Anda di halaman 1dari 15

Hasan Basri Tarmizi, Safaruddin: Pengaruh Sistem Integrasi…

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL PRODUK


ROTAN DI KOTA MEDAN

*Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini**


Dosen Fakultas Ekonomi USU

Abstract: The objective of this research is to analyzed the internal and external
environment that influence small bussiness of rotan craft in Medan – North
Sumatera. The sample that is used in this research are 35 respondent with
purposive sampling method, the sample that is used is they who work at least 2
years. The result of research indicate that the small bussiness of rotan craft have
many weaks and treats with minimal strentgh. This result show that the total value
of internal factor is 1,80 while the average number that required is 2,5. Because of
1,80 < 2,50 so it means that rotan craft haven’t ability to solved their treats or
difficult to reach the strength. IE-Matrix show that small bussiness of rattan craft
in quadran 6, it means that it is in retrenchment or down sizing or liquidation
strategy , in other words it is in the weakness internal position.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis lingkungan internal
dan eksternal yang mempengaruhi bisnis kecil kerajinan rotan di Medan - Sumatera
Utara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 responden dengan
metode purposive sampling, sampel yang digunakan adalah mereka yang bekerja
minimal 2 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis kecil kerajinan rotan
memiliki banyak weaks dan memperlakukan dengan strentgh minimal. Hasil ini
menunjukkan bahwa total nilai faktor internal 1,80 sedangkan jumlah rata-rata
yang dibutuhkan adalah 2,5. Karena 1,80 <2,50 sehingga berarti bahwa kerajinan
rotan belum mampu dipecahkan memperlakukan mereka atau sulit untuk mencapai
kekuatan. IE-Matrix menunjukkan bahwa bisnis kecil kerajinan rotan di quadran 6,
itu berarti bahwa dalam penghematan atau bawah ukuran atau likuidasi strategi,
dengan kata lain itu adalah dalam posisi internal yang lemah.

Kata kunci: industri kecil, strategi pengembangan

PENDAHULUAN bantuan pemberian dana dari program


Perusahaan kecil yang termasuk penyaluran modal usaha ini para UK dan IK
Industri Kerajinan (craft), yang dewasa ini dapat dibantu perkembangannya.
dikenal juga dengan sebutan industri kreatif Sementara jarang sekali dilengkapi dan
terbagi dalam Usaha Kecil (UK) maupun diteruskan dengan pembinaan secara
Industri Kecil (IK) merupakan kegiatan menyeluruh antara lain dari sudut
ekonomi yang masih terus menerus pemasaran seperti menyesuaikan produk
diperhatikan oleh banyak pihak, karena dengan selera konsumen atau membantu
sektor ini dipandang sebagai sektor yang mencari akses pasar serta memberi
dapat memberikan kontribusi yang luar masukan proses produksi yang berkualitas
biasa bagi negara terutama dalam dan efisien. Walaupun ada kegiatan,
menangani pengangguran dan pemerataan cendrung belum dilakukan secara
distribusi pendapatan. maksimal. Masing masing pelaku usaha
Namun apabila kita perhatikan, kecil ini harus berjuang sendiri-sendiri
program program yang dicanangkan oleh mencari pembeli dan mengembangkan
pemerintah maupun swasta terhadap kreatifitas mereka.Dampaknya apa yang
industri kecil ini termasuk industri craft dilakukan mereka tidak sesuai dengan
pada umumnya lebih difokuskan kepada perubahan lingkungan.
program penyaluran dana atau modal bagi Salah satu industri kecil yang
UK dan IK melalui berbagai skim kredit terkena dampak yang serius dengan adanya
usaha kecil, dengan harapan melalui perubahan lingkungan ini adalah Ik rotan

19
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014

sebagai perajin usaha kreatif yang ada di lingkungan eksternal seperti kebijakan
kota Medan Sumatera Utara. kondisi pemerintah, lingkungan persaingan, dan
penurunan usaha sudah mulai dirasakan perubahan selera konsumen. Hasil pra
sejak satu tahun sesudah krisis moneter penelitian menunjukkan para IK rotan
tahun 1997/1998 hingga saat ini belum mengenali dan mengidentifikasi
(2012/2013). Satu persatu pengusaha rotan dengan baik apa sebenarnya hambatan
mulai menutup usahanya dan beralih ke mereka serta kelemahan mereka sehingga
usaha lain. Jumlah semula ada 80-an usaha rotan ini seperti hampir tidak
perajin IK rotan dan perusahaan menengah memiliki semangat berjuang dalam
rotan, yang masih tinggal hanya 40%. Kota membangkitkan usaha mereka yang terus
Medan yang terpilih sebagai provinsi sentra mengalami penurunan.
industri kecil rotan termasuk dalam Melalui penelitian ini diharapkan
melayani pasar luar negri (ekspor) memiliki dapat membantu melihat apa saja
potensi untuk dikembangkan melalui sebenarnya yang menjadi kelemahan dan
kewenangan daerah otonom yang kekuatan dari industri kecil rotan ini
dikeluarkan melalui UU No 32 tahun 2004. disamping juga membantu mengidentifikasi
Namun para pengusaha rotan ini belum berbagai ancaman dan peluang yang
merasakan bantuan dan bimbingan yang dihadapi mereka. Beberapa alternatif
signifikan. Padahal pasar global pemecahan masalah akan dipertimbangkan
mensyaratkan standar kualitas melalui ISO dengan seksama sepeti pemakaian model
9000, dan isu lingkungan dengan ISO Analisis SWOT (Strengths, weakness,
14.000. Walaupun menurut pengamat isu opportunities dan treaths), yang dianggap
ini sering digunakan secara tidak fair oleh merupakan cara yang sistematis untuk
negara maju sebagai hambatan non tarif. menggambarkan kondisi kekuatan dan
(Kuncoro dan Abimanyu, 1995). kelemahan serta peluang dan ancaman yang
Tantangan lain yang harus dihadapi industri kecil rotan ini.
diperhatikan dalam membantu Berdasarkan fenomena yang
pengembangan Industri Kecil rotan ini ditemukan pada pra penelitian, ternyata
adalah kompetensi sumber daya hampir semua industri kecil rotan
manusianya dalam meningkatkan skill dan menyatakan alasan yang hampir sama yaitu
knowledge mereka untuk mempertemukan kurangnya modal kerja untuk melakukan
tantangan masa depan yang signifikan. operasional sehari hari. Oleh karena
Faktor internal ini sepenuhnya berada kekurangan dana menyebabkan ruang gerak
didalam organisasi itu sendiri. Keberhasilan menjadi terbatas. Penelitian ini akan
dalam mengelola faktor internal akan mencari skor dan peringkat tantangan dari
memiliki kontribusi yang sangat berarti faktor eksternal dan kelemahan dari faktor
terhadap keberhasilan suatu usaha (Michael internal yg dialami oleh para pelaku usaha
Hitt, dkk, 2008) tersebut.
Hal yang mendasar dalam masalah Penelitian ini juga ingin
usaha kecil ini sebenarnya bagaimana mengetahui apakah masih terbuka peluang
menyelaraskan kondisi lingkungan internal baik di dalam negri maupun diluar negri.
dengan kondisi lingkungan eksternalnya Sejauh mana upaya yang telah dilakukan
sehingga dapat melahirkan suatu strategi dalam mengatasi kelemahan kelemahannya,
yang cocok yang dimungkinkan bisa serta bagaimana bentuk pembinaan dan
diimplementasikan. pengembangan Industri kecil yang sudah
Kemampuan mengelola faktor dan harus dilakukan oleh pemerintah.
internal tidak dapat dipisahkan dengan Kurangnya data yang akurat sebagai
kemampuan manajemen mengembangkan penunjang pengambilan keputusan
kompetensi inti yang ada pada industri manajemen, menyebabkan sulitnya untuk
kecil. Sebelum menentukan strategi menghasilkan gambaran yang jelas dan
pengembangan usaha perlu dilakukan terpadu. Bagaimana sebenarnya program
analisis lingkungan baik lingkungan pengembangan yang perlu dilakukan dalam
internal seperti praktek sumber daya jangka pendek maupun jangka panjang
manusia, kebijakan organisasional, melalui aktivitas yang dimungkinkan untuk
kecukupan dana operasional serta diimplementasikan yang didasarkan oleh

20
Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini: Strategi Pengembangan Industri…

data empiris, agar Industri kecil rotan yang konsultasi bisnis berupa seminar dan
ada dikota Medan ini bertahan hidup lokakarya. Belum dilanjutkan kepada
sehingga mampu meningkatkan dan kegiatan monitoring yang
mengembangkan usaha mereka kedepannya berkesinambungan.Tawaran pengembangan
secara bertahap. melalui kemitraan memang merupakan
Adapun tujuan penelitian ini alternatif yang banyak dilakukan oleh
adalah: perusahaan besar seperti yang sudah
1. Menganalisis aspek internal sehingga dijalankan oleh group Astra. Studi
ditemukan kelemahan dan kekuatan Ismoyowati (1996), menunjukkan telah
yang dimiliki IK Rotan terjalin kerjasama dengan IK batik skala
2. Menganalisis aspek eksternal kecil yang ada di Jogya dan Surakarta.
sehingga ditemukan ancaman dan Kejasama seperti ini memunculkan mutual
peluang yang dihadapi Ik rotan relationship. Saling membantu dan
tersebut. menguntungkan dalam hubungannya
3. Menemukan strategi pembinaan bagi dengan proses produksi melalui subkontrak.
Industri Kecil Rotan di kota Medan, Penelitian Koch (1995),
sehingga strategi itu layak untuk memandang perlu membedakan antara
diimplementasikan. ikatan bisnis dalam bentuk kerjasama
Kajian kajian empiris yang (kemitraan), dengan program bapak angkat
menyangkut tentang usaha kecil sebenarnya dan anak angkat. Oleh karena banyaknya
sudah banyak dilakukan oleh beberapa kegagalan dalam program bapak angkat –
lembaga penelitian baik dari pemerintah, anak angkat pada masa lalu maka kebijakan
swasta maupun dari universitas. Hanya saja kebijakan pengembangan usaha kecil
beberapa peneliti kebanyakan mencoba diarahkan dalam bentuk kemitraan yang
melihat pengaruh maupun korelasi antara berdasar pada subkontrak. Studi Harianto
satu variabel terhadap variabel lainnya (1996), juga menemukan adanya praktek
dalam kaitannya dengan sebuah kesuksesan subkontraktor yang menguntungkan pada
bisnis. Diantara penelitian itu bahkan sudah industri sepeda di Pulau Jawa.
dilakukan belasan tahun yang lalu. Rekor tertinggi dalam jaringan
Kuncoro (2000), menyatakan subkontrak ditemui di Sumatera Utara yaitu
bahwa tantangan yang dihadapi pengusaha sekitar 34% industri kain dan garmen telah
kecil dapat dibagi dalam dua kategori: memiliki perusahaan sub kontrak.
Pertama, bagi IK yang beromset kurang Bandingkan dengan Jawa Timur, Bali,
dari 50 juta umumnya tantangan yang Kalimantan hanya dijumpai kurang dari
dihadapi adalah bagaimana menjaga 16% (Kuncoro, 2000).
kelangsungan hidup usahanya. Biasanya Beberapa pengamatan yang
mereka tidak membutuhkan modal yang dilakukan oleh kuncoro (2000), maupun
besar untuk ekspansi usaha. Sekedar untuk Hetifah, (AKATIGA 1995), menunjukkan
membantu kelancaran cashflow saja. masih tersendatnya implementasi program
Kedua, bagi IK dengan omset dari 50 juta kemitraan. Deklarasi Jimbaran, bagi
hingga 1 milyar rupiah, tantangan yang pengusaha kecil masih dirasakan lebih
dihadapi jauh lebih kompleks. Umumnya besar nada politisnya dibanding
mereka sudah memikirkan untuk realisasinya.
melakukan ekspansi usaha lebih lanjut. Kemitraan yang dalam literatur
Beberapa model pengembangan berarti partnership adalah suatu strategi
yang sudah dijalankan oleh lembaga yang perniagaan atau bisnis yang dilakukan dua
terkait dalam memajukan industri kecil pihak atau lebih dalam jangka waktu
sering terkesan tumpang tindih dan tertentu untuk meraih keuntungan bersama
dilakukan sendiri sendiri( Anssauri, 1993 dengan prinsip saling bergantung (chopra
dalam koncoro, 2000). Apa yang telah dan Meindl, 2001). Jadi kemitraan lebih
dilakukan oleh lembaga inkobator bisnis dalam dari pada sekedar kerjasama. Azas
dan pusat konsultasi pengusaha kecil kerjasama dalam kemitraan adalah saling
bekerjasama dengan pihak Universitas ketergantungan (interpendency) yang
masih berupa pelatihan bisnis bagi masing masing pihak memiliki kompetensi
pengusaha kecil tersebut, bimbingan usaha, inti yang merupakan nilai pihak lain,

21
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014

apabila disatukan menjadi sebuah sinergi pemasok sebagian dilakukan dengan tehnik
diantara perusahaan yang bermitra. Snow Ball.
Format kemitraan dengan persepsi
beragam ini perlu diseragamkan lebih dulu Teknik Pengumpulan Data
serta disesuaikan dengan karakteristik Adapun metode pengumpulan data
daerah masing masing. dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara terbuka dengan menyiapkan
METODE daftar pertanyaan (kuisioner), dan untuk
Jenis Penelitian beberapa responden dilakukan dengan
Penelitian ini merupakan studi depth interview terutama kepada responden
kasus dari Industri Kreatif yaitu Industri pemasok bahan baku yaitu pengumpul
Kecil rotan yang disingkat IK Rotan, yang bahan mentah rotan dan terhadap
berada di kota Medan Sumatera Utara, pengusaha/pabrik besar rotan. Depth
dengan kategori Explanatory Research interview (penelitian mendalam) juga
yaitu memberi gambaran mengenai suatu dilakukan terhadap IK rotan diluar anggota
fenomena yang terjadi. sekaran (1992). koperasi. Pertanyaan meliputi 4 fokus sub
penelitian yaitu kekuatan, kelemahan,
Populasi dan Sampel peluang, dan ancaman yang dihadapi
Populasi dalam penelitian ini pengusaha kecil rotan saat ini maupun saat
adalah pengusaha/industri kecil (IK) yang sebelumnya.
memproduksi produk anyaman rotan yang
sekaligus menjualnya, yang berada di Teknik Analisis
sentra-sentra di kota Medan yang menjadi Diawali dengan mengumpulkan
kumpulan dari IK Rotan di kota Medan data dalam suatu daftar faktor-faktor
Sumatera Utara. Populasi diambil dari penting dari faktor internal. Dengan
seluruh anggota koperasi yg sudah menentukan bobot dimulai dari 0,0 untuk
mendaftar ulang pada tahun 2012 ini, faktor yang kurang penting dan 1,0 untuk
sebanyak 27 responden dan yang tidak faktor yang sangat penting yang
terdaftar sebagai anggota koperasi sebanyak mengindikasikan signifikansi relatif dari
5 responden, 2 responden sebagai pemasok suatu faktor. Besarnya bobot
dan kemudian 1 responden dari pengusaha mengindikasikan pentingnya faktor tersebut
besar yang masih bertahan dan masih terhadap keberhasilan perusahaan. Langkah
beroperasi. Jumlah IK rotan yang terdaftar berikutnya menentukan angka rating mulai
sebanyak 27 anggota ini kemungkinan dari nilai 1 sampai dengan nilai tertinggi
jumlahnya akan lebih besar pada bulan yaitu 4. Artinya seberapa efektif strategi
bulan berikutnya karena pendaftaran ulang, perusahaan saat ini dalam merespon faktor
baru dimulai pada november 2012 yang tersebut.
lalu oleh ketua koperasi yang baru diganti. 1 = Respon jelek
Sampel diambil dengan tehnik 2 = Respon rata-rata
Purposive Sampling yaitu pengambilan 3 = Respon diatas rata-rata.
sampel dengan kriteria tertentu antaranya 4 = Respon sangat baik
sudah beroperasi minimal 2 tahun, Kemudian menentukan nilai
memproduksi sendiri baik pesanan maupun tertimbang dengan cara melakukan
yang bukan berasal dari pesanan. perkalian antara bobot dan rating. Langkah
Responden yang dijadikan unit penelitian berikutnya menentukan total nilai
adalah pemilik usaha dan atau manajer tertimbang utk usaha kecil produk rotan ini.
yang mengerti dan mengetahui seluk beluk Untuk menentukan peringkat faktor faktor
dari IK rotan tersebut. Maka total eksternal ditentukan sebagai berikut:
responden yang diambil adalah 35 orang, 1 = Sangat lemah / Mayor weakness
terdiri dari anggota yang sudah mendaftar 2 = Lemah / Minor weakness
ulang sebanyak 27 responden, 5 responden 3 = Kuat / Minor stregths
yang tidak mendaftar ulang, 2 responden 4 = Sangat kuat / Mayor strengths
sebagai pemasok, dan 1 responden dari Matriks internal-eksternal salah
pengusaha/pabrik besar rotan yang masih satu alat yang digunakan untuk melihat di
eksis. Pengambilan responden untuk kuadran berapa sebenarnya IK rotan ini

22
Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini: Strategi Pengembangan Industri…

berada dipakai dalam membantu Keberhasilan pengusaha besar


menentukan kebijakan strategi yang akan di Rotan ini berimbas kepada IK Rotan.
implementasikan. Matriks IE didasari pada Sekitar 10% dari pesanan yang diterima
dua dimensi kunci yaitu total rata-rata oleh pengusaha besar itu dikerjakan oleh IK
tertimbang IFE dan total rata-rata Rotan melalui sistem outsourcing dengan
tertimbang EFE. Menawarkan sembilan mensyaratkan standar kualitas yang cukup
kuadaran yang dikelompokkan dalam tiga berat dan ketat yang harus lulus uji. Setelah
kelompok. Kelompok pertama adalah melalui seleksi quality control yang cukup
Growth and Build, kelompok kedua Hold ketat, baru kemudian dibayar oleh
and Maintain dan kelompok ketiga Harvest pengusaha besar rotan. Namun dewasa ini
or Divest. kondisi IK rotan tidak lagi seperti itu.
Analisis SWOT sebagai sebuah alat Menurunnya permintaan terhadap
pencocokan yang akan digunakan dalam perusahaan besar produk rotan
penelitian ini untuk mengembangkan empat mengakibatkan Ik rotan tidak kebagian lagi
jenis strategi. Yaitu strategi SO (kekuatan- pesanan tersebut, karena cukup dikerjakan
peluang), strategi WO (kelemahan- oleh pengusaha besar itu sendiri. Keadaan
peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), yang sangat memprihatinkan ini
dan strategi WT (kelemahan-ancaman). menyebabkan penghasilan mereka hanya
(David, 2009). Mencocokkan faktor cukup untuk bertahan hidup (survive). Ini
internal dengan faktor eksternal merupakan disebabkan oleh karena pengusaha besar
proses yang sulit. Tidak ada satupun rotan tidak lagi melakukan outsourcing
panduan untuk mendapatkan strategi dipilih pesanan yang berasal dari luar negri.
dengan benar. Panduan itu bersifat Kondisi seperti ini diyakini oleh pengusaha
fleksibel. besar rotan akibat lesunya perekonomian
dunia disamping ada indikasi mulai muncul
HASIL kejenuhan dengan produk rotan (lariza,
Gambaran umum terhadap Kondisi 2012). Artinya Ik rotan hanya bisa
Industri Kecil Rotan di Kota Medan mengharapkan pembeli dari dalam negri
Industri Kecil Rotan yang dalam saja.
penelitian ini selanjutnya disingkat dengan Permintaan yang berasal dari dalam
IK Rotan merupakan industri kreatif yang negri terutama konsumen dari kota Medan
dicanangkan pemerintah dan menunjuk sendiri juga menurun, walaupun sebenarnya
kota Medan sebagai kota penghasil produk tidak menyumbang terlalu banyak bagi
rotan terutama mebel (furniture) dan pendapata IK rotan, disamping itu
keranjang anyaman serta produk kecil munculnya barang substitusi furnitur rotan
lainnya. Hal ini disebabkan ekspor hasil menambah kondisi IK rotan di kota Medan
usaha Rotan memberi sumbangan yg cukup ini semakin sulit. Terjadinya perubahan-
besar terhadap devisa negara. Namun hasil perubahan pada lingkungan eksternal
empiris mendapati keberhasilan ini ternyata seperti ini akan berpengaruh terhadap
bukan hanya disebabkan hidupnya IK internal IK rotan, seperti menambah
Rotan secara mandiri tetapi hampir 90% kelemahan ataupun mengurangi kekuatan
kontribusi keberhasilan ekspor Rotan dari IK rotan.
berasal dari pengusaha besar Rotan di kota Untuk dapat mengetahui apa
Medan yang jumlahnya pada saat itu sebenarnya yang terjadi dan yang sedang
mencapai 22 perusahaan . Produk Rotan dihadapi oleh IK rotan di kota Medan,
dari pengusaha besar ini terdiri dari langkah awal dilakukan analisis melalui
sebagian besar dalam bentuk mebel dan Matriks Internal Factory Evaluation ( IFE)
sebagian lagi dalam bentuk keranjang dan External Factor Evaluation (EFE) yang
berbagai ukuran dan desain. Rata rata berisikan input dasar yang diperlukan untuk
mereka mengerjakan pesanan dari negara memperbaiki proses dalam rangka
negara Eropa seperti negara Jerman, Italy, mendapatkan suatu perumusan strategi.
Prancis dan negara Amerika. Masa masa
keemasan itu berkisar antara tahun 1985
sampai tahun 2002.

23
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014

Tabel 1. Internal Faktor Evaluation (IFE)


No IFE Bobot Peringkat Skor Terimbang
Kekuatan :
1. Memiliki skill dan pengalaman dasar yang relatif
cukup tentang proses produksi. 0,10 2 0,20

Lokasi toko merangkap Show Room (sentra


produksi) berada dijalan yang strategis.

2. Hubungan harmonis dengan pemasok bahan baku. 0,10 3 0,30

3. 0,10 4 0,40
Kelemahan :
1. Ketergantungan yang kuat terhadap pabrik besar 0,20 1 0,20
rotan dalam mencari pasar.

2. Tidak tersedianya Kas yang cukup. 0.10 2 0,20

3. Kualitas produk yang rendah. 0,15 1 0,15

4. Minimnya Inovasi produk. 0,15 1 0,15

5. Tingginya gaji karyawan dibandingkan pesaing. 0,10 2 0,20

Total 1,00 1,80

Tabel 2. Eksternal Faktor Evaluation


No. EFE Bobot Peringkat Skor Terimbang
Ancaman :
1. Bahan mentah berkualitas semakin sulit 0,10 2 0,20
diperoleh

2. Adanya barang substitusi dari bahan fiber 0,10 3 0,30

3. Trend yang menurun terhadap mebel rotan 0,10 1 0,10


dipasar Eropa

4. Peraturan pemerintah yang berubah-ubah 0,10 2 0,20

Peluang :
1. Produk dari bahan rotan merupakan produk
etnis yang tetap digemari didalam negeri. 0,15 3 0,45

2. Banyakny skim kredit yang dikeluarkan pihak 0,15 2 0,30


bank

3. Masyarakat Eropa masih memberi nilai tinggi 0,10 2 0,20


pada produk Handmade.

4. Pabrik besar rotan masih membutuhkan IK rotan 0,05 2 0,10


sebagai mitranya

5. Munculnya segmen pasar yang baru. 0,15 3 0,45

Total 1,00 2,30


Sumber : Hasil Pengolahan Data (November 2012)

Nilai-nilai yang terdapat pada daftar tertimbang untuk IFE = 2,00 sementara
IFE dan EFE total skor tertimbang untuk EFE = 2.35.
Berdasarkan analisis matriks IFE Sesuai dengan kriteria total skor tertimbang
dan EFE diperoleh total nilai skor IFE dibawah 2.50 mengindikasikan bahwa

24
Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini: Strategi Pengembangan Industri…

IK rotan memiliki posisi internal yang 0,10 sementara angka yang baik adalah
lemah, maka total skor tertimbang untuk 0,15. Artinya sumbangan kekuatan IK rotan
IFE 2,00 < 2.50 dan EFE 2,35< 2,5 melalui skill dan pengetahuan terlalu dasar
bermakna bahwa strategi yang dilakukan IK dan masih kurang memadai untuk
rotan belum mampu mengatasi ancaman mengatasi ancaman dari lingkungan
yang datang dari lingkungan eksternal dan eksternal, karena belum menyentuh
tidak cukup kuat untuk memanfaatkan kreatifitas yang justru diperlukan dalam
peluang. indutri ini. Skill yangdibutuhkan tidak
cukup hanya berdasarkan keahlian turun
Tabel 3. I.E Matrix temurun, tetapi harus berkembang sesuai
INTERNAL dengan kemajuan teknologi. Kelemahan
Kuat faktor ini memiliki peringkat bernilai 2,
Sedang Lemah yaitu respon IK rotan terhadap faktor ini
3,0 – 4,0 hanya masuk peringkat rata-rata atau
2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 terindikasi lemah.
Para IK rotan tidak dapat berdiam
diri saja dalam menambah ketrampilannya,
Tinggi diperlukan pengetahuan yang mampu
I II III
3,0 – 4,0
melihat permintaan tersembunyi (hidden
E
demand), dan menyesuaikan dengan skill
dan pengetahuan sehingga mampu
K merealisasi permintaan tersembunyi
IV V VI tersebut.
S Posisi
Sedang

T
IK 2. Lokasi toko (sentra) merangkap Show
2,0 – 2,99 Rotan Room yang strategis.
E Keberadaan toko ataupun show
room yang sebagian juga merangkap tempat
R Rendah
V VIII IX proses produksi berada dijalan protokol
N 1,0 – 1,99 yang cukup ramai dan lebar. Hal ini
memungkinkan para pembeli yang melewati
A jalan ini mengetahui keberadaan usaha
L
rotan ini. Apalagi apabila toko yang
PEMBAHASAN merangkap show room ini memiliki eye
Analisis Kekuatan IK rotan catching yang mampu menarik calon
1. Memiliki skill dan pengalaman dasar konsumen untuk singgah. Sayang sekali
yang cukup dalam proses produksi kekuatan ini belum dimanfaatkan dengan
Para Industri kecil rotan pada baik oleh para perajin kreatif ini untuk
umumnya memiliki skill dan pengalaman memajang produknya dengan baik dan
yang diperoleh secara turun temurun dari menarik. Adapun bobot dari faktor ini
orang tua mereka sehingga pengetahuan bernilai 0,10, dengan peringkat 3. Berbeda
dasar tentang seluk beluk rotan seperti dengan IK rotan di kota Cirebon yang
berbagai jenis rotan, serta pengawetan lokasinya juga cukup strategis dijalan
rotan sebelum dianyam dan pembuatan lintas, telah mampu menarik konsumen
dasar produk rotan dipahami secara baik. untuk melihat ke toko mereka oleh karena
Beberapa jenis rotan seperti rotan manau jenis barang yang di display mampu
dan getah harus digoreng dengan campuran menarik konsumen untuk singgah. Artinya
minyak sawit dan solar terlebih dahulu mereka mampu memajang produk yang
sebelum dianyam, sementara jenis seka, memiliki eye catching yang bagus dan unik.
tabu tabu dan kecil cukup diasap saja Produk yang dipajang dibagian luar dari
dengan memakai belerang. Proses Ini toko oleh IK rotan yang ada di cirebon
sebenarnya dikerjakan oleh pedangang terdiri dari produk assesoris seperti tempat
pengumpul rotan dan dilakukan dekat buah yang unik dari rotan, pot bunga yang
dengan suber bahan baku rotan. Adapun unik dan elegan dan sebagian kursi santai
bobot dari faktor ini hanya memiliki nilai atau kursi teras.

25
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014

Pada umumnya penataan barang Analisis Kelemahan IK rotan


barang yang dapat dilihat konsumen 1. Ketergantungan yang kuat terhadap
sebagai window display IK rotan Medan perusahaan besar rotan dalam
masih jauh tertinggal. Penataan yang mencari pasar
dilakukan sama sekali tidak Hasil empiris menunjukkan bahwa
memperhitungkan perlunya penataan yang peranan perusahaan besar rotan yang
rapi. Padahal faktor ini dapat dijadikan memberikan efek menetes kebawah inilah
peluang untuk memikat pelanggan singgah yang membuat IK rotan di kota Medan ini
mengingat sentra rotan ini sudah terkenal begitu menarik dan berkembang. Sebelum
dari belasan tahun bahkan puluhan tahun krisis moneter tahun 1997/1998 terjadi,
yang lalu. Oleh karena itu peringkat pengusaha besar rotan banyak menerima
faktor ini hanya bernilai 2, bermakna pesanan yang berasal dari luar negri seperti
respon IK rotan terhadap faktor ini lemah Jerman, Italy, Prancis bahkan Inggris dan
karena tidak mampu memanfaatkannya Amerika. Pada saat itu mereka kebanjiran
secara maksimal. pesanan, sehingga pengiriman perbulan
periode itu rata rata 40 kontainer dengan
3. Hubungan yang harmonis dengan ukuran 40 feet membuat beberapa
pemasok bahan baku perusahaan besar kewalahan memenuhi
IK rotan di Medan sebenarnya permintaan tersebut. Akibatnya sebagian
sudah memiliki hubungan yang cukup lama dari pesanan itu di outsourcing kepada IK
dengan pemasok bahan baku, mengingat rotan. Situasi yang menguntungkan IK
usaha ini pada umumnya adalah usaha rotan ini berjalan bertahun tahun sampai
turun temurun yang sudah ada sejak usaha perlahan lahan terjadi penurunan
rotan ini dijalankan oleh orang tua mereka. permintaan akibat dari pesanan yang
Hanya saja tahun tahun belakangan ini jenis berasal dari luar negri juga berkurang.
bahan baku terbatas sesuai dengan Secara otomatis perusahaan besar tersebut
kemampuan modal dari pemasok tidak memerlukan lagi melakukan
membayar para pencari rotan di hutan hutan outsourcing kepada IK rotan, akibat
sumatera. Disamping itu rotan yang berikutnya omset IK rotan ikut menurun.
berkualitas baik, seperti rotan manau Hasil wawancara mendalam yang
jarang tersedia pada pemasok. Hasil dilakukan terhadap pengusaha besar rotan
empiris mengungkapkan bahwa ini menyatakan banyak faktor yang
ketersediaan bahan mentah rotan memiliki menyebabkan menurunnya permintaan dari
hubungan erat dengan menurunnya luar negri, dan faktor ini saling terkait satu
permintaan produk rotan. Para pemasok dengan yang lainnya. Antara lain
menghindari persediaan yang banyak agar terbukanya ekspor rotan setengah jadi pada
modal tidak terlalu lama tertanam dalam tahun 2005 yang sebelumnya tertutup.
persediaan. Beberapa pedagang pengumpul Terakhir pada tahun 2009 pemerintah
menyatakan masih terdapat penyeludupan menyempurnakan lagi peraturan tentang
di hutan sumatera seperti di hutan Panti ekspor rotan mentah dan rotan setengah
yaitu perbatasan antara Sumatera Utara jadi. Akibat dari peraturan pemerintah yang
dengan Sumatera Barat. Namun hal ini selalu berubah menyebabkan harga rotan
perlu di buktikan lebih lanjut. Walaupun mentah menjadi tinggi, akibat selanjutnya
untuk mendapatkan bahan baku sekarang harga jual harus dinaikkan oleh pengusaha
ini lebih sulit, berkat adanya hubungan besar rotan, dan ini menyebabkan
yang sudah terjalin lama menyebabkan pengusaha rotan Indonesia kalah bersaing
bahan mentah masih dapat diperoleh. dengan negara China yg dapat menjual
Khusun jenis rotan Manau yg mulai langka dengan harga lebih murah.
dan mahal sebagian pemasok belum Pengusaha/pabrik besar rotan
menyanggupi permintaan itu. Faktor ini yang bertahan hidup (survive) telah
memiliki bobot 0,10 dengan rating 4, berkurang banyak yaitu dari 22 pengusaha
bermakna faktor ini memiliki respon yang saat ini hanya tinggal 4 perusahaan. Kondisi
kuat untuk menyumbang kekuatan internal mereka saat ini hanya mampu menjual
IK rotan. antara 3 sampai 4 kontainer dengan ukuran
20 feet perbulan. Ketergantungan Ik rotan

26
Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini: Strategi Pengembangan Industri…

terhadap perusahaan besar yang cukup disertai dengan produk yang sesuai dengan
signifikan ini menyebabkan ikut terkena selera kelas masyarakat yang dituju. Hal ini
dampak dari kelesuan pasar dunia. Ini bukan hal yang mudah, karena para perajin
diperkuat dengan bobot sebesar 0,10 rotan harus mengetahui banyak tentang apa
dengan rating bernilai 2. Bermakna respon yang menjadikan para pembeli menganggap
IK rotan terhadap faktor ini lemah. produk tersebut berkelas. Pengetahuan
atau ketrampilan yang harus dimiliki oleh
2. Tidak tersedianya Kas yang cukup para pelaku harus ditunjang dengan
Rendahnya akses industri kecil kemampuan menyelaraskan kebutuhan
rotan terhadap lembaga lembaga kredit konsumen dengan kelas konsumen yang
formal dan terbatasnya jaringan, dilayaninya.
menyebabkan sulitnya mereka Masalah kualitas bagi IK tidak
mendapatkan uang kas yang cukup untuk dapat diatasi tanpa bantuan berupa
melakukan transaksi sehari hari seperti pembinaan dari lembaga lembaga
untuk membayar bahan mentah terutama pemerintah terkait maupun BUMN yang
bahan mentah rotan karena pemasok selalu ditunjuk menjadi Bapak angkat melalui
mengharuskan pembayaran tunai. Hal ini Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
menyebabkan tidak banyak produk yang (PKBL). Faktor ini memiliki bobot 0,15
mampu dipajang didalam toko. dengan peringkat 1. Hal ini menunjukkan
IK rotan hanya mampu membuat bahwa respon perusahaan terhadap kualitas
produk murah dan desain sederhana untuk produk sangat lemah atau dibawah rata-
dipajang ditoko mereka. Keadaan ini rata. Situasi terlihat kurangnya perhatian
menjadi salah satu faktor yang terhadap kreasi yang inovatif. Berbeda
menyebabkan Industri kecil rotan ini tidak dengan saingan mereka yang memiliki
menarik untuk dikunjungi. tidak ada daya kreatifitas relatif tinggi tetapi sulit untuk
tarik yang kuat untuk menarik konsumen menembus pasar.
datang ke tempat IK rotan ini karena
terbatasnya produk rotan yang tersedia 4. Minimnya Inovasi produk
dengan kualitas produk yang rendah. Pada Pada umumnya kelemahan ini
dasarnya dana yang minim menyebabkan sebenarnya kelemahan yang banyak
terbatasnya kegiatan yang harus dilakukan didapati pada usaha kecil lainnya. Faktor
sehingga tidak dapat memproduksi produk minimnya inovasi, dalam hal ini minimnya
rotan yang berkualitas. Ini salah satu kreatifitas IK rotan ini memiliki bobot
temuan jawaban yang diberikan oleh para 0,15. Ini bermakna bahwa faktor kreatifitas
Industri kecil rotan. Adapun bobot dari memiliki pengaruh yg cukup signifikan
faktor ini adalah 0,10 dengan peringkat terhadap kemajuan usaha IK rotan.
bernilai 2. Artinya strategi IK rotan tidak Kemampuan melakukan inovasi tidak dapat
cukup sgnifikan dalam merespon faktor ini. dilakukan dalam waktu yang singkat.
Berbeda dengan IK rotan di kota Diperlukan proses pembelajaran yang terus
Cirebon, keterbatasan dana dan bahan menerus sambil mengikuti kemauan pasar
mentah rotan mereka atasi dengan membuat atau bahkan harus mampu menterjemahkan
produk yang memakani bahan mentah yang permintaan yang tersembunyi dari
lebih murah seperti enceng gondok ataupun konsumen. Agar IK rotan mampu
daun pandan yang masih memiliki nilai mengatasi kelemahan ini tentu saja harus
etnis dan tradisional. Kreatifitas seperti ini dibantu oleh pemerintah melalui pihak
tidak ditemukan pada IK rotan di Medan. pihak terkait. Minimnya desain produk,
dibuktikan dengan tidak terdapatnya produk
3. Kualitas produk yang renda yang baru, yang diproduksi hanya sebatas
Rendahnya kualitas produk yang desain yang sudah pernah diproduksi
dihasilkan oleh industri kecil rotan ini beberapa tahun yang lalu. Minimnya
sebenarnya disebabkan oleh beberapa inovasi produk juga disebabkan
faktor yang saling terkait satu sama lain. ketidakmampuan mereka membaca
Khusus untuk produk etnis kreatif ini untuk kemauan konsumen.
mendapatkan produk yang berkualitas saja Pada awalnya para pengusaha besar
tidak cukup, tertapi produk berkualitas yang rotan ini proaktif mempromosikan dengan

27
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014

cara mendatangi agen penjualan rotan yang dihitung secara total biaya yang dikeluarkan
berada di luar negri. Perkenalan ini hanya lebih tinggi sedikit apabila dipesan di
dilanjutkan dengan pemesanan awal. Pulau Jawa dibandingkan dibuat oleh IK
Akhirnya para agen pemesan datang rotan di Medan.
langsung ke kota Medan membawa desain
yang sesuai dengan selera pasar mereka Analisis Ancaman IK rotan
sekaligus membawa ahli desain dan ahli 1. Bahan mentah yang berkualitas
dalam prosesing produk rotan untuk semakin sulit diperoleh
mengajarkan pembuatan produk rotan Membeli rotan mentah dewasa ini
dengan standar mereka kepada para pekerja ternyata tidak semudah sebelumnya. Rotan-
produk rotan di kota Medan. Ada juga rotan yang berjenis unggul seperti rotan
beberapa desain bagus yang telah manau yang lingkar tengahnya lebih besar
diciptakan oleh pihak pengusaha besar sulit diperoleh. Hasil wawancara terhadap
rotan diterima oleh pembeli luar negri para pemasuk mengungkapkan ada dua
tersebut. faktor yang menyebabkan rotan berkualitas
Desain yang berasal dari pemesan baik sulit diperoleh. Pertama populasi rotan
luar negri ini tidak boleh ditiru oleh para jenis manau semakin berkurang sehingga
pengusaha rotan di Medan oleh karena sulit untuk mendapatkannya. Berkurangnya
dilindungi oleh adanya hak cipta dari para rotan jenis rotan besar seperti ini dihutan-
pembuat desain. Walaupun begitu, hutan Sumatera akibat diperbolehkannya
sebenarnya IK rotan dapat menjadikan ekspor rotan mentah sehingga kesempatan
beberapa desain dari luar tersebut menjadi ini tidak disia-siakan oleh negara pembuat
pembuka fikiran mereka. Tapi ini tidak produk rotan. Menurut para pemasok rotan
terjadi. Perlu penelitian yang lebih dikota Medan, permintaan rotan mentah
mendalam untuk menemukan faktor mana dari luar terutama negara china sangat luar
saja yang menghambat kesempatan ini. biasa banyaknya, diduga permintaan yang
tinggi ini sebagian untuk dijadikan stok
5. Tingginya gaji karyawan bahan baku bagi negara-negara tersebut.
Masalah pelik yang juga dihadapi Penyebab kedua, permintaan rotan
oleh pengusaha rotan di Medan ini adalah mentah dari dalam negri yang berasal dari
gaji karyawan. Dibandingkan dengan pabrik besar rotan di dalam negri terutama
saingan mereka dalam hal ini usaha kecil di kota Medan, menurun. Terjadinya
rotan dari Cirebon, gaji karyawan usaha penurunan permintaan rotan mentah karena
rotan di Medan ini antara Rp.75.000 pesanan produk rotan yang selama ini
sampai dengan Rp.80.000 perhari, tinggi mulai berkurang. Para pengumpul
sementara saingan mereka masih bersedia tidak bersedia melayani permintaan dalam
menerima Rp.50.000 perhari, bahkan jumlah kecil, karena untuk mengambil
kadang kadang karyawan saingan tidak rotan manau itu perlu berjalan ketengah
menanyakan berapa mereka dibayar. hutan lebat yang populasinya juga semakin
Perilaku yang berbeda ini kemungkinan sulit diperoleh sementara yang diambil
akibat adanya budaya nrimo yang lebih hanya sedikit. Inilah alasan mereka enggan
tinggi yang dimiliki oleh karyawan yang mengambil rotan dalam jumlah yang kecil.
berasal dari P.Jawa. Faktor ini memiliki bobot sebesar
Bobot dari faktor gaji karyawan ini 0,10 dengan total skor tertimbang adalah
adalah 0,10, dengan rating sama dengan 2. sebesar 0,20. Artinya walaupun persediaan
Maknanya respon yang terlihat adalah rotan mentah ini dianggap sebagai ancaman
respon rata-rata. Nampak dari jawaban tetapi hanya memiliki bobot 0,10 dalam
para responden mengeluhkan gaji yang mensukseskan jalannya IK rotan, begitu
lumayan tinggi tetapi kurang sesuai dengan juga dengan respon Ik rotan terhadap bahan
kualitas yang dimiliki. Bukti empiris lain baku dianggap masuh lemah.
mengenai kondisi ini dapat dilihat dari
beberapa super market justru memesan 2. Munculnya produk substitusi
keranjang untuk parsel dari Pulau Jawa Produk substitusi yang mampu
termasuk dari Cirebon, dan bersedia menggantikan produk rotan terutama
mengeluarkan biaya pengiriman. Apabila fSurnitur dewasa ini mulai banyak

28
Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini: Strategi Pengembangan Industri…

membanjiri pasar furnitur di kota Medan. 4. Tren yang menurun terhadap


Dapat disaksikan beberapa toko yang juga produk rotan di pasar luar negeri
berdekatan dengan lokasi IK rotan Masa jaya produk rotan yang
memajang produk mereka seperti kursi pernah mencapai mencapai puncaknya pada
teras, kursi makan, kursi malas/santai tahun 1987 perlahan-lahan menurun.
beserta mejanya. Produk substitusi yang Disamping adanya krisis ekonomi dunia,
dimaksud adalah produk yang berbahan munculnya produk produk murah buatan
campuran fiber yang permukaannya China yang masuk kepasar Eropa dan
bercorak yang sangat mirip dengan Amerika menyebabkan nilai emosional dari
anyaman rotan dengan desain kontemporer kepemilikan produk rotan menjadi
yang menarik. Produk substitusi rotan ini terganggu. Sebagian orang tidak lagi
telah mengambil pangsa pasar rotan asli. merasa istimewa dengan memiliki furniture
Hal yang menggembirakan, walau rotan dirumahnya (lariza, 2011).
permintaan produk rotan cendrung menurun Munculnya produk rotan dengan harga
namun beberapa pelanggan masih murah ini merupakan ancaman kedepan
menganggap produk rotan asli lebih bernilai karena menyebabkan produk rotan tersebut
dibandingkan produk substitusinya. turun rangkingnya dimata sebagian
Wawancara yang dilakukan dengan konsumen. Hanya produk rotan yang benar
karyawan furnitur produk substitusi benar berkualitas tinggi dengan disain yang
menyatakan beberapa pembeli eksklusif yang masih dianggap memiliki
mengurungkan niatnya untuk membeli nilai lebih.
setelah diketahui bahwa bahan yang dipakai Contoh disain eksklusif sepeti
ternyata bukan rotan. Ini membuktikan mebel rotan dengan ukuran besar di disain
masih ada pembeli yang memandang dengan mengkombinasikan rotan dengan
produk rotan memiliki nilai etnis tersendiri kulit, atau rotan dengan kayu, atau juga
yamg tidak dapat digantikan dengan produk rotan dengan bahan eksklusif lainnya.
lain. Keadaan ini harus dapat dijadikan Sudah jelas pasar dengan target kelas atas
peluang bagi para pengusaha rotan, asal ini sulit untuk dimasuki, namun desain
saja IK rotan mampu memahami kemauan seperti itu bisa saja dibuat dengan bentuk
pasar, terutama meninggalkan produk rotan yang lebih sederhana. Disain seperti ini
yang berkualitas rendah. sudah mulai dicontoh oleh perajin rotan
yang ada di Cirebon.
3. Lesunya Pasar luar negri
Krisis ekonomi yang melanda 5. Peraturan pemerintah yang suka
Eropa yang merupakan pasar terbesar berubah
produk rotan menyebabkan permintaan Keluhan yang termasuk sering
terhadap barang barang furnitur menurun. dikemukakan oleh pelaku usaha kecil
Keadaan ini berdampak juga terhadap produk rotan ini adalah peraturan
produk rotan Indonesia. Kelesuan ini pemerintah yang kurang matang dalam
mengakibatkan para pembeli dari luar negri membantu berkembangnya usaha perajin
yang sudah terlanjur memesan produk rotan rotan ini. Peranan koperasi yang diharapkan
ke Medan menangguhkan pembayarannya dapat membantu industri kecil rotan tidak
sampai barang tersebut terjual sebagian. bersinergi dengan pihak pemerintah daerah.
Bahkan penunggakan pembayaran itu Ada kesan yang dirasakan oleh pelaku
terjadi berbulan-bulan, mengakibatkan para industri kecil rotan bahwa peranan
pengusaha/pabrik besar rotan mengalami pemerintah masih sangat minim serta
kekurangan modal kerja. Berkurangnya kurang serius membantu mereka dalam
pesanan berarti berkurangnya produksi menghadapi tantangan dunia bisnis.
yang menyebabkan berkurangnya Peraturan pemerintah juga sering berubah
outsourcing yang diterima oleh IK rotan. yang dampaknya sangat dirasakan oleh
Faktor ini memiliki bobot 0,10 dengan industri kecil. Misalnya peraturan tentang
peringkat bernilai 2. Faktor ini signifikan izin usaha, sampai kepada peraturan export
dalam mendukung keberhasilan usaha. rotan yang sempat ditutup kemudian dibuka
dan sekarang ditutup lagi. Pergantian

29
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014

Menteri selalu disusul dengan penggantian Corporate Social Resposibility (CSR).


peraturan. Untuk mendapatkan tawaran ini IK rotan
Penanganan melalui peraturan perlu membenahi administrasi usahanya
yang memberatkan juga dirasakan oleh IK terutama membenahi catatan keuangan
rotan yang pernah mencoba melakukan sebagai salah satu syarat dalam
ekspor produk rotan ke Malaysia. memperoleh kredit usaha.

Analisis peluang IK rotan. 3. Pasar Eropa masih memberi nilai


1. Naiknya permintaan untuk desain tinggi pada produk handmade
furnitur yang berbahan ringan Bangsa Eropa sangat menghargai
Akibat dari adanya bencana alam produk etnis yang pembuatannya lebih
berupa tsunami yang melanda beberapa banyak menggunakan tangan daripada
negara terutama Jepang menyebabkan mesin, sepeti batik, anyaman, tenunan, dan
orang orang di Jepang lebih memilih produk kreatif lainnya. Ini merupakan
produk furnitur rotan dengan bahan yang peluang yang masih terbuka dalam waktu
lebih ringan. Alasan pemilihan produk ini yang panjang. Peluang ini sekaligus
adalah mudah dipindahkan apabila terjadi menjadi tantangan yang harus mampu
bencana. Alasan yang kelihatan sederhana dihadapi oleh IK rotan yang dalam hal ini
ini jangan dianggap kurang berarti, karena perlu dibantu oleh pihak pemerintah
ini merupakan peluang yang dapat diraih mengingat ketatnya persaingan yang
oleh IK rotan untuk masuk ke pasar Jepang. dihadapi baik dari IK rotan yang berasal
Permintaan produk seperti ini dengan cepat dari Indonesia maupun dari negara luar
dipenuhi oleh pabrik besar rotan di Medan, seperti Cina.
walaupun sebenarnya kalah cepat dengan
produk yang berasal dari China. Peluang ini 4. Pabrik besar rotan masih
sebenarnya dapat dipenuhi oleh IK rotan membutuhkan IK rotan sebagai
tetapi mereka minim informasi dan minim mitranya
akses. Untuk itulah diperlukan bantuan Sebelum krisis ekonomi terjadi
pihak pemerintah dalam pencarian pasar para IK rotan mendapat peluang dari
sekaligus penyesuaian standar kualitas pesanan yang di peroleh dari outsourcing
dengan pasar Jepang ini. Pemahaman yang dilakukan perusahaan besar kepada
tentang selera konsumen hanya dapat mereka. Walaupun peluang untuk kembali
dilakukan dengan melakukan riset kepada kondisi seperti itu saat ini belum
konsumen. Apabila peluang ini ingin diraih terlihat tetapi peluang ini harus
ada baiknya IK rotan bekerja sama dengan diperhitungkan sepanjang industri kreatif
pengusaha besar rotan yang lebih banyak ini meningkatkan kreatifitasnya. Walaupun
memiliki akses pasar diluar negri. Oleh bobot dari faktor ini rendah yaitu hanya 0,5
karena ketidak mampuan dan sulitnya tetapi memiliki rangking 2, artinya IK rotan
peluang ini diraih peneliti hanya memberi masih merespon faktor ini dengan baik.
bobot dengan nilai 0,5 dengan peringkat 3.
5. Munculnya segmen pasar yang baru
2. Banyaknya skim kredit yang Produk anyaman rotan yang selama
dikeluarkan pihak bank ini kita kenal sebagian besar didisain
Berbagai skim kredit dapat dengan warna yang mendekati warna
dijumpai yang dikeluarkan oleh pihak alaminya yaitu warna coklat. Warna-warna
pemerintah maupun pihak bank dalam coklat ini berkesan klassik dan kuno.
membantu usaha kecil merupakan peluang Dewasa ini muncul produk rotan dengan
bagi IK rotan untuk dapat memperbaiki anyaman yang lebih ringan serta warna-
pengelolaan usaha secara keseluruhan. warna pastel yang menarik seperti warna
Selain pemberian kredi program-program pink, putih, biru muda, serta ungu muda.
pembinaan juga dikeluarkan melalui Produk ini dibuat untuk memenuhi target
lembaga terkait termasuk BUMN dan pasar wanita muda yang dikenal sekarang
perusahaan besar lainnya. Bagi pihak ini dengan sebutan lady market serta
BUMN sendiri program ini juga bertujuan pasangan muda maupun mom market yang
untuk menambah citra perusahaan melalui

30
Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini: Strategi Pengembangan Industri…

sudah jenuh dengan warna coklat dan menunggu uluran tangan dari pemerintah
menginginkan kreatifitas baru. tanpa giat mencari informasi. Hasil
Salah satu pengusaha yang berasal wawancara mendalam yang dilakukan
dari Cirebon menangkap peluang ini, dalam penelitian ini membuktikan hampir
walaupun pada awalnya produk yang 60% dari responden menyatakan tidak
berasal dari negara thayland juga sudah melakukan apa-apa dalam memajukan
menjawab permintaan tersembunyi ini. usahanya, bahkan ada niat untuk
pasar yang baru ini bisa dikembangkan meninggalkan usaha rotan tersebut. Tetapi
dengan menambah assesori dengan bahan niat untuk keluar tidak mudah karena
lain seperti kain dan renda-renda dan pita kendala switching cost yang relatif tinggi.
yang cantik. Seharusnya informasi ini Antara lain modal yang tertanam pada
sudah diketahui oleh IK rotan di Medan. mesin-mesin pemroses rotan sayang
Namun data empiris menunjukkan bahwa ditinggalkan begitu saja.
mereka belum memiliki gambaran yang Memang cukup berat tantangan
jelas bagaimana sebenarnya atribut dari yang dihadapi para usaha kecil rotan dalam
produk untuk pasar yang baru ini. peluang menjalankan usahanya menjadi lebih baik.
ini dapat menjawab kelesuan dan kejenuhan Saat ini mereka hanya mampu bertahan
desain yang begitu-begitu saja, tanpa ada untuk hidup (survive), tanpa mampu
kreatifikasi dan inovasi. Peringkat faktor ini meningkatkan usaha mereka. Dewasa ini
diberi angka 2 dengan bobot 0,50. mereka hanya mengharapkan pembeli lokal
Mengindikasikan bahwa peluang ini cukup saja. Ironisnya para pembeli kelas
signifikan diperhatikan dan masuk dalam menengah- atas memilih membeli hasil
strategi usaha kecil. produksi rotan yang berasal dari kota
Cirebon maupun dari sekitar Jawa Barat
Keterkaitan Antara Faktor Internal dan lainnya. Terutama untuk produk mebel
faktor eksternal Alasan mereka kualitas produk rotan masih
Kegagalan yang disebabkan oleh jauh lebih bagus yang berasal dari Pulau
lemahnya faktor internal selalu Jawa.
berhubungan erat antara faktor yang satu Berdasarkan pada hasil empiris IK
dengan faktor lainnya. Lemahnya faktor rotan berada dalam kondisi berbahaya
internal menyebabkan sulitnya sebuah dimana total skor tertimbang IFE hanya
usaha menghadapi perubahan faktor sebesar 1,8 berada dibawah angka 2,5.
eksternal. Hasil penelitian menunjukkan Matriks IE juga menampilkan hasil
bahwa banyak sekali kendala yang dihadapi keberadaan IK rotan pada kuadran 6. Hal
oleh perajin rotan ini. Nilai etnis yang ini mengindikasikan posisi internal dari IK
melekat pada produk rotan ini rotan adalah lemah. Artinya Ik rotan tidak
menyebabkan produk yang diproduksi memiliki strategi yang efektif dalam
harus mampu menampilkan keunikan merespon faktor - faktor yang mengancam
produknya. Apabila ingin mendapatkan usaha kecil ini, sekaligus tidak memiliki
nilai etnis yang tinggi disertai dengan strategi yang efektif dalam memperbaiki
kualitas yang tinggi pula dibutuhkan tangan kelemahan internalnya. Penerapan analisis
tangan trampil yang memiliki skill yang SWOT dalam penelitian ini tidak dapat
tinggi. Tuntutan yang tinggi ini tentu saja digunakan dengan tehnik strategi
sulit ditangani sendiri tanpa adanya pihak berpasangan, oleh karena keempat faktor
yang mengulurkan bantuan. dari analisis SWOT hanya memiliki
Kegagalan perajin rotan ini juga keterkaitan yang kurang signifikan
disebabkan oleh aspek mental (inner sehingga masing – masing faktor yaitu
dynamic factor) seperti rasa malas, ragu- kelemahan, kekuatan, ancaman, dan
ragu, menganggap enteng masalah yang peluang berdiri sendiri - sendiri .
dihadapi sampai kepada rasa pesimis. Melihat situasi dan kondisi dari IK
Hampir tidak ada semangat juang yang rotan ini, diperlukan satu tanggung jawab
tinggi untuk meraih sukses. Keterbatasan utama untuk memperbaiki dan menolong
dana dijadikan alasan terbatasnya usaha IK rotan dalam mendapatkan strategi yang
dalam meraih kesuksesan usaha. Dengan cocok mengingat usaha kecil memiliki
kata lain rata- rata mereka hanya kemampuan yang besar dalam menyerap

31
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014

angkatan kerja. Dengan berlakunya undang 1. Lingkungan internal yang menjadi


undang no. 22 tahun 1999 tentang otonomi kekuatan IK rotan seperti pengalaman
daerah, sehingga memberikan kewenangan dan skill yang sangat dasar, lokasi
daerah untuk mengatur dan mengurus sentra yang cukup strategis ditambah
masyarakat setempat, menyebabkan dengan hubungan yang harmonis
pemerintah daerah harus memikirkan iklim dengan pemasok, tidak cukup kuat
usaha yang kondusif seperti mengurangi untuk mengimbangi pesaingnya dalam
pungutan-pungutan daerah, menghasilkan produk rotan yang
menyederhanakan prosedur perizinan sesuai selera pasar. Kondisi ini
usaha, keringanan pajak serta diperparah dengan banyaknya
mengupayakan bantuan pemberian modal kelemahan seperti kekurangan uang
usaha dengan syarat yang tidak kas, SDM yang tidak kreatif dan
memberatkan pelaku usaha. Bantuan yang ketergantungan kepada pabrik rotan
selama ini diberikan melalui wadah berskala besar. Hal ini sesuai dengan
koperasi IK rotan belum menyentuh kepada nilai tertimbang sebesar 1,8 yaitu lebih
persoalan yang dihadapi oleh perajin rotan kecil dari 2,5 yang bermakna posisi
ini. internal cukup lemah.
Keberadaan IK rotan yang begitu 2. Lingkungan eksternal yang
sulit yaitu berada pada kuadran IFE dan mengindikasi adanya ancaman dari
EFE yang rendah yang mensyaratkan hanya produk substitusi yang begitu inovatif
ada pilihan strategi yaitu strategi penciutan dan sudah merambah pasar,
dan strategi divestasi memerlukan merupakan ancaman yang serius.
kolaborasi dalam bentuk kemitraan yang Peluang seperti masih digemarinya
berfungsi mencari solusi dalam rangka produk rotan ini sebagai produk kreatif
mengatasi permasalahan baik internal bernilai etnis dan masih memberi nilai
maupun eksternal yang dihadapi oleh IK tinggi pada produk zhandmade oleh
rotan di kota Medan. Kemitraan yang konsumen, belum mampu
mampu meningkatkan pengetahuan dan dimanfaatkan oleh IK rotan di Medan.
ketrampilan, pelatihan, membangun jiwa Ini dibuktikan dengan skor tertimbang
kewirausahaan (entrepreneurship), untuk EFE 2,30 < 2,50
menambah kekuatan modal usaha, 3. Matrik IE yang menghasilkan angka
penguasaan teknologi informasi, dan untuk faktor kekuatan dan kelemahan
mengembangkan jaringan bisnis dengan dengan total nilai tertimbang sebesar
pihak luar. Bukan kemitraan sepeti program 1,8 sementara faktor ancaman dan
Bapak Angkat yang pernah dicanangkan peluang berada pada nilai total
oleh pemerintah yang secara empiris tertimbang sebesar 2,30 pada matriks
didapati banyak menunjukkan kegagalan IFE-EFE berada pada sel atau kuadran
dalam mengangkat derajat UKM. 6. Posisi ini menggambarkan pilihan
Kemitraan yang dimaksud strategi adalah strategi penciutan atau
disini adalah dalam bentuk partnership strategi divestasi. Kedua pilihan ini
yang interdependency yang lebih daripada mengindikasikan IK rotan sedang
kerjasama yang mencontoh pola franchise mengalami kelesuan dan kemunduran.
yang apabila kerjasama ini diputuskan akan Sangat dibutuhkan uluran tangan dari
merugikan keduabelah pihak. Artinya pemerintah daerah maupun lembaga-
produk yang dihasilkan oleh IK rotan bisa lembaga terkait.
juga merupakan bagian dari proses
produksi. SARAN
Untuk merealisasikan strategi ini Adapun saran yang diberikan dalam
diperlukan sebuah konsep terpadu yang penelitian ini adalah:
memerlukan uluran tangan pemerintah 1. Kondisi dan situasi IK rotan yang
daerah. menurun ini memerlukan analisi yang
lebih mendalam lagi agar strategi
KESIMPULAN pengembangan yang dilaksanakan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kelak menuju sasarannya. Untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut; jangka pendek hal ini dapat diatasi

32
Setri Hiyanti Siregar dan Marhaini: Strategi Pengembangan Industri…

melalui pemberian pelatihan-pelatihan Chopra, S. dan P. Meindl. 2001. Supply


untuk menambah pengetahuan, Chain Management. Englewood
kemudian diikut sertakan dalam cliff, NJ : Prentice Hall, Inc.
pameran-pameran Nusantara yang Harianto, Farid. 1996. Study On
setiap tahun digelar oleh pemerintah Subcontracting In Indonesian
guna memperluas wawasan para IK Domestic Firms,. Small-scale
rotan terutama yang berlokasi di sentra business development and.
di sepanjang jalan Gatot Subruto Competition Policy CSIS. Jakarta.
Medan. Hitt, A. Hitt, A. Michael, R duane Ireland,
2. Strategi pengembangan jangka panjang Robert E. Hoskisson. 2008. Manajemen
dapat mencontoh model kemitraan Strategis Menyongsong Era
yang berpola Franchise, bukan sepeti Persaingan dan Globalisasi.
program Bapak Angkat yang pernah Erlangga : Jakarta.
dicanangkan oleh pemerintah dan Ismoyowati, Ratna Diah.1996. Analisis
secara empiris didapati banyak Dampak Pola Kemitraan
menunjukkan kegagalan dalam Subkontrak Terhadap Efisiensi Dan
mengangkat derajat UKM. Kemitraan Produktifitas Usaha Kecil Binaan
yang dimaksud disini adalah dalam Kelompok Perusahaan Pt.Astra,
bentuk partnership yang Skripsi S1. Fakultas Ekonomi
interdependency yang lebih dari pada UGM. Yogyakarta.
sekedar kerjasama. Kemitraan yang Kuncoro, Mudrajad dan anggito Abimanyu.
mampu meningkatkan pengetahuan 1995. Struktur dan Kinerja Industri
dan ketrampilan, membangun jiwa Indonesia dalam Era Deregulasi
kewirausahaan, menambah kekuatan dan Debirokratisasi. Kelola (gajah
modal usaha, penguasaan teknologi mada University Business Review).
informasi dan mengembangkan No.10/IV/1995. Lariza, Rattan.
jaringan bisnis dengan pihak luar. 2012
Strategi pengembangan sebaiknya Porter, Michael E. 1990. The Competitive
dilakukan secara terpadu antara Advantage Of Nations. The
lembaga-lembaga terkait yang macmillan Press Ltd. London and
berkolaborasi dalam mengembangkan Basingstoke.
Ik rotan ini. Sekaran, Uma. 2000. Research Method For
Business, third edition. Jhon willey
DAFTAR RUJUKAN & son Inc.
Anatan, Lina. 2006. Kapabilitas Teknologi Sjaifudian, Hetifah, dedi haryadi,
Dan Efisiensi Perusahaan : Suatu Maspiyati. 1995. Strategi Dan
Alternatif Membangun Daya Saing. Agenda Pengembangan Usaha
Jurnal Forum Manajemen Prasetya Kecil. Akatiga. Bandung.
Mulya. Tambunan, Tulus. 1999. Perkembangan
Industri Skala Kecil di Indonesia.
Mutiara sumber widya offset.

33

Anda mungkin juga menyukai