Pembimbing :
dr. Titi Pambudi K, MSc, Sp A
Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Pengertian Vaksin
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup
tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang
apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) adalah imunisasi yang diberikan pada bayi sesuai umurnya dengan
ketentuan:
• Umur 4 bulan diberikan DPT/HB/HiB 3 dan Polio-4 & IPV atau Polio Suntik;
1) alat penyimpan Vaksin, meliputi cold room, freezer room, vaccine refrigerator,dan
freezer;
2) alat transportasi Vaksin, meliputi kendaraan berpendingin khusus, cold box, vaccine
carrier, cool pack, dan cold pack; dan
3) alat pemantau suhu, meliputi termometer, termograf, alat pemantau suhu beku, alat
pemantau/mencatat suhu secara terus-menerus, dan alarm.
Perencanaan Kebutuhan Peralatan Cold Chain
• Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima sampai didistribusikan
ketingkat berikutnya, vaksin harus selalu disimpan pada suhu yang telah ditetapkan
• Vaksin harus disimpan pada suhu tertentu (pada suhu 2° s.d. 8°C untuk vaksin
sensitif beku atau pada suhu -15° s.d. -25°C untuk vaksin yang sensitif panas
Con’t
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian vaksin secara berurutan
1. Keterpaparan Vaksin Terhadap Panas
Vaksin yang telah mendapatkan paparan panas lebih banyak (yang dinyatakan dengan perubahan kondisi Vaksin Vial Monitor [VVM]
VVM A ke kondisi B) harus digunakan terlebih dahulu meskipun masa kedaluwarsanya masih lebih panjang. Vaksin dengan kondisi
VVM C dan D tidak boleh digunakan
Indikator Vaccine Vial Monitor (VVM) pada Vaksin
2. Masa Kadaluwarsa Vaksin
Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka digunakan vaksin yang lebih pendek masa kadaluwarsanya (Early
Expire First Out/EEFO)
Vaksin yang terlebih dahulu diterima sebaiknya dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan asumsi
bahwa vaksin yang diterima lebih awal mempunyai jangka waktu pemakaian yang lebih pendek
Vaksin sisa pada pelayanan statis (Puskesmas, Rumah Sakit, atau Praktik Swasta) bisa digunakan pada
pelayanan hari berikutnya, namun dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Vaksin sisa pelayanan dinamis (posyandu, sekolah) tidak boleh digunakan kembali pada pelayanan
berikutnya, dan harus dibuang.
Setiap akhir bulan, atasan langsung pengelola vaksin melakukan monitoring administrasi dan fisik vaksin
serta logistik lainnya. Hasil monitoring dicatat pada kartu stok dan dilaporkan secara berjenjang bersamaan
dengan laporan cakupan imunisasi.
Sarana Penyimpanan
Kamar dingin dan kamar beku (terdapat di tingkat provinsi)
• Kamar dingin (cold room) adalah sebuah tempat penyimpanan vaksin yang
mempunyai kapasitas (volume) mulai 5.000 liter sampai dengan 100.000 liter.
Suhu bagian dalamnya mempunyai kisaran antara 2°C sampai dengan 8°C.
Kamar dingin ini berfungsi untuk menyimpan vaksin BCG, campak, DPT, TT, DT,
hepatitis B dan DPT-HB.
• Kamar beku (freeze room) adalah sebuah tempat penyimpanan vaksin yang
mempunyai kapasitas (volume) mulai 5.000 liter sampai dengan 100.000 liter ,
suhu bagian dalamnya mempunyai kisaran antara -15°C sampai dengan -25°C.
Kamar beku utamanya berfungsi untuk menyimpan vaksin polio
Lemari Es dan Freezer
• Fungsi lemari es tempat menyimpan vaksin BCG, Td, TT, DT, hepatitis B, Campak, dan
DPT-HB-Hib, pada suhu yang ditentukan 2° s.d. 8° C dapat juga difungsikan untuk
membuat kotak dingin cair (cool pack).
• Fungsi freezer untuk menyimpan vaksin polio pada suhu yang ditentukan antara -15°
s.d. -25° C atau membuat kotak es beku (cold pack).
Bagian yang sangat penting dari lemari es/freezer adalah termostat. Termostat
berfungsi untuk mengatur suhu bagian dalam pada lemari es atau freezer. Ada 2 macam
termostat, yaitu termostat manual dan digital. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Alat Pembawa Vaksin
1) Cold box adalah suatu alat untuk menyimpan sementara dan membawa
vaksin. Pada umumnya memiliki volume kotor 40 liter dan 70 liter. Kotak dingin
(cold box) ada 2 macam yaitu terbuat dari plastik atau kardus dengan insulasi
poliuretan.
2) Vaccine carrier adalah alat untuk mengirim/membawa vaksin dari
Puskesmas ke Posyandu atau tempat pelayanan imunisasi lainnya yang dapat
mempertahankan suhu 2° s.d. 8° C.
Alat untuk Mempertahankan Suhu
1. Kotak dingin beku (cold pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat yang diisi
dengan air yang dibekukan dalam freezer dengan suhu -15° s.d. -25o C selama
minimal 24 jam.
2. Kotak dingin cair (cool pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat yang diisi
dengan air kemudian didinginkan dalam lemari es dengan suhu 2° s.d. 8° C selama
minimal 24 jam.
Cold pack selain mempertahankan suhu untuk pengiriman vaksin juga berfungsi sebagai
stabilisator suhu apabila diletakkan dalam lemari es.
DAFTAR PUSTAKA
• Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak ed. 2. 2010
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
• Budiyono, B., Sriatmi, A., Agushybana, F., Jati, S. P., Martini, M., NURYANTO,
N., & CHOIR, A. Panduan Dalam Perspektif Kesehatan Dan Agama Islam.
• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Ajar Imunisasi. 2015.
• WHO. The Vaccine Cold Chain. 2015. Available at :
https://www.who.int/immunization/documents/IIP2015_Module2.pdf
THANK YOU