Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STERILISASI DALAM KEDOKTERAN GIGI

Oleh :

Sheilia Siwi Pranantri

31101800087

SGD 5

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2019
TINJAUAN PUSTAKA

1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan organisme hidp baik
patogen ataupun non patogen dalam bentuk vegetatif atau spora dan agen
biologis lainnya (seperti virus) zat yang dapat menular (misalnya jamur,
bakrteri, virus, prion, bentuk spora, organisme eukariotik uniseluler
contohnya plasmodium) yang ada pada suatu tempat tertentu seperti
permukaan suatu bahan, volume cairan, obat-obatan, atau dalam senyawa
seperti media kultur biologis.
Untuk melakukan sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa
metode, diantaranya yaitu dengan pemanasa, bahan kimia, iradiasu, high
pressure dan filtrasi.
Dalam bidang kedokteran gigi dan praktiknya yang tidak terlepas
dari instrument peralatan gigi yaitu sebuah alat yang digunakan oleh
dokter gigi untuk memeriksa, mengobati pasien yang sering digunakan
berkali-kali. Sterilisasi disini berfungsi agar pada saat digunakan bakteri
ataupun mikroorgansime yang ada pada di instrument kedokteran gigi
akan mati sehingga tidak terjadi kontaminasi bakteri dan aman digunakan
untuk keperluan pasien.
Sterilisasi dan desinfeksi adalah dua hal yang berbeda. Apabila
desinfeksi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau membunuh
sebagian besar dari organisme (MIMS, PLAYFAIR). Menurut Ronald B
Lutfig, desinfeksi mengacu pada penghancuran patogen organisme. Bahan
yang digunakan dalam desinfeksi dinamakan desinfektan. Desinfeksi
disebut-sebut kurang mematikan bagi organisme dibandingkan dengan
sterilisasi. Penggunaan desinfeksi bisa dengan perendaman 5,25% natrium
hipoklorit, lutaraldehid, providone iodine yang diencerkan dalam air atau
asam perasetat.
Pembersihan dan sterilisasi instrument kedokteran gigi berpedoman
kepada American Dental Association (ADA) dan Centers of Disease
Control and Prevention (CDC). Instrumen kedokteran gigi menurut CDC
dikategorikan menjadi 3 kategori :
a. Instrumen Kritis atau Critical Instrument
Instrumen kritis adalah isntrumen yang dapat menembus jaringan
lunak atau tulang. Instrumen yang telah digunakan ini harus segera di
sterlkan menggunakan uap di bawah tekanan (autoclaving), uap kimia.
Instrumen berikut adalah contoh dari instrumen kritis, yaitu tang, pisau
bedah, bur bedah, dan lain-lain.
b. Instrumen Semi Kritis atau Semi-critical Instrument
Instrumen semi kritis adalah instrumen yang tidak bisa menembus
jaringan lunak ataupun tulang tetapi dapat mengenai organ yang
dilapisi oleh selaput lendir atau kulit. Setelah digunakan harus segera
di sterilisasaikan. Salah satu contohnya adalah kondensor amalgam.
c. Instrumen Non-kritis atau Non-Critical Instrument
Instrumen non-kritis adalah instrumen yang hanya menyetuh
bagian kulit saja seperti komponen eksternal X-ray, manset yang
digunakan pada saat tensi darah. Instrumen ini memiliki kemungkinan
penularan infeksi yang rendah.
Dari instrumen kedokteran gigi diatas, secara efektif dapat di
sterilisasikan oleh beberapa agen, diantaranya :
2. Metode Sterilisasi dalam Kedokteran Gigi
Sterilisasi dilakukan sesuai dengan tekanan,suhu dengan jenis
sterilisasi, bahan yang disterilkan dan merek dari sterilisasi tersebut.
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menentukan
jenis dan alat untuk sterilisasi sesuai dengan instruksi pabrik.
Berikut adalah metode dari sterilisasi :
a. Pemindahan Instrumen ke Ruang Sterilisasi
Beberapa klinik dokter gigi memiliki ruang sterilisasi yang terpisah
dikarenakan apabila menjadi dalam satu ruangan dapat meningkatan
resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme silang (bisa manusia ke
manusia). Instrumen-instrmen yang tajam seperti jarum suntik, kawat
ortodontik, pisau sehingga untuk mencegah terjadinya infeksi maka
perlu dilauka pembersihan dan sterilisasi. Menurut Centers of Disease
Control and Prevention (CDC) instrumen atau alat-alat yang sudah
terkontaminasi harus ditangani dengan hati-hati dan ditempatkan pada
suatu wadah untuk mencegah paparan pada instrumen tajam seperti
jarum, pisau, kawat ortodontik yang bisa menyebabkan cedera
perkutan. Orang yang melakukan pemindahan instrumen ini harus
diperhatikan untuk menggunakan sarung tangan untuk mencegah
adanya kontaminasi mikroorganisme.
b. Pembersihan Instrumen
Sebelumnya, perlu diperhatikan bahwa metode ini untuk mencuci
tangan terlebih dahulu, memakai handscoon, masker dan
kacamata.Pembersihan ini diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1. Ultrasonik Cleanser

Pembersih ultrasonik ini dilakukan menggunakan


gelombang ultrasonic yang akan membawa sisa-sisa debris dari
instrumen. Proses ini disebut cavitasi atau cavitation. Prosedur
yang harus dilakukan :
- Instrument tidak di letakkan pada dasar instrument karena
dapat menganggu pembersihan dan menyebabkan
kerusakan pada instrumen maupun alat tersebut.
- Dalam penggunaan tidak boleh berlebihan karena dapat
menurunkan kemampuan dalam pembersihan.
2. Instrument Washer atau Pencuci Instrumen
Paling banyak digunakan pada rumah sakit yang
merupakan bagian dari sterilisasi menggunakan air panas
bersuhu tinggi dan juga deterjen.
3. Instrument Washer/Thermal Disinfector
Sedikit berbeda dari insstrumen washer kare instrumen
washer ini menggunakan air bersuhu tinggi dengan zat kimia
yang befungsi untuk membersihkan dan mendisinfeksi
instrument tersebut.
c. Pengemasan

Pengemasan yang dilakukan biasanya menggunakan bahan seperti


kertas, kantong plastik, nilon tubing. Bahan tersebut sudah dirancang
untuk memungkinkan adanya perpindahan panas, uap. Setelah itu
instrumen steril diletakkan di dalam paket penyimpanan. Apabila
sterilisasi sudah selesai hendaknya instrumen tetap ada di dalam
penyimpanan atau pengemasan sampai instrumen tersebut digunakan
kembali.

d. Steam Autoclave
Steam autoclave adalah salah satu jenis sterilisasi dengan
menggunakan panas dan umum digunakan dalam bidang kedokteran
gigi. Ada dua jenis proses, yaitu menggunakan steam under pressure
untuk memebedakan keduanya adalah cara di mana mesin tersebut
memindahkan udara dari ruang sterilisasi dan dimasukkan ke dalam
uap.
Sterilisasi perpindahan gravitasi adalah sterilisasi yang tergantung
dengan kekuatan gravitasi agar udara dapat dikeluarkan melalui
ventilasi. Setelah itu, uap akan emasuki ruangan sterilisasi dan
memindahkan udara saat meninggalkan ruangan tersebut. Sterilisasi
dengan cara ini membutuhkan suhu tinggi dan wkatu yang cukup lama
agar semua mikroorganisme bisa terbunuh. Waktu untuk steriliasi
adalah kurang lebih 15-30 menit dengan suhu 121 C, tetapi waktu
sterilisasi dapat berkurang karena suhu meningkat.
Dapat terjadi gangguan siklus sterilisasi apabila operator
menambahkan suatu item atau karea alasan lain yang nantinya akan
menghasilkan instrumen yang tidak steril dan tidak aman bagi pasien.
Setelah siklus sterlisasi, dilakukan pengeringan yang
membutuhkan waktu 20-45 menit. Unit atau instrumen harus masih
berada dalam kemasan setelah fase pengeringan selesai.
Keuntungan dari sterilisasi ini adalah :
1. Merupakanmetode sterilisasi yang paling cepat dan efektif.
2. Dapat diandalkan dan sangat ekonomis.
3. Sterilisasi yang sudah terverifikasi.
Kerugian sterilisasi :
1. Suatu item yang peka terhadap suhu tinggi, tidak bisa di
sterilisasi dengan metode ini.
2. Bisa menyebabkan karat pada instrumen yang berasal dari
baja karbon.
3. Instrumen harus dikeringkan dengan udara setelah selesai
sterilisasinya.
e. Sterilisasi Panas-Kering/Dry-Heat
Sterilisasi ini menggunakan suhu tinggi dan waktu yang lama
untuk menstrelisasi instrumen. Metode yang dilakukan adalah
konveksi yang memantu memastikan bahwa panas yang dikeluarkan
bersirkulasi di seluruh ruang sterilisasi. Terdapat bahan kemasan
khusus untuk sterlisasi ini, karena apabila menggunakan kertas akan
hangus dan plastik akan meleleh.
f. Sterilisasi Uap Kimia Tak Jenuh atau Unsaturated Chemical Vapor
Sterilization.
Sterlisasi uap kimia tak jenuh ini tergantung pada penggunaan dari
bahan kimia yang mengandung formaldehida, alkohol dan haban
lainnya. Penggunaan bahan kimia ini menghasilkan uap yang
kelembaban nya rendah sehingga kurang korosif terhadap instrumen
yang sensitif.

Tabel 1 : Jenis Indikator Kimia


No Kelas
1 Kelas 1 Ditempatkan diluar paket dan berguna
(Prosesindikator) dalam menentukan paket mana yang
telah diproses dengan bener atau yang
tidak benar
2 Kelas 2 (Bowie- Menunjukan lulus/gagal dalam
Dick Indikator) pembersihan sterilisasi
3 Kelas 3 (suhu Beraksi terhadap salah satu yang kristis
indikator spesifik) parameter sterilisasi)
4 Kelas 4 Beraksi terhadap dua atau lebih dari
(multiparameter parameter kritis dengan cara yang sama
indikator) dengan indikator kelas 3
5 Kelas 5 (integrasi Dirancang untuk bereaksi terhadap
indikator) semua parameter kritis siklus sterilisasi
(sumit mohan,2017)

g. Pemantauan Biologis
Dengan menggunakan monitor biologis yang terdiri dari kertas
strip atau vial yang mengandung dari spora bakteri khusus yang tahan
terhadap proses streilisasi. Monitor ini digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas dari proses sterilisasi. Semua instrumen dalam kedokteran
gigi harus dilakukan sterilisasi untuk menghondari penularan infeksi.
Apabila instrumen yang digunakan sekali pakai jadi langsung dibuang,
apabila handpieces, bur proses sterilisasinya membutuhkan waktu yang
lebih lama dan berbeda.

4. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi


Menurut OSHA pengendalian infeksi seering juga disebut
“paparan rencana kontrol”, yaitu program yang dirancang untuk
melindungi seseorang terhadap resiko pajanan terhadap infeksi.
Tujuan dari pengendalian infeksi :
- Karena mikororganisme ada dimana-mana.
- Mikroorganisma patogen yang menyebabkan kontaminasi, infeksi
harus dihilangkan atau dihancurkan dari suatu bahan.

Pengendalian Infeksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantarannya:

a. Bilas Mulut Praprosedural


Pengendalian infeksi dengan bias mulut ini dapat menggunakan
minyak essensial misalnya Bis-biguanides, senyawa amonium,
halogen, obat kumur komersial yang mengandung 0,05% BPK yang
sama efektinya dengan CHX dlam hal mengurangi kadar bakteri yang
dihasilkan.
b. Sterilisasi Tangan
Sebelum melakukan pemeriksaan gigi rutin, sebaiknya cuci tangan
terlebih dahulu dengan menggunakan sabun biasa atau antimikroba
dan air. Tujuan dari sterilisasi tangan ini yaitu untuk menghilangkan
flora sementara untuk mencegah pengenalan organisme terinfeksi
apabila handscoon tertusuk atau sobek. Cuci tangan yang dilakukan
setidaknya selama 10 detik, digosok dan di sikat pada seluruh bagian
tangan dan dibilas.
Contoh berbagai jenis sabun yang dapat digunakan, antara lain :
- Berbasis klorheksidin : mengandung chlorhexidine gluconate
2-4% dan 4% isopropil yang berpenran untuk pembersihan
khusus (misalnya ketika dokter mengalami cedera pada saat
melakukan tindakan), tetapi bahan ini berbahaya untuk mata.
- Povidone idone sekitar 7,5-10% yang berguna sebagai scrub
tangan bedah.
- Parachlorometexylenol (PCMX ) memiliki sifat bakterisida
atau fungiosida yang memiliki konsentrasi 2% yang dapat
digunakan secara rutin karena tidak menyebabkan iritasi.
- Alkohol-etil alkohol dan isopropil alkohol yang memiliki
konsentrasi 70% biasanya digunakan dengan cara di gosok
pada kulit.
c. Penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri)
Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) ini dilakukan dengan
tujuan:
- Sebagai tindakan pencegahan dan merupakan komponen utama
dari standar tindakan pencegahan.
- APD penting untuk melindungi kulit dan selaput lendir yang
merupakan suatu substansi dengan potensi menular.
- Contoh : sarung tangan, masker, pelindung mata/kacamata,
tutup kepala bedah.
d. Penggunaan Rubber Dam
Penggunaan rubber dam pada perawatan endodontik yang
membantu mengendalikan infeksi, sebagai perlindungan dan juga
meningkatkan efisiensi perawaran. Penggunaan ini menghasilkan
penurunan jumlah penularan infeksi atau kontaminasi patogen selama
tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi. Selain itu, juga melindungi
dari obat-obatan dan bahan irigasi, melindungi jaringan lunak rongga
mulut dari trauma iatrogenik.
e. Kacamata
Aerosol, debris dari mulut saat dilakukan tindakan dengan
menggunakan handpiece, scaler ultrasonik dapat menyebabkan cedera
mata. Cedera mata pada pasien biasanya disebabkan oleh debris pada
saat dilakukan tindakan dengan instrumen KG yang tajam atau
handpiece, oleh karena itu, disarankan bagi dokter ataupun pasien
untuk memakai kacamata.

f. Disinfeksi
Disinfeksi adalah sebuah prosedur yang melibatkan dua langkah
prosedu, yaitu :
- Menggosok permukaan agar dapat di desinfeksi dan
dibersihkan.
- Membasahi permukaan dengan desinfektan dengan waktu yang
sudah ditentukan sesuai dengan instruksi pabrik.
. Desinfektan yang ideal adalah :
- tidak korosif
- ramah lingkungan
- tidak beracun.
- Reaksinya cepat
- Disinfeksi tingkat tinggi yang menonaktifkan bakteri vegetatif,
jamur, mikrobakteria, dan virus tetapi jumlah spora bakterinya
tinggi.
- Disinfeksi tingkat menengah menonaktifkan bakteri vegeatif,
mikrobakteria, dan sebagian virus terutama virus yang di
selimuti, tetapi bukan dari spora bakteri.
- Disinfeksi tingkat rendah dengan germisida kimia cair.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rani L, Pradeep. Sterilization Protocols in Dentistry – A


Review. J. Pharm. Sci. &Res. Vol. 8(6), 2016, 558-564
2. Sriraman P, Neelakantan P. Asepsis in Operative Dentistry and
Endodontics.International Journal of Public Health Science
(IJPHS). Vol.3, No.1,2014, pp.1~6
3. Mohan S, Prajapati VK, Verma SK, Sterilization and Infection
Control Measuresin Dental Operatory. Int J Adv Integ Med Sci.
2017. 2(2). 97-100
4. Laneve E, Raddato B , Dioguardi M , Gioia G D , Troiano G ,
and Muzio LL.Sterilisation in Dentistry: A Review of the
Literature. Hindawi International Journal of Dentistry. Volume
2019

Anda mungkin juga menyukai