PEMBAHASAN
1. Usia perusahaan kurang dari 3 tahun, artinya masih dalam tahap awal
suatu perusahaan digital.
2. Jumlah pegawai kurang dari 20 orang, pada awalnya tentu start-up
hanya memiliki segelintir orang saja dibalik berdirinya perusahaan.
3. Pendapatan kurang dari $100.000/tahun, belum banyak keuntungan
yang didapatkan karena masih dibutuhkan biaya untuk pengembangan
start-up.
4. Masih dalam tahap perkembangan.
5. Umumnya bergerak dalam bidang teknologi, penggunaan
aplikasi merupakan salah satu contohnya.
6. Produk yang dibuat berupa umumnya aplikasi dalam bentuk digital
atau yang lainnya
7. Biasanya beroperasi melalui website ataupun media sosial
Dari beberapa karakteristik diatas terlihat bahwa start-up lebih
condong ke perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan informasi.
Namun faktanya memang seperti itu, kini perkembangan perusahaan yang
diberi nama Start-up adalah perusahaan yang berkenaan dengan dunia
teknologi dan informasi.
2. Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian besar
bagi sebuah bisnis start-up. Menyelesaikan sesuatu dengan cara yang cepat
adalah salah satu dari banyak alasan mengapa start-up mampu mencapai
tujuan dan visi mereka. Itu yang menjadi perbedaan ketika start-up mampu
untuk bergerak jauh dan lebih cepat dari para pesaing mereka. Sebuah bisnis
start-up yang sukses, tidak akan pernah menunda proses untuk mendapatkan
dan mengerjakan sesuatu.
3. Anggaran
Sebuah bisnis tidak akan bisa dipisahkan dari anggaran yang akan
dibutuhkan dan digunakan. Sebuah start-up yang suskes adalah start-up yang
efisien dalam mengelola keuangan dan mampu menjaga kestabilan keuangan
mereka. Anda harus mampu memperhitungkan pemasukan dan pengeluaran.
Hal ini sangat penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan perusahaan,
dalam rangka untuk mencapai tujuan dengan anggaran yang sesuai. Ketika
sumber daya terbatas, dan waktu menjadi sebuah esensi, perusahaan perlu
menguasai keterampilan mengelola keuangan dengan baik.
4. Keterampilan Sosial
Koneksi adalah alasan lain mengapa sebuah bisnis start-up bisa mencapai
kesuksesannya. Bagaimana bisa sebuah bisnis baru mampu tampil dan dikenal
banyak orang tanpa sebuah relasi? . Sebuah start-up yang besar akan memiliki
pemimpin yang luar biasa. Bukan hanya mampu bekerja dan memimpin
dengan baik perusahaannya, namun juga mampu membagi waktu dengan
berorganisasi. Salah satu alasan untuk berorganisasi adalah mencari dan
memiliki koneksi yang luas dan beragam. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan start-up. Di sisi lain, para
pemimpin start-up perlu menginspirasi orang dan memberi mereka alasan
untuk mengikutinya melalui jalan tertentu.
5. Disiplin
Disiplin memang hal yang harus dilakukan dalam segala hal. Disiplin
dimulai dari diri sendiri dan merupakan tonggak menuju kesuksesan. Tanpa
sebuah kedisiplinan, start-up tidak akan berhasil. Disiplin dari dalam diri
sendiri akan menumbuhkan etos kerja yang positif. Dari situlah semua
kreatifitas dan kesuksesan bisa dimunculkan. Hal ini penting ditumbuhkan
untuk menciptakan kesuksesan bersama.
6. Tekad
Tekad yang kuat selalu diperlukan untuk menuju kesuksesan. Sebuah
start-up yang sukses, akan menekankan pentingnya penentuan ketika
membangun sebuah bisnis dan tidak pernah berhenti untuk mencoba, terutama
ketika menemui jalan berbatu dan dirasa sulit. Akan ada banyak tantangan
yang akan muncul, dan start- up membutuhkan tekad untuk mengatasi dan
menghadapi tantangan – tantangan tersebut.
7. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
Perubahan dalam segala hal akan terus bermunculan, salah satunya
dibidang teknologi. Start-up yang baik akan selalu sedia untuk beradaptasi
dengan teknologi baru. Mampu Beradaptasi dengan perubahan, akan
membawa kita menemukan terobosan – terobosan baru untuk bisnis kita.
Untuk tahun – tahun pertama, sebuah bisnis start-up akan mengalami banyak
perubahan untuk bisa beradaptasi dengan situasi saat ini. Hingga mampu
menemukan rahasia yang membuatnya mampu bertahan dan mengembangkan
prestasi yang dimiliki.
8. Keterampilan dalam penggalangan dana
Arus pendanaan adalah garis darah sebuah bisnis start-up. Ini berarti
sebuah bisnis dapat saja berhenti dan hancur, jika modal sudah tidak lagi
memadai. Sebuah start-up yang sukses adalah mereka yang memiliki modal
cukup untuk menjalankan operasi bisnis mereka. Tugas utama dari pemimpin
start-up adalah untuk dapat meningkatkan modal yang dibutuhkan. Cara yang
baik untuk mengumpulkan uang salah satunya melalui online, yakni melalui
ekuitas atau melalui sebuah investasi khusus start-up, seperti di
rockthepost.com.
9. Keyakinan teguh
Keberhasilan setiap bisnis salah satu faktornya adalah keberanian dalam
mengambil dan menghadapi setiap resiko, begitupula bagi sebuah start-up.
Seperti yang banyak orang katakan, investasi yang paling menguntungkan
biasanya memerlukan sejumlah resiko yang tinggi. Namun, keputusan tersebut
harus memiliki konsep yang baik. Hal ini untuk menghindari banyaknya
resiko yang mungkin terjadi. Start-up harus memiliki sebuah keyakinan
terhadap kemampuan mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan baik,
dan menghadapi resiko dengan baik pula.
10. Management waktu
Bagi sebuah bisnis start-up waktu adalah hal yang sangat diperhatikan.
Keberhasilan perusahaan bergantung pada produktivitas dan efektivitas tim
untuk melakukan lebih banyak hal dalam waktu yang minim. Anda bisa
melakukan banyak hal dalam satu waktu, namun alangkah baiknya jika Anda
juga memperhatikan prioritas apa saja yang dibutuhkan untuk
mengembangkan bisnis start-up tersebut.
11. Eksekusi
Dan yang terkahir adalah eksekusi. Sebuah bisnis start-up tentunya
memiliki banyak ide – ide yang kreatif. Sekitar 98% dari kesuksesan sebuah
bisnis start-up adalah dari eksekusi ide yang ada. Pengalaman dari tim sangat
penting sebagai latar belakang mereka mengeksekusi ide – ide yang
bermunculan. Start-up yang sukses selalu mencari kesempatan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dengan ide – ide yang muncul, sekalipun
itu ide yang terbilang tidak mungkin untuk dilakukan. Mereka akan belajar
dari setiap kesalahan yang mereka lakukan dan memperbaikinya secepat
mereka belajar untuk mencapai kesuksesan.
2.6. Pengertian Branding
Branding adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi
dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau
kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau
jasa pesaing (Kotler, 2009:332).
Pengertian branding telah berkembang, dari sekadar merek atau nama dagang
dari suatu produk, jasa atau perusahaan, yang berkaitan dengan hal-hal yang kasat
mata dari merek; seperti nama dagang, logo atau ciri visual lainnya; kini juga berarti
citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi dan anggapan di benak konsumen (Landa,
2006:4).
1. Pembeda
Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki
brand yang kuat, sehingga sebuah brand dapat dengan mudah dibedakan dari brand
yang lain.
Produk yang memiliki brand akan dengan mudah dipromosikan dan menjadi
daya tariknya. Promosi sebuah brand akan dengan mudah mempromosikan
produknya dengan menampilkan logo brand tersebut.
4. Pengendali Pasar
Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat. Brand tersebut akan
menjadi peringatan bagi para kompetitornya untuk mengambil setiap langkah yang
diambilnya, di samping itu masyarakat akan dengan mudah diberi informasi
tambahan dengan adanya brand yang diingat olehnya.
Unsur terpenting dari suatu brand adalah nama dagang atau merek. Namun
demikian brand tidak cukup bila hanya didukung dengan lambang atau simbol
identitas visual yang secara konsisten dan sistematis diterapkan pada berbagai media
pendukung komunikasi pemasaran suatu brand.
Unsur-unsur branding adalah sebagai berikut:
a. Nama Merek
d. Juru bicara: pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, tokoh ciptaan, mascot.
a. Product Branding
Branding produk merupakan hal yang paling umum dalam branding. Merek atau
produk yang sukses adalah produk yang mampu mendorong konsumen untuk
memilih produk miliknya di atas produk-produk pesaing lainnya.
b. Personal Branding
Personal branding merupakan alat pemasaran yang paling populer di kalangan publik
figure seperti politisi, musisi, selebriti, dan lainnya, sehingga mereka memiliki
pandangan tersendiri di mata masyarakat.
c. Corporate Branding
d. Geographic Branding
Geographic branding atau regional bertujuan untuk memunculkan gambaran dari
produk atau jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan oleh seseorang.
e. Cultural Branding
Personal brand adalah sebuah kemasan dan ciri khas yang melekat pada
pribadi seseorang. Biasanya dikaitkan dengan expertise atau keahlian tertentu yang
identik, pofesi, passion, atau bahkan kepribadian / personalitas seseorang tersebut.
Personal Branding yang berkait dengan kemampuan dan ciri khas seseorang,
berjalan dengan natural dan sesuai dengan jam terbang keahlian yang dilakoninya.
Sebutan personal brand tersebut akan secara alami disematkan oleh publik. Justru
masyarakat, komunitas atau kelompok tertentu yang yang mengenalnya lah yang
kemudian akan memberikan labelnya. Misalnya kita mempunyai rekanan yang hobi
nya adalah mengelink kan atau menghubungkan dengan orang-orang lainnya, maka
personal brandnya biasa kita sebut sebagai 'connecting people'. Ada pula seorang
caleg pejabat yang memiliki gaya khas dalam berpakain kotak-kotak, itulah salah satu
media personal branding. Dapat juga kita temukan seseorang yang begitu expert dan
erat dengan profesi yang disandang sebagai personal brandingnya. Contohnya bisa
sebagai brand manager, brand desainer, fashion desainer, technopreneur, counselor,
trainer, consultant, dan lain sebagainya. Personal Brand yang seperti apa yang ingin
anda sandang di masa depan. Mulailah dari sekarang, dari expertise yang anda miliki.
1. You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri. Seseorang dapat membentuk
sebuah personal brandingmelalui sebuah polesan dan metode komunikasi
yang disusun dengan baik. Dirancang untuk menyampaikan dua hal penting
kepada target market, yaitu:
Delapan hal berikut adalah konsep utama yang menjadi acuan dalam
membangun suatu personal brandingseseorang. (Peter Montoya, 2002)
Ciri khas dari sebuah Personal Brandyang hebat adalah ketepatan pada sebuah
spesialisasi, terkonsentrasi hanya pada sebuah kekuatan, keahlian atau pencapaian
tertentu. Spesialisasi dapat dilakukan pada satu atau beberapa cara, yakni:
a. Ability – misalnya sebuah visi yang stratejik dan prinsip-prinsip awal yang
baik.
Sebuah Personal Brand yang hebat harus didasarkan pada sosok kepribadian
yang apa adanya, dan hadir dengan segala ketidaksempurnaannya. Konsep ini
menghapuskan beberapa tekanan yang ada pada konsep Kepemimpinan (The Law of
Leadership), seseorang harus memiliki kepribadian yang baik, namun tidak harus
menjadi sempurna.
Sebuah Personal Brand yang efektif perlu ditampilkan dengan cara yang
berbeda dengan yang lainnya. Banyak ahli pemasaran membangun suatu merek
dengan konsep yang sama dengan kebanyakan merek yang ada di pasar, dengan
tujuan untuk menghindari konflik. Namun hal ini justru merupakan suatu kesalahan
karena merek-merek mereka akan tetap tidak dikenal diantara sekian banyak merek
yang ada di pasar.
Sebuah Personal Brandakan memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan
lebih lama, jika seseorang dibelakngnya dipersepsikan dengan cara yang positif.
Seseorang tersebut harus diasosiasikan dengan sebuah nilai atau ide yang diakui
secara umum positif dan bermanfaat.
a. Merek yang Khas: yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut
memiliki suatu sudut pandang. Disini merek harus memiliki ciri yang berbeda
dari yang lainnya melalui keunikan yang dimiliki.
b. Merek yang Relevan: apa yang diwakili oleh merek tersebut terkait dengan
apa yang dianggap penting oleh orang lain. Relevansi ini terkait dengan objek
atau target dari konsumen yang dibidik, karena jika tidak sesuai maka persepsi
positif tidak akan timbul dan terkadang jika sudah mengganggu malah akan
timbul persepsi negatif.
3. Personal branding berfungsi untuk alat rem bagi Anda. Sebagai sarana
introspeksi dan reflektif, dan untuk memeriksa serta menghilangkan segala
kelemahan yang mungkin menghambat pencapaian Anda.
5. Personal branding membantu Anda menilai atribut pribadi dan kualitas yang
membuat Anda menjadi lebih baik, dan selalu bersemangat untuk bisa jauh
lebih baik lagi ke depannya.
6. Personal branding dapat pula menjadi cara Anda untuk mengumpulkan umpan
balik dari mereka yang telah mengetahui nilai kualitas diri Anda, serta
membantu Anda memahami ukuran sebenarnya dari diri Anda
7. Personal branding diri Anda juga bisa Anda jadikan sebagai tolok ukur Anda
untuk mendapatkan proyek atau pekerjaan yang sesuai dengan yang Anda
inginkan. Tak hanya itu, melaui personal branding untuk mendapatkan
pekerjaan dan proyek yang Anda inginkan itu, kesempatannya pun semakin
lebar.
8. Personal branding akan secara tidak langsung menjadikan Andan memiliki
jiwa pemimpin. Mengapa demikian? Sebab, personal branding tersebut
memiliki tiga hal yang akan memberikan manfaat untuk Anda, diantaranya:
10. Personal branding juga dapat membantu Anda untuk lebih jelas
berkomunikasi tentang proposisi nilai Anda ketika Anda berada dalam suatu
jaringan pekerjaan atau tengah dalam wawancara untuk pekerjaan.
Seperti membangun brand dalam dunia komersial, keberhasilan Anda juga bisa
didasarkan pada persepsi-persepsi orang lain tentang Anda. Berikut kiat efektif dalam
membangun personal branding yang baik dari Catherine Kaputa dalam bukunya: You
Are A Brand.
Anda bisa mengolok-olok gaya rambut Donald Trump sesuka hati, tapi itu
bagian penting dari trademark-nya yang membedakan dia dari orang lain. Ciri yang
membuat orang langsung ingat dia. Mengembangkan gaya khas Anda adalah taktik
yang bagus untuk personal branding, bisa disamakan dengan logo pada suatu produk.
Tapi tentu saja harus tetap diimbangi dengan membangun identitas karier melalui
prestasi, atau pengalaman yang kaya dalam bidang Anda.
Sebuah USP memberikan brand value proposition yang menarik dan unik
dengan target pasarnya. Hal ini juga dapat diterapkan pada diri Anda. Anda harus
dapat memunculkan hal istimewa yang membedakan Anda dari orang lain, dan
menetapkan persamaan nilai tentang kemampuan Anda ketika Anda pitching diri
sendiri untuk pekerjaan, promosi, atau kontrak kerja freelance. Misalnya, Anda
seorang peneliti pasar, tetapi bukan peneliti biasa, melainkan seorang peneliti yang
mengkhususkan diri dalam konsumen anak muda atau tentang preferensi pembelian
mereka.