0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan35 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang amputasi, definisi, penyebab, indikasi, level amputasi, dan manifestasi klinik serta intervensi fisioterapi pada pasien amputasi."
Dokumen tersebut membahas tentang amputasi, definisi, penyebab, indikasi, level amputasi, dan manifestasi klinik serta intervensi fisioterapi pada pasien amputasi."
Dokumen tersebut membahas tentang amputasi, definisi, penyebab, indikasi, level amputasi, dan manifestasi klinik serta intervensi fisioterapi pada pasien amputasi."
Definisi • Amputasi berasal dari kata latin amputare yang berarti pacung • Amputasi adalah tindakan/prosedur membuang sebagian dari satu atau beberapa bagian tubuh Penyebab • Amputasi ekstremitas bawah dilakukan lebih sering dari pada ekstremitas atas • Pada umumnya amputasi disebabkan oleh : • Kecelakaan, • Gangguan kongenital • Penyakit vaskular seperti Peripheral Artery Disease (PAD) dan Chronic Limb Ischaemia. • Diabetes • Tumor • Fraktur • Kusta • Infeksi Indikasi 1. Live saving ( menyelamatkan jiwa) Trauma yang menyebabkan kerusakan jaringan luas dan irreversible sehingga bagian distal menjadi non vital disertai keadaan yang mengancam jiwa penderita (perdarahan atau infeksi) Infeksi yang progresif seperti gas gangren atau gangren diabetik Gangguan vaskuler yang progresif 2. Limb Saving (memanfaatkan kembali kegagalan fungsi ekstremitas secara maksimal) seperti pada: Kelainan kongenital Infeksi akut dan kronis yang tidak respon terhadap medika mentosa Trauma yang tidak mungkin lagi direkonstruksi Keganasan / neoplasma pada anggota gerak untuk mencegah metastase ke organ vital. Level amputasi Penentuan level amputasi merupakan hal yang sangat penting tergantung dari: 1. Proses patologik Misalnya pada proses keganasan, maka dipilih amputasi pada bagian proksimal sendi bila tidak bisa dilakukan lokal reseksi dan kemoterapi 2. Kemungkinan hidup jaringan yang tersisa menentukan amputasi paling distal yang masih dapat dilakukan 3. Pertimbangan fungsional yang kemudian menentukan apakah harus diamputasi lebih ke proksimal Level amputasi anggota gerak atas • Forequarter • Amputasi pada bahu, dengan menghilangkan juga skapula dan klavikula • Shoulder disarticulation • Amputasi pada bahu, namun skapula masih dipertahankan • Transhumeral (above elbow) • Amputasi lengan atas dari tingkat siku hingga bahu • Transradial (below elbow) • Amputasi pada lengan bawah dari batas siku hingga pergelangan tangan • Wrist disarticulation • Amputasi pada pergelangan tangan Level Amputasi Anggota Gerak Bawah 1. Hemipelvectomy amputasi tidak hanya menghilangkan sendi pada hip, tetapi juga menghilangkan sebagian dari pelvic 2. Hip disarticulation, amputasi tepat pada sendi panggul 3. Knee disarticulation, amputasi tepat pada sendi lutut 4. Above Knee , amputasi pada atas lutut 5. Below Knee, amputasi pada bawah lutut, 6. Ankle disarticulation, amputasi tepat pada sendi pergelangan kaki, 7. Symes, amputasi tepat pada sendi pergelangan kaki dengan maleolus tibia dan fibula ikut hilang, 8. Chopart, amputasi pada sendi talo navicular dan talocuneiforme 1 sampai 3. • Toe amputasi dapat dilakukan dengan menggunakan melingkar sayatan. Biasanya dilakukan melalui phalax proksimal; • Transmetatarsal disebut fore foot amputasi. Transmetatarsal amputasi di indikasikan untuk gangren atau infeksi yang mempengaruhi beberapa jari kaki; • Symes (ankle disarticulation) Bagian tulang yang diamputasi adalah os distal tibia, talus, calcaneus, cuneiforms, cuboid, navicular, metatarsal, dan jari-jari kaki. • Below knee (transtibial) merupakan amputasi pada level ini merupakan amputasi yang paling sering dilakukan. Panjang stump-nya sekitar 10 – 14 cm dari sendi lutut. • Knee disarticulation merupakan amputasi dilakukan pada sendi lutut dengan memisahkan tungkai bawah. Tulang femur akan dipertahankan seutuhnya; • Above knee (transfemoral) merupakan amputasi pada level ini merupakan amputasi yang tersering nomor 2 setelah amputasi transtibial. Pada amputasi transfemoral, amputasi dilakukan pada area femur, area yang di amputasi berada di 1/3 tulang femur • Hip disarticulation dan Hemipelvectomy (hindquarter) merupakan indikasi utama untuk operasi ini adalah penyakit ganas, trauma yang luas, infeksi atau gangren, atau non-penyembuhan tinggi atas lutut amputasi. Manifestasi Klinik 1. Phantom Sensation • Didefinisikan sebagai suatu sensasi yang timbul tentang keberadaan bagian yang diamputasi. • Pasien mengalami sensasi dari alat gerak. Kondisi ini dapat disertai dengan perasaan rasa baal yang tidak menyenangkan. • Phantom sensation dapat juga terasa sangat nyata sehingga pasien dapat mencoba untuk berjalan dengan kaki yang telah diamputasi. 2. Phantom Pain • Phantom Pain, dapat timbul lebih lambat dibandingkan dengan phantom sensation. • Sebagian besar phantom pain bersifat temporer dan akan berkurang intensitasnya secara bertahap serta menghilang dalam beberapa minggu hingga kurang lebih satu tahun. • Phantom pain secara bervariasi digambarkan sebagai nyeri yang berbentuk seperti cramping, electric shock like discomfort, crushing, burning, atau shooting dan dapat bersifat intermitten, berkelanjutan, hilang timbul dalam suatu siklus yang berdurasi beberapa menit. • Edema menyebabkan proses penyembuhan yang lambat dan akan membuat fitting prostetik menjadi sulit. Edema dapat dicegah dengan berbagai macam cara seperti elastic bandaging. • Kontraktur sendi/deformitas, pada alat gerak bawah, adanya kontraktur panggul sangat mengganggu karena membuat pasien kesulitan untuk mengekstensikan panggulnya dan mempertahankan pusat gravitasi di lokasi normalnya. Anamnesis • Anamnesis mempunyai 2 tujuan utama: • menanyakan gejala yang muncul yang berhubungan dengan gangguan anggota gerak (sakit sekarang) • mengkaji informasi terdahulu, membahas etiologi, diagnosis banding, dan munculnya dari penyakit yang signifikan yang berhubungan dengan penyakit yang dialami sekarang Riwayat Penyakit Dahulu • Hal ini penting untuk ditanyakan, apakah pasien pernah memiliki sirkulasi yang tidak baik di masa lalunya. • Pasien juga sebaiknya ditanyakan tentang penyakit yang menyertainya atau faktor risiko dari aterosklerotik seperti hipertensi, diabetes mellitus, merokok, hiperlipidemia, riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, stroke, dan amputasi. Pemeriksaan • Pemeriksaan terdiri dari: • Warna dan temperature harus dilakukan pemeriksaan terhadap abnormalitas warna dan temperatur. • Kehilangan fungsi sensoris pasien dengan kehilangan sensasi sensoris biasanya mengeluh kebas atau parestesia (kesemutan), namun tidak pada semua kasus memiliki sensibilitas yang sama. • Kehilangan fungsi motorik untuk mendeteksi kelemahan otot dan fungsi dari otot Tujuan Intervensi Fisioterapi • Mengurangi Nyeri • Kebugaran Fisik • Mengurangi efek akibat immobilisasi lama • Mengurangi kontraktur • Mengurangi resiko pressure ulcer • Meningkatkan kebugaran fisik : balance, kekuatan otot, endurance • Peningkatan Fungsi • Meningkatkan status fungsional • Mobilisasi tidur dengan mandiri • Independent transfer • Wheelchair mobility • Gait and safety • Improve Ambulation • Distance of