Abstract
The economy was one factor the progress of a country. Each country competing to increase
the productivity of the economy. Indonesia's economy ranks 17 world. Economic growth in
Indonesia is very significant that was not separated from the role of small and medium
enterprises (SMEs) that support the growth of exports and imports, one that can be seeded
SMEs are SMEs manufacture of shoes. The role of SMEs that are so large and significant
must always be maintained and developed to be able to compete in an era of global
competition such as the implementation of the Asean Economic Community (AEC) in January
2015. Problems that interfere with the development and productivity of SMEs shoes,
particularly around Medan city will be divided into 4 categories, namely: (1) human, (2)
process, (3) facilities, and (4) Business competition. Based on this research, it is known that
the most important issues that affect the development of SMEs in Medan shoe is its human
resources. Solving these problems will be done with the Kaizen strategy (5S) which will be
combined with the concept of training within industry (TWI) and the concept of P-Course.
These improvements will result in strategies to increase the overall productivity of SMEs
working with the primary focus is working and will evaluate the system works. This strategy
is expected to fix the weaknesses of existing SMEs shoes, in order to face the global
competition that will come.
Keywords: Small medium enterprise (SMEs), kaizen, training within industry (TWI), p-
course concept, 5S concept
Abstrak
Perekonomian adalah salah satu faktor kemajuan suatu negara. Setiap negara bersaing ketat
untuk meningkatkan produktvitas perekonomiannya. Perekonomian Indonesia saat ini
menempati urutan ke 17 dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sangat signifikan
ternyata tidak lepas dari peran dari usaha kecil dan menengah (UKM) yang menopang
pertumbuhan ekspor dan impor, salah satu UKM yang bisa diunggulkan adalah UKM
pembuatan sepatu. Peran UKM yang begitu besar dan signifikan harus terus dijaga dan
dikembangkan untuk bisa bersaing pada era persaingan global seperti penerapan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) pada januari 2015. Permasalahan yang mengganggu perkembangan
dan produktivitas dari UKM sepatu, khususnya di sekitar Kota Medan akan dibagi kedalam 4
kategori, yaitu:(1) manusia, (2) proses, (3) fasilitas, dan (4) Persaingan usaha. Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa permasalahan yang paling utama yang mempengaruhi
perkembangan UKM sepatu di Kota Medan adalah sumber daya manusianya. Pemecahan
permasalahan ini akan dilakukan dengan strategi Kaizen (5S) yang akan dipadukan dengan
konsep Training within industry (TWI) dan konsep P-Course. Perbaikan ini akan
menghasilkan strategi-strategi untuk peningkatan produktivitas kerja UKM secara
keseluruhan dengan fokus utama adalah pekerja dan sistem kerjanya. Strategi ini
diharapkan mampu membenahi kelemahan UKM sepatu yang ada, guna menghadapi
ketatnya persaingan global yang akan datang.
Kata kunci: Usaha kecil dan menengah (UKM), kaizen, training within industry (TWI),
konsep p-course, konsep 5S
642 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
644 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
umum dikenal sebagai sektor informal. mencakup permasalahan biaya [4]. Filsafat
Contohnya adalah pedagang kaki lima Kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita
2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang apakah itu kehidupan kerja atau kehidupan
memiliki sifat pengrajin tetapi belum sosial maupun kehidupan rumah tangga
memiliki sifat kewirausahaan hendaknya berfokus pada upaya perbaikan
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan secara terus menerus. Konsep Kaizen
UKM yang telah memiliki jiwa menjelaskan mengapa perusahaan tak dapat
kewirausahaan dan mampu menerima tetap statis untuk jangka waktu lama di
pekerjaan subkontrak dan ekspor Jepang. Manajemen Barat, di sisi lain,
4. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM memuja inovasi: perubahan besar-besaran
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan melalui terobosan teknologi; konsep
dan akan melakukan transformasi manajemen atau teknik produksi mutakhir.
menjadi Usaha Besar (UB) Kaizen adalah pendekatan dengan resiko
dan biaya yang relatif rendah.
Salah satu produk hukum yang menjadi
acuan dan perkembangan bagi UKM di
2.6. Konsep Utama Kaizen
Indonesia adalah Undang-undang No. 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Manajemen harus belajar untuk
Menengah, dengan definisi pada Tabel 2. menerapkan konsep dan sistem yang
mendasar tertentu dalam rangka
Tabel 2. Definisi dan Kriteria UKM Menurut
mewujudkan strategi Kaizen, yaitu [4]:
UU No 20 Tahun 2008
· Kaizen dan manajemen
Organisasi Jenis Kriteria · Proses versus hasil
Usaha · Siklus PDCA/SDCA
Kekayaan bersih · Mengutamakan kualitas
(tidak termasuk · Berbicara dengan data
tanah&bangunan)
· Proses berikut adalah konsumen
lebih dari Rp.50
juta sampai
paling banyak Rp. 2.7. Tiga Aturan Dasar Penerapan
500 juta
Usaha Kaizen
Hasil penjualan
Kecil
tahunan Semua orang di dalam perusahaan harus
(Omset/tahun) bekerja sama dalam mematuhi tiga aturan
Lebih dari Rp.300
dasar penerapan Kaizen di tempat kerja,
juta sampai
dengan paling yaitu [4]:
Kementerian 1. Penataan
banyak Rp. 2,5
Koperasi dan 2. Penghapusan
Milyar
UKM
Kekayaan bersih 3. Standarisasi
(Undang-
(tidak termasuk
undang No. 20
tanah &
tahun 2008) 2.8. Gemba Kaizen
bangunan) lebih
dari Rp. 500 juta
Gemba dalam bahasa Jepang berarti
sampai dengan
paling banyak Rp. tempat yang sebenarnya atau tempat
Usaha dimana kejadian terjadi. Pendekatan baru
10 Milyar
Mene
Hasil penjualan yang kita sebut saja sebagai pendekatan
ngah
tahunan berpusat gemba, dimana gemba
(Omset/tahun) bertanggung jawab tidak hanya terhadap
lebih dari Rp. 2,5 produksi namun juga kualitas dan biaya,
Milyar sampai sedangkan staf membantu mereka dari
dengan paling
banyak Rp. 50
pinggir. Kondisi yang dibutuhkan untuk
Milyar tercapainya penerapan pendekatan terpusat
(Sumber :InfoUKM.wordpress.com) gemba ada tiga, yaitu [4]:
1. Manajemen gemba harus menerima
tanggung jawab dalam mencapai
2.5. Kaizen kualitas, biaya, dan penyerahan (quality,
Kaizen berasal dari kata kai yang berarti cost, delivery/QDC).
perubahan dan zen yang berarti menjadi 2. Gemba harus diberi ruang gerak yang
lebih baik. Istilah ini mencakup pengertian cukup untuk melakukan Kaizen.
perbaikan yang melibatkan semua aspek, 3. Manajemen hendaknya menerapkan
baik manusianya, manajerialnya, dan juga target untuk gemba, namun dia juga
646 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
Kondisi yang
Data primer Berdasarkan ke tiga puluh usaha kecil dan
dan data optimum dan
sesuai dengan menengah (UKM) sepatu yang diteliti, ada
sekunder
konsep kaizen 33 persen dari keseluruhan jumlah UKM
tersebut yang kebanyakan latar belakang
pendidikan pekerjanya adalah SMA atau
Pengolahan data dengan
sederajat. Sedangkan, sebesar 67 persen
membandingkan
kondisi nyata UKM dari keseluruhan jumlah UKM tersebut latar
dengan kondisi berbasis belakang pendidikan pekerjanya kebanyakan
kaizen, lalu melihat adalah SD dan SMP atau sederajat. Latar
potensi yang bisa belakang pendidikan yang begitu minim
dilakukan oleh UKM seharusnya membuat pemilik UKM untuk
sendiri, pemerintah, dan
perguruan tinggi
mengikutkan pekerjanya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan. Namun hanya sebagian
saja pihak UKM yang melakukan itu, dan
Analisis dan hanya sedikit sekali dari jumlah pekerja
evaluasi
yang mendapat kesempatan itu. Hasil
rekapitulasi pengelompokan UKM
Kesimpulan berdasarkan tenaga kerja yang pernah
dan saran mendapat pelatihan dapat dilihat pada Tabel
4.
Gambar 2. Block Diagram Metodologi
Penelitian
Hasil pengamatan dan wawancara pada sektor tenaga kerja secara keseluruhan dapat dilihat
pada Tabel 5.
648 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
untuk mengerjakan beberapa produk oleh orang awam yang mengamati dan
sesuai arahan pekerja yang lain untuk kurang memberikan tingkat kedisiplinan
meningkatkan kemampuannya dalam pada para pekerja.
membuat sepatu terlebih dahulu. Selain 2. Standarisasi, UKM tidak memiliki
tidak adanya SOP, pada UKM sepatu ini standarisasi mutu bahan dan produk.
juga tidak ada terlihat adanya peraturan Hasil pengamatan terhadap mutu dapat
mengenai pekerja ataupun visual display dilihat pada Tabel 6.
mengenai K3. Hal ini menjadikan proses
di UKM sepatu menjadi kurang dimengerti
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa dari sepatu itu sendiri. Pada
90 % usaha pengrajin sepatu yang ada kenyataannya, hampir seluruh UKM
tidak memiliki mekanisme atupun suatu sepatu yang diteliti masih menggunakan
standar terhadap mutu produk dan bahan peralatan ataupun teknologi yang manual
bakunya. Pada umumnya untuk produk, dan sangat sederhana, hanya 2-3 UKM
standar mutu yang digunakan hanya saja yang sudah melakukan peningkatan
melihat dari pengalaman pekerja saja kemampuan teknologinya / peralatannya
tanpa ada pemeriksaan lanjutan secara (inovasi teknologi) menjadi semi
detail tentang mutu produknya. Pada otomatis. Kondisi peralatan yang ada di
bahan baku, standar yang ditetapkan UKM sepatu saat ini semakin diperparah
pihak UKM hanya dari segi harga saja, dengan tidak adanya jadwal perawatan
artinya pihak UKM menyakini bahwa menyeluruh secara rutin. Perawatan
semakin mahal harga bahan yang dibeli hanya dilakukan dengan memberi
maka kualitas bahan baku akan semakin pelumas ataupun membersihkan
bagus, tanpa ada pengamatan secara peralatan / mesin bagian luar saja. Hanya
lanjut dan detail. ada 10 % dari keseluruhan total UKM
3. Lokasi dan bangunan, sangat kecil dan yang diteliti yang melakukan
kotor. Lokasi ataupun luas bangunan pembongkaran mesin / peralatan untuk
menjadi salah satu kendala bagi pelaku pemeriksaan secara menyeluruh dan
UKM. Selain sebagai tempat produksinya, pada umumnya jangka waktunya kisaran
bangunan UKM juga merupakan tempat 6-12 bulan sekali. Sebagian besar UKM
tinggal bagi pelaku UKM dan ada juga hanya melakukan hal tersebut saat
yang untuk pekerjanya. Pelaku UKM mesin/ peralatan benar-benar rusak.
sering kali mencoba untuk mengatur
seluruh proses produksi yang ada secara Berdasarkan hasil wawancara yang
maksimal, walaupun dengan area yang dilakukan terhadap pemilik UKM Sepatu
sangat kecil. Keadaan ini semakin yang diteliti, pemilik UKM merasa kendala
diperparah dengan sikap para pekerja terbesar yang dihadapi untuk sektor proses
yang kurang bersih dan rapi, sehingga produksi adalah sistem manajemen
banyak peralatan, bahan baku, bahan pelaksanaan yang masih kurang baik yang
baku setengah jadi, mesin, maupun meliputi operasi dan produksi, tata kelola,
produk jadi berserakan tidak beraturan di perawatan teknologi dan inovasinya, dan
lantai. lainnya. Selain itu faktor SDM yang
4. Peralatan, masih sangat sederhana dan berkualitas rendah menjadi faktor kendala
tidak ada penjadwalan perawatan dan berikutnya. Hal ini tercermin dari rendahnya
rencana inovasi teknologi. Salah satu kesadaran pekerja akan keselamatan dan
faktor kunci dalam kesuksesan mutu.
persaingan usaha adalah penggunaan Sementara itu, secara teorinya Salah satu
teknologi yang canggih dan effisien. konsep yang sangat cocok dengan
Penggunaan teknologi / permesinan yang penerapannya di dalam UKM sepatu adalah
canggih dan effisien selain akan konsep yang dibentuk oleh Perusahaan
menghemat waktu pengerjaan produk, Toyota. Salah satu kehebatan sistem yang
akan menghemat penggunaan bahan ada pada Toyota saat ini adalah dengan
baku, juga akan meningkatkan kualitas meningkatkan produktivitas dan
650 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
Berdasarkan data diatas dapat diketahui diteliti belum pernah menerima bantuan baik
bahwa sebagian besar UKM sepatu yang dari pihak pemerintah maupun pihak swasta,
652 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
baik yang berbentuk kredit usaha (dana), ataupun pihak swasta (modal, peralatan,
promosi produk sepatu ataupun dalam promosi), peraturan yang berlaku, dan
bentuk peralatan. Sebagian besar penerima lainnya. Secara konsep Kaizen tidak ada
bantuan juga merasa proses yang pedoman yang spesifik mengenai konsep
dibutuhkan untuk menerima bantuan perbaikan dengan fasilitas yang dimaksud,
tersebut masih dirasa cukup sulit, sehingga tetapi konsep Kaizen mengemukakan bahwa
kedepannya harus lebih diperhatikan lagi. perbaikan dilakukan secara terus menerus
Hasil pengamatan dan wawancara pada baik secara internal maupun eksternal. Hal
sektor fasilitas secara umum dapat dilihat ini berarti perbaikan juga dilakukan dengan
pada Tabel 9. pihak eksternal dengan tujuan untuk
mempermudah kondisi internalnya. Misalnya
Tabel 9. Harapan Kemudahan Fasilitas menjalin hubungan yang erat dengan
Kepada Pemerintah dan Swasta penyedia / vendor, dengan pihak marketing
ataupun dengan pihak pemerintah atau
Harapan Kemudahan Fasilitas Kepada
Pemerintah dan Swasta
swasta yang memiliki hunbungan baik
1. Pihak UKM berharap bantuan dalam secara langsung ataupun tidak langsung
penyediaan sumber daya manusia, bukan kepada pihak perusahaan / UKM. Selain itu
hanya dari segi jumlahnya tetapi juga dari menjalin hubungan yang lebih erat lagi bisa
segi kualitasnya. memberikan dampak yang lebih besar lagi
2. Pihak UKM berharap bantuan dalam proses bagi pihak UKM / perusahaan, seperti
pemasaran produk sepatu mereka, agar transfer ilmu ataupun teknologi, kerja sama
penjualan bisa konstan, tidak terlalu berupa bantuan yang bisa berupa modal,
fluktuatif.
peralatan ataupun sumber daya
3. Pihak UKM berharap bantuan dalam izin
penggunaan dan pendaftaran merek lebih
manusianya, peraturan ataupun izin lainnya
dipermudah. yang akan mempermudah ekspansi bisnis
4. Pihak UKM berharap bantuan untuk yang dilakukan.
menstabilkan harga bahan baku dan
menjamin ketersediaan bahan baku.
4.4. Persaingan Usaha
5. Pihak UKM berharap bantuan baik berupa
kredit usaha/dana, peralatan, maupun Persaingan usaha merupakan suatu
dalam bentuk promosi. kewajaran dewasa ini, dimana setiap usaha
6. Pihak UKM berharap bantuan dalam
yang memiliki potensi yang besar akan
pengadaan tempa usaha yang lebih luas lagi
untuk mempermudah proses produksi. dijalankan oleh banyak orang dan setiap
7. Pihak UKM berharap untuk dilakukan orang akan bersaing, baik secara intenal
pembinaan pelaku UKM secara maupun eksternal untuk bisa tetap bertahan
berkesinambungan. dan berkembang. Kebanyakan UKM sepatu
8. Pihak UKM berharap agar segala bentuk yang diteliti masih merasa optimis dengan
pungutan yang sering melanda pelaku UKM usaha yang sedang dijalaninya meskipun
diperjelas dan dibuat aturan yang lebih jelas kondisi dan dukungan yang sangat minim.
lagi. Adapun hasil rekapitulasi mengenai persepsi
tingkat persaingan usaha di antara para
Berdasarkan hasil wawancara yang pelaku UKM dapat dilihat pada Tabel 10.
dilakukan terhadap pemilik UKM Sepatu
yang diteliti, pemilik UKM merasa kendala Tabel 10. Tingkat Persaingan Usaha
terbesar yang dihadapi untuk sektor fasilitas Item Jumlah Persentase
adalah masih rumitnya proses birokrasi (%)
dalam pengurusan izin ataupun bantuan, Terasa Ketat 16 53,33
dan ketidaktauan serta ketidakmampuan Biasa 10 33,33
SDM UKM (pemilik) untuk membuat laporan Tidak Terasa 4 13,33
keuangan yang benar dan baik. Faktor Ketat
kendala berikutnya yang juga menjadi Sumber : Hasil Wawancara
hambatan ialah infrastruktur umum yang Adapun pendapat pelaku UKM tentang
masih jauh dari harapan.
rencana usahanya dapat dilihat pada Tabel
Secara teorinya, Fasilitas yang dimaksud
11.
disini bukanlah merupakan fasilitas yang ada
di UKM ataupun tempat usaha, melainkan
merupakan fasilitas ataupun sarana
penunjang eksternal bagi kemajuan usaha,
seperti sarana umum (jalan, listrik, ataupun
air), fasilitas bantuan dari pemerintah
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahan baku setiap tahunnya naik antara 50-
bahwa kondisi pelaku UKM sekarang ini yang 100%. Pada tahun 2015, kondisi pelaku UKM
semakin merasa bahwa usahanya dalam akan semakin mengkhawatirkan, dimana
pembuatan sepatu semakin berat untuk akan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean
bersaing dan prospek keuntungan juga (MEA) yang akan memicu setiap negara di
semakin kecil. Beberapa dari pelaku UKM Asean untuk bersaing secara ekonomi
sepatu yang ada sekarang bahkan sudah dengan lebih terbuka. Adapun hasil
memiliki keinginan untuk mengganti jenis rekapitulasi pemahaman pelaku UKM
usahanya ke usaha lainnya. Komponen biaya terhadap Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
yang sangat memberatkan adalah biaya dapat dilihat pada Tabel 12.
pengadaan bahan baku, dimana harga
Berdasarkan data diatas dapat kita lihat Secara teorinya, konsep yang diajarkan
bahwa sebagian besar pelaku UKM sepatu oleh Kaizen adalah perbaikan yang
yang diamati tidak pernah mendengar dan berkesinambungan pada seluruh aspek yang
tidak mengetahui mengenai Masyarakat menekankan pada peningkatan produktivitas
Ekonomi Asean (MEA) yang akan dan pengeliminasian segala sesuatu
dilaksanakan pada tahun 2015. Hanya 10 % tindakan yang tidak memberikan nilai
saja, pelaku UKM yang siap untuk tambah (pemborosan). Selain kedua hal
menghadapi pasar bebas Asean tersebut. tersebut, konsep Kaizen juga mengajarkan
Sebagian besar pelaku UKM pesimis untuk untuk berorientasi pada kepuasan pelanggan
bisa bersaing dengan negara lain, apalagi (mutu) dan kerja sama yang erat kepada
jika respon pemerintah terhadap UKM masi pihak eksternal yang ada. Semua ini
sama seperti biasanya. menjadikan konsep Kaizen menjadi konsep
Berdasarkan hasil wawancara yang yang sangat kompleks, selain untuk
dilakukan terhadap pemilik UKM Sepatu memberikan perubahan dalam konsep
yang diteliti, pemilik UKM merasa kendala produksi, juga akan memberikan konsep
terbesar yang dihadapi untuk sektor persaingan usaha yang matang. Konsep
persaingan usaha adalah ketidakstabilan Kaizen yang menjadi dasar dalam
harga bahan baku dan harga jual produk persaingan usaha dan produksi pada
sepatu, serta jumlah pengrajin sepatu yang mulanya diperkenalkan oleh Dr W Edward
semakin banyak. Faktor berikutnya yang Deming, yang merupakan ahli survey dari
menjadi kendala adalah ketidakpekaan para Amerika yang membuat 15 kunci sukses,
pelaku UKM terhadap informasi terkini dan yaitu:
persaingan global.
654 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
656 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
1. Para pelaku UKM dan pihak pemerintah Instruction, Job Methods, Job
bersama pihak swasta membangun Relations, dan Job Safety. Pemilik UKM
sebuah pusat pelatihan dan informasi harus tau dan mengerti keempat ini
mengenai kerajinan sepatu di Kota untuk meningkatkan kualitas
Medan. kepemimpinannya.
- Mengaktifkan peran koperasi usaha 4. Melakukan penilaian performansi
sepatu (Kopinkra) untuk lebih karyawan dengan program penghargaan
berperan aktif dalam pendataan UKM berupa reward dan punishment.
baik dari segi kebutuhan pekerja, - Pemilik UKM harus menilai kinerja
peralatan, bahan, pemasaran, dan pekerjanya secara berkala apakah dari
lainnya. Peran ini harus disokong segi etika, estetika, ataupun
dengan baik oleh pihak UKM, produktivitas kerjanya. Penghargaan
pemerintah dan pihak swasta. yang bisa diberikan bisa berupa
- Pihak UKM harus bekerja sama tunjangan atau upah lebih untuk yang
dengan pemerintah dan swasta positif dan peringatan ataupun
membentuk sebuah pusat pelatihan hukuman bagi yang negatif.
dan informasi berbasis kerajinan
sepatu. Hal ini diharapkan bisa
4.7.2. Strategi Daya Saing Proses
meningkatkan kualitas tenaga kerja
yang ada, ketersediaan informasi, dan Strategi yang akan dilakukan dan
peningkatan motif dan kualitas langkah-langkahnya, yaitu:
produk. 1. Pihak UKM harus menetapkan visi-misi
2. Pihak UKM harus mencoba sistem kontrak usahanya.
kerja menggantikan sistem borongan - Pihak UKM harus membuat suatu
yang biasa digunakan untuk bisa tujuan usaha mereka dalam suatu visi
menyediakan peraturan yang lebih dan misi, dimana pemilik harus
mengikat, kualitas karyawan yang baik, melihat kondisi yang ada dan
dan jaminan keselamatan bagi karyawan. memperkirakan peluang pada masa
- Salah satu sistem ketenagakerjaan yang akan datang.
yang bisa ditawarkan adalah sistem 2. Melakukan program perbaikan secara
kontrak. Sistem yang lebih mengikat keteknikan berbasis konsep Production
ini diharapkan bisa menjamin Technology Courses (P-Course). Program
ketersediaan tenaga kerja sesuai ini bisa dilakukan sendiri (manual) atau
kontrak yang berlaku. juga dengan mengikuti pelatihan yang
- Meningkatkan kedisplinan pekerja dilakukan oleh pihak yang
dengan membuat aturan mengenai berpengalaman. Pekerja sangat cocok
aturan bekerja (datang, istirahat, dan dibekali dengan konsep ini. Metode ini
pulang), aturan keselamatan dan merupakan cara untuk meningkatkan
kebersihan, dan aturan lainnya yang efisiensi dan mengurangi pemborosan
dibutuhkan. dalam proses produksi dengan konsep
- Pihak UKM menyertakan pekerjanya Kaizen yang menekankan pada analisis
dalam pelatihan yang biasa di buat operasi, analisis gerakan, studi waktu,
oleh pemerintah. Pihak UKM tidak perlu analisis proses secara keseluruhan.
takut bahwa pekerjanya akan berhenti - Analisis Operasi
setelah dilatih, karena ada suatu Setiap pekerja sebaikanya memahami
sistem kerja yang mengikat sampai betul bagaimana setiap pekerjaannya
batas yang ditetapkan. dari tingkatan paling atas hingga
- Peningkatan produktivitas yang akan elemen paling dasar dari
dihasilkan pekerja di UKM, harus pekerjaannya, seperti pada Gambar 3.
diapresiasi dengan upah dan tunjangan
yang lebih layak.
3. Pemilik UKM mengikuti pelatihan dengan
konep Training Within Industry (TWI)
untuk meningkatkan kualitas
kepemimpinannya.
- Pelatihan ini bisa dipelajari sendiri
(manual) atau juga dengan mengikuti
pelatihan yang dilakukan oleh pihak
yang berpengalaman. Pelatihan ini
akan mengajarkan 4 hal penting di
dalam mengatur pekerja, yaitu: Job
Level Pekerjaan Level Tugas Langkah Utama Unsur Kerja Detail Gerakan
Membuat Sepatu
Membuat Pola Mengambil Menggenggam
Alas Kaki Gunting Gunting
Membuat Sepatu
Bagian Bawah
Menggunting Pola
Alas Kaki Mengangkat dan
Melepas
658 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
Tabel 13. Contoh Lembar Analisis Kerja yang dipadukan dengan Konsep 5W &1H-ERCS
660 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
662 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI
DAFTAR PUSTAKA
664 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664