Anda di halaman 1dari 2

A.

Flap dehiscense : Flap dehiscence adalah kondisi terbukanya kembali luka operasi yang telah
dijahit secara primer yang memperlihatkan sebagian atau seluruh jaringan tulang disekitarnya.
Kejadian pasca operasi setelah penjahitan dilakukan, pemisahan tepi flap. dapat dicegah dengan
mendesain flap sesuai indikasi sehingga jahitan yang diberikan sesuai.
- Etiologi : mukosa yang sangat tipis, adanya edema atau hematoma besar, gerakan fungsional
seperti pengunyahan, fonasi dan deglutisi, adanya pembedahan prostodontik sebelumnya, terapi
radiasi  vaskularisasi flap, kegagalan penutupan flap, insufficient or excessive tension on the
suture, causing soft tissue necrosis due to impaired blood supply, penjahitan yang terlalu ketat,
infeksi, jahitan dibawah tekanan
- Penalatalaksanaan flap dehiscence tergantung dari seberapa penjahitanya terbuka. kalo kecil,
tidak perlu dibedah kembali karena jaringan granulasinya akan terbentuk sehingga meningkatkan
penyembuhan. Dehiscence yang besar akan dirawat dengan melepas jahitan dan resuturing.
- Pencegahan flap dehiscence :
1. penilaian preoperative jaringan lunak untuk mempekirakan jumlah mukosa keratin yang ada dan
merencanakan prosedur augmentasi yang sesuai
2. suturing yang tepat 
3. menunda penggunaan RPD selama 2 minggu setelah operasi
4. elevasi dan refrleksi flap yang minimal invasif, dengan hati hati menghilangkan tulang
5. sensible temporization with appropriate modifications, rebasing and relining
6. Insisi pada tulang yang intak
7. melakukan perawatan pada tepi flap secara lembut
8. tidak menempatkan tepi flap di bawah tekanan.

B. Flap nekrosis
Flap yang nekrosis disebabkan karena ketidakcukupan nutrisi/oksigen dalam menyediakan
kebutuhan jaringan. Flap yang nekrosis pucat, dingin, biasanya tidak berdarah saat kita tusuk
menggunakan jarum.
Flap nekrosis diebabkan karena
o Nutrisi atau oksigen yang tidak mencukupi untuk menyediakan kebutuhan jaringan
o Tarikan/tegangan jaringan dan suturing yang berlebihan
o Penggunaan insturmen yang tidak hati-hati
o Penggunaan bur tulang yang tidak disertai dengan irigasi karena mengakibatkan panas
yang berlebihan ketika prosedur tersebut dilakukan.
o Kurangnya aliran darah.
Flap nekrosis dapat dicegah dengan :
1. flap memiliki sisi yang sejajar satu sama lain atau dari dasar ke puncak itu konvergen
2. tinggi flap tidak boleh lebih dari 2x lebar alas (lebar alas harus lebih besar dari tinggi flap)

3. Suplai darah aksial harus berada di dalam base flap, contoh flap palatal (dasarnya pada arteri
palatina mayor)
Gambar flap nekrotik :

C. Flap tearing
Flap tearing adalah suatu keadaan robeknya flap karena akses yang tidak memadai.
Pencegahan :
- Sayatan atau insisi harus bersih, tajam dan harus menembus seluruh mukoperiosteum apabila
flapnya itu melekat ke tulang.
- Ukuran flap harus cuku besar agar tidak robek atau untuk menghindari kebutuhan modifikasi
selama operasi
- Ukuran flap yang memadai untuk instrumentasi dan akses visual yang tepat
- Panjang flap tidak boleh lebih besar dari lebar alas flap.

Sumber :
Malik, Neelima A. 2016. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi : Jaypee Brothers
Hupp, James R. 2014. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Canada : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai