitan secepat
mungkin untuk mencegah perkembangan jalur jahitan tersebut.
Jahitan kontinu bermanfaat untuk luka yang berukuran panjang dimana tekanan luka
2. Jahitan Kontinu Sederhana
telah diminimalisir dengan penempatan jahitan dalam yang sesuai dan perkiraan batas
luka yang baik. Jenis jahitan ini juga dapat digunakan untuk menjaga terjadinya
kerobekan atau ketebalan yang berlebihan pada penempelan kulit. Secara teoritis,
tehnik jahitan kontinu sedikit menimbulkan scar jika dibandingkan dengan jahitan
interuptus karena hanya beberapa penyimpulan yang dilakukan pada satu jahitan.
Manfaat dari jahitan ini termasuk insersi jahitannya cukup cepat dan perkiraan batas
Meskipun demikian, jumlah insersi needle pada kedua jahitan ini tetap sama.
luka lebih tepat, jika dibandingkan dengan jahitan interuptus sederhana. Kerugiannya
termasuk kemungkinan dapat meninggalkan bekas luka berupa tanda silang
(crosshatching). Resiko dehisensi dapat terjadi jika bahan jahitan ruptur, kesulitan dapat
terjadi pada penyesuaian kelurusan garis jahitan, dan dapat mengerutkan garis jahitan
ketika jahitan dilakukan pada kulit yang tipis.
ini dapat digunakan pada luka dengan tekanan sedang atau pada jahitan yang
Jahitan ini dapat meningkatkan resiko kerusakan mikrosirkulasi di sekitar luka, dan
membutuhkan hemostasis tambahan oleh karena pengeluaran darah dari batas luka.
dapat menyebabkan strangulasi jaringan jika jahitan terlalu kuat. Meskipun demikian,
jenis jahitan ini harus dilakukan hanya pada daerah dengan vaskularisasi yang baik.
Utamanya, jahitan ini bermanfaat pada kulit kepala atau sulkus postaurikuler,
khususnya ketika hemostasis tambahan dibutuhkan.
menurunkan ruang mati, dan menurunkan tekanan yang melewati luka. Kerugian
jahitan ini adalah dapat meninggalkan bekas luka. Resiko tersebut lebih besar pada
tehnik ini oleh karena peningkatan tekanan yang melewati luka dan terdapat empat titik
Rekomendasi waktu untuk remove jahitan ini adalah selama 5-7 hari (sebelum formasi
masuk dan keluar dari setiap jahitan pada kulit.
jalur epitel selesai) untuk mengurangi resiko scar. Jika jahitan dilakukan pada tempat
yang lebih panjang, Bolsters harus ditempatkan antara jahitan dan kulit untuk
meminimalisir kontak. Kegunaan bolster adalah untuk meminimalkan strangulasi
jaringan ketika luka membengkak sebagai respon pada edema postoperatif. Tempatkan
tiap jahitan secara tepat dan ambil tusukan simetrik yang sangat penting dalam jahitan
ini. 5
Jahitan matras vertikal setengah tenggelam digunakan untuk tujuan kosmetik yang
5. Jahitan Matras Vertikal Setengah Tenggelam
digunakan secara intraoperatif untuk tujuan ini. Jahitan ini juga bermanfaat ketika
memulai penutupan luka yang berada di bawah tekanan signifikan. Dengan
menggunakan jahitan katrol pertama, batas luka dapat diperkirakan, dengan demikian
Ketika penutupan luka selesai, jahitan katrol kemungkinan diremove jika penyebaran
memudahkan untuk melakukan jahitan tenggelam.
tekanan lukanya cukup adekuat setelah melakukan jahitan tenggelam pada permukaan
jahitan.
