Anda di halaman 1dari 30

TEKNIK OPERASI

AMPUTASI

Raka Aditya
Amputasi

Suatu tindakan untuk memisahkan ekstremitas yang


disebabkan oleh suatu kondisi yang membahayakan hidup

Tujuan :
• Source control  menghilangkan sumber infeksi
• Mempertahankan fungsi ekstremitas secara optimal
• Mengurangi morbiditas dan mortalitas
Jenis Amputasi (berdasarkan waktu)

1. Emergency / Darurat
life saving
Infeksi di ekstremitas bawah dengan sepsis  gangren basah
(+ pus yang masif), selulitis massif
Crush injury
Iskemi akut tungkai (terlambat ditangani)
2. Elektif :
Primer  tanpa upaya revaskularisasi / menyelamatkan tungkai
• Ulkus luas dengan kerusakan otot luas
(daerah plantar, tumit, atau weight bearing, yang sangat sulit
direkonstruksi dan penutupan dengan flap -)
• Sumbatan / oklusi kronik arteri

Sekunder : setelah dilakukan revaskularisasi atau penyelamatan


tungkai , namun hasil tidak memuaskan
• Kegagalan rekonstruksi vaskular
• Infeksi yang tetap meluas
• Nyeri yang tidak tertahankan
Prinsip Amputasi
• Open / Guillotine Amputation
• Amputasi yang dilakukan pemotongan langsung, tanpa membuat flap
• Biasanya dilakukan pada daerah yang mengalami infeksi berat
• Dilakukan sampai kulit atau stump benar-benar terbebas dari infeksi

• Closed/flap amputation
• Amputasi dengan membentuk satu atau dua flap dari jaringan otot dan kulit yang
dibutuhkan untuk menutup bagian tulang
• Dilakukan bila tidak ditemukan infeksi
Teknik amputasi tertutup dilakukan dengan
dua cara

myodesis myoplasty
• Menjahitkan otot dan tendon pada tulang • Menjahitkan otot pada periosteum atau fascia
pada otot yang berlawanan
• Ukuran panjang kedua flap sama, dengan
diameter ¾ dari diameter tungkai • Kedua sisi flap panjangnya sama
• Jaringan parut terbentuk pada bagian akhir • Flap yang terpanjang ukurannya hampir sama
dari stump dengan diameter tungkai, bagian flap yang
pendek ukurannya setengah dari diameter
• Jaringan parut terbentuk anterior dari stump
Specific Amputation Level
International Society for Prosthetic & Orthotics ( 1990 ) from Study Guide
Amputasi Ekstremitas bawah

Dibagi 2 :
• Minor : amputasi distal ankle
• Amputasi pedis dan ankle

• Mayor : amputasi proximal dari ankle


Amputasi transtibial (below knee)
Disartikulasi genu
Amputasi transfemoral (above knee)
Indikasi Amputasi :

 Trauma
 Penyakit vaskular
• Akut  gangren vena, akut iskemi arteri, emboli arteri
• Kronik  thromboangitis obliterans, diabetes mellitus,
atherosklerosis
 Keganasan
 Osteomyelitis kronis
 Deformitas tungkai kongenital pada anak yang tidak dapat
diperbaiki
 Kebutuhan meningkatkan fungsi
 Kosmetik (jarang)
Persiapan Operasi

 Persiapan Pasien :
 Skrining penyakit penyulit  cek lab
 Pemeriksaan penunjang  foto thorax, EKG dan TFP, foto rontgen bagian
ekstremitas bila kasus trauma maupun keganasan

 Persiapan Instrumen :
 Set amputasi ekstremitas (gergaji tangan, gergaji elektrik, gigli, raspatorium,
kikir)
 Kateter Fogarty (persiapan trombektomi)
®

 Bone wax
 Benang absorbable dan nonabsorbable
 Drain Penrose
Persiapan op

Pemilihan insisi
 Above knee :
Jenis flap yang disarankan: Fish Mouth
 Below knee :
Jenis flap yang disarankan: Posterior flap
Teknik Operasi

Above Knee :
• Jenis anestesi dapat regional ataupun umum
• Kaki yang akan diamputasi dibungkus dengan plastik atau kain steril, dibawah garis
insisi
• Tindakan a dan antiseptik
• Insisi kutis, subcutis, fascia mengikuti pola flap
• Otot dipotong secara tajam dengan pisau, sambil diamati perdarahan yang terjadi

• (bila ternyata perdarahan tidak baik ataupun jaringan tampak


nekrosis, sebaiknya level amputasi dinaikkan)
Teknik Operasi
• Saraf diikat seproksimal mungkin sebelum dipotong

• Bila menemukan pembuluh darah, dilakukan ligasi.

• Bila menemukan arteri femoralis superfisialis ataupun profunda, nilai aliran arteri,
bila terdapat trombus, dapat dilakukan embolektomi dengan kateter fogarty,
dengan diikuti injeksi heparin dalam NaCl 1:10

• Setelah semua jaringan proksimal dan distal telah dipisahkan  pemotongan


tulang
• Ujung permukaan tulang dihaluskan dengan kikir
• Rongga tulang ditutup dengan bone wax
• Otot dijahitkan menutupi tulang femur menggunakan benang absorbable
atau PDS
• Fascia dilakukan undermining, kemudian dijahit menutupi permukaan stump
otot
• Dilakukan pemasangan drain penrose dua buah (lateral kiri dan kanan)

• Kulit ditutup dengan benang non-absorbable secara interrupted; flap tidak


boleh tegang, bila perlu lakukan undermining.

• Pada luka dengan kemungkinan infeksi atau iskemik, sebaiknya jahitan


tidak terlalu rapat
Teknik Operasi

Below Knee :
• Jenis anestesi dapat regional ataupun umum
• Kaki yang akan diamputasi dibungkus dengan plastik atau
doek steril, dibawah garis insisi
• Tindakan a dan antiseptik
• Tulang fibula dipotong dengan jarak lebih pendek 1 cm dari
tulang tibia
• kemudian kedua stump tulang di kikir hingga tidak teraba tajam
• Rongga tulang ditutup dengan bone wax
• Otot dijahitkan ke otot, untuk menutupi tulang, menggunakan
benang absorbable atau PDS
• Fascia dijahit menutupi permukaan stump otot

• Dilakukan pemasangan drain penrose dua buah

• Kulit ditutup dengan benang non-absorbable jahitan interrupted;


flap tidak boleh tegang, bila perlu lakukan undermining.
Post Operasi

• Pendekatan multidisplin (spesialis rehabilitasi medik, terapi fisik,


terapi pekerjaan, psikologi,dan badan sosial)
• Perawatan stump (+protesis yang definitif)
• Drain dilepas maksimal 48 jam
• Hindari pembalutan yang terlalu kencang
Komplikasi

Segera :
• Perdarahan pasca operasi
• Hematoma
• Nekrosis flap
• Infeksi sekunder, bengkak pada stump, wound dehiscense
Lambat :
• Phantom Limb
• Nyeri yang tetap ada
• Tidak dapat dipasang prostesis karena stump amputasi yang tidak
baik, nyeri atau terlalu pendek
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai