Anda di halaman 1dari 131

Pencegahan Kebakaran

BAHAYA LISTRIK

! Ingat, Arus/Tegangan listrik


Tidak tampak
Tidak berbau
Tidak berbunyi
Dapat dirasakan
Dan dapat menyebabkan

Kematian
N
KEBAKARAN LISTRIK
Kebakaran pada peralatan listrik
Kebakaran Kelas C

Bahaya kebakaran listrik :


• Terbakarnya insulator dapat menghasilkan asap
beracun
• Asap pada ruangan sempit akan membahayakan
manusia
• Kebakaran listrik bisa menjadi pemicu terbakarnya
bahan lain di sekitarnya
• Pemadaman yang salah terhadap kebakaran listrik bisa
menyebabkan bahaya bagi regu pemadam listrik
KEBAKARAN LISTRIK
Yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran listrik :

• Jika terlihat asap di peralatan listrik, segera tekan


switch off / matikan arus listrik peralatan tersebut.
• Matikan aliran listrik ke ruangan dimana terjadi
kebakaran listrik.
• Jangan membuka “electrical cabinet” yang terbakar
apabila belum disiapkan alat pemadam yang sesuai.
• Orang yang tidak berkepentingan harus segera
meninggal-kan ruangan.
• Singkirkan barang-barang lain yang memungkinkan
terja-dinya penyebaran kebakaran.
• Gunakan pemadam yang sesuai.
Dampak arus kejut listrik
bagi manusia
Tergantung pada:
 Bagian tubuh yang terkena
Besar arus
Lama / Duration mengalirnya arus ke
tubuh

Tegangan Extra rendah


(50 V AB / 120 V AS)
tidak menimbulkan potensi bahaya
Terbakar
Arus kejut dapat menyebabkan
cidera/luka
Arus yang mengenai tubuh,
dapat menyebabkan luka bakar
Sentuhan langsung (Direct Contact)
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan

Sentuhan tidak langsung (Indirect contact)


adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan karena
terjadi kegagalan isolasi
Bahaya kejut listrik

Langsung

t : 1,0 0,8 0,6


N Tidak langsung

0,4 0,3 0,2 (detik)


E : 90 100 110 125 140 200 (Volt)
I :180 200 250 280 330 400 (mA)
EFEK SENGATAN LISTRIK
Besar arus yang Akibat yang timbul
melewati tubuh
1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasa
AMAN

1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan


tidak mengganggu kesadaran
8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa
melepaskan diri, kesadaran tidak hilang
15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang
BERBAHAYA

dan tidak bisa melepaskan diri


20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadi
konstraksi pada otot & kesadaran hilang
100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susah
ditolong
200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetak
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)
Tegangan Sentuh Waktu MaksimumYang Diijinkan
(Volt) (Detik)

< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
Data kec. listrik (PLN) 95-99.
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
N Korban tewas 818 orang
N karyawan 183 orang &
N masyarakat 635 orang
 Luka serius 476 orang
$ Kasus kebakaran 741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 25.5 milyar
Puslabfor Mabes Polri

-Api terbuka : 415 (37,19 %)


-Listrik : 297 (26,6 %)

-Pembakaran : 80 (7,17 %)
-Peralatan panas : 35 (3,14 %)

-Lain lain : 46 (3,4 %)


-Tidak dpt ditentukan : 243 (19.73 %)
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir
NSPK K3 LISTRIK
 NORMA  UU KESELAMATAN ► UNDANG UNDANG
KERJA No 1 Th 1970
 ► PER 03/MEN/1999
STANDAR  KEP 75/MEN/2002
(LIFT PENUMPANG)
 PROSEDUR (PUIL 2000)

► PER 02/MEN/1989
 KRITERIA 
PERIKSA & UJI
 AMAN (PENYALUR PETIR)
• Bahaya sentuh
• Efek thermal
• Medan listrik/magnit
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

RUANG LINGKUP

BERLAKU DI SETIAP TEMPAT KERJA DI


WILAYAH KEKUASAAN HUKUM RI

UNSUR TEMPAT KERJA


- Ada tempat usaha baik ekonomi/ sosial
- Ada tenaga kerja
- Ada sumber bahaya
Ketenagalistrikan

02/11/2022 created by PNK3 previous17next


G

Kebijakan nasional

TT/
Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan

TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan TM/ yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan

TR
M

Tempat kerja Bukan tempat kerja


02/11/2022 created by PNK3 18
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (2) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


(Objective)
Keselamatan Kerja

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan wajib
PUIL 2000
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
(BAB III)
SNI 04-0225-2000 Amd 1- 2006

Proteksi KESELAMATAN Manusia,


Ternak dan Harta benda
 Proteksi sentuh langsung pada operasi normal
 Proteksi sentuh tidak langsung pada kondisi gangguan

Diperlukan bila teg Fase-to fase atau fase to Nol/Bumi < 50 V


(ab) atau < 120 V (as)
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
Rd 3000  V

V2
75 kg
V1

Pelat logam Kayu


25 x 25 x 0,2 Cm
Kain basah 27 x 27 Cm

ISOLASI LANTAI KERJA (R1)

R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm


TANAH
R1 min. 50 kilo Ohm
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung

1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.

Bila terjadi kegagalan


isolasi, teganan suplai akan
PE
terputus karena alat
proteksi bekerja otomatik
SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN
L1
L2
L3
N

SATU FASE TIGA FASE


2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan
pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus
meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik

Fasa tunggal 3 kawat


Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman
SISTEM HANTARAN PENGAMAN
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat

Nol &
Ground
dihubungkan
SISTEM PEMBUMIAN NETRAL PENGAMAN
L1
L2
L3
N/PE
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
Suplai daya listrik untuk
5 EMERGENCY
sarana keselamatan
tidak boleh terganggu
pada kondisi apapun

MDB
G
1
2
3
4
5
6. Spare
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
Akibat Bahaya Listrik
Sekitar 5 pekerja terkena arus
kejut listrik per minggu (OSHA
Jepang)
12% mengakibatkan kasus
kematian di tempat kerja
Tegangan lebih 50 V telah
mengakibatkan bahaya
Sangat berpotensi
menyebabkan kebakaran
Electricity – How it Works
Arus listrik merupakan aliran
energi dari satu tempat ke
tempat lain.
Memerlukan suatu sumber /
power, biaasanya generator
Aliran arus melalui
konduktor
Mengalir dalam sirkit
tertutup (closed circuit)
Jenis-Jenis kecelakaan Listrik
Cidera atau kematian akibat sentuhan arus
kejut / Electrical shock
 Kebakaran / Terbakar
Jatuh dari ketinggian
Dampak bahaya Arus Kejut Listrik

Arus di atas 10 mA* dapat


menyebabkan paralyze / membeku
Arus di atas 75 mA dapat
menyebabkan jantung bergerak
cepat , gagal jantung dan dalam
beberap menit dapat meninggal,
kecuali dapat bantuan
defibrillator / alat bantu jantung

Defibrillator in use

* mA = milliampere = 1/1,000 of an ampere


Jatuh dari ketinggian / Falls
Arus kejut listrik dapat
menyebabkan cidera tak
langsung / cause indirect
injuries
Pekerja pada ketinggian dapat
jatuh akibat terkena arus kejut
dapat menyebabkan kematian
Pengendalian Bahaya listrik
Kecelakaan listrik pada pekerjaan
konstruksi disebabkan oleh
kombinasi tiga faktor berikut :

Peralatan/ instalasi yang


tidak aman
Lingkungan pada pekerjaan
konstruksi.

