Anda di halaman 1dari 35

AMPUTASI

Faizah Abdullah,S.St.Ft, S.Ft, M.Biomed


Definisi
• Amputasi berasal dari
kata latin amputare yang
berarti pacung
• Amputasi adalah
tindakan/prosedur
membuang sebagian dari
satu atau beberapa
bagian tubuh
Penyebab
• Amputasi ekstremitas bawah dilakukan lebih sering
dari pada ekstremitas atas
• Pada umumnya amputasi disebabkan oleh :
• Kecelakaan,
• Gangguan kongenital
• Penyakit vaskular seperti Peripheral Artery Disease (PAD)
dan Chronic Limb Ischaemia.
• Diabetes
• Tumor
• Fraktur
• Kusta
• Infeksi
Indikasi
1. Live saving ( menyelamatkan jiwa)
 Trauma yang menyebabkan kerusakan jaringan luas
dan irreversible sehingga bagian distal menjadi non vital
disertai keadaan yang mengancam jiwa penderita
(perdarahan atau infeksi)
 Infeksi yang progresif seperti gas gangren atau gangren
diabetik
 Gangguan vaskuler yang progresif
2. Limb Saving (memanfaatkan kembali
kegagalan fungsi ekstremitas secara maksimal)
seperti pada:
 Kelainan kongenital
 Infeksi akut dan kronis yang tidak respon terhadap
medika mentosa
 Trauma yang tidak mungkin lagi direkonstruksi
 Keganasan / neoplasma pada anggota gerak untuk
mencegah metastase ke organ vital.
Level amputasi
Penentuan level amputasi merupakan hal yang
sangat penting tergantung dari:
1. Proses patologik
Misalnya pada proses keganasan, maka dipilih
amputasi pada bagian proksimal sendi bila
tidak bisa dilakukan lokal reseksi dan
kemoterapi
2. Kemungkinan hidup jaringan yang tersisa
menentukan amputasi paling distal yang masih
dapat dilakukan
3. Pertimbangan fungsional yang kemudian
menentukan apakah harus diamputasi lebih ke
proksimal
Level amputasi anggota gerak atas
• Forequarter
• Amputasi pada bahu, dengan
menghilangkan juga skapula dan
klavikula
• Shoulder disarticulation
• Amputasi pada bahu, namun skapula
masih dipertahankan
• Transhumeral (above elbow)
• Amputasi lengan atas dari tingkat siku
hingga bahu
• Transradial (below elbow)
• Amputasi pada lengan bawah dari
batas siku hingga pergelangan tangan
• Wrist disarticulation
• Amputasi pada pergelangan tangan
Level Amputasi Anggota Gerak Bawah
1. Hemipelvectomy amputasi tidak hanya
menghilangkan sendi pada hip, tetapi juga
menghilangkan sebagian dari pelvic
2. Hip disarticulation, amputasi tepat pada sendi
panggul
3. Knee disarticulation, amputasi tepat pada sendi
lutut
4. Above Knee , amputasi pada atas lutut
5. Below Knee, amputasi pada bawah lutut,
6. Ankle disarticulation, amputasi tepat pada sendi
pergelangan kaki,
7. Symes, amputasi tepat pada sendi pergelangan
kaki dengan maleolus tibia dan fibula ikut hilang,
8. Chopart, amputasi pada sendi talo navicular dan
talocuneiforme 1 sampai 3.
• Toe amputasi dapat dilakukan dengan menggunakan
melingkar sayatan. Biasanya dilakukan melalui phalax
proksimal;
• Transmetatarsal disebut fore foot amputasi.
Transmetatarsal amputasi di indikasikan untuk gangren
atau infeksi yang mempengaruhi beberapa jari kaki;
• Symes (ankle disarticulation) Bagian tulang yang
diamputasi adalah os distal tibia, talus, calcaneus,
cuneiforms, cuboid, navicular, metatarsal, dan jari-jari
kaki.
• Below knee (transtibial) merupakan amputasi pada level
ini merupakan amputasi yang paling sering dilakukan.
Panjang stump-nya sekitar 10 – 14 cm dari sendi lutut.
• Knee disarticulation merupakan amputasi dilakukan
pada sendi lutut dengan memisahkan tungkai bawah.
Tulang femur akan dipertahankan seutuhnya;
• Above knee (transfemoral) merupakan amputasi pada
level ini merupakan amputasi yang tersering nomor 2
setelah amputasi transtibial. Pada amputasi transfemoral,
amputasi dilakukan pada area femur, area yang di
amputasi berada di 1/3 tulang femur
• Hip disarticulation dan Hemipelvectomy (hindquarter)
merupakan indikasi utama untuk operasi ini adalah
penyakit ganas, trauma yang luas, infeksi atau gangren,
atau non-penyembuhan tinggi atas lutut amputasi.
Manifestasi Klinik
1. Phantom Sensation
• Didefinisikan sebagai suatu sensasi yang timbul tentang
keberadaan bagian yang diamputasi.
• Pasien mengalami sensasi dari alat gerak. Kondisi ini
dapat disertai dengan perasaan rasa baal yang tidak
menyenangkan.
• Phantom sensation dapat juga terasa sangat nyata
sehingga pasien dapat mencoba untuk berjalan dengan
kaki yang telah diamputasi.
2. Phantom Pain
• Phantom Pain, dapat timbul lebih lambat dibandingkan
dengan phantom sensation.
• Sebagian besar phantom pain bersifat temporer dan akan
berkurang intensitasnya secara bertahap serta
menghilang dalam beberapa minggu hingga kurang lebih
satu tahun.
• Phantom pain secara bervariasi digambarkan sebagai
nyeri yang berbentuk seperti cramping, electric shock like
discomfort, crushing, burning, atau shooting dan dapat
bersifat intermitten, berkelanjutan, hilang timbul dalam
suatu siklus yang berdurasi beberapa menit.
• Edema menyebabkan proses penyembuhan yang lambat
dan akan membuat fitting prostetik menjadi sulit. Edema
dapat dicegah dengan berbagai macam cara seperti
elastic bandaging.
• Kontraktur sendi/deformitas, pada alat gerak bawah,
adanya kontraktur panggul sangat mengganggu karena
membuat pasien kesulitan untuk mengekstensikan
panggulnya dan mempertahankan pusat gravitasi di lokasi
normalnya.
Anamnesis
• Anamnesis mempunyai 2 tujuan utama:
• menanyakan gejala yang muncul yang berhubungan dengan
gangguan anggota gerak (sakit sekarang)
• mengkaji informasi terdahulu, membahas etiologi, diagnosis
banding, dan munculnya dari penyakit yang signifikan yang
berhubungan dengan penyakit yang dialami sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
• Hal ini penting untuk ditanyakan, apakah pasien pernah
memiliki sirkulasi yang tidak baik di masa lalunya.
• Pasien juga sebaiknya ditanyakan tentang penyakit yang
menyertainya atau faktor risiko dari aterosklerotik seperti
hipertensi, diabetes mellitus, merokok, hiperlipidemia,
riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, stroke,
dan amputasi.
Pemeriksaan
• Pemeriksaan terdiri dari:
• Warna dan temperature  harus dilakukan pemeriksaan
terhadap abnormalitas warna dan temperatur.
• Kehilangan fungsi sensoris  pasien dengan kehilangan
sensasi sensoris biasanya mengeluh kebas atau
parestesia (kesemutan), namun tidak pada semua kasus
memiliki sensibilitas yang sama.
• Kehilangan fungsi motorik  untuk mendeteksi
kelemahan otot dan fungsi dari otot
Tujuan Intervensi Fisioterapi
• Mengurangi Nyeri
• Kebugaran Fisik
• Mengurangi efek akibat immobilisasi lama
• Mengurangi kontraktur
• Mengurangi resiko pressure ulcer
• Meningkatkan kebugaran fisik : balance,
kekuatan otot, endurance
• Peningkatan Fungsi
• Meningkatkan status fungsional
• Mobilisasi tidur dengan mandiri
• Independent transfer
• Wheelchair mobility
• Gait and safety
• Improve Ambulation
• Distance of ambulation
• Hours of prosthetic wearing
• Use of an assistive device,
• Ability to ascend / descend stairs
• Improve quality of life / decrease activity
limitation
• Activities of daily living (ADL)
• Recreation
• Physical activity beyond ADL
• Community reintegration
• Return to home environment
Fase – fase penatalaksanaan
Pencegahan kontraktur hip
• Tidur tengkurap minimal 4 jam sehari.
• Segera melakukan latihan pada otot – otot yang
tersisa, latihan harus dilakukan setiap beberapa
jam lalu meningkatkan repetisi secara bertahap.
• Beberapa latihan yang harus dilakukan :
• Gluteal setting : Tidur tengkurap lalu kontraksikan
bokong bersamaan dalam lima hitungan yang lambat.
• Ekstensi hip : Tidur tengkurap, angkat puntung dan
tahan dalam lima hitungan lambat
• Quadriceps setting : Tidur terlentang, tahan puntung
dalam posisi lurus
• Abduksi hip: Tidur dengan posisi miring dengan hip
ekstensi, angkat puntung.
Yang tidak boleh dilakukan :
• Puntung tidak boleh diletakkan pada
alas yang empuk
• Menggunakan bantal di bawah atau
diantara puntung
• Menaruh bantal di antara kedua kaki
( dapat menimbulkan abduksi paha )
BIG NO !!!
Perhatian
b. Pencegahan Kontraktur fleksi genu pasien amputasi below
knee tidak boleh
• meletakkan ekstremitas yang tersisa menggantung di
tepi ranjang.
• Meletakkan bantal di bawah lutut, atau dengan lutut
tertekuk.
• duduk di kursi roda dengan lutut tertekuk
• Hindari fleksi lutut dalam waktu yang lama
Intervensi Fisioterapi pada Amputasi Lower
Extremity
1. Latihan
penguatan kedua anggota gerak atas
dan anggota gerak bawah yang sehat.
 Latihan penguatan kedua anggota gerak atas dan
anggota gerak bawah yang sehat dapat menggunakan
teknik manual resisted dengan repetisi 5 – 10 kali setiap
gerakan dan dikerjakan 1 atau 2 kali sehari dengan
intensitas submaksimal atau sesuai dengan toleransi
pasien.
 Latihan ini berguna untuk mencegah komplikasi sekunder
seperti keterbatasan ROM dan kelemahan otot agar
nantinya dapat digunakan sebagai penyangga saat
menggunakan crutch.
Persiapan Penggunaan Crutches
Otot – otot yang harus dipersiapkan untuk berjalan
dengan memakai crutches:
• Scapular depressor (latissimus dorsi, lower trapezius,
pectoralis minor)  Untuk menstabilkan anggota gerak
atas dan mencegah pengangkatan bahu pada waktu
weightbearing

• Shoulder adductor (pectroralis mayor dan latissimus


dorsi)  Untuk menjaga ujung crutches tetap pada
dinding dada dengan menggunakan lengan

• Fleksor, ekstensor dan abductor lengan (deltoid)


Memungkinkan menempatkan cruthes ke depan,
belakang dan samping berturut – turut
• Ekstensor lengan bawah ( triceps dan
anconeus) Untuk menstabilkan sendi sewaktu
weightbearing dengan mencegah fleksi atau
buckling

• Ekstensor wrist (ekstensor carpi radialis dan


ulnaris)  Untuk menjaga wrist pada posisi yang
tepat untuk menyangga berat badan pada tangan

• Fleksor jari – jari dan ibu jari ( fleksor digitorum


superfisialis dan profundus, fleksor halucis longus
dan brevis.
2. Latihan pada stump
• Latihan pada stump dapat meliputi latihan ROM,
latihan peregangan dan penguatan.
• Peregangan dapat dilakukan dengan teknik
stretching (self stretching atau dibantu terapis).
• Latihan peregangan dapat menggunakan repetisi
2 kali dengan fase ditahan 30 detik tau dengan 6
kali dengan fase ditahan 10 detik dengan
intensitas rendah serta dikerjakan 1 atau 2 kali
sehari.
Latihan berjalan di parallel bars
Latihan berjalan dengan alat bantu
Persiapan Penggunaan Prothesa
• Latihan ROM Exercise
• Penyembuhan luka bekas operasi
• Peningkatan kekuatan otot
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai