Abstrak
Penyembuhan
jaringan
lunak
setelah
dilakukan
bedah
apikal
tergantung pada luasnya desain flap pada jaringan lunak. Bermacammacam desain flap dianjurkan dan telah digunakan, tergantung dari lokasi
dan ukuran lesi peri-radikular. Suatu desain flap yang baru, dimana
digunakan insisi lurus sub-marginal telah dibandingkan dengan desain
flap
intra-sulkukar
submarginal.
rektangular/triangular
Penyembuhan
paska
dan
operasi
scalloped,
dan
flap
dibandingkan
dari
segi
Pendahuluan
Bedah Periapikal
agen
dan
patologi
di
merestorasi
daerah
jaringan
DOKTER GIGI
direfleksi
sebagai
bagian
Flap Rektangular
+
-
jahitan
dan
menguntungkan
Tidak
melibatkan
marginal atau
interdental
gingiva
Tidak
mengeksp
os tulang
krest
Meminimalka
n terjadinya
resesi gingiva
Tujuan Penelitian
Mengevaluasi gambaran klinis
penyembuhan dua flap bedah
konvensional yaitu 1)Triangular
atau Rektangular dengan insisi
2)
intrasulcular
dan
Flap
submarginal
scallop
bila
dibandingkan dengan desain 3)Flap
eksperimental yang baru.
Flap Experimental
Diperkirakan akan lebih menguntungkan dari segi
penyembuhan.
Flap mukogingival, namun insisi horisontal nya lurus, tidak
seperti scallop pada flap Ochsenbein-Luebke.
Insisi tunggal dan baik.
15 pasien
Departemen Endodontik
3 kelompok
Informed consent.
Semua pasien yang termasuk dalam penelitian ini bebas dari penyakit
sistemik sehingga tidak ada variabel dalam pola penyembuhan dengan
penyakit sistemik yang berbeda.
Kel. I
Insisi horizontal intrasulcular dengan dua
insisi vertikal.
Sayatan horisontal dimulai pada sulkus gingiva dan dan
diperpanjang melalui otot perlekatan gingiva pada tulang krestal.
Perawatan dilakukan untuk memastikan bahwa interdental
papilla telah diinsisi melalui area pertengahan, insisi dilakukan
pada perlekatan epitel pada tulang krestal.
Insisi vertikal ditempatkan pada line angle gigi yang berdekatan
dengan gigi tersebut, menekan cukup kuat untuk memastikan
bahwa pisau bedah memotong ke korteks tulang.
Kemudian elevator periosteal digunakan dengan lembut untuk
mengangkat periosteum dan yang dangkal jaringan dari lempeng
kortikal (Gbr. 1a)
Kel. II
Insisi scallop dilakukan pada attached gingival mengikuti kontur
marginal gingival, diatas free gingival groove.
Insisi dilakukan pada gingival dan periosteum sampai ke tulang
kortikal digunakan tekanan kuat dan stroke tunggal yang halus.
Insisi vertikal diletakkan masing-masing pada akhiran insisi
horizontal. Lalu, flap direfleksi secara hati-hati. (Fig 1b).
Kel. IIII
Kasus yang dipilih Gigi yang membutuhkan restorasi baik di
bagian servikal atau mahkota.
Insisi kontinu yang lurus dan kuat pada attached gingiva, apikal dan
free gingival groove.
Insisi relaxing vertical diberikan pada akhiran insisi
horizontal.
Periosteal elevator digunakan untuk mengangkat flap dengan
lembut. (Fig 1c).
selama prosedur .
Irigasi konstan dengan larutan saline dilakukan untuk mencegah
dehidrasi flap.
Kuretase apikal /apicectomy dilakukan.
Sebelum pengembalian flap, wet gauge ditempatkan selama
beberapa menit untuk meminimalisir hematoma dan untuk
meningkatkan perletakan flap terhadap tulang dibawahnya.
Penjahitan flap dilakukan dengan menggunakan silk 4.
Jahitan interrupted dan interdental diberikan untuk insisi
horizontal dari full thickness flap dan jahitan interrupted tunggal
dilakukan pada insisi vertical dan insisi horizontal dari flap
submarginal. Jahitan dilepas setelah 5 hari.
KLINIS
Kriteria
Penyembuhan
: Ada atau tidaknya pembengkakan,
Perubahan warna,
Resesi marginal gingiva.
Luasnya jaringan parut.
Kel. I
Perubahan peradangan , yaitu daerah yang kemerahan dan bengkak
terjadi lebih parah pada awal penyembuhan luka dengan insisi
intrasulkular.
Resesi marginal gingival diobservasi dalam 2 kasus insisi
intrasulkular.
Kembalinya menjadi normal lebih lambat jika dibandingkan dengan
luka insisi submarginal.
Namun jika ada jaringan parut yang terlihat jelas pada insisi ini
terlihat sangat sedikit. (Fig. 2a)
Kel. II
Inflamasi ringan dan pembengkakan terlihat
selama 5 hari.
Tidak ada resesi yang terlihat dengan insisi submarginal baik
selama 5 atau 15 hari.
Jaringan parut dan penyusutan jaringan terlihat pada masing
masing kasus pada kelompok II selama 5 hari.
Pada interval 15 hari, meskipun terlihat kembali ke keadaan
normal, terlihat adanya sisa jaringan parut. (Fig 2b).
Kel. IIII
Tidak ada resesi yang terlihat pada kasus dari grup ini baik selama
5 atau 15 hari.
Beberapa jaringan parut terlihat pada 5 hari. Namun ketika insisi
submarginal dibandingkan, lebih ditemukan pada insisi scallop
dibandingkan dengan desain flap experimental.
Selama 15 hari, jaringan parut sangat sedikit.
Penyembuhan yang lebih baik dengan penyusutan jaringan yang
sedikit terlihat pada desain flap experimental yang baru.
Restorasi yang dilakukan pada abrasi di bagian servikal tidak
berpengaruh pada proses penyembuhan (fig. 2c).
Kesimpulan
Penyembuhan tanpa adanya resesi dan kembalinya keadaan
gingiva seperti semula terjadi dalam lebih cepat pada kelompok III
dibandingkan dengan kelompok yang lainnnya.
Dari
bukti-bukti
yang
disajikan,
dapat
dikatakan
bahwa
flap
TH
AN
TH
AN
KS
KS