Anda di halaman 1dari 16

BEDAH EKSISI

Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan
(tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain
pemeriksan penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun hanas dan memperbaiki
penampilan secaa kosmetis.1

Sebelum melakukan eksisi, anatomi daerah yang akan eksisi harus dikuasai lebih
dahulu. Pada badan dan anggota gerak, eksisi dapat dilakukan dengan mudah, tetapi
pada daerah tangan dan kaki harus hati-hati karena banyak pembuluh darah dan sara
superi!ial dan tendon. "ksisi banyak dilakukan pada muka dan leher, sehingga
pengetahuan anatomi daerah ini sangat penting.#

$risan operasi yang sejajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat
jaringan parut kurang terlihat. %rah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot diba&ahnya.
'uga bila irisan searah dengan lipatan anatomis kulit seperti lipat nasolabial akan
kurang tampak. Tujuan operasi adalah mengangkat lesi kulit. Pada pengangkatan yang
tidak sesuai dengan

garis atau lipatan kulit atau mempengaruhi organ sekitarnya dapat dilakukan peutupan
dengan macam-macam lap atau plasti. Penutupan yang lebih mudah adalah
dengan
menggunakan tandur kulit.

Fungsi eksisi3

• Pengangkatan tumor 

• Pengangkatan lesi

• Pengangkatan ne!us

Keuntungan eksisi3

1. Seluruh spesimen dapat diperiksa untuk diagnosis histologis dan sekaligus


melaksanakan eksisi total.
2. Pasien-pasien tidak memerlukn ollo& up yng berkepanjangan etelah eksisi karena
angka kekambuhan setelah eksisi total sangat rendah.
3. anya memerlukan satu terapi saja
4. Penyembuhan luka primer biasanya tercapai dengan memberikan hasil kosmetik
yang baik.

Kerugian eksisi3

1
1. iperlukan anestesi lokal

2
#. iperlukan tehnik aseptik dengan menggunakan instrumen-instrumen bedah, kain
penyeka dan lap-lap steril
*. iperlukan sedikit &aktu dan tingkat keahlian tertentu operatornya

Batas tepi eksisi3

1. +esi-lesi jinak 1-#mm

#*.  a rs i no m a s e l b a s a l n oduler #-*mm, sclerosing -mm,


P en y a ki t b o & e n * - 0m m
multiokal -1/mm
0. arsinoma sel skuamosa yangumbuh lambat -1/ mm yang tumbuh cepat 1/-1mm

Tehnik eksisi

Tehnik eksisi ada beberapa macam yatu eksisi elips simpel, eksisi &edge, eksisi sirkular dan
eksisi multipel.

1. Eksisi elips (fusifr!"


2erupakan bentuk eksisi dasar, dengan arah yang sejajar dengan garis dan
lipatan kulit. Perbandingan panjang dan lebar minimal *31 dengan sudut */
derajat. $risan tegak lurus atau lebih meluas ke dalam sampai ke subkutis. Bila
perlu dapat dilakukan undermining yang kalau dimuka tepat diba&ah dermis dan
kalau di skalp di daerah subgaleal. Pendarahan yang terjadi di kulit dapat ditekan
beberapa saat dan bila perlu dilakukan hemostasis dengan elektrokoagulasi,
tetapi jangan berlebihan terutama pada pendarahan dermis. Pendarahan dari
pembuluh darah kecil dapat
dielektrokoagulasikan tetapi yang besar harus diikat.
+esi-lesi yang dieksisi berbentuk elips akan menghasilkan parut yang lebih
panjang dari lesi aslinya. Tujuan utama mengeksisi lesi bebentuk elips adalah
mengurangi terbentuknya sisa kulit4telinga anjing (dog ear). og ears dapat
diperbaiki dengan memanjangkan elips atau membuang jaringan berlebih dan
menutupnya dengan bentuk + atau 5.*

#nthkasus$
Kista ateroma4 
Teknik perasi
• +akukan tindakan aseptik.
• Tutup dengan duk bolong
• +akukan anestesi lokal (blok4iniltrate) dengan lidocaine #6
• Tandai batas insisi yang akan dilakukan, berbentuk elips, dengan panjang
sejajar dengan garis +angers
• $nsisi kulit sampai subkutis.

