Tidak tampak
Tidak berbau
DANGER Tidak berbunyi
Dapat dirasakan
Dapat menyebabkan
Kematian
N
Rujukan K3 Listrik
(HIRAC →NSPK)
• UU & Peraturan
NORMA →
SNI (PUIL)
STANDAR →
PERIKSA & UJI
PROSEDUR →
AMAN (NAB)
KRITERIA → Bahaya sentuh
Efek thermal
Medan listrik/magnit
PENERAPAN
2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
Kondisi saat ini
1. Potensi Risiko Kecelakaan dan penyakit akibat kerja
terus meningkat dan semakin komplek seiring dengan
kemajuan IPTEK, karenanya kasus kecelakaan
frekuensinya akan meningkat
BAHAYA KEJUT →
LUKA BAKAR
NILAI TAHANAN PADA ORGAN TUBUH
MANUSIA
Defibrillator in use
EFEK SENGATAN LISTRIK
Besar arus yang Akibat yang timbul
melewati tubuh
1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasa
AMAN
1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan
tidak mengganggu kesadaran
8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa
melepaskan diri, kesadaran tidak hilang
15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang
BERBAHAYA
- Pembakaran : (7,17 %)
- Peralatan panas : (3,14 %)
21.85
9.10 → 9.10 →
18.30 → 18.30 →
150 kV PUIL 87
29.
12.50 → 12.50 →
23.30 → 23.30 →
500 kV PUIL 87
30.50
16 → 16 →
26 → 26 →
NAB FAKTOR FISIKA
Kep 51/Men/1999
Freq Power Kuat medan Kuat medan Rata2 waktu
Density listrik magnet pemajanan
mW/Cm2 A/m V/m Menit
30kHz -100 kHz 614 163 6
100 kHz – 3 MHz 614 16.3/f 6
3 MHz – 30 MHz 1842/f 16,3/f 6
30 MHz – 100 MHz 61,4 16,3/f 6
100 MHz - 300 MHz 1 61,4 0,163 6
300 MHz – 3 GHz f/300 6
3 GHz – 15 GHz 10 6
15 GHz-300 GHz 10 616.000/f4
Ketenagalistrikan
G
TT/
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
TM/
yang Aman dan yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan
TR
M
TT/
PENUNJANG :
• Industri
TET • Jasa
• Perdangan
TM/
PELANGGAN
TR
M pemakaian
K3 Listrik
Kep 75/Men/2002
PEMBERLAKUAN
PUIL 2000
STANDAR
K3 LISTRIK
PUIL 2000
SNI 04 225 2000
NO. : KEP.
311/BW/2002
KOMPETENSI SDM
Undang – Undang Tujuan K3:
N0 1 Th 1970 • Menjamin keselamatan
Keselamatan Kerja tenaga kerja maupun orang
lain
• Menjamin sumber produksi
Tempat Kerja aman dan efisien
Unsur : • Menjamin proses produksi
1. Kegiatan Usaha lancar & Produktif
2. Tenaga kerja
3. Sumber bahaya Kepentingan
Masyarakat
Pelanggan
(Pengguna)
Perusahaan
Undang undang No 1 tahun 1970
Dasar hukum :
Keselamatan Kerja
Pasal 2 ayat (2) huruf q
(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
Dasar hukum :
Keselamatan Kerja
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
Tentang KESELAMATAN KERJA
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI
U U No 1 Th 1970
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan wajib
PUIL 2000
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
Prosedur
Perancangan,
Pembangunan,
Perluasan
Pemasangan,
Proyek
Test & Commissioning Pastikan
Dokumentasi
Pengoperasian
memenuhi
Pelayanan, kriteria
Pemeliharaan,
Pemeriksaan dan
AMAN
Pengujian berkala serta
Pengamanannya. Terdokumentasi &
Legal
Aspek pertimbangan rancangan /
evaluasi instalasi listrik
Internal
Jenis beban/Peruntukan
Penerangan
Eksternal
Pesawat tenaga
Kondisi lingkungan
Karakteristik
• Ruang normal
Daur tugas
• Ruang lembab
Dll
• Ruang panas
• Ruang berdebu
BESARAN NOMILAL • Ruang uap/gas ledak
Penggolongan ruangan sesuai dengan sifatnya :
Huruf dalam kurung, petunjuk kategori dari ruang yang dimaksud
(n) Ruang kering
(l) Ruang kerja listrik
(lk) Ruang kerja listrik terkunci
(d) Ruang berdebu
(blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas
(bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu
(bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat
(ko) Ruang dengan gas, uap atau debu yang korosif
(b) Ruang lembab dan basah
(p) Ruang sangat panas
(k) Ruang kerja kasar
(r) Ruang radiasi
Bagian 1 :Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Begian 2 :Persyaratan Dasar
Bagian 3 :Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 :Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 :Perlengkapan listrik
Bagian 6 :PHB & Komponennya
Bagian 7 :Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 :Ruangan khusus
Bagian 9 :Pengusahaan instalasi listrik
Lampiran-lampiran
Total Beban :
KHA kabel :
Ukuran kabel :
Pengaman :
Kebutuhan Daya :
M
E : 220 V
P1 P P2 P3
1 PK = 736 W
10 PK 1,5 kW In :10 A
I = W/E
I = 7.360/220 A
In : … A In :…A
= 35 A
SARANA PEMUTUS
KENDALI
41
KEMAMPUAN→→→→→→→→→→→→
HANTAR ARUS
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal
42
Created by ganjar budiarto 7/2/2020 44
Tabel 5.5-2
Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawai proteksi
sirkit motor terhadap hubung pendek
45
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT
PUIL 2000 Ayat 556
SETELAN MAK
218 + 68 = 286 A
SETELAN MAK
KHA. MIN.
108 + 42 + 68 = 218A 1,5 In
1.25 (68) + 42 + 54 =
= 102A
170,8A
46
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
Bagian 1. PENDAHULUAN
Tujuan
Terselenggaranya instalasi listrik yang baik
dan menjamin keselamatan , keaman
instalasi, gedung dan isinya.
Ruang lingkup
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasannya instalasi listrik
PUIL 2000
1.2.1 Ruang lingkup
1.2.1.1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku
untuk semua pengusahaan instalasi listrik
tegangan rendah
arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus
searah 1500 V dan
tegangan menengah sampai dengan 35 kV dalam
bangunan dan sekitarnya baik perancangan,
pemasangan, pemeriksaan dan pengujian,
pelayanan, pemeliharaan maupun
pengawasannya dengan memperhatikan
ketentuan yang terkait.
50
Tegangan sentuh yang
berbahaya:
• > 50 V a.b. di ruang normal,
• > 25 V a.b. di ruangan
lembab
• Daya inst.
Tidak mengatur persyaratan > 100 Watt
listrik di :
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal laut
- Tambang bawah tanah
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)
Penafsiran
Instansi yang berwenang → yang memberlakukan
PUIL 2000
Ketentuan teknis
- Pola preventif
- Syarat syarat pengamanan
- Batas pembebanan, hantaran
- dst
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR
Perancangan
- Aspek keselamatan
- Asapek kehandalan
- Aspek Akrap lingkungan
54
2.5.8 Pemeriksaan dan pengujian (verifikasi)
2.5.8.1 Instalasi listrik harus diuji dan diperiksa sebelum dioperasikan dan/atau
setelahmengalami perubahan penting untuk membuktikan bahwa pekerjaan
pemasangan telah dilaksanakan sebagaimana semestinya sesuai dengan PUIL 2000
dan/atau standar lain yang berlaku.
2.5.8.2 Instalasi dalam pabrik atau bengkel, instalasi dengan 100 titik beban atau
lebih, dan instalasi dengan daya lebih dari 5 kW, sebaiknya keadaan resistans
isolasinya diperiksa secara berkala, dan jika resistans isolasinya tidak memenuhi
ketentuan atau terlihat adanya gejala penurunan instalasi itu harus diperbaiki.
