Anda di halaman 1dari 60

AERODINAMIK PESAWAT

AKPER RUSPAU
dr. Mintoro Sumego MS
Bagian - bagian pesawat terbang
• Cockpit tempat pilot mengendalikan dan mengontrol pesawat
• Fulsage merupakan badan atau rangka pesawat
• Jet engine (mesin jet) yang berfungsi sebagai pembangkit
tenaga yang akan mendorong pesawat
• Elevator berfungsi untuk menaik dan menurunkan hidung
pesawat
• Rudder berfungsi untuk membelokan pesawat kekanan dan
kekiri
• Stabilizer berfungsi untuk menjaga pesawat stabil terhadap
arah angin
Bagian-bagian sayap pesawat terbang

Wing (sayap) berfungsi untuk membagnkitkan gaya angkat.


Sayap pesawat terdiri dari beberapa bagian berikut
• Spoiler (9) berbentuk plat kecil yang terletak di sayap
pesawat berfungsi untuk mengurangi gaya angkat pesawat
sesaat setelah mendarat.
• Aileron (2,3) berfungsi untuk membuat gerakan memutar
• Flaps (4) berfungsi untuk menambah gaya angkat saat
pesawat dalam kecepatan rendah
• Slats (6) berfungsi untuk memperluas area sayap pesawat
agar gaya angkat pesawat bertambah
Gaya-Gaya yang bekerja pada pesawat
terbang
• THRUST
• DRAG
• WEIGHT
• LIFT
Thrust
• adalah gaya dorong, yang dihasilkan oleh
mesin (powerplant)/baling-baling. Gaya ini
kebalikan dari gaya tahan (drag).
• Sebagai aturan umum, thrust beraksi paralel
dengan sumbu longitudinal.
Drag
• Adalah gaya ke belakang, menarik mundur,
dan disebabkan oleh gangguan aliran udara
oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain.
Drag kebalikan dari thrust, dan beraksi
kebelakang paralel dengan arah angin relatif
(relative wind).
Weight
• Gaya berat adalah kombinasi berat dari
muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat,
bahan bakar, dan kargo atau bagasi.
• Weight menarik pesawat ke bawah karena
gaya gravitasi. Weight melawan lift (gaya
angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah
melalui center of gravity dari pesawat
Lift, (gaya angkat)
• melawan gaya dari weight, dan dihasilkan oleh
efek dinamis dari udara yang beraksi di sayap,
dan beraksi tegak lurus pada arah
penerbangan melalui center of lift dari sayap.
PENGARUH PERCEPATAN DAN
KECEPATAN PADA PENERBANGAN
TERHADAP TUBUH
Pendahuluan
• Benda di udara apabila dilepaskan akan jatuh
bebas karena pengaruh gaya tarik bumi.
• Kekuatan yang bekerja pada massa benda kita
kenal sebagai berat benda.
• Berat tiap benda dalam diam dipengaruhi oleh
gaya tarik bumi sebesar 1 g. Percepatan atau
akselerasi karena gaya tarik ini adalah sebesar
10 m/detik.
• Apabila sebuah benda dari keadaan diam lalu
bergerak, maka karena adanya percepatan yang
bekerja pada benda ter-sebut, akan terjadi gaya
lain pada benda tadi yang arahnya berlawanan
dengan arah percepatan penggeraknya.
Akselerasi Dalam penerbangan
Akselerasi liniair
• terjadi apabila ada perubahan kecepatan sedang
arah tetap,
Akselerasi Radiair (Sentripetal)
• terjadi apabila ada perubahan arah pada gerak
pesawat sedang kecepatan tetap,
Akselerasi Angulair
• apabila ada perubahan kecepatan dan arah
pesawat sekaligus, misalnya pada roll dan spin.  
Gaya G ( G Force )

• gaya yang besarnya sama akan tetapi berlawanan


arahnya (reactive force) dengan percepatan yang
terjadi, dinyatakan dengan satuan G.(Huruf
Besar).
• Pengaruh gaya G pada tubuh dibagi berdasarkan
arahnya terhadap tubuh, karena toleransi tubuh
terhadap gaya G ini tergantung pada arah tersebut
di samping lamanya pengaruh G tersebut bekerja
Ada 3 gaya G
• Gaya G-transversal adalah gaya.G yang arahnya
memotong tegak lurus sumbu panjang tubuh,
jadi dapat dari muka ke belakang atau sebalik-
nya dan dapat pula dari samping ke samping.
• Gaya G-Positif adalah gaya G yang bekerja
dengan arah dari kepala ke kaki.
• Gaya G-Negatif adalah gaya G yang bekerja
dengan arah dari kaki ke kepala.
Akibat Gaya G pada Badan
• Manusia biasa dengan pengaruh gaya tarik
bumi sebesar 1 g. Organ tubuh khususnya
jantung dan pembuluh darah telah
menyesuaikan diri dengan pengaruh tersebut.
• Tiap gaya G lebih besar atau lebih kecil dari 1 g
akan mengakibatkan gejala-gejala pada tubuh
manusia.
• Akibat gaya G badan tergantung pada macam
gaya G tersebut
Gaya G-Positif ( G z )
• pull-up atau dive. Pada saat pull-up terasa oleh si
penerbang badannya tertekan pada tempat duduk karena
berat badannya bertambah.
• Si penerbang kelihatan seperti orang tua karena pipinya
tertarik ke bawah. Makin besar gaya G yang
mempengaruhinya makin besar
• perubahan pada mata. Pada+2 G sampai +3 G lantang
pandangan menciut (tubular sight).
• Pada +3 G sampai +4,5 G penglihatan menjadi tampak
remang (grey out) dan pada +4 sampai +6 G semuanya
tampak gelap (black out),
• akan tetapi si penerbang masih sadar. Apabila keadaan ini
diteruskan dan gaya G bertambah selama lebih dari 3 detik,
maka ia akan pingsan.
• Hal ini disebabkan karena untuk memompa darah ke otak,
jantung harus mengeluarkan gaya lebih besar daripada gaya
yang biasanya dikeluarkan untuk mengalahkan kolom darah
(+30 cm).
• Akibatnya ialah bahwa suplai oksigen ke mata dan otak
sudah demikian kurangnya sehingga terjadi hipoksia akut.
• Bila keadaan ini berlangsung terlalu lama, maka akan sangat
membahayakan jiwa si penerbang.
ENERGY RESERVE
G-LOC
L SYMPTOM
UA
V IS

BAROCEPTOR
REFLEXES
Akselerasi Singkat
• Misalnya pada crash, ejection, wind blast dan
ground landing, akan menimbulkan gejala :
• Dampaknya cidera, tidak sadar, shock
• Faktor yang berpengaruh :
– Besar dan lamanya akselerasi
– Arah terhadap tubuh
– Perubahan kecepatan, pekerjaan, pemindahan
energi
• Waktu terjadinya dan frekwensinya
• Fiksasi tubuh (restraint)
• Riwayat akselerasi sebelumnya
• Bantalan udara atau sumber ruang udara
lainnya
• Faktor toleransi:
• Umur dan kondisi fisik
• Abnormalitas anatomik atau cidera yang
dialami sebelumnya
• Posisi tubuh dan ikatan tubuh
• Teknik perlindungan :
• Struktur anti pecah
• Struktur interior pesawat
• Pencegahan benturan sekunder dan struktur
pesawat
• Pencegahan benturan elastis
Akselerasi terus menerus

• Misalnya pada manuver peluncuran pesawat


ruang angkasa atau manuver pesawat tempur
• Dampaknya :
• Penglihatan kabur / menyempit (gray out)
• Penglihatan gelap (black out)
• Tidak sadar atau kejang
• Aritmia
• Gangguan pernafasan, rasa nyeri dan
robeknya pembuluh darah
• Kongesti retina –GZ (red out)
• Kesulitan gerak dan menurunnya keterampilan
• Faktor yang berpengaruh :
• Besar dan lamanya akselerasi
• Arah terhadap tubuh
• Waktu terjadinya
• Fiksasi tubuh (restraint)
• Faktor toleransi :
• Kondisi fisik dan bentuk tubuh
• Kondisi kardiovaskular
• Pengalaman sebelumnya
• Kelelahan, keadaan gizi dan kewaspadaan
Gaya G-Negatif (G s )
• Pada gaya G-negatif tubuh manusia kurang
besar toleransinya, artinya dengan G-negatif
yang kecil saja tubuh akan menderita bila
dibandingkan dengan G-positif.
• G-negatif ini terjadi pada penerbangan
misalnya pada waktu steep climbing mendadak
level flight. Di sini darah akan terlempar ke arah
otak, sehingga jumlah darah dalam otak
meningkat dan tekanannyapun meningkat.
• Hal ini akan berakibat timbulnya rasa sakit kepala
sampai pecahnya pembuluh darah di otak bila G-negatif
tersebut sangat besar dan lama.
• Pada G-negatif sebesar ­2 sampai ­2,5 G akan terjadi
gejala red out, yaitu penglihatan menjadi merah semua.
• Gerakan-gerakan lain yang menghasilkan G-negatif
pada penerbangan adalah pada waktu mengadakan
outside loop, out side turn nose over yang tajam
kemudian dive, dan bila eject dengan ejection seat dari
bawah pesawat.
Gaya G-Transversal ( Gx -y )
• Toleransi tubuh manusia terhadap gaya G
transversal sangat besar, oleh karena itu pada
peluncuran pesawat ruang angkasa dengan
roket, posisi awak pesawat diusahakan agar
gaya G yang timbul pada pelontaran roket tadi
menjadi gaya G-transversal pada tubuh.
 
MENINGKATKAN KETAHANAN TUBUH
• G-transversal tidak diperlukan
• gaya G-negatif tidak ada.
• G-positif saja, yaitu :
• Membungkukkan kepala ke arah dada .
• Mengejan atau berteriak agar tekanan dalam
perut meningkat ( L1 dan M1 )
• Menggunakan G-suit atau anti G-suit
• , sehingga penumpukan darah (blood storage)
dalam traktus digestivus berkurang dan
menambah darah yang akan diedarkan ke
otak.
• yang menyerang tubuh. Hal ini juga akan
mengurangi penimbunan darah di bagian
bawah tubuh sehingga meningkatkan aliran
darah ke otak.
SYMP/PARASYMP BARORECEPTOR
TONE 6 – 12 SEC
- TV (PLL)
ROR GOR
RECLINING - GRAY OUT
+ SEAT - BLACK OUT
SV Ph= h d G
CARDIAC HEAD ± 0.8 G
CO +
+ BLOOD <<
- RESERVE 02 G LOC
HR MAP 4 – 6 SEC
- BONY RECOVARY ROR
+ BOX - > GOR 24
ACTIVE SEC 37 SEC
RESISTENSI +Gz VASODILATE
PERIFER - SIPHON
EFECT
AEROBIC PPB
TRAINING APEX V/P RATIO >>
PULMO
HC
a= V²/r r BASAL V/P RATIO <<

ANGULAR
ACCELERATION
ABDOMEN AGSM
BLOOD >>
a= V/t=V²/2S=2S/t² ARM
LINIER AGS
ACCELERATION WEIGHT
TRAINING
LEG PALE
• Faktor – faktor yang yang berpengaruh
terhadap akselerasi singkat :

a) Besar dan lama akselerasi


b) Arahnya terhadap tubuh
c) Fiksasi tubuh
d) Semua jawaban benar
e) Semua jawaban salah
• Tanda tanda terpajan gaya G yang terus
menerus. :

a) Tunnel vision
b) Gray out
c) Black out
d) Aritmia
e) Semua jawaban benar
• Hipoksia yang terjadi karena pengaruh gaya G
adalah hipoksia :

a) Stagnan hipoksia
b) Anemia Hipoksia
c) Hipoksi hipoksia
d) Cytotoksit hipoksia
e) Semua jawaban benar
• Badan pesawat disebut juga :
a) Air Foil
b) Fuselage
c) Landing gear
d) Air Speed
e) Semua benar
• Pada saat pesawat take Off dan landing maka
gaya G yang bekerja adalah :
a) Gaya G Transversal
b) Gaya G negative
c) Gaya G Positif
d) Semua jawaban benar
e) Semua jawaban salah
• Keadaan tubuh saat terjadinya gaya G
Negative adalah :

a) Red out
b) Darah berkumpul di otak
c) Pecahnya pembuluh darah otak
d) Semua jawaban benar
e) Semua jawaban salah

Anda mungkin juga menyukai