Anda di halaman 1dari 43

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

NORMA K3 LISTRIK
1. Pola Pembinaan dan Pengawasan Norma K3 Listrik

 Perencanaan /gambar rencana


 pembuatan/pemasangan
 Penggunaan
 Pemeriksaan dan pengujian pertama
 pemeliharaaan
 pemeriksaan dan pengujian berkala
2. Sejarah Pemberlakuan AVE 1938, PUIL
1964, PUIL 1977, PUIL 1987, PUIL 2000,
Puil 2011

 diawali dengan Penerapan Standar yang


berlaku di negara Belanda
 Pemberlakukan standar Belanda dengan
peraturan Menteri bidang ketenagakerjaan
 Penyusunan SNI berdasarkan standar
Belanda
 Penyusunan SNI sesuai dengan Penerapan
listrik di Indonesia
DASAR HUKUM
K3 LISTRIK
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-


syarat keselamatan kerja untuk :

q mencegah terkena aliran listrik


yang berbahaya
Peraturan Terbaru di bidang
Listrik
Standar Kelistrikan yang sebagai
acuan

a. Standar Nasional Indonesia;


b. Standar Internasional; dan/atau
c. Standar Nasional Negara lain yang
ditentukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik
3. Persyaratan K3 listrik di tempat
Kerja

a. Ruang lingkup
 pembangkitan listrik;
 transmisi listrik;
 distribusi listrik; dan
 pemanfaatan  listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari
50 (lima puluh) volt arus bolak balik atau
120 (seratus dua puluh) volt arus searah.
Lanjutan 3. Persyaratan

Tujuan Pelaksanaan K3 Listrik :


 K3 bagi tenaga kerja dan orang
lain
 keamanan instalasi listrik
 mendorong produktifitas
Lanjutan 3. Persyaratan

 Perencanaan, pemasangan, penggunaan,


perubahan, dan pemeliharaan

 wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan


ketentuan peraturan perundang-undangan
 dilakukan oleh Ahli K3 bidang Listrik
 dilakukan oleh teknisi K3 Listrik
 Kewajiban keberadaan Ahli K3 bidang Listrik
 tempat kerja yang mempunyai pembangkit lebih dari 200
kVa
Lanjutan 3. Persyaratan
 Pemeriksaan Dan Pengujian :

 wajib dilakukan pada perencanaan,


pemasangan, penggunaan, perubahan, dan
pemeliharaan
 mengacu kepada standar bidang kelistrikan
dan peraturan perundang-undangan
 dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Listrik dan/atau Ahli K3 bidang
Listrik
 pelaksanannnya :
 sebelum penyerahan kepada
pemilik/pengguna;
 setelah ada perubahan/perbaikan; dan
 secara berkala
Lanjutan 3. Persyaratan
Pengesahan :

 Hasil pemeriksaan dan pengujian


sesuai standar
 dilakukan oleh oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik
dan Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3
 diterbitkan oleh Dinas yang
membidangi pengawasan
ketenagakerjaan provinsi
Lanjutan 3. Persyaratan
 Pemeriksaan berkala :
 1 (satu) tahun sekali
 Pengujian berkala :
5 (lima) tahun sekali

 hasil pemeriksaan dan pengujian :
 dilaporkan ke dinas yang
membidangi pengawasan setempat
 sebagai bahan pembinaan dan
penegakan hukum
Lanjutan 3. Persyaratan
Perlengkapan dan Peralatan :
tersertifikasi dari lembaga yang
berwenang :
 LMK atau
 lembaga lain yang diakui
 Pengawasan norma listrik dilakukan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan atau
Ahli K3 Bidang Listrik
 Sanksi : UU no 1 tahun 1970 dan UU no
13 tahun 2003
4. Checklist pemeriksaan persyaratan K3 listrik

 templet
16

ika sri wulandari, kemakertrans ri


Bahaya kejut
Bahaya kejut listrik
listrik

N
tt :: 1,0
1,0 0,8
0,8 0,6
0,6 0,4
0,4 0,3
0,3 0,2
0,2 (detik)
(detik)
EE :: 90
90 100
100 110
110 125
125 140
140 200
200 (Volt)
(Volt)
II :: 180
180 200
200 250
250 280
280 330
330 400
400 (mA)
(mA)
6. Bahaya Listrik
Dampak arus listrik bagi tubuh
manusia
 gagal kerja jantung
 gangguan pernafasan
 kerusakan sel
 terbakar
Lanjutan Bahaya Listrik

TigaFaktor penentu tingkat


bahaya listrik
 tegangan
 arus
 tahanan
Keterangan :
Ru1 = Tahanan penghantar
Rki = Tahanan tubuh
Ru2 = Tahanan penghantar
Rk = Tahanan total
Rk = Ru1 + Rki + Ru2
Proses Terjadinya Sengatan Listrik
 Terdapat dua cara listrik bisa
menyengat tubuh kita, yaitu melalui
sentuhan langsung dan tidak langsung
Faktor Penentu Keseriusan Akibat
Sengatan Listrik

besar arus yang mengalir ke tubuh.


Lintasan aliran arus dalam tubuh.
Lama waktu terkena sengatan arus
listrik.

11/02/2021
7. Sistem pengamanan terhadap bahaya
listrik

 Pengamanan
terhadap
sentuhan
langsung
 isolasi
 penghalang

 Menggunakan
peralatan
INTERLOCKING
Pengamanan
terhadap tegangan
sentuh (tidak
langsung)
Pentanahan
(Grounding/
Earthing)
 AlatProteksi
Otomatis
 Residual Current
Device (RCD), Earth
Leakage Circuit
Breaker (ELCB) dan
Ground Fault Circuit
Interruptor (GFCI)
Pengaman
pada
peralatan
portabel
AlatKelas I
dan Kelas II
8. Prosedur Keselamatan Kerja listrik
 umum
 Hanya orang-orang yang berwenang,
dan berkompeten yang diperbolehkan
bekerja pada atau di sekitar peralatan
listrik
 Menggunakan peralatan listrik sesuai
dengan prosedur (jangan merusak
atau membuat tidak berfungsinya alat
pengaman)
Lanjutan Prosedur Keselamatan Kerja listrik

 Jangan menggunakan tangga logam


untuk bekerja di daerah instalasi
listrik
 Pelihara alat dan sistem dengan baik
 Menyiapkan langkah-langkah
tindakan darurat ketika terjadi
kecelakaan (misal prosedur shut
down)
lanjutan umum

Prosedur shut-down :
• tombol pemutus aliran listrik (emergency off) harus
mudah diraih.
• Korban harus dipisahkan dari aliran listrik dengan
cara yang aman sebelum dilakukan pertolongan
pertama.
• Hubungi bagian yang berwenang untuk melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan
pertama harus dilakukan oleh orang yang
berkompeten
lanjutan 8. prosedur
Khusus
Prosedur Lockout/Tagout
9. Bahaya dan pengendalian Kebakaran dan Peledakan akibat
listrik

Penyebab
Kebakaran dan
Peledakan
Ukuran kabel yang
tidak memadai
 Penggunaan adaptor atau stop kontak
yang salah.
 Instalasi kontak yang tidak memadai
 Percikan bunga api pada
peralatan listrik atau
ketika memasukkan dan
mengeluarkan soket ke
stop-kontak pada
lingkungan kerja yang
berbahaya di mana
terdapat cairan, gas atau
debu yang mudah
terbakar
Pengendalian Kebakaran dan
peledakan
 penggunaan instalasi, perlengkapan
dan peralatan sesuai dengan IP
(international protection)
 perlindungan terhadap masuknya
benda padat
 perlindungan terhadap masuknya
benda cair
 perlindungan pada kondisi khusus
Tabel Elemen Kode IP

1 2 3 4
Elemen Angka/ Artinya proteksi untuk Artinya proteksi
huruf perlengkapan manusia
Kode huruf IP
Dari masuknya benda Dari sentuh
asing padat langsung ke bagian
berbahaya
dengan :
Angka 0 (tanpa proteksi) (tanpa Proteksi)
Karakteris 1 diameter ≥ 50 mm belakang telapak
tik 2 diameter ≥ 12,5 mm tangan
pertama 3 diameter ≥ 2,5 mm jari
4 diameter ≥ 1,0 mm perkakas
5 debu kawat
6 kedap debu kawat
kawat

11/02/2021
Tabel Elemen Kode IP

1 2 3 4
Elemen Angka Artinya proteksi untuk Artinya proteksi
/huruf perlengkapan manusia
Kode huruf IP
Dari masuknya benda asing Dari sentuh langsung
cair ke bagian berbahaya
dengan :

Angka 0 (tanpa proteksi)


karakteristrik 1 tetesan air secara vertical
kedua 2 tetesan air miring (150)
3 semprotan air/ butiran halus
4 semprotan air/butiran besar
5 pancaran air
6 pancaran air kuat
7 perendaman sementara
8 perendaman kontinu

11/02/2021
Tabel Elemen Kode IP
1 2 3 4
Elemen Angka Artinya proteksi untuk Artinya proteksi
/huruf perlengkapan manusia
Kode huruf IP
Dari masuknya benda Dari sentuh
asing padat langsung ke bagian
berbahaya dengan :
Huruf A Belakang telapak
tambahan B tangan
(Opsi) C Jari
D Perkakas
kawat
Informasi suplemen
khusus untuk :
Huruf H Aparat tegangan tinggi
suplemen M Gerakan selama uji air
(Opsi) S Stasioner selama uji air
W Kondisi cuaca 11/02/2021
Simbol-simbol yang
digunakan untuk
berbagai jenis
proteksi menurut
EN 60529.
9. Checklist pemeriksaan keselamatan Kerja listrik

 templet
Quis

 sebutkan kewajiban pengurus/pimpinan


perusahan dalam pelaksanaan K3 listrik!
 Sebutkan sumber potensi bahaya listrik!
 Sebutkan Prosedur keselamatan listrik!

Anda mungkin juga menyukai