DISUSUN OLEH:
AFIATIKA AHSANI
197046010
afiatikaahsani@gmail.com
Latar belakang: Dalam mewujudkan rumah sakit yang berdaya saing maka peningkatan mutu dan
keselamatan pasien menjadi hal utama yang harus dilakukan rumah sakit secara berkesinambungan.
Institusi rumah sakit selalu mendapat tekanan untuk dapat memperbaiki pelayanan medis,
mengurangi kesalahan medis, menyediakan akses informasi yang tepat waktu, serta secara paralel
memonitor aktivitas pelayanan dan mengendalikan biaya operasional. Tujuan: Untuk memahami
peran kepala ruangan dalam menyiapkan akreditasi rumah sakit dalam versi SNARS. Metode:
literature review adalah cara yang digunakan pada kajian ini yaitu dengan mengumpulkan buku,
jurnal, internet dan pustaka yang relevan dengan isu atau topik yang diangkat dalam penulisan
melalui metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan
penulisan. Hasil: Kepala ruangan sebagai pengarah dalam mengembangkan pengetahuan
perawat dan memastikan bahwa staf memiliki kemampuan sesuai yang diharapkan sehingga
pelayanan di rumah sakit sesuai standar SNARS dapat tercapai. Pembahasan: Harapan pelayanan
profesional yang bermutu tinggi yang berfokus pada keselamatan (safety) dan kepuasan pasien
dapat terlaksana. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit
dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Rumah Sakit menuju pengakuan
internasional harus melalui proses akreditasi dilakukan oleh lembaga independen yang memiliki
kewenangan untuk memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan di institusi pelayanan
kesehatan. Rekomendasi: Perlunya rumah sakit untuk mempertahankan standart pelayanan yang
telah ditentukan oleh SNARS untuk mengoptimalkan keselamatan pasien.
Kata Kunci:
Peran kepala ruangan, akreditasi rumah sakit, SNARS
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. Pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit merupakan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari pemakai jasa pelayanan
(pasien) yang mengharapkan penyembuhan dan pemulihan yang berkualitas dan
penyediaan pelayanan kesehatan yang nyaman dan aman (Setyarini, 2013).
Standar akreditasi baru yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di
Indonesia dinamakan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (SNARS-1).
Disebut edisi 1 karena di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar nasional untuk
akreditasi rumah sakit. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 berisi 16 bab.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang selanjutnya disebut SNARS Edisi 1
ini juga dijelaskan bagaimana penyusunan, penambahan Bab penting pada SNARS Edisi 1
ini, referensi dari setiap bab dan juga kebijakan pelaksanaan akreditasi rumah sakit
(Herfiyanti, dan Ratna, 2019).
Pasien pada saat sekarang semakin memahami hak-hak mereka untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga tidak jarang keluhan, harapan, laporan, atau
bahkan tuntutan mereka sampaikan sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan
hak mereka sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan (Simamora, 2013). Negara-negara
berkembang sering menggunakan akreditasi rumah sakit untuk menjamin kualitas dan
keselamatan pasien (Devkaran, S., & Farrell, P. N. O, 2015). Pasien yang dirawat di rumah
sakit yang terakreditasi memiliki tingkat kematian 30 hari yang lebih rendah (Lam, dkk,
2018).
Keselamatan pasien merupakan prioritas yang utama dalam pelayanan kesehatan
dan pelayanan keperawatan sekaligus aspek paling penting dari manajemen yang
berkualitas. Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan disemua rumah
sakit yang diakreditasi oleh Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). Maksud
dan tujuan Sasaran Keselamatan Pasien adalah untuk mendorong rumah sakit agar
melakukan perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran ini menyoroti bagian-
bagian yang bermasalah dalam pelayanan rumah sakit dan menjelaskan bukti serta solusi
dari konsensus para ahli atas permasalahan ini. Sistem yang baik akan berdampak pada
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien (Standar Akreditasi
Rumah Sakit (SNARS), 2018).
Dalam mewujudkan rumah sakit yang berdaya saing maka peningkatan mutu dan
keselamatan pasien menjadi hal utama yang harus dilakukan rumah sakit secara
berkesinambungan. Institusi rumah sakit selalu mendapat tekanan untuk dapat memperbaiki
pelayanan medis, mengurangi kesalahan medis, menyediakan akses informasi yang tepat
waktu, serta secara paralel memonitor aktivitas pelayanan dan mengendalikan biaya
operasional (Endari, 2019). Perawat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
asuhan keperawatan dan merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya
pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu (Simamora,
2017).
Rumah sakit yang diakreditasi oleh JCI telah mengalami peningkatan yang lebih
besar dalam kinerja rumah sakit (Schmaltz, S. P., dkk. 2013). Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan Zamza (2019), menunjukan bahwa penerapan Tata Kelola Rumah Sakit
(TKRS) berdasarkan Instrumen Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dan
prinsip-prinsip Good Corporate Governacedi Rumah Sakit Tamar Medical Centre
(RS.TMC) belum dilaksanakan secara maksimal yang disebabkan keterbatasan dari staf
atau sumber daya manusia yang mau mengerjakan.
Perawat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan
dan merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan
yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu (Simamora, 2017). Pengelolaan
pelayanan keperawatan membutuhkan sistem manajerial keperawatan yang tepat untuk
mengarahkan seluruh sumber daya keperawatan dalam menghasilkan pelayanan
keperawatan yang prima dan berkualitas (Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., & Sri, 2012).
Berdasarkan hal ini peneliti ingin menggali lebih dalam peran kepala ruangan
sebagai supervisor dalam menyiapkan rumah sakit yang terakreditasi SNARS.
B. TUJUAN
Untuk memahami peran kepala ruangan dalam menyiapkan akreditasi rumah sakit
dalam versi SNARS.
C. METODHE
Metodhe literature review adalah cara yang digunakan pada kajian ini yaitu dengan
mengumpulkan buku, jurnal, internet dan pustaka yang relevan dengan isu atau topik yang
diangkat dalam penulisan melalui metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat, serta mengolah bahan penulisan (Nursalam, 2015).
D. HASIL
Hasil analisa peran kepala ruangan sebagai supervisi dalam menyiapkan akreditasi
versi SNARS adalah bahwa kepala ruangan memainkan peran penting untuk mendukung
praktik keperawatan berbasis bukti ke dalam praktik keperawatan sehari-hari. Kepala
ruangan sebagai pengarah dalam mengembangkan pengetahuan perawat, bukan hanya
menilai kemampuan staf tetapi lebih pada upaya memastikan bahwa staf memiliki
kemampuan sesuai yang diharapkan sehingga pelayanan di rumah sakit sesuai standar
SNARS dapat tercapai.
E. PEMBAHASAN
F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada kajian ini maka dapat diambil
kesimpulan kebijakan promosi akreditasi yang menjadi point penting adalah sasaran
keselamatan pasien, standar pelayanan berfokus pada pasien, standar manajemen rumah
sakit, program nasional, integritas pendidikan kesehatan dalam pelayanan rumah sakit.
Tercapainya kualitas pelayanan sesuai SNARS melibatkan peran perawat yang paling
besar. Untuk itu kepala ruangan sebagai supervisor perlu mengarahkan katim dan perawat
pelaksana untuk bekerja memberikan pelayanan keperawatan sesuai standar SNARS agar
pelayanan berkualitas dapat tercapai.
2. Rekomendasi
Perlunya rumah sakit untuk mempertahankan standart pelayanan yang telah
ditentukan oleh SNARS untuk mengoptimalkan keselamatan pasien. Pelayanan
keperawatan memiliki pernan besar dalam tercapainya standar pelayanan sesuai SNARS
untuk itu perawat perlu mempertahankan kualitas dan bekerja sesuai standar dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Devkaran, S., & Farrell, P. N. O. (2015). The Impact of Hospital Accreditation on Quality
Measures : An Interrupted Time Series Analysis. Health Services Research, 12(137),
1–14. https://doi.org/10.1186/s12913-015-0784-5
Dewi, A. D, dkk. (2019). Peran SNARS dalam Perubahan Perilaku Kebersihan Tangan
pada Profesional Kesehatan. Journal of Hospital Accreditation, Vol. 1(2)
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed.). Jakarta: Salemba
Medika
Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., & Sri, T. (2012). Manajemen keperawatan: aplikasi MPKP
di rumah sakit. Jakarta: EGC
Zamza, D. Z. (2019). Tata Kelola Rumah Sakit Melalui Akreditasi (SNARS 2018) dalam
Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus di Rs. Tamar Medical Centre –
Pariaman). Tesis. Universitas Andalas