Anda di halaman 1dari 100

Pengawasan K3 Listrik

Sekilas info

 Musnimar, S. Kom
 Pengawas Ketenagakerjaan
 Penyidik Pegawai Negeri Sipil
 Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik,
Elevator dan Eskalator
 Pada Disnakertrans Provinsi Riau
 email : animar73@yahoo.com
 HP : 08126827180

01/27/2023 2
Tujuan Penerapan K3 Listrik
 Menjamin keselamatan manusia dari
bahaya kejut listrik
 Keamanan instalasi listrik &
perlengkapannya
 Keamanan gedung beserta isinya dari
kebakaran akibat listrik
 Perlindungan lingkungan

01/27/2023
Objek Pengawasan

Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan,


ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan.
Yg dilakukan pemeriksaan :

Pengesahan/Perijinan Personil/Lembaga &


Peralatan

Kondisi Peralatan
Potensi Bahaya Listrik
 Bahaya arus kejut, dampak tergantung pada :
 Besar arus yang mengalir

 Lama/durasi terkena paparan listrik


 Bagian tubuh yang terkena
Lanjutan Potensi Bahaya Listrik

Potensi bahaya akibat suhu berlebihan


 Peledakan
 Kebakaran (bisa timbulkan panas, IL dimana saja dgn O2 18-21%)
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir

• Potensi Bahaya dari Efek Medan Listrik


 Paparan jangka panjang
 Tubuh juga instalasi listrik
Tabel Efek Sengatan Listrik

Besar arus yang melewati tubuh Akibat yang timbul

A 1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasa


M
A 1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan tidak
N mengganggu kesadaran
B 8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa
E melepaskan diri, kesadaran tidak hilang
R 15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang dan
B tidak bisa melepaskan diri
A 20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadi konstraksi
H pada otot & kesadaran hilang
A 100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susah
Y ditolong
A 200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetak
Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik
a. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat
Kerja
d. Kepdirjen No. Kep. 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan
Calon AK3 Bidang Listrik
e. Kepdirjen No. Kep. 48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan
Teknisi K3 Listrik
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (1) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


Keselamatan Kerja

(Objective)

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B
Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78

Peraturan
04/88
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
Peraturan
Menteri Tenaga Kerja &
Transmigrasi RI

No 12 tahun 2015

Tentang
K3 Listrik di tempat
kerja
Peraturan Terbaru di bidang listrik
Standar Kelistrikan yang sebagai acuan
a. Standar Nasional Indonesia;
b. Standar Internasional; dan/atau
c. Standar Nasional Negara lain yang ditentukan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik.
Persyaratan K3 listrik di tempat Kerja
Ruang lingkup
 pembangkitan listrik;
 transmisi listrik;
 distribusi listrik; dan
 pemanfaatan  listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50
(lima puluh) volt arus bolak balik atau 120
(seratus dua puluh) volt arus searah.
Lanjutan 3. Persyaratan

Perencanaan, pemasangan, penggunaan,


perubahan, dan pemeliharaan
wajib mengacu kepada standar bidang
kelistrikan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan
dilakukan oleh Ahli K3 bidang Listrik
 dilakukan oleh teknisi K3 Listrik
Kewajiban keberadaan Ahli K3 bidang Listrik
tempat kerja yang mempunyai pembangkit
lebih dari 200 kVa
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : PERANCANGAN;
RIKSA UJI
Kepdirjen No. Kep. 47/PPK&K3/VIII/2015

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN

Kepdirjen No. Kep.48/PPK&K3/VIII/2015

01/27/2023
Lanjutan 3. Persyaratan
Pemeriksaan Dan Pengujian
wajib dilakukan pada perencanaan,
pemasangan, penggunaan, perubahan, dan
pemeliharaan
mengacu kepada standar bidang kelistrikan
dan peraturan perundang-undangan
dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Listrik dan/atau Ahli K3 bidang
Listrik
pelaksanannnya :
 sebelum penyerahan kepada
pemilik/pengguna;
 setelah ada perubahan/perbaikan; dan
 secara berkala
Lanjutan 3. Persyaratan

Pengesahan
Hasil pemeriksaan dan pengujian
sesuai standar
dilakukan oleh oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik
dan Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3
diterbitkan oleh Dinas yang
membidangi pengawasan
ketenagakerjaan provinsi
Pemeriksaan berkala Lanjutan 3. Persyaratan
1 (satu) tahun sekali
Pengujian berkala
5 (lima) tahun sekali
hasil pemeriksaan dan pengujian
dilaporkan ke dinas yang membidangi
pengawasan setempat
sebagai bahan pembinaan dan
penegakan hukum
Lanjutan 3. Persyaratan

Perlengkapan dan Peralatan


tersertifikasi dari lembaga yan
berwenang
Pengawasan norma listrik dilakukan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Sanksi : UU no 1 tahun 1970 dan UU
no 13 tahun 2003
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi
2 Gambar instalasi
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik
- Rangkaian peralatan dan
pengendalinya
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis
- Sepesifikasi & cara pasang
- Cara menguji
- Jadwal waktu

01/27/2023 22
PROSES/CARA TERJADI
Potensi Bahaya Listrik :
Sentuh Langsung
Poin 3.4 PUIL 2000
Sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik
Ex : kabel terkelupas, bagian terbuka pada mesin

Indikator proteksi :
 Pencegahan mengalirnya arus melalui badan manusia
 Membatasi arus yang dapat mengalir sampai nilai lbh kecil
dari arus kejut
Metoda Proteksi Sentuh Langsung
Proteksi dengan isolasi bagian aktif
Proteksi dengan penghalang/selungkup (metoda IP)
Metoda Rintangan
Penempatan diluar jangkauan (terkait efek medan
listrik)
Penggunaan Gawai Proteksi Arus Sisa (sudah
terpasang di instalasi  konduktor tambahan)
Isolasi lantai kerja
Proteksi isolasi bagian aktif
Ditutup dengan isolasi yang hanya dapat dilepas dengan
merusaknya.
Mampu menahan pengaruh :
Mekanik, kimia, listrik, dan termal
Proteksi Penghalang / Selungkup
Kode IP (International Protection)

Kode IP adalah sistem kode untuk menunjukan


tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari
sentuh langsung ke bagian yang berbahaya, dari
benda asing padat, air dan untuk memberikan
informasi tambahan dalam hubungannya dengan
proteksi tersebut.

01/27/2023
Tabel Elemen Kode IP

1 2 3 4
Elemen Angka/huruf Artinya proteksi untuk Artinya proteksi manusia
perlengkapan
Kode huruf IP
Dari masuknya benda asing Dari sentuh langsung ke
padat bagian berbahaya
dengan :
Angka 0 (tanpa proteksi) (tanpa Proteksi)
Karakteristik 1 diameter ≥ 50 mm belakang telapak tangan
pertama 2 diameter ≥ 12,5 mm jari
3 diameter ≥ 2,5 mm perkakas
4 diameter ≥ 1,0 mm kawat
5 debu kawat
6 kedap debu kawat

01/27/2023
1 2 3 4

Elemen Angka/ Artinya proteksi untuk Artinya proteksi manusia


huruf perlengkapan
Kode huruf IP
Dari masuknya benda asing cair Dari sentuh langsung ke
bagian berbahaya
dengan :
Angka 0 (tanpa proteksi)
karakteristrik 1 tetesan air secara vertical
kedua 2 tetesan air miring (150)
3 semprotan air/ butiran halus
4 semprotan air/butiran besar
5 pancaran air
6 pancaran air kuat
7 perendaman sementara
8 perendaman kontinu

01/27/2023
Tabel Elemen Kode IP

1 2 3 4
Elemen Angka/ Artinya proteksi untuk Artinya proteksi manusia
huruf perlengkapan
Kode huruf IP
Dari masuknya benda asing padat Dari sentuh langsung ke
bagian berbahaya dengan :

Huruf tambahan A Belakang telapak tangan


(Opsi) B Jari
C Perkakas
D kawat

Informasi suplemen khusus


untuk :
Huruf suplemen H Aparat tegangan tinggi
(Opsi) M Gerakan selama uji air
S Stasioner selama uji air
W Kondisi cuaca
01/27/2023
Proteksi dengan Rintangan
Rintangan : mencegah sentuh tidak sengaja ke
bagian aktif tetapi tidak mencegah sentuh
disengaja
Rintangan mencegah :
Mendekatnya badan dengan tidak sengaja ke bagian aktif
Sentuh tidak sengaja dg ke bagian aktif selama operasi
Rintangan dapat dilepas tanpa menggunakan
kunci atau perkakas, tetapi harus aman sehingga
tercegah lepasnya rintangan secara tidak sengaja

