TRAINING TEKNIK K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Oleh :
Heri Tranggono
01/03/22 1
1. MEMAHAMI KARAKTERISTIK BAHAYA LISTRIK
DAN SAMBARAN PETIR
2. MEMAHAMI PERSYARATAN DASAR PROTEKSI
UNTUK KESELAMATAN LISTRIK DAN KONSEP
DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR.
3. MENGETAHUI LANDASAN PERATURAN K3
LISTRIK DAN PROTEKSI PETIR.
4. MENGETAHUI PERSYARATAN DAN PROSEDUR
PENGAWASAN K3 LISTRIK & PETIR
01/03/22 2
I. PENDAHULUAN
01/03/22 3
I. PENDAHULUAN
Bahaya kejut
Bahaya kejut listrik
listrik
Langsung
•• Langsung
Tidak langsung
•• Tidak langsung
tt (detik)
(detik)
EE (Volt)
(Volt)
1,0 0,8
1,0
90 100
90
0,8 0,6
0,6 0,4
100 110
0,4 0,3
110 125
0,3 0,2
125 140
0,2
140 200
200
II (mA)
(mA) 180 200
180 200 250
250 280
280 330
330 400
400
01/03/22 4
I. PENDAHULUAN
Data kec. listrik (PLN) 95-99.
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
Korban tewas 818 orang
karyawan 183 orang &
masyarakat 635 orang
Luka serius 476 orang
$ Kasus kebakaran 741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 25.5 milyar
01/03/22 5
KASUS KEBAKARAN
Puslabfor Mabes Polri 1990-2001
1990-1996 : 2033 kasus
80% kasus ditempat kerja
20% kasus bukan tempat kerja
1997-2001 : 1121 kasus
76,1 % terjadi di tempat kerja
23,9 % bukan tempat kerja
01/03/22 7
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
bahaya sentuhan langsung
bahaya sentuhan tidak langsung
bahaya kebakaran
01/03/22 8
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan
pada bagian konduktif yang
secara normal bertegangan
01/03/22 9
Sentuhan tidak
Sentuhan tidak langsung
langsung
adalah bahaya
adalah bahaya sentuhan
sentuhan pada
pada bagian
bagian
konduktif yang
konduktif yang secara
secara normal
normal tidak
tidak
bertegangan, menjadi
bertegangan, menjadi bertegangan
bertegangan
karena terjadi
karena terjadi kegagalan
kegagalan isolasi
isolasi
01/03/22 10
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
01/03/22 11
01/03/22 12
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
01/03/22 13
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
01/03/22 14
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
01/03/22 15
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
PUIL 2011
PUIL 2011
SNI 04-0225-2011
SNI 04-0225-2011
01/03/22 16
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Peraturan Menteri ESDM No.36 Tahun 2014
Amandemen 1 sebagai Standart Wajib
01/03/22 18
PENGERTIAN
PENGERTIAN
Instalasi listrik adalah bangunan
mulai dari pembangkit tenaga sampai
titik penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap alat
pemakai listrik
Perlengkapan listrik adalah
komponen-komponen yang diperlukan
pada jaringan instalasi
Tegangan
Tegangan sentuh
sentuh yang
yang berbahaya:
berbahaya:
>> 50
50 V
Va.b.
a.b.di
di ruang
ruangnormal,
normal,
>> 25
25 V
Va.b.
a.b.di
di ruangan
ruangan lembab
lembab
01/03/22 19
JARINGAN INSTALASI LISTRIK
TRANSMISI
PEMBANGKITAN
TET
TRANSMISI DISTRIBUSI
TT TM
PELANGGAN
DISTRIBUSI
TR
INDUSTRI
01/03/22 20
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
Tanda Pengenal (Plat nama)
a. nama pabbrik pembuat
b. tegangan pengenal
c. arus beban pengenal
d. daya pengenal
e. freq, Jumlah fase,
f. rpm
g. suhu lingkungan > kenaikan suhu
h. klas isolasi
I. teg. kerja dan arus beban penuh
j. lilitan
k. daur kerja
PENGGERAK
MULA G BEBAN
a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik
b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam
c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis
d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C
e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk
f. Sistem pendinginan harus terjamin
g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin
h. Harus dipasang tanda peringatan
3 5
SETELAN MAK
KHA. MIN.
108 + 42 + 68 = 218A 1,5 In
1.25 (68) + 42 + 54 =
= 102A
170,8A
SARANA PEMUTUS
KENDALI
KENDALI
TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
01/03/22 created by Ganjar Budiarto 32
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
V2
75 kg
V1
1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus
sehingga pengaman akan terputus secara otomatik
L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
120-240 0,8 5
230/400 0,4 0,8
400/690 0,2 0,4
580’1000 0,1 0,2
Nol &
Ground
dihubungkan
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G
P1- P1.1
p1-P1.2
P1-P1.3
P1.P1.4
P1.P1.5
P1-P1.6
SYARAT K3
KHA : MIN 1,1 X I
nominal
RESISTANS ISOLASI
1000 Ohm /Volt (diruang normal)
100 Ohm / Volt (diruang lembab)
25 A W1
KK 3
2 x 1,5 mm2
W2
W1 : 5 A, KK 1
W2 : 3A: 2 x 1,5 mm2
W3 :6A
KK 3 : 250V- 10 A W3
KK1 : 250 V- 15 A
MCB : 25 A
KHA kabel 1,5 mm2 : 19 A
2,5 mm2 : 25 A
W = ExI
I = W/E
= 450/220 Amper
= ~ 2 Ampere
W = 3 x E x I x Cos
1500 W = 1,76 x 380 x I x 0.9
I = 1500/1,76 x 380 x 0,9 Amper
= ….. Ampere
25 A W1
KK 3
2 x 1,5 mm2
W2
KK 1
2 x 1,5 mm2
W tot. = 5 A + 6A + 6 A
= 17 A W3
KK 3 : 250V- 10 A (terbakar)
KK1 : 250 V- 15 A (terbakar)
MCB : tidak menjamin sbg pengaman
(kabel panas MCB belum bekerja melebihi
KHA kabel)
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - -
+ + + +
+ + + + + + + BUMI+ + +
+ + + + + + + + +
AWAN KE BUMI
KERUSAKAN
KERUSAKAN Sasaran
•• THERMIS,
THERMIS, OBYEK YANG TERTINGGI
•• ELEKTRIS
ELEKTRIS
,,
01/03/22 •• MEKANIS,
MEKANIS
MEKANIS,
created by Ganjar Budiarto
MEKANIS 54
BAHAYA
BAHAYA SAMBARAN
SAMBARAN PETIR
PETIR
SAMBARAN
LANGSUNG
SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG
KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK
Berbahaya
MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
01/03/22 created by Ganjar Budiarto 61
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15
B: Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3
C: Tinggi bangunan
C: Tinggi bangunan
s/d 6m : 0
12 m : 2
17 m : 3
25 m : 4
35 m : 5
50 m : 6
70 m : 7
100 m : 8
140 m : 9
200 m : 10
PENERIMA
PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR
112 o (AIRTERMINAL)
TERMINAL)
HANTARAN
HANTARANPENURUNAN
(DOWN
PENURUNAN
(DOWNCONDUCTOR)
CONDUCTOR)
HANTARAN
HANTARANPEMBUMIAN
PEMBUMIAN
(GROUNDING)
(GROUNDING)
Resistan pembumian
mak 5 ohm
Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat
RSTN RSTN
ARRESTER
GROUNDING
Ruang
Ruanglingkup
lingkup::
Sistem
Sistemeksternal
eksternal
Jenis
Jenis::
konvensi
konvensional
onal&
&
elektrostatik
elektrostatik
LIFT
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan
pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
2. Ahli K3
Adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnakertrans
ditunjuk oleh MENAKERTRANS
-> Professional <-
01/03/22 created by Ganjar Budiarto 76
01/03/22 created by Ganjar Budiarto 77
Usaha Ketenagalistrikan
• Pusat Pembangkitan
G • Gardu Induk, Transmisi, Distribusi,
• Jaringan Transmisi & Distribusi
TT/
TET
TM/
TR
Kebijakan nasional
TT/
Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan
TM/ yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan
TR
M
Terhadap ditaainya
PERUNDANG UNDANGAN YG BERLAKU
Instansi
UU KELISTRIKAN DEP.
DEP.BID
BIDLISTRIK
LISTRIK
KETENAGALISTRIKAN
KETENAGALISTRIKAN
o Tupoksi LPE
ooDep
DepESDM
ESDM
DAN
DAN
UU NAKER
DEP
DEPLAIN
LAINYANG
YANG
USAHA
USAHA
o Perlin Normatif
TERKAIT
TERKAIT
o K3 ooDepnakertrans
Depnakertrans
o TKA / TKI ooDepdagri/Otoda
Depdagri/Otoda
ooKem
KemLing.
Ling.Hidup
Hidup
UU Ling Hidup
ooInst
InstLain
Lainsesuai
sesuai
bidangnya
bidangnya
UU Lain
01/03/22 created by Ganjar Budiarto 80
Pola Pengawasan K3
Test & Test
Commissioning Commissioning Berkala
Gambar
rencana Pasang Pemakaian
Pengesahan Pengesahan
gambar rencana Pemakaian