Anda di halaman 1dari 12

Tugas Jurnal Reading Periodonsia

Nurul Annisa
04074822022014

1. Indikasi, Kontraindikasi, Prosedur ENAP


Excisional New Attachment Procedure (ENAP) merupakan kuretase subgingiva
menggunakan scalpel untuk membuang jaringan lunak bagian dalam dinding
poket periodontal di sekeliling gigi dengan mempertahankan semua serabut
jaringan ikat yang masih melekat pada permukaan akar dan tanpa pembuatan
flap.

Indikasi :
a. Suprabony pockets, kerusakan tulangnya horizontal (tidak bisa dilakukan
graft) → ENAP

b. Adequate keratinized tissue (gingiva keratinized width) dengan kedalaman 2


mm

c. Tidak perlu estetika, akibat resiko terjadinya resesi gingiva


Kontraindikasi :
a. Poket melebihi mucogingival junction → bedah flap
b. Edematous tissue → jaringan edema, sehingga peradangannya dihilangkan
dulu
c. Kurangnya keratinized tissue
d. Osseous defects harus diobati, karena kerusakan tulangnya vertikal masih
bisa dilakukan bone graft tetapi lebih baik dilakukan bedah flap
e. Hyperplastic tissue → gingivectomy
f. Close root proximity → bedah flap karena akan menyulitkan saat
debridement
g. Keterlibatan furkasi → bedah flap + graft
h. Probing depths 3 mm atau kurang → scaling + root planing

Kelebihan :
a. Meningkatkan visualisasi akar (dibandingkan kuretase tertutup)
b. Menghilangkan seluruh epitel sulkular dan perlekatan epitel
c. Minimal gingival trauma
d. Tidak kehilangan keratin gingiva

Kekurangan :
a. Sulit untuk menentukan apical extent (batas pembedahan) dari perlekatan
epithelial
b. Tidak menghasilkan perlekatan baru

Prosedur ENAP :

a. Dilakukan Scaling and root planing setidaknya 1 minggu sebelum dilakukan


prosedur ENAP untuk meningkatkan potensi penyembuhan.
b. Lakukan anestesi, setelah itu poket diperiksa untuk memastikan bahwa zona
jaringan keratin cukup dan poket tidak melebihi mucogingival junction.
c. Dengan pisau bedah blade no.15, sayatan insisi Inverse-beveled (bevel
internal) dibuat dari puncak gingiva hingga dasar sulkus.

d. Prosedur insisi meliputi bagian fasial, lingual, and interproksimal sejauh


mungkin. Penipisan papila di bagian interproksimal yaitu untuk
menghilangkan jaringan ikat yang mengalami inflamasi dan triangular
wedge jaringan interproksimal. Jaringan ini sulit dihilangkan bahkan setelah
prosedur flap selesai.

e. Jaringan granulasi yang mengalami inflamasi akan dibuang menggunakan


scaler dan kuret. Semua tag jaringan akan dihapus. Dilakukan scaling dan
root planning agar tidak ada lagi kalkulus dan mendapat permukaan
sementum yang halus dan diirigasi dengan salin normal untuk
menghilangkan debris, gumpalan darah, dan jaringan tag.

f. Dilakukan jahitan interproksimal agar posisi jaringan sedekat mungkin


dengan tinggi presurgical dan papila beradaptasi dengan baik dengan leher
gigi.

g. Dressing periodontal (menggunakan periodontal pack) ditempatkan


interproximally.
Sumber: Atlas Of Cosmetic And Reconstructive Periodontal Surgery Third Edition Edward S.
Cohen, Dmd

2. Indikasi, Kontraindikasi, Prosedur LANAP


Indikasi :
a. Patients needing standard periodontal treatment with pocket depth (PD) ≥4
mm are indicated for LANAP (batas poketnya 4mm)
Kontraindikasi :
a. Poket melebihi mucogingival junction → bedah flap
b. Probing depths 3 mm atau kurang → scaling + root planning

Kelebihan :

Bila dibandingkan dengan prosedur periodontal konvensional, LANAP memiliki


beberapa keuntungan, yaitu

a. Minimal invasif dengan better patient compliance


(suatu tindakan bedah yang lebih meminimalkan luka sayatan dan rasa nyeri pada pasien
dengan risiko komplikasi yang lebih rendah dan masa pemulihan yang lebih singkat)
b. Penurunan nyeri pasca operasi dan morbiditas (derajat sakit)
c. Cenderung tidak menyebabkan hipersensitivitas (nyeri yang singkat)
d. Less prone to recession
e. Penyembuhan lebih cepat
f. Gigi alami ataupun implan menunjukkan regenerasi jaringan di sekitarnya.

Kekurangan : Penyembuhan luka relatif lama dan dapat


mengakibatkan lateral heat damage (Lateral heat damage
adalah daerah koagulasi nekrosis yang dihasilkan di sekitar
garis sayatan karena produksi panas yang tidak diinginkan.)

Efek laser terhadap jaringan :

a. Photothermal ablation: ujung tip yang terlalu panas mengenai jaringan


(photothermal ablation; their photothermal coagulation depths are much shorter
than gingival blood vessel diameters)
FIGURE 2: Coagulation and hemostasis mechanisms illustrated: (a) none for scalpel; (b)
photothermal coagulation inside irradiated soft tissue; and (c) heat diffusion from the hot tip into the
soft tissue.

b. Efek samping Thermal dan hemostasis


(Photothermal coagulation is also joined by hemostasis because of the
contraction of the walls of blood and lymphatic vessels through the shrinking of
collagen at increased temperatures. Relative to the blood vessel diameter, B, the
photothermal coagulation depth, H, is a key criterion of coagulation and
hemostasis efficiency)
c. Efek disinfeksi dan detoksifikasi: ND: YAG laser selektif melemahkan
beberapa bakteri berpigmen. Laser menyebabkan ablasi
(menghilangkan/menghancurkan) endotoksin bakteri dan menghalang
kolonisasi bakteri.

Prosedur LANAP :

Schematic illustration of the Laser Assisted New Attachment Procedure (LANAP) using a
neodymiumdoped yttrium aluminium garnet (Nd:YAG) laser.

a. Diukur kedalaman poket menggunakan probe


b. Aplikasikan laser light untuk menghilangkan mikroba dan jaringan nekrotik
c. Scaler ultrasonic digunakan untuk menghilangkan kalkulus di permukaan akar
d. Tulang dimodifikasi pada saat pembedahan (The flap is further deepened to the
alveolar bone by means of blunt dissection to modify the bone contour, obtain
bleeding into the pocket and perform intramarrow penetration to release stem cells
and growth factors from the cancellous bone and periodontal ligament. No granulation
tissue is purposely removed during LANAP)
e. Laser selesai membersihkan poket, menstimulasi growth factor, dan membantu
membentuk gel-clot termasuk stem cells dari tulang periodontal. Laser juga
untuk memanaskan darah pada poket to obtain a sticky, thick fibrin clot.
f. Flap tidak perlu dijahit karena sudah aman pada gigi dan tulang dengan
gumpalan Fibrin.
g. Penyesuaian oklusal adjustment dilakukan untuk menghilangkan kontak
depresif,
(Oklusal adjustment didefinisikan sebagai reshaping permukaan oklusi gigi geligi
melalui grinding untuk menciptakan relasi kontak yang harmonis antara gigi geligi
rahang atas dan bawah)
h. Perlekatan baru terjadi.

Sumber: Lasers in minimally invasive periodontal and peri-implant therapy. KOJI


MIZUTANI

3. Apa yang dimaksud dengan laju revaskularisasi gingiva dan bagaimana


cara mengukurnya? Kenapa hal tersebut penting dalam mengukur
keberhasilan bedah?
Fase 2: Fase revaskularisasi terjadi dari hari ke-2 sampai 11. Setelah 4 – 5 hari
penyembuhan, anastomoses are established between the blood vessels of the
recipient bed and those in the grafted tissue. Dengan demikian, sirkulasi darah
kembali ada dalam pembuluh darah yang sudah ada di graft. Periode waktu
berikutnya ditandai dengan proliferasi kapiler, yang secara bertahap
menghasilkan jaringan padat pembuluh darah di graft. Pada saat bersamaan, a
fibrous union didirikan antara graft dan the underlying connective tissue bed.
Re-epitelisasi graft terjadi terutama oleh proliferasi epitel dari jaringan yang
berdekatan. Jika free graft diletakkan di atas the denuded root surface, migrasi
epitel apikal di sepanjang permukaan gigi yang menghadap graft dapat terjadi
pada tahap penyembuhan.
Sumber: Clinical Periodontology and Implant Dentistry Sixth Edition Edited by Niklaus P.
Lang and Jan Lindhe
Penilaian laju revaskularisasi penting untuk diketahui karena
penyembuhan luka setelah operasi sangat dipengaruhi oleh laju revaskularisasi,
sel darah merah (RBC), dan pembentukan mikrovaskulatur jaringan, yang dapat
memasok darah dan nutrisi ke lokasi bedah. Kebutuhan nutrisi saat luka lebih
besar daripada jaringan yang tidak terluka.
Ada beberapa metode untuk mengukur aliran darah gingiva (GBF) pada
laju revaskularisasi yaitu vital microscopy pada margin gingiva, implantasi
mikrosfer ke arteri karotis internal, infused radioisotopes, mikrosfer radio, dan
sinematografi kecepatan tinggi. Namun, kebanyakan dari metode tersebut
bersifat invasif dan tidak cocok untuk diaplikasikan pada pasien. Ultrasound
Doppler flowmetry (UDF) adalah teknik non-invasif dan sederhana untuk
mengukur mikrosirkulasi berkelanjutan pada jaringan.

4. Apa yang dimaksud dengan UDF dan bagaimana cara menggunakannya?


UDF (ultrasound Doppler flowmetry) adalah teknik non-invasif dan bebas
radiasi yang digunakan untuk menilai aliran darah dengan mentransmisikan
ultrasound melalui jaringan.
Cara penggunaan :
Pewarnaan UDF dilakukan dengan L3-12A linear probe/Transducer pada
kapasitas 10 MHZ. Saat dilakukan UDF pasien diminta untuk beristirahat tanpa
melakukan aktivitas berat dan tidak merokok atau makan sebelum pemeriksaan.
Pasien juga diminta untuk duduk dalam posisi tegak. Operator menggunakan
sarung tangan yang diisi dengan air dan diletakkan di atas gingiva pasien pada
semua lokasi yang akan dirawat. Gel ultrasonik dioleskan di atas transduser (alat
UDF) dan ditempatkan di atas jari sarung tangan. Pengaturan USG disesuaikan
dengan kedalaman 4,5 cm untuk menutupi kedalaman jalur air dan gingiva.
Jumlah titik kode warna dihitung untuk menilai laju revaskularisasi.

Doppler ultrasonic flowmeter has the following advantages:

Evaluation of blood in a limited gingival area (diameter of transducer is 1.5


mm);
Metal constructions in the oral cavity are not limitations or contradictions for
investigation of blood flow in the gingiva or tooth pulp;
Investigation of a pulp blood flow;
Possibility to detect blood flow in hard-to-access areas;
Minimal time from measurement to obtain the results;
Method is well tolerated by patients;
Investigation could be repeated any number of times that allows controlling
microcirculation changes over time.
There are several standardisation requirements for the UFM technique:

Patient should be at rest; there should be lack of physical activity before


investigation,
During measurements, patient should be laying or sitting.
There should be comfortable temperature in the room (20°C–22°C).
It is forbidden to smoke or chew, in particular, a gum before measurements.
Investigator should not be pressured on the transducer not getting spurious
result.
During measurements, the transducer should be placed at the same position.
Tampilan UDF menunjukkan aliran darah dengan mentransmisikan ultrasound.

Although UDF has the advantage of enabling direct measurements of pulpal blood
flow, the technique also has some disadvantages. First, the UDF signal may be affected
by adjacent soft tissues by accidental contact with the UDF probe. The lips and tongue,
especially, could easily interfere with the adaptation of the UDF probe to teeth.

5. Apa yang dimaksud dengan adjunctive treatment pada terapi periodontal?


Yang dimaksud dengan adjunctive treatment adalah terapi penunjang. Treatment
yang dilakukan bersama dengan primary treatment dengan tujuan membantu
pelaksanaan treatment utama. Contoh pada penelitian ini jika dilakukan dengan
pembedahan konvensial memiliki beberapa kekurangan sehingga pembedahan
dengan laser dapat dijadikan adjunctive treatment agar tingkat keberhasilan dan
penyembuhan luka lebih baik. Sehingga prosedur yang dilakukan adalah
gabungan bedah laser dengan terapi periodontal konvensional.

6. Pada kasus, bagaimana cara pengukuran keberhasilan dalam hal


perbaikan tulang alveolar? Pada kasus ini, pengukuran kepadatan tulang
dilakukan mengggunakan radiovisiographs (RVG) yang diambil saat kunjungan
pertama, bulan ke-6, 9, sampai 12 pasca operasi dan didapat hasil terjadi
peningkatan tulang yang signifikan secara statistik pada kelompok LANAP
dibandingkan dengan ENAP. Pengukuran kepadatan tulang dilakukan dengan
menghitung jumlah grid pada perubahan dalam radioopacity dari kunjungan
pertama sampai 12 bulan pasca operasi.
Dapat dilihat dari hasil gambaran radiografi terlihat ukuran grid-grid pada
gambar b lebih kecil dibandingkan gambar a sehingga menunjukkan terjadi
perbaikan kepadatan tulang alveolar pada gigi tersebut.

7. Bagaimana penggunaan diode laser di bidang periodonsia, apa saja sinar


yang bisa digunakan?
Saat ini, laser digunakan dalam terapi periodontal untuk (1) prosedur bedah
seperti gingivektomi, (2) terapi non-bedah, dan (3) manajemen bedah dari
perubahan patologis yang dihasilkan dari penyakit periodontal.
● Dioda Laser.

Laser dioda digunakan dalam dua mode klinis. Pertama digunakan


sebagai terapi penunjang/ tambahan untuk mengurangi respon inflamasi gingiva.
Ini disebut juga sebagai terapi laser tingkat rendah (Low-Level Laser
Therapy/LLLT). Hasil penelitian yang masih terbatas menunjukkan bahwa
LLLT tidak berdampak pada respons inflamasi (seperti yang ditunjukkan oleh
perdarahan saat Probing dan neovaskularisasi) dan akumulasi plak. Berlawanan
dengan temuan ini, LLLT telah ditunjukkan untuk menjadi terapi penunjang
yang efektif untuk nonsurgical dan mendukung terapi periodontal.

Penggunaan kedua dari terapi dioda adalah sebagai prosedur/ terapi


penunjang scaling dan root planning. Penelitian penggunaan dioda dalam
pengobatan periodontitis kronis melaporkan tidak ada perubahan dalam nilai
kedalaman poket (PD) dan sedikit tidak berpengaruh pada tingkat bakteri. Baru-
baru ini dikonfirmasi oleh satu penelitian meta-analisis yang menemukan
penggunaan dioda Laser sebagai terapi penunjang untuk scaling dan root
planning tidak mencapai perbaikan tambahan dalam nilai parameter klinis. Root
alteration study melaporkan tidak ada kerusakan pada permukaan akar dengan
output daya dari <1 W watts (W = joules/second), sedangkan pilihan daya yang
tinggi menghasilkan berbagai tingkat karbonisasi dan panas yang mengakibatkan
permukaan retak. Karena keterjangkauan dioda Laser, sering dipakai oleh klinisi
untuk manajemen jaringan restoratif. Akibatnya penyalahgunaan sering dapat
mengakibatkan ketidaktepatan penggunaan densitas energi dari laser dan durasi
yang mengakibatkan nekrosis jaringan.

Laser diberi nama dalam hubungannya dengan elemen aktif yang ketika
dirangsang akan menghasilkan energi. Laser yang digunakan dalam kedokteran
gigi terdiri dari carbon dioxide (CO2), neodymium-doped yttrium aluminium
garnet (Nd:YAG), erbium-doped yttrium aluminium garnet (Er:YAG) and
erbium chromiumdoped: yttrium scandium gallium garnet (Er,Cr: YSGG)
Holmium yttrium aluminium garnet HO: YAG, Neodymium: Yttrium
Aluminum Perovskite ND: YAP, GaAs (dioda) dan Argon laser, dengan panjang
gelombang yang dialirkan secara kontinu, pulsed (gated), atau running pulse
waveform.

Aplikasi laser pada terapi periodontal adalah termasuk incision jaringan


lunak dan ablasi; kuret subgingival, scaling of root surfaces, eliminasi bakteri,
osteoplasty, dan ostektomi. Karena berbagai spektrum penyerapan untuk setiap
jenis jaringan, masing-masing laser memiliki spektrum panjang gelombang yang
berbeda. Dalam memahami penggunaan laser, pertimbangan setiap jenis panjang
gelombang, dengan fungsi laser masing-masing akan memiliki karakteristik
tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai