Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Start-up Business

Pengertian start-up adalah sebuah perusahaan yang baru saja di


bangun atau dalam masa rintisan, namun tidak berlaku untuk semua bidang
usaha, istilah start-up ini lebih di kategorikan untuk perusahaan bidang
teknologi dan informasi yang berkembang di dunia internet. Istilah start-
up berasal dari bahasa Inggris yang berarti “The act or process of starting a
process or machine; a new organization or business venture” atau tindakan
atau proses untuk memulai sebuah proses, sebuah organisasi baru atau usaha
bisnis. Istilah startup dipopulerkan di Silicon Valley. Silicon Valley identik
dengan teknologi terutama dengan ICT. Jadi tidak mengherankan jika istilah
start-up lebih dikenal untuk sektor ICT. Sederhannya, start-up adalah sebuah
bisnis rintisan. Istilah ini mulai dikenal setelah era internet. Faktornya ini
adalah karena banyak perusahaan yang dimulai dari nol oleh satu atau
beberapa orang saja kemudian menjadi besar.

2.2. Sejarah Start-up Business

Istilah Start-Up yang diartikan sebagai perusahaan baru yang sedang


dikembangkan, mulai berkembang akhir tahun 90an hingga tahun 2000,
nyatanya istilah Start-up banyak dikaitkan dengan segala yang berbau
teknologi, web, internet dan yang berhubungan dengan ranah tersebut.
Dalam sejarahnya, istilah start-up sendiri mulai terkenal secara
internasional pada masa dot-com bubble (gelembung dot-com). Fenomena
dot-com bubble atau kadang-kadang disebut gelembung teknologi informasi
adalah gelembung spekulasi yang terjadi antara tahun 1998–2000 (berpuncak
pada 10 Maret 2000 ketika NASDAQ mencapai 5132,52 poin) ketika bursa
saham di negara-negara industri mengalami kenaikan nilai ekuitas secara
tajam berkat pertumbuhan industri sektor Internet dan bidang-bidang yang
terkait. Pesatnya pertumbuhan Internet dimulai pada tahun 1993 dan
berlangsung hingga tahun 1990-an yang ditandai dengan teknologi world
wide web yang semakin maju setelah dirilisnya versi pertama penjelajah web
Mosaic.
Periode gelembung dot-com ditandai oleh didirikannya (dan berakhir
dengan kegagalan usaha) perusahaan-perusahaan baru di bidang situs-situs
Internet yang disebut perusahaan dot-com. Pemilik perusahaan mengalami
kenaikan tajam pada harga saham dengan hanya menambah awalan “e-“ atau
akhiran “.com” pada nama perusahaan mereka. Praktik ini disebut salah
seorang penulis sebagai investasi prefix.
Kombinasi dari meningkatnya harga saham secara cepat dan
kepercayaan pasar bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan untung pada
masa depan, spekulasi saham oleh individu, dan modal ventura yang dapat
diperoleh secara mudah membuat investor melupakan indikator tradisional
seperti Rasio P/E, dan lebih percaya terhadap kemajuan teknologi.
Karena banyaknya perusahaan yang membuka website pribadinya,
makin banyak pula orang yang mengenal internet sebagai ladang baru untuk
memulai bisnisnya. Dan waktu itu pula lah, Start-up lahir dan berkembang.
Namun menurut Ronald Widha dari TemanMacet.com, Start-up tidak hanya
perusahaan baru yang bersentuhan dengan teknologi, dunia maya, aplikasi
atau produk tetapi bisa juga mengenai jasa dan gerakan ekonomi rakyat akar
rumput yang bisa mandiri tanpa bantuan korporasi-korporasi yang lebih
besar dan mapan.
Start-Up adalah perusahaan atau bisnis yang belum lama terbentuk.
Perusahaan ini biasanya masih dalam proses pengembangan dan riset untuk
menemukan pasar yang tepat. Saat ini ada banyak sekali start-up yang mulai
bermunculan dan menjamur.

Start-Up bisnis, banyak yang mengartikan bahwa ini adalah sebuah


sistem investasi bisnis yang akan menggerakan bisnis secara otomatis.
Namun start-up itu lebih condong pada pembangunan sistem bisnis era
digital yang mana mengkaitkan dengan dunia online. Contohnya seperti
Google dan Facebook yang menghidupi dunia online. Bisa dikatakan bahwa
Google adalah start-up yang paling suskes dalam social Network (SNS).

2.3. Karakteristik Start-up Business


Karakteristik dari start-up yang dapat kita ambil. Beberapa karakteristik
perusahaan Start-up tersebut diantaranya (Syauqi, 2016) :

1. Usia perusahaan kurang dari 3 tahun, artinya masih dalam tahap awal
suatu perusahaan digital.
2. Jumlah pegawai kurang dari 20 orang, pada awalnya tentu start-up
hanya memiliki segelintir orang saja dibalik berdirinya perusahaan.
3. Pendapatan kurang dari $100.000/tahun, belum banyak keuntungan
yang didapatkan karena masih dibutuhkan biaya untuk pengembangan
start-up.
4. Masih dalam tahap perkembangan.
5. Umumnya bergerak dalam bidang teknologi, penggunaan
aplikasi merupakan salah satu contohnya.
6. Produk yang dibuat berupa umumnya aplikasi dalam bentuk digital
atau yang lainnya
7. Biasanya beroperasi melalui website ataupun media sosial
Dari beberapa karakteristik diatas terlihat bahwa start-up lebih
condong ke perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan informasi.
Namun faktanya memang seperti itu, kini perkembangan perusahaan yang
diberi nama Start-up adalah perusahaan yang berkenaan dengan dunia
teknologi dan informasi.

2.4. Sejarah Start-up di Indonesia


Di Negara Indonesia sendiri penggunaan istilah Start-Up sudah
digunakan sekitar sejak tahun 2000-an dan banyak start-up yang dihasilkan
oleh pemuda Indonesia dan masih bertahan sampai sekarang. Indonesia
menjadi salah satu pasar yang menarik perhatian para pengusaha start-up.
Menurut Amalia (2017) menyatakan menurut riset yang dilakukan pada
tahun 2017, tercatat bahwa pengguna internet di Indonesia telah mencapai 133
Miliar pengguna, dan tentunya bertambah setiap tahunnya.

Berdasarkan hasil studi Polling Indonesia yang bekerja sama dengan


Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada 2018 jumlah
pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 171,17 juta jiwa. Angka ini
setara dengan 64,8% dari total penduduk Indonesia 264,16 juta jiwa.

Menurutnya, bisnis start-up di Indonesia paling banyak diminati adalah


dalam jenis game atau permainan serta aplikasi edukasi, dan ada beberapa
faktor pendukung dalam berkembangnya industri start-up di Indonesia yaitu:
1. Masyarakat Indonesia yang mayoritas terbuka dengan teknologi
baru, terbukti dengan tercatatnya pengguna internet yang
mencapai 133 miliar pengguna dari sekitar 250 miliar penduduk
di Indonesia.
2. Jumlah penduduk yang banyak, yaitu sekitar 250 miliar warga
Negara Indonesia menjadikannya sebagai pasar yang besar bagi
perusahaan- perusahaan start-up.
3. Pelayaan start-up yang baik, tentunya dengan pelayanan yang
baik maka konsumen pun merasa puas dalam menggunakan dan
mengkonsumsi start- up tersebut.
4. Modal dari investor serta dukungan pemerintah, Tanpa modal,
maka bisnis apapun tak kan bisa berkembang. Dukungan dari
pemerintah pun menjadi penentu berkembangnya sebuah start-up,
jika pemerintah tidak mendukung maka start-up sangat sulit
untuk berkembang.
Sejak tahun 2001 hingga sekarang, sebenarnya banyak para
pengembang aplikasi start-up dari pemuda Indonesia, namun kebayanakan
dari mereka tidak dapat bertahan lama karena kalah bersaing dengan start-up
dari perusahaan yang merekrut tenaga asing dalam mengelola sistem start-
up tersebut. Salah satu start- up yang berhasil bersaing yaitu Buka Lapak.
Menurut Kemps, Vice President Sequola Capital, (dalam Pratama,
2017) menyebutkan bahwa salah satu kekurangan yang dimiliki oleh
Indonesia dalam mengembangkan start-up adalah kurangnya developer-
developer atau para pengembangan aplikasi yang berkualitas.

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Start-up


Sebuah bisnis start-up memang pada awalnya dirasa sulit untuk bisa
sukses. Membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengembangkan usaha
dan mencapai sebuah kesuksesan. Rata–rata 9 dari 10 bisnis start-up akan
keluar dari zona nyaman bisnisnya, dan sisanya yang mampu bertahan dan
berhasil dengan orang– orang yang memiliki kualitas terbaik. Ada alasan
tertentu mengapa sebuah bisnis start-up mampu tumbuh dan sukses. Berikut
ini adalah 11 alasan mengapa sebuah bisnis start-up bisa sukses.
1. Visi
Sebuah perusahaan akan mampu tumbuh dan berkembang jika mereka
memiliki visi yang kuat. Sebuah visi terkadang diciptakan dengan tujuan
untuk memacu semangat bagi sebuah perusahaan. Ketika Anda membuat atau
menentukan visi dari perusahaan Anda, jangan takut untuk memiliki sebuah
visi yang besar. Hal ini secara otomatis akan memacu semangat dan tentu saja
kinerja dari perusahaan Anda. Bagi sebuah bisnis start-up, visi adalah hal
pertama yang perlu diperhatikan, agar perusahaan mampu tumbuh dan
berkembang dengan besar.

2. Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian besar
bagi sebuah bisnis start-up. Menyelesaikan sesuatu dengan cara yang cepat
adalah salah satu dari banyak alasan mengapa start-up mampu mencapai
tujuan dan visi mereka. Itu yang menjadi perbedaan ketika start-up mampu
untuk bergerak jauh dan lebih cepat dari para pesaing mereka. Sebuah bisnis
start-up yang sukses, tidak akan pernah menunda proses untuk mendapatkan
dan mengerjakan sesuatu.
3. Anggaran
Sebuah bisnis tidak akan bisa dipisahkan dari anggaran yang akan
dibutuhkan dan digunakan. Sebuah start-up yang suskes adalah start-up yang
efisien dalam mengelola keuangan dan mampu menjaga kestabilan keuangan
mereka. Anda harus mampu memperhitungkan pemasukan dan pengeluaran.
Hal ini sangat penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan perusahaan,
dalam rangka untuk mencapai tujuan dengan anggaran yang sesuai. Ketika
sumber daya terbatas, dan waktu menjadi sebuah esensi, perusahaan perlu
menguasai keterampilan mengelola keuangan dengan baik.
4. Keterampilan Sosial
Koneksi adalah alasan lain mengapa sebuah bisnis start-up bisa mencapai
kesuksesannya. Bagaimana bisa sebuah bisnis baru mampu tampil dan dikenal
banyak orang tanpa sebuah relasi? . Sebuah start-up yang besar akan memiliki
pemimpin yang luar biasa. Bukan hanya mampu bekerja dan memimpin
dengan baik perusahaannya, namun juga mampu membagi waktu dengan
berorganisasi. Salah satu alasan untuk berorganisasi adalah mencari dan
memiliki koneksi yang luas dan beragam. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan start-up. Di sisi lain, para
pemimpin start-up perlu menginspirasi orang dan memberi mereka alasan
untuk mengikutinya melalui jalan tertentu.

5. Disiplin

Disiplin memang hal yang harus dilakukan dalam segala hal. Disiplin
dimulai dari diri sendiri dan merupakan tonggak menuju kesuksesan. Tanpa
sebuah kedisiplinan, start-up tidak akan berhasil. Disiplin dari dalam diri
sendiri akan menumbuhkan etos kerja yang positif. Dari situlah semua
kreatifitas dan kesuksesan bisa dimunculkan. Hal ini penting ditumbuhkan
untuk menciptakan kesuksesan bersama.
6. Tekad
Tekad yang kuat selalu diperlukan untuk menuju kesuksesan. Sebuah
start-up yang sukses, akan menekankan pentingnya penentuan ketika
membangun sebuah bisnis dan tidak pernah berhenti untuk mencoba, terutama
ketika menemui jalan berbatu dan dirasa sulit. Akan ada banyak tantangan
yang akan muncul, dan start- up membutuhkan tekad untuk mengatasi dan
menghadapi tantangan – tantangan tersebut.
7. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
Perubahan dalam segala hal akan terus bermunculan, salah satunya
dibidang teknologi. Start-up yang baik akan selalu sedia untuk beradaptasi
dengan teknologi baru. Mampu Beradaptasi dengan perubahan, akan
membawa kita menemukan terobosan – terobosan baru untuk bisnis kita.
Untuk tahun – tahun pertama, sebuah bisnis start-up akan mengalami banyak
perubahan untuk bisa beradaptasi dengan situasi saat ini. Hingga mampu
menemukan rahasia yang membuatnya mampu bertahan dan mengembangkan
prestasi yang dimiliki.
8. Keterampilan dalam penggalangan dana
Arus pendanaan adalah garis darah sebuah bisnis start-up. Ini berarti
sebuah bisnis dapat saja berhenti dan hancur, jika modal sudah tidak lagi
memadai. Sebuah start-up yang sukses adalah mereka yang memiliki modal
cukup untuk menjalankan operasi bisnis mereka. Tugas utama dari pemimpin
start-up adalah untuk dapat meningkatkan modal yang dibutuhkan. Cara yang
baik untuk mengumpulkan uang salah satunya melalui online, yakni melalui
ekuitas atau melalui sebuah investasi khusus start-up, seperti di
rockthepost.com.
9. Keyakinan teguh
Keberhasilan setiap bisnis salah satu faktornya adalah keberanian dalam
mengambil dan menghadapi setiap resiko, begitupula bagi sebuah start-up.
Seperti yang banyak orang katakan, investasi yang paling menguntungkan
biasanya memerlukan sejumlah resiko yang tinggi. Namun, keputusan tersebut
harus memiliki konsep yang baik. Hal ini untuk menghindari banyaknya
resiko yang mungkin terjadi. Start-up harus memiliki sebuah keyakinan
terhadap kemampuan mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan baik,
dan menghadapi resiko dengan baik pula.
10. Management waktu

Bagi sebuah bisnis start-up waktu adalah hal yang sangat diperhatikan.
Keberhasilan perusahaan bergantung pada produktivitas dan efektivitas tim
untuk melakukan lebih banyak hal dalam waktu yang minim. Anda bisa
melakukan banyak hal dalam satu waktu, namun alangkah baiknya jika Anda
juga memperhatikan prioritas apa saja yang dibutuhkan untuk
mengembangkan bisnis start-up tersebut.
11. Eksekusi
Dan yang terkahir adalah eksekusi. Sebuah bisnis start-up tentunya
memiliki banyak ide – ide yang kreatif. Sekitar 98% dari kesuksesan sebuah
bisnis start-up adalah dari eksekusi ide yang ada. Pengalaman dari tim sangat
penting sebagai latar belakang mereka mengeksekusi ide – ide yang
bermunculan. Start-up yang sukses selalu mencari kesempatan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dengan ide – ide yang muncul, sekalipun
itu ide yang terbilang tidak mungkin untuk dilakukan. Mereka akan belajar
dari setiap kesalahan yang mereka lakukan dan memperbaikinya secepat
mereka belajar untuk mencapai kesuksesan.
2.6. Pengertian Branding

Branding adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi
dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau
kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau
jasa pesaing (Kotler, 2009:332).

Pengertian branding telah berkembang, dari sekadar merek atau nama dagang
dari suatu produk, jasa atau perusahaan, yang berkaitan dengan hal-hal yang kasat
mata dari merek; seperti nama dagang, logo atau ciri visual lainnya; kini juga berarti
citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi dan anggapan di benak konsumen (Landa,
2006:4).

Bagi sebuah perusahaan, branding tidak sekadar berfungsi sebagai corporate


identity, tetapi dapat meningkatkan brand image (Citra yang terbentuk dalam benak
konsumen mengenai sebuah merk tertentu) yang luar biasa, jika digarap dengan
profesional.

Branding berarti suatu pernyataan mengenai siapa (identitas), apa yang


dilakukan (produk/jasa yang ditawarkan), dan mengenai kenapa suatu merek layak
dipilih (keistimewaan). Brand adalah reputasi, merek yang memiliki reputasi adalah
merek yang menjanjikan, sehingga publik mempercayai dan memilih merek tersebut
(Neumeier, 2003:54).

2.7. Fungsi dan Tujuan Branding

Fungsi Branding adalah untuk menanamkan image dan citranya di masyarakat


bahkan konsumennya, jika perusahaan tersebut memiliki produk yang mereka jual,
sehingga dengan adanya branding (merk dagang atau corporate identity) diharapkan
brand atau merk mereka akan senantiasa diingat oleh masyarakat atau konsumennya
dalam jangka waktu yang lama.

Terdapat tiga tujuan dalam membangun brand, yaitu: membentuk persepsi,


membangun kepercayaan dan membangun cinta (kepada brand) (Neumeier, 2003:41).

Fungsi branding secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembeda
Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki
brand yang kuat, sehingga sebuah brand dapat dengan mudah dibedakan dari brand
yang lain.

2. Promosi dan Daya Tarik

Produk yang memiliki brand akan dengan mudah dipromosikan dan menjadi
daya tariknya. Promosi sebuah brand akan dengan mudah mempromosikan
produknya dengan menampilkan logo brand tersebut.

3. Pembangun Citra, Pemberi Keyakinan, Jaminan Kualitas, dan Prestise

Sebuah brand juga berfungsi membentuk citra dengan memberi alat


pengenalan pertama kepada masyarakat. Keyakinan, kualitas dan prestise sebuah
produk akan melekat dalam sebuah brand dari pengalaman dan informasi dari produk
tersebut.

4. Pengendali Pasar

Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat. Brand tersebut akan
menjadi peringatan bagi para kompetitornya untuk mengambil setiap langkah yang
diambilnya, di samping itu masyarakat akan dengan mudah diberi informasi
tambahan dengan adanya brand yang diingat olehnya.

2.8. Unsur-unsur Branding

Unsur terpenting dari suatu brand adalah nama dagang atau merek. Namun
demikian brand tidak cukup bila hanya didukung dengan lambang atau simbol
identitas visual yang secara konsisten dan sistematis diterapkan pada berbagai media
pendukung komunikasi pemasaran suatu brand.
Unsur-unsur branding adalah sebagai berikut:

a. Nama Merek

b. Logo: logo, logotype, monogram, bendera.

c. Penampilan visual: desain kemasan, desain produk, desain seragam, desain


bangunan, desain kendaraan.

d. Juru bicara: pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, tokoh ciptaan, mascot.

e. Kata-kata: akronim, nama panggilan, slogan, tag line, jingle.

f. Suara: lagu, icon bunyi / nada, lagu tematik.

2.9. Jenis-jenis Branding

Branding memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Product Branding

Branding produk merupakan hal yang paling umum dalam branding. Merek atau
produk yang sukses adalah produk yang mampu mendorong konsumen untuk
memilih produk miliknya di atas produk-produk pesaing lainnya.

b. Personal Branding

Personal branding merupakan alat pemasaran yang paling populer di kalangan publik
figure seperti politisi, musisi, selebriti, dan lainnya, sehingga mereka memiliki
pandangan tersendiri di mata masyarakat.

c. Corporate Branding

Corporate branding penting untuk mengembangkan reputasi sebuah perusahaan di


pasar, meliputi semua aspek perusahaan tersebut mulai dari produk/jasa yang
ditawarkan hingga kontribusi karyawan mereka terhadap masyarakat.

d. Geographic Branding
Geographic branding atau regional bertujuan untuk memunculkan gambaran dari
produk atau jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan oleh seseorang.

e. Cultural Branding

Cultural branding mengembangkan reputasi mengenai lingkungan dan orang-orang


dari lokasi tertentu atau kebangsaan.

2.10. Pengertian Personal Branding

Personal brand adalah sebuah kemasan dan ciri khas yang melekat pada
pribadi seseorang. Biasanya dikaitkan dengan expertise atau keahlian tertentu yang
identik, pofesi, passion, atau bahkan kepribadian / personalitas seseorang tersebut.

Lalu bagaimana proses seorang bisa berhasil membrandingkan dirinya? tentu


ini butuh proses yang panjang sampai suatu potensi atau keahlian melekat pada
dirinya. Bisa juga jika dia seorang artis, dia perlu brand manajemen yang mampu
mendongkrak citra dirinya. Fungsi manajemen tersebut sama dengan brand
manajemen atau brand builder yang terus bertugas menemukan potensi khasnya,
mengelola, meng up grade dan memasarkannya. Personal branding manajemen
biasanya identik dengan penggalian potensi yang berhubungan dengan talenta kreatif
seseorang. Bisa juga terkait dengan pengembangan SDM dalam suatu perusahaan.

Personal Branding yang berkait dengan kemampuan dan ciri khas seseorang,
berjalan dengan natural dan sesuai dengan jam terbang keahlian yang dilakoninya.
Sebutan personal brand tersebut akan secara alami disematkan oleh publik. Justru
masyarakat, komunitas atau kelompok tertentu yang yang mengenalnya lah yang
kemudian akan memberikan labelnya. Misalnya kita mempunyai rekanan yang hobi
nya adalah mengelink kan atau menghubungkan dengan orang-orang lainnya, maka
personal brandnya biasa kita sebut sebagai 'connecting people'. Ada pula seorang
caleg pejabat yang memiliki gaya khas dalam berpakain kotak-kotak, itulah salah satu
media personal branding. Dapat juga kita temukan seseorang yang begitu expert dan
erat dengan profesi yang disandang sebagai personal brandingnya. Contohnya bisa
sebagai brand manager, brand desainer, fashion desainer, technopreneur, counselor,
trainer, consultant, dan lain sebagainya. Personal Brand yang seperti apa yang ingin
anda sandang di masa depan. Mulailah dari sekarang, dari expertise yang anda miliki.

Beberapa point yang sangat berperan dalam personal branding adalah:

 Differensiasi, apa pembeda diri Anda dari yang lainnya.

 Keuanggulan, apa keunggulan diri Anda dibanding yang lainnya.

 Positioning, membentuk image diri sebagai seseorang yang memiliki


keunggulan yang tidak biasa, yang berciri khas pada diri Anda

2.11. Elemen Personal Branding

Dalam membangun personal brandingtentunya diperlukan elemenelemen


utama, dimana elemen-elemen tersebut harus saling terintegrasi dan dibangun
bersamaan. Personal Brandingdapat dibagi menjadi tiga elemen utama, yakni
(Montoya & Vandehey, 2008):

1. You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri. Seseorang dapat membentuk
sebuah personal brandingmelalui sebuah polesan dan metode komunikasi
yang disusun dengan baik. Dirancang untuk menyampaikan dua hal penting
kepada target market, yaitu:

 Siapakah seseorang tersebut sebagai suatu pribadi?

 Spesialisasi apa yang seseorang itu lakukan?

Personal Brand adalah sebuah gambaran mengenai apa yang masyarakat


pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai, kepribadian,
keahlian dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya
2. Promise. Personal Brandadalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab untuk
memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari personal branditu
sendiri.

3. Relationship. Sebuah personal brandingyang baik akan mampu menciptakan


suatu relasi yang baik dengan klien, semakin banyak atributatribut yang dapat
diterima oleh klien dan semakin tingginya tingkat kekuasaan seseorang,
menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal
brandingtersebut.

2.12. Delapan Konsep Dalam Personal Branding

Delapan hal berikut adalah konsep utama yang menjadi acuan dalam
membangun suatu personal brandingseseorang. (Peter Montoya, 2002)

1. Spesialisasi (The Law of Specialization)

Ciri khas dari sebuah Personal Brandyang hebat adalah ketepatan pada sebuah
spesialisasi, terkonsentrasi hanya pada sebuah kekuatan, keahlian atau pencapaian
tertentu. Spesialisasi dapat dilakukan pada satu atau beberapa cara, yakni:

a. Ability – misalnya sebuah visi yang stratejik dan prinsip-prinsip awal yang
baik.

b. Behavior – misalnya keterampilan dalam memimpin, kedermawanan, atau


kemampuan untuk mendengarkan.

c. Lifestyle – misalnya hidup dalam kapal (tidak dirumah seperti kebanyakan


orang), melakukan perjalanan jauh dengan sepeda.

d. Mission – misalnya dengan melihat orang lain melebihi persepsi mereka


sendiri

e. Product – misalnya futuristyang menciptakan suatu tempat kerja yang


menakjubkan.
f. Profession – niche within niche– misalnya pelatih kepemimpinan yang juga
seorang psychotherapist.

g. Service – misalnya konsultan yang bekerja sebagai seorang nonexecutive


director

2. Kepemimpinan (The Law of Leadership)

Masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang dapat memutuskan sesuatu


dalam suasana penuh ketidakpastian dan memberikan suatu arahan yang jelas untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah Personal Brand yang dilengkapi dengan
kekuasaan dan kredibilitas sehingga mampu memposisikan seseorang sebagi
pemimpin yang terbentuk dari kesempurnaan seseorang.

3. Kepribadian (The Law of Personality)

Sebuah Personal Brand yang hebat harus didasarkan pada sosok kepribadian
yang apa adanya, dan hadir dengan segala ketidaksempurnaannya. Konsep ini
menghapuskan beberapa tekanan yang ada pada konsep Kepemimpinan (The Law of
Leadership), seseorang harus memiliki kepribadian yang baik, namun tidak harus
menjadi sempurna.

4. Perbedaan (The Law of Distinctiveness)

Sebuah Personal Brand yang efektif perlu ditampilkan dengan cara yang
berbeda dengan yang lainnya. Banyak ahli pemasaran membangun suatu merek
dengan konsep yang sama dengan kebanyakan merek yang ada di pasar, dengan
tujuan untuk menghindari konflik. Namun hal ini justru merupakan suatu kesalahan
karena merek-merek mereka akan tetap tidak dikenal diantara sekian banyak merek
yang ada di pasar.

5. The Law of Visibility

Untuk menjadi sukses, Personal Brandharus dapat dilihat secara konsisten


terus-menerus, sampai Personal Brand seseorang dikenal. Maka visibility lebih
penting dari kemampuan (ability)-nya. Untuk menjadi visible, seseorang perlu
mempromosikan dirinya, memasarkan dirinya, menggunakan setiap kesempatan yang
ditemui dan memiliki beberapa keberuntungan.

6. Kesatuan (The Law of Unity)

Kehidupan pribadi seseorang dibalik Personal Brand harus sejalan dengan


etika moral dan sikap yang telah ditentukan dari merek tersebut. Kehidupan pribadi
selayaknya menjadi cermin dari sebuah citra yang ingin ditanamkan dalam Personal
Brand.

7. Keteguhan (The Law of Persistence)

Setiap Personal Brandmembutuhkan waktu untuk tumbuh, dan selama proses


tersebut berjalan, adalah penting untuk selalu memperhatikan setiap tahapan dan
trend. Dapat pula dimodifikasikan dengan iklan atau public relation. Seseorang harus
tetap teguh pada Personal Brand awal yang telah dibentuk, tanpa pernah ragu-ragu
dan berniat merubahnya.

8. Nama baik (The Law of Goodwill)

Sebuah Personal Brandakan memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan
lebih lama, jika seseorang dibelakngnya dipersepsikan dengan cara yang positif.
Seseorang tersebut harus diasosiasikan dengan sebuah nilai atau ide yang diakui
secara umum positif dan bermanfaat.

2.13. Karakteristik Personal Branding

Pembentukan suatu Personal Brandingadalah layaknya seperti cara kerja


merek bisnis. Dengan perlakuan yang sama itu maka perlu dipahami bagaimana cara
kerja dari suatu merek bisnis. Prinsip dan ide-ide yang dikembangkan selama
bertahun-tahun di dalam bisnis dikembangkan dan disesuaikan untuk membangun
sebuah Personal Branding.
Personal branding merupakan persepsi yang tertanam dan terpelihara dalam
benak orang lain, maka yang menjadi inti persoalannya adalah bagaimana orang lain
memandang seseorang tersebut pada sisi yang positif dan tertarik untuk menggunakan
jasanya. Terdapat tiga komponen utama yang tergabung menjadi satu, yang
menentukan kekuatan dari suatu personal branding (McNally & Speak, 2004). Merek
yang kuat adalah:

a. Merek yang Khas: yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut
memiliki suatu sudut pandang. Disini merek harus memiliki ciri yang berbeda
dari yang lainnya melalui keunikan yang dimiliki.

b. Merek yang Relevan: apa yang diwakili oleh merek tersebut terkait dengan
apa yang dianggap penting oleh orang lain. Relevansi ini terkait dengan objek
atau target dari konsumen yang dibidik, karena jika tidak sesuai maka persepsi
positif tidak akan timbul dan terkadang jika sudah mengganggu malah akan
timbul persepsi negatif.

c. Merek yang Konsisten: orang menjadi yakin di dalam suatu hubungan


berdasarkan kepada perilaku konsisten yang mereka rasakan atau mereka
amati. Seperti halnya perlakuan pada produk, image positif yang telah
terbentuk pada konsumen haruslah konsisten, karena pada personal
brandingyang lebih terkait pada jasa, hubungan atau relasi konsumen sangat
kental sehingga jika sampai image dari seseorang berubah maka dapat
merubah persepsi dari masyarakat yang bukan tidak mungkin akan
menjadikan persepsi yang negatif.

Ketika tindakan-tindakan seseorang bersifat khas, relevan, dan konsisten, maka


masyarakat akan mulai memandang personal brand. Seseorang yang menciptakan dan
memelihara hubungan yang bersifat emosional tersebut dengan memperlihatkan sikap
yang khas, relevan, dan konsisten.

2.14. Manfaat Personal Branding


1. Personal branding membantu Anda untuk membangun visi Anda, baik di
bidang pekerjaan, tujuan pribadi, nilai-nilai, dan juga target-target Anda
sehingga Anda dapat bergerak ke arah yang lebih baik untuk pemenuhan karir
Anda.

2. Personal branding juga dapat memberdayakan Anda untuk mendapatkan


kejelasan tentang diri Anda yang sebenarnya dan bakat, keterampilan,
kekuatan, dan bidang keahlian yang membuat Anda unik dan dibutuhkan oleh
suatu perusahaan.

3. Personal branding berfungsi untuk alat rem bagi Anda. Sebagai sarana
introspeksi dan reflektif, dan untuk memeriksa serta menghilangkan segala
kelemahan yang mungkin menghambat pencapaian Anda.

4. Personal branding membantu Anda mengidentifikasi pengusaha melalui target


Anda. Selain itu dengan personal branding secara tidak langsung Anda akan
menciptakan bahan personal marketing (CV, biografi, profil LinkedIn, situs,
portofolio online, dan lain-lain) utuk Anda sendiri

5. Personal branding membantu Anda menilai atribut pribadi dan kualitas yang
membuat Anda menjadi lebih baik, dan selalu bersemangat untuk bisa jauh
lebih baik lagi ke depannya.

6. Personal branding dapat pula menjadi cara Anda untuk mengumpulkan umpan
balik dari mereka yang telah mengetahui nilai kualitas diri Anda, serta
membantu Anda memahami ukuran sebenarnya dari diri Anda

7. Personal branding diri Anda juga bisa Anda jadikan sebagai tolok ukur Anda
untuk mendapatkan proyek atau pekerjaan yang sesuai dengan yang Anda
inginkan. Tak hanya itu, melaui personal branding untuk mendapatkan
pekerjaan dan proyek yang Anda inginkan itu, kesempatannya pun semakin
lebar.
8. Personal branding akan secara tidak langsung menjadikan Andan memiliki
jiwa pemimpin. Mengapa demikian? Sebab, personal branding tersebut
memiliki tiga hal yang akan memberikan manfaat untuk Anda, diantaranya:

 Adanya kejelasan: Akan ada kejelasan tentang siapa Anda, siapa


pesaing Anda, dan apa target Anda.

 Konsistensi: Secara konsisten nantinya personal branding akan


dirancang untuk Anda agar semakin terlihat target Anda apa
nantinya.

 Memberikan nilai lebih dalam aktifitas Anda nantinya: Dengan


adanya personal branding, Anda akan menjadi proaktif.

9. Personal branding juga memiliki manfaat memberikan keuntungan prestise


bagi Anda. Karena secara tidak langsung, Anda mempunyai suatu hal yang
dapat Anda gunakan sebagai senjata untuk berkompetisi di lingkungan bisnis
Anda.

10. Personal branding juga dapat membantu Anda untuk lebih jelas
berkomunikasi tentang proposisi nilai Anda ketika Anda berada dalam suatu
jaringan pekerjaan atau tengah dalam wawancara untuk pekerjaan.

2.15. Cara Membangun Personal Branding

Sukses sebagai eksekutif perusahaan, pengusaha, atau profesional


membutuhkan personal branding yang baik. Eksekutif perusahaan papan atas, bintang
Hollywood dan atlit kelas dunia telah lama melakukan hal ini. Sekarang, orang-orang
cerdas di segala bidang menggunakan personal branding untuk bisa meraih sukses.

Seperti membangun brand dalam dunia komersial, keberhasilan Anda juga bisa
didasarkan pada persepsi-persepsi orang lain tentang Anda. Berikut kiat efektif dalam
membangun personal branding yang baik dari Catherine Kaputa dalam bukunya: You
Are A Brand.

1. Punya ciri khas

Anda bisa mengolok-olok gaya rambut Donald Trump sesuka hati, tapi itu
bagian penting dari trademark-nya yang membedakan dia dari orang lain. Ciri yang
membuat orang langsung ingat dia. Mengembangkan gaya khas Anda adalah taktik
yang bagus untuk personal branding, bisa disamakan dengan logo pada suatu produk.
Tapi tentu saja harus tetap diimbangi dengan membangun identitas karier melalui
prestasi, atau pengalaman yang kaya dalam bidang Anda.

2. USP (Unique Selling Proposition)

Sebuah USP memberikan brand value proposition yang menarik dan unik
dengan target pasarnya. Hal ini juga dapat diterapkan pada diri Anda. Anda harus
dapat memunculkan hal istimewa yang membedakan Anda dari orang lain, dan
menetapkan persamaan nilai tentang kemampuan Anda ketika Anda pitching diri
sendiri untuk pekerjaan, promosi, atau kontrak kerja freelance. Misalnya, Anda
seorang peneliti pasar, tetapi bukan peneliti biasa, melainkan seorang peneliti yang
mengkhususkan diri dalam konsumen anak muda atau tentang preferensi pembelian
mereka.

3. Sedikit terkenal melalui media sosial bukan hal yang merugikan

Visibilitas penting dalam dunia produk. Itulah mengapa perusahaan menghabiskan


begitu banyak uang untuk iklan, PR dan kampanye media sosial. Hari ini, dengan
adanya media sosial seperti LinkedIn, dan bahkan Facebook, ada lebih banyak
kesempatan untuk mulai meluncurkan kampanye Anda. Anda dapat membangun
profil online Anda dan blog tentang topik yang menarik di seluruh platform sosial
seperti Medium atau Kompasiana.

Anda mungkin juga menyukai