Anda di halaman 1dari 3

3.

TUJUAN (GOALS) DAN RENCANA (PLAN) DALAM PROSES PERENCANAAN

Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai oleh individu,
kelompok, atau seluruh organisasi. Dalam pengertian bahasa Inggris, kadangkala dibedakan antara
objectives dan goals. Objectives acapkali diartikan sebagai tujuan dan goals sering kali diartikan sebagai
target. Bahkan lebih jauh kadangkala kedua istilah juga digantikan dengan istilah seperti purposes, aims,
destination, yang ketiganya memiliki arti yang kurang lebih juga sama. Sering kali kedua istilah ini
digunakan untuk konteks yang sama namun kadangkala juga berbeda. Kedua istilah tersebut dengan
membedakannya hanya dari segi waktu.

Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan
akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari proses
pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer
perencanaan, tujuan dan rencana adalah sesuatu yang harus dirumuskan olehnya.

Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)

Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa setiap organisasi memiliki satu tujuan akhir. Misalnya,
untuk organisasi bisnis atau perusahaan, tujuan yang ingin dicapai adalah maksimalisasi keuntungan
(profit maximation). Untuk organisasi nonprofit semisal yayasan, tujuan yang ingin dicapai adalah
pemenuhan akan kebutuhan sekelompok orang tertentu. Untuk yayasan panti jompo misalnya, tujuan
dapat berupa pemenuhan segala kebutuhan para orang tua yang sudah tidak lagi memiliki siapa, siapa
yang sanggup mengurusnya.

Pada praktiknya, beberapa organisasi ternyata tidak hanya memiliki satu tujuan. Ada perusahaan yang
bertujuan selain untuk maksimalisasi profit, juga perluasan pasar, dan sekaligus meningkatkan
kesejahteraan pegawai perusahaan. Demikian juga kasus yang sama dapat terjadi dengan organisasi
nonprofit. Dengan kenyataan ini, kadangkala organisasi memiliki tujuan yang banyak (muhiple goals).
Sehingga dengan demikian, dari sisi jumlah tujuan yang ingin dicapai, ada yang dinamakan tujuan
tunggal (single goals) dan tujuan yang banyak (muhiple goals).

Dari sisi kejelasan, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan
tujuan yang aktual dan nyata (real goals). Tujuan yang dinyatakan (stated goals) adalah tujuan yang
dinyatakan secara formal oleh sebuah organisa" kepada publik, dan menjadi jaminan akan kejelasan
perusahaan di mata publik. Sebagai contoh misalnya, "untuk meningkatkan kepuasan pelanggan".
Dengan adanya pernyataan ini maka pelanggan akan dapat mengevaluasi apakah dalam kenyataanya
perusahaan berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan ataukah tidak. Adapun tujua yang aktual dan
nyata (real goals) adalah tujuan yang tidak dinyatakan pada publik akan tetapi secara aktual dan nyata,
berusaha dicapai oleh para anggota di dalai sebuah organisasi. Sebagai contoh misalnya, "meningkatkan
insentif bagi karyawa yang berprestasi dalam kerjanya". Tujuan ini biasanya tidak dinyatakan kepada
publik akan tetapi disampaikan kepada para anggota organisasi atau karyawan perusahaan Wujud dari
upaya pencapaian tujuan ini jelas, para karyawan akan berusaha untuk menunjukkan prestasi dalam
kerjanya karena ada tujuan yang ingin dicapai, yait insentif. Bagaimana hubungan antara kedua tujuan
ini? Kita dapat melihat kaitanny antara dua contoh tujuan di atas. Jika karyawan berprestasi dalam
kerjanya, maka di akan menampilkan Kinerja yang terbaik dalam kegiatan perusahaan, termasuk pelayar
an kepada pelanggan. Akibatnya, pelanggan akan lebih terperhatikan dan terpuaskan.

Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tujuan
strategis (strategic goals), tujuan taktis (tactical goals), dan tujuan operasional (operational goals).
Tujuan strategis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lama,
biasanya antara 3 hingga tahun, atau juga lebih. Sebagai contoh tujuan strategis adalah "untuk menjadi
mark( leader dalam bisnis makanan siap saji". Pencapaian tujuan ini jelas tidak dapat dicap2 dalam
hitungan lian, akan tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. Tujuan taktis adalah tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu menengah relatif lebih singkat dari tujuan strategis.
Biasanya pencapaian tujuan ini antara hingga 3 tahun. Sebagai contoh dari tujuan taktis ini misalnya,
"meningkatkan pangsa pasar sebesar 30 persen." Peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen jelas
akan mem bantu perusahaan tersebut untuk menjadikan market leader dalam jangka panjang Di sini
kita dapat melihat bahwa pencapaian tujuan strategis akan tercapai jika Tujuan taktis juga tercapai.
Bagaimana peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen bisa dicapai Di sinilah jenis ketiga dari tujuan
dirumuskan, yaitu tujuan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan yang ingin dicapai dalam satu
periode kegiatan perusahaan biasanya antara 6 bulan hingga 1 tahun. Tujuan operasional ini, dalam
evaluasinya terkait dengan masa pelaporar keuangan perusahaan yang biasanya juga antara 6 bulan
hingga 1 tahun.

Tujuan Perencanaan keperawatan :

1. Meningkatkan peluang untuk sukses

2. Menstimulasi berfikir analisis

3. Mencegah terjadinya krisis manajemen

4. Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel.

5. Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi

6. Menjamin biaya yang efektif

4.PERSYARATAN PERENCANAAN (PLANNING REQUIREMENTS)

Perencanaan yang baik tentunya perlu dirumuskan. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki
berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu faktual atau realistis, logis dan rasional, fleksibel,
komitmen, dan komprehensif.

1. Faktual Atau Realistis. Perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual atau realistis.
Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam
kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
2. Logis Dan Rasional. Perencanaan yang baik juga perlu untuk memenuhi syarat. Logis dan rasional.
Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut
bisa dijalankan. Menyelesaikan sebuah bangunan bertingkat hanya dalam waktu satu hari adalah sebuah
perencanaan yang selain tidak realistis, sekaligus juga tidak logis dan irasional jika dikerjakan dengan
menggunakan sumber daya orang-orang yang terbatas dan mengerjakan dengan pendekatan yang
tradisional tanpa bantuan alat-alat modern.

3.Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleks.ibel. Perencanaan yang baik
justru diharapkan tetap dapat beradaptasi dengan perubahan di masa yang akan datang, sekalipun tidak
berarti bahwa planning dapat kita ubah seenaknya.

4.Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh
anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat
dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa
perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.

5. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif artinya menyeluruh
dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tak langsung terhadap perusahaan:
Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetapi juga dengan
mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai