Anda di halaman 1dari 27

ASKEP AMPUTASI

Amputasi adalah pemindahan/penghilangan satu


bagian dari tubuh (Donna D. Ignatavicius)
Amputasi adalah pemindahan/penghilangan satu
ekstremitas atau bagian dari ekstremitas (Frances
Donovan Monahan)
Amputasi adalah perlakuan yang menyebabkan
cacat menetap (R. Syamsul Hidayat)
Amputasi dianggap sebagai jenis pembedahan
rekonstruksi drastis (Suzanne C. Smeltzer)
Etiologi
Indikasi utama bedah amputasi adalah :
□ Iskemia, karena penyakit vaskuler perifer,
biasanya pada orangtua seperti klien
dengan arteriosclerosis, diabetes mellitus.
□ Trauma, bisa diakibatkan karena perang,
kecelakaan, infeksi,
□ Kondisi neoplasma / tumor
□ Kondisi congenital, ketika anggota tubuh
berkembang tidak sesuai dan tidak berguna
□ Penyebab terbanyak
Amputasi ekstremitas atas : trauma
berat
Amputasi ekstermitas bawah :
penyakit vaskuler perifer
□ Tujuan pembedahan adalah
mempertahankan sebanyak mungkin
panjang ekstremitas konsisten
dengan pembasmian proses penyakit
□ Mempertahankan lutut dan siku
adalah pilihan yg dinginkan
Alasan Amputasi
□ Menghilangkan gejala
□ Memperbaiki fungsi
□ Menyelamatkan atau memperbaiki
kwalitas hidup
Amputasi dilakukan pada titik
paling distal yg masih dapat
penyembuhan dg baik
□ Tempat amputasi ditentukan berdasarkan 2
faktor :
1. Peredaran darah pd bagian itu
- Floemetri doppler : mengetahuai
tek. darah segmental dan PaO2
- Angiografi
2. Kegunaan fungsional (mis. Sesuai dg
kebutuhan prostesis)
Macam-macam amputasi

Amputasi terbuka (Open/Guillotine Amputation)


▪ Merupakan operasi darurat yang dilakukan
sebagai tindakan penyelamatan hidup.
▪ Dilakukan pada kasus anggota tubuh yang
terluka tidak beraturan.
▪ Amputasi ini juga dianjurkan pada kasus
gangren, dimana infeksi terjadi dengan cepat.
Macam-macam amputasi

Amputasi tertutup (Closed/Flap


Amputation)
▪ Merupakan amputasi terencana dimana
biasanya kulit diangkat dan luka ditutup
setelah dibersihkan.
Macam-macam amputasi

Revisi amputasi / amputasi bertahap


▪ Dilakukan :
1. Sebagai tingkatan kedua pada
guillotine amputasi
2. Pada pungtum yang tidak
memuaskan dari operasi terdahulu
Macam-macam amputasi
(tujuan)
Amputasi Terapeutik
▪ Untuk kondisi yg berlangsung lama guna
membebaskan pasien dari :
1. rasa nyeri,
2. disabilitas,
3. ketergantungan
Patofisiologi
Amputasi terbuka (open/guillotine amputation)
Jaringan otot dan tulang berada dalam satu
tingkatan/ukuran yang sama.
Pembuluh-pembuluh darah diikat atau
dikauterisasi.
Insisi dilakukan melingkar sepanjang sisi pada
bagian tulang dan semua jaringan dipotong pada
tingkatan yang sama.
Digunakan pada klien dengan infeksi yang
berkembang.
Luka dibiarkan terbuka dan terpasang drainage,
sementara tulang ditutup oleh suatu alat yang
khusus, luka akan ditutup setelah tidak terinfeksi.
Patofisiologi
Amputasi tertutup (closed/flap amputation)
Pada metode ini menutup luka dengan flap
kulit yang dibuat dengan memotong tulang
kira-kira dua inchi lebih pendek daripada kulit
dan otot.
Setelah pemindahan bagian tubuh, sisa
tungkai ditutup dengan cara kulit tepi ditarik
pada atas ujung tulang dan dijahit pada
daerah yang diamputasi.
Tingkatan Amputasi :
Ekstremitas atas
• Forequarter amputasi
• Shoulder disarticulation (disartikulasi bahu)
• Above elbow amputation (amputasi diatas siku)
• Elbow disarticulation (disertikulasi sendi siku)
• Bellow albow amputation (amputasi bawah
siku)
• Wrist disarticulation (disartikulasi tangan)
• Finger amputation (amputasi jari tangan)
Tingkatan Amputasi :
Ekstremitas bawah
• Hind quarter amputation (hemipelvektomi)
• Hip disarticulation (disartikulasi panggul)
• Above knee amputation (amputasi diatas lutut)
• Through knee disarticulation (disartikulasi sendi
lutut)
• Below knee amputation (amputasi bawah lutut)
• Syme’s amputation (modifikasi amputasi
disartikulasi pergelangan kaki)
• Forefoot amputation (amputasi transmetatarsal)
• Toe amputation (amputasi jari kaki)
Penatalaksanaan Amputasi

a. Rigid dressing
■ Yaitu dengan menggunakan plester of paris (Gips rigid)
yang dipasang waktu dikamar operasi dg tujuan utk
mendapatkan kompresi yg merata, menyangga jaringan
lunak dan mengontrol nyeri serta mencegah kontraktur.
■ Dipasang dengan menggunakan bantalan pd daerah yg
peka nyeri serta tempat memasang ekstensi prostesis
sementara (pylon) dan kaki buatan
■ Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi
nyeri dan mempercepat posisi berdiri.
■ Setelah pemasangan rigid dressing bisa dilanjutkan
dengan mobilisasi segera, mobilisasi setelah 2-3 minggu,
setelah puntung sembuh dan mature.
■ Rigid dressing dibuka pada hari ke 10 -14 post operasi
untuk melihat luka operasi. Akan tetapi bila sebelum itu
ditemukan gips yang kendor atau tanda-tanda infeksi
local atau sistemik rigid dressing harus dibuka.
Penatalaksanaan Amputasi

b. Soft Dressing
■ Yaitu bila ujung puntung dirawat secara konvensional,
maka digunakan pembalut steril yang rapi dan semua
tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup.
■ Perhatikan penggunaan elastic verban jangan sampai
menyebabkan kontriksi pada puntung.
■ Ujung puntung dielevasi
■ Biasanya luka diganti balutan dan drain dicabut setelah
48 jam.
■ Ujung puntung ditekan sedikit dengan soft dressing, dan
pasien diizinkan secepat mungkin untuk berdiri setelah
kondisinya mengizinkan.
■ Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10 -14 post operasi.
■ Pada amputasi diatas lutut penderita diperingatkan untuk
tidak meletakkan bantal dibawah puntung, untuk
mencegah kontraktur.
Komplikasi
▪ Perdarahan; akibat terpotongnya pembuluh darah, jika
besar perdarahan masif
▪ Infeksi; pd luka atau tulang terutama adanya kelainan
pada pembuluh darah perifer atau terkontaminasi
▪ Nyeri phantom; klien merasakan masih utuhnya
ekstremitas yg disertai nyeri seperti terbakar atau
sensasi kejang/kaku obat dan stimulasi syaraf
▪ Kerusakan kulit; akibat penyembuhan luka yg buruk
dan iritasi akibat prostesis
▪ Kontraktur; akibat istirahat yg lama latihan
▪ Masalah akibat immobilisasi
Pengkajian
Sebelum pembedahan Harus dikaji :
▪ Status neurovaskuler dan fungsional ekstremitas :
warna, suhu, denyut nadi, penyebaran rambut,
keadaan kulit, respon terhadap perubahan posisi,
sensasi, nyeri, fungsi,
▪ Doppler : utk mengevaluasi aliran darah arteri
▪ Keterbatasan ROM dan kontraktur fleksi pinggul dan
lutut hrs diketahui karena dpt mempengaruhi fungsi
dan kesesuaian prostesis
▪ Fungsi dan kondisi sisa tungkai
▪ Status peredaran darah dan fungsi ekstremitas yg
sehat
Pengkajian

▪ Bila infeksi atau gangren : ada


pembesaran kelenjar limfa, demam, pus
perlu dilakukan biakan utk menentukan
antibiotika
▪ Status nutrisi : gizi buruk, obesitas
▪ Identifikasi adanya dehidrasi, anemia,
insufisiensi jantung, masalah respirasi
kronik, DM.
Pengkajian

Status Psikologis klien juga harus dikaji


▪ Reaksi emosional
▪ Respon berduka terhadap perubahan
citra tubuh
Dampak Amputasi
Sitem Tubuh : Setelah pembedahan

• Kecepatan metabolisma menurun


• Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
• Sistem respirasi : penurunan kapasitas paru,
perubahan perfusi, infeksi akibat kerja siliaris
manurun
• Siatem kardiovaskuler : peningkatan denyut nadi,
penurunan CO, orthostatik hipotensi.
• Sistem muskuloskeletal : penurunan kekuatan
otot, atropi, kontraktur, osteoporosis
• Sistem pencernaan : anoreksia, konstipasi
• Sistem perkemihan : batu ginjal, infeksi
• Sistem integumen ; dekubitus
Dampak Amputasi
Psikososial : Setelah pembedahan

• Ganguan body image


• Gangguan fungsi sosial, pekerjaan
dan seksual
• Ganguan emosi : immobilisasi dan
ketergantungan
Diagnosa Keperawatan
■ Nyeri akut b.d. insisi bedah sekunder amputasi; cidera fisik atau jaringan dan
trauma syaraf
■ Perubahan sensorik/persepsi : nyeri tungkai phantom b.d. amputasi
■ Kerusakan integritas kulit b.d. tindakan bedah amputasi
■ Gangguan konsep diri : citra tubuh b.d. kehilangan bagian tubuh; perubahan fisik
sekunder amputasi; respon orang lain terhadap penampilannya
■ Berduka disfungsional b.d. kehilangan bagian tubuh
■ Kerusakan mobilitas fisik b.d. kehilangan anggota gerak; nyeri atau
ketidaknyamanan; gangguan gerak sekunder amputasi
■ Kurang perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, berdandan b.d. kehilangan
bagian tubuh
■ Risiko tinggi infeksi b.d. tindakan amputasi; ketidakadekuatan pertahanan primer
(kulit robek, jaringan traumatik); invasif; penyakit kronis; perubahan nutrisi
■ Risiko tinggi perubahan perfusi jaringan b.d. penurunan aliran darah : edema,
hematoma
■ Risiko tinggi kontraktur b.d. gangguan gerakan sekunder nyeri

Anda mungkin juga menyukai