Soal
2. Apakah besar kecilnya risiko hanya dapat diukur dengan statistic ? ( zul )
risiko dapat diukur dengan berbagai metode dan alat, seperti analisis kualitatif atau
kuantitatif, studi kasus, pengalaman, dan analisis pasar. Namun, statistik juga dapat
membantu dalam mengukur risiko dengan memberikan data numerik yang dapat diolah dan
dianalisis. Statistik dapat memberikan informasi tentang probabilitas atau kemungkinan
terjadinya suatu kejadian yang merugikan atau negatif, seperti risiko investasi atau risiko
kesehatan.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa statistik hanya memberikan gambaran tentang
kemungkinan terjadinya suatu kejadian, bukan jaminan atau prediksi yang pasti. Oleh karena
itu, informasi lain yang relevan, seperti pengalaman, keahlian, dan informasi kualitatif, juga
harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentang risiko. Dengan demikian,
pengukuran risiko yang akurat dan tepat hanya dapat dicapai melalui pendekatan yang
holistik dan mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat.
5. Apa saja yang harus dilakukan untuk sistem pengukuran risiko.? ( Rahma )
Untuk mengimplementasikan sistem pengukuran risiko yang efektif, ada beberapa langkah
yang perlu diambil. Pertama-tama, identifikasi semua risiko yang terkait dengan operasi
bisnis Anda dengan menggunakan berbagai metode seperti analisis SWOT, analisis PESTEL,
atau studi kelayakan. Selanjutnya, nilai risiko tersebut dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya dan dampaknya menggunakan matriks risiko atau teknik lainnya.
Setelah itu, Anda dapat mengembangkan strategi manajemen risiko yang sesuai untuk
mengurangi atau meminimalkan dampak dari risiko tersebut, yang dapat mencakup rencana
darurat, rencana pemulihan bencana, atau asuransi. Kemudian, implementasikan strategi
tersebut melalui pelatihan karyawan, pengembangan prosedur dan protokol, atau pengadaan
peralatan atau perangkat lunak yang diperlukan. Terakhir, penting untuk memantau dan
mengevaluasi efektivitas strategi manajemen risiko secara berkala agar dapat membuat
perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan sistem pengukuran risiko Anda secara
keseluruhan.
6. Risiko-risko apa saja yang bisa ditoleransi, dan bagaimana resiko yang tidak diterima akan
diperlakukan ? ( Annisa )
Risiko yang dapat ditoleransi tergantung pada toleransi risiko masing-masing individu atau
lembaga, tergantung pada kemungkinan terjadinya, dampaknya, dan kesiapan untuk
mengatasinya. Contoh risiko yang dapat ditoleransi termasuk risiko operasional, risiko kredit,
dan risiko pasar dengan kemungkinan terjadi rendah, dampaknya kecil, atau dapat diatasi
dengan mudah. Namun, risiko yang tidak dapat diterima biasanya memiliki dampak yang
signifikan dan tidak dapat diatasi dengan mudah, seperti risiko kegagalan proyek besar atau
risiko kebangkrutan. Jika risiko yang tidak dapat diterima terjadi, langkah yang perlu diambil
tergantung pada sifat risiko tersebut, seperti tindakan perbaikan atau bahkan tindakan ekstrim
seperti menghentikan proyek atau mengambil tindakan hukum. Dalam setiap situasi, penting
untuk selalu mempertimbangkan risiko dan mengambil tindakan yang sesuai untuk
meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi.
7. Apa kelemahan dari pengunaan probabilitas dalam pengukuran resiko ? ( Ari )
Pengukuran risiko yang didasarkan pada probabilitas memiliki kelemahan-kelemahan yang
perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah keterbatasan data yang dapat menyebabkan
perkiraan yang tidak akurat. Selain itu, pengukuran risiko yang didasarkan pada probabilitas
memerlukan sumber daya yang cukup dan seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi risiko. Selain itu, peristiwa yang tidak terduga dapat terjadi
dan sulit diprediksi oleh probabilitas, dan pengukuran risiko yang didasarkan pada
probabilitas kurang fleksibel dalam menyesuaikan perubahan kondisi pasar atau lingkungan
yang cepat. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kelemahan-kelemahan ini
dalam pengukuran risiko dan menggunakan berbagai metode pengukuran risiko yang dapat
membantu mengurangi ketidakpastian.
8. Lebih baik memprioritaskan risiko besar tapi keuntungan besar atau risiko kecil tapi
keuntungan kecil ? ( Ilham )
Keputusan tentang memprioritaskan risiko besar tapi keuntungan besar atau risiko kecil tapi
keuntungan kecil tergantung pada tujuan dan toleransi risiko Anda. Jika Anda memiliki
tujuan jangka panjang dan toleransi risiko yang tinggi, maka memprioritaskan risiko besar
tapi keuntungan besar mungkin menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika Anda memiliki
tujuan yang lebih pendek dan toleransi risiko yang lebih rendah, maka memprioritaskan
risiko kecil tapi keuntungan kecil mungkin lebih tepat.
Penting untuk diingat bahwa setiap keputusan investasi harus dilakukan dengan
mempertimbangkan secara hati-hati potensi keuntungan dan risiko yang terkait, serta
seberapa cocok keputusan tersebut dengan profil investasi Anda. Oleh karena itu, selalu
bijaksana dalam mengambil keputusan investasi dan carilah saran dari profesional keuangan
jika diperlukan.
9. Apa hubungan antara probabilitas dan tingkat ketidak pastian terhadap pengukuran dalam
pengukuran resiko ? ( Riza )
Probabilitas dan tingkat ketidakpastian saling terkait dalam konteks pengukuran risiko.
Probabilitas mengukur seberapa mungkin suatu peristiwa akan terjadi, sementara tingkat
ketidakpastian mengukur seberapa sulit atau tidak pasti hasil pengukuran akan menjadi.
Dalam pengukuran risiko, probabilitas digunakan untuk menentukan kemungkinan suatu
peristiwa terjadi dan seberapa sering peristiwa tersebut dapat terjadi. Namun, ketika
mengukur risiko, kita sering dihadapkan dengan tingkat ketidakpastian, di mana hasil
pengukuran tidak dapat dipastikan secara pasti.
Probabilitas dapat membantu dalam menentukan tingkat ketidakpastian dalam pengukuran
risiko. Dengan menggunakan probabilitas, kita dapat mengevaluasi kemungkinan terjadinya
peristiwa dan menentukan tingkat ketidakpastian yang terkait dengan hasil pengukuran risiko
tersebut.
Secara umum, semakin tinggi probabilitas suatu peristiwa terjadi, semakin rendah tingkat
ketidakpastian yang terkait dengan hasil pengukuran risiko tersebut. Sebaliknya, semakin
rendah probabilitas suatu peristiwa terjadi, semakin tinggi tingkat ketidakpastian yang terkait
dengan hasil pengukuran risiko tersebut.
Untuk mengurangi tingkat ketidakpastian dalam pengukuran risiko, kita dapat meningkatkan
jumlah data yang tersedia atau memperbaiki kualitas data yang digunakan. Selain itu, kita
juga dapat menggunakan teknik pengukuran risiko yang lebih akurat atau model matematika
yang lebih canggih untuk mengurangi tingkat ketidakpastian dalam hasil pengukuran risiko.
10. sebutkan salah satu contoh dari hight risk beserta cara penanggulangannya ? ( Salsa )
Risiko kebakaran pada gedung atau bangunan merupakan salah satu contoh dari high risk
yang perlu ditanggulangi dengan cara-cara yang tepat. Kebakaran dapat menyebabkan
kerusakan yang besar dan bahkan membahayakan nyawa, sehingga perlu dilakukan upaya
pencegahan dan penanganan yang baik. Salah satu cara untuk menanggulangi risiko
kebakaran adalah dengan memasang sistem alarm kebakaran dan sprinkler di gedung atau
bangunan, melakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala terhadap instalasi listrik
dan peralatan yang rentan terhadap kebakaran, serta melakukan pelatihan dan simulasi
evakuasi bagi para penghuni atau karyawan. Selain itu, penting juga untuk memastikan
adanya peraturan dan protokol keamanan yang diikuti oleh semua orang yang berada di
gedung atau bangunan tersebut, sehingga risiko kebakaran dapat diminimalisir dengan baik.
11. Apa dampak yang terjadi jika pengukuran risiko yang dilakukan perusahaan kurang tepat ? (
Rena )
Jika pengukuran risiko yang dilakukan perusahaan kurang tepat, maka perusahaan dapat
mengalami dampak negatif yang signifikan, seperti:
• Keputusan investasi yang buruk: Pengukuran risiko yang kurang tepat dapat
menyebabkan perusahaan membuat keputusan investasi yang buruk, yang pada
gilirannya dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar.
• Kerugian finansial: Jika perusahaan tidak memperhitungkan risiko dengan benar,
maka mereka dapat mengalami kerugian finansial yang signifikan akibat terjadinya
risiko yang tidak terduga atau tidak terkendali.
• Hilangnya kepercayaan investor: Jika perusahaan tidak mampu mengelola risiko
dengan baik, maka investor mungkin akan kehilangan kepercayaan pada perusahaan
tersebut dan mengurangi dukungan finansial mereka.
• Kerugian reputasi: Jika perusahaan tidak dapat mengelola risiko dengan baik, maka
reputasi perusahaan dapat tercemar dan hal ini dapat mempengaruhi hubungan
perusahaan dengan karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis.
Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan pengukuran risiko yang
tepat dan mengambil tindakan yang sesuai untuk meminimalkan risiko dan melindungi
perusahaan dari dampak negatif yang mungkin terjadi.
12. Apakah keputusan manajemen yang diambil berdasarkan pengukuran risiko akan lebih baik
daripada keputusan manajemen tanpa pengukuran risiko ( Dila )
Ya tentu saja,karena dengan dilakukan nya pengukuran risiko terlebih dahulu dapat
membantu dan mengendalikan risiko yang mungkin terjadi kedepannya.
Menghitung risiko bisnis adalah mengidentifikasi dan menentukan jenis risiko yang
mengkhawatirkan. Buatlah daftar semua hal yang mungkin salah dalam bisnis dan
menyusunnya dalam matriks risiko.