Anda di halaman 1dari 7

Review: Behaviour Management Techniques in Paediatric

Dentistry
J.F. Roberts*, M.E.J. Curzon**, G. Koch***, L.C. Martens**** *Specialist Paediatric Dentist,
London; ** Paediatric Dentistry, University of Leeds, Leeds, England; *** Paediatric Dentistry,
Institute for Postgraduate Dentistry, Jonkoping, Sweden; ****Paediatric Dentistry, University of
Ghent, Belgium.

Oleh : Sheilia Siwi P./31101800087/SGD 5.

A. Introduction
Perawatan yang dilakukan kepada pasien anak-anak memerlukan suatu manajemen
perilaku yang baik untuk menciptakan suatu kondisi yang nyaman bagi pasien anak-anak. Anak-
anak menganggap dokter gigi merupakan suatu hal yang menakutkan. Pengalaman yang positif
bagi anak saat melaukan perawatan gigi akan mempengarahi kunjungan selanjutnya ke dokter
gigi. Pengalaman yang negatif dapat mempengaruhi ketakutan anak untuk kembali ke dokter
gigi. Maka dari itu, dokter gigi harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga anak tidak merasa takut untuk kembali ke dokter gigi. Contohnya adalah
menumbuhkan sifat empati kepada anak.
Pentingnya manajemen tersebut European Academy of Paediatric Dentistry (EAPD)
mengeluarkan pedoman-pedoman aspek bagaimana manejemen perilaku terhadap pasien
anak-anak. Pedoman tersebut dikeluarkan dengan tujuan untuk mempermudah praktisi dalam
manajemen terhadap pasien anak-anak. Di dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa memiliki
pengetahuan dan praktik perilaku manajemen dalam proses pembelajaran atau pendidikan untu
semua dokter gigi saat menghadapi pasien anak-anak merupakan salah satu hal yang penting.
Selin itu, dokter gigi juga bertanggung jawab utnuk mengetahui bagaimana manajemen perilaku
terhadap pasien anak yang tepat sehingga pasien tersebut mendapatkan perawatan yang
maksimal dan efektif.
B. Methods
Jurnal ini menggunakan referensi literatur mengenai pedoman-pedoman dari seminar
European Academy of Paediatric Dentistry (EAPD) ke-4 yang diadakan di Cologne, Jerman pada
22 April tahun 2005, tentang manajemen perilaku dalam kedokteran gigi terhadap anak..
Seluruh data yang terkumpul kemudian dianalisis apakah dapat efektif sebagai acuan dalam
melakukan manajemen perilaku di dalam kedokteran gigi kepada pasien anak-anak.
C. Results

Dengan menggunakan referensi literatur mengenai pedoman-pedoman dari seminar


European Academy of Paediatric Dentistry (EAPD) ke-4, Dengan demikian ulasan literature ini
membagi teknik manajemen perilaku menjadi dua teknik yaitu yang diterima secara universal
dan yang tidak bisa diterima secara universal (luas), dengan memperhatikan indikasi dan
kontraindikasi pasien anak yang bersangkutan, dengan tetap memperhatikan budaya, undang-
undang, dan badan yang mengatur manajemen kedokteran gigi. Teknik tersebut adalah:
1) Bagian I: menjelaskan dan membahas manajemen perilaku dengan menggunakan
..teknik yang diterima secara universal dan banyak digunakan.
2) Bagian II : membahas teknik-teknik yang kontroversial, tidak diterima secara luas
tetapi masih berhasil digunakan oleh beberapa praktisi. Beberapa teknik di bagian ini
mungkin juga tidak legal di beberapa negara Eropa.
D. Discussion
Manajemen perilaku dokter gigi terhadap pasien anak berfokus pada pendekatan secara non-
farmakologis yang menekankan pada sikap dalam melakukan perawatan. Saya merasa berdebar-
debar ketika gigi saya akan dicabut. :
1. Pendekatan berbasis pada bukti
Pendekatan ini merupakan suatu uji klinis yang dilakukan secara acak, dengan
memperhatikan berbagai pendekatan yaitu sederhana, uji klinis, hingga memperhatikan
pendekatan ahli. Namun, karena pendekatan ini menekankan uji klinis secara acak tentang
aspek perilaku kedokteran gigi anak, hal tersebut kurang umum dilakukan oleh berbagai
badan dari kedokteran gigi. Karena itu banyak bukti datang dari studi yang mungkin tidak
mampu mengendalikan semua variabel menurut para ahli.

2. Undang undang
Aturan hukum dan peraturan yang berlaku pada praktik kedokteran gigi berbeda antar
negara-negara Eropa. Hal tersebut menekankan bahwa pendekatan perilaku apa pun yang
diambil dalam manajemen perilaku kedokteran gigi harus berada dalam konteks undang-
undang nasional dokter gigi, praktik budaya dan hokum yang berlaku disana. EAPD
menyarankan para dokter gigi harus dididik dan berpengalaman dalam perilaku dan teknik
praktik, selain itu harus memperhatikan undang-undang yang berlaku.

3. Tim Dokter Gigi


Dokter gigi dan asisten dokter gigi bertanggung jawab dalam mengetahui bagaimana
manajemen perilaku terhadap pasien anak secara tepat. Sehingga pasien anak mendapatkan
perawatan dengan standar yang tinggi, efektif serta mendapatkan suasana yang nyaman
pada saat dilakukan prosedur perawatan.

4. Komunikasi

Kemampuan untuk berkomunikasi mrupakan salah satu hal yang penting dengan
anak-anak dan tingkatnya bervariasi sesuai dengan perkembangan kosa kata. Anak-anak
masih terlalu dini untuk dijelaskan hanya dengan kata - kata saja, dan terkadang merasa
malu terhadap adanya orang - orang baru ( termasuk dokter gigi ) dan kliniknya sehingga
dokter gigi dan perawat gigi memperbolehkan anak tersebut untuk mengetahui dan
menyentuh objek untuk memahami arti dari yang ditanyakan.
Berkomunikasi dengan anak merupakan kunci utama dalam manajemen perilaku
anak. Kontak mata dengan anak perlu dilakukan disertai dengan sikap yang hangat dan
bersahabat. Indikator keberhasilan dokter gigi dan perawat gigi dalam manajemen pasien
anak adalah pada kemampuannya untuk berkomunikasi dengan pasien anak tersebut.
Untuk mengurangi rasa takut perlu dipakai bahasa kedua atau menghaluskan bahasa yang
disebut cufemism. Komunikasi yang efektif dengan anak merupakan prinsip utama
terhadap teknik penanggulangan tingkah laku anak. Komunikasi dengan anak akan
bertambah baik apabila dokter gigi dan perawat gigi mengetahui tingkah laku
perkembangan psikologi anak.
Komunikasi yang baik dengan orang tua juga penting dalam manajemen perilaku
terhadap anak-anak. Hal ni diperlukan untuk memfasilitasi pemahaman pengobatan dan
perawatan. Rencana dan teknik perilaku yang digunakan oleh dokter gigi dalam
berkomunikasi harus efektif dapat diterima oleh orang tua pasien anak.
5. Hambatan Manajemen perilkaku terhadap pasien anak

Pasien anak-anak yang datang ke klinik gigi dari berbagai macam umur, dimana
variasi tersebut memberikan perilaku yang berbeda tiap anak, sesuai tingakatan umurnya.
Maka dari itu, dokter gigi harus mengetahui bagaimana manajemen kepada anak
berdasarkan tingkatan umurnya. Meskipun rasa takut pada gigi telah terbukti menjadi
alasan utama masalah manajemen perilaku gigi, reaktivitas temperamental yaitu frustrasi,
rasa marah, pemalu juga telah terbukti menjadi alasn lain dalam manajemen kedokgteran
gigi. Demikian pula jika anak tersebut yang datang dengan orang tua yang sangat gelisah,
hal itu

6. Pengaruh orang tua

Peranan orang tua merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan pasien anak
dalam perawatan kedokteran gigi. Oleh karena itu, sikap orang tua juga akan
mempengaruhi tingkah laku anak. Pendekatan dengan orang tua dapat dilakukan dengan
cara memberikan nasehat atau edukasi dengan komunikasi yang baik. Contohnya adalah
dalam perawatan gigi yang harus diperhatikan, kapan dimulai dan pengaruh lingkungan
dimana hal ini dapat disebarkan melalui berbagai media massa atau secara individu.
Freeman dan yang lainnya menunjukkan bahwa jika dokter gigi sadar bahwa dalam
perawatan anak tersebut terdapat kesulitan, dokter gigi harus secara terbuka memberikan
komuniksi kepada orang tua, sehingga orang tua harus terlibat aktif

TEKNIK MANAJEMEN PERILAKU

Karena ada banyak pandangan tentang manajemen perilaku yang dapat diterima dan tidak
terima,apa yang dapat diterima, Dengan demikian ulasan literature ini membagi teknik manajemen
perilaku menjadi dua bagian.
1) Teknik I : Menjelaskan dan membahas manajemen perilaku dengan menggunakan
teknik yang diterima secara universal dan banyak digunakan.
a) Desensitisation
Teknik ini digunakan untuk membantu anak mengatasi kecemasan terhadap
prosedur perawatan gigi, untuk menjelaskan kepada pasien anak hal yang dapat
meningkatkan kecemasan. Indikasi teknik ini bisa diterapkan pada semua pasien anak.

b) Tell-show-do
Teknik ini dengan cara mengatakan apa yang akan dilakukan dalam perawatan
kepada anak-anak dengan menggunakan komunikasi efektif sesuai dengan umur dari anak
tersebut. Teknik ini digunakan untuk memungkinkan anak mempelajari dan memahami
prosedur dalam perawatan gigi dengan cara yang dapat mengurangi kecemasan anak
tersebut. Teknik ini bisa dengan mengalihkan perhatian anak dengan menggunakan hadiah,
selain itu juga untuk membentuk perilaku anak secara bertahap. Indikasi teknik ini kepada
semua sudah ada sebelumnya, atau dengan pasien yang baru pertama kali ke dokter gigi.

c) Modelling
Menurut teori pembelajaran social, sebagian besar perkembangan dan pembelajaran
anak didasarkan pada pengamatan dan meniru apa yang dilakukan orang disekitarnya.
Dokter gigi harus bisa menjadi model yang dapat ditiru oleh pasien anak dengan sikap
tenang dan percaya diri dalam berkomunikasi dengan sang anak maupun orang tua dari
pasien. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengurangi kecemasan pada anak, untuk
memperkenalkan anak ke dunia kedokteran gigi. Indikasinya untuk anak yang baru pertama
kali ke dokter gigi sehingga dapat mengurangi kecemasan.

d) Reinforcement
Teknik ini merupakan penguat dari teknik teknik sebelumnya, misalnya memberikan
pancingan kepada pasien, contohnya adalah hadiah. Tujuannya adalah untuk memperkuat
perilaku pasien seperti yang diinginkan oleh dokter gigi. Indikasinya dapat digunakan
kepada semua pasien.

e) Voice control
Dokter gigi diharapkan dapat memperhatikan nada bicaranya untuk membuat
pasien anak-anak nyaman. Tujuannya adalah untuk mengontrol perilaku yang
mengganggu., Untuk mendapatkan perhatian anak. Indikasi dapat digunakan kepada semua
pasien.
.

2) Teknik II : Membahas teknik-teknik yang kontroversial, tidak diterima secara luas tetapi
masih dapat digunakan oleh beberapa praktisi. Beberapa teknik di bagian ini mungkin juga
tidak legal di beberapa negara Eropa.
 Restraint
Teknik ini merupakan tindakan secara fisik untuk membatasi gerakan tubuh anak
agar mempermudah prosedur perawatan gigi, mengurangi kemungkinan cedera kepada
anak dan / atau dokter gigi. Contohnya dengan menjaga kepala anak dengan satu tangan
dan memberikan suntikan sebagai anastesi. Restraint ini digunakan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
Hanya digunakan ketika benar-benar diperlukan,
Tidak digunakan sebagai hukuman kepada pasien
Tidak digunakan hanya untuk kenyamanan tim dokter gigi dalam perawatan
Dokter gigi dan Asisten dokter gigi harus memonitor penggunaannya.

 Pengendalian seluruh tubuh / perlindungan seluruh tubuh


Teknik manajemen yang paling tidak dapat diterima oleh orangtua. Teknik ini dapat
digunakan dengan mudah dan menggunakan bahan seperti sprei, selimut anak atau
bantalan yang dibuat khusus untuk pasien anak. Indikasinya adalah:
a. Ketika perawatan atau diagnosis segera diperlukan dan pasien secara sadar tidak
dapat memenuhi prosedur perawatan dengan baik
b. Untuk memastikan keselamatan pasien dan staf gigi,
c. Untuk mengontrol gerakan tak disengaja dengan pasien yang dibius,
Ketika sedasi atau anestesi umum tidak tersedia atau diizinkan oleh orang tua

 Hand-Over-Mouth (HOM).
Teknik untk menahan tubuh pasien yang digunakan, Contohnya dengan menjaga kepala
anak dengan satu tangan dan memberikan suntikan sebagai anastesi Idikikasinya adalah:
Untuk dapat berkomunikasi efektif dengan anak-anak yang histeris atau menolak
dalam melakuakn perawatan ,
Dalam kisaran usia sekitar 3-8 tahun,dan
Pada anak-anak yang mampu berkomunikasi secara efektif.
Kontra indikasi untuk pengendalian seluruh tubuh dan HOM adalah pada setiap anak
yang mentalnya mengalami gangguan dan kemampuan berbahasa yang tidak efektif
digunakan dalam perawatan kepada paien anak.
E. Conclusion
European Academy of Paediatric Dentistry (EAPD) mengeluarkan pedoman untuk
mempermudah praktisi dalam manajemen terhadap pasien anak-anak. Disebutkan didalam
pedoman tersebut bahwa sangat penting memiliki pengetahuan dan praktik perilaku
manajemen didalam proses pembelajaran atau pendidikan untuk semua dokter gigi saat
menghadapi pasien anak. Hal yangharus diperhatikan adalah undang-undang yang mengatur,
komunikasi yang efektif kepada psien anak maupun kepada orang tua, tim dokter gigi yang
saling berkoordinasi untuk melakukn perawatan yang baik. Adapn ada teknik untuk manajemen
perilaku dokter gigi kepada pasien anak, yaitu teknik yang dapat diterima atau diterapkan secara
universal dan teknik yang tidak bisa diterapkan secara universal. Dokter gigi harus mampu
membedakan indikasi yang digunakan untuk menerapkan teknik kepada pasien anak, anak,
untuk menciptakan kondisi yang nyaman bagi pasien anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai