Anda di halaman 1dari 81

( MINOR SURGERY )

DEFINISI

Operasi yang sederhana, mudah


dikerjakan, tidak banyak makan waktu,
tidak membutuhkan instrumen bedah
yang banyak, kurang beresiko komplikasi
yang berat, biasanya pembiusan
setempat.
SARANA OPERASI

 Tempat tidur
 Lampu operasi
 Meja instrumen
 Duk bolong dengan lubang kira – kira 3 x
10cm
ALAT OPERASI

 Gagang pisau nomor 3 untuk mata pisau


nomor 10, 11, 15.
 Gagang pisau nomor 4 untuk mata pisau
nomor 22.
 Mata pisau nomor 11 :
Ujungnya runcing dengan sisi tajam yang lurus
membentuk sudut, digunakan untuk menusuk,
misalnya insisi abses.
 Mata pisau nomor 10 dan 15 dengan
bagian yang tajam berada di sisi yang
melengkung, digunakan untuk menyayat
dan mengiris.
 Mata pisau nomor 22 adalah mata pisau
yang terbesar dengan sisi tajam lurus
yang cukup panjang, digunakan antara
lain untuk mengambil split tickness skin
graft.
 Spuit 3cc, sebaiknya ukuran kecil karena
dengan piston yang kecil tekanan yang
dibutuhkan untuk menyemprot obat akan
ringan, sehingga akurasi jumlah obat
mudah ditentukan, penyebaran obat
mudah dicapai dengan jumlah yang
hemat.
 Gunting kecil dengan ujung tajam atau
tumpul, bengkok atau lurus : bengkok
lebih sering / enak dipakai
 Klem arteri kecil, sebaiknya dengan ujung
bengkok untuk hemostasis
 Klem kasar untuk memegang kassa
 Pinset anatomis dan sirurgis
 Needle holder ukuran kecil atau sedang
 Hak kecil
 Jarum dan benang
Bentuk jarum yang sering dipakai adalah
yang melengkung setengah lingkaran atau
3/8 lingkaran, karena memudahkan dalam
menjahit luka.
 Jenis Jarum :
 Bulat, untuk menjahit jaringan yang lunak
 Segitiga, untuk menembus jaringan yang liat :
kulit, fasi.
 Segitiga terbalik
 Bentuk seperti trapesium
 Macam – macam benang :
 Benang yang bisa diserap tubuh, yang dibuat
dari bahan alami : cutgut. Yang dibuat dari
bahan sintetis ; dari asam poliglikolat : dexon;
dari asam poliglaktil : vicryl.

 Benang yang tidak bisa diserap : dari bahan


alami ; dari serat kapas (cotton), dari serat
sutra (silk). Dari bahan sintetis ; dari
polyamide / nylon : ethilon, dari polipropilene
: prolene
Ukuran benang disebutkan dalam
banyaknya angka 0 atau angka 1, 2, 3,
dan seterusnya. Makin banyak 0 makin
kecil, makin tinggi angka makin besar
diameternya.
 Bentuk benang :
 Serat tunggal ( monofilament )
 Anyaman/pintalan ( braided )

 Benang yang ideal :


 kurang iritatif terhadap jaringan
 satu kesatuan ( monofilament)

 Ukuran terkecil tetapi masih bisa memenuhi kekuatan

pertautan yang dibutuhkan


 Dapat mempertahankan kekuatan lebih lama

 Simpul ikatannya tak mudah terbuka

 Untuk anak kecil lebih baik dipakai jenis yang bisa

diserap.
Sekarang yang populer adalah benang
dengan jarum sudah menyatu : atraumatic
suture. Disebut atraumatic karena dengan
penyatuan tersebut diameter lubang
tusukan lebih kecil, trauma tambahan
tidak ada.

Dalam bungkus steril, dengan kode tulisan


dan gambar yang menerangkan tentang
bahan benang, bentuk , jenis, penampang
jarum, ukuran benang dan jarum
 Desinfektan kulit
 Bahan – bahan mengandung
 Chlorhexidin
 Jodium povidon
 Kasa : Untuk pembersihan luka,
penyerapan cairan / darah dan penutup
luka
 Kasa tule
 Plaster, sebaiknya :
 Mempunyai cukup daya lengket
 Tipis
 Kurang mengandung allergen
 Mengandung pori – pori
 Gampang/praktis memakainya
 Kemasan mengandung gerigi pemotong
 Verban elastis
 Sarung tangan steril, ukuran :
 laki – laki dewasa umumnya berukuran 7 ½
 Wanita dewasa umumnya berukuran 6 ½
OBAT BIUS SETEMPAT

Untuk tindakan yang sangat singkat,


misalnya insisi abses, dapat dipakai cara
pendinginan cepat, atau
ditempelkan/dioleskan bahan krem yang
mengandung bahan bius lidokain dan
prilokain di atas kulit yang akan dilakukan
tindakan operasi.
 Obat bius setempat yang biasa dipakai :
 Xyllocain
 Lignocain
 Lidocain
 Proses penyembuhan luka :
 Fase inflamasi atau fase inisial, berlangsung
dari saat terjadinya luka sampai hari ke-5
 Fase fibroplasi atau fase proliferasi,
berlangsung dari hari ke-6 sampai akhir
minggu ke-3
 Fase maturasi atau fase resorbsi, berlangsung
selama 2 bulan atau lebih
PERSIAPAN OPERASI
 Pasien harus sudah menandatangani
formulir informed consent.
 Pasien perlu disiapkan mentalnya
 Diajak bicara untuk menenangkan
ketakutannya
 Memberitahukan langkah – langkah yang
akan dikerjakan
 Memberitahukan sikap – sikap pasien selama
operasi berlangsung
 Mengatur posisi pasien untuk
mempermudah operasi
 Lampu operasi harus diatur agar dapat
memberikan penerangan yang cukup ke
lapangan operasi.
 Cuci tangan dengan bahan antiseptik jenis
scrub, jika perlu disikat.
 Lapangan operasi dioles dengan cairan
desinfektan kemudian dibersihkan dengan
alkohol.
 Tutup dengan kain steril yang berlubang.
TEKNIK OPERASI

 Pembiusan Setempat
 Cara infiltrasi : Obat disebar ke seluruh
lapangan yang akan dioperasi
 Cara blokade : Obat disuntikkan di sekeliling
saraf sensoris yang menguasai lapangan yang
akan dioperasi
 Cara Oles
 Cara Semprot
 EKSANGUINASI DAN PEMASANGAN
TORNIKE ( TORNIQUET )

Eksanguinasi adalah pengeluaran semua


darah dari salah satu bagian tubuh,
dengan cara memerasnya dari distal ke
proksimal.
 Pola Insisi
Bentuk irisan sebaiknya direncanakan
dengan baik supaya tujuan operasi kecil
dapat tercapai
 Menjahit Luka
Diusahakan agar tidak ada dead space,
yaitu rongga – rongga potensial akibat
jaringan yang terpisah oleh luka, yang
tidak dapat dipegang/didekatkan oleh
jahitan.
 Jenis Jahitan :
 Jahitan satu – satu (interrupter)
 Jahitan matras vertikal
 Jahitan matras horizontal
 Jahitan terusan biasa
 Jahitan terusan subkutikular
DREN

 Keadaan – keadan dimana kemungkinan


perlu dipasang dren :
 Bila luka mengalami kontaminasi berat, reaksi
inflamasi akan hebat
 Bila luka terjadi akibat kekerasan tumpul
dengan memar jaringan dan kulit yang lepas
membentuk flap
 Bila operasi lama
OPERASI UNTUK LUKA AKIBAT
KECELAKAAN
 Tindakan :
 Pertolongan pertama bila ada perdarahan
arteri atau vena besar ; hemostasis
 Membuat diagnosis,untuk persiapan kira - kira
apa yang akan dihadapi nanti
 Lakukan tes untuk memastikan dugaan;
misalnya sensibilitas untuk kerusakan saraf
 Lakukan pencucian luka dengan NaCl steril
dan pembersihan kotoran
SPLIT SKIN GRAFTING
 Adalah tindakan menanamkan selapis tipis
bagian kulit penderita pada luka yang
diderita oleh penderita tersebut
 Graft tidak bisa tumbuh di atas tulang /
tendon yang telanjang.
 Graft dapat ditaruh begitu saja di daerah
resipien karena segera akan ada
pelengketan oleh fibrin, atau dijahit.
 Syarat – syarat agar graft kulit bisa tumbuh
hidup dengan baik :
 Resipien daerah yang cukup vaskularisasinya.
 Tidak tergeser
 Tidak terinfeksi
 Tidak terangkat dari resipien oleh darah atau
serum
PERAWATAN PASCA BEDAH
 Memberikan suntikan pencegah tetanus
dan infeksi biasa
 Diberikan resep untuk obat – obat lain
yang perlu, misalnya antibiotika, penekan
rasa sakit atau pengurang reaksi inflamasi
 Menjelaskan kepada pasien apakah perlu
istirahat dan bagaimana mengistirahatkan
daerah yang sakit
 Untuk perlukaan di tangan atau jari yang
cukup berat, istirahat sebaiknya dalam
posisi khusus dengan bidai gips :
 Posisi fungsional :
 Posisi lumbrikal plus :
KOMPLIKASI
 Hematoma
diatasi dengan dikeluarkan segera dengan
jalan jahitan dibuka satu, hematoma
dimasase keluar dan dipasang pembalut
tekan, kalau perlu dren
 Seroma
kumpulan serum akibat iritasi berlebihan
pada permukaan luka yang luas
 Infeksi
Jahitan dibuka satu/dua, eksudat dipijat
keluar, dirawat dengan kompres,
antibiotika disesuaikan

 Kulit mati
Jaringan yang mati dibuang bila batas –
batasnya sudah jelas dan dapat dilakukan
split skin grafting

 Granuloma
BEBERAPA OPERASI KECIL YANG
SERING DILAKUKAN
 INSISI ABSES
Adalah kumpulan nanah dalam satu
rongga

Tindakan insisi bertujuan membuat lubang


pada dinding abses untuk mengeluarkan
dan membersihkan rongga dari nanah.
 EKSISI TUMBUHAN / LESI DI KULIT
 Naevus pigmentosus
 Naevus sebaseus
 Haemangioma
 Veruca vulgaris
 Fibroma
 dll
 EKSTIRPASI LIPOMA
Lipoma adalah tumor jinak lemak subkutis.
 EKSTIPRASI KISTA
 Kista Atheroma : terbentuk dari kelenjar
sebaseus yang muaranya tersumbat.
 Kista Dermoid : sering muncul di rima orbita
superior lateral.
 Kista Epidermoid : timbul akibat epidermis
yang masuk subkutis karena trauma
 Keratosis Seboroik : bercak – bercak coklat
kehitaman, menimbulkan permukaan kasar,
timbul akibat proses ketuaan, kebanyakan
adanya di muka.
 SIRKUMSISI
Bertujuan membuang preputium sehingga
glans penis terbuka.
 OPERASI UNTUK PARONICHYA AKIBAT UNCUS
INCARNATUS
BAHAN BACAAN
 Prinsip – prinsip Teknik Bedah, G. Wind & N. Rich
 Bedah Minor, Bob Bachsinar
 Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Sjamsuhidajat & Wim
De Jong
 Intisari Prinsip – prinsip Ilmu Bedah, Ed. 6, Schwartz &
Shires Spencer
 Keterampilan Pokok Ilmu Bedah, Ed. 4, Thomas F.
Nealon
 Penatalaksanaan Bedah Umum di Rumah Sakit, John
Cook, dkk

Anda mungkin juga menyukai