55
SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
(BAB III)
SNI 04-0225-2000 Amd 1- 2006
59
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI
60
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI (Lanjutan)
61
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI
Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
63
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
V2
75 kg
V1
1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
66
1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)
L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
67
SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN
L1
L2
L3
N
68
2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan
pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus
meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik
69
SISTEM HANTARAN PENGAMAN
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE
70
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat
Nol &
Ground
dihubungkan
71
SISTEM PEMBUMIAN NETRAL PENGAMAN
L1
L2
L3
N/PE
72
PANEL R-S RESISTAN
R-TT-S R-N R-G ISOLASI
S-N S-G T-N T-G N-G
P1- P1.1
p1-P1.2
P1-P1.3
P1.P1.4
1000 Ohm /Volt (diruang normal)
P1.P1.5 100 Ohm / Volt (diruang lembab)
P1-P1.6
73
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
Suplai daya listrik untuk
5 EMERGENCY
sarana keselamatan
tidak boleh terganggu
pada kondisi apapun
MDB
G
1
2
3
4
5
6. Spare
74
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR • JENIS KABEL FRC
POMPA KEBAKARAN • DARI SISI IN COMING
• SEBELUM SAKELAR UTAMA
KENDALI
TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
75
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien
76
Sistem distribusi listrik di rumah sakit
Sumber Normal Sumber Emergency
Baterai atau
G Motor Generator
• Guankan penutup /
penghalang / Use guards
or barriers
• Mengganti penutup
terbakar WIRE
Program meliputi:
Buat prosedur pelaksanaan program (Permit work)
Orang yang kompeten
Pemriksaan visyual untuk memeriksa kerusakan peralatan
Potensi Bahaya – Beban lebih
Bahaya dapat berasal dari :
Terlalu banyak peralatan listrik dalam
satu kotak kontak
Proteksi araus lebih yang tidak
memadai
Isolasi leleh / melting, dapat
menimbulkan bunga api
Pengendalian - Proteksi peralatan listrik
117
Pembinaan K3 bagi teknisi / petugas /
operator
Kompetensi kerja
adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
120
Kompetensi kunci :
121
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. →Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. →Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. →Ahli K3 Listrik
122
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)
KOMPETENSI
123
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
EVALUASI
OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA
OK
IJIN PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
126
Proses pengesahan gambar ins. listrik
128
KETENTUAN UNTUK BERBAGAI RUANG DAN
INSTALASI KHUSUS
a.RUANG KERJA LISTRIK
• Pengawas ahli
• Cukup luas untuk melakukan pemeriksaan
• Penerangan yang baik
• Lantai, dinding, atap dari bahan tidak mudah
terbakar.
• Di udara terbuka
129
b. Ruang kerja listrik terkunci
•Tidak boleh dipasang mesin, pesawat, instrumen ukur dan
perlengkapan lain yang setiap hari dilayani.
7/2/2020 130
Bekerja pada keadaan tidak bertegangan :
• dilakukan pada saat tegangan telah dibebaskan,
ditempat sarana pemutusan harus ada rambu.
• Dilakukan pemeriksaan tegangan dengan lampu uji.
• Perlengkapan harus dibumikan.
• Surat penugasan bagi petugas pembebasan tegangan
• Sirkit yang memungkinkan penyalur tegangan dikunci,
dan kunci disimpan oleh petugas.
• Penguncian harus dilaksnakan menurut prosedur
tertentu.
131
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.
•
132
Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
•Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
7/2/2020 133
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK.
Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk
menhindarkan pengaruh arus listrik, berada pada papan
kering, kain kering, pakaian, alas yang serupa itu yang
bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua tangan
penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau
bahan serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus
menjaga diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan
benda logam.
134
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditrik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-
lipat.
• Penghantar dihubungpendekan atau dibumikan.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
7/2/2020 135
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.
7/2/2020 136
LIFT
Pesawat lift sebagai
sarana transportasi
vertikal dalam gedung,
dengan perangkat
pengendali otomatik.
BI
15 ORANG MENINGGAL
138
139
7/2/2020 140
Ketentuan K3 LIFT
141
Syarat-syarat K3 Lift
142
LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,
7/2/2020 143
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,
Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
144
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Ttg
Syarat-syarat K3 Lift
untuk pengangkutan orang dan barang
Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,
Pasal 25
Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap Memenuhi
-Perhitungan konstruksi syarat
-Spesifikasi dan sertifikasi material
IJIN K3
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar PABRIKASI LIFT
internasional yang diakui
148
IJIN PEMASANGAN LIFT
Pasal 24 Ayat (4)
Perencanaan pemasangan lift
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
Doc.Lengkap
-Konstruksi mesin dan
penguatannya
-Diagram instalasi listrik Analisis :
-Diagram pengendali Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya Memenuhi
-Rel pemandu dan penguatannya syarat
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan, IJIN K3
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
149
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
LIFT LAIK
OPEPASI
1 tahun
150
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
151
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99
PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
152
C0ntoh
KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : 64/PNKK/07.03 Berlaku s/d : 28 Juli 2008
Nama : FRANSISCUS WARTOYO
Tempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954
Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama
Alamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -
Kelapa Gading – Jakarta Utara
Jakarta, 28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA
153
C0ntoh
KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999
154
C0ntoh
155
C0ntoh
KOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999
156
RANGKUMAN
• Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan dasar
masyarakat;
• Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan manusia (tenaga kerja),
asset maupun lingkungan,
• Karena itu instalasi listrik harus memenuhi syarat K3,
• Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;
• Dikelola dengan menerapkan SMK3 dan
didukung oleh tenaga teknik dan ahli yang
memiliki kompetensi K3
157
RANGKUMAN
158
RANGKUMAN
159
160