Anda di halaman 1dari 18

Penanganan Defek

Kulit
KELOMPOK 6
MEGA YAKOBA KAPITAN (1709010004)
JOSEPH RICARDO WUNDA (1709010006)
STIVANI J. BEDA (1709010032)
RIZALDO MARIANO LUDJI (1709010046)
YOSEFINA TRIAFYUNI SUKANTO (1709010052)
Indikasi

 Cacat kulit pada anggota tubuh distal pada anjing dan kucing sangat
umum dan biasanya disebabkan oleh cedera atau trauma, gigitan,
laserasi dari benda tajam, cedera termal, penetrasi peluru dan lainnya

 Untuk cacat berukuran sedang dan besar karena epitelisasi tidak


cukup untuk menutupi defisiensi

 Cacat kulit, terutama pada ekstremitas distal lebih sulit untuk ditutup
Pendekatan Anatomi
1. Kulit terdiri atas tiga lapisan yakni epidermis,
dermis dan hipodermis
2. Pada kulit juga biasanya terdapat pembuluh
muskulokutan
3. Pada anjing dan kucing tidak memiliki pembuluh
muskulokutaneus
4. Pembuluh yang memasok pada kulit anjing dan
kucing berjalan sejajar dengan kulit dan
merupakan pembuluh kulit langsung

subdermal (dalam)
Pembuluh kulit Sistem loop kapiler ini kurang berkembang
langsung Pleksus kulit (tengah) pada anjing dan kucing sehingga membuat
membentuk 3 bagian Pleksus subpapiler (luar) kulit anjing biasanya tidak melepuh dengan
luka bakar yang dangkal
Faktor Resiko Pembedahan
1. Sayatan yang dibuat dengan gunting, bedah listrik atau laser akan
membuat resiko trauma menjadi lebih besar
2. Resiko infeksi
3. Peningkatan jumlah orang pada ruang operasi
4. Peningkatan durasi pada saat operasi
TEKNIK OPERASI
Menurut Fossum (2013) terdapat Teknik linear
beberapa teknik operasi ;
 Digunakan untuk luka kecil
1. Sirkuler  Jahitan ditempatkan sejajar
dengan arah garis
 Teknik linear
 Teknik kombinasi V
ketegangan atau garis sumbu
 Teknik dasi kupu- panjang kulit, mulai dari
kupu
pusat defek
lajutan
Teknik Kombinasi V

 Digunakan ketika aposisi kulit pada area


kulit yang terbatas dan untuk rekonstruksi

 Dua segitiga sama sisi dibuat berlawanan


dari arah defek sirkuler dengan sumbu
pusat 45 derajat dari sumbu panjang (garis
tegang) defek

 Sisi-sisi setiap segitiga diinsisi sedemikian


rupa sehingga simpul titik V mengarah ke
sumbu longitudinal defek

 Flap kulit diputar dan dijahit untuk


mengubah defek sirkuler menjadi defek
fusiform yang lebih kecil dan tidak teratur

 Tepi defek diaposisikan dengan jahitan


Teknik Dasi Kupu-Kupu

 Digunakan pada aposisi kulit di area yang


memiliki persedian kulit memadai

Teknik nya ;
 Dua segitiga sama sisi dihilangkan dari sisi
berlawanan dari defek sirkuler, dengan sumbu
pusat setiap segitiga 30 derajat dari sumbu
panjang garis-garis ketegangan kulit
 Flap dipindahkan dan dijahit ke posisi baru
untuk memperpendek sisi lingkaran asli dan
mengubah bentuk cacat.
2. Triangular
 Lesi triangular dapat ditutup dengan
 Lesi triangular dapat ditutup dengan
menggeser jaringan lokal atau
menggeser jaringan lokal atau
memutar flap
memutar flap
Teknik penutupan yang sederhana
Teknik penutupan yang sederhana
yaitu ;
yaitu ;
 Mulai pada setiap titik segitiga dan
 Mulai pada setiap titik segitiga dan
jahitan menuju pusat cacat untuk
jahitan menuju pusat cacat untuk
membuat garis jahitan berbentuk Y
membuat garis jahitan berbentuk Y
3. Defek berbentuk Persegi dan Persegi Panjang
Flap Sentripeta Flap Unilateral

Penutupan sentripetal dimulai dengan  Digunakan untuk menutup defek


penutupan jahitan di setiap sudut dengan kulit bergerak hanya pada
defek dan bergerak menuju pusat satu sisi dan pada bidang yang sama
untuk membentuk garis jahitan X dengan defek

 Sayatan paralel dibuat dari dua


sudut defek (sepanjang lebar cacat)
dan kulit dirusak lalu maju di atas
cacat.
Flap bilateral
Gambar flap unilateral
 Digunakan untuk menutup cacat
besar yang memiliki kulit bergerak
yang tersedia di dua sisi cacat
Flap rotasi
Digunakan untuk menutupi cacat yang
memiliki kulit bergerak hanya pada satu sisi
cacat dan kulit yang tersedia pada bidang
yang berbeda dari cacat

4. Defek Fusiform atau elips


Cacat fusiform, atau elips, ditutup dengan terlebih dahulu
menempatkan jahitan di bagian defek terluas. Kemudian
dilanjutkan dengan membagi dua setiap segmen yang tersisa
dengan jahitan berikutnya.
Lanjutan..... 5. Defek Crescentic
 Pada defek bulan sabit, satu sisi lebih panjang
dari yang lain

 Defek ini ditutup mulai dari titik tengah

 Setiap segmen yang tersisa dibagi dua dengan


jahitan berikutnya
Perawatan Pasca Operasi
 Luka harus sering dievaluasi untuk mencegah infeksi, ketegangan, akumulasi cairan,
discharce, dan nekrosis
 Dievaluasi secara visual dan dengan ultrasonografi
 Pemindaian ultrasound memungkinkan pemantauan kedalaman dan lebar luka
 Luka harus dilindungi dengan perban yang bersih dan kering
 Analgesik dan antibiotik harus digunakan pasca operasi sesuai kebutuhan
 luka bedah terinfeksi, jahitan harus dilepas dan sayatan diperlakukan sebagai luka terbuka
dengan perban yang sesuai
 Benang harus dikeluarkan dari luka dalam 7 sampai 14 hari
TINDAKAN KOREKSI PADA KASUS LUKA
BAKAR
1. Eksplorasi bedah dilakukan dengan
anestesi umum, membuka area kulit yang
mengalami nekrosis (Gambar 4A)
2. Semua jaringan yang terkena dieksisi
dengan debridemen bedah (Gambar 4B dan
4C)
3. Luka diirigasi dengan larutan fisiologis dan
ditutup dengan pembalut (dressing) yang
terdiri dari natrium karboksimetilselulosa
dan perak ionik (Aquacel Ag)
4. Buat lapisan sekunder menggunakan kapas
penyerap dan lapisan tersier dari kasa
tubular ditempatkan di atas perban.
 Tindakan koreksi lanjutan
tindakan operasi plastik yang dilakukan ialah ;
 Hewan dianastesi terlebih dahulu (Gambar 4A) dengan
anestesi umum
 Pasien dalam posisi telentang (sternal recumbence)
koreksinya dengan tepi luka segar pada daerah cranial,
medial tubuh dan bagian caudal ditutup dengan
mendekatkan kulit pada toraks lateral dengan pola jahitan
menerus menggunakan benang absorabel (poliglaktin 3-0)
 Jaringan subkutan ditutup dengan pola jahitan vertikal
matras menggunakan benang absorabel (poliglaktin 3-0),
dan lapisan kulit ditutup dengan benang non absorabel
(nilon 3-0) dengan jahitan tunggal terputus
 Tiga saluran Penrose disediakan sebagai drainase luka
dan saluran ini akan diangkat lima hari setelah operasi
 Di bagian caudal luka, jaringan epitel yang diambil dari
daerah toraks lateral dengan 6 mm punch ditanam
kembali sebagai cangkokan punch di bed granulasi yang
tersisa
PENANGANAN
1. Terkena air panas (scald)
 Terapi antibiotik, asam amoksisilin-klavulanat (Synulox vet 140 mg / mL 2 mL SC) di berikan
untuk menghindari terhadap kemungkinan infeksi
 Meloxicam (Metacam 5mg / mL 0,6 mL sc) diadministrasikan untuk kontrol nyeri
 Diberikan juga 500 mL cairan ringer laktat
 Anak anjing dibius dengan medetomidine hidroklorida (Domitor 10 mg / mL 0,2 mL IM) dan
butorphanol (Torbugesic10 mg / mL inj 0.2 cc im)
 Berikan bolus propofol sebagai sedasi (PropoVet 10 mg / mL, total 15 mL iv) sambil
mempertahankan pernapasan spontan dan bernafas.
 Pembersihan luka dilakukan dengan Betadine (povidone-iodine) diencerkan dengan larutan
garam normal
 Selalu membersihkan area luka dan mengganti perban perak sulfadiazine setiap hari
 Sering memandikan anjingnya setiap hari untuk menjaga luka tetap bersih
 Terapi konservatif seperti ; Menggunakan krim pelembab secara teratur setidaknya dua kali
sehari
2. Luka bakar karena kasur termal

 Pemberian cairan kristaloid (larutan Ringer's lactate)


 Dilakukan debriment pada kulit yang rusak dan nekrotik
 Salep perak sulfadiazin (Dermazine) dioleskan pada luka dan dibalut perban basah hingga kering
 Terapi antibiotik dengan amikacin (amikacin sulfat) (10 mg / kg dua kali sehari [BID] IV selama tujuh
hari)
 Apabila terjadi hipertermia (suhu 39,5 °C diberikan pengobatan dengan ceftriaxone (30 mg / kg BID IM
selama tujuh hari)
 Jika hewan menunjukkan gejala apati, hiporexia, dan demam dan ada cairan berwarna hijau bernanah dari
luka (infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif). Maka, dilakukan irigasi luka dengan salin steril
dicampur dengan gentamisin (4 mg / kg sehari [SID] selama lima hari IV)

Anda mungkin juga menyukai