01/27/2023
Penempatan di Luar Jangkauan

Hanya dimaksud untuk mencegah sentuh yang


tidak sengaja dengan bagian aktif
Bagian berbeda potensial yg dapat terjangkau
secara simultan harus berada di luar jangkauan.
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
Isolasi Lantai Kerja
Sentuhan tidak langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi.
Kebocoran menyebar ke seluruh alat
Pengendalian bahaya sentuh tidak
langsung - Grounding

Grounding memperkecil
resistansi alat dan bumi
Saat ada arus kejut atau
tegangan petir, arus
mengalir ke tanah,
grounding melindungi
arus kejut melalui tubuh
Menggunakan GFCI (ground-fault circuit interrupter)

Melindungi arus kejut


Mendeteksi perbedaan arus pada kawat
positif dan negatif (putih – hitam)
Jika grounding gagal, GFCI akan
memutuskan arus dalam 1/40 detik
Terapkan program menjamin penggunaan
grounding pada peralatan listrik
enggunakan perlengkapan dgn Isolasi Ganda

• Proteksi dg penggunaan perlengkapan


klas II atau dengan isolasi ekivalen
– Perlengkapan yg proteksinya dari
kejut listrik tidak hanya
mengandalkan isolasi dasarnya,
tetapi juga diberikan tindakan
pencegahan dengan isolasi ganda
atau isolasi diperkuat
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Safety shoes yang sesuai
standar
Sarung tangan

Topi / Hard hat (insulated -


nonconductive)

88 40
41
88 42
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.

Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditrik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-
lipat.
• Penghantar dihubungpendekan atau dibumikan.
• Berikan pertolongan medis secepatnya.
Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 : Persyaratan Dasar
Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 : Perlengkapan listrik
Bagian 6 : PHB & Komponennya
Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 : Ruangan khusus
Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik

Lampiran-lampiran
ALAT UKUR TAHANAN ISOLASI AMPHER TESTER

created by PNK3 47 01/27/2023


5. SPESIFIKASI KAMERA INFRAMERAH Thermo Tracer TH9100 WV
High Spec, and High Performance IR Thermal
Imager
Visual Camera Built into IR lens
ALAT PENGUKUR PANAS Specifications :
THERMOGRAFH
Measuring range -40 to 2000 oC
Resolution 0.06 oC (at 30 oC 60 Hz) --- range 1
Accuracy ± 2 oC or ± 2% of reading
Detector Uncooled Focal Plane Array (microbolometer)
Spectral range 8 to 14 μm
I.F.O.V. 1.2 mrad
Focusing range 30 cm to infinity
Field of View 21.7 o(H) x 16.4 o(V)
Frame time 60 frames/sec
Display View finder and 3.5 inch LCD monitor
Thermal image pixels 320 (H) x 240 (V) pixels
Measuring functions Run / Freeze
S/N improvement ?2, ?8, ?16 and spatial filter ON/OFF
Interval measurement Recording on memory card : 2 t 3600 sec interval
Trigger function

Emissivity correction 0.10 to 1.00 ( at 0.01 step )


Env. Temp. correction Provided ( including interval UNC )
Auto functions Full automatic (level, sense, focus)
Display funtions Display color : color/monochrome, posi/nega
Annotation Text and voice annotation (30 sec per image)
Movie recording Real-time memory : 1664 images ( max. 60 Hz)
Operating temp / -15 to 50 oC, 90% RH or less (not condensed)
humidity
Storage temp / humidity -40 to 70 oC, 90% RH or less (not condensed)

01/27/2023 created
Shock and by PNK3
vibration 294m/sec2 (IEC60068-2-27), 29,4m/sec 248
(IEC60068-2-6)
THERMAL VISUAL

KETERANGAN TEMPERATUR ( OC )

1 2 3
OBYEK MCCB AC PHASA-T TERMINAL BAWAH

66.3
LABEL NO. X-1 T SPOT

40
PANEL / T REF
PNL. UTAMA SEL-3
ALAT

26.3
LOKASI RUANG GENSET ∆T

SKALA C
KEMUNGKINAN PENYEBAB

X Koneksi buruk (kendor / kotor ) KOMENTAR & SARAN


Beban berlebih (overload)
OVERHEATING PADA KABEL MCCB AC PHASA-T TERMINAL BAWAH
PERBAIKI KONEKSI MCCB TSB
Beban tdk seimbang (unballance) OFF PANEL, LEPAS KONEKSI YANG BERMASALAH, GANTI SKUN KABEL & KABELNYA, BERSIHKAN TERMINAL MCCB, KEMUDIAN KONEK KEMBALI
DAN KENCANGKAN BAUT TERMINASINYA
Komponen dalam PERIKSA ULANG SETELAH DILAKUKAN PERBAIKAN

Induksi elektromagnetis
01/27/2023 created by PNK3 49
Suhu kerja
PEMERIKSAAN LV PANEL DENGAN
INFRA RED

PEMERIKSAAN LV PANEL
DG ALAT INFRA RED MERUPAKAN
SALAH SA-TU CARA UNTUK
MENGE-TAHUI / MENDETEKSI
KOMPONEN YG PANAS.

SEHINGGA DLM PELAK-


SANAAN PEKERJAAN DA
PAT DISELESAIKAN DGN
BAIK DAN SEMPURNA.
Petir

01/27/2023 51
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang Pengawasan instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
01/27/2023 52
AWAN KE AWAN perintis kilat 20 msec
mencapai bumi jrk 3 km

Arus : 5.000 ~ 200.000 A


o
Panas: 20.000 C

AWAN KE BUMI perintis kilat 20 msec


mencapai bumi jrk 3 km

Return stroke BUMI ke awan 100 msec

Sasaran
KERUSAKAN
• THERMIS, OBYEK YANG TERTINGGI
• ELEKTRIS,
• MEKANIS,

01/27/2023 created by PNK3 53


BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN
LANGSUNG
.

SAMBARAN
TIDAK LANGSUNG
KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG


Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

01/27/2023 created by PNK3 55


INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING

 PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR Min BC
50 mm2)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING min.2 bh)

Resistan pembumian
mak 5 ohm.

01/27/2023 created by PNK3 56


Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

01/27/2023 created by PNK3 57


Jenis Penerima (Spitzer)
).Sistem instalasi proteksi petir dapat memanfaatkan kolom-kolom gedung
bertingkat tinggi. Sedangkan pembumiannya menggunakan tiang pancang pada
kolom-kolom tersebut. Tentu saja sambungan-sambungan antar kolom besi
betonnya harus berhubungan secara elektrik. Ini sudah digunakan di Negeri
Belanda. Metoda sistem proteksi bahaya petir semacam ini yang disebut dengan
sistem sangkkar (Faraday Cage) seperti pada gambar

Sistem sangkar faraday

17/11/02 createdbyGanjar Budiarto 60


Sistem Electrostatik dengan cara meggunakan
penerima tunggal sebagai penangkap/penerima
ALAT UKUR TAHANAN SEBARAN TANAH

created by PNK3 61 01/27/2023


01/27/2023 created by PNK3 62
++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon, menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung secara
elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar maximal 5
meter.
PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


A : Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
B : Struktur konstruksi (0 1 2 3)
C : Tinggi bangunan (0 2 3 4 5 - 10)
D : Lokasi bangunan ( 0 1 2)
E : Hari guruh (0 1 2 3 4 - 7)

R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR

01/27/2023 created by PNK3 65


INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15

B: Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3

C: Tinggi bangunan

01/27/2023 created by PNK3 66


INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
D : Lokasi bangunan
Tanah datar : 0
Lereng bukit : 1
Puncak bukit : 2

E : Hari guruh per tahun


2 : 0
4 : 1
8 : 2
16 : 3
32 : 4
64 : 5
128: 6
156: 7

01/27/2023 created by PNK3 67


SNI 225 - 1987
Harus dipasang instalasi PUIL-1987
(820 - B.16 dan - C.4)
PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)

Ruangan berpotensi bahaya


ledakan gas/uap/debu/serat

01/27/2023 68
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;
Ketentuan K3 LIFT

UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f


……… tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang, atau manusia, baik
didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun
di udara

01/27/2023 70
Syarat-syarat K3 Lift

UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n


Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. “Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang,
tanaman atang barang”.

01/27/2023 created by PNK3 71


K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepdirjen No. : Kep 407/M/BW/1999
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 06/MEN/2017

Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 06/Men/2017) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,
Ruang Mesin

Pintu
Luar

Buffer

01/27/2023 74
Lift Pemadam Kebakaran
Untuk Lift Yang Berfungsi Sebagai Lift
Pemadam Kebakaran (Fire Man Lift).
1. Lift pemadam kebakaran tidak boleh
digunakan oleh siapapun kecuali oleh
personil pemadam kebakaran.
2. Berikan Informasi pada pihak
pemadam kebakaran letak tombol
untuk mengaktifkan lift agar bisa
dioperasikan oleh pemadam kebakaran.

01/27/2023 75
Penyebab Kecelakaan
Pencegahan dan Tindakan Dalam Keadaan Darurat
Penyelamatan
Kerusakkan Tindakan
Lift
Pencegahan
Kebakaran Prosedur
Gedung dan
tindakan
Gempa Bumi standard
Persiapan
Banjir

01/27/2023 76
Pencegahan Terhadap
Kecelakaan terhadap
orang yang membuka
pintu dari luar saat
kereta sedang berjalan
cepat.

01/27/2023 77
Pemasangan Door Switch Untuk Mencegah :

Lift Jalan saat penumpang


Keluar masuk
Kecelakaan terhadap orang yang
membuka pintu dari luar saat
kereta sedang bisa berjalan
cepat.

01/27/2023 78
Contoh Kebakaran

01/27/2023 79
Syarat –syarat k3 lift
* Memiliki Panel operasi lift
- Kapasistas angkut (Kg & Orang)
- Sesuai dengan dokumen

•Bagian –bagian lift dan pemasangan


• Kuat, tidak cacat, aman dan
memnhuni syarat K3
JUMLAH LIFT
Th.1979 SD AGUSTUS 2003

DKI JAKARTA 6707 KALIMANTAN TENGAN 2


BANTEN 28 KALIMANTAN TIMUR 86
JAWA BARAT 316 KALIMANTAN BARAT 20
JAWA TENGAH 179 KALIMANTAN SELATAN 21
YOGYAKARTA 113
JAWA TIMUR 621 SULAWESI UTARA 44
B A L I 192 SULAWESI SELATAN 125
A C E H 15 SULAWESI TENGGARA 1
SUMATERA UTARA 260 SULAWESI TENGAH -
SAMATERA BARAT 30 A M B O N 19
SUMATERA SELATAN 59
R I A U 72 IRIAN JAYA 19
J A M BI 18 NUSA TENGGARA BARAT 3
BENGKULU 9 NUSA TENGGARA TIMUR 2
LAMPUNG 26

81
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

DESAIN LIFT IJIN PABRIKASI LIFT


K3

DESAIN KONSTRUKSI IJIN PEMASANGAN


PEMASANGAN LIFT K3 LIFT

AS BUILT DRAWING IJIN PEMAKAIAN


TEST & Commissioning LIFT
K3
PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN

01/27/2023 82
MESIN DAN KAMAR MESIN

-Sesuai SNI yang berlaku


-Rem membuka dengan magnet
listrik dan dapat berhenti
otomatis pad asaat arus listrik
putus.
-Mesin harus dilengkapi dengan
rem yang bekerja dengan
tenaga pegas
MESIN DAN KAMAR MESIN
- Bangunan kamar kuat, bebas air, tahan api min 1 jam
- Luas kamar mesin ruang luncur min 1,5 x luas ruang
luncur dan tinggi min 2,2 m kec. Lift perumahan atau
rumah tinggal.
- Cukup penerangan dan ventilasi
- Dilengkapi jalan masuk dengan membuka ke arah luar
(0,7 x 2 m)dan dapat terkunci, tahan api ( 1 jam)
- Terdapat mesin, alat pengendali kerja dan hubung bagi
listrik
- Tersedia APAR min Kapasitas 5 kg.
TALI BAJA DAN TEROMOL
- Tali baja harus kuat, luwes, tidak boleh ada sambungan,
semua utas tali seragam dari satu sumber yang sama
- Tali baja harus mempunyai angka Faktor keamanan
untuk kecepatan lift
- 20 – 59 m/menit ----- 8 x kapasitas angkut
- 59 - 90 m/menit ----- 9,5 x kapasitas angkut
- 105 – 180 m/menit ----- 10,5 x kapasitas angkut
- 210 – 300 m/menit ----- 11,5 x kapasitas angkut
- 300 atau lebih ------ 12 x kapasitas angkut
- Garis tengah tali baja penarik min 10 mm
- Tali baja tidak boleh terbuat dari rantai
- Lift tarikan gulung min mempunyai 2 tali baja
penggerak
- Lift Gesek min mempunyai 3 tali baja penarik.
TALI BAJA DAN TEROMOL
-Teromol harus diberi alur
-Perbandingan antara garis tengah teromol dan tali baja
- Lift penumpang atau barang = 40 : 1
- Lift pelayan = 40 : 1
- Governor = 25 : 1
BANGUNAN RUANG LUNCUR
DAN LEKUK DASAR
- Konstruksi kuat, kokoh, tahan api tertutup rapat dari lantai
bawah samapi langit-langit ruang luncur
- Bersih, bebas dari instalasi atau peralatan yg bukan bagian
dari instalasi lift
- Lift ekspress (non stop), ruang luncur harus terdapat pintu
min 1 buah pada setiap 3 lantai ( jarak 11 m)
- Terdapat pintu darurat (70x140 cm), tahan api, hanya
membuka keluar
- Daun pintu ruang luncur harus tahan api min 1 jam dan
menutup rapat.
BANGUNAN RUANG LUNCUR
DAN LEKUK DASAR
- Pintu ruang luncur harus dilengkapi kunci kait (interlock)
dan bekerja sejalan dengan pengendalian lift.
- Sistem interlock harus menjamin
- kereta tidak dapat bergerak sebelum pintu tertutup
rapat dan terkunci,
- pintu hanya terbuka jika kereta berhenti penuh dan
sama sata dengan lantai.
- Toleransi beda kerataan lanti kereta dan lantai
pemberhentian max 20 cm.
- ruang bebas min 50 cm antara lekuk dasar dengan bagian
bawah kereta lift pada saat kereta menekan penuh
peredam/penyangga.
- Lekuk dasar tidak boleh berhubungan langsung dengan
tanah, kekuatan tanah min 5000 N/m2, dilengkapi rem
pengaman, tidak bolh digunakan sebagai tempat kerja.
KERETA LIFT
- Rangka kereta terbuat dari baja, kuat menahan tumbukan
kereta dan penyangga
- Badan kereta harus tertutup rapat dan mempunyai pintu
- Atap kereta harus kuat menahan beban peralatan dan
orang ( 2 oarang)
- Tinggi dinding min 2 meter
- Kereta harus dilengkapi pintu darurat dengan syarat :
- berengsel dan dapat dibuka dari luar sangkar
- Tidak memnggagu instalasi di atas sangkar sewaktu
dibuka
- Ukuran min (0,35 x 045)m
- Dapat dibuka dengan menarik pegangan tangan dan
tanpa terkunci.
- Pintu darurat pada lift otomatis harus dapat tertutup
sejalan dengan operasi lift.
- Perbandingan beban dan luas lantai lihat pada lampiran 1.
KERETA LIFT
- Pintu kereta harus kuat, kokoh, aman, bekerja otomatis, tinggi min
2 meter
- Jarak antar ambang pintu kereta dan pintu ruang luncur max. 35
mm
- Harus dilengkapi peralatan tanda bahaya bel listrik dengan tenaga
aki dan telepon yang dipasang pada lantai tertentu yang dapat
dioperasikan dari dalam kereta lift.
- Mempunyai ventilasi dan penerangan ( 2 buah) yang cukup
- Terdapat saklar/peralatan di atas atap kereta yang digunakan untuk
penerangan, menjalankan dan menghentikan lift
- Lampu penerangan darurat dan Panel operasi :
- Nama pembuat/ merk dagang
- Kapasitas beban (Kg dan Orang)
- Rambu dilarang merokok
- Indikasi beban lebih (tulisan /signal visual)
- Tombol buka-tutup,permintaan, bel alarm dan tanda bahaya,
intercom
GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN
PENGAMAN

- lift harus dilengkapi dengan alat untuk memicu atau mengatur


bekerjanya rem pengaman (governor), yang bekerja jika
-Kecepatan lift sampai 42 m/menit. Kec. Governor 50 %
lebih besar,
-Kec. 42-90 m/menit, Kec. Governor 40 % lebih besar
-Kec. 90 – 120 m/menit , Kec. 35 % lebih besar
-Kec. Lebih 120 m/menit, kec. 30 % lebih besar
- Governor lift yang berkecepatan 60 m/menit lebih, harus
dilengkapi saklar pemutus arus ke mesin sesaat sebelum
governor bekerja.
- Dilengkapi rem pengaman yang dapat menghentikan kereta
jika terjadi kecepatan lebih atau goncangan atau tali baja
penarik putus.
GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN PENGAMAN
- Rem pengaman lift terdiri dari rem pengaman kerja
berangsur dan rem pengaman kerja mendadak
- Rem kerja berangsur (progressive) untuk kec. Lif
60m/menit atau lebih
- Rem kerja mendadak (instantaneous) untuk kec lift kurang
dari 60 m/menit.
- Jarak minimal dan maksimal antara kemerosotan kereta
dengan rem pengaman :
- Kec. Sampai 105 m/menit min : 0,25 m dan max : 1.1 m
- Kec. sampai 150 m/menit min : 0,5 m dan max : 1.8 m
- Kec. Sampai 210 m/menit min : 1,0 m dan max : 3,0 m
- Kec. Samapi 300 m/menit min : 2,0 m dan max : 5,6 m
- Rem pengaman tidak bekerja untuk peregerakan ke atas
(rem pengaman khusus)
- Rem yang dipasang lebih dari satu harus bekerja serempak
- Lif kec. 60 m/menit lebih harus memiliki sakelar pemetus
arus menhentikan motor penggerak.
GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN
PENGAMAN
- Lift otomatis harus dilengkapi dnegan saklar darurat
berwarna merah (stop swicth)
- Perlengakapan yang harus ada :
-Pengaman batas (travel limit swicth) untuk
menhentikan mesin sebelum kereta / bobot mencapai
perjalanan akhir.
-Alat pembatas beban lebih (over load) dan lift tidak
dapat berjalan jika beban belum dikurangi.
-Alat pengaman yang dapat menhentikan lift jika tali
baja penarik kendur.
BOBOT IMBANG, REL PEMANDU DAN
PEREDAM ATAU PENYANGGA

- Bobot imbang harus terbuat dari balok/ lempengan


logam/ beton bertulang, satu sama lain harus terikat ,
satu kesatuan.
- Rel pemandu harus kuat manahan tekanan kereta pada
beban penuh dan terbuat dari baja
- Bobot imbang dan kereta dilengkapi
peredam/penyangga yang ditempatkan pada lekuk dasar
- Peredam / penyangga bersifat masif, kenyal, pegas dan
hidrolik.
- Jenis peredam / penyangga disesuaikan dnegan
kecepatan lift.
INSTALASI LISTRIK PADA INSTALASI LIFT

-Sesuai dengan SNI –0225-2000 (PUIL 2000)


-Rangkaian, pengaman dan pelayanan lift harus sesuai
dengan gambar rencana
-Daya harus diambil dari sisi incoming PHButama
rangkaian listrik
-Dipasang interkoneksi dengan sistem alarm, jika ada
gangguan listrik/kebakaran dapat beroperasi lift kebakaran
(bergerak ke posisi terbawah dan berhenti dengan pintu
terbuka)
PEMBUATAN, PEMASANGAN,
PERBAIKAN, PERAWATAN DAN
PERUBAHAN LIFT
- Harus sesuai dengan gambar yang telah disahkan
- Pembuatan harus sesuai standar yang berlaku
- Pelaksana harus telah mendapatkan penunjukan dari Menteri
- Teknisinya harus mempnyai keahlian dibidang K3 lift
(sertifikat) dan mempunyai ijin operasi dari Menteri
- Ketentuan sesuai dengan Kep . 407/Men/1999 tentang
kualifikasi teknisi Lift.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

- Setiap lift sebelum digunakan harus dilakukan


pemeriksaan dan pengujian
- Setiap lift harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian
secara berkala 1 (satu) tahun sekali.
- Pemeriksaan dapat dilakukan oleh pegawai pengawas
atau Ahli K3

PENGAWASAN
- Pelaksanaan pengawasan terhadap syarat K3 lift dilakukan oleh
Pegawai Pengawas atau AHLI K3
Inspeksi K3

Pelaksanaan inspeksi oleh operator


• Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
• Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan
peralatan mesin, metode kerja
• Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

01/27/2023 created by PNK3 98


Inspeksi K3

Laporan inspeksi
• Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
• Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan peralatan
mesin, metode kerja
• Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

01/27/2023 created by PNK3 99

Anda mungkin juga menyukai