Anda di halaman 1dari 8

ROLE PLAY TAK KEPERAWATAN JIWA

"PERILAKU KEKERASAN"

 Pemeran Role Play


1. Leader : Siska Maharani (18058)
2. Co-Leader + Obsever : Salma Putri Andini (18054)
3. Fasilitator : Shifa Aini Janati (18057)
4. Pasien 1 : Sandhika Nindiyarti (18055)
5. Pasien 2 : Sekar Mutiara Cahya (18056)

 Prolog
Di sebuah Rumah Sakit Jiwa Sambaing Lihung tepatnya di ruang Seruni
tampak terlihat tim perawat akan melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) kepada kelompok pasien dengan perilaku kekerasan dengan berbagai
macam sebab. Adapun latar belakang pasien-pasien itu untuk pasien pertama Ny.F
berumur 28 tahun dengan latar belakang pernah diselingkuhi suaminya dan saat
ini masih berstatus suami isteri, Ny.R  berumur  34 tahun dengan berbagai macam
tuntutan dari sang suami dan juga sampai saat ini masih berstatus suami isteri.
Perawat sudah memilah dan memilih klien yang sesuai dengan indikasi
dan membuat kontrak dengan kien. Tim terapis sudah mempersiapkan materi
yang akan disampaikan  serta alat dan bahan untuk melakukan terapi. Kemudiian
perawat terapis memasuki ruangan yang sudah ditetapkan dan memulai aktifitas
kelompok pasien dengan perilaku kekerasan.

Dialog Percakapan :
Leader : “Selamat pagi semuanya....”
Pasien : “Pagi suster....” (Menjawab Serentak)
Leader : “Ibu ibu, Bagaiamana perasaannya hari ini ?”
Pasien : “Baik suster....”
Leader :“Syukur alhamdulillah, sebelumnya saya ingin memperkenalkan
diri saya dan teman saya ya. Dimana pada kesempatan hari ini,
kami dapat berkumpul dengan ibu semuanya. Nah sebelum itu,
saya memiliki beberapa kertas yang bisa dibuat papan nama, kertas
ini nanti akan dibagikan oleh teman saya bagikan kepada ibu
semuanya.
Fasilitator : "Baiklah semuanya ibu ibu,Untuk yang pertama saya akan
membagikan kepada teman saya dan saya juga memegang satu
kertas ya bu,nanti kertas ini akan ditulis nama panggilan masing-
masing setelah memperkenalkan diri, nanti dimulai dari saya lalu
teman saya dan selanjutnya ibu semuanya pertama perkenalkan
nama saya Shifa Aini Janati saya suka dipanggil shifa *lalu
menulis nama di kertas papan nama dan menempelkan didada
sebelah kanan*.
Leader : "Perkenalkan ibu ibu semua,nama saya Siska Maharani,saya suka
dipanggil Siska *lalu menulis nama di papan nama dan
menempelkan didada sebelah kanan*.
Co-Leader : “ Nama saya Salma Putri Andini,saya suka dipanggil Salma *lalu
menulis nama di papan nama dan menempelkan didada sebelah
kanan*.
Fasilitator : “ Nah sudah kenal dengan kita kan ibu semuanya ?
Pasien : “ sudah mbak.”
Fasilitator : “Baiklah kalau begitu,untuk yang selanjutnya ibu yang
memperkenalkan diri tapi sebelumnya saya akan membagikan kertas
papan nama ini ya bu dan harus ditulis seperti saya dan teman saya
tadi, agar kita mudah mengingat nama satu dengan yang lain nya ya
bu * lalu membagikan kertas kepada pasien , Nah
dimulai dari ibuk yang duduknya paling ujung. “
Pasien 1 : “ Nama saya Sandhika Nindiyarti ,suka dipaggil ika* lalu menulis
nama di kertas papan nama dan menempelkan didada sebelah kanan”
Pasien 2 :” Nama saya Shifa Aini Janati,suka dipanggil shifa* lalu menulis
nama di
kertas papan nama dan menempelkan didada sebelah kanan.”
Pasien 3 : “Nama saya Sekar Mutiara Cahya suka dipanggil sekar * lalu
menulis nama di kertas
papan nama dan menempelkan didada sebelah kanan.”
Leader : “Ibu Ika,Ibu Shifa, Ibu Sekar,hebat sekali dapat
memperkenalkan diri dengan hebat, nahh bagimana perasaan
Ibu setelah memperkenalkan diri apa senang ?”
Pasien(1-3) : “Baik sus *serentak*
Leader : “Apakah Ibu-ibu disini masih ada yang mempunyai rasa kesal
dan jengkel yang masih terpendam serta masih mengamuk ?”
Pasien 1 : “Kadang-kadang ada sus.”
Pasien 2 : “Masih ada rasa kesal sus,tapi kadang-kadang.”
Pasien 3 :  “Hemm kadang-kadang memang masih ada sus.”
Leader        : “Baiklah ibu jadi terapi aktivitas kelompok  yang kita akan
laksanakan ini yang  pertama bertujuan untuk mengetahui tanda-
tanda yang muncul ketika marah, apa saja hal yang menyebabkan
ibu marah,lama kegiatannya kira kira kurang lebih 30 menit dan
jika nanti ibu mau meninggalkan ruangan diharapkan bapak
meminta ijin terlebih dahulu, serta ibu-ibu diharapkan
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir apakah ibu bersedia ?”
Pasien        : “Bersedia sus.” *Serentak*
Fasilitator : "Ibu-ibu sekalian,selama terapi aktivitas kelompok ini berjalan,saya
berharap ibu ibu sekalian mengungkapkan perasaan yang di alami
secara terbuka ya bu,rileks saja ya bu"
Co-Leader :  “Baiklah bagaimana kalau kita akan berbincang-bincang
sekarang  tentang perasaan marah ibu ?
Pasien : “Baik sus.” *Serentak*
KERJA :
Co-Leader : “Nah ibu sebelumnya saya bertanya dulu, biasanya tanda-tanda fisik
apa saja yang muncul ketika ibu mau marah dan sedang marah ?”
Pasien 1     : “Saya biasanya, dada saya berdebar-debar sus.”
Pasien 2 : “Kalau saya bisanya tangan saya mengepal sus, muka saya terasa
panas, mulut saya tertutup sus.”
Px 3            : “Kalau saya sus, mata saya melotot.”  
Co-leader : “Iya benar sekali, tanda – tanda marah seperti yang sudah ibu
ibu sebutkan tadi, muka terasa panas, tangan mengepal, rahang
atau mulut tertutup, mata melotot, dan juga dada berdebar-debar,
jadi ibu-ibu sekalian sudah dapat mengenali dan mengetahui
tanda-tandanya bukan ?”
Pasien : “iya sus, sudah bisa.” Serentak
Co-Leader :“Kita masuk ketujuan kedua ya, kami ingin mengetahui penyebab
kemarahan ibu ibu yang mengarah ke perilaku kekerasan,
Kalau boleh tau apa yang menyebabkan ibu-ibu marah ?”
Px 1           : “Karena saya diselingkuhi.”
Px 2           : “Karena saya terlalu dituntut.”
Px 3           : “Karena ada yang hilang dalam hidup baru saya, sus.”
Co Leader : “Mereka itu siapa ibu ya ?”
Px 1          : “suami saya, sus.”
Px 2          : “suami saya juga,sus.”
Px 3          : “suami saya sus.”
Co-Leader: “Begitu ya ,jadi penyebab marah ibu-ibu semua dikrenakan oleh
suami ibu,  Apakah jika Ibu merasakan marah ibu merasakan
tanda-tanda seperti yang bapak sebutkan tadi , seperti dada bapak
berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan
mengepal?”
Pasien      : iya sus, *mengangguk*
Co-Leader: “Apakah sebelumnya Ibu pernah marah? Apakah penyebabnya
sama dengan sekarang?” “Terus apa yang ibu-ibu lakukan
ketika bapak mengalami marah tersebut?
Px  1       :*Mengangguk* Pernah sus,entah kenapa saya selalu merasa kesal
terhadap orang lain karena saya ingat dengan suami saya yang
selingkuh jadi saya teriakin mereka dan memaki mereka sus.”
Px 2        : “Tentu saja pernah bahkan sering,iya sus sama seperti sekarang saya
melihat orang lain seakan-akan menuntut saya terus menerus,jadi
saya lempari mereka dengan barang barang yang ada sus.”
Px 3        : “Saya sangat sering marah sus,iya penyebabnya karena suamisaya yang
menghilang jadi saya melihat orang-orang itu seperti
menyembunyikan suami saya sus jadi saya kejar orang-orang itu sus
dan akan saya pukul.”
Co-leader: “Perilaku kekerasaan apa yang paling sering ibu lakukan?dan apakah
bisa untuk ibu peragakan.”
Px  1       : “Paling sering saya memaki orang sus.”
Px 2       : “Melempar-lempar barang keorang lain sus yang paling saya sering
lakukan.”
Px 3        : “Memukul orang lain sus yang paling saya lakukan.”
Co-leader: “Baiklah ibu karena ibu tadi sudah menyebutkan kebiasaan ibu
S sering membentak orang, Ibu A melempar barang dan Ibu J
sering memukul orang nah ibu-ibu bisa memperagakannya
dengan perawat yang duduk bersebelahan dengan ibu semuanya.”
( Pasien memperagakan Perilaku kekerasan dengan perawat )
Fasilitator: “Apa yang bapak rasakan setelah ibu memaki-maki seperti tadi ?”
Px 1         : “ Saya merasa tidak nyaman , tenggorokan saya sakit Karen teriak-
teriak.”
Px 2         : Barang-barang saya pada rusak karena banyak saya lempar.
Px 3         : “Kalau saya, tangan terasa sakit karena meukul orang lain.”
(Setelah selesai melakukan stimulasi perilaku kekerasan perawat pun
melakukan evaluasi kepada klien.)
Leader   : “Nah hal-hal yang ibu rasakan tadi merupakan dampak yang
ditimbulkan karena perasaan marah yang tak terkendali tersebut, dari
ibu Santi karena teriak-teriak bisa kehilangan suara saya, Ibu
Ani karena marah-marah barang-barang ibu banyak yang rusak
dan tak bisa digunakan lagi, dan ibu Juliah tangan ibu
sakit dan terluka karena memukul,.Apakah ibu-ibu sekalian
merasa rugi?
Pasien : “Iya sus.” Serentak
Leader     : “Bagaimana ibu setelah ibu melakukan simulasi perilaku
kekerasaan tadi ?
Px 1          : “Lumayan tenang sus.”
Px 2          : “Rada sedikit legaan sus.”
Px 3          : “Merasa sedikit lebih nyaman sus.”
Leader      : “Saya ingin bertanya, apa saja tadi tanda-tanda yang ditimbulkan
ketika marah, apakah ibu-ibu masih ingat?
Px             :” ingat sus”
Leader      : “Bisa disebutkan ibu-ibu? Dari ibu Juliah.”
Px 3          : “Tangannya mengepal sus, dan mata melotot.
Leader      : “Iya bagus ibu, kalau dari ibu Santi.”
Px 1          : “Kalau saya, muka terasa panas, rahang tertutup sus.”
Leader      : “Iya bagus ibu yang terakhir, bisa disebutkan ibu ani
Px 2          : “Dada berdebar-debar sus.”
Leader      : “iya bagus bu,Apakah ibu tahu  dan mengerti dampak perilaku
kekerasan yang ibu lakukan/simulasikan tadi ?”
Px  1        : “Iya sekarang saya lebih tahu sus dengan saya memaki tadi saya bisa
Kehilangan suara saya dan tidak bisa berbicara lagi.”
Px 2         :”Iya sekarang saya lebih tahu ada kerugian yang saya dapat yaitu
dengan melempar-lempar barang tersebut maka barang-barang saya
akan terbuang hancur sia-sia
Px 3       :”Tentu saja saya tahu dampak yang dimunculkan dari perilaku saya
adalah membuat tangan saya kesakitan dan terluka karena memukul
orang lain. “
Co-leader: “Nah ibu sudah mengatahui tanda gejala serta akibat dari perilaku
bapak tadi, saya ingin sedikit menambahkan dari ibu S berteriak
tadi tidak hanya  menyakiti untuk ibu sendiri tapi bagi orang lain
juga berdampak misalnya istirahat orang lain terganggu ibu di jauhi
orang lain,Ibu A juga pasti merasa rugi selain untuk ibu sendiri
orang lain yang ibu lempari juga akan terluka oleh benda benda
yang ibu lempar, untuk ibu juga merasakan sakitkan
ditangan ibu, orang lain yang ibu pukul pun juga pasti merasa
sakit dan ibu di jauhi oleh orang lain tersebut,Ibu-ibu sudah
bagus bisa menyampaikan penyebab marah tanda dan gejala marah
dan sudah dapat mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dan
sering ibu lakukan.Ibu-ibu juga bisa memperagakan perilaku
kekerasan dengan perawat serta dapat mengetahui dampak perilaku
kekerasaan tersebut.”
TERMINASI :
Leader   : “Kita sudah 30 menit melaksanakan TAK,, baiklah ibu-ibu hari
Jumat nanti kita akan melakukan kegiatan TAK lagi dengan topik yang
berbeda
px          : “Temanya apa suster?”
Leader : “Yaitu ibu belajar  cara mencegah perilaku kekerasan
fisik.kegiatannya akan kita mulai pukul 09.00 WIB diruangan ini lagi
selama kurang lebih 30 menit.baiklah ibu karena waktunya sudah
habis,sekarang kita tutup kegiatan ini dan ibu-ibu bisa
melanjutkan kegiatan yang lain.
Wasalamualaikum wr.wb. Selamat pagi semuanya.”

Anda mungkin juga menyukai