DOSEN PENGAJAR
DISUSUN OLEH
KELAS 2A
BANDUNG
2021
Pengertian UMKM
UKM (Usaha Kecil dan Menengah) atau yang bias juga diartikan sebagai
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah aktivitas usaha yang dilakukan oleh
perorangan atau individu rumah tangga dan badan usaha ukuran kecil.
Perbedaannya dengan usaha besar dapat dilihat dari jumlah kekayaan bersih pelaku
usaha dan hasil penjualan tahunan. Penggolongan UMKM lazimnya dilakukan
dengan batasan omset per tahun, jumlah kekayaan atau aset, serta jumlah
karyawan.
Sedangkan usaha yang tak masuk sebagai UMKM dikategorikan sebagai
usaha besar, yakni usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha
menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,
dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Jenis UMKM :
A. Usaha Mikro
Usaha mikro UMKM adalah usaha produktif milik perorangan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam UU. Penjualan atau omzet dari usaha mikro
dalam setahun paling banyak Rp 300 juta dan jumlah aset bisnisnya
maksimal Rp 50 juta (di luar aset tanah dan bangunan). Bukan menjadi
hal yang langka jika dalam pengelolaan keuangan usaha mikro masih
tercampur dengan keuangan pribadi pemiliknya. Contoh UMKM mikro
adalah pedagang kecil di pasar, pedangang warung, pedangan asongan,
dan sebagainya.
B. Usaha Kecil
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang
dimaksud dalam UU. Arti UMKM kategori usaha kecil yakni memiliki
kekayaan bersih antara Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta, lalu
penjualan per tahun antara Rp 300 juta sampai Rp 2,5 miliar.
Pengelolaan keuangan usaha kecil juga sudah lebih profesional jika
dibandingkan dengan usaha mikro. Contoh UMKM kecil adalah restoran
kecil, bengkel motor, katering, usaha fotocopy, laundry dan sebagainya.
C. Usaha Menegah
Sementara usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UU. Kekayaan
bersih usaha menengah di luar tanah dan bangunan sudah mencapai di
atas Rp 500 juta per tahun. Usaha menengah juga memiliki kriteria omzet
penjualan sebesar lebih dari Rp 2,5 miliar sampai Rp 50 miliar per tahun.
Selain pengelolaan keuangan yang sudah terpisah, usaha menengah
juga sudah memiliki legalitas. Contoh UMKM menengah adalah
perusahaan pembuat roti skala rumahan, restoran besar, hingga toko
bangunan toko furniture dan lain sebagainya.
1. Latar belakang
Usaha kecil menengah (UKM) dari waktu ke waktu mengalami
perkembangan bagus. Para pelaku bisnisnya pun menghasilkan jenis produk yang
beragam. Usaha kecil menengah menjadi salah satu terobosan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah masyarakat untuk mencapai kesejahteraan
hidup yang memadai. Usaha kecil menengah menjadi penopang perekonomian di
Indonesia, karena membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat. Kemandirian
masyarakat seperti para pelaku bisnis UKM ini diharapakan akan mampu
mengurangi angka pengangguran jika melihat fakta lapangan pekerjaan yang
semakin terbatas dengan jumlah tenaga kerja yang belum terserap terus bertambah.
Keberadaan para pelaku bisnis UKM ikut memberikan andil yang cukup
signifikan bagi pembangunan perekonomian. Dalam hal ini usaha yang mereka
bangun menyerap tenaga kerja di derahnya masing-masing. Hal tersebut sangat
membantu pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran kemiskinan.
Diharapkan perkembangan bisnis UKM dari waktu ke waktu mengalami peningkatan
yang stabil. Namun, di dalam perjalananya untuk berkembang lebih maju, para
pelaku bisnis UKM sering kali berhadapan dengan beberapa kendala kendala-
kendala.
2. Pembahasan
Para pelaku bisnis UKM di Indonesia tersebar, contohnya terdapat pada
salah satu daerah di Indonesia yang berhasi mencuri perhatian masyarakat dalam
dan luar negeri terkait mutu dan kualitas produk yang dihasilkan adalah kerajinan
tembaga dan kuningan hasil pengrajin Desa Tumang. Desa Tumang adalah sentra
kerajinan tembaga dan kuningan, sebagian besar masyarakatnya sebagai pelaku
bisnis UKM yang menghasilkan produk UKM berupa kerajinan. Keberadaan mereka
ini dipengaruhi faktor peninggalan atau warisan dari leluhurnya (pendahulunya). Jadi,
para pengrajin yang ada saat ini berusaha mempertahankan nilai budaya dan
warisan luhur desa Tumang sebagai desa para pengrajin yang membuat produk-
produk dari tembaga dan kuningan.
Berbagai upaya dilakukan oleh mereka para pengrajin secara mandiri
maupun campur tangan Pemerintah daerah Boyolali dalam menjaga eksistensi Desa
Tumang sebagai pusat kerajinan tembaga dan kuningan. UKM yang berkembang
membutuhkan perhatian dari pemerintah, tanpa bantuan dari pemerintah hambatan
yang dialami para pelaku bisnis UKM perlahan-lahan akan menghapus keberadaan
mereka, seperti yang terjadi di Desa Tumang, tidak sedikit pengrajin yang menutup
usahanya karena kekurangan modal maupun sulit dalam memasarkan produknya. Ini
menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali sehingga para
pengrajin di Desa Tumang ini diajak untuk kembali bangkit melalui wadah klaster.
Wadah tersebut diberi nama Klaster Logam, sekalipun dalam perkembanganya
klaster Logam ini banyak mengalami hambatan tetapi prestasinya membanggakan.
Produk-produk kerajinan tembaga hasil para pengrajin Tumang berhasil
menembus pasar luar negeri. ini semakin menguatkan pengakuan atas eksistensi
mereka. Prestasi tersebut sangat membanggakan bagi mereka sendiri. Pasang surut
yang dialami menjadi modal untuk belajar dari pengalaman dan menatap masa
depan Klaster Logam untuk lebih maju dan terus berkembang, dengan semakin
berkembangnya klaster logam tentu akan menyumbang bagian yang besar bagi
daerah dalam penyerapan tenaga kerja. Dalam upaya tersebut, untuk berkembang
banyak hal yang sudah dilakukan Klaster Logam melalui kerjasama dengan dinas
daerah dan stakeholder lain. Salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui usaha
bauran pemasaran.
McCarthy dalam Kotler dan Lane 2009: 24, menyebut bauran pemasaran
dengan 4P yaitu :
Produk (product)
Harga (price)
Tempat (place)
Promosi (promotion)
Daftar Pustaka
1. https://money.kompas.com/read/2021/03/26/153202726/apa-itu-umkm-pengertian-
kriteria-dan-contohnya?page=all
2. http://eprints.ums.ac.id/31177/2/04._BAB_I.pdf
3. https://biz.kompas.com/read/2020/03/11/230918328/tips-tips-agar-siap-menghadapi-
era-disrupsi
4. https://www.paper.id/blog/tips-dan-nasihat-umkm/manfaat-perkembangan-teknologi-
bagi-umkm/
5. https://docplayer.info/194545363-Analisis-kemandirian-usaha-mahasiswa-melalui-
inovasi-produk-pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-minat-berwirausaha.html