Anda di halaman 1dari 1

a) 

   Dimulai sejak kehamilan yang meliputi keadaan prenatal dan setelah persalinan
berlangsung: G,P,A,H. Usia kehamilan dalam minggu. Penyakit kehamilan yang
menyertai jika ada. Lama proses persalinan.

b)    Perawatan dan kemajuan selama 1 jam postpartum:


Preeklampsia.
HPP.
Depresi mental. Keadaan umum ibu. Kontraksi dan tinggi fundus uterus. Warna,
1)   Pengkajian awal
jumlah, dan, bau lokia. Peritonium. Rektum. Apakah vesikaurinaria penuh atau
tidak.

c)    Pada waktu pengkajian status emosi ibu, pengetahuan ibu


selftentang
care,
perawatan bayi, dan sosial budaya.

a)    Keadaan umum dan tanda-tanda awal. 

b)    Sistem vaskular.:


Perdarahan diobservasi setiap 2 jam selama 8 jam. I jam
pertama kemudian tiap 8 jam berikutnya. Tekanan darah diawasi setiap 8 jam.
Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit, bengkak, dan Hemoroid
merah. Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
EVALUASI
diobservasi setiap 8 jam terhadap besar dan kekenyalannya. yang hendak dicapai

c)    Sistem reproduksi.


 
Payudara.
Uterus diobservasi tiap 30 menit selama empat
kali postpartum, kemudian setiap 8 jam selama 3 hari meliputi tinggi fundus uterus PENGKAJIAN Infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah diproduksi,
dan posisinya serta konsistensinya. Lokia diobsevasi setiap 8 jam terhadap warna, ditandai dengan peningkatan suhu mencapai 38°C atau lebih selama
banyak, dan bau. Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan
infeksi luka jahitan dan apakah ada jahitan yangVulva
lepas.
dilihat apakah ada 24 jam pertama (Mitayani. 2013).
edema atau tidak.

d)     Traktus urinarius.: Diobservasi setiap 2 jam selama 2 hari pertama, meliputi


Pengkajian berikutnya, observasi setiap 8 jam
kuman anaerob, biasanya berbentuk kokus gram positif, seperti: streptokokus,
miksi lancar/tidak, spontan/tidak. bakteriode, dan klostridium. 
ETIOLOGI
e)    Traktus gastrointestinal.:
Observasi terhadap nafsu makan, anoreksia, mual/ kuman aerob bakteri gram positif dan E. Coli.streptokokus hemolitikusaerobikus dan
muntah, haus, dan membran mukosa kering. Apa ada obstipasi, diare, bising usus stafilokokusaureus.  
mungkin tidak ada bila terjadi paralisisDistensiaa
usus. abdomen, nyeri lepas
(peritonitis).
a.    Semua yang dapat menurankan daya tahan tubuh ibu seperti perdarahan,
f) Nyeri/ketidaknyamanan.: Nyeri lokal, disuria, dan ketidak nyamanan abdomen.
   
b. Partus
anemia, gizi buruk, status sosial ekonomi rendah, dan imunosupresi.
After pain berat/lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri tekan dengan FAKTOR RESIKO INFEKSI lama, terutama dengan ketuban pecah lama. c. Tindakan bedah vagina yang
guarding (endometritis). Nyeri/kekakuan abdomen unilateral/bilateral. Sakit menyebabkan perlukaan pada jalan lahir. d. Tertinggalnya sisa plasenta, selapu
kepala. ketuban, dan bekuan darah
POSTPARTUM DG INFEKSI
g) Status psikologis/psikososial.: Ansietas jelas (peritonitis). Status sosial ekonomi
   

rendah dengan stresor bersamaan a.    Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometritis. 
MANIFENSTASI KLINIS a.    Penyebaran dari tempat-tempat infeksi melalui vena-vena jalan limfe dan
permukaan endometrium. 
Kaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau nyeri.Edukasi ibu mengenai
kebersihan.Intruksi ibu dalam melakukan teknik relaksasi dengan memberikan  DX1,Tujuan khusus: Mengidentifikasikan/menggunakan tindakan kenyamanan yang
aktivitas pengalihan seperti radio, televisi, atau bacaan.Ajarkan ibu teknik tepat secara individu. Melaporkan ketidaknyaman hilang/terkontrol. a.    Pencegahan: Selama kehamilan, bila ibu anemia harus di tangani terlebih
menyusui. Berikan diet yang baik. Koitus pada kehamilan tua sebaiknya dilarang.  Jaga
Meninjau ulang riwayat pranatal, intrapartum, dan postpartum. Mempertahankan kebersihan vagina.Selama nifas rawat higiene perlukaan jalan lahir.
kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien, dan pengunjung. Berikan a.    Penanganan medis: Suhu diukur dari mulut sedikitnya empat kali sehari. B
dan instruksikan pada klien mengenai cara pembuangan linen terkontaminasi, PENATALAKSANAAN terapi antibiotik prokain penisilin 1,2-2,4 juta unit 1 M penisilin G 500.000 satu
balutan, duk, atau pembalut dengan tepat. Demonstrasikan masase fundus yangDX2,Tujuan khusus: Ibu mampu mengungkapkan pemahaman tentang faktor risiko
setiap 6 jam atau metisilin 1 gr setiap 6 jam 1 M ditambah dengan ampisilin k
tepat, tinjau ulang kepentingannya, dan waktu prosedur. Demonstrasikan/anjurkan
penyebab secara individual.
Ibu mampu berperilaku tepat untuk membatasi INTERVENSI 4 x 250 mg per oral. Perhatikan diet ibu: diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP
pembersihan perineum yang benar setelah berkemih dan defekasi, anjurkan penyebaran
agar infeksi, dengan demikian dapat menurunkan risiko komplikasi. Lakukan transfusi darah bila perlu.
Hati-hati bila ada abses, jaga supaya pus tidak
sering mengganti pembalut. Pantau suhu, nadi, dan pernapasan. Perhatikan apakah masuk ke dalam rongga  peritoneum
klien menggigil dan laporkan juga bila ada anoreksia atau malaise. Observasi/catat
tanda infeksi lain.Anjurkan posisi semi fowler.
DX2, Implementasi merupakan tindakan sesuai dengan yang telah direncanakan, yang
Anjurkan penggunaan pemanasan yang lembap dalam bentuk rendam duduk, IMPLEMENTASI
DX1,2-3 mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
dan untuk pemanasan yang kering dengan menyinari perineal selama 15 menit Berikan antibiotik .Berikan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu
KOLABORASI
kali sehari. Demonstrasikan penggunaan krim antibiotik perineum sesuai pemanas atau rendam duduk sesuai indikasi.
kebutuhan. Berikan obat-obatan sesuai indikasi.

1)   Nyeri atau ketidaknyamanan berhubungan dengan respons tubuh pada agen tidak
efektif, sifat infeksi (miksedema kulit atau jaringan, eritema).

2)   Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan adanya infeksi, kerusakan kulit dan/
atau jaringan yang trauma, vaskularisasi tinggi pada area yang sakit, prosedur
invansif dan/atau peningkatan pemajanan lingkungan, penyakit kronis.
DIAGNOSIS
3)   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, anaoreksia, mual, muntah, pembatasan medis.

4)   Risiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan infeksi
pada proses persalinan, penyakit fisik, ancaman yang dirasakan pada kehidupan
sendiri

Anda mungkin juga menyukai