Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 7

Ulfi Khasana Maswa (H2A018095)


Salma Kusumaningrum (H2A018052)
Shina Samanda Alam (H2A018027)
Rara Puspita Bames (H2A018046)
Zaki Mubarok (H2A018071)
Bariklana Wildan S (H2A018075)
Alisha Rahma Bilqisthi(H2A018077)
Kencana Noor Firuza (H2A018116)
Dinta Sekar Oktaviani (H2A018118)
Diva Zabrina S (H2A018024)
SKENARIO 2
Anam Demam Setelah Imunisasi

Anam berusia 3 bulan datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan panas


setelah imunisasi Pentavalent di bidan. Riwayat saat imunisasi pasien
mengalami batuk pilek 2 hari. Riwayat keluarga tidak memiliki alergi obat,
cuaca maupun makanan. Riwayat ASI masih ASI eksklusif, riwayat imunisasi
sebelumnya Hep B dan polio saat lahir, BCG saat usia 1 bulan, pentavalent
usia 2 bulan tanpa keluhan. Anak lahir dari ibu G1P0A0 , usia 25 tahun, hamil
cukup bulan. Lahir secara spontan ditolong bidan dengan berat lahir 3000
gram, PB 50 cm. dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak menyusu
kuat, BB : 4 kg dengan PB 55 cm. TTV Nadi 115 x/menit, isi dan tegangan
cukup. RR 35 x/menit, suhu = 38,5 oC. pemeriksaan lain dalam batas normal.
Dokter kemudian melakukan tatalaksana dan konseling yang sesuai dengan
pasien!
STEP 1
• Pentavalent
lanjutan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis,
tetanus, hepatitis B, dan Haemophillus Influenzae tipe B.
• Alergi
suatu reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang diawali oleh
mekanisma imunologis, akibat dari induksi oleh IgG yang
spesifik terhadap allergen tertentu yang berikatan
dengan sel mast sehingga timbul reaksiakibat paparan
allergen.
STEP 2
1. Apa saja jenis imunisasi dan kapan waktu
pemberian imunisasi?
2. Apa saja kontraindikasi dari pemberian
imunisasi di atas?
3. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan
sesuai skenario?
4. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien?
5. Apa tatalaksana yang diberikan sesuai skenario?
STEP 3
Apa saja jenis imunisasi dan kapan waktu pemberian imunisasi?

a. Imunisasi alami (merupakan kekebalan yang


meningkat tanpa adanya intervensi manusia)
Imunisasi alami Aktif
• Merupakan kekebalan yang dibentuk
akibat infeksi, sehingga tubuh secara aktif
membentuk antibodi terhadap antigen

Imunisasi alami Pasif


• Merupakan kekebalan yang dibentuk
akibat transfer antibodi dari ibu ke fetus
b. imunisasi buatan (merupakan kekebalan yang
meningkat dengan intervensi manusia)

Imunisasi buatan Aktif


• Merupakan kekebalan yang dibentuk akibat
pajanan antigen yang telah dilemahkan

Imunisasi buatan Pasif


• Merupakan kekebalan yang dibentuk akibat
transfer antibodi dari individu lain.
Berdasarkan aturan

PERMENKES No. 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi


“Imunisasi Program merupakan imunisasi yang
diwajibkan kepada masyarakat untuk melindungi
masyarakat dari penyakit yang dapat dicegah”
Terdiri dari
• Imunisasi rutin (imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan)
• Imunisasi tambahan, dan
• Imunisasi khusus
Jadwal pemberian imunisasi dasar (Imunisasi
yang diberikan pada bayi usia di bawah 1 tahun)
Apa saja kontraindikasi dari pemberian
imunisasi di atas?
Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan sesuai skenario?

• Anak tampak menyusu kuat  Normal

• BB 4 kg  Berdasarkan hasil Z score BB/U memiliki nilai <-3 SD, hal ini menunjukkan bahwa berat
badan sangat kurang.

• Pb 55 cm  Berdasarkan hasil Z score TB/U memiliki nilai < -3 SD, hal ini menunjukkan bahwa
panjang badan sangat pendek.

• HR 115x/menit  Normal (Normal 100-160x/menit)

• RR 35x/menit  Normal (Normalnya 25-40x/menit)

• Suhu 38,5oC  Febris (Normalnya 36,5-37,5 derajat Celcius)

• Tidak ada alergi, serta bayi masih diberikan ASI eksklusif

• Riwayat kelahiran, didapatkan BB lahir normal, bayi menangis spontan  Normal


Apa kemungkinan diagnosis pada pasien?

Berdasarkan hasil anamnesis, Anam berusia 3 bulan mengalami


panas setelah imunisasi Pentavalent. Saat imunisasi, Anam
mengalami batuk dan pilek sejak 2 hari. Riwayat keluarga tidak ada
alergi obat, cuaca, maupun makanan. Riwayat ASI masih ekslusif,
riwayat imunisasi sebelumnya lengkap. Imunisasi pentavalent pada
usia 2 bulan tanpa keluhan. Riwayat kelahiran, Ibu G1P0A0, usia 25
tahun, aterm. BBL 3kg, PB 50cm. Hasil pemeriksaan fisik Anam
menyusu kuat, BB 4kg, PB 55cm. Tanda-tanda vital dalam batas
normal, kecuali suhu yang menunjukkan Anam sedang demam.
Pemeriksaan lain dalam batas normal.
Kemungkinan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, Anam
mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Apa tatalaksana yang diberikan sesuai skenario?

Tatalaksana KIPI pada dasarnya terdiri dari


 Penemuan kasus,
 Pelacakan kasus lebih lanjut,
 Analisis kejadian,
 Tindak lanjut kasus, dan
 Evaluasi,
Dalam waktu 24 jam setelah penemuan kasus KIPI yang dilaporkan oleh orang tua (masyarakat) ataupun petugas
kesehatan, maka pelacakan kasus harus segera dikerjakan (untuk konfirmasi apakah informasi yang disampaikan
tersebut benar).
Apabila memang kasus yang dilaporkan diduga KIPI, maka dicatat
 Identitas kasus,
 Data vaksin (jenis, pabrik, nomor batchlot),
 Petugas yang melakukan, dan
 Bagaimana sikap masyarakat saat menghadapi masalah tersebut.
Selanjutnya perlu dilacak kemungkinan terdapat kasus lain yang sama, terutama yang mendapat imunisasi dari
tempat yang sama dan jenis lot vaksin yang sama.
Pelacakan dapat dilakukan oleh petugas Puskesmas atau petugas kesehatan lain yang bersangkutan.
Sisa vaksin (apabila masih ada) yang diduga menyebabkan KIPI harus disimpan sebagaimana kita memperlakukan
STEP 4

Imunisasi

Definisi & Indikasi &


Jenis Jadwal
Tujuan Imunisasi Imunisasi
Kontra Indikasi KIPI AIK
Imunisasi Imunisasi
STEP 5
1. Jenis imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Indikasi pemberian imunisasi pada kondisi
khusus
4. KIPI (Klasifikasi, pencegahan, alur pelaporan)
5. Pandangan islam terkait vaksinasi

Anda mungkin juga menyukai