• Pegang ujung insisi dengan klem dan angkat

• +akukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri masa kesekelilingnya

• 7sahakan kista tidak pecah

• 'ika masa sudah terangkat, potonglah jaringan bagian ba&ah

• Perdarahan dira&at

• 'ahit luka operasi lapis demi lapis.

• 2asa dibelah dan dilihat isinya kemudian dikirim ke patologi anatomi

Gambar 1 . I nsisi elips, a ngkat k ulit d


engan klem, mulai diseksi tajam
Gambar 2. Lanjutkan diseksi ke segala arah dan mepet ke kapsul 

Gambar 3. Setelah kista terangkat , lakukan pencucian kemudian jahitan subkutis dan kutis
Terapi

Terapi %ntibiotik diberikan jika terdapat tanda adanya ineksi yaitu kemerahan dan
inlamasi, seringnya adalah ineksi bakteri staphylococci.

• "ksisi menyertakan kulit dan puncta untuk mengangkat seluruh bagian kista

hingga ke dindingnya secara utuh.


• Bila terjadi ineksi sekunder dan terbentuk abses, dilakukan insisi, e!akuasi dan

drainase. Setelah tenang (*- bulan) dapat dilakukan operasi deiniti 

2. Eksisi %e&ge
+esi-lesi yang terletak pada area bebas seperti bibir, sudut mata, cupng hidung,
dan telinga dapat dieksisi dengan eksisi &edge. arsinoma sel skuamosa pada
bibir disarankan untuk dilakukan eksisi 8 sehingga dapat mengangkat jaringan yang
sama
kelenjar limenya.*
'ika dilakukan eksisi &edge pada cuping hidung yang terlalu luas untuk ditutup
secara primer, maka dapat dilkukan grat dengan ukuran yang sama dari telinga.
Sepertiga dari bibir ba&ah dan sepertempat dari bibir atas dan kelopak mata dapat
dilakukan eksisi &edge dan dilakukan penutupan primer.
#nth kasus$ 'eknstruksi
telinga
Teknik 9edge sederhana banyak digunakan untuk rekonstruksi dari cacatnya heliks
telinga yang tidak lebih besar dari 1,/ sampai 1, cm.
1. 7ntuk rekonstruksi cacat hingga #, cm, bulan sabit atau eksisi bentuk
bintang bisa digunakan. :amun, teknik ini sering dapat
menyebabkan kontraksi kulit dan telinga bekam. 7ntuk cacat kecil dari
#,-#, cm, kita menggunakan modiikasi eksisi 9edge klasik, di
mana segitiga Buro&

dibentuk di daerah yang tebal dipotong secara superior atau inerior ke tepi
daerah yang akan diangkat, memungkinkan adanya daya elastis pada satu
daerah dibanding teknik lain
#. +esi yang direncanakan digambari persegi panjang. +ebarnya lesi ditandai
sebagai %B.
*. Bentuk segitiga Buro& dari antiheli; dan konka secara kranial atau kaudal
ke arah lesi. Tandai basis segitiga sebagai %1B1 dan harus sama
panjang
dengan titik %B yang adalah lokasi lesi.
0. Sisi-sisi segitiga harus sama dan garis sudut !ertes harus mengarah pada
satu titik di ujung heli;.
. Potong searah segitiga yang telah digambar 
. eliks dan tepi antihelical ditarik dan dijahit bersama-sama sehingga
terbentuk garis < jahitan.

Gambar 4 .  ekhnik eksisi ! edge

Gambar ". # ekonstruksi telinga

3. Eksisi sirkular 
Pada kulit &ajah yang terletak diatas
 jaringan kartilago seperti batang hidung
atau permukaan anterior telinga, lesi-
lesi dapat diksisi dengan b entu s irkular  
dan deek ditutup dengan skin grat ull thickness. Tehnik ini dapat juga digunakan
pada bagian tubuh lain dengan lesi yang sangat luas. =
'ika terdapat keraguan dalam merencanakan eksisi elips makan dapat dilakukan
eksisi sirkular dengan kulit direnggangkan dan perhatikan lingkaran tersebut akan
cenderung membentuk elips kalau kulitnya dikendorkan.
#nth Kasus$ He!angi!a
nasal)

• +akukan aseptik dan antiseptik pada daerah operasi lalu berikan


anestesi lokal jika hemangioma tidak terlalu besar. %nestesi dilakukan
blok atau iniltrasi.
• "ksisi dilakukan dengan teknik sirkular membentuk lesi triangular 
•  %ngkat semua jaringan !askular yang abnormal.
• entikan perdarahan yang terjadi baik dengan ligasi ataupun diatermi.
• Tutup luka operasi dengan teknik skin gra$t,  dengan cara menutup
lesi triangular dan dijahit mengikuti pola neuro!askularnya
• Pada hemangioma yang luas mungkin diperlukan angiograi
untuk

mengetahui detil !askular yang memperdarahi lesi tersebut dan juga tehnik
embolisasi untuk memblok pembuluh darah tersebut.
• emudian dilanjutkan pengangkatan seluruh lesi !askular abnormal tersebut.

Gambar %. &ksisi 'ircular 

4. Eksisi !ultipel)
"ksisi serial atau ekspansi j aringan k adang

diperlukan untuk lesi-lesi y ang l uas s eperti


congenital ne!i. Tehnik i ni m emungkinkan
luka ditutup dengan skar yang lebih pendek dibanding dengan eksisi elips satu
langkah.

#nt h kasus$
Kngenital ne*us !elansitik+
"ksisi multipel atau serial e(cision  adalah sebuah teknik eksisi yang melibatkan
beberapa tahap. Siat keelastisan kulit adalah prinsip dari teknik ini yang

memungkinkan kulit untuk merenggang seiring &aktu setelah pengangkatan lesi.


Sehingga penutupan luka dapat menjadi minimal karena luka sudah mengecil seiring
&aktu.
"ksisi multipel ne!us besar dengan tujuan ekspansi kulit sebaiknya dimulai pada bulan-
bulan a&al kehidupan, karena potensi keganasan dan ukuran yang dapat membesar
pada usial lanjutan akan memerlukan tahap bedah banyak. al ini biasanya ditujukan
pada usia  bulan, untuk mengurangi risiko anestesi dan bedah. 7paya untuk
menyelesaikan pengobatan lesi dilakukan sebelum usia , bila memungkinkan, atau
setidaknya di pra-remaja, untuk mencegah implikasi psikososial yang penting terkait
dengan tahap perkembangan yang berbeda dari anak dan

perilaku orangtua. Tujuan terapi adalah untuk mengangkat semua atau sebanyak
mungkin dari sistem sara dan merekonstruksi kulit, mempertahankan ungsi dan
menjaga penampilan estetika. Setiap kasus memerlukan jahitan yang sesuai
dengan luas lesi dan dan garis-garis ketegangan kulit bila memungkinkan. "ksisi
dimulai di kisaran -> bulan dan perkiraan prosedur *- bulan.

"ksisi multipel dapat menggunakan banyak teknik eksisi seperti elips, &edge,
bahkan sirkular.1/

Biopsi eksisi elips, sebagai jenis lain dari biopsi eksisi, harus mencakup
sebagian dari jaringan sehat dari /,# cm &ideness dari perimeter lesi dan jaringan
subkutan.

9edge biopsi eksisi biasanya digunakan untuk lesi terletak pada atau dekat dengan
margin bebas dari beberapa struktur tertentu sebagai kelopak mata, bibir, hidung dan
telinga.
Biopsi eksisi melingkar digunakan ketika kulit terbatas sayatan diperlukan seperti
dalam kasus hidung atau di daerah anterior daun telinga. +esi dapat ditutup dengan
cangkok kulit atau lap kulit.

In&ikasi
a. Kista Der!i&
ista dermoid adalah kista kongenital
kista yang berasal dari kelainan pertumbuhan kulit
pada masa embrio.
Pada pemeriksaan tampak berupa benjolan bulat pada lapisan subkutan dengan
ukuran ber!ariasi hingga 1/ cm seperti kista  epidermoid dan terdiri dari
kelenjar sebasea, olikel rambut yang rudimenter, elemen kelenjar keringat yang dekat
pada garis epitelial. +etaknya terutama di sisi lateral alis mata, sepanjang akar
hidung, leher, sublingual, daerah sternal, perineal, skrotum, dan sakral. Biasanya
lepas, tak melekat pada kulit di atasnya tetapi sering melekat pada periosteum
sehingga tidak lepas dari dasarnya. apat terjadi degenerasi ganas, tetapi lebih
sering terjadi ineksi, terutama pada kista di daerah sakrum.
Bila terjadi perorasi spontan, sering timbul istula yang sulit sembuh. Sebagai diag-
nosis banding adalah sinus-pilinoidalis, suatu istel di daerah sakrum karena masuknya
rambut ke dalam kulit.
Pada  kista yang terletak di atas alis mata, eksisinya harus hati-hati, karena dapat
mencederai cabang sara asialis.
,. Kista Epi&er!i&
ista epidermoid adalah kista  yang berasal dari sel epidermis yang masuk dan
tumbuh kejaringan subkutis akibat trauma tajam.
Pada pemeriksaan tampak benjolan subkutis bulat, maksimal sebesar kelereng,
kenyal dan permukaan rata, yang biasanya ditemukan di telapak kaki4tangan, dan jari-
 jari sisi !olarnya. Benjolan ini berisi massa seperti bubur yang merupakan produk
keratin. adang-kadang kulit di atasnya terdapat jaringan parut yang merupakan tanda
bah&a pernah ada trauma. ulit di atasnya biasanya tipis karena tekanan yang terus
menerus di atas hiperkeratosis yang menstimulasi penyebab utamanya. Bila pada
perabaan terasa nyeri di daerah tersebut, maka hal ini merupakan petunjuk adanya
kista ini.
Tonjolan ini berdinding putih, tebal dan jarang menjadi besar, tetapi cukup
mengganggu karena letaknya
Tindakan yang dilakukan adalah eksisi total untuk menentukan diagnosis pasti
(pemeriksaan P%) dalam menghilangkan keluhan serta indikasi kosmetis. Bila
melekat pada periosteum, maka pe;lu dilakukan kuretase tulang. "ksisi kista  yang
terletak di daerah sakral atau kista yang terineksi di unit ra&at jalan tidak dianjurkan.

Alat &an Bahan


a. +idokain #6
b. Spuit
c. Pisau insisi (skapel)
d. Pinset
e. ?unting jaringan
 . l e m j a r in g a n
g g . ) e e d l e h o ld e r 
h. 'arum dan benang

Teknik
a. Bersihkan daerah operasi (daerah kulit di atas kista dan sekitarnya).
b. +akukan anestesi lkal (blok4iniltrasi) pada daerah operasi.
c. "ksisi kista di antara jaringan yang normal, eksisi berbentuk elips dengan sumbu

panjang sesuai dengan arah ketegangan kulit. Bagian kulit yang telah terpotong
kemudian dipreparasi (dibebaskan dari dasar, jaringan subkutis) dengan memakai
skapel.
d. ilakukan kuretase tulang, jika kista melekat pada periosteum.
e. entikan perdarahan yang terjadi dengan kompresi dan dilakukan jahitan kulit.
'ahitan dilakukan dengan jahitan klasik sederhana yaitu simpul satu per satu dengan
 jahitan ulang alik.
. Setelah eksisi yang luas, kadang-kadang perlu dilakukan pembebasan kulit tepi luka
dari dasarnya *undermining+ untuk mendapatkan jahitan tanpa ketegangan kulit.
g. Tutup luka operasi.

Faktr-faktr untuk !enghasilkan skar ang ,aik

Penampilan akhir dari sebuah skar setelah tindakan eksisi trgantung dari berbagai
aktor. 5ang terpenting adalah tehnik atraumatik, penempatan skar sesuai dengan garis
tegangan kulit, usia pasien, lokasi pada badan, tipe kulit dan aktor komplikasi
seperti kelainan kulit dan ineksi.

1. Tehnik trau!atik3/4
2erusak jaringan akan menyebabkan de!italisasi jaringan yang tak dapat
dihindarkan, menyebabkan penyembuhan yang jelek dan dengan demikian parut-
parut luka akan jelek. Tepi-tepi luka hendaknya ditangani dengan lembut.
endaknya
 jangan pernah merusak tepi luka itu dengan memegangnya dengan orsep,
baik yang bergigi maupun yang tidak. @orsep yang begigi tajam hendaknya
digunakan untuk mencubit dermis atau untuk menekan tepi kulit. aitan kulit dapat
digunakan sebagai gantinya

#. 0aris tegangan kulit3//


ontraksi otot, mobilitas sendi dan gra!itasi merupakan kekuatan terpenting yang
mempengaruhi terbentuknya garis tegangan kulit. ?aris langer selama bertahun-
tahun dipakai sebagai titik yang menunjukkan arah insisi, garis ini berasal dari
penelitian pada mayat. Bila ekstremitas dan tubuh digerakkan di luar posisi
anatomis istirahat maka garis tegangan kulit akan bergeser. Aleh karena itu garis
tegangan kulit telah digambarkan berhubungan dengan kerutan, garis kontur dan
garis
ketergantungan. ?aris kerutan pada kulit &ajah meintasi sumbu panjang otot
ba&ahnya saat berkontraksi.
?aris kontur terbentuk pada tempat pertautan bidang tubuh, seperti pada pipi
dan daerah preaurikuler telinga. ?aris ketergantungan berjalan sesuai dengan
posisi gra!itasi kulit yang longgar dan jaringan subkutis (misalnya lemak diba&ah
dagu). Sesuai aturan insisi yang dibuat sejajar dengan rela;ed skin tension line
(ST+)

yang akan sembuh dengan parut scara kosmetik lebih baik dari pada insisi yang
dibuat tangensial atau memotong ST+. Pada anak dan de&asa muda garis ini
tidak
mudah ditentukan letaknya. 7ntuk membantu menilai ST+ dapat dengan mencabut
kulit dalam beberapa arah atau pasien d isuruh melakukan ekspresi &ajah (senyum,
menyeringai, mengerutkan bibir).
Pada ekstremitas aspek-aspek leksor sendi-sendi dikerjakan paling baik dengan
insisi melintang. +esi-lesi pada permukaan ekstensor sendi dapat juga dieksisi
dengan pola horiContal atau miring kalau cukup kecil lesinya. Tes cubitan dengan
sendi dileksikan penuh akan menentukan lesi mana yang memerlukan
eksisi
longitudinal. $nsisi-insisi longitudinal paling baik untuk ekstremitas di bagian lainnya.
?aris-garis +anger akan bertindak sebagai garis-garis penunjuk arah luka di badan.
alau tidak yakin akan arah mana yang paling baik, lakukan eksisi melingkar
dengan kulit direnggangkan dan perhatikan bah&a lingkaran tersebut akan
cenderung
membentuk sebuah elips kalau kulit dikendorkan.
3. sia pasien
Skar pada anak-anak yang eritem dan hipertropik akan menetap untuk &aktu yang
lama akan menyebabkan penampilan akhir yang tidak memuaskan. 7ntuk proses
maturasi skar dari skar yang merah dan meninggi menjadi tipis dan ber&arna putih
membutuhkan &aktu sekitar # bulan.0

4. kasi
Skar yang berasal dari eksisi atau insisi pada telapak tangan, telapak kaki dan

mukus membran biasanya baik dan tidak terlalu terlihat. al ini terlihat kontras dengan
skar pada area sternal, pundak atau punggung. Sebelum melakukan eksisi
pada daerah tersebut pasien perlu dijelaskan kemungkinan timbulnya
skar hipertropik.,=

. Tipe kulit
 %da pasien yang mempunyai kuit tebal, berminyak dengan kelenjar sebaseus yang
hipertropik dan o!er akti. Skar pada jenis kulit ini dapat menyembuh dengan
skar yang depress

. Kelainan kulit
Pasien dengan kelainan pada jaringan ibrous dan elastin akan menyebabkan
skar yag luas. Pasien dengan kelainan ini dapat dilihat dengan cara melakukan
hiperekstensi jari tangan atau mencubit kulit kulit punggung tangan untuk melihat
peningkatan elastisitas. Penyakit "hlers-anloss syndrome adalah bentuk kelainan
ibroelastik yang berat dimana penyembuhan luka berlangsung sangat lambat
dengan skar yang luas.=

K!plikasi ,e&ah eksisi11

 Pendarahan

 $neksi

 "dema

 ipertroi skar

 Terbukanya jahitan

Daftar 5ustaka

Brunicardi @, %ndersen , Billiar T. Sch&artCDs principles o surgery. :e& 5ork3 2c?ra&-


ill "ducation.#//>.p. =>->.
Burt B, :akra T. Staggered &edge techniEue or ear reconstruction. %merican Society
o Plastic Surgeons. #/1/. 1#()3 #/*-0. iunduh dari3

, # 2ei #/1=, Pada pukul #1.// 9$B.


Gipto , 9asitaatmadja S2. Bedah kult. alam3 juanda %. amCah , %isah S, editor.
$lmu penyakit kulit dan kelamin. @7$. 'akarta. #//3*1-0.
ahlan. asar-dasar bedah kulit. alam3 5ogyartono P, 'ayanata , Pra&ito, "rna&ati ,
editor. Buku panduan bedah kulit. @ 7ni!ersitas iponegoro S7P ariadi.
Semarang. #///. .1-.
@oster 2", Sti ?2. Basic Surgical Aperation. +ondon3 arcourt Publishers +imited.

?ra#b/b1 /9.pG. 1. B-as. ic techniEu &o plastic surgery. alam3 ?rabb 9G, Smith
'9, editor.
Plastic Surgery. =rd edition. +ittle Bro&n Gompany. Boston.#//> 3*-11.
Perdanakusuma S, alimun "2, Prasetyono TA. ulit. alam3 . Syamsuhidajat., 9arko
arnadihardja, Thedeus A.. Prasetyono, eno Budiman, editor. Buku ajar 
ilmu bedah. 'akarta3 "?G Penerbit Buku edokteran. #/1/. . 0/1-*.
Place 2', erber SG, ardesty %. Basic techniEue and principles in plastic surgery.
alam3 %ston S', Beasley 9, Thorne G2, editor. ?rabb and SmithDs. Plastic Surgery.
th edition. +ippincot- a!en. Philadelphia. #//>. 1*-=.
Soedar&oto %. ombinasi bedah eksisi, skin laps dan injeksi triamsinolo asetonid pada
intra lesi pada keloid di cuping telinga. alam3 Perkembangan onkologi dan bedah
kulit di $ndonesia. Badan Penerbit 7ni!ersitas iponegoro. Semarang. #//.h3 *1=-#/.
7rge S, eymen . Bedah kulit praktis. 'akarta3 9idya 2edika. #//>31-.
<angari %, omano 2. Surgical treatment o ne!i and melanoma in pediatric age. alam,
Thien ?, editor. 2elanoma3 rom early detection to treatment. $talia3
$nTech Publishers. #/1*.#*/-0.

Anda mungkin juga menyukai