Jahitan matras horizontal digunakan untuk luka dalam dengan tekanan tinggi karena
8. Jahitan Matras Horizontal
jahitan ini memiliki eversi dan kekuatan luka. Jahitan ini digunakan sebagai jahitan
menetap atau sebagai jahitan sementara pada batas luka, yang sesuai dengan penjahitan
interuptus sederhana dan subkutikuler. Jahitan sementara ini dapat diremove setelah
Jahitan matras horizontal dapat dibiarkan pada jaringan selama beberapa hari jika
tekanan telah terdistribusi melewati luka.
tekanan luka menetap setelah jahitan sisa dilakukan. Pada area dengan tekanan tinggi
yang ekstrim memiliki resiko dehisensi, jahitan ini akan dibiarkan walaupun remove
jahitan pada kulit telah dilakukan. Meskipun demikian, jahitan ini memiliki resiko
tinggi untuk meninggalkan bekas luka jika tidak diremove pada waktu yang lebih
Jahitan matras horizontal dilakukan terlebih dahulu sebagai awal untuk eksisi dalam
panjang yakni, lebih dari 7 hari.
Jahitan horizontal memiliki resiko tinggi untuk strangulasi jaringan dan nekrosis batas
menggunakan ukuran needle yang kecil dan benang yang baik.
luka jika ikatan yang dilakukan terlalu kuat. Gunakan ikatan yang umum, gunakan
bolster, dan lakukan pengikatan sekuat yang dibutuhkan dengan memperkirakan batas
luka. Hal ini kemungkinan dapat menurunkan resiko tersebut. Selain itu, yang dapat
dilakukan untuk mencegah resiko tersebut adalah dengan meremove benang secepat
mungkin. Penjahitan yang dilakukan dengan jarak yang tepat dari batas luka dapat
memudahkan tindakan remove.
Jahitan horizontal setengah tenggelam atau jahitan ujung digunakan secara primer dan
9. Jahitan Horizontal Setengah Tenggelam
diletakkan di sudut dan pada ujung penutup dengan membentuk M-plasties dan
penutupan V-Y. Jahitan sudut akan meningkatkan aliran darah ke ujung penutup,
menurunkan resiko nekrosis dan meningkatkan hasil estetika. Meskipun demikan, pada
luka dengan penutup yang lebih lebar dengan tekanan yang lebih besar, tehnik ini
dilakukan dengan menempatkan ujung penutup lebih dalam dari jaringan di sekitarnya,
yang sering menghasilkan scar.
Jahitan tenggelam absorbable digunakan sebagai bagian dari lapisan penutup luka
10. Jahitan Tenggelam Absorbable
dalam dengan tekanan sedang hingga tinggi. Jahitan ini dapat mendukung luka dan 6
menurunkan tekanan pada batas luka, yang menghasilkan perkiraan batas luka yang
lebih baik. Jahitan ini juga digunakan untuk menghilangkan ruang mati, atau digunakan
untuk membuang jahitan dan memperbaiki jaringan menjadi struktur yang diinginkan.
Jahitan matras horizontal kontinu digunakan untuk eversi kulit. Jahitan ini bermanfaat
13. Jahitan Matras Horizontal Kontinu
pada daerah dengan tendensi tinggi untuk inversi, misalnya pada leher. Jahitan ini juga
bermanfaat untuk mengurangi penyebaran scar pada wajah. Jika jahitan dilakukan
terlalu kuat, resiko strangulasi jaringan bisa terjadi. Namun, jahitan ini memerlukan
lebih banyak waktu. Tehnik ini menghasilkan scar yang lebih halus dan datar jika
dibandingkan dengan jahitan kontinu sederhana.
Jahitan subkutikuler kontinu bermanfaat pada daerah dengan tekanan minimal, ruang
14. Jahitan Subkutikuler Kontinu
mati dapat dieliminasi, dan dapat menghasilkan hasil kosmetik yang terbaik seperti
yang diinginkan. Oleh karena epidermis dipenetrasi hanya pada awal dan akhir garis
jahitan. Jahitan subkutikuler efektif mengeliminasi resiko bekas luka crosshatching
Jahitan ini tidak menghasilkan kekuatan luka signifikan, meskipun demikian jahitan ini
(tanda silang).
Jahitan subkutaneus digunakan untuk menutup bagian dalam dari defek pembedahan
15. Jahitan Subkutaneus Kontinu
pada tekanan sedang. Jahitan ini digunakan pada area jahitan kulit tenggelam pada luka
besar ketika penutupan cepat diinginkan. Kerugian dari jahitan ini adalah resiko
kerusakan jahitan dan pembentukan ruang mati di bawah permukaan kulit.
Tehnik Jahitan plika korset digunakan pada luka yang memiliki lebar lebih dari 4 cm
16. Jahitan Plika Korset Subkutaneus Kontinu
dengan tekanan yang berlebihan. Jahitan ini menghasilkan eversi alami dan memiliki
perkiraan batas luka yang lebih baik. Penjahitan dengan cara ini lebih mudah dilakukan
pada lapisan intradermal, dengan diameter dan tekanan luka yang berkurang secara
signifikan. Kekuatan jahitan mengandalkan pada inklusi septa pada lapisan fascia
dibawah jaringan subkutan. Jika jaringan ruptur pada saat postoperatif, tekanan akan
disebarkan lebih luas. Masalah potensial yang bisa terjadi termasuk kerusakan dan
distorsi luka.
Modifikasi jahitan sudut dilakukan untuk eversi segiempat pada penutupan ujung luka
17. Jahitan Matras Horizontal Modifikasi
dan meningkatkan hasil estetikanya. Jahitan akan meningkatkan resiko nekrosis jika
pengikatan dilakukan terlalu kuat, insidensi nekrosis pada ujung penutup jaringan dapat
ditemukan dibandingkan dengan jahitan sudut tradisional.
Jahitan ini digunakan untuk M-plasty, W-plasty, dan penutupan V-Y yang
18. Jahitan Ujung Dalam
meningkatkan eversi luka. Jahitan ini dapat memberikan dukungan jangka panjang pada
penutupan luka jika dibandingkan dengan jahitan sudut tradisional dan meningkatkan 7
kelurusan ujung pada penutupan luka. Tehnik ini juga menghindari jahitan pada
permukaan dan menurunkan resiko bekas jahitan. Nekrosis pada ujung penutupan luka
dan komplikasinya telah diperbandingkan dengan jahitan standar.
TEHNIK
Jahitan interuptus sederhana merupakan jahitan yang paling sering digunakan pada
1. Jahitan Interuptus Sederhana
pembedahan kulit. Jahitan ini diinsersi dengan menggunakan needle secara tegak lurus
terhadap epidermis dan dengan ketebalan penuh pada dermis, keluar secara tegak lurus
terhadap epidermis pada bagian luka yang di hadapannya. Kedua bagian jahitan ini
harus bersifat simetris dalam hal panjang dan lebarnya serta tusukan benang ke jaringan
akan membentuk segiempat sebelum pengikatan. Secara umum, jahitan ini harus
memiliki konfigurasi bentuk seperti botol, sehingga jahitan ini harus lebih lebar pada
bagian dasarnya (bagian dermal) dibandingkan bagian superfisialnya (bagian
epidermal). Jika jahitan ini mencakup volume jaringan yang lebih besar pada dasarnya
dibandingkan pada apexnya, akan menghasilkan kompresi pada dasarnya yang
menekan jaringan menaik dan menyebabkan eversi pada batas luka. Manuver ini
menurunkan kemungkinan pembentukan scar sebagai pembiasan luka selama
penyembuhan. (Lihat gambar di bawah)
Gambar 6: Penjahitan dengan jahitan interuptus sederhana. Gambar pada bawah kanan
memperlihatkan jahitan yang menyerupai labu dengan eversi maksimal.
Secara umum, jahitan harus ditempatkan secara datar sehingga batas luka akan bertemu 8
pada level yang sama untuk meminimalkan kemungkinan mismatched pada batas luka
yang tinggi (contohnya, saat melangkah). Meskipun demikian, ukuran jahitan harus
diambil dari 2 bagian luka dengan memodifikasi jarak insersi needle dari batas luka,
Jahitan kontinu sederhana merupakan bagian jahitan yang tidak interuptus dari jahitan
2. Jahitan Kontinu Sederhana
interuptus sederhana. Jahitan ini dimulai dari jahitan interuptus sederhana, yang diikat
namun tidak dipotong. Selanjutnya, lakukan insersi pada kedua batas luka tanpa
mengikat dan memotong benang pada setiap akhir jahitan. Jahitan ini diselesaikan
dengan menyimpul pada bagian terakhir pada akhir garis jahitan. Jahitan harus
diberikan ruang, dan tekanan harus disebarkan di sepanjang garis jahitan. Simpulan
dilakukan dengan mengikat antara benang akhir yang tersisa dengan lubang benang
yang dibuat pada jahitan terakhir. Gambar di bawah merupakan gambaran garis jahitan
kontinu.
pada jahitan kontinu terkunci diikat sebagai jahitan kontinu tradisional dan
kemungkinan dikunci dengan melewatkan needle pada lubang yang dibuat di setiap
jahitan. Jahitan ini dikenal dengan jahitan baseball (lihat gambar di bawah) oleh
karena tanda akhirnya berupa garis jahitan kontinu terkunci.
Jahitan Matras vertikal merupakan variasi dari jahitan interuptus sederhana. Jahitan
4. Jahitan Matras Vertikal
ini terdiri atas jahitan interuptus sederhana yang dilakukan dengan lebar dan
kedalaman yang sesuai dengan batas luka dan jahitan keduanya lebih superfisial yang
dekat dengan batas luka dan berlawanan arah. Lebar jahitan harus ditingkatkan sesuai
dengan proporsi jumlah tekanan luka. Oleh karena itu, semakin tinggi tekanan akan
semakin lebar jahitannya (lihat gambar di bawah).
10
dan menghilangkan 2 dari empat titik jahitan, sehingga dapat mengurangi scar. Jahitan
ini dilakukan dengan cara yang sama dengan jahitan matras vertikal, kecuali
needlenya dipenetrasikan ke dalam kulit bagian dermis pada satu bagian luka, yang
menusuk bagian dalam dermis pada bagian yang berlawanan dari luka tanpa
mengeluarkannya dari kulit, kemudian menyilang kembali ke bagian original luka,
dan keluar dari kulit. Titik masuk dan keluarnya dijaga pada satu bagian luka.
Jahitan katrol merupakan modifikasi dari jahitan matras vertikal. Ketika jahitan katrol
6. Jahitan Katrol
digunakan, jahitan matras vertikal dilakukan, simpulannya tidak diikat, dan benang
dimasukkan ke dalam lubang eksternal yang terdapat pada bagian luka disebelahnya
dan melewati katrol. Setelah itu, simpulan diikat pada bagian luka pertama tadi. Ini
merupakan lubang baru yang berfungsi sebagai katrol, tekanan langsung dari helai
benang lainnya (lihat gambar di bawah).
Jahitan lainnya yang memberikan fungsi yang sama dengan jahitan katrol adalah
7. Jahitan Matras Vertikal Jauh-Dekat Dekat-Jauh
11
Jahitan matras horizontal dilakukan dengan menginsersikan needle pada kulit dengan
8. Jahitan Matras Horizontal
jarak 5 mm – 1 cm dari batas luka. Jahitan ini melewati bagian dalam dermis pada
bagian yang berlawanan dari garis jahitan dan meninggalkan kulit yang jaraknya sama
dari batas luka (efek, Jahitan interuptus sederhana bagian dalam). Selanjutnya, needle
diinsersikan kembali ke dalam kulit pada bagian yang sama dengan tempat keluar
pada jarak 5 mm – 1 cm secara lateral dari titik keluar. Kemudian dilewatkan ke arah
yang berlawanan melalui jaringan dermis dan needle dikeluarkan dari kulit.
Selanjutnya dilakukan pengikatan simpulan. (lihat gambar di bawah)
12
yang penutupannya ditempelkan. Jahitan ini melewati dermis pada batas luka menuju
dermis pada ujung penutup. Needle melewati ujung penutup bagian dermal lateral,
meninggalkan ujung penutup, dan memasuki kembali kulit yang penutupnya
tertempel. Needle masuk dan keluar secara tegak lurus. Kemudian, simpulan diikat.
Jahitan dilakukan dengan menginsersi needle secara paralel pada lapisan epidermis
10. Jahitan Dermal-Subdermal
pada junction dermis dan subkutis. Bengkokan needle menaik dan keluar dari papil
dermis, kemudian sekali lagi pada epidermis. Needle diinsersikan secara paralel pada
lapisan epidermis pada papilla dermis di batas luka yang berlawanan, bengkokan
needle menurun melewati lapisan retikuler dermis, dan keluar pada dasar luka pada
pertemuan antara dermis dan lapisan subkutis, dan paralel pada lapisan epidermis.
Simpulan diikat pada dasar luka untuk meminimalkan kemungkinan reaksi jaringan
dan ektrusi simpulan. Jika jahitan ditempatkan lebih superfisial pada dermis dengan
jarak 2-4 mm dari batas luka, eversi akan meningkat.
dilanjutkan dengan jahitan matras horizontal dengan lubang akhir diikat pada benang
akhir yang bebas.
Gambar 14: Jahitan subkutikuler. Permukaan kulit intak sepanjang garis jahitan
Jahitan subkutan kontinu dimulai dengan jahitan subkutan interuptus sederhana, yang
14. Jahitan Subkutan Kontinu
disimpul namun tidak dipotong. Kemudian jahitan dibuat sepanjang jaringan subkutan
secara berturut-turut melewati bagian berlawanan dari luka. Simpulan diikat pada
akhir yang berlawanan dari luka dengan menyimpul bagian panjang dari benang
dengan lubang pada jahitan akhir yang dibuat.
Sebelum menginsersi needle, klem digunakan untuk menekan kuat jaringan paling
15. Jahitan Korset Plika Subkutaneus Kontinu
tidak 1-2 cm untuk memastikan kekuatan jaringan. Jahitan korset plika termasuk
jaringan lemak 1-2 cm dan fascia dalam tiap jahitan. Pada jahitan pertama diikat,
jahitan diambil pada bagian luka yang berlawanan dengan cara kontinu sepanjang
luka. Bagian akhir jahitan ditekan dengan kuat untuk mengurangi ukuran luka dan
kemudian jahitan diikat.
14
Jahitan ini dilakukan dengan jahitan matras vertikal tambahan yang dilakukan secara
1. Jahitan Matras Horizontal Modifikasi Setengah Tenggelam
superfisial pada jahitan matras horizontal setengah tenggelam. Skin hook kecil diganti
dengan klem untuk menghindari trauma saat penutupan luka.
Jahitan ini penting dalam membentuk jahitan tenggelam pada tiga titik sudut. Jahitan
2. Jahitan Ujung Dalam
dilakukan pada bagian dermis dalam pada batas luka dimana penutupan dilakukan,
melewati dermis pada penutupan ujung dan diinsersi pada dermis dalam di batas luka.
REMOVE JAHITAN
1. Jaringan diremove dalam waktu 1-2 minggu setelah penjahitan dilakukan, tergantung pada
lokasi anatomi. Remove yang cepat dilakukan untuk mengurangi resiko bekas jahitan, dan
reaksi jaringan. Rata-rata luka biasanya mendapatkan regangan kekuatan yang diharapkan
pada saat 1-2 minggu setelah pembedahan dengan persentase sebesar 8%. Untuk
mencegah dehisensi dan penyebaran scar, jahitan tidak boleh diremove secepat mungkin.
2. Sebagai aturan umum, semakin besar tekanan yang melewati luka, semakin panjang
benang yang akan digunakan. Sebagai pedoman, pada wajah, jahitan harus diremove, 5-7
hari; pada leher, 7 hari; pada kulit kepala, 10 hari, pada tubuh dan ektremitas atas, 10-14
hari; dan pada luka dengan tekanan yang lebih besar membutuhkan waktu remove yang
lebih panjang. Jahitan tenggelam, yang dilakukan dengan benang absorbable tidak
diremove oleh karena larut dalam jaringan.
3. Tehnik remove jahitan yang tepat cukup penting untuk mendapatkan hasil yang baik
setelah penjahitan. Jahitan harus diangkat pelan-pelan dengan pinset, dan satu bagian dari
jahitan harus dipotong menggunakan gunting benang. Setelah itu, benang digenggam
dengan hati-hati pada simpulannya dan ditekan dengan lembut ke arah luka atau garis
jahitan lalu benang diremove dengan sempurna. Jika saat ditekan jahitan keluar dari garis
jahitan, batas luka akan terpisah. Steri-strips kemungkinan dibutuhkan untuk menempel
jaringan agar menambah dukungan suplemen luka saat jahitan diremove.
Penutupan luka dengan pita dapat menurunkan penyebaran scar jika disimpan dalam
dan saat jahitan subkutikuler kontinu digunakan atau setelah jahitan diremove.
jangka waktu beberapa minggu setelah jahitan diremove. Pita ini digunakan dengan
cara menempelkan jaringan, karena memiliki kekuatan untuk menutup. Pita ini juga
digunakan utamanya pada luka dengan tekanan rendah dan jarang digunakan untuk
penutupan luka primer.
Staples yang terbuat dari stainless steel biasanya digunakan pada luka dengan tekanan
2. Staples
yang tinggi, termasuk luka pada kulit kepala dan badan. Keutungan penggunaan staples
misalnya: waktu jahitan yang cepat, reaksi jaringan yang minimal, resiko infeksi yang
rendah, dan penutupan luka yang cukup kuat. Kerugiannya adalah kelurusan batas luka
kurang tepat dan biayanya cukup tinggi. 15
Super lem yang terdiri atas acrilate kemungkinan dibutuhkan untuk luka superfisial
3. Lem Jaringan
dengan cara memblok titik perdarahan pada kulit dan menutup batas luka dengan tepat.
Oleh karena sifat bakteriostatiknya dan penggunaannya yang mudah, alat ini memiliki
Kegunaan lem jaringan ini pada pembedahan kulit masih dikembangkan. Penelitian
regangan kekuatan yang rendah (dibandingkan dengan jahitan).
Jahitan berduri telah dikembangkan dan telah dinilai kemanjurannya pada pembedahan
4. Jahitan Berduri
kulit. Keutungan yang diberikan dari jahitan ini adalah tidak adanya penyimpulan.
Secara teoritis, simpulan pada jahitan ini kemungkinan dilakukan jika terdapat infeksi,
dan prosedur penyimpulan cukup berbahaya karena dapat menyebabkan iskemia pada
Dari sebuah percobaan random terkontrol yang membandingkan jahitan ini dengan
jaringan, dan membutuhkan pembedahan lanjutan.
Jahitan berduri juga digunakan pada prosedur minimal invasif untuk mengangkat wajah
konvensional ketika digunakan untuk penutupan luka pembedahan caesar.
ptotic dan jaringan leher. Pada penelitian terbaru, rata-rata pasien mendapatkan
kepuasan saat 11,5 bulan postoperatif setelah benang dinaikkan menjadi 6,9/10. Setelah
3 bulan postprosedur, kulit leher dan jawline direlakskan dan hasil akhirnya akan
terlihat. Secara keseluruhan, jahitan berduri ditingkatkan untuk memelihara
perkembangan kelemahan wajah. Meskipun demikian, adanya nyeri diastesia dan
perpindahan jaringan jarak jauh pada daerah insersi telah dilaporkan. Meskipun
manfaat jangka panjang jahitan ini belum jelas, alat ini dapat digunakan untuk prosedur
minimal invasif dalam menaikkan otot wajah dengan beberapa efek merugikan.
Pelaksanaan jahitan lateral untuk biopsi kuat menyebabkan kerusakan pada pita, yang
5. Penutupan biopsi kuat terbaru
19