Prilaku / cara bekerja yang


tidak aman.
Potensi Bahaya – Sentuh lansung

Cover removed from wiring or breaker box


48
Pengendalian – Isolasi Bagian aktif
• Ditutup dengan isolasi yang
hanya dapat dilepas dengan
merusaknya.
• Mampu menahan pengaruh :
 Mekanik, kimia, listrik, dan
termal
• Jika isolasi diterapkan selama
pemasangan instalasi, mutu
isolasi ditetapkan dengan
pengujian sama dengan
jaminan mutu isolasi
perlengapan buatan pabrik
Contoh Pengendalian– Mengisolasi bagian
konduktor / sambungan
Guankan penutup /
penghalang / Use
guards or barriers

Mengganti penutup

Guard live parts of electric equipment


operating at 50 volts or more against
accidental contact
Contoh pengendalian – menutup yang
terbuka
Junction boxes, pull boxes
and fittings harus tertutup
dg rapi
Cabinet , boxes dan fitting
yang tidak dpt terbuka
harus tertutup (jgn ada
penutupnya hilang)
Photo shows violations
of these two requirements
Potensi bahaya - Overhead Power Lines
Biasanya tidak terisilasi
Peralatan yang ada
kemungkinan dapat kontact
dg power line Crane
 Ladder
 Scaffold
 Backhoe
 Scissors lift
 Raised dump truck bed
 Aluminum paint roller
pengendalian- Overhead Power Lines
Berada pada posisi aman
Ada tanda yang jelas
Selalu berasumsi bahwa
jaring ada arus kejutnya
Gunakan kayu atau
fiberglass ladders, tidak
boleh terbuat dari
metalmetal
Pekerja pada jaringan
perlu traniing dan APD
khusus
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Jarak aman atau diluar


jangkauan
Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
Potensi Bahaya – kabel dan kawat yang rusak
Plastik atau karet
penutup hilang
Plastic
eextension cords
& tools rusak
Potensi Bahaya – kabel yang rusak
Kabel dapat rusak :
Umur
Benturan ujung pintu
atau jendela
Staples or fastenings
 Abrasi karena benturan

penggunaan
Penggunaan yang tidak
benar dapat menyebabkan
arus kejut, percikan api dan
kebakaran
Pengendalian – kabel dan kawat
Isolasi yang memadai
Periksa sebelum digubakan
Guankan tusuk kontak 3-wire type
Gunakan tususk kontak yang cocok
(hard or extra-hard usage)
Hanya gunakan kabel, kotak
kontak dan conecction yang sesuai,
Melepaskan kabel denmgan
menarik plug (Tusuk kontak) jangn
kabelnya.
Penggunaan Flexible Cords yang
diperbolehkan

Jangan menggunakan flexible wiring dimana pemeriksaan diperlukan dan


kemungkinan terjadi kerusakan .

Flexible cords tidak boleh . . .


• melalui lubang di dinding, ceiling atau lantai ;
• Melalui pintu, jendela atau jalan keluar masuk lainnya
• Dinding, ceiling atau lantai yang tersembunyi
Potensi Bahaya – Sentuh tidak langsung
Pengendalian bahaya sentuh tidak
langsung - Grounding
Grounding memperkecil
resistansi alat dan bumi
Saat ada arus kejut atau
tegangan petir, arus
mengalir ke tanah,
grounding melindungi
arus kejut melalui tubuh
Bahaya –Grounding tidak sempurna
Peralatan listrik
yang terhubung dg
sirkit yang
groundingnya tidak
sempurna akan
menimbulkan arus
kejut
Kawat atau kotak
kotak yang rusak
Pengendalian – Peralatan dan perlengkapan di Grounding

Ground power supply systems,


isntalasi listrik, and peralatan
listrik
Inspeksi yang teratur untuk
menjamin grounding dlam kondisi
baik.
Selalu Periksa sebelum
menggunakan peralatan listrik
Jangan melepaskan grounding dari
peralatan listrik atau extension
cords
bagian metal dari peralatan
listrikgrounding
Pengendalian – Gunakan GFCI (ground-fault
circuit interrupter)
Melindungi arus kejut
Medeteksi perbedaan arus pada
kawat positif dan negatif (putih –
hitam)
Jika grounding gagal, GFCI akan
emmutuskan arus dalam 1/40th of a
second
Gunakan GFCI’s on pada semua
instalasi listrik ( 120-volt, single-
phase, 15- and 20-ampere )
Terapkan program menjamin
penggunaan grounding pada
peralatan llistrik
Pengendalian - program menjamin penggunaan
grounding pada peralatan llistrik

Program harus mencakup :


Semua kabel
Receptacles not part of a building or structure
Perelatan yang dihubungkan dg kotak dan tusuk
kontak

Program meliputi:
Buat prosedur pelaksanaan program (Permit work)
Orang yang kompeten
Pemriksaan visyual untuk memeriksa kerusakan
peralatan
Potensi Bahaya – Beban lebih
Bahaya dapat berasal dari :
Terlalu banyak peralatan
listrik dalam satu kotak
kontak
Proteksi arus lebih yang tidak
memadai
Isolasi leleh / melting, dapat
menimbulkan bunga api
Pengendalian - Proteksi peralatan listrik

Secara otomatis sirtkit


terbuka jika ada arus lebih
atau kegagalan grounding
Pengguanaan GSCL, fuses,
dan circuit breakers
Fuses dan circuit breakers
merupakan pengaman arus
jika terjadi kelebihan arus,
maka :
 Fuses akan meleleh
 Circuit breakers trip/
terbuka
Peralatan listrik / Power Tool
 Menggunakan
kabel tiga
kawat / three-
wire cord dengan
kotak kontak
yang
tergrounding,
atau
• Proteksi dengan lokasi tidak
konduktif
Temporary Lights
Lockout and Tagging of Circuits
Gunakan kunci sesudah tidak mnggunakan
listrik
Guankan Tag controls
Tag semua peralatan atau rangkaian yang
memungkinkan mempunyai arus kejut
Tag harus jelas dan mudah terlihat.
Safety-Related Work Practices
Gunakan pagar dan tanda yang jelas
pada perlengkapan atau peralatan
listrik
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Safety soes yang sesuai
standar
sarung tangan

hoods, sleeves, matting,


and blankets
Topi / Hard hat
(insulated -
nonconductive)
Petir
AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000 A


o
Panas: 30.000 C

AWAN KE BUMI

KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS, Sasaran
• MEKANIS,
OBYEK YANG TERTINGGI
BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN
LANGSUNG .

SAMBARAN
TIDAK LANGSUNG
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG


Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989

SISTEM FRANKLIN

PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm
Pengawasan K3 +++++++
Instalasi Penyalur Petir +++++++++
+++++++
- - - - - - -
- - - - - -
PERMENAKER
- - - - -
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :
Sistem eksternal

Jenis :
konvensional &
elektrostatik
PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


A : Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
B : Struktur konstruksi (0 1 2 3)
C : Tinggi bangunan (0 2 3 4 5 - 10)
D : Lokasi bangunan (0 1 2)
E : Hari guruh (0 1 2 3 4 - 7)

R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
SNI 225 - 1987
Harus dipasang instalasi PUIL-1987
PROTEKSI PETIR (820 - B.16 dan - C.4)
(Sistem internal protection)

Ruangan berpotensi bahaya


ledakan gas/uap/debu/serat
PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL

Semua bagian konduktif dibonding


Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING
Harus dipasang instalasi
PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)

Ruangan berpotensi bahaya


ledakan gas/uap/debu/serat

65
Jenis Penerima (Spitzer)
).Sistem instalasi proteksi petir dapat memanfaatkan kolom-kolom gedung
bertingkat tinggi. Sedangkan pembumiannya menggunakan tiang pancang pada
kolom-kolom tersebut. Tentu saja sambungan-sambungan antar kolom besi
betonnya harus berhubungan secara elektrik. Ini sudah digunakan di Negeri
Belanda. Metoda sistem proteksi bahaya petir semacam ini yang disebut dengan
sistem sangkkar (Faraday Cage) seperti pada gambar
Sistem sangkar faraday

17/11/02 createdbyGanjar Budiarto 60


Sistem Electrostatik dengan cara meggunakan
penerima tunggal sebagai penangkap/penerima
Franklin (Konventional) VS LPS
(Electrostatik/Electromagnet)

 Resistans pembumian Makimal 5


Ohm. Bila dari hasil pengukuran
resistan pembumian tidak
memenuhi syarat akan dapat
mengundang bahaya, yang disebut
tegangan langkah seperti diuraikan
diatas. Perhatikan gambar
++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15

B: Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3

C: Tinggi bangunan
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR

C: Tinggi bangunan
s/d 6m : 0
12 m : 2
17 m : 3
25 m : 4
35 m : 5
50 m : 6
70 m : 7
100 m : 8
140 m : 9
200 m : 10
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
D : Lokasi bangunan
Tanah datar : 0
Lereng bukit : 1
Puncak bukit : 2

E : Hari guruh per tahun


2 : 0
4 : 1
8 : 2
16 : 3
32 : 4
64 : 5
128 : 6
156 : 7
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah
tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi
secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok.
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan
pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi
listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi
penyalur petir.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar
selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;
LIFT
Pesawat lift sebagai
sarana transportasi
vertikal dalam gedung,
dengan perangkat
pengendali otomatik.

Pesawat lift berpotensi


BAHAYA,

Harus dilakukan
UPAYA K3
JUMLAH IJIN LIFT
Th.1979 SD MEI 2006

IJIN lift :12150 UNIT TEKNISI PEMEGANG


MERK 340 ORANG
Info dar Assosiasi 16000 unit
lift terpasang Penyelia : +/- 300 ORANG

Jika rata2 100 orang/hari


3.200.000 orang per hari
Ketentuan K3 LIFT

UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f


……… tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang, atau manusia, baik
didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun
di udara
Syarat-syarat K3 Lift

UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n


Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. “Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang,
tanaman atang barang”.
LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,

Aspek kehandalan dan keselamatan


penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Ttg
Syarat-syarat K3 Lift
untuk pengangkutan orang dan barang

Persyaratan teknis Lift


• Mesin
• Ruang /kamar mesin
• Tali baja
• Tromol
• Ruang luncur
• Rel pemandu
• Lekuk dasar
• Kereta
• Governor
• Pengaman
• Bobot imbang
• Penyangga
• Instalsi listrik
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999

Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,

Pasal 25

Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift


dan perubahan teknis maupun administrasi harus

mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.


Ruang Mesin

Pintu
Luar

Buffer

02/11/2022
11
Pencegahan dan Tindakan Penyelamatan
Penyebab Kecelakaan Dalam Keadaan Darurat

 Kerusakkan Lift Tindakan

 Kebakaran
Gedung Pencegahan
Prosedur
dan
tindakan
Gempa Bumi standard
Persiapan
Banjir
02/11/2022
11
Pemasangan Door Switch Untuk Mencegah :

 Lift Jalan saat penumpang Keluar


masuk
 Kecelakaan terhadap orang yang
membuka pintu dari luar saat
kereta sedang bisa berjalan cepat.

02/11/2022
11
Contoh Kebakaran

02/11/2022
11
KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK

1.KETEKNIKAN
2.KESELAMATAN KERJA
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : PERANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRI : PENGAWAS PEKERJAAN


PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN, PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift

Pengurus Wajib Membentuk Organisasi K3


PK dan Menyiapkan Personilnya
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. Ahli K3 Listrik

Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik

Dapat melayani dan Dapat melakukan Dapat mengevaluasi


memelihara inst. pengawasan pek. potensi bahaya dan
listrik secara benar pemasangan dan tindakan koreksi
dan aman, baik bagi pemeliharaan inst. terhadap:
dirinya, peralatan dan listrik secara benar • gambar
aman dalam dan aman sesuai rancangan;
pengoperasiannya ketentuan dan • hasil
prosedur K3. pemeriksaan dan
pengujian;
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

DESAIN LIFT IJIN PABRIKASI LIFT


K3

DESAIN IJIN PEMASANGAN


KONSTRUKSI K3 LIFT
PEMASANGAN LIFT

AS BUILT DRAWING IJIN PEMAKAIAN


TEST & Commissioning K3 LIFT

PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
Inspeksi K3

Pelaksanaan inspeksi oleh operator


• Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
• Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan
peralatan mesin, metode kerja
• Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

created by PNK3 02/11/2022


12
Inspeksi K3

Laporan inspeksi
• Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
• Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan peralatan
mesin, metode kerja
• Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

created by PNK3 02/11/2022


12
Created by PNK3 NAKERTRANS 02/11/2022
12
Penyelamatan Karena Kebakaran

Created by PNK3 NAKERTRANS 02/11/2022


12
Langkah Penyelamatan Karena Kebakaran
 Lift Tidak Bisa Otomatis Turun
1. Informasikan melalui interkom lift ada kebakran.
2. Minta penumpang tidak panik dan menombol lantai
terdekat dan segera keluar dari kereta setelah pintu terbuka
dan minta untuk menggunakan tangga darurat.
3. Catat lantai terakhir kereta berhenti (Jika aman)
4. Yakinkan semua lift sudah ditinggalkan penumpang.
5. Jangan mencoba memadamkan api dengan lift.
6. Tinggalkan gedung.
7. Berikan informasi pada petugas kebakaran guna
memudahkan penyelamatan/rescue.

Created by PNK3 NAKERTRANS 02/11/2022


12
Lift Pemadam Kebakaran
Untuk Lift Yang Berfungsi Sebagai Lift
Pemadam Kebakaran (Fire Man Lift).
1. Lift pemadam kebakaran tidak boleh
digunakan oleh siapapun kecuali oleh
personil pemadam kebakaran.
2. Berikan Informasi pada pihak pemadam
kebakaran letak tombol untuk mengaktifkan
lift agar bisa dioperasikan oleh pemadam
kebakaran.

02/11/2022
Created by PNK3 NAKERTRANS 126
Penyelamatan/kebakaran

 Lift Bisa Turun Dengan Tombol Kebakaran


1. Lift bisa secara otomatis turun ke lantai utama setelah
tombol darurat ditekan (Fire Emergency Operation).
2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan
lagi.
 Lift Otomatis Turun Jika Ada Kebakaran.
1. Semua lift secara otomatis akan turun jika fire alarm
yang interkoneksi dengan kontrol mendeteksi adanya
kebakaran.
2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan
lagi.

Created by PNK3 NAKERTRANS 02/11/2022


12
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik

1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi


- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian

2. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil


3. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik

A. Sertifikasi Alat / Instalasi


1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
RANGKUMAN
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan manusia (tenaga kerja), asset
maupun lingkungan, karena itu instalsi listrik harus
dikendalikan dengan pendekatan:
• TEKNIS : dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
berkala dengan mengacu pada standar (PUIL) yang berlaku
• PERSONEL : melalui pembinaan kompetensi teknisi,
penyelia, ahli
• MANAJEMEN : menerapkan SMK3
RANGKUMAN
 Listrik, Lift mengandung potensi bahaya
 Penggunaan instalasi/peralatan listrik, lift
harus memiliki ijin/pengesahan K3
 Masa uji lift berlaku 1 tahun
 Operasional listrik/lift harus diawasi oleh
teknisi yang kompeten
 Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan
syarat-syarat K3

Anda mungkin juga menyukai