ambulation • Hours of prosthetic wearing • Use of an assistive device, • Ability to ascend / descend stairs • Improve quality of life / decrease activity limitation • Activities of daily living (ADL) • Recreation • Physical activity beyond ADL • Community reintegration • Return to home environment Fase – fase penatalaksanaan Pencegahan kontraktur hip • Tidur tengkurap minimal 4 jam sehari. • Segera melakukan latihan pada otot – otot yang tersisa, latihan harus dilakukan setiap beberapa jam lalu meningkatkan repetisi secara bertahap. • Beberapa latihan yang harus dilakukan : • Gluteal setting : Tidur tengkurap lalu kontraksikan bokong bersamaan dalam lima hitungan yang lambat. • Ekstensi hip : Tidur tengkurap, angkat puntung dan tahan dalam lima hitungan lambat • Quadriceps setting : Tidur terlentang, tahan puntung dalam posisi lurus • Abduksi hip: Tidur dengan posisi miring dengan hip ekstensi, angkat puntung. Yang tidak boleh dilakukan : • Puntung tidak boleh diletakkan pada alas yang empuk • Menggunakan bantal di bawah atau diantara puntung • Menaruh bantal di antara kedua kaki ( dapat menimbulkan abduksi paha ) BIG NO !!! Perhatian b. Pencegahan Kontraktur fleksi genu pasien amputasi below knee tidak boleh • meletakkan ekstremitas yang tersisa menggantung di tepi ranjang. • Meletakkan bantal di bawah lutut, atau dengan lutut tertekuk. • duduk di kursi roda dengan lutut tertekuk • Hindari fleksi lutut dalam waktu yang lama Intervensi Fisioterapi pada Amputasi Lower Extremity 1. Latihan penguatan kedua anggota gerak atas dan anggota gerak bawah yang sehat. Latihan penguatan kedua anggota gerak atas dan anggota gerak bawah yang sehat dapat menggunakan teknik manual resisted dengan repetisi 5 – 10 kali setiap gerakan dan dikerjakan 1 atau 2 kali sehari dengan intensitas submaksimal atau sesuai dengan toleransi pasien. Latihan ini berguna untuk mencegah komplikasi sekunder seperti keterbatasan ROM dan kelemahan otot agar nantinya dapat digunakan sebagai penyangga saat menggunakan crutch. Persiapan Penggunaan Crutches Otot – otot yang harus dipersiapkan untuk berjalan dengan memakai crutches: • Scapular depressor (latissimus dorsi, lower trapezius, pectoralis minor) Untuk menstabilkan anggota gerak atas dan mencegah pengangkatan bahu pada waktu weightbearing
• Shoulder adductor (pectroralis mayor dan latissimus
dorsi) Untuk menjaga ujung crutches tetap pada dinding dada dengan menggunakan lengan
• Fleksor, ekstensor dan abductor lengan (deltoid)
Memungkinkan menempatkan cruthes ke depan, belakang dan samping berturut – turut • Ekstensor lengan bawah ( triceps dan anconeus) Untuk menstabilkan sendi sewaktu weightbearing dengan mencegah fleksi atau buckling
• Ekstensor wrist (ekstensor carpi radialis dan
ulnaris) Untuk menjaga wrist pada posisi yang tepat untuk menyangga berat badan pada tangan
• Fleksor jari – jari dan ibu jari ( fleksor digitorum
superfisialis dan profundus, fleksor halucis longus dan brevis. 2. Latihan pada stump • Latihan pada stump dapat meliputi latihan ROM, latihan peregangan dan penguatan. • Peregangan dapat dilakukan dengan teknik stretching (self stretching atau dibantu terapis). • Latihan peregangan dapat menggunakan repetisi 2 kali dengan fase ditahan 30 detik tau dengan 6 kali dengan fase ditahan 10 detik dengan intensitas rendah serta dikerjakan 1 atau 2 kali sehari. Latihan berjalan di parallel bars Latihan berjalan dengan alat bantu Persiapan Penggunaan Prothesa • Latihan ROM Exercise • Penyembuhan luka bekas operasi • Peningkatan kekuatan otot TERIMA KASIH
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis