Anda di halaman 1dari 4

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.

php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 858-861

Pengguna Bisnis Start up di Indonesia

A Adrianto1, Rahmat Hidayat2*


1UniversitasTerbuka, Jakarta, Indonesia
2Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma, Medan, Indonesia

Email: 1aadr99.id@gmail.com, * 2arjuna1214@gmail.com


(*: coressponding author)

Abstrak

Perkembangan startup di Indonesia cukup pesat, namun meningkatnya perkembangan jumlah startup tersebut juga sebanding
dengan angka kegagalan yang menimpa startup. Tingginya angka kegagalan startup di Indonesia menjadi tantangan bagi
pemerintah dalam mendorong tumbuh kembangnya bisnis online. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan startup dalam era ekonomi digital. Objek penelitian ini adalah startup-startup
yang berusia kurang dari 4 tahun dan berlokasi di Provinsi XX. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membagikan
kuesioner, dianalisis dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja pengusaha menjadi
faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan startup.

Kata kunci: bisnis; startup; pengguna

1. PENDAHULUAN

Transformasi digital telah mengubah Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan e-
commerce yang sangat cepat seiring dengan peningkatan penggunaan smartphone dan infrastruktur
telekomunikasi internet. Hasil survei penelitian Indikator TIK oleh Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo
tahun 2016 mencatat bahwa sebanyak 24,2% pengguna internet di Indonesia atau sekitar 19,5 juta penduduk
Indonesia melakukan aktivitas e-commerce. Sementara berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh PANDI di
tahun 2016, sebanyak 130,8 juta penduduk Indonesia mengetahui bahwa internet merupakan sarana tempat jual
beli barang & jasa dengan 84,2juta penduduk pernah melakukan transaksi online. Dengan jumlah yang sedemikan
tinggi tersebut, tentu saja Indonesia menjadi lahan besar untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis aplikasi
digital (Kominfo, 2016) (APJII, 2016).
Potensi pasar e-commerce dan bisnis aplikasi digital yang luas kedepan, mengundang para calon wirausaha
untuk berlomba-lomba mendirikan perusahaan pemula atau lebih dikenal dengan startup. Startup merujuk pada
perusahaan yang bergerak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan internet karena biasanya beroperasi
melalui website. Berdasarkan pada Indonesia’s Tech Startup Report 2016 (Dailysocial.id, 2016), industri startup
Indonesia di tahun 2016 tumbuh menjadi lebih attraktif, lebih memberi dampak ke masyarakat, serta semakin
menarik perhatian secara global yang salah satunya ditunjukkan oleh GoJek dengan menjadi startup unicorn
pertama di Indonesia setalah menerima investasi sekitar 550 juta dolar disusul oleh MatahariMall yang menerima
investasi sekitar 100 juta dolar. Jumlah investasi yang cukup memukau ini tentu saja akan berdampak pada laju
perekonomian Indonesia. Hal ini didukung oleh (Syauqi, 2022) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa
startup sebagai salah satu penerapan digitalisasi industri berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi kreatif
Indonesia. Secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa ekonomi digital berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional, dengan salah satu pendorongnya adalah startup.
Perkembangan startup di Indonesia memang cukup pesat, namun meningkatnya perkembangan jumlah
startup tersebut juga sebanding dengan angka kegagalan yang menimpa startup. Faktanya, angka kegagalan
startup di seluruh dunia bisa mencapai 90%. CB Insight merilis 20 hal yang menjadi penyebab kegagalan startup
dalam membangun bisnisnya, 5 diantaranya paling umum ditemukan sebagai penyebab kegagalan startup dari
internal perusahaan (CBInsights, 2016) yaitu: (1) produk yang tidak dibutuhkan pasar (42%), (2) terlalu banyak
“bakar uang” (29%), (3) tim yang tidak solid (23%), (4) kalah dalam kompetisi (19%), serta (5) pricing cost issues
(18%).
Beberapa tahun belakangan bisnis startup semakin populer. Perkembangan startup di Indonesia tergolong
sangat pesat. Jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun, ada ribuan perusahaan rintisan dan beberapa di
antaranya telah mendulang kesuksesan di kancah Internasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan
bahwa Indonesia memiliki 2.100 perusahaan startup. Awalnya, istilah startup sendiri telah ada sejak akhir tahun
90-an yang kerap dikaitkan dengan perusahaan baru pada bidang teknologi dan informasi. Berawal dari

858
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 858-861

gelombang dot-com yang populer pada tahun 1998 hingga 2000, perusahaan dot-com bermunculan secara massal.
Hal ini karena banyaknya perusahaan rintisan yang membuka situs web pribadi untuk bisnis mereka dan kenaikan
tajam harga saham dengan adanya “e-” dan “.com” pada nama perusahaan. Gelombang ini berdampak pada
semakin banyaknya orang yang mengenal internet sebagai peluang baru untuk bisnisnya dan saat itu lah, startup
mulai lahir dan berkembang. Makna istilahnya pun mengalami pergeseran. Saat ini, definisi startup sedikit
bergeser menjadi usaha rintisan yang menerapkan inovasi teknologi untuk menjalankan core business, serta
menemukan pasar yang tepat pada masyarakat. Jadi, sifatnya cenderung disruptif.
Penelitian-penelitian lain menyebutkan bahwa kemajuan bisnis online dapat terhambat karena rendahnya
adopsi broadband serta adanya masalah privasi dan keamanan internet. Ketersediaan akses broadband di
Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain, bahkan harga layanan broadband di Indonesia masih tinggi,
diperkirakan sekitar 7,4% dari PDB/kapita sedangkan di negara maju kurang dari 3% (Bappenas, 2014). Menurut
data yang dirilis oleh Akamai Technologies, kecepatan rata-rata jaringan broadband di Indonesia pada quarter I
2017 menempati urutan ke-5 se-ASEAN dengan catatan 7,2 Mbps (Technologies, 2017). Rendahnya adopsi
broadband di Indonesia ini dapat menjadi penghalang pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia karena akses
broadband merupakan salah satu syarat paling umum dalam bisnis online untuk melakukan interaksi antara
penjual dan konsumen (Deloitte Access Economics, 2015).

2. METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. data primer diperoleh dari
jawaban responden atas pengisian angket kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian literatur dan
kepustakaan sebagai bahan referensi. Populasi dari penelitian ini adalah pelaku startup di di Provinsi XX Indonesia.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dimana dengan menggunakan teknik
ini setiap anggota populasi tidak diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik non probablity
sampling yang digunakan adalah convenience sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan terhadap startup yang
mudah diakses dan bersedia menjadi responden, serta purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah startup di Indonesia
yang pada periode pengumpulan data bersedia menjadi responden penelitian.
Berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti mengusulkan untuk melakukan analisa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan startup dalam era ekonomi digital. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan startup yang diajukan oleh peneliti adalah yaitu faktor SDM (usia, pendidikan,
pengalaman kerja, ketrampilan non formal, faktor infrastruktur komunikasi (broadband availability, broadband
speed, broadband price), dan faktor keamanan siber (confidentiality, integrity, availability).
Penyebab kegagalan startup yang paling umum adalah produk startup yang tidak dibutuhkan pasar, startup
terlalu banyak “bakar uang”, tim startup yang tidak solid, kalah dalam kompetisi, dan pricing/cost issues
(CBInsights, 2016), sementara menurut (Chorev & Anderson, 2006) kesuksesan startup teknologi tinggi justru
bergantung pada ide, strategi, komitmen tim inti, keahlian tim inti dan pemasaran. Hal ini menunjukkan bahwa
tantangan dalam kesuksesan usaha rintisan berbasis teknologi ada pada sumber daya manusianya, dalam hal ini
adalah pendiri perusahaan. Tantangan ketersediaan pendiri yang berkualitas menjadi tantangan berat dalam
memulai dan mengelola bisnis online. Pembentukan kualitas pengusaha baru perlu dilakukan dalam suatu kondisi
yang terkontrol dengan berbagai fasilitas pendukung agar pengusaha baru yang baru lahir dapat bertahan,
bertumbuh, dan berkembang.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini membuktikan bahwa pengalaman kerja pengusaha merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan startup. Usia, latar belakang pendidikan, maupun keterampilan non formal yang
diperoleh dengan mengikuti kegiatan inkubator tidak memberi pengaruh terhadap pertumbuhan startup.
Faktanya, dunia bisnis tidak bisa diprediksi sehingga tidak bisa hanya mengandalkan pada teori-teori yang ada.
Memiliki pengalaman kerja akan memberikan nilai positif baik dalam hal membangun keterampilan maupun
pengelolaan manajemen sebagai modal dalam menjalankan dan mengembangkan usaha. Dukungan akses internet
berkecepatan tinggi dengan harapan dapat mendorong efektifitas dan produktifitas para pendiri usaha berbasis
teknologi ternyata tidak serta merta mempengaruhi pertumbuhan startup. Hal ini dikarenakan meskipun
ketersediaan broadband dianggap infrastruktur penting, namun pada kenyataannya tidak semua startup-startup
tersebut sudah benar- benar memerlukan akses internet berkecepatan tinggi. Berada dalam fase tumbuh, startup
belum menaruh perhatian khusus pada faktor keamanan siber meskipun sudah melakukan upaya-upaya untuk

859
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 858-861

menjamin keamanan. Ketika upaya pengamanan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan kepercayaan
pelanggan tidak serta merta dapat meningkatkan pertumbuhan usahanya, hal ini bisa karena memang faktanya
kebanyakan pelanggan tidak peduli dengan hal keamanan siber ini. Kesadaran masyarakat akan pentingnya
keamanan menjadi pangkal persoalan dan bisa jadi hal ini disebabkan masyarakat belum merasakan dampak
langsung dari serangan siber maupun dorongan dari pemerintah yang harus lebih kuat lagi. Karenanya, perlu ada
edukasi keamanan siber bagi masyarakat guna meningkatkan kesadaran pentingnya keamanan siber.

Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia


Dengan banyaknya pengguna internet yang ada, cukup menjadikan peluang bagi para pendiri startup dalam
mengembangkan bisnis mereka. Dengan begitu, mereka bisa memperoleh keuntungan yang cukup besar. Para
pendiri startup sendiri tentunya akan berusaha dalam memberikan kemudahan layanan bagi setiap pengguna
internet. Hal ini termasuk dalam pelayanan yang bersifat jasa atau pelayanan dalam menjual produk. Terlebih lagi
dengan adanya smartphone yang berbasis Android bisa membuat masyarakat lebih sering memakai internet.
Dengan begitu startup mana yang tidak tergiur atas adanya peluang ini. Sehingga jangan heran jika ada banyak
perusahaan yang berlomba-lomba dalam membuat startup dengan pelayanan yang baik. Di bawah ini merupakan
beberapa startup yang berkembang di Indonesia. Perkembangan ini tak lain karena peluang pasar yang masih
besar. Adapun beberapa jenis startup dengan perkembangannya yang cukup pesat yakni:
1. Startup game, merupakan salah satu jenis startup yang memiliki perkembangan sangat pesat. Hal ini tak lain
karena peluang pasar dan peminat game yang juga besar. Terlebih peminat game tersebut tidak mengenal
dengan adanya ekonomi yang sulit. Dengan begitu, membuat para peminat game tersebut selalu ada.
2. Startup edukasi, edukasi atau pendidikan adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa tergantikan. Startup yang
satu ini juga tergolong sebagai salah satu jenis startup yang memiliki perkembangan pesar. Adapun
peminatnya berasal dari berbagai kalangan. Dengan begitu tak heran jika pangsa pasarnya bisa dibilang cukup
besar. Misalnya saja sebuah startup yang menyediakan berbagai macam informasi. Mulai dari kisah inspiratif,
motivasi, dan lain sebagainya. Tentunya edukasi ini sendiri sangat bernilai informatif untuk setiap pelanggan.
3. Startup perdagangan atau e-commerce, jika dahulunya seseorang harus keluar rumah berjam-jam untuk
membeli barang yang diinginkan. Maka seiring perkembangan yang ada hal tersebut bisa terbantahkan.
Pasalnya, jenis startup perdagangan atau e-commerce ini memungkinkan pengguna internet tidak perlu lagi
keluar rumah jika ingin membeli barang-barang yang diinginkan. Dengan adanya startup jenis ini maka setiap
orang bisa berbelanja secara online tanpa perlu susah payah pergi ke pusat perbelanjaan.
Ketiga jenis startup di atas tentunya mempunyai peluang yang cukup besar dan potensial di Inonesia.
Perkembangan dari ketiga jenis startup tersebut juga sebenarnya tidak lepas dari beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Diantaranya seperti masyarakat yang semakin terbuka atas adanya perkembangan teknologi,
jumlah penduduk yang semakin banyak, serta dukungan para investor ataupun pemerintah dalam memberikan
modal usaha. Memang mendirikan sebuah startup memerlukan sejumlah modal yang sebagiannya perlu didukung
dengan merek dan hak cipta sebagai tanda penghargaan ataupun inovasi yang dibuat. Selain itu, hal ini juga demi
menjaga merek startup agar tidak mudah dijiplak oleh orang lain.

4. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja pengusaha menjadi faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan startup. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu menerima semua kategori model
bisnis startup digital untuk menjadi responden, karenanya penelitian selanjutnya agar memberi prasyarat
kategori model bisnis startup digital yang akan dipilih menjadi responden agar dapat melihat seberapa besar
pengaruh dukungan teknologi tinggi bagi pertumbuhan startup.

REFERENCES

PJII. (2016). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016.


Bappenas. (2014). Rencana Pitalebar Indonesia (Indonesia Broadband Plan) 2014-2019.
CBInsights. (2016). The Top 20 Reasons Startups Fail.
Chorev, S., & Anderson, A. R. (2006). Success in Israeli high-tech start-ups; Critical factors and process.
Technovation, 26(2), 162–174. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.technovation.2005.06.014
Dailysocial.id. (2016). Indonesia’s Tech Startup Report 2016.
Deloitte Access Economics. (2015). The economic value of informal care in Australia in 2015.

860
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 858-861

Syauqi, A. T. (2022). Startup sebagai Digitalisasi Ekonomi dan Dampaknya bagi Ekonomi Kreatif di Indonesia.
https://www.academia.edu/28733057/Startup_sebagai_Digitalisasi_Ekonomi_dan_Dampaknya_bagi_Ekono
mi_Kreatif_di_Indonesia
Technologies. (2017). These are the top 10 emerging technologies of 2017.
Lubis, N., & Hidayat, R. (2021). Pengaruh promosi dan harga terhadap keputusan konsumen memilih jasa
pengiriman. MBR (Management and Business Review), 5(1), 29–39.
https://doi.org/10.21067/MBR.V5I1.5316
Hidayat, R., Sinuhaji, E., Widyaningrum, M., Erdiansyah, & Adrianto. (2018). Factors that affect students decision
to choose private universities in Medan City Indonesia. Academy of Strategic Management Journal, 17(6), 1–
8.
Putri, R., & Hidayat, R. (2022). Model Pengukuran Kepuasan Kerja Karyawan dengan Kompensasi dan Motivasi.
EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 10(1), 305–315.
https://doi.org/https://doi.org/10.37676/ekombis.v10i1.1776

861

Anda mungkin juga menyukai