Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN AMPUTASI

Ns. Wahyuni Dwi Rahayu, S.Kep, M.Kep


Amputasi
• Adl Tindakan memisahkan sebagian tubuh atau
seluruh bagian ekstremitas
• Dalam beberapa kasus amputasi dilakukan untuk
mencegah penyakit tersebut menyebar lebih jauh
dalam tubuh. (Wikipedia, 2009)
• Melibatkan bbrp sistem tubuh, spt : integument,
persyarafan, musculoskeletal dan kardiovaskuler
• Dpt menimbulkan masalah psikologis bagi klien/klg
• Mrp pilihan terakhir jika:
– Masalah organ tdk bisa diperbaiki dg teknik yg lain
– Kondisi organ membahayakan tubuh klien scr utuh
• Jika kondisi fraktur tidak terlalu parah, dapat
disambung kembali
• Bagian yang terputus dari tubuh harus dijaga agar
tetap segar.
• Idealnya, potongan tubuh itu harus dibungkus
dalam kain lembab dan diletakkan dalam
kontainer plastik yang diberi es.
• Temperatur terbaik untuk mengawetkan jaringan
itu adalah 4 ⁰C.
• Pd fraktur Dengan cara itu jaringan bisa bertahan
10-11 jam dan bisa disambung kembali,”
Etiologi

1. Iskemia krn penyakit vaskularisasi perifer, biasanya pada


orang tua, seperti klien dengan artherosklerosis, DM
2. Trauma → mis : akibat perang, kecelakaan, thermal
injury seperti terbakar, tumor, infeksi, ggn metabolisme
dan kelainan kongenital.
3. Fraktur multiple organ tubuh
4. Kehancuran jaringan kulit
5. Gangguan vaskuler/sirkulasi pd ekstremitas yang berat.
6. Infeksi yang berat → beresiko tinggi menyebar ke
anggota tubuh lainnya.
7. Adanya tumor pada
Manifestasi klinis
• Nyeri akut
• Keterbatasan fisik
• Pantom syndrome
• Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak
nyaman
• Adanya gangguan citra tubuh, mudah marah,
cepat tersinggung, cenderung berdiam diri.
Metode

Dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian


besar dari tubuh, dengan dua metode :
1. Metode terbuka (guillotine amputasi).
 Digunakan pd klien dg infeksi yg mengembang.
 Bentuknya terbuka dan dipasang drainage → agar
luka bersih & luka dapat ditutup setelah tidak
terinfeksi.
2. Metode tertutup (flap amputasi)
Kulit tepi ditarik pada bagian atas ujung tulang
dan dijahit.
Jenis Amputasi

1. Amputasi selektif /terencana . Dilakukan pada penyakit


yang terdiagnosis dan mendapat penanganan yang baik
serta terpantau terus-menerus.
2. Amputasi darurat. Tindakan yang memerlukan kerja
yang cepat, seperti pada trauma dg patah tulang
multiple dan kerusakan atau kehilangan kulit yang luas.
3. Amputasi terbuka. Dilakukan pada kondisi infeksi yang
berat dimana pemotongan pada tulang dan otot pada
tingkat yang sama
4. Amputasi tertutup. Dilakukan dalam kondisi yang lebih
m’mgkan dimana dibuat skalf kulit untuk menutup luka
yang dibuat dg memotong ± 5 cm dibawah potongan
otot dan tulang.
Tingkatan Amputasi
1. Ekstremitas atas
Mengenai tangan kanan atau kiri. Hal ini
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti
: makan, minum, mandi, berpakaian dan
aktivitas yang lainnya yang melibatkan
tangan.
2. Ekstremitas bawah
Mengenai semua atau sebagian dari jari-jari
kaki yang menimbulkan seminimal mungkin
kemampuannya.
Tingkatan Amputasi
3. Nekrosis. Pada keadaan nekrosis biasanya
dilakukan dulu terapi konservatif, bila tidak
berhasil dilakukan reamputasi dengan level
yang lebih tinggi.
4. Kontraktur. Kontraktur sendi dapat dicegah
dengan mengatur letak stump amputasi serta
melakukan latihan sedini mungkin. Terjadinya
kontraktur sendi karena sendi terlalu lama
diistirahatkan atau tidak di gerakkan.
Tingkatan Amputasi
5. Neuroma. Terjadi pada ujung-ujung saraf yang
dipotong terlalu rendah shg melengket dg kulit
ujung stump. Hal ini dapat dicegah dg
memotong saraf lebih proximal dari stump shg
tertanam di dalam otot.
6. Phantom sensation. Hampir selalu tjd dimana
penderita merasakan masih utuhnya
ekstremitas tersebut disertai rasa nyeri. Hal ini
dapat diatasi dengan obat-obatan, stimulasi
terhadap saraf dan juga dengan cara kombinasi.
Lokasi Amputasi
Komplikasi
– Perdarahan. Karena ada pembuluh darah
besar yang dipotong, dapat terjadi
perdarahan massif.
– Infeksi. Dengan peredaran darah buruk atau
kontaminasi luka setelah amputasi
traumatika, risiko infeksi meningkat.
– Kerusakan kulit. Terjadi akibat penyembuhan
luka yang buruk dan iritasi akibat prosthesis.
Lanjutan
– Sensasi nyeri phantom, dirasakan pada seluruh
bagian yang diamputasi. Hal ini terjadi pada
awal setelah amputasi tapi tidak selalu sama.
Sensasi Pantom biasanya timbul pada bagian
yang diamputasi misalnya pada kaki atau
tangan yang diamputasi pada saat digerakan.
– Nyeri phantom dapat dicegah atau diturunkan
dengan anestesi epidural ketika operasi atau
anestesi intraneural setelah op dengan cara
langsung memotong nervus.
Lanjutan
• Udem post op. umum terjadi pada amputasi.
Balutan yang kaku dapat membantu mengurangi
masalah ini. Apabila digunakan balutan lunak
harus dikombinasikan dengan bungkus pada
ujung distalnya, guna mengontrol edem,
khususnya jika direncanakan akan memakai
prostetik.
• Komplikasi utama pada bungkus ini jika digunakan
bungkus yang terlalu tebal yang dapat
menimbulkan kongesti, edem dan ujung amputasi
bentuknya tidak bagus.
Lanjutan
• Pemasangan prostetik yang jelek akan
menimbulkan masalah pada ujung amputasi,
sindrom udem ujung amputasi umumnya
disebabkan kontriksi distal.
• Tanda udem, yaitu ; nyeri, peningkatan
pigmentasi keadaan ini biasanya merupakan
respon awal pemasangan prostetik.
Lanjutan
• Dermatitis kontak
– Dapat menjadi berat jika disertai infeksi
– Dermatitis kontak iritasi primer disebabkan oleh zat asam basa atau
benda tajam.
– Deterjen, dan sabun umumnya sebagai penyebab.
– Biasanya zat iritan tidak dibersihkan pada prostetik.
– Pasien dg mslh ini harus m’gunakan sabun yang ringan dan dicuci dengan
baik.
– Dermatitis kontak alergika umumnya disebabkan oleh nikel dan krom
dalam logam, anti oksidan dalam karet, karbon pada neoprene, garam
Chromium yang digunakan untuk mengobati kulit, epoksi anplomer dan
resin poliester yang merupakan pelapis soket.
• Setelah menghilangkan infeksi, zat iritan harus dijauhkan,
ekstremitas direndam, gunakan cream steroid, dikompresi dg
balutan khusus atau “skrinkers”.
Lanjutan
• Infeksi kulit superficial umum terjadi pada amputasi.
Follikulitis terjadi pada tempat berambut, kadang
muncul segera setelah anggota yang diamputasi
memakai prostesis.
• Soket yang dimodifikasi untuk mengurangi tekanan
dapat membantu. Kandidiasis dan penyebab
dermatophit lainnya mengakibatkan kulit bersisik dan
kulit gatal, sering disertai vesikel dengan batas tegas
dan tengah terang.
• Infeksi jamur yang didiagnosa melalui preparat
potasium hidroksid (KOH) dan diobatai dengan agen
anti jamur topikal.
Perawatan Post Amputasi
1. Rigid dressing
• Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang
dipasang waktu dikamar operasi.
• Pada waktu memasang harus direncanakan apakah
penderita harus immobilisasi atau tidak.
• Bila tidak, diperlukan pemasangan segera dengan
memperhatikan jangan sampai menyebabkan
konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung
stump serta tempat-tempat tulang yang menonjol.
• Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema,
mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.
Lanjutan Perawatan Post Amputasi

2. Soft dressing
• Yaitu bila ujung stump dirawat secara
konvensional, maka digunakan pembalut steril
yang rapi dan semua tulang yang menonjol
dipasang bantalan yang cukup.
• Harus diperhatikan penggunaan elastik verban
jangan sampai menyebabkan konstriksi pada
stump.
• Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki
tempat tidur, melakukan elevasi dengan
mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab
akan menyebabkan fleksi kontraktur.
Pre Operatif
• Pada tahap praoperatif, tindakan keperawatan
lebih ditekankan pada upaya untuk
mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis
klien dalam menghadapi kegiatan operasi.
• Pada tahap ini, perawat melakukan pengkajian
yang berkaitan dengan kondisi fisik, khususnya
yang berkaitan erat dengan kesiapan tubuh
untuk menjalani operasi.
Intra Operatif
• Tujuan utama dari manajemen (asuhan) perawatan saat
ini adalah untuk menciptakan kondisi optimal klien dan
menghindari komplikasi pembedahan.
• Perawat berperan untuk tetap mempertahankan kondisi
hidrasi cairan, pemasukan oksigen yang adekuat dan
mempertahankan kepatenan jalan nafas, pencegahan
injuri selama operasi dan dimasa pemulihan kesadaran.
• Khusus untuktindakan perawatan luka, perawat
membuat catatan tentang prosedur operasi yang
dilakukan dan kondisi luka, posisi jahitan dan
pemasangan drainage. Hal ini berguna untuk perawatan
luka selanjutnya dimasa postoperatif.
Post Operatif
• Perawat melakukan pengkajian tanda-tanda vital
selama klien belum sadar secara rutin dan tetap
mempertahankan kepatenan jalas nafas,
mempertahankan oksigenisasi jaringan, memenuhi
kebutuhan cairan darah yang hilang selama operasi
dan mencegah injuri.
• Daerah luka diperhatikan secara khusus untuk
mengidentifikasi adanya perdarahan masif atau
kemungkinan balutan yang basah, terlepas atau terlalu
ketat. Selang drainase benar-benar tertutup. Kaji
kemungkinan saluran drain tersumbat oleh clot darah.
Discharge planning
• Berikan dukungan thdp penderita
• Pelajari atau tanyakan alat bantu yg harus
digunakan
• Motivasi penderita utk mengembangkan
kemampuan yg dimiliki shg dapat
menghilangkan perasaan harga diri rendah
• Dampingi selalu penderita dalam melakukan
aktivitas sblm bisa beradaptasi dg baik
Masalah Keperawatan
1. Hambatan mobilisasi fisik b.d kehilangan anggota
tubuh
2. Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jar tlg dan
otot
3. Defisit perawatan diri b.d kurangnya kemampuan
dlm merawat diri
4. Kerusakan integritas kulit b.d tirah baring lama
5. Resiko infeksi b.d adanya luka yg terbuka
6. Gg citra tubuh
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto rontgen
2. CT- scan
3. Pemeriksaan Lab: LED, kultur, biopsy
Dx. Pre Op
• Kecemasan b.d kurang pengetahuan tentang
kegiatan perioperatif.
• Berduka yang antisipasi (anticipated griefing)
b.d kehilangan akibat amputasi.
Mengatasi nyeri
• Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik dalam mengatsi
nyeri.
• Menginformasikan tersedianya obat untuk mengatasi nyeri.
• Menerangkan pada klien bahwa klien akan “merasakan” adanya kaki
untuk beberapa waktu lamanya, sensasi ini membantu dalam
menggunakan kaki protese atau ketika belajar mengenakan kaki
protese.
Mengupayakan pengubahan posisi tubuh efektif
• Menganjurkan klien untuk mengubah posisi sendiri setiap 1 – 2 jam
untuk mencegah kontraktur.
• Membantu klien mempertahankan kekuatan otot kaki ( yang sehat ),
perut dan dada sebagai persiapan untuk penggunaan alat
penyangga/kruk.
• Mengajarkan klien untuk menggunakan alat bantu ambulasi
preoperasi, untuk membantu meningkatkan kemampuan mobilitas
posoperasi, memprtahankan fungsi dan kemampuan dari organ
tubuh lain.
Mempersiapkan kebutuhan untuk
penyembuhan
• Mengklarifikasi rencana pembedahan yang
akan dilaksanakan kepada tim bedah.
• Semangati klien dalam persiapan mental dan
fisik dalam penggunaan protese.
• Ajarkan tindakan-tindakan rutin postoperatif :
batuk, nafas dalam.
Dx. Post Op
• Gangguan rasa nyaman : Nyeri b.d insisi bedah
sekunder terhadap amputasi
• Gangguan konsep diri b.d perubahan citra
tubuh sekunder terhadap amputasi
• Resiko tinggi terhadap komplikasi : Infeksi,
hemorragi, kontraktur, emboli lemak b.d
amputasi
Melakukan perawatan luka postoperasi
• Mengganti balutan dan melakukan inspeksi
luka.
• Terangkan bahwa balutan mungkin akan
digunakan hingga protese yang digunakan telah
tepat dengan kondisi daerah amputasi (6 bulan
–1 tahun).
Membantu klien beradaptasi dengan perubahan
citra diri
• Memberi dukungan psikologis.
• Memulai melakukan perawatan diri atau
aktivitas dengan kondisi saat ini.
Mencegah kontraktur
• Menganjurkan klien untuk melakukan gerakan aktif pada
daerah amputasi segera setelah pembatasan gerak tidak
diberlakukan lagi.
• Menerangkan bahwa gerakan pada organ yang diamputasi
berguna untuk meningkatkan kekuatan untuk penggunaan
protese, menghindari terjadinya kontraktur.
Aktivitas perawatan diri
• Diskusikan ketersediaan protese ( dengan terapis fisik, ortotis ).
• Mengajari klien cara menggunakan dan melepas protese.
• Menyatakan bahwa klien idealnya mencari bantuan/superfisi
dari tim rehabilitasi kesehatan selama penggunaan protese.
• Mendemonstrasikan alat-alat bantu khusus.
• Mengajarkan cara mengkaji adanya gangguan kulit akibat
penggunaan protese.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai