Anda di halaman 1dari 24

ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA KECIL


DAN MENENGAH (UKM) BERBASIS KAIZEN
Andi Suranta Meliala1, Nazaruddin Matondang1, Rahmi M Sari1
1)
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Email: andisurantameliala@yahoo.com, nazaruddin_matondang@yahoo.com, rahmi_m_sari@yahoo.com

Abstract
The economy was one factor the progress of a country. Each country competing to increase
the productivity of the economy. Indonesia's economy ranks 17 world. Economic growth in
Indonesia is very significant that was not separated from the role of small and medium
enterprises (SMEs) that support the growth of exports and imports, one that can be seeded
SMEs are SMEs manufacture of shoes. The role of SMEs that are so large and significant
must always be maintained and developed to be able to compete in an era of global
competition such as the implementation of the Asean Economic Community (AEC) in January
2015. Problems that interfere with the development and productivity of SMEs shoes,
particularly around Medan city will be divided into 4 categories, namely: (1) human, (2)
process, (3) facilities, and (4) Business competition. Based on this research, it is known that
the most important issues that affect the development of SMEs in Medan shoe is its human
resources. Solving these problems will be done with the Kaizen strategy (5S) which will be
combined with the concept of training within industry (TWI) and the concept of P-Course.
These improvements will result in strategies to increase the overall productivity of SMEs
working with the primary focus is working and will evaluate the system works. This strategy
is expected to fix the weaknesses of existing SMEs shoes, in order to face the global
competition that will come.
Keywords: Small medium enterprise (SMEs), kaizen, training within industry (TWI), p-
course concept, 5S concept

Abstrak
Perekonomian adalah salah satu faktor kemajuan suatu negara. Setiap negara bersaing ketat
untuk meningkatkan produktvitas perekonomiannya. Perekonomian Indonesia saat ini
menempati urutan ke 17 dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sangat signifikan
ternyata tidak lepas dari peran dari usaha kecil dan menengah (UKM) yang menopang
pertumbuhan ekspor dan impor, salah satu UKM yang bisa diunggulkan adalah UKM
pembuatan sepatu. Peran UKM yang begitu besar dan signifikan harus terus dijaga dan
dikembangkan untuk bisa bersaing pada era persaingan global seperti penerapan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) pada januari 2015. Permasalahan yang mengganggu perkembangan
dan produktivitas dari UKM sepatu, khususnya di sekitar Kota Medan akan dibagi kedalam 4
kategori, yaitu:(1) manusia, (2) proses, (3) fasilitas, dan (4) Persaingan usaha. Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa permasalahan yang paling utama yang mempengaruhi
perkembangan UKM sepatu di Kota Medan adalah sumber daya manusianya. Pemecahan
permasalahan ini akan dilakukan dengan strategi Kaizen (5S) yang akan dipadukan dengan
konsep Training within industry (TWI) dan konsep P-Course. Perbaikan ini akan
menghasilkan strategi-strategi untuk peningkatan produktivitas kerja UKM secara
keseluruhan dengan fokus utama adalah pekerja dan sistem kerjanya. Strategi ini
diharapkan mampu membenahi kelemahan UKM sepatu yang ada, guna menghadapi
ketatnya persaingan global yang akan datang.
Kata kunci: Usaha kecil dan menengah (UKM), kaizen, training within industry (TWI),
konsep p-course, konsep 5S

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 641


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3. Hampir seluruh input yang dipergunakan


1. PENDAHULUAN
di dalam prosesnya menggunakan
Persaingan menjadi suatu kewajaran produk-produk lokal Indonesia.
yang tidak bisa dihindarkan. Setiap produsen 4. Basis orientasi ekspor yang cukup baik
baik jasa dan manufaktur bersaing sangat dan menjanjikan.
ketat. Pihak manajemen dari setiap
produsen berupaya untuk menghasilkan Pada penelitian ini yang akan menjadi
suatu produk / jasa yang berkualitas sesuai pokok perhatian adalah usaha kecil dan
dengan keinginan konsumen dan dalam menengah (UKM) sepatu yang ada di daerah
rentang biaya yang rendah. Perusahaan kota Medan. Usaha kecil dan menengah
yang dapat bertahan dan berkembang (UKM) sangat berkaitan erat dengan
menjadi lebih baik adalah perusahaan yang perekonomian dari masyarakat di sekitar
dapat mentrasformasikan keinginan dari kota Medan, selain juga menyumbangkan
setiap pelanggan dan memajukan sistem di pertumbuhan untuk negara. Jumlah UKM
dalam perusahaan tersebut. Salah satu sepatu yang ada di kota Medan sendiri ada
faktor kunci yang sangat penting dari semua 170 pengrajin sepatu yang sebagian besar
proses ini adanya perbaikan secara berada di bawah naungan Dinas Usaha Mikro
berkesinambungan dalam proses Kecil dan Menengah (UMKM) kota Medan.
produksinya. Perbaikan yang dilakukan ini Pemasaran dari produk UKM sepatu sendiri
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sebagian besar masih berada di kota Medan
produksi, mengurangi waktu dalam proses dan beberapa kota lainnya di daerah
produksi, mengurangi biaya produksi yang Sumatera Utara dan sekitarnya, meskipun
tidak efektif dan mengeliminasi berbagai ada juga produk yang sudah diekspor ke luar
aktivitas di dalam produksi yang tidak negeri seperti Singapura dan Malaysia.
memiliki nilai tambah. Banyak sekali tantangan yang harus
Indonesia saat ini juga memasuki era dihadapi oleh UKM dalam rangka
pertumbuhan ekonomi yang sangat meningkatkan produknya baik dalam bentuk
signifikan. Indonesia menjadi negara dengan kualitasnya ataupun kuantitasnya.
pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di Tantangan ini bisa datang dari internal
dunia pada tahun 2009 dan menjadi negara ataupun eksternal UKM sendiri. Faktor
dengan ekonomi terbesar ke 17 di dunia teknis internal yang menghambat UKM
berdasarkan pencapaian product domestic antara lain seperti (data pengamatan):
bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi di 1. Peralatan yang sederhana, dimana
Indonesia yang sangat signifikan ternyata sebagian besar proses produksinya masih
tidak lepas dari peran dari usaha kecil dan memakai peralatan yang sederhana dan
menengah (UKM) yang menopang bersifat manual. Contohnya pada saat
pertumbuhan ekspor dan impor. Menurut menggambar pola sol sepatu yang masih
menteri koperasi Indonesia dalam manual dan proses pemotongan cetakan
wawancara di Republika.com, jumlah usaha yang dikerjakan dengan menggunting
mikro, kecil dan menengah (UMKM) secara manual. Permasalahan ini dialami
mencapai 56,5 juta UMKM dan menyerap oleh semua pelaku UKM sepatu di Kota
tenaga kerja sebanyak 107 juta atau 97,3% Medan sampai saat ini.
dari seluruh angakatan kerja yang ada. Pada 2. Pemborosan yang sering terjadi dalam
tahun 2013, usaha mikro, kecil dan proses produksi. Contohnya dalam
menegah (UMKM) menyumbangkan gross penggambaran pola, letak pola yang satu
domestic product mencapai 57,12 % dari dengan yang lainnya sangat jarang,
gross domestic product Indonesia yang sehingga terjadi pemborosan pada bahan
mencapai 9084 Triliun rupiah. Jenis usaha baku. Masalah pemborosan ini juga
mikro, kecil dan menegah (UMKM) juga dialami oleh semua UKM sepatu yang ada
mencapai 99% dari total seluruh perusahaan di Kota Medan sampai saat ini. Penyebab
yang berdiri di Indonesia. Kuncoro (2008) utama hal ini adalah proses manual
dalam Harian Bisnis Indonesia, menyatakan dalam produksi yang masih menjadi
bahwa ada 4 keunggulan UMKM sehingga pilihan para pelaku UKM dalam mengatasi
bisa tahan terhadap krisis ekonomi dan keterbatasannya.
tetap bisa eksis, yaitu: 3. Kualitas dan motivasi pekerja yang
1. Usaha ini tidak memakai utang luar minim, dimana sering kali pekerja
negeri, tidak seperti korporasi besar pada bekerja sambil bercerita dengan pekerja
umumnya. lain sehingga tidak fokus dan sering
2. Tidak memiliki utang yang terlalu besar terlambat dalam bekerja. Selain itu
pada perbankan, karena dianggap kebanyakan pekerja tidak memiliki
unbankable. pengetahuan apapun mengenai proses

642 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

pembuatan sepatu. Hal ini juga Tabel 1. Fakta Mengenai Indonesia


diperparah dengan latar belakang menjelang Perdagangan Bebas
pendidikan para pekerja di UKM sepatu 2015
hanya tamatan SD atau SMP yang
Fakta Kesiapan Indonesia
mencapai 67 persen dari seluruh pekerja
1. Penilaian sekretariat ASEAN untuk tahap ke
yang ada. 3 (2012-2013) untuk masalah kesiapan dalam
4. Modal yang minim, yang menyebabkan perdagangan bebas adalah: Thailand (84,6 %),
UKM sulit untuk meningkatkan Malaysia dan Laos (84,3 %), Singapura (84 %),
produksinya baik secara kualitatif dan Kamboja (82 %), dan Indonesia (81,3 %).
kuantitatif. 2. Penilaian Global Competitiveness Report
5. Belum adanya suatu standarisasi yang 2012-2013 tentang daya saing global (dari 144
menjamin kualitas UKM tersebut, negara) menunjukkan Singapura berada di
urutan ke 2, Malaysia ke 25, Brunei 28,
sehingga kurang mendapat kepercayaan
Thailand ke 38, dan Indonesia ke 50.
masyarakat. Seluruh UKM sepatu yang
3. Data indeks kinerja logistik dari Bank Dunia
ada tidak memiliki sertifikat dalam hal 2012 (dari 155 negara) menunjukkan,
penjaminan mutu dan hanya 10 persen Singapura ada di peringkat 1, Malaysia ke 29,
saja dari seluruh UKM yang melakukan Thailand (38), Filipina ke 52, Vietnam ke 53,
pemeriksaan kualitas produk dan bahan, dan Indonesia ke 59.
walaupun hanya dengan aturan yang 4. Tingkat suku bunga yang ada di negara
sederhana. ASEAN menunjukkan Singapura sebesar 0,03
%, Kamboja 1,19 %, Thailand 2,75 %, Malaysia
3 %, Filipina 3,5 %, Laos 5 %, Brunei 5,5 %,
Faktor eksternal yang menghambat UKM
Indonesia 5,75 %.
antara lain seperti (data pengamatan): 5. Berdasarkan pengukuran produktivitas
1. Sarana dan prasarana yang tidak tenaga kerjanya (23 negara di Asia), Indonesia
mendukung. Contohnya listrik yang hanya menempati peringka ke 15.
sering mati di daerah kota Medan 6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
menyebabkan pihak UKM merugi karena ketahui bahwa hanya 12 persen dari seluruh
mereka tidak bisa beroperasi maksimal angkatan kerja Indonesia yang memiliki
saat lampu mati. standar lulusan perguruan tinggi.
2. Tingkat persaingan usaha (kompetitor) (Sumber : Republikan.com)
yang semakin ketat dan maju baik yang
berasal dari dalam ataupun luar Berdasarkan fakta diatas, bisa dilihat
Indonesia. Hal ini akan memberikan bahwa negara Indonesia sangat jauh
tekanan yang lebih besar kepada UKM tertinggal dibanding negara ASEAN lainnya
dalam proses pemasaran produknya. Hal dalam kesiapannya menghadapi pasar bebas
ini terbukti dengan 53,3 persen para 2015. Hal ini harus segera diperbaiki dan
pelaku UKM yang mulai mengeluhkan berusaha mengejar ketertinggalan yang ada.
ketatnya persaingan usaha saat ini dan UKM yang menjadi ujung tombak
ada 30 persen pelaku usaha yang sudah perekonomian Indonesia juga harus segera
berniat untuk pindah ke jenis usaha dibenahi, khususnya UKM sepatu yang ada
lainnya. di daerah-daerah. Jika tingkat daya saing
UKM sepatu yang ada di kota Medan tidak
Semua permasalahan yang ada ditingkatkan, maka kualitas UKM yang ada
merupakan hanya beberapa dari masalah akan semakin buruk. Oleh karena itu harus
yang menghambat pihak pengrajin sepatu dilakukan pembenahan terhadap UKM yang
yang sering membuat UKM yang ada tidak ada sekarang ini untuk bisa bersaing dan
berkembang dan tidak bisa bersaing dengan berkompetisi dengan produk dari Negara
produksi sepatu dari tempat lain. Pada tahun lain, jika tidak maka UKM yang ada tidak
2015, Indonesia akan memasuki era akan bisa bersaing dengan UKM yang ada di
masyarakat ekonomi asean (MEA) dimana negara lain.
akan terjadi perdagangan bebas baik
produk, aliran informasi, dan pertukaran
1.1. Perumusan Masalah
manusia antara sesama negara ASEAN dan
dengan Negara China pada tahun 2017. Berdasarkan latar belakang
Adapun fakta yang ada mengenai kesiapan permasalahan yang ada, diketahui bahwa
Indonesia dalam menghadapi perdagangan tingkat daya saing dan produktivitas usaha
bebas 2015 dapat dilihat pada Tabel 1. kecil dan menengah (UKM) di Indonesia
masih sangat jauh dibanding negara lainnya,
khususya UKM sepatu yang ada di kota
Medan. Oleh karena itu akan dilakukan
penelitian dan pengkajian untuk

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 643


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

mendapatkan strategi perbaikan secara peningkatan daya saing, tetap harus


berkesinambungan dengan konsep Kaizen. meneliti UKM secara detail dan
berkesinambungan agar tercipta suatu solusi
dalam memenangkan persaingan yang ada.
1.2. Tujuan Penelitian
Oleh karena itu ada beberapa langkah yang
Penelitian ini bertujuan untuk mencari bisa ditawarkan, agar UKM bisa menjaga
strategi dalam pengelolaan dan proses dan memenangkan persaingan, yaitu:
produksi usaha kecil dan menengah (UKM) 1. Konsisten menjaga kualitas produk.
sepatu di kota Medan dalam kaitan untuk 2. Tambahkan daya saing UKM melalui
meningkatkan produktivitas dan daya packaging produk yang menarik.
saingnya. 3. Berani bersaing dari segi harga.
4. Menjaga loyalitas konsumen.
1.3. Pembatasan Masalah
2.3. Memenangkan persaingan dengan
Batasan masalah yang digunakan dalam pemanfaatan manusia
penelitian ini adalah:
1. Jumlah usaha kecil dan menengah (UKM) Sumber daya manusia (SDM) di dalam
yang akan diteliti sebanyak 30 UKM. oraganisasi perusahaan merupakan kunci
2. Penelitian ini hanya mencari solusi keberhasilan perusahaan, karena pada
strategis yang dapat dikembangkan di dasarnya sumber daya manusia yang
dalam peningkatan daya saing UKM. merncang, memasang, mengopersaikan dan
3. Perbaikan yang dilakukan akan memelihara dari sistem integral dari
memfokuskan pada aspek keteknikan. perusahaan [1]. Langkah pertama untuk
menang melalui manusia berdasarkan
Kaizen adalah dengan menempatkan
prioritas yang lebih tinggi pada sumber daya
2. TINJAUAN PUSTAKA manusia dibandingkan sebelumnya. Enam
2.1. Strategi dan Daya saing bidang yang berharga untuk
dipertimbangkan oleh organisasi dalam
Menurut kamus besar bahasa indonesia usaha meraih tujuan untuk menang melalui
(KBBI), strategi diartikan sebagai ilmu dan manusia dengan menggunakan Kaizen
seni menggunakan semua sumber daya adalah [2]:
bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan 1. Kebijaksanaan perekrutan dan seleksi
tertentu dalam perang dan damai. yang melibatkan semua karyawan.
Sedangkan beberapa pengertian lain 2. Peresmian program yang melibatkan
mengenai daya saing, yaitu: perusahaan, departemen tim dan
1. Menurut Council of Competitiveness, anggota secara individual.
Washington DC, pada tahun 2006, daya 3. Program pendidikan dan pengembangan
saing adalah kapasitas bangsa untuk yang terus berlangsung sehingga
menghadapi tantangan persaingan pasar memberikan dorongan kepada semua
internasional dan tetap menjaga atau karyawan untuk memiliki berbagai
meningkatkan pendapatan riil-nya. keahlian serta membantu mereka untuk
2. Menurut European Commission pada sepenuhnya mewujudkan potensi.
tahun 1999, daya saing diartikan sebagai 4. Sistem penilaian yang mengembangkan
kemampuan menghasilkan produk barang manusia dan meningkatkan kerjasama
dan jasa yang memenuhi pengujian diantara mereka.
internasional, dan dalam saat bersamaan 5. Sistem penghargaan yang memotivasi
juga dapat memelihara tingkat dan tidak terpisah-pisah.
pendapatan yang tinggi dan 6. Program tanpa henti untuk peningkatan
berkelanjutan, atau kemampuan daerah yang terus-menerus (Kaizen) yang
menghasilkan tingkat pendapatan dan meningkatkan setiap bidang pekerjaan
kesempatan kerja yang tinggi dengan dan melibatkan semua orang.
tetap terbuka terhadap persaingan
eksternal.
2.4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

2.2. Strategi Peningkatan Daya Saing Dalam perspektif perkembangannya, UKM


UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu [3]:
Permasalahan usaha kecil dan menengah 1. Livelihood Activities, merupakan UKM
(UKM) di Indonesia pada umunya relatif yang digunakan sebagai kesempatan
sama. Namun penentuan strategi untuk kerja untuk mencari nafkah, yang lebih

644 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

umum dikenal sebagai sektor informal. mencakup permasalahan biaya [4]. Filsafat
Contohnya adalah pedagang kaki lima Kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita
2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang apakah itu kehidupan kerja atau kehidupan
memiliki sifat pengrajin tetapi belum sosial maupun kehidupan rumah tangga
memiliki sifat kewirausahaan hendaknya berfokus pada upaya perbaikan
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan secara terus menerus. Konsep Kaizen
UKM yang telah memiliki jiwa menjelaskan mengapa perusahaan tak dapat
kewirausahaan dan mampu menerima tetap statis untuk jangka waktu lama di
pekerjaan subkontrak dan ekspor Jepang. Manajemen Barat, di sisi lain,
4. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM memuja inovasi: perubahan besar-besaran
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan melalui terobosan teknologi; konsep
dan akan melakukan transformasi manajemen atau teknik produksi mutakhir.
menjadi Usaha Besar (UB) Kaizen adalah pendekatan dengan resiko
dan biaya yang relatif rendah.
Salah satu produk hukum yang menjadi
acuan dan perkembangan bagi UKM di
2.6. Konsep Utama Kaizen
Indonesia adalah Undang-undang No. 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Manajemen harus belajar untuk
Menengah, dengan definisi pada Tabel 2. menerapkan konsep dan sistem yang
mendasar tertentu dalam rangka
Tabel 2. Definisi dan Kriteria UKM Menurut
mewujudkan strategi Kaizen, yaitu [4]:
UU No 20 Tahun 2008
· Kaizen dan manajemen
Organisasi Jenis Kriteria · Proses versus hasil
Usaha · Siklus PDCA/SDCA
 Kekayaan bersih · Mengutamakan kualitas
(tidak termasuk · Berbicara dengan data
tanah&bangunan)
· Proses berikut adalah konsumen
lebih dari Rp.50
juta sampai
paling banyak Rp. 2.7. Tiga Aturan Dasar Penerapan
500 juta
Usaha Kaizen
 Hasil penjualan
Kecil
tahunan Semua orang di dalam perusahaan harus
(Omset/tahun) bekerja sama dalam mematuhi tiga aturan
Lebih dari Rp.300
dasar penerapan Kaizen di tempat kerja,
juta sampai
dengan paling yaitu [4]:
Kementerian 1. Penataan
banyak Rp. 2,5
Koperasi dan 2. Penghapusan
Milyar
UKM
 Kekayaan bersih 3. Standarisasi
(Undang-
(tidak termasuk
undang No. 20
tanah &
tahun 2008) 2.8. Gemba Kaizen
bangunan) lebih
dari Rp. 500 juta
Gemba dalam bahasa Jepang berarti
sampai dengan
paling banyak Rp. tempat yang sebenarnya atau tempat
Usaha dimana kejadian terjadi. Pendekatan baru
10 Milyar
Mene
 Hasil penjualan yang kita sebut saja sebagai pendekatan
ngah
tahunan berpusat gemba, dimana gemba
(Omset/tahun) bertanggung jawab tidak hanya terhadap
lebih dari Rp. 2,5 produksi namun juga kualitas dan biaya,
Milyar sampai sedangkan staf membantu mereka dari
dengan paling
banyak Rp. 50
pinggir. Kondisi yang dibutuhkan untuk
Milyar tercapainya penerapan pendekatan terpusat
(Sumber :InfoUKM.wordpress.com) gemba ada tiga, yaitu [4]:
1. Manajemen gemba harus menerima
tanggung jawab dalam mencapai
2.5. Kaizen kualitas, biaya, dan penyerahan (quality,
Kaizen berasal dari kata kai yang berarti cost, delivery/QDC).
perubahan dan zen yang berarti menjadi 2. Gemba harus diberi ruang gerak yang
lebih baik. Istilah ini mencakup pengertian cukup untuk melakukan Kaizen.
perbaikan yang melibatkan semua aspek, 3. Manajemen hendaknya menerapkan
baik manusianya, manajerialnya, dan juga target untuk gemba, namun dia juga

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 645


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

harus mempertanggung jawabkan 2. Hasil penelitian di UKM sepatu di


hasilnya. Denpasar Barat, dimana dilakukan
pengujian variabel tenaga kerja, harga,
teknologi, dan modal yang berpengaruh
2.9 Konsep Training Within Industri besar pada perkembangan UKM. Hasil
(TWI) yang diperoleh bahwa tenaga kerja
menjadi suatu faktor terbesar dalam
Konsep TWI merupakan suatu konsep memberi pengaruh untuk UKM [7].
yang berasal dari Amerika dan sukses besar
di Jepang bersama Toyota Coorporation
yang erat kaitannya dengan Kaizen. Konsep
dasar dari TWI adalah sebagai berikut [5]: 3. METODOLOGI PENELITIAN
1. Menghargai manusia: Bila kita
Objek penelitian ini adalah strategi dalam
mengerjakannya, pasti bisa. Berkeinginan
pengelolaan dan proses produksi usaha kecil
untuk menghadapi tantangan.
dan menengah (UKM) sepatu di kota Medan
2. Pendekatan secara ilmiah: Melihat
dalam kaitan untuk meningkatkan
pekerjaan secara rasional.
produktivitas dan daya saingnya dengan
3. Berkontribusi pada negara: Melakukan
konsep Kaizen. Jenis penelitian ini adalah
kontribusi yang lebih kepada negara.
penelitian tindakan survei yang merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mencari
Sedangkan karakter dari TWI adalah sebagai
data-data faktual yang terjadi di lapangan
berikut:
dan melakukan perbandingan dengan
1. Terstruktur. Bahan pelatihan TWI dibuat
kondisi yang seharusnya dilakukan [8].
standar, mudah dipelajari dan
Sampel penelitian berjumlah 30 UKM sepatu
mudah digunakan.
di Kota Medan dari 177 pengrajin yang ada.
2. Dilakukan dengan cara diskusi dan
Proses pengambilan sampel dilakukan
praktek.
dengan metode convinience sampling atau
3. Mengutamakan kemampuan (skill)
accidental sampling. Pengamatan dilakukan
dibandingkan dengan pengetahuan.
mulai bulan maret 2014 sampai bulan mei
Intinya adalah bagaimana supaya bisa
2014. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukannya (praktek).
pengamatan langsung kondisi UKM sepatu
4. Prosedur pelatihan yang mudah dan
dan melakukan wawancara terstruktur
segera praktek.
dimana pertanyaan yang berjumlah 34
pertanyaan yang berkaitan dengan
Adapun metode ini menitikberatkan pada
permasalahan di UKM sudah disiapkan
aspek manusia khususnya manajemen
terlebih dahulu. Pengumpulan data juga
pimpinan untuk bisa mengetahui
dilakukan dengan studi pustaka yang
pengarahan kerja (job instruction), metode
berkaitan dengan penerapan konsep Kaizen
kerja (job method), dan hubungan kerja (job
di UKM. Berdasarkan sumbernya, data akan
relation), selain itu akan diajarkan program
dibedakan menjadi data primer
keselamatan kerja (job safety).
(pengamatan langsung) yaitu data tenaga
kerja dan pengembangannya, data proses
2.10. Sistem Production Technology produksi dan peralatan, dan layout UKM.
Courses (P-Course) Sedangkan data sekunder (dokumentasi
perusahaan) yaitu data bantuan dari pihak
Konsep ini merupakan kelanjutan dari lain dan data jumlah produksi dan
konsep TWI pada Toyota Motor Company. pemasaran.
Konsep P-Courses memiliki 4 fokus utama,
yaitu studi waktu, studi gerakan, analisis
operasi, dan analisis proses [5]. 3.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam
2.11. Hasil Penelitian Serupa Mengenai penelitian ini, yaitu:
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel
1. Hasil penelitian yang dilakukan pada UKM yang menjadi fokus utama penelitian.
sepatu di Kota Semarang yang meneliti 5 Variabel yang termasuk dalam kategori
hipotesis kepemimpinan, dimana hasil ini, yaitu:
penelitian ini menyatakan orientasi a. Daya saing UKM sepatu
kepemimpinan berpengaruh terhadap 2. Variabel Independen
kemajuan UKM [6]. Variabel independen merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel dependent.

646 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Variabel yang termasuk dalam kategori


Konsep
ini, yaitu: Kaizen
a. Data yang berkaitan dengan sumber Manusia
daya manusia
b. Data yang berkaitan dengan proses Realisasi
pembuatan sepatu
c. Data yang berkaitan dengan fasilitas Konsep
d. Data yang berkaitan dengan Kaizen
persaingan usaha Proses
Realisasi
3.2. Kerangka Konseptual
Daya Saing
Kerangka konseptual merupakan suatu Konsep
bentuk kerangka berpikir yang dapat Kaizen
digunakan sebagai pendekatan dalam Fasilitas
memecahkan masalah. Kerangka konseptual
Realisasi
menggunakan pendekatan ilmiah dan
memperlihatkan hubungan antar variabel
dalam proses analisisnya. Adapun gambar Konsep
kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat Kaizen
dilihat pada Gambar 1. Persaingan
Usaha
Realisasi
3.3. Metode Pengolahan Data dan
Analisis
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Pengolahan data dilakukan dengan
metode statistik deskriptif yaitu
3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
mengklasifikasikan data dan mencari
modusnya. Hal ini bertujuan untuk mencari Langkah-langkah dalam pelaksanaan
suatu masalah yang paling berpengaruh dan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
mencari solusi strategisnya. Data yang
diperoleh dalam pengumpulan data maupun
yang didapat dari hasil pengolahan data
dianalisis dan dibandingkan dengan sumber
referensi yang ada dan teori-teori yang
mendukung. Analisis yang akan digunakan
adalah konsep Training within industry yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari
pemilik UKM Sepatu ataupun pengawasnya
dan konsep Production Technologi Course
(P-Course) yang bertujuan untuk
peningkatan kualitas pekerja secara
teknisnya, kemudian kedua konsep ini akan
dipadukan dengan konsep kaizen (Gerakan
5S) untuk memperbaiki kondisi nyata dari
tempat pembuatan sepatu berlangsung.

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 647


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Studi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


pendahuluan
4.1. Tenaga Kerja
Tujuan Tenaga kerja menjadi salah satu bagian
penelitian yang paling penting dalam peningkatan
usaha kecil dan menengah (UKM).
Pengelompokan jumlah tenaga kerja
Identifikasi
bertujuan untuk melihat skala usaha
dan perumusan
masalah tersebut. Hasil rekapitulasi pengelompokan
jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel
3.
Studi literatur Studi lapangan
- Mencari kondisi yang - Melakukan
Tabel 3. Penggunaan Tenaga Kerja
sesuai dengan basis pengamatan langsung Golongan Jumlah Persen Keterangan
kaizen - Wawancara UKM (%) Usaha
<5 11 36,67 Usaha Kecil
5–10 14 46,67 Usaha Kecil
11–19 4 13,33 Usaha Kecil
Pengumpulan
>19 1 3,33 Usaha Mene
data
ngah
Sumber Pengelompokan Usaha: BPS

Kondisi yang
Data primer Berdasarkan ke tiga puluh usaha kecil dan
dan data optimum dan
sesuai dengan menengah (UKM) sepatu yang diteliti, ada
sekunder
konsep kaizen 33 persen dari keseluruhan jumlah UKM
tersebut yang kebanyakan latar belakang
pendidikan pekerjanya adalah SMA atau
Pengolahan data dengan
sederajat. Sedangkan, sebesar 67 persen
membandingkan
kondisi nyata UKM dari keseluruhan jumlah UKM tersebut latar
dengan kondisi berbasis belakang pendidikan pekerjanya kebanyakan
kaizen, lalu melihat adalah SD dan SMP atau sederajat. Latar
potensi yang bisa belakang pendidikan yang begitu minim
dilakukan oleh UKM seharusnya membuat pemilik UKM untuk
sendiri, pemerintah, dan
perguruan tinggi
mengikutkan pekerjanya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan. Namun hanya sebagian
saja pihak UKM yang melakukan itu, dan
Analisis dan hanya sedikit sekali dari jumlah pekerja
evaluasi
yang mendapat kesempatan itu. Hasil
rekapitulasi pengelompokan UKM
Kesimpulan berdasarkan tenaga kerja yang pernah
dan saran mendapat pelatihan dapat dilihat pada Tabel
4.
Gambar 2. Block Diagram Metodologi
Penelitian

Tabel 4. Penggolongan UKM Berdasarkan Tenaga Kerja yang Mengikuti Pelatihan


Kota Kisaran Tahun Persentase
Golongan Jumlah
Penyelenggara < 2000 2000 -2009 2010-2014 (%)
Tidak 16 53,33
Pernah
Pernah 14 Bandung 4 4 6 46,67
Surabaya
Medan
Sumber : Hasil Wawancara

Hasil pengamatan dan wawancara pada sektor tenaga kerja secara keseluruhan dapat dilihat
pada Tabel 5.

648 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 5. Kendala yang Dihadapi Pihak UKM 8. Kepemimpinan


Sepatu Berkaitan dengan Tenaga 9. Disiplin
Kerja 10. Kemampuan memecahkan masalah
Kendala yang Berkaitan dengan Tenaga 11. Kedewasaan
Kerja 12. Komitmen pada perusahaan
1. Stigma buruk terhadap pekerja UKM sepatu 13. Ketertarikan pada pekerjaan
sehingga menyebabkan jumlah tenaga kerja 14. Ambisi
semakin hari semakin sedikit (SDM
15. Kemampuan berorganisasi
berkurang).
2. Sistem kerja borongan yang menyebabkan
16. Kemampuan presentasi
tidak ada kejelasan jam kerja bagi pekerja 17. Pengalaman
dan aturan lain yang mengikat, sehingga 18. Kemampuan komputer
kedisiplinan pekerja sangat rendah. 19. Kemampuan bahasa asing
3. Jumlah upah yang diterima pekerja dirasa 20. Fleksibilitas.
tidak mencukupi dengan berbagai kebutuhan
saat ini. Ada enam langkah yang patut
4. Latar belakang pendidikan pekerja yang dipertimbangkan oleh organisasi atau
minim (67 % masih lulusan SD dan SMP),
perusahaan dalam usaha untuk meraih
dan hanya sedikit saja pekerja yang pernah
mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
tujuan dan menang melalui manusia dengan
sepatu. menggunakan Kaizen adalah:
5. Tidak adanya sitem kerja menyebabkan tidak 1. Kebijaksanaan perekrutan dan seleksi
adanya jaminan kecelakaan dan keselamatan yang melibatkan semua karyawan.
kerja yang diterima pekerja dan pekerja bisa 2. Peresmiaan program yang melibatkan
diberhentikan kapan saja. perusahaan, departemen tim, dan
6. Motivasi pekerja yang sangat rendah anggota secara individual.
sehingga produktivitas pekerja sangat 3. Pogram pendidikan dan pengembangan
rendah.
yang terus berlangsung sehingga
memberikan dorongan kepada karyawan
Sementara itu, secara teorinya Cane [2]
untuk memiliki berbagai keahlian serta
menjelaskan bahwa bagian utama dari membantu mereka untuk sepenuhnya
pemikiran ulang yang mencakup persoalan inti
mewujudkan potensi.
dan strategi sumber daya manusia adalah: 4. Sistem penilaian yang mengembangkan
 Bagaimana memotivasi manusia. manusia dan meningkatkatkan kerja
 Bagaimana memberikan penghargaan
sama diantara mereka.
pada manusia. 5. Sistem penghargaan dan motivasi yang
 Bagaimana mendidik manusia.
tak terpisahkan.
 Bagaimana mengembangkan manusia. 6. Program tanpa henti untuk peningkatan
yang terus-menerus (Kaizen) yang
Berdasarkan bagiannya, ada 2 bagian besar
meningkatkan setiap orang dan
dalam pengembangan sumber daya manusia,
melibatkan setiap orang.
yaitu masalah kepemimpinan dan masalah
karyawan. Ada lima syarat untuk menjadi
pemimpin yang baik, yaitu: 4.2. Proses
1. Memahami pekerjaan.
Hasil pengamatan dan wawancara pada
2. Memahami tanggung jawab.
sektor proses meliputi 4 bagian utama,
3. Terampil memberikan instruksi.
yaitu:
4. Terampil mengembangkan metode.
1. Standar operasi prosedur (SOP), kurang
5. Terampil bekerja dengan orang lain.
jelas dan tidak ada visual display K3.
Pada UKM sepatu yang diteliti tidak ada
Menurut survei Badan Perencanaan Nasional
peraturan yang jelas yang memberikan
Amerika, menjelaskan bahwa setiap karyawan
gambaran proses ataupun gambaran
harus memiliki beberapa sikap dan motivasi
kedisiplinan pekerja. Pekerja yang baru
untuk bisa mengembangkan organisasinya
bergabung dengan salah satu UKM akan
atupun perusahaannya, antara lain:
belajar secara otodidak dengan hanya
1. Intelegensi / Kreativitas
memperhatikan para seniornya, tanpa
2. Kemampuan interpersonal
ada petunjuk yang jelas tentang langkah
3. Kemampuan mempelajari dan
pengerjaan ataupun cara yang dipakai.
menerapkan teknologi baru
Kondisi pekerja yang belum mahir
4. Kemampuan bekerja dalam tim
ataupun baru bergabung pada umumnya
5. Kepercayaan diri
belum diberi kesempatan untuk
6. Kemampuan berkomunikasi
mengerjakan produk sepatu secara
7. Inisiatif.
borongan, namun hanya diberi tugas

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 649


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

untuk mengerjakan beberapa produk oleh orang awam yang mengamati dan
sesuai arahan pekerja yang lain untuk kurang memberikan tingkat kedisiplinan
meningkatkan kemampuannya dalam pada para pekerja.
membuat sepatu terlebih dahulu. Selain 2. Standarisasi, UKM tidak memiliki
tidak adanya SOP, pada UKM sepatu ini standarisasi mutu bahan dan produk.
juga tidak ada terlihat adanya peraturan Hasil pengamatan terhadap mutu dapat
mengenai pekerja ataupun visual display dilihat pada Tabel 6.
mengenai K3. Hal ini menjadikan proses
di UKM sepatu menjadi kurang dimengerti

Tabel 6. Pengelompokan UKM berdasarkan Standarisasi Mutu


Klasifikasi Standarisasi Standarisasi Mutu Persentase
Mutu Produk Bahan Baku (%)
Ada 3 3 10
Tidak ada 27 27 90
Sumber : Hasil Wawancara

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa dari sepatu itu sendiri. Pada
90 % usaha pengrajin sepatu yang ada kenyataannya, hampir seluruh UKM
tidak memiliki mekanisme atupun suatu sepatu yang diteliti masih menggunakan
standar terhadap mutu produk dan bahan peralatan ataupun teknologi yang manual
bakunya. Pada umumnya untuk produk, dan sangat sederhana, hanya 2-3 UKM
standar mutu yang digunakan hanya saja yang sudah melakukan peningkatan
melihat dari pengalaman pekerja saja kemampuan teknologinya / peralatannya
tanpa ada pemeriksaan lanjutan secara (inovasi teknologi) menjadi semi
detail tentang mutu produknya. Pada otomatis. Kondisi peralatan yang ada di
bahan baku, standar yang ditetapkan UKM sepatu saat ini semakin diperparah
pihak UKM hanya dari segi harga saja, dengan tidak adanya jadwal perawatan
artinya pihak UKM menyakini bahwa menyeluruh secara rutin. Perawatan
semakin mahal harga bahan yang dibeli hanya dilakukan dengan memberi
maka kualitas bahan baku akan semakin pelumas ataupun membersihkan
bagus, tanpa ada pengamatan secara peralatan / mesin bagian luar saja. Hanya
lanjut dan detail. ada 10 % dari keseluruhan total UKM
3. Lokasi dan bangunan, sangat kecil dan yang diteliti yang melakukan
kotor. Lokasi ataupun luas bangunan pembongkaran mesin / peralatan untuk
menjadi salah satu kendala bagi pelaku pemeriksaan secara menyeluruh dan
UKM. Selain sebagai tempat produksinya, pada umumnya jangka waktunya kisaran
bangunan UKM juga merupakan tempat 6-12 bulan sekali. Sebagian besar UKM
tinggal bagi pelaku UKM dan ada juga hanya melakukan hal tersebut saat
yang untuk pekerjanya. Pelaku UKM mesin/ peralatan benar-benar rusak.
sering kali mencoba untuk mengatur
seluruh proses produksi yang ada secara Berdasarkan hasil wawancara yang
maksimal, walaupun dengan area yang dilakukan terhadap pemilik UKM Sepatu
sangat kecil. Keadaan ini semakin yang diteliti, pemilik UKM merasa kendala
diperparah dengan sikap para pekerja terbesar yang dihadapi untuk sektor proses
yang kurang bersih dan rapi, sehingga produksi adalah sistem manajemen
banyak peralatan, bahan baku, bahan pelaksanaan yang masih kurang baik yang
baku setengah jadi, mesin, maupun meliputi operasi dan produksi, tata kelola,
produk jadi berserakan tidak beraturan di perawatan teknologi dan inovasinya, dan
lantai. lainnya. Selain itu faktor SDM yang
4. Peralatan, masih sangat sederhana dan berkualitas rendah menjadi faktor kendala
tidak ada penjadwalan perawatan dan berikutnya. Hal ini tercermin dari rendahnya
rencana inovasi teknologi. Salah satu kesadaran pekerja akan keselamatan dan
faktor kunci dalam kesuksesan mutu.
persaingan usaha adalah penggunaan Sementara itu, secara teorinya Salah satu
teknologi yang canggih dan effisien. konsep yang sangat cocok dengan
Penggunaan teknologi / permesinan yang penerapannya di dalam UKM sepatu adalah
canggih dan effisien selain akan konsep yang dibentuk oleh Perusahaan
menghemat waktu pengerjaan produk, Toyota. Salah satu kehebatan sistem yang
akan menghemat penggunaan bahan ada pada Toyota saat ini adalah dengan
baku, juga akan meningkatkan kualitas meningkatkan produktivitas dan

650 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

mengeliminasi setiap pemborosan. Ada menerapkan sistem produksi tarik dengan


empat hal yang bisa menjadi fokus utama, bantuan kartu kanban dan produksi
yaitu: campur merata (Heijunka).
1. Studi waktu 8. Penekanan pada pemeliharaan jangka
2. Studi Gerakan panjang. Karakteristik pemeliharaan
3. Analisis operasi dengan berpegang pada kontrak jangka
4. Analisis proses panjang, memperbaiki mutu, fleksibilitas
dalam mengadakan pesanan barang,
Aljuren secara umum menjelaskan ada pemesanan dalam jumlah kecil yang
delapan kunci utama dalam pelaksanaan dilakukan berkali-kali, mengadakan
proses Kaizen yang baik sesuai dengan perbaikan secara terus menerus dan
Toyota way, yaitu: berkesinambungan.
1. Menghasilkan produk sesuai dengan
jadwal yang didasarkan pada permintaan Pemborosan menjadi suatu hal yang paling
pelanggan. Sistem Kaizen baisanya diperhatikan dalam proses perbaikan dengan
menghasilkan produksi sesuai dengan konsep Kaizen. Bedasarkan Sistem Produksi
pesanan pelanggan dengan system Toyota (TPS), ada 7 kategori yang termasuk
produksi tarik (pull system) yang dibantu pemborosan yang harus dihilangkan, yaitu:
dengan menggunakan kartu kanban. 1. Kelebihan produksi (Over Production),
2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small antara lain:
lot size). Hal ini akan menghemat biaya  Bahan baku dan persedian yang
dan sumber daya selain menghilangkan banyak (berlebihan).
persedian barang dalam proses yang  Penambahan areal penyimpanan dan
merupakan sejenis pemborosan yang penanganan.
dapat dihindari dengan menggunakan  Investasi modal yang tidak diperlukan
penjadwalan proses produksi dan juga menyangkut mesin-mesin dan
menggunakan pola produksi campur peralatan lainnya.
merata (Heijunka). Heijunka adalah  Meningkatnya produk yang cacat.
memproduksi bermacam-mcam dalam  Penambahan overhead.
satu lini produksi.  Kebutuhan tenaga kerja yang
3. Menghilangkan pemborosan pada berlebihan.
persediaan, pembelian dan penjadwalan  Membingungkan penentuan prioritas
dengan menggunakan sistem kartu dalam process produksi.
kanban yang smendukung sistem 2. Transportasi, seperti :
produksi tarik.  Kerusakan material dalam proses
4. Memperbaiki aliran produksi. Penataan transportasi dari suatu tempat ke
produksi dilakukan dengan berpedoman tempat lain.
pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-  Kehilangan waktu dalam proses
S yang antara lain: Seiri, Seiton, Seiso, transportasi.
Seiketsu, Shitsuke.  Kehilangan material.
5. Menyempurnakan kualitas produk. Salah  Kesalahan material yang dipindahkan.
satunya untuk menyempurnakan kualitas  Tempat penyimpanan yang diperlukan
produk dengan melihat prinsip untuk material yang sedang
manajemen yaitu memelihara menunggu untuk dipindahkan.
pengendalian proses.  Kesemrawutan di areal shopfloor
6. Orang-orang yang tanggap penerapan 3. Motion/ pergerakan, seperti :
sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakan  Pergerakan yang berat dan berlebihan
pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi akan berpotensi mengakibatkan
menggunakan lintas fungsi atau lintas cedera.
disiplin sehingga seluruh karyawan harus  Pemborosan waktu disebabkan layout
menguasai seluruh bidang dalm stasiun kerja yang tidak efektif,
perusahan sesuai dengan jenjang dan sehingga alur pergerakan material,
kedudukannya. part, produk dan peralatan yang tidak
7. Menghilangkan ketidakpastian. Cara efektif.
untuk menghilangkan ketidakpastian  Kehilangan waktu dan cedera yang
dengan pemasok dengan cara menjalin disebabkan perpindahan barang-
hubungan abadi dan memilki satu barang berat secara manual yang
pemasok yang lokasinya berdekatan dilakukan secara berulang.
dengan perusahaan yang masih kerabat  Proses perakitan secara rutin yang
dengan pemilik perusahaan, sedang tidak terkoordinasi dengan baik dalam
dalam proses produksi dengan cara suatu team kerja sehingga akan

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 651


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

mengakibatkan produktifitas dan • Pemborosan terhadap waktu dalam


qualitas menurun. pembuatan ulang atau perbaikan
4. Menunggu (waiting), seperti: produk yang rusak.
• Bertambahnya lead time alat yang • Peningkatan waktu tunggu terhadap
tidak terpakai dan alat yang proses berikutnya yang
menganggur. mempengaruhi penambahan biaya
• Terjadinya botleneck proses dan lead time.
• Rendahnya input produksi di daerah • Pekerjaan rework merupakan suatu
hilir dari suatu proses prdoduksi. yang tidak berguna karena dapat
• Utilisasi tenaga kerja dan alat dalam meningkatkan biaya operasional
proses produksi tidak optimal • Sortasi produk cacat dari produk yang
5. Proses Berlebihan (over process), seperti: diterima
• Timbulnya barang rusak dan
kehilangan waktu yang disebabkan
4.3. Fasilitas
karena rancangan yang kurang baik
atau proses pengerjaan yang tidak Fasilitas menjadi salah satu faktor kunci
efektif. keberhasilan pihak UKM untuk bisa tetap
• Barang rusak atau yang dikerjakan bertahan dan terus berkontribusi untuk
ulang dengan tidak memiliki masyarakat sekitar. Fasilitas yang dimaksud
spesifikasi yang tidak jelas. adalah fasilitas penunjang sekitar UKM
• Adanya pekerjaan penyimpanan dan seperti jalan, air dan listsrik, dan juga
penanganan tambahan barang yang fasilitas bantuan yang pernah di terima oleh
berstatus “work-in-process”. pihak UKM, baik berupa promosi, bantuan
• Pengerjaan ulang karena terjadinya dana, peralatan ataupun bentuk bantuan
perubahan pesanan setelah proses lainnya. Hasil rekapitulasi persepsi pihak
produksi dimulai. UKM yang diteliti mengenai kualitas sarana
• Extra penggunaan peralatan yang umum yang ada di daerahnya dapat dilihat
membutuhkan lead time dan konsumsi pada Tabel 7.
energi yang berlebihan.
• Productivitas menurun. Tabel 7. Persepsi Kepuasan Pelaku Usaha
6. Inventory, seperti : UKM terhadap Prasarana Umum
Prasarana Umum
• Kehilangan produktivitas penggunaan Kategori
Jalan Listrik Air
areal penyimpanan persediaan bahan.
Puas 1 0 1
• Berpotensi menyebabkan kesalahan
Cukup 23 0 16
terhadap produk, Tidak Puas 6 30 13
• Modal yang menganggur. Sumber : Hasil Wawancara
• Mempertinggi lead time process.
• Mempertinggi biaya perawatan dan Selain masalah prasarana umum, hasil
penanganan persediaan. rekapitulasi mengenai bantuan yang pernah
• Berpotensi terhadap kerusakan diterima pihak UKM selama berdiri yang
persediaan berasal dari pemerintah ataupun pihak
• Kesemrawutan dalam sistem swasta atupun bank dapat dilihat pada Tabel
penelusuran 8.
7. Kerusakan/ Cacat (Defect), seperti :
• Berkurangnnya bahan baku, yang
menyebabkan kekurangan material
yang diperlukan.

Tabel 8. Fasilitas Bantuan yang Pernah Diterima


Kemudahan Akses Berita dan
Jenis Jumlah Persentase (%) Pengurusan Bantuan yang Diterima
Bantuan UKM (Per 30 UKM yang diteliti)
Mudah Susah Tidak Tau
Dana 8 26,67 5 3
Promosi 7 23,33 1 6
Peralatan 2 6,67 1 1
Tidak Pernah 17 56,67 1 8 8
sama sekali
Sumber : Hasil Wawancara

Berdasarkan data diatas dapat diketahui diteliti belum pernah menerima bantuan baik
bahwa sebagian besar UKM sepatu yang dari pihak pemerintah maupun pihak swasta,

652 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

baik yang berbentuk kredit usaha (dana), ataupun pihak swasta (modal, peralatan,
promosi produk sepatu ataupun dalam promosi), peraturan yang berlaku, dan
bentuk peralatan. Sebagian besar penerima lainnya. Secara konsep Kaizen tidak ada
bantuan juga merasa proses yang pedoman yang spesifik mengenai konsep
dibutuhkan untuk menerima bantuan perbaikan dengan fasilitas yang dimaksud,
tersebut masih dirasa cukup sulit, sehingga tetapi konsep Kaizen mengemukakan bahwa
kedepannya harus lebih diperhatikan lagi. perbaikan dilakukan secara terus menerus
Hasil pengamatan dan wawancara pada baik secara internal maupun eksternal. Hal
sektor fasilitas secara umum dapat dilihat ini berarti perbaikan juga dilakukan dengan
pada Tabel 9. pihak eksternal dengan tujuan untuk
mempermudah kondisi internalnya. Misalnya
Tabel 9. Harapan Kemudahan Fasilitas menjalin hubungan yang erat dengan
Kepada Pemerintah dan Swasta penyedia / vendor, dengan pihak marketing
ataupun dengan pihak pemerintah atau
Harapan Kemudahan Fasilitas Kepada
Pemerintah dan Swasta
swasta yang memiliki hunbungan baik
1. Pihak UKM berharap bantuan dalam secara langsung ataupun tidak langsung
penyediaan sumber daya manusia, bukan kepada pihak perusahaan / UKM. Selain itu
hanya dari segi jumlahnya tetapi juga dari menjalin hubungan yang lebih erat lagi bisa
segi kualitasnya. memberikan dampak yang lebih besar lagi
2. Pihak UKM berharap bantuan dalam proses bagi pihak UKM / perusahaan, seperti
pemasaran produk sepatu mereka, agar transfer ilmu ataupun teknologi, kerja sama
penjualan bisa konstan, tidak terlalu berupa bantuan yang bisa berupa modal,
fluktuatif.
peralatan ataupun sumber daya
3. Pihak UKM berharap bantuan dalam izin
penggunaan dan pendaftaran merek lebih
manusianya, peraturan ataupun izin lainnya
dipermudah. yang akan mempermudah ekspansi bisnis
4. Pihak UKM berharap bantuan untuk yang dilakukan.
menstabilkan harga bahan baku dan
menjamin ketersediaan bahan baku.
4.4. Persaingan Usaha
5. Pihak UKM berharap bantuan baik berupa
kredit usaha/dana, peralatan, maupun Persaingan usaha merupakan suatu
dalam bentuk promosi. kewajaran dewasa ini, dimana setiap usaha
6. Pihak UKM berharap bantuan dalam
yang memiliki potensi yang besar akan
pengadaan tempa usaha yang lebih luas lagi
untuk mempermudah proses produksi. dijalankan oleh banyak orang dan setiap
7. Pihak UKM berharap untuk dilakukan orang akan bersaing, baik secara intenal
pembinaan pelaku UKM secara maupun eksternal untuk bisa tetap bertahan
berkesinambungan. dan berkembang. Kebanyakan UKM sepatu
8. Pihak UKM berharap agar segala bentuk yang diteliti masih merasa optimis dengan
pungutan yang sering melanda pelaku UKM usaha yang sedang dijalaninya meskipun
diperjelas dan dibuat aturan yang lebih jelas kondisi dan dukungan yang sangat minim.
lagi. Adapun hasil rekapitulasi mengenai persepsi
tingkat persaingan usaha di antara para
Berdasarkan hasil wawancara yang pelaku UKM dapat dilihat pada Tabel 10.
dilakukan terhadap pemilik UKM Sepatu
yang diteliti, pemilik UKM merasa kendala Tabel 10. Tingkat Persaingan Usaha
terbesar yang dihadapi untuk sektor fasilitas Item Jumlah Persentase
adalah masih rumitnya proses birokrasi (%)
dalam pengurusan izin ataupun bantuan, Terasa Ketat 16 53,33
dan ketidaktauan serta ketidakmampuan Biasa 10 33,33
SDM UKM (pemilik) untuk membuat laporan Tidak Terasa 4 13,33
keuangan yang benar dan baik. Faktor Ketat
kendala berikutnya yang juga menjadi Sumber : Hasil Wawancara

hambatan ialah infrastruktur umum yang Adapun pendapat pelaku UKM tentang
masih jauh dari harapan.
rencana usahanya dapat dilihat pada Tabel
Secara teorinya, Fasilitas yang dimaksud
11.
disini bukanlah merupakan fasilitas yang ada
di UKM ataupun tempat usaha, melainkan
merupakan fasilitas ataupun sarana
penunjang eksternal bagi kemajuan usaha,
seperti sarana umum (jalan, listrik, ataupun
air), fasilitas bantuan dari pemerintah

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 653


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 11. Pendapat Pengusaha Tentang Rencana Usahanya


Prospek Ingin Pindah Komponen Biaya yang
Baik? Usaha? Paling Memberatkan Jenis-jenis Usaha
Bahan Upah yang Ingin Dituju
Ya Tidak Ya Tidak
Baku Pekerja
Jumlah UKM 27 3 9 21 30 0 1. Toko Sepatu
2. Konveksi
Persentase 90 10 30 70 100 0 3. Toko Kelontong
(%) 4. Kuliner

Sumber : Hasil Wawancara

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahan baku setiap tahunnya naik antara 50-
bahwa kondisi pelaku UKM sekarang ini yang 100%. Pada tahun 2015, kondisi pelaku UKM
semakin merasa bahwa usahanya dalam akan semakin mengkhawatirkan, dimana
pembuatan sepatu semakin berat untuk akan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean
bersaing dan prospek keuntungan juga (MEA) yang akan memicu setiap negara di
semakin kecil. Beberapa dari pelaku UKM Asean untuk bersaing secara ekonomi
sepatu yang ada sekarang bahkan sudah dengan lebih terbuka. Adapun hasil
memiliki keinginan untuk mengganti jenis rekapitulasi pemahaman pelaku UKM
usahanya ke usaha lainnya. Komponen biaya terhadap Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
yang sangat memberatkan adalah biaya dapat dilihat pada Tabel 12.
pengadaan bahan baku, dimana harga

Tabel 12. Pemahaman Pelaku UKM Terhadap MEA


Kondisi Yakin UKM Anda Siap
Bersaing?
Pernah Pernah Tidak Ya Tidak Harus Ada
dengar dengar pernah Perbaikan
dan tetapi dengar dan Jika Ingin
mengerti tidak tidak Bertahan
mengerti mengerti
Jumlah UKM 4 7 19 3 13 14
Persentase (%) 13,33 23,33 63,33 10 43,33 46,67
Sumber : Hasil Wawancara

Berdasarkan data diatas dapat kita lihat Secara teorinya, konsep yang diajarkan
bahwa sebagian besar pelaku UKM sepatu oleh Kaizen adalah perbaikan yang
yang diamati tidak pernah mendengar dan berkesinambungan pada seluruh aspek yang
tidak mengetahui mengenai Masyarakat menekankan pada peningkatan produktivitas
Ekonomi Asean (MEA) yang akan dan pengeliminasian segala sesuatu
dilaksanakan pada tahun 2015. Hanya 10 % tindakan yang tidak memberikan nilai
saja, pelaku UKM yang siap untuk tambah (pemborosan). Selain kedua hal
menghadapi pasar bebas Asean tersebut. tersebut, konsep Kaizen juga mengajarkan
Sebagian besar pelaku UKM pesimis untuk untuk berorientasi pada kepuasan pelanggan
bisa bersaing dengan negara lain, apalagi (mutu) dan kerja sama yang erat kepada
jika respon pemerintah terhadap UKM masi pihak eksternal yang ada. Semua ini
sama seperti biasanya. menjadikan konsep Kaizen menjadi konsep
Berdasarkan hasil wawancara yang yang sangat kompleks, selain untuk
dilakukan terhadap pemilik UKM Sepatu memberikan perubahan dalam konsep
yang diteliti, pemilik UKM merasa kendala produksi, juga akan memberikan konsep
terbesar yang dihadapi untuk sektor persaingan usaha yang matang. Konsep
persaingan usaha adalah ketidakstabilan Kaizen yang menjadi dasar dalam
harga bahan baku dan harga jual produk persaingan usaha dan produksi pada
sepatu, serta jumlah pengrajin sepatu yang mulanya diperkenalkan oleh Dr W Edward
semakin banyak. Faktor berikutnya yang Deming, yang merupakan ahli survey dari
menjadi kendala adalah ketidakpekaan para Amerika yang membuat 15 kunci sukses,
pelaku UKM terhadap informasi terkini dan yaitu:
persaingan global.

654 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1. Berorientasi pada pelanggan. ketidakpekaan para pelaku UKM


2. Pengendalian mutu secara menyeluruh (SDM) terhadap informasi terkini dan
(Total Quality Management) persaingan global.
3. Robotik 2. Berdasarkan point pertama, dilihat bahwa
4. Gugus kendali mutu faktor sumber daya manusia (SDM), baik
5. Sistem saran tenaga kerja maupun pemilik menjadi
6. Otomatisasi kendala pada keempat sektor yang
7. Displin ditempat kerja dibahas. Hal ini menjadikan faktor SDM
8. Pemeliharan produktiftas sangat dominan terhadap permasalahan
9. Kanban yang ada di UKM.
10. Penyempurnaan dan perbaikan mutu 3. Hasil penelitian ini didukung oleh dua
11. Tepat waktu penelitian terdahulu mengenai faktor
12. Tanpa cacat SDM yang mempengaruhi kinerja UKM
13. Kegiatan kelompok kecil yang ada, yaitu:
14. Hubungan kerjasama antara manajer  Penelitian yang dilakukan oleh
dan karyawan Mohamad Soleh pada tahun 2008
15. Pengembangan produk baru yang menganalisis strategi inovasi dan
dampaknya terhadap kinerja
perusahaan dengan studi kasus UKM
4.5. Kesimpulan Awal
manufaktur yang ada di Semarang.
Berdasarkan pengumpulan dan Pengujian menghasilkan 5 hipotesis,
pengolahan data serta analisis yang yaitu:
dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan 1. Orientasi kepemimpinan dapat
awal penelitian ini, antara lain: memberikan pengaruh positif
1. Hasil wawancara terstruktur yang terhadap strategi inovasi.
dilakukan diperoleh beberapa hasil 2. Orientasi kepemimpinan
pengamatan mengenai kendala yang ada, berpengaruh positif terhadap
yaitu: tingkat investasi.
a. Sektor tenaga kerja : kendala yang 3. Orientasi kepemimpinan
sangat menghambat adalah ketiadaan berpengaruh positif terhadap
pekerja (jumlah yang sedikit). Hal ini kinerja perusahaan.
semakin diperparah dengan kualitas 4. Strategi inovasi dapat memberikan
dan kedisiplinan para pekerja yang pengaruh positif terhadap tingkat
rendah, serta sistem kelola investasi.
manajemen yang kurang baik. 5. Tingkat investasi dapat
b. Sektor proses produksi : kendala yang memberikan pengaruh positif
sangat menghambat adalah sistem terhadap kinerja perusahaan.
manajemen pelaksanaan yang masih Hasil penelitian ini sendiri menjelaskan
kurang baik yang meliputi operasi dan bahwa semua hipotesis yang ada
produksi, tata kelola, perawatan diterima, yang berarti semua memiliki
teknologi dan inovasinya, dan lainnya. korelasi yang positif dan signifikan.
Faktor berikutnya adalah SDM yang Hasil kesimpulan yang dapat diambil
berkualitas rendah, yang tercermin adalah bahwa faktor orientasi
dari rendahnya kesadaran pekerja kepemimpinan pada suatu perusahaan
akan keselamatan dan mutu. baik yang sekala besar atau UKM
c. Sektor fasilitas : kendala yang sangat mempengaruhi secara langsung dan
menghambat adalah masih rumitnya memiliki korelasi hubungan yang
proses birokrasi dalam pengurusan cukup besar terhadap kinerja dari
izin ataupun bantuan. Faktor perusahaan, inovasi dan investasinya.
berikutnya adalah ketidaktauan serta  Penelitian yang dilakukan oleh Agus
ketidakmampuan SDM UKM (pemilik) Jati Kesumadinata dan Dewa Nyoman
untuk membuat laporan keuangan pada tahun 2011 yang mengkaji
yang benar dan baik. Faktor hubungan faktor yang berpengaruh
berikutnya adalah infrastruktur umum terhadap produksi kerajinan sepatu di
yang jauh dari harapan. kecamatan Denpasar Barat. Pengujian
d. Sektor persaingan usaha : kendala akan menguji 4 faktor yang akan
yang sangat menghambat adalah mempengaruhi produktivitas UKM.
ketidakstabilan harga bahan baku dan Penelitian ini menghasilkan beberapa
harga jual produk sepatu, serta kesimpulan yaitu:
jumlah pengrajin sepatu yang semakin 1. Tenaga kerja, modal kerja, dan
banyak Faktor berikutnya adalah teknologi secara bersama-sama

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 655


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

berpengaruh secara signifikan 4.6. Analisis Hasil Penelitian


terhadap produksi sepatu di
Analisis yang akan dilakukan adalah
Kecamatan Denpasar Barat dengan
untuk melihat dan mengkaji apa yang
nilai F hitung (477,170) > F tabel
menjadi penyebab dari terjadinya masalah
(3,32) dengan nilai signifikansi
yang ada di UKM Sepatu di Kota Medan.
0,000 < 0,05. Koefisien
determinasi sebesar 0,98.
2. Variabel tenaga kerja (X1), modal 4.6.1.Tenaga Kerja
kerja (X2), teknologi (D1), dan
harga jual (X3) secara parsial Ada berbagai faktor yang menjadi
berpengaruh positif dan signifikan penyebab sehingga terjadi permasalahan
terhadap produksi sepatu (Y). Hal dalam tenaga kerja, beberapa diantaranya
ini dapat dibuktikan dari nilai yaitu:
thitung > nilai t tabel. 1. Pembinaan dan pengembangan UKM
 Untuk variabel tenaga kerja, yang dilakukan oleh pihak pemerintah
nilai t hitung=10,396 > t dan swasta belum maksimal dan tidak
tabel=2,042 maka H0 ditolak, berkesinambungan, sehingga belum bisa
sehingga tenaga kerja memiliki secara nyata menciptakan UKM yang
pengaruh yang positif dan berkualitas dan berkompetisi.
signifikan terhadap produksi 2. Stigma buruk yang ada di kalangan
sepatu di Denpasar Barat. pekerja UKM sepatu tidak terlepas dari
 Untuk variabel modal kerja, nilai kondisi UKM sepatu sendiri yang terkesan
t hitung= 4,591 > t tabel= kumuh dan seperti buruh kasar.
2,042 maka H0 ditolak, 3. Sistem kerja yang kurang baik khususnya
sehingga modal kerja memiliki dalam ketenagakerjaan yang
pengaruh yang positif dan menyebabkan hak-hak hidup para
signifikan terhadap produksi pekerja di UKM sepatu sulit untuk
sepatu di Denpasar Barat. dipenuhi seperti upah yang layak,
 Untuk variabel teknologi, nilai t tunjangan keselamatan kerja, dan
hitung= 3,575 > t tabel= 2,042 lainnya.
maka H0 ditolak, ini berarti
teknologi memiliki pengaruh 4.6.2.Proses
yang positif dan signifikan
terhadap produksi sepatu. Ada berbagai faktor yang menjadi
 Untuk variabel harga jual nilai t penyebab sehingga terjadi permasalahan
hitung= 4,156 > t tabel= 2,042 dalam proses produksi, beberapa
maka diantaranya yaitu:
3. Variabel tenaga kerja berpengaruh 1. Tidak adanya tujuan jangka panjang
dominan terhadap produksi ataupun visi dan misi UKM untuk menjadi
kerajinan sepatu di kecamatan suatu industri yang lebih besar.
Denpasar Barat, yakni sebesar 2. Keterbatasan yang sangat nyata yang
85,7%. dialami oleh UKM-UKM sepatu di Kota
4. Berdasarkan point ke dua, dan point ke Medan, baik berupa bangunan,
tiga diperoleh bahwa faktor perbaikan modal/dana, peralatan, dan lainnya. Hal
yang paling difokuskan adalah sumber ini sulit membuat Pihak UKM untuk
daya manusianya atau tenaga kerja. memikirkan masalah mutu dan perbaikan
Namun faktor proses juga akan menjadi lainnya.
fokus berikutnya. Hal ini dikarenakan 3. Konsep dari kebanyakan pemilik UKM
permasalahan dalam proses pada sendiri yang mengartikan suatu inovasi
umumnya sangat berkaitan erat dengan adalah sebuah pergantian peralatan dan
permasalahan tenaga kerjanya. lainnya, tanpa melihat adanya
5. Fokus strategi yang akan ditawarkan kesempatan untuk bisa berinovasi dalam
untuk pemecahan masalah tenaga kerja prosesnya.
dan proses adalah yang berkaitan dengan
upaya dari pihak UKM sendiri. Strategi ini 4.7. Strategi yang Dilakukan dan
akan berorientasi perbaikan secara Langkah-langkahnya
sistem dan keteknikan. 4.7.1. Strategi Daya Saing Tenaga
Kerja
Strategi yang akan dilakukan dan
langkah-langkahnya, yaitu:

656 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1. Para pelaku UKM dan pihak pemerintah Instruction, Job Methods, Job
bersama pihak swasta membangun Relations, dan Job Safety. Pemilik UKM
sebuah pusat pelatihan dan informasi harus tau dan mengerti keempat ini
mengenai kerajinan sepatu di Kota untuk meningkatkan kualitas
Medan. kepemimpinannya.
- Mengaktifkan peran koperasi usaha 4. Melakukan penilaian performansi
sepatu (Kopinkra) untuk lebih karyawan dengan program penghargaan
berperan aktif dalam pendataan UKM berupa reward dan punishment.
baik dari segi kebutuhan pekerja, - Pemilik UKM harus menilai kinerja
peralatan, bahan, pemasaran, dan pekerjanya secara berkala apakah dari
lainnya. Peran ini harus disokong segi etika, estetika, ataupun
dengan baik oleh pihak UKM, produktivitas kerjanya. Penghargaan
pemerintah dan pihak swasta. yang bisa diberikan bisa berupa
- Pihak UKM harus bekerja sama tunjangan atau upah lebih untuk yang
dengan pemerintah dan swasta positif dan peringatan ataupun
membentuk sebuah pusat pelatihan hukuman bagi yang negatif.
dan informasi berbasis kerajinan
sepatu. Hal ini diharapkan bisa
4.7.2. Strategi Daya Saing Proses
meningkatkan kualitas tenaga kerja
yang ada, ketersediaan informasi, dan Strategi yang akan dilakukan dan
peningkatan motif dan kualitas langkah-langkahnya, yaitu:
produk. 1. Pihak UKM harus menetapkan visi-misi
2. Pihak UKM harus mencoba sistem kontrak usahanya.
kerja menggantikan sistem borongan - Pihak UKM harus membuat suatu
yang biasa digunakan untuk bisa tujuan usaha mereka dalam suatu visi
menyediakan peraturan yang lebih dan misi, dimana pemilik harus
mengikat, kualitas karyawan yang baik, melihat kondisi yang ada dan
dan jaminan keselamatan bagi karyawan. memperkirakan peluang pada masa
- Salah satu sistem ketenagakerjaan yang akan datang.
yang bisa ditawarkan adalah sistem 2. Melakukan program perbaikan secara
kontrak. Sistem yang lebih mengikat keteknikan berbasis konsep Production
ini diharapkan bisa menjamin Technology Courses (P-Course). Program
ketersediaan tenaga kerja sesuai ini bisa dilakukan sendiri (manual) atau
kontrak yang berlaku. juga dengan mengikuti pelatihan yang
- Meningkatkan kedisplinan pekerja dilakukan oleh pihak yang
dengan membuat aturan mengenai berpengalaman. Pekerja sangat cocok
aturan bekerja (datang, istirahat, dan dibekali dengan konsep ini. Metode ini
pulang), aturan keselamatan dan merupakan cara untuk meningkatkan
kebersihan, dan aturan lainnya yang efisiensi dan mengurangi pemborosan
dibutuhkan. dalam proses produksi dengan konsep
- Pihak UKM menyertakan pekerjanya Kaizen yang menekankan pada analisis
dalam pelatihan yang biasa di buat operasi, analisis gerakan, studi waktu,
oleh pemerintah. Pihak UKM tidak perlu analisis proses secara keseluruhan.
takut bahwa pekerjanya akan berhenti - Analisis Operasi
setelah dilatih, karena ada suatu Setiap pekerja sebaikanya memahami
sistem kerja yang mengikat sampai betul bagaimana setiap pekerjaannya
batas yang ditetapkan. dari tingkatan paling atas hingga
- Peningkatan produktivitas yang akan elemen paling dasar dari
dihasilkan pekerja di UKM, harus pekerjaannya, seperti pada Gambar 3.
diapresiasi dengan upah dan tunjangan
yang lebih layak.
3. Pemilik UKM mengikuti pelatihan dengan
konep Training Within Industry (TWI)
untuk meningkatkan kualitas
kepemimpinannya.
- Pelatihan ini bisa dipelajari sendiri
(manual) atau juga dengan mengikuti
pelatihan yang dilakukan oleh pihak
yang berpengalaman. Pelatihan ini
akan mengajarkan 4 hal penting di
dalam mengatur pekerja, yaitu: Job

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 657


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Unit Analisis Kerja

Level Pekerjaan Level Tugas Langkah Utama Unsur Kerja Detail Gerakan

Membuat Sepatu Menjulurkan


Bagian Atas Tangan

Membuat Sepatu
Membuat Pola Mengambil Menggenggam
Alas Kaki Gunting Gunting
Membuat Sepatu
Bagian Bawah
Menggunting Pola
Alas Kaki Mengangkat dan
Melepas

Merakit Sol Menggunting


dengan Alas Kaki Menarik Kembali
Tangan

Level Umum Detail Kecil

Gambar 3. Uraian Proses Kerja

Setelah itu, maka langkah selanjutnya


5W & 1H ERCS
adalah memadukan konsep 5W &1H ERCS,
seperti pada Gambar 4, dengan suatu Pertanyaan Kerangka
lembar analisis kerja yang akan memberikan 5W 1H ERCS
gambaran lebih rinci mengenai tindakan
yang sebaiknya dihapuskan, diperbaiki, Why (Mengapa) Eliminate (Hapuskan)
ataupun diteruskan separti pada Tabel 13.
What (Apa)
Combine (Gabungkan)
Where (Dimana)

When (Kapan) Rearrange (Susun-


ulang)
Who (Siapa)

How (Bagaimana) Simply (Sederhanakan)

Gambar 4. Konsep 5W & 1H ERCS

Semua analisis ini akan disatukan dalam


sebuah tabel yang akan digunakan untuk
analisis, seperti pada Tabel 13.

658 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 13. Contoh Lembar Analisis Kerja yang dipadukan dengan Konsep 5W &1H-ERCS

- Analisis Gerakan cepat. Analisis gerakan akan


Analisis gerakan bertujuan untuk menggunakan konsep Therblig yang
mengefektifkan perpindahan dan akan dipadukan dengan perbaikan-
gerakan dalam bekerja untuk bisa perbaikan, seperti pada Tabel 14.
memberikan hasil kerja yang lebih

Tabel 14. Contoh Ide Therblig

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 659


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

- Studi waktu yang besar. Cara yang bisa dipakai


Studi waktu berguna untuk adalah dengan membuat formulir
mengetahui waktu standar pengerjaan pengamatan waktu, seperti pada Tabel
suatu pekerjaan di UKM. Hal ini bisa 15.
dipakai untuk membantu menganalisis
proses yang memiliki fluktuasi waktu

Tabel 15. Contoh Formulir Pengamatan Waktu

- Bagan Kerja Terstandart terperinci Hal ini dapat semakin


Kerja terstandar adalah proses mempermudah pekerja untuk
penggabungan analisis waktu, analisis mengetahui mana bagian yang
gerakan dan kerja dalam satu diperlukan mana yang tidak seperti
formulir. Hal ini merupakan konsep dapat dilihat pada Tabel 16.
Toyota yang sangat baik karena akan
memberikan gambaran yang jelas dan

Tabel 16. Contoh Bagan Kerja Terstandar

660 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

- Analisis Kerugian Mesin dilakukan pihak UKM dalam jangka


Peralatan dan mesin merupakan faktor waktu seminggu atau sebulan sekali.
yang cukup penting dalam pembuatan Hal ini untuk mengurangi kerusakan
sepatu di UKM. Permasalahan yang peralatan secara tiba-tiba dan
sering mengganggu pihak UKM adalah menjaga ketahanan peralatan dan
minimnya perawatan yang dilakukan mesin untuk waktu yang lama. Selain
pada peralatan yang ada. Untuk itu itu bisa dibuat suatu kertas kerja
solusi yang bisa ditawarkan adalah dalam pengaturan peralatan dan
adanya pemeriksaan sekali dalam mesin untuk menguragi waktu setup,
enam bulan yang meliputi keseluruhan seperti pada Tabel 17.
perawatan peralatan yang dibutuhkan,
diluar perawatan standar yang biasa

Tabel 17. Contoh Formulir Analisis Pengurangan Setup

3. Melakukan perbaikan kualitas tempat strategi label merah yaitu label


kerja dengan konsep Kaizen, yaitu merah di tempat kerja dan label
Konsep 5S (seiri/ringkas, seiton/rapi, merah di seluruh UKM sepatu.
seiso/resik,seiketsu/rawat,shitsuke/rajin). Penelitian ini menggunakan label
 Penerapan Seiri/Ringkas merah di tempat kerja.
Penerapan seiri menggunakan label 2. Langkah ke dua ialah penentuan
merah untuk menandai pemborosan- objek yang akan disegel.
pemborosan dan menunjukkan 3. Langkah ketiga ialah penentuan
barang-barang yang tidak diperlukan. kriteria pelabelan. Dibuat kriteria
Kemudian barang-barang tersebut khusus yang memperjelas garis
dibuang semua atau disingkirkan batas antara barang yang
untuk beberapa waktu karena diperlukan dengan yang tidak
penggunaannya yang tidak setiap hari. diperlukan berdasarkan waktu
Langkah yang akan dilakukan adalah pemakaian benda tersebut. Kriteria
sebagai berikut: pemilihan dapat dilihat pada Tabel
1. Langkah pertama ialah melakukan 18.
strategi label merah. Ada dua jenis

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 661


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 18. Kriteria Pemilihan

pekerja bagian produksi sehingga


4. Langkah ke empat ialah penyiapan waktu yang dibutuhkan sedikit.
label. Sekalipun sulit ditentukan 2. Langkah ke dua ialah pembuatan
apakah suatu barang akan disegel pelat penunjuk barang yang
atau tidak, label merah harus disimpan. Pelat penunjuk
dipasang. Semua barang yang menunjukkan kode tempat barang
diberi label merah akan yang disimpan.
dikelompokkan dan dievaluasi
sekali lagi sebelum disingkirkan.  Penerapan Seiso/Resik
5. Langkah ke lima ialah pelabelan. Tujuan dari seiso ialah untuk
Pekerja juga harus melakukan menghilangkan semua debu dan
pelabelan. Hal ini lebih objektif kotoran dan menjaga tempat kerja
dibanding orang yang langsung selalu bersih. Sebelum menerapkan
bertugas di tempat kerja yang seiso terlebih dahulu mengetahui
bersangkutan. prosedur yang harus dilakukan antara
6. Langkah ke enam ialah penilaian lain:
barang yang disegel dan tindakan 1. Menentukan apa yang hendak
yang dianjurkan. dibersihkan.
2. Menentukan siapa yang
 Penerapan Seiton/Rapi bertanggung jawab dan jadwal
Setelah proses pembuangan barang untuk setiap tugas pada stasiun
yang tidak diperlukan, tinggal barang kerja
yang diperlukan saja yang ada. 3. Mempersiapkan peralatan
Masalahnya berapa banyak barang kebersihan
tersebut disimpan dan dimana 4. Pelaksanaan Seiso
disimpan. Hal ini memerlukan
penataan yang berarti menyimpan  Penerapan Seiketsu/Rawat
barang dengan memperhatikan Seiketsu berarti pemantapan yang
efisiensi, mutu dan keamanan serta dianggap sebagai pengulangan
mencari cara penyimpanan optimal. pemilihan, penataan dan pembersihan
Adapun langkah-langkah dalam serta sebagai kesadaran dan aktivitas
penerapan seiton adalah sebagai tetap untuk memastikan bahwa
berikut : kesadaran 5 S dipelihara. Ini berarti
1. Langkah pertama ialah melaksanakan aktivitas 5 S dengan
menentukan tempat barang-barang teratur sehingga keadaan tidak normal
secara tepat. Penentuan tempat tampak dan melatih keterampilan
barang dibutuhkan suatu area untuk menciptakan dan memelihara
khusus yang mudah di jangkau tiap kontrol visual. Oleh sebab itu, kita
juga perlu manajemen kreatif dan

662 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

peringatan visual untuk membantu prasyarat Kaizen dengan kondisi nyata di


setiap orang selalu waspada tentang lapangan, diperoleh adanya suatu gap.
mengapa dan bagaimana 2. Permasalahan yang timbul pada UKM
memantapkan pembersihan. sepatu di Kota Medan, dapat
diklasifikasikan kedalam 4 kategori
Penerapan Shitsuke/Rajin masalah yaitu ketenagakerjaan, proses
Shitsuke (kebiasaan atau disiplin) produksinya, fasilitas, dan persaingan
adalah melakukan pekerjaan secara usaha.
berulang-ulang sehingga secara alami 3. Berdasarkan hasil pengumpulan dan
kita dapat melakukannya secara pengolahan data, serta analisis data yang
benar. Adapun prosedurnya dan dilakukan, diketahui bahwa permasalahan
pelaksanaan untuk membentuk tenaga kerja dan proses menjadi fokus
kebiasaan melaksanakan 5 S di UKM permasalahan utama yang harus segera
Sepatu antara lain: diselesaikan.
1. Membiasakan perilaku pekerja 4. Strategi pengembangan dan perbaikan
secara sistematis untuk yang dirancang dalam penelitian ini
mendapatkan hasil yang baik. adalah sebagai berikut:
Pemilik UKM harus mempunyai 1. Tenaga kerja
standar operasional kerja atau  Pembentukan dan pemberdayaan
aturan yang berlaku dalam pusat pelatihan dan informasi UKM
melaksanakan pekerjaan. sepatu oleh para pelaku UKM dan
2. Perbaiki komunikasi dan pelatihan pihak pemerintah bersama pihak
untuk memperoleh mutu yang swasta.
terjamin. Pemilik UKM dan para  Mengubah sistem ketenagakerjaan
pekerja harus saling berhubungan (kontrak kerja, jam kerja, dan
dengan menjalankan komunikasi aturan lainnya).
yang baik untuk kemajuan UKM.  Melakukan pelatihan kepemimpinan
3. Mengatur setiap orang untuk dengan konsep training within
bertanggung jawab atas apa yang industry (TWI).
mereka kerjakan. Penerapan seiso  Melakukan penilaian performansi
(resik), menerapkan pembagian kinerja karyawan secara berkala
tugas kepada masing-masing dan melakukan program
pekerja, hal ini dimaksudkan agar penghargaan berupa reward dan
setiap pekerja bertanggung jawab punishment.
terhadap tugas yang mereka 2. Proses
lakukan.  Pembenahan visi dan misi UKM.
4. Mengatur setiap orang mengambil  Perbaikan sistem produksi dengan
bagian dan setiap orang melakukan sistem production technology
sesuatu kemudian courses (P-Course).
melaksanakannya. Hal ini  Melakukan perbaikan di tempat
dimaksudkan agar setiap pekerja kerja dengan konsep 5S
peduli terhadap semua keadaan (seiri/ringkas, seiton/rapi,
yang ada di perusahaan dan seiso/resik, seiketsu/rawat,
bersama-sama memecahkan dan shitsuke/rajin).
menyelesaikan masalah yang ada
UKM.
5.2. Saran
Setiap orang harus bekerja sama untuk
memperkuat hubungan tim dan memperkuat Setelah melakukan penelitian tugas
UKM. sarjana ini, adapun saran yang dapat
diajukan adalah:
1. Pihak UKM sepatu di Kota Medan harus
benar-benar melakukan perbaikan dan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
pengembangan kualitas menjadi lebih
5.1. Kesimpulan baik agar siap untuk menghadapi
berbagai kompetisi global, salah satunya
Berdasarkan hasil pengolahan data,
Masyarakat Ekonomi Asean pada januari
analisis data, dan tujuan dari penelitian,
2015.
diperoleh beberapa kesimpulan dari
2. Pihak pemerintah dan swasta harus
penelitian ini, yaitu:
mendukung penuh proses pembinaan dan
1. Berdasarkan perbandingan yang
perbaikan yang ada, serta melakukan
dilakukan antara kondisi yang sesuai

Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 663


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

restrukturisasi birokrasi sehingga lebih


mudah dan efisien.
3. Pihak perguruan tinggi harus melakukan
penerapan studi lapangan dalam rangka
pengembangan proses keilmuan dan juga
membantu peningkatan kualitas dari UKM
sepatu di Kota Medan.
4. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan
sampel jumlah UKM yang diambil lebih
banyak dan lebih beragam jenis UKM
nya, agar proses pengukuran UKM yang
ada di Indonesia lebih merata.
5. Penulis menyarankan untuk penelitian
selanjutanya agar lebih menitik beratkan
pada peraturan dan perizinan yang ada
dan proses pemasaran dan konsep
supplay chain yang ada di dalam UKM
yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Nasution, Proses Pengelolaan


Sumber Daya Manusia, Medan: USU
Press. 2008.
[2] S. Cane, Ahli bahasa: Martin,
Widjogkongko, Kaizen Strategies For
Winning Through People. Batam:
Interaksara, 2008.
[3] Infoukm.wordpress.com, diunggah
tanggal 21 mei 2014 jam 15.00 WIB.
[4] M. Imai, Gemba Kaizen : Pendekatan
Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada
Manajemen : Terj : Kristanto Jahja,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo),
1998.
[5] I. kato dan A. smalley, Toyota Kaizen
Methods, 6 Langkah Perbaikan,
Yogyakarta: Gradien Mediatama, 2012.
[6] M. Soleh, Analisis strategi inovasi dan
dampaknya terhadap perusahaan (Studi
kasus : UKM manufaktur di Kota
Semarang), Program studi magister
manajemen, program pasca sarjana.
Universitas Dipenogoro, Semarang,
2008.
[7] A. Kesumadinata dan D. Budiana,
Hubungan faktor yang berpengaruh
terhadap produksi kerajinan sepatu di
kecamatan Denpasar Barat. Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana,
Denpasar, 2011.
[8] S. Sinulingga, Metodologi Penelitian,
Medan: USU Press, 2012.

664 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664

Anda mungkin juga menyukai