Anda di halaman 1dari 3

Peran Infaq dalam Filantropi Islam

Filantropi merupakan salah satu pendekatan yang bertujuan untuk


mempromosikan kesejahteraan sosial yang berupaya untuk mengentaskan kemiskinan,
yaitu social service (pelayanan sosial), social work (pekerjaan sosial) dan philantrophy
(filantropi). Islam adalah agama yang mengajarkan manusia untuk saling menyayangi,
mengasihi dan menyantuni. Konfigurasi dari ajarannya ini di antaranya adalah perintah
untuk berinfaq, bershadaqah, berzakat, dan berwakaf, yang hal ini berimplikasi dalam
kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, dan aspek kehidupan lainnya. Terdapat
sejumlah ayat di berbagai surah al-Qur’an yang menunjukkan atas perintah tersebut
seperti dalam surat al-tawbah ayat 103, al-rūm ayat 39, yang menunjukkan betapa
Islam merupakan agama yang indah. Ada banyak hikmah yang dapat diambil dari
konfigurasi kedermawanan atau filantropi Islam tersebut, diantaranya bagi pelaku
filantropi sebagai mediator dalam meningkatkan iman kepada Allah Swt, menumbuhkan
rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis,
menumbuhkan ketenangan hidup, membersihkan dan mengembangkan harta yang
dimiliki. Bagi penerima, filantropi Islam berfungsi untuk menolong, membantu dan
membina mereka ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera sehingga
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, terhindar dari bahaya kekufuran,
sekaligus dapat menghilangkan kekufuran, sifat iri dan penyakit hati lainnya. Salah satu
aspek dari filantropi Islam adalah infaq.

Berdasarkan Laporan Rekapitulasi Penerimaan Zakat yang diteerbitkan oleh


Badan Zakat Nasional (BAZNS) Pusat, per Oktober 2012, dana infaq yang terkumpul
adalah 40 juta rupiah. Infaq menurut bahasa berasal dari kata anfaqa yang berarti
menafkahkan, membelanjakan, memberikan atau mengeluarkan harta. Menurut istilah
fiqh kata infaq mempunyai makna memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada
orang yang telah disyariatkan oleh agama untuk memberinya seperti orang-orang faqir,
miskin, anak yatim, kerabat dan lain-lain.

Istilah yang dipakai dalam al-Qur’an berkenaan dengan infaq meliputi kata:
zakat, sadaqah, hadyu, jizyah, hibah dan wakaf.Jadi semua bentuk perbelanjaan atau
pemberian harta kepada hal yang disyariatkan agama dapat dikatakan infaq, baik itu
yang berupa kewajiban seperti zakat.atau yang berupa anjuran sunnah seperti wakaf
atau shadaqah. Adapun dalil al-Qur’an yang menunjukkan pada anjuran berinfaq salah
satunya terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 195:

Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Infak ada yang wajib ada yang sunnah. Infak wajib diantaranya kafarat, nadzar,
zakat dll. Infak sunnah diantaranya infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak
bencana alam dll. Berbeda dengan zakat, dana infak dapat diberikan kepada siapapun
meskipun tidak termasuk dalam delapan asnaf. Adapaun balasan bagi orang yang
berinfak dan bershadaqah antara lain disebutkan seperti di hadist ini:

Dari Abu Huraira radhiyallahuanhu, ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda:


“Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal
lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya
Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga
dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga
dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” -
Muttafaq’alaih.

Jadi infaq menjadi bagian dari zakat dan memiliki tujuan sama yaitu untuk
mensejahterakan umat dan mengajarkan untuk selalu berbagi kepada sesama dengan
memberikan sebagian harta yang kita miliki. Yang membedakannya yaitu orang yang
menerimanya, zakat terbatas pada delapan asnaf sedangkan infaq kepada siapa saja
yang membutuhkan termasuk delapan asnaf, zakat dikeluarkan setelah harta mencapai
nisabnya sedangkan shadaqah dan infaq bisa kapan saja dikeluarkan. Tetapi ketiganya
memiliki peran dan fungsi yang sama untuk muzzaki (pemberi zakat), munfik (pemberi
infaq), dan mushaddiq (pemberi sedekah) maupun mustahiq (penerima ZIS).

Sumber : Qurratul, Uyun. 2015. Zakat, Infaq, Shadaqah, Dan Wakaf Sebagai
Konfigurasi Filantropi Islam. Islamuna Volume 2 Nomor 2.

Nasution, Abdul Haris.2018. Kajian Strategi Zakat, Infaq, dan Shadaqah dalam
Pemberdayaan Umat. Jurnal Ekonomi Bisnis Syariah. Vol.1 No.1, hal 22-37.

Anda mungkin juga menyukai