Anda di halaman 1dari 27

MODUL 3 : PENYAKIT AKIBAT KERJA

Group 2 : Ezyan, Imiey, Farez, Luqman, Syazni, Rahim, Widya, Amel, Andre, Eta

Kasus 2 : Noise induced hearing loss


Seorang laki-laki usia 45 tahun telah bekerja sebagai operator shovel pada pertambangan granite selama paling kurang 19 tahun. Ia bekerja 6 hari seminggu selama 8 sampai 10 jam sehari. Ia diperiksa sehubungan dengan program testing audiometry ditempat kerja baru-baru ini. Ia tidak mempunyai riwayat keluarnya cairan dari telinga, cedera kepala, dan ia pernah bekerja dengan menggunakan senjata api. Pada pemeriksaan telinga, tidak terdapat serumen, otitis eksterna didapatkan membrana timpani yang masih utuh. Rinne test positif dan tidak ada lateralisasi pada Weber test. Pada pemeriksaan pure tone audiometry ditemukan adanya penurunan (menukik) pada frekuensi 4 kHz tanpa adanya kelainan penghataran udara tulang pada kedua telinga.

Keywords :
Laki laki, 45 tahun Operator shovel pada pertambangan granite paling kurang 19 tahun Durasi kerja : 6hari seminggu 8-10jam/hari Riwayat : tiada keluarnya cairan telinga, tiada cedera kepala, pernah kerja dengan menggunakan senjata api. Pemeriksaan telinga :
Tidak ada cerumen Otitis eksternal, membran timpani utuh Rinner test: positive Weber test : tidak ada lateralisasi

Pure tone audiometry : penurunan pada 4 kHz

Difficult word :
Operator shovel

- Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi - Granit kuari

Pertambangan granite

Questions :
1. Anatomi telinga 2. Mechanism of noise induced hearing loss 3. (a) Prinsip test dan hasil interpretasi (b) Pasien menderita tuli konduktif atau tuli sensorineural? 4. Beza penyakit sebab kerja dan penyakit terkait kerja 5. Hubungan pekerjaan dengan hearing loss : jam kerja berdasarkan intensitas bunyi 6. Additional anamnesis dan pemfis 7. Management & prevention pasien tempat kerja

1- Anatomi Telinga

Anatomy Of The Ear

2 - Mechanism of noise induced hearing loss

PATOGENESIS
Tuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-sel rambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang menunjukkan adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan. Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangi respon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan hilangnya stereosilia, sel-sel rambut mati dan digantikan oleh jaringan parut. Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, selsel rambut dalam dan sel-sel penunjang juga rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel rambut, dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak.

3-(a)Maksud tes dan interpretasi (b) Pasien menderita tuli konduktif atau tuli sensorineural?

(a) Apakah interpretasi untuk Rinne tes, Weber tes, and Pure Tone Audiometry?
Rinner test
Prinsip tes ini adalah membandingkan hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga. Pada telinga normal hantaran udara lebih panjang dari hantaran tulang. Interpretasi : -rinne tes positif normal atau tuli sensorineural

-rinne tes negatif tuli konduktif


Waber test
prinsip tes ini membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan. Telinga normal hantaran tulang kiri dan kanan akan sama. Interpretasi: bila terjadi lateralisasi ke kanan maka ada beberapa kemungkinan
Telinga kanan tuli konduktif, kiri normal Telinga kanan tuli konduktif, kiri tuli sensorineural Telinga kanan normal, kiri tuli konduktif Kedua telinga tuli konduktif, kanan lebih berat

Kedua telinga tuli sensorineural, kiri lebih berat

PTA Pure tone audiometry is the use of pure tones to assess an individuals hearing. The results of this testing are plotted on the audiogram. Pure tones are generated by an audiometer and presented to the patient via headphones or, in some cases, through loudspeakers. The audiometer allows the audiologist to select the type of stimulus (in this case pure tones), the frequency of the tones, the intensity of the tones, the transducer through which the stimuli are presented, and a number of other test parameters. Pure Tone Audiogram
An audiogram is a graphic representation of an individuals hearing. Frequency, measured in Hertz (Hz), is plotted on the abscissa, generally from 250 Hz (0.25 kHz) up to 8000 Hz (8 kHz). The audiogram will represent each frequency octave starting at 250 Hz. An octave is a doubling of frequency, so the standard audiogram will include 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz, and 8000 Hz. In many cases, especially when a large difference is measured between two octave frequencies, the inter-octaves will also be tested, including 750 Hz, 1500 Hz, 3000 Hz, and 6000 Hz.

(b) Pasien menderita tuli konduktif atau tuli sensorineural?


Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, pasien ini menderita tuli sensorineural

4- Penyakit akibat kerja dan penyakit terkait kerja

Akibat kerja

Terjadi hanya diantara populasi pekerja Penyebabnya spesifik Paparan ditempat kerja adalah sebagai faktor Cth : keracunan asbestos, noise induced hearing loss

Terkait kerja

Terjadi juga pada populasi penduduk Penyebabnya multifaktor Paparan ditempat kerja adalah mungkin salah satu faktor Cth : asma, TBC, hipertensi

5-Hubungan pekerjaan dengan hearing loss : jam kerja berdasarkan intensitas bunyi

Faktor yang mempengaruhi


Intensitas 0 20 dB

Frequency

Duration

Jam kerja berdasarkan intensitas bunyi


Intensitas ( dB) 85.0 87.5 90.0 92.5 95.0 100 108 Jam kerja / hari 8 jam 6 jam 4 jam 3 jam 2 jam 1 jam jam

110

jam

6 - Additional anamnesis dan pemfis

Anamnesis
Riwayat menggunakan alat pelindung diri. Gaya hidup Hobi menembak, dll

Pemfis
Head to toe. Mata dan paru Mata Riwayat conjunctivitis Hyperemis Icteric Riwayat penggunaan alat pelindung mata

Paru - Riwayat astma - Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi diperlukan untuk mencari penyakit melacak penyakit yang berkemungkinan dihidapi oleh pasien - Riwayat penggunaan masker ketika bekerja.

7- Management & Prevention

Penatalaksanaan
Dipindahkan kerjaya dari lingkungan bising

Mengunakan alat pelindung telinga

sumbat telinga (ear plugs) tutup telinga (ear muffs) pelindung kepala (helmet)

Pemasangan alat bantu dengar (ABD)

Latihan pendengaran (auditory training)

Pencegahan
Pengukuran pendengaran Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja Pengukuran pendengaran secara periodik Pengendalian suara bising Melindungi pekerja dengan memakai ear muff, ear plugs, helmet Mengendalikan suara bising dari sumbernya Analisa bising

Anda mungkin juga menyukai