Anda di halaman 1dari 160

Arus / Tegangan listrik

Tidak tampak
Tidak berbau
DANGER Tidak berbunyi

Dapat dirasakan
Dapat menyebabkan

Kematian
N
Rujukan K3 Listrik
(HIRAC →NSPK)
• UU & Peraturan
NORMA →
 SNI (PUIL)
STANDAR →
 PERIKSA & UJI
PROSEDUR →

 AMAN (NAB)
KRITERIA →  Bahaya sentuh
 Efek thermal
 Medan listrik/magnit
PENERAPAN

1. Mengidentifikasi bahaya NSPK


• Memeriksa,
• Meneliti,
Pengawas Instalasi & • Menghitung,
/Ahli K3 Peralatan • Mengukur SAFE
listrik • Menguji
• Menganalisis,
DANGER

2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
Kondisi saat ini
1. Potensi Risiko Kecelakaan dan penyakit akibat kerja
terus meningkat dan semakin komplek seiring dengan
kemajuan IPTEK, karenanya kasus kecelakaan
frekuensinya akan meningkat

2. Dunia mencatat (Lap ILO)


270. juta kasus kecelakaan/tahun
350. ribu orang mati/tahun
157. ribu orang fatal
160. juta orang sakit
→ kemudian meninggal 1,7 juta orang

3. Indonesia menempati urutan tertinggi


Jenis-Jenis kecelakaan
Listrik
➢Cidera atau kematian akibat sentuhan arus kejut
/ Electrical shock
➢ Kebakaran / Terbakar
➢Jatuh dari ketinggian
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan

 BAHAYA KEJUT →

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi
Ancaman bahaya listrik
Bagian tubuh yang terkena
Besar teg dan arus yang mengalir
Lama mengalirnya arus

LUKA BAKAR
NILAI TAHANAN PADA ORGAN TUBUH
MANUSIA

Tahanan Pada: Nilai Tahanan:


Kulit kering • 100– 600 k ohm
Kulit basah • 1.000 ohm
Tangan ke kaki • 100– 600 k ohm
Telinga- telinga • 100 ohm
Dampak bahaya Arus Kejut Listrik

Arus di atas 10 mA* dapat menyebabkan


paralyze / membeku
Arus di atas 75 mA dapat menyebabkan
jantung bergerak cepat , gagal jantung
dan dalam beberap menit dapat
meninggal, kecuali dapat bantuan
defibrillator / alat bantu jantung

Defibrillator in use
EFEK SENGATAN LISTRIK
Besar arus yang Akibat yang timbul
melewati tubuh
1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasa

AMAN
1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan
tidak mengganggu kesadaran
8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa
melepaskan diri, kesadaran tidak hilang
15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang
BERBAHAYA

dan tidak bisa melepaskan diri


20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadi
konstraksi pada otot & kesadaran hilang
100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susah
ditolong
200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetak
Terbakar
Arus kejut dapat menyebabkan
cidera/luka
Arus yang mengenai tubuh, dapat
menyebabkan luka bakar
Puslabfor Mabes Polri

- Api terbuka : (37,19 %)


- Listrik : (26,6 %)

- Pembakaran : (7,17 %)
- Peralatan panas : (3,14 %)

- Lain lain : (3,4 %)


- Tidak dpt ditentukan : (19.73 %)
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
KEBAKARAN LISTRIK
Kebakaran pada peralatan listrik yang
bertegangan
“Kebakaran Kelas C”

Bahaya kebakaran listrik :


• Penggunaan media pemadaman yang salah (konduktif) bisa
menyebabkan bahaya bagi regu pemadam;
• Terbakarnya insulator dapat menghasilkan asap beracun
• Asap pada ruangan sempit akan membahayakan manusia
• Kebakaran listrik bisa menjadi pemicu terbakarnya bahan lain
di sekitarnya
KEBAKARAN LISTRIK
Yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran listrik :
• Jika terlihat asap di peralatan listrik, segera tekan switch off /
matikan arus listrik peralatan tersebut.
• Matikan aliran listrik ke ruangan dimana terjadi kebakaran
listrik.
• Jangan membuka “electrical cabinet” yang terbakar apabila
belum disiapkan alat pemadam yang sesuai.
• Orang yang tidak berkepentingan harus segera meninggalkan
ruangan.
• Singkirkan barang-barang lain yang memungkinkan terja-
dinya penyebaran kebakaran.
• Gunakan media pemadam Non-Conduktor (Dry Powder atau
Gas CO2).
66 kV PUIL 87

21.85

9.10 → 9.10 →
18.30 → 18.30 →
150 kV PUIL 87

29.

12.50 → 12.50 →
23.30 → 23.30 →
500 kV PUIL 87

30.50

16 → 16 →
26 → 26 →
NAB FAKTOR FISIKA
Kep 51/Men/1999
Freq Power Kuat medan Kuat medan Rata2 waktu
Density listrik magnet pemajanan
mW/Cm2 A/m V/m Menit
30kHz -100 kHz 614 163 6
100 kHz – 3 MHz 614 16.3/f 6
3 MHz – 30 MHz 1842/f 16,3/f 6
30 MHz – 100 MHz 61,4 16,3/f 6
100 MHz - 300 MHz 1 61,4 0,163 6
300 MHz – 3 GHz f/300 6
3 GHz – 15 GHz 10 6
15 GHz-300 GHz 10 616.000/f4
Ketenagalistrikan
G

TT/
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan

TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)

TM/
yang Aman dan yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan

TR
M

Tempat kerja Bukan tempat kerja


UU 30/2009

KUASA Pemerintah NEGARA


G USAHA

TT/
PENUNJANG :
• Industri
TET • Jasa
• Perdangan
TM/

PELANGGAN
TR

M pemakaian
K3 Listrik
Kep 75/Men/2002

PEMBERLAKUAN
PUIL 2000

STANDAR
K3 LISTRIK

PUIL 2000
SNI 04 225 2000
NO. : KEP.
311/BW/2002

KOMPETENSI SDM
Undang – Undang Tujuan K3:
N0 1 Th 1970 • Menjamin keselamatan
Keselamatan Kerja tenaga kerja maupun orang
lain
• Menjamin sumber produksi
Tempat Kerja aman dan efisien
Unsur : • Menjamin proses produksi
1. Kegiatan Usaha lancar & Produktif
2. Tenaga kerja
3. Sumber bahaya Kepentingan
Masyarakat
Pelanggan
(Pengguna)

Perusahaan
Undang undang No 1 tahun 1970
Dasar hukum :

Keselamatan Kerja
Pasal 2 ayat (2) huruf q
(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
Dasar hukum :

Undang undang No 1 tahun 1970


Pasal 3 ayat (1) huruf q
(Objective)

Keselamatan Kerja
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
Tentang KESELAMATAN KERJA
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI
U U No 1 Th 1970

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan wajib
PUIL 2000
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78

Peraturan
04/88
Prosedur
Perancangan,
Pembangunan,
Perluasan

Pemasangan,
Proyek
Test & Commissioning Pastikan
Dokumentasi

Pengoperasian
memenuhi
Pelayanan, kriteria
Pemeliharaan,

Pemeriksaan dan
AMAN
Pengujian berkala serta
Pengamanannya. Terdokumentasi &
Legal
Aspek pertimbangan rancangan /
evaluasi instalasi listrik
Internal
Jenis beban/Peruntukan
Penerangan
Eksternal
Pesawat tenaga
Kondisi lingkungan
Karakteristik
• Ruang normal
Daur tugas
• Ruang lembab
Dll
• Ruang panas
• Ruang berdebu
BESARAN NOMILAL • Ruang uap/gas ledak
Penggolongan ruangan sesuai dengan sifatnya :
Huruf dalam kurung, petunjuk kategori dari ruang yang dimaksud
(n) Ruang kering
(l) Ruang kerja listrik
(lk) Ruang kerja listrik terkunci
(d) Ruang berdebu
(blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas
(bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu
(bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat
(ko) Ruang dengan gas, uap atau debu yang korosif
(b) Ruang lembab dan basah
(p) Ruang sangat panas
(k) Ruang kerja kasar
(r) Ruang radiasi
Bagian 1 :Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Begian 2 :Persyaratan Dasar
Bagian 3 :Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 :Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 :Perlengkapan listrik
Bagian 6 :PHB & Komponennya
Bagian 7 :Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 :Ruangan khusus
Bagian 9 :Pengusahaan instalasi listrik

Lampiran-lampiran
Total Beban :
KHA kabel :
Ukuran kabel :
Pengaman :
Kebutuhan Daya :

M
E : 220 V

P1 P P2 P3
1 PK = 736 W
10 PK 1,5 kW In :10 A
I = W/E
I = 7.360/220 A
In : … A In :…A
= 35 A

7/2/2020 Created by ganjar budiarto 39


KELENGKAPAN PENGAMAN
SIRKIT MOTOR
PUIL 2000 Ayat 5.5.1.3

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

SARANA PEMUTUS

KENDALI

PENGAMAN BEBAN LEBIH

41
KEMAMPUAN→→→→→→→→→→→→
HANTAR ARUS

SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal

KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis


bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)

42
Created by ganjar budiarto 7/2/2020 44
Tabel 5.5-2
Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawai proteksi
sirkit motor terhadap hubung pendek

Prosentase arus beban


penuh
Jenis motor Pemutus Pengaman
sirkit lebur
% %
Motor sangkar atau serempak, dengan 250 400
pengasutan bintang segitiga., langsung
pada jaringan, dengan reaktor atau resistor,
dan
motor fase tunggal
Motor sangkar atau serempak, dengan 200 400
pengasutan autotransformator, atau motor
sangkar reaktans tinggi.
Motor rotor lilit atau arus searah 150 400

45
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT
PUIL 2000 Ayat 556
SETELAN MAK
218 + 68 = 286 A

SETELAN MAK
KHA. MIN.
108 + 42 + 68 = 218A 1,5 In
1.25 (68) + 42 + 54 =
= 102A
170,8A

SETELAN MAK 2,5 In 1 2 In2 1,5 In 3 4


= 105A = 108A = 102A
MOTOR ROTOR LILIT
KHA. MIN.
In.4 = 68 A
1.25 In
1 2 3
MOTOR SANGKAR MOTOR ROTOR LILIT
In.1 = 42 A MOTOR SEREMPAK In.3 = 68 A
In.2 = 54 A

46
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
Bagian 1. PENDAHULUAN

Tujuan
Terselenggaranya instalasi listrik yang baik
dan menjamin keselamatan , keaman
instalasi, gedung dan isinya.

Ruang lingkup
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasannya instalasi listrik
PUIL 2000
1.2.1 Ruang lingkup
1.2.1.1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku
untuk semua pengusahaan instalasi listrik
tegangan rendah
arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus
searah 1500 V dan
tegangan menengah sampai dengan 35 kV dalam
bangunan dan sekitarnya baik perancangan,
pemasangan, pemeriksaan dan pengujian,
pelayanan, pemeliharaan maupun
pengawasannya dengan memperhatikan
ketentuan yang terkait.

50
Tegangan sentuh yang
berbahaya:
• > 50 V a.b. di ruang normal,
• > 25 V a.b. di ruangan
lembab
• Daya inst.
Tidak mengatur persyaratan > 100 Watt
listrik di :
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal laut
- Tambang bawah tanah
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)

Penafsiran
Instansi yang berwenang → yang memberlakukan
PUIL 2000

Ketentuan teknis
- Pola preventif
- Syarat syarat pengamanan
- Batas pembebanan, hantaran
- dst
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR

Proteksi untuk keselamatan


- Proteksi sentuh langsung
- Proteksi sentuh tidak langsung
- Proteksi efek termal
- Proteksi arus lebih
- Proteksi arus gangguan
- Proteksi tegangan lebih akibat petir
- Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR (Lanjutan)

Perancangan
- Aspek keselamatan
- Asapek kehandalan
- Aspek Akrap lingkungan

Pemilihan peralatan listrik


Karakteristik beban, arus, tegangan, prekuensi, daya

54
2.5.8 Pemeriksaan dan pengujian (verifikasi)

2.5.8.1 Instalasi listrik harus diuji dan diperiksa sebelum dioperasikan dan/atau
setelahmengalami perubahan penting untuk membuktikan bahwa pekerjaan
pemasangan telah dilaksanakan sebagaimana semestinya sesuai dengan PUIL 2000
dan/atau standar lain yang berlaku.

2.5.8.2 Instalasi dalam pabrik atau bengkel, instalasi dengan 100 titik beban atau
lebih, dan instalasi dengan daya lebih dari 5 kW, sebaiknya keadaan resistans
isolasinya diperiksa secara berkala, dan jika resistans isolasinya tidak memenuhi
ketentuan atau terlihat adanya gejala penurunan instalasi itu harus diperbaiki.

55
SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
(BAB III)
SNI 04-0225-2000 Amd 1- 2006

Proteksi KESELAMATAN Manusia, Ternak


dan Harta benda

a) Proteksi dari kejut listrik


b) Proteksi dari efek thermal
c) Proteksi dari arus lebih
d) Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
e) Proteksi dari tegangan kurang
f) Pemisahan dan penyakelaran
SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
(BAB III)
SNI 04-0225-2000 Amd 1- 2006

Proteksi KESELAMATAN Manusia, Ternak


dan Harta benda
• Proteksi sentuh langsung pada operasi normal
• Proteksi sentuh tidak langsung pada kondisi gangguan

Diperlukan bila teg Fase-to fase atau fase to Nol/Bumi < 50 V


(ab) atau < 120 V (as)
SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
(BAB III)
SNI 04-0225-2000 Amd 1- 2006

Proteksi KESELAMATAN Manusia, Ternak


dan Harta benda
• Proteksi pada peralatan listrik
• Proteksi pada instalasinya
• Proteksi gabungan keduanya
Proteksi Sentuh langsung,
→ teknik isolasi atau selungkup terhadap pengaruh ekternal
→ teknik rintangan atau penempatan diluar jangkauan
→ teknik pemutusan suplai otomatik

Sentuh tidak langsung


→ jaminan suplai dibawah nilai yang membahayakan
SISTEM PROTEKSI UNTUK
KESELAMATAN
(BAB III)
Proteksi dari kejut listrik
Proteksi dari efek thermal
Proteksi dari arus lebih
Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
Proteksi dari tegangan kurang
Pemisahan dan penyakelaran

59
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI

Proteksi sentuhan langsung


- Proteksi isolasi bagian aktif
- Proteksi penghalang atau selungkup
- Proteksi penempatan di luar jangkauan
- Proteksi isolasi lantai kerja

60
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI (Lanjutan)

Proteksi sentuhan tidak langsung


Prinsip : Pemutusan secara otomatik
Metoda :
- Sistem Pembumian
- Sistem Hantaran pengaman
- Sistem Hantaran Netral Pengaman

61
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI

Proteksi sentuhan langsung


- Proteksi isolasi bagian aktif
- Proteksi penghalang atau selungkup
- Proteksi penempatan di luar jangkauan
- Proteksi isolasi lantai kerja
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
63
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
Rd 3000  V

V2
75 kg
V1

Pelat logam Kayu


25 x 25 x 0,2 Cm
Kain basah 27 x 27 Cm

ISOLASI LANTAI KERJA (R1)


R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm
TANAH
R1 min. 50 kilo Ohm
65
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung

1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)

66
1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.

Bila terjadi kegagalan


isolasi, teganan suplai akan
PE
terputus karena alat
proteksi bekerja otomatik

67
SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN
L1
L2
L3
N

SATU FASE TIGA FASE

68
2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan
pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus
meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik

Fasa tunggal 3 kawat


Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman

69
SISTEM HANTARAN PENGAMAN
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE

70
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat

Nol &
Ground
dihubungkan

71
SISTEM PEMBUMIAN NETRAL PENGAMAN
L1
L2
L3
N/PE

72
PANEL R-S RESISTAN
R-TT-S R-N R-G ISOLASI
S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3

P1.P1.4
1000 Ohm /Volt (diruang normal)
P1.P1.5 100 Ohm / Volt (diruang lembab)
P1-P1.6

73
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
Suplai daya listrik untuk
5 EMERGENCY
sarana keselamatan
tidak boleh terganggu
pada kondisi apapun

MDB
G
1
2
3
4
5
6. Spare

74
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR • JENIS KABEL FRC
POMPA KEBAKARAN • DARI SISI IN COMING
• SEBELUM SAKELAR UTAMA

BILA SUPLAI LISTRIK KARAKTERISTIK PENGAMAN


TERPUTUS HARUS ADA HUBUNG PENDEK, TERBUKA
INDIKASI ALARM BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK

KENDALI

TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH

75
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien

Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus dari dalam tempo kurang 10
detik harus segera mendapat catu daya
pengganti khusus (CDPK)

Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus harus langsung mendapat catu
daya pengganti khusus (CDPK)

76
Sistem distribusi listrik di rumah sakit
Sumber Normal Sumber Emergency
Baterai atau
G Motor Generator

< 10 dt < 0,5 dt

RUANG RUANG RUANG


KELOMPOK 1 KELOMPOK 1E KELOMPOK 2E
77
Pengendalian Bahaya listrik
Kecelakaan listrik pada pekerjaan
konstruksi disebabkan oleh kombinasi
tiga faktor berikut :

Peralatan/ instalasi yang tidak aman


Lingkungan pada pekerjaan
konstruksi.

Prilaku / cara bekerja yang tidak


aman.
Potensi bahaya listrik pada
pekerjaan konstruksi dan
pengendaliannya
Potensi Bahaya – Sentuh lansung

Cover removed from wiring or breaker box


84
Pengendalian – Isolasi Bagian aktif
• Ditutup dengan isolasi yang
hanya dapat dilepas dengan
merusaknya.
• Mampu menahan pengaruh :
➢Mekanik, kimia, listrik, dan
termal
• Jika isolasi diterapkan selama
pemasangan instalasi, mutu
isolasi ditetapkan dengan
pengujian sama dengan
jaminan mutu isolasi
perlengapan buatan pabrik
Contoh Pengendalian– Mengisolasi bagian
konduktor / sambungan

• Guankan penutup /
penghalang / Use guards
or barriers

• Mengganti penutup

Guard live parts of electric equipment


operating at 50 volts or more against
accidental contact
Contoh Pengendalian – mengisolasi -
Cabinets, Boxes & Fittings

Conductors going into them must be protected, and87


unused openings must be closed
Contoh pengendalian – menutup yang
terbuka
Junction boxes, pull boxes and
fittings harus tertutup dg rapi
Cabinet , boxes dan fitting yang
tidak dpt terbuka harus tertutup
(jgn ada penutupnya hilang)

Photo shows violations


of these two requirements
Potensi bahaya - Overhead Power Lines
Biasanya tidak terisilasi
Peralatan yang ada kemungkinan
dapat kontact dg power line Crane
Ladder
Scaffold
Backhoe
Scissors lift
Raised dump truck bed
Aluminum paint roller
pengendalian- Overhead Power Lines
Berada pada posisi aman
Ada tanda yang jelas
Selalu berasumsi bahwa jaring
ada arus kejutnya
Gunakan kayu atau fiberglass
ladders, tidak boleh terbuat dari
metalmetal
Pekerja pada jaringan perlu
traniing dan APD khusus
Potensi Bahaya – Penggunaan kabel yang
tidak sesuai / tidak aman
Hazard – KHA kabel tidak sesuai
Contoh - penggunaan kabel
extension cord yg terlalu kecil
(KHA)
Akan menyebabkan panas dan Wire Gauge

terbakar WIRE

Sisrkt breaker yang tidak Wire gauge measures


sesuai dg extension cord wires ranging in size from
number 36 to 0 American
wire gauge (AWG)
Pengendalian– Pengguanaan jenis kabel
yang sesuai
Kabel diseusikan dnegan operasi, building materials, beban ,
lingkungan
Gunkan fixed cords dari pada flexible cords
Gunakan extension cord yang sesuai

Must be 3-wire type and designed for hard or extra-hard use


Potensi Bahaya – kabel dan kawat yang rusak
Plastik atau karet
penutup hilang Plastic
eextension cords & tools
rusak
Potensi Bahaya – kabel yang rusak
Kabel dapat rusak :
Umur
Benturan ujung pintu atau
jendela
Staples or fastenings
Abrasi karena benturan
penggunaan
Penggunaan yang tidak benar dapat
menyebabkan arus kejut, percikan
api dan kebakaran
Pengendalian – kabel dan kawat
Isolasi yang memadai
Periksa sebelum digubakan
Guankan tusuk kontak 3-wire type
Gunakan tususk kontak yang cocok (hard or
extra-hard usage)
Hanya gunakan kabel, kotak kontak dan
conecction yang sesuai,
Melepaskan kabel denmgan menarik plug
(Tusuk kontak) jangn kabelnya.
Penggunaan Flexible Cords yang
diperbolehkan

Jangan menggunakan flexible wiring dimana pemeriksaan diperlukan dan


kemungkinan terjadi kerusakan .

Flexible cords tidak boleh . . .


• melalui lubang di dinding, ceiling atau lantai ;
•Melalui pintu, jendela atau jalan keluar masuk lainnya
•Dinding, ceiling atau lantai yang tersembunyi
Potensi Bahaya – Sentuh tidak langsung
Pengendalian bahaya sentuh tidak
langsung - Grounding
Grounding memperkecil
resistansi alat dan bumi
Saat ada arus kejut atau tegangan
petir, arsu mengalir ke tanah,
grounding melindungi arus kejut
melalui tubuh
Bahaya –Grounding tidak
sempurna
Peralatan listrik yang
terhubung dg sirkit yang
groundingnya tidak
sempurna akan
menimbulkan arus kejut
Kawat atau kotak kotak
yang rusak
Pengendalian – Peralatan dan perlengkapan di
Grounding

Ground power supply systems, isntalasi


listrik, and peralatan listrik
Inspeksi yang teratur untuk menjamin
grounding dlam kondisi baik.
Selalu Periksa sebelum menggunakan
peralatan listrik
Jangan melepaskan grounding dari
peralatan listrik atau extension cords
bagian metal dari peralatan
listrikgrounding
Pengendalian – Gunakan GFCI (ground-fault
circuit interrupter)
Melindungi arus kejut
Medeteksi perbedaan arus pada kawat
positif dan negatif (putih – hitam)
Jika grounding gagal, GFCI akan
emmutuskan arus dalam 1/40th of a
second
Gunakan GFCI’s on pada semua instalasi
listrik ( 120-volt, single-phase, 15- and 20-
ampere )
Terapkan program menjamin penggunaan
grounding pada peralatan llistrik
Pengendalian - program menjamin penggunaan
grounding pada peralatan llistrik

Program harus mencakup :


Semua kabel
Receptacles not part of a building or structure
Perelatan yang dihubungkan dg kotak dan tusuk kontak

Program meliputi:
Buat prosedur pelaksanaan program (Permit work)
Orang yang kompeten
Pemriksaan visyual untuk memeriksa kerusakan peralatan
Potensi Bahaya – Beban lebih
Bahaya dapat berasal dari :
Terlalu banyak peralatan listrik dalam
satu kotak kontak
Proteksi araus lebih yang tidak
memadai
Isolasi leleh / melting, dapat
menimbulkan bunga api
Pengendalian - Proteksi peralatan listrik

Secara otomatis sirtkit terbuka jika


ada arus lebih atau kegagalan
grounding
Pengguanaan GSCL, fuses, dan
circuit breakers
Fuses dan circuit breakers
merupakan pengaman arus jika
terjadi kelebihan arus, maka :
➢ Fuses akan meleleh
➢ Circuit breakers trip/ terbuka
Peralatan listrik / Power Tool
•Menggunakan
kabel tiga kawat /
three-wire cord
dengan kotak
kontak yang
tergrounding, atau
Proteksi dg penggunaan
perlengkapan klas II atau dengan
isolasi ekivalen
Perlengkapan yg proteksinya
dari kejut listrik tidak hanya
mengandalkan isolasi
dasarnya, tetapi juga diberikan
tindakan pencegahan dengan
isolasi ganda atau isolasi
diperkuat, tidak ada ketentuan
untuk pembumian
Temporary Lights
• Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal
bebas bumi
• Menginterkoneksi semua BKT dan BKE (ekstra)
• Proteksi dengan separasi listrik
• Memisahkan sirkit perlengkapan dari jarisngan sumber
dg menggunakan trafo [pemisah atau motor
generator)
Proteksi perlengkapan
dan instalasi listrik
• Perlengkapan listrik harus dicantumkan:
• Nama pembuat atau merk gadang
• Daya, tegangan, dan/atau arus pengenal
• Data teknis lainnya
• Hanya digunakan jika telah memenuhi ketentuan PUIL 2000.
• Tidak boleh dibebani lebih dari kemampunnya
Lockout and Tagging of Circuits
• Gunakan kunci sesudah tidak mnggunakan
listrik
• Guankan Tag controls
• Tag semua peralatan atau rangkaian yang
memungkinkan mempunyai arus kejut
• Tag harus jelas dan mudah terlihat.
Safety-Related Work Practices
• Gunakan pagar dan tanda yang jelas pada
perlengkapan atau peralatan listrik
Penggunaan Alat Pelindung Diri

• Safety soes yang sesuai


standar
• sarung tangan
• hoods, sleeves, matting,
and blankets
• Topi / Hard hat (insulated -
nonconductive)
Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik

Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab,


perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan
instalasi listrik
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus
memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus

117
Pembinaan K3 bagi teknisi / petugas /
operator

Pembinaan K3 bagi pekerja


sangat penting, khususnya untuk
pekerjaan yang mempunyai
potensi bahaya listrik .
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : PERANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRI : PENGAWAS PEKERJAAN


PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
UU 13 2003

Kompetensi kerja
adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan.

120
Kompetensi kunci :

Tingkat 1 harus mampu :


- melaksanakan proses yang telah ditentukan.
- menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.

Tingkat 2 harus mampu :


- mengelola proses.
- menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses.

Tingkat 3 harus mampu :


- menentukan prinsip-prinsip dan proses.
- mengevaluasi dan mengubah bentuk proses.
- menentukan kriteria untuk pengevaluasian
proses.

121
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. →Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. →Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. →Ahli K3 Listrik

Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik

Dapat melayani dan Dapat melakukan Dapat mengevaluasi


memelihara inst. pengawasan pek. potensi bahaya dan
listrik secara benar pemasangan dan tindakan koreksi
dan aman, baik bagi pemeliharaan inst. terhadap:
dirinya, peralatan dan listrik secara benar • gambar
aman dalam dan aman sesuai rancangan;
pengoperasiannya ketentuan dan • hasil
prosedur K3. pemeriksaan
dan pengujian;

122
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)

KOMPETENSI

Tugas dan tanggung jawab :


• Melayani, merawat dan mengawasi kelaikan
instalasi listrik;
• Membantu pemeriksaan dan pengujian instalasi
listrik;

123
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik

1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi


- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian

2. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil


3. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)

124 Created by ganjar budiarto


Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik

A. Sertifikasi Alat / Instalasi


1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
125 Created by ganjar budiarto
GAMBAR
RENCANA MEKANISME PENGAWASAN K3

EVALUASI

OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA

PEMASANGAN RIKSA UJI

OK

IJIN PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
126
Proses pengesahan gambar ins. listrik

Dokumen perencanaan listrik Berkas Rekomendasi.


1. Peta lokasi perencanaan.
2 Gambar instalasi
- Lay out perlengkapan dan Analisis:
peralatan listrik Berdasarkan SNI 04-0225 2000
- Rangkaian peralatan dan oleh pegawai pengawas
pengendalinya
3. Diagram garis tunggal Tidak
4. Gambar rinci Memenuhi
syarat
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan Ya
7. Ukuran teknis
PENGESAHAN GAMBAR
- Sepesifikasi & cara pasang Setuju dipasang.
- Cara menguji Rekomendasi.
- Jadwal waktu
127
PENGESAHAN GAMBAR RENCANA
PUIL BAB IV Dokumen Perencanaan
Berkas gambar rancangan dan Inst. Listrik
uraian teknik terdiri :
- Layout
- Diagram garis tunggal lengkap Doc.Lengkap
besaran nominal dan sistem
pengamanan
- Gambar rinci Diperiksa dan dianalisis secara
- Uraian teknis seksama, dibandingkan dg standar
- Perhitungan
1) Susut tegangan;
2) Perbaikan faktor daya;
3) Beban terpasang dan Memenuhi
kebutuhan maksimum; syarat
4) Arus hubung pendek dan daya
hubung pendek; PENGESAHAN
5) Tingkat penerangan.

128
KETENTUAN UNTUK BERBAGAI RUANG DAN
INSTALASI KHUSUS
a.RUANG KERJA LISTRIK
• Pengawas ahli
• Cukup luas untuk melakukan pemeriksaan
• Penerangan yang baik
• Lantai, dinding, atap dari bahan tidak mudah
terbakar.
• Di udara terbuka

129
b. Ruang kerja listrik terkunci
•Tidak boleh dipasang mesin, pesawat, instrumen ukur dan
perlengkapan lain yang setiap hari dilayani.

•Pintu jalan masuk diatur sedemikian hingga:


•Pintu membuka ke luar.
•Dibuka dari luar menggunkan kunci
•Dibuka dari dalam tanpa kunci.

•Memasuki kerja listrik :


•Izin dari petugas berwenang
•Paling sedikit dua orang
•Sehat jasmani dan rohani, pakaian kering, waspada.
•Membawa dan memakai APD yang diperlukan.
•Memperhatikan rambu-rambu.

7/2/2020 130
Bekerja pada keadaan tidak bertegangan :
• dilakukan pada saat tegangan telah dibebaskan,
ditempat sarana pemutusan harus ada rambu.
• Dilakukan pemeriksaan tegangan dengan lampu uji.
• Perlengkapan harus dibumikan.
• Surat penugasan bagi petugas pembebasan tegangan
• Sirkit yang memungkinkan penyalur tegangan dikunci,
dan kunci disimpan oleh petugas.
• Penguncian harus dilaksnakan menurut prosedur
tertentu.

131
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.

132
Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
•Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300

7/2/2020 133
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK.
Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk
menhindarkan pengaruh arus listrik, berada pada papan
kering, kain kering, pakaian, alas yang serupa itu yang
bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua tangan
penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau
bahan serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus
menjaga diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan
benda logam.

134
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditrik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-
lipat.
• Penghantar dihubungpendekan atau dibumikan.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.

7/2/2020 135
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;

7/2/2020 136
LIFT
Pesawat lift sebagai
sarana transportasi
vertikal dalam gedung,
dengan perangkat
pengendali otomatik.

Pesawat lift berpotensi


BAHAYA,

Harus dilakukan UPAYA K3


Bank Indonesia

BI

15 ORANG MENINGGAL
138
139
7/2/2020 140
Ketentuan K3 LIFT

UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f


……… tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang, atau manusia, baik
didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun
di udara

141
Syarat-syarat K3 Lift

UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n


Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. “Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang,
tanaman atang barang”.

142
LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,

Aspek kehandalan dan keselamatan


penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.

7/2/2020 143
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999

144
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Ttg
Syarat-syarat K3 Lift
untuk pengangkutan orang dan barang

Persyaratan teknis Lift


• Mesin
• Ruang /kamar mesin
• Tali baja
• Tromol
• Ruang luncur
• Rel pemandu
• Lekuk dasar
• Kereta
• Governor
• Pengaman
• Bobot imbang
• Penyangga
• Instalsi listrik
145
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999

Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,

Pasal 25

Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift


dan perubahan teknis maupun administrasi harus

mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.


7/2/2020 146
LIFT
Pesawat lift sebagai
sarana transportasi
vertikal dalam gedung,
dengan perangkat
pengendali otomatik.

Pesawat lift berpotensi


BAHAYA,

Harus dilakukan UPAYA K3


IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT
Pasal 24
DESAIN PEMBUATAN
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar Engineering design :
rencana yang disahkan oleh Menteri • Konsep desain
atau pejabat yang ditunjuk • Standar desain
• Checking perhitungan konstruksi

Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap Memenuhi
-Perhitungan konstruksi syarat
-Spesifikasi dan sertifikasi material
IJIN K3
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar PABRIKASI LIFT
internasional yang diakui
148
IJIN PEMASANGAN LIFT
Pasal 24 Ayat (4)
Perencanaan pemasangan lift
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
Doc.Lengkap
-Konstruksi mesin dan
penguatannya
-Diagram instalasi listrik Analisis :
-Diagram pengendali Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya Memenuhi
-Rel pemandu dan penguatannya syarat
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan, IJIN K3
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
149
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

Pasal 30 AS BUILT DRAWING LIFT


Ayat (1)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar Test & commissioning
uji yang ditentukan -Pemeriksaan visual/verifikasi data
-Pengujian pembebanan
-Pengujian rem & safety devises

Standar uji K3 lift :


Memenuhi
SNI 1718 – 1989 – E
syarat
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L IJIN K3

LIFT LAIK
OPEPASI
1 tahun
150
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

DESAIN LIFT IJIN PABRIKASI LIFT


K3

DESAIN IJIN PEMASANGAN


KONSTRUKSI K3 LIFT
PEMASANGAN LIFT

AS BUILT DRAWING IJIN PEMAKAIAN


TEST & Commissioning K3 LIFT

PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN

151
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99

PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan

TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,

TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift

PENYELIA OPERASI LIFT


Mengawasi kelaikan operasi lift

152
C0ntoh

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : 64/PNKK/07.03 Berlaku s/d : 28 Juli 2008
Nama : FRANSISCUS WARTOYO
Tempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954
Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama
Alamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -
Kelapa Gading – Jakarta Utara
Jakarta, 28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari


NIP. 160009422

153
C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan
eskalator;
2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan
eskalator;

154
C0ntoh

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI


KARTU LISENSI K3
PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR

No : 48/PNKK/07.03 Berlaku s/d : 28 Juli 2008


Nama : SLAMET RIYANTO
Tempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963
Instansi/Perh. : Pemda Jawa Tengah
Alamat : Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243

Jakarta, 28 Juli 2003


PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari


NIP. 160009422

155
C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


• Mengawasi keselamatan operasi lift dan
eskalator;
• Mengambil tindakan pengamanan keadaan
darurat operasi lift dan eskalator;

156
RANGKUMAN
• Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan dasar
masyarakat;
• Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan manusia (tenaga kerja),
asset maupun lingkungan,
• Karena itu instalasi listrik harus memenuhi syarat K3,
• Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;
• Dikelola dengan menerapkan SMK3 dan
didukung oleh tenaga teknik dan ahli yang
memiliki kompetensi K3

157
RANGKUMAN

Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengancam


keselamatan manusia (tenaga kerja), asset maupun lingkungan,
karena itu instalsi listrik harus dikendalikan dengan pendekatan:
• TEKNIS : dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara berkala dengan mengacu
pada standar (PUIL) yang berlaku
• PERSONEL : melalui pembinaan kompetensi teknisi, penyelia, ahli
• MANAJEMEN : menerapkan SMK3

158
RANGKUMAN

• Listrik, Lift mengandung potensi bahaya


• Penggunaan instalasi/peralatan listrik, lift harus memiliki
ijin/pengesahan K3
• Masa uji lift berlaku 1 tahun
• Operasional listrik/lift harus diawasi oleh teknisi yang kompeten
• Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan syarat-syarat K3

159
160

Anda mungkin